Prodi : PAI 10
م
م سس بم همللا نم محسررلا مم يحم ررلا
SEJARAH PERADABAN ISLAM
Khalifah Umar bin Al-khattab
(634-644 M)
1. Nama Lengkap Umar bin Khattab
Nama lengkap umar bin khattab adalah Umar bin Khattab bin Nufail bin
Abdul Uzza dari suku Adi, dimana suku Adi dikenal sebagai suku yang
terpandang dan mulia. Nasab Umar bertemu dengan Nasab rasulullah, pada
Ka’ab bin Luay1 ia biasa dipanggil dengan sebutan Abu Hafs.
Mengenai kelahiran Umar bin Khattab, ada perbedaan pendapat, ada
yang menyebutkan Umar lahir empat tahun sebelum Rasulullah lahir2. Kemudian
pendapat kedua menyatakan Umar bin Khattab lahir 13 tahun pasca tahun
gajah3.
Nama bapak Umar adalah Al-Khattab bin Nufail. Kakek Umar, Nufail bin
Abd Uzza adalah seorang hakim kaum Quraisy, Nama lengkap ibunda Umar
adalah Hantamah binti Hasyim, dia dalah anak perempuan dari dari hasyim.
Umar bin Khattab masuk Islam pada saat berusia 27 tahun, pada 6 bulan
kenabian.
2. Kehidupan Umar pada masa jahiliyah
Prodi : PAI 10
Umar menghabiskan separuh dari hidupnya pada masa jahiliyah. Sejak
kecil umar sudah biasa memikul tanggung jawab. Ia tumbuh dan berkembang
dalam kehidupan yang keras, bukan kehidupan yang hura-hura dan
bergelimangan harta. Ayahnya, Al-Khattab memebawanya kepada kehidupan
yang keras, yaitu dunia gembala. Ia menggembalakan unta milik ayahnya ini.
Perlakuan yang keras dari ayahnya, membawa pengaruh yang buruk dalam
kehidupan Umar binhattab, hal ini senantiasa dikenagnya sepanjang hidupnya. Abdurrahmman bin Hatib menceritakan hal ini kepada kita, “suatau ketika,
aku pernah bersama Umar bin Al-Khattab di bukit Dhajanan, Umar bercerita,
“Dulu aku menggembalakan unta milik Al-Khattab di tempat ini. Ia adalah orang
yang keras dan kasar tutur katanya. Terkadang aku disururh Al-Khattab untuk
menggembalakan unta dan terkadang pula aku disuruh mengumpulakan kayu
bakar.4
Umar bin Khattab tidak hanya menggembalakan Onta milik ayahnya,
namun juga mengembalakan onta milik bibinya dari Bani Makhzum. Hal ini beliau
kisahkan pada saat beliau menjabat sebagai Khalifah. Hal ini ia kisahkan agar
dia tahu bagaimana ukuran dirinya.
Pada masa jahiliyah, Umar bin Khattab tidak hanya melakoni pekerjaan
sebagai penggembala, namu ia juga terampila dalam bidang olah raga yaitu
bermain gulat dan pandai menunggang kuda. Selain itu, Umar juga adalah salah
seorang pedagang, dan meraih keuntungan yang sangat besar dari fropesinya
ini, sehingga menjadikannya salah satu diantara orag terkaya di mekkah. Pada
saat musim panas, ia melakukan niaga ke Syam, dan pada saat musim dingin ia
Prodi : PAI 10
melakukan perjalanan niaga ke Yaman. Begitulah kehidupan umar pada zaman
Jahiliyah.
3. Umar masuk Islam
Orang Quraisy pernah berkumpul dan bermufakat untuk membunuh
rasullullah saw. “siapa yang siap untuk memebunuh Muhammad?” Tanya
mereka. “saya siap untuk memebunuhnya kata Umar. Diwaktu itu, orang-orang
Quraisy mengimformasikan kepada Umar bin Khattab, bahwa Muhammad dan
para sahabatnya, sedang berkumpul di Darul Arqham, di bagian bawah bukita
Shafa. Nu’aim bin Abdullah bertemu dengan Umar seraya berkata, “Hendak
kemanakah engkau wahai Umar?” Umar menjawab, “Aku ingin mencari orang
yang berpindah agama ini(Muhammad), yang telah memecah belah bangsa
Quraisy, menghina impian Quraisy, mencela agama dan tuhan-tuhannya, aku
ingin membunuhnya”. Nu’aim berkata perjalanan yang paling jelek adalah
perjalananmu wahai Umar. Demi Allah nafsumu telah mengelabui dirimu, engkau
terlalu bersikap berlebihan, engkau ingin membinasakan Bani Ady, apakah
engkau berfikir bani Abdul Manaf akan membiarkanmu berjalan di atas bumi ini
apabila engkau membunuh Muhammad?”.”
Mereka terus berdialog hingga suara mereka makin meninggi, Umar
berkata, ‘Menurutku engkau telah berpihak kepadanya, seandainya aku tahu
sebelumnya, pasti engkaulah yang pertama kubunuh”. Ketika itu Nu’aim melihat
bahwa emosi Umar belum berakhir , ia berkata, “Aku beritahukan kepadamu
bahwa keluargamu dan iparmu telah masuk Islam, sekarang engkau hanya
Prodi : PAI 10
berkata, “siapa diantara mereka?” Nu’aim menjawab, “ iparmu, anak pamanmu
dan saudarimu.”5
Ketika itu, umar langsung mendatangi mereka berdua, ketika ia mengetuk
pintu, mereka berdua berkata, “siapa ini?” Umar berkata Ibnu Al-Khattab”. Ketika
itu Fatimah adik dari Umar bin Khattab, sedang membaca Al-Qur’an bersama
suaminya, ketika mendengar kedatangan Umar, Fatimah dan Suaminya segera
bersembunyi. Ketika Umar memasuki rumah Fatimah, tampak di raut wajahnya
yang menandakan kemarahanya. Fatimah segera meyembuyikan
lembaran-lembaran itu di bawah pahanya. Umar berkata, “ bisikan dan suara pelan apa
yang aku dengar dari kamu tadi?” saat itu Fatimah sedang membaca surat
Ta-haa. Mereka berdua berkata, “Hanya cerita antara kami berdua”. Mungkin kamu
berdua telah berpihak kepada Muhammad”. Kemudian Adik ipar Umar berkata,
“Wahai Umar, bagaimana jika kebenaran berada di luar agamamu?” sesegera itu
Umar menendang Sa’id dan dibanting ke tanah, lalu dadanya diduduki. Fatimah
menolak perlakuan Umar atas suaminya, dan memukul Fatimah hingga
wajahnya berdarah. Fatimah marah sambil berkata, “ Wahai musuh Allah,
apakah engkau memukul aku karna mentauhidkan Allah?”, Umar berkata, “ Ya”.
Dan Fatimah berkata, “ lakukanlah apa yang ingin engkau lakukan, aku bersaksi
bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad itu adalah Utusan-Nya, kami
telah masuk Islam meskipun engkau tidak suka”.6
Ketika Umar mendengar kata-kata itu, ia menyesal dan berdiri dari atas
dada suami Fatimah, ia duduk kemudian Ia berkata, “ Berikanlah lembaran yang
5 Ibid. hlm, 24
Prodi : PAI 10
ada padamu agar aku dapat membacanya”. Fatimah mengatakan, “ Aku tidak
akan memberikannya”. Umar berkata celakalah engkau, apa yang engkau
katakana itu telah merasuk kedalam Hatiku, berikanlah padaku agar aku dapat
melihatnya aku janji untuk tidak akan menghianatimu, hingga engkau dapat
menyimpan di tempat yang engkau inginkan”. Fatimah berkata engkau itu najis, ‘
tidak boleh menyentuhnya kecuali orag-orang yang suci’, maka mandilah atau
berwudhu!”. Umar keluar untuk mandi kemudian kembali kepada saudarinya,
Fatimah memberikan lembaran itu, di dalamnya terdapat surat Tha-ha dan
beberapa surah lain, ketika ia melihat “م سمس بم همللا نم محسررلا مم يحمررلا” di dalam
lembaran itu, Umar terkejut. Ia menjatuhkan lembaran itu dari tanganya, ia
memikirkan dirinya, kemudian lembaran-lembaran itu diambil kembali, dan
dibacalah surat Ta-haa ayat 1-8, ayat demi ayat ia baca, terasa agun di dadanya,
kemudian berkata, “ Kaum Quraisy lari dari ini”. Kemudian meneruskan
bacaanya hingga ayat 14-16 .
Setalah itu Umar berkata, “ Yang mengatekan ini pastilah tidak ada tuhan
lain yang disembah bersama-Nya. Tunjukkan kepadaku tempat Muhammad”.
Tunjukkanlah kepadaku dimana tempat Muhammad! Setelah melihat
ketulusan Umar, mereka menjawab, “ Beliau berdada di lembah bukit Shafa”.
Umar segera berangkat ke tempat Rasulullah. Setibanya di sana, Umar
mengetuk pintu, mendengar suara Umar para sahabat merasa takut, dan tidak
ada seorang pun diantara mereka yang berani membuka pintu. “ Apa yang terjadi
Prodi : PAI 10
bertemu degan Rasulullah”, jawab sahabat yang lain. Lalu Hamzah meyuruh
mereka untuk membukakan pintu. “ Bila Allah menghendaki kebaikan untuk dia,
maka ia akan masuk Islam, tetapi jika Allah menghendaki lain, maka hal itu akan
jadi fitnah”, Kata Hamzah. Lalu mereka pun membukakan pintu untuk Umar,
Hamzah dan dibantu seorang memegang lengan umar, dibawa ke hadapan
Rasulullah. “Lepaskanlah dia”, kata Rasulullah. Rasulullah berdiri dan
mengikatkan sorbannya dengan kencang. Apa Gerang anda datang kemari,
wahai Umar?” Tanya beliau. Ya rasulullah saya datang kemari untuk menemui
anda dan saya berikrar beriman kepada Allah, kepada rasul-Nya, dan kepada
apa yang dibawa dari sisi Allah. Mendengar hal itu, Rasulullah langsung bertakbir
“ Allahu Akbar.” Hati Rasulullah dan para sahabat merasa tenang dan kuat dngan
masuk Islamnya Umar bin Khattab dan Hamzah bin Abdul Muthalib. Mereka tau
kalau kedua orang ini akan melindungi Rasulullah dari musuh-musuh mereka.
( HR. Ahmad).7Ahirnya do’a Rasulullah di jawab oleh Allah SWT. Sebagaimana
isi do’a dari Rasulullah saw., “Ya Allah, muliakanlah Islam dengan orang yang
paling Engkau cintai dari kedua orag ini, dengan Abu Jahl bin Hisyam atau
dengan Umar bin al-Khattab.” (HR. At-Tirmidzi).8
4. Pengangkatan Khalifah Umar bin Khattab
Tatkala sakit Abu Bakar semakin parah, ia mengumpulkan beberapa
orang dari kalangan sahabat. Di hadapan mereka, Abu bakar mengatakan,
“kalian telah melihat keadaan saya seperti ini. Aku kira sakit yang aku derita ini
7DR. Muhammad Ash-Shalabi, the great leader of Umar bin Al-Khattab,cet. I, hal . 27.
Prodi : PAI 10
akan mengantarkanku kepada ajalku. Oleh karena itu, hendaklah kalian memilih
orang yang kalian cintai, untuk menjadi pemimpin kalian. Bila kalian memilihnya
selagi aku masih hidup, maka yang demikian itu lebih baik agar kalian tidak
berselisih sepeninggalku.”9
Para sahabat pun melakukan musyawarah. Setiap orang menolak dirinya
dicalonkan dan malah mencalonkan sahabat yang lain yang dianggap layak
menjadi Khalifah. Karna musyawarah ini tidak membuahkan hasil, maka mereka
menyerahkan kembali persoalan ini kepada Abu Bakar As-Shiddiq.kemudian
kepada Abu Bakar mereka mengatakan, “ Wahai Khalifah Rasulullah kami
berpendapat seperti pendapat Anda saja.” Abu Bakar menjawab tunggu dulu
sampai aku menemukan calon khalifah yang tepat.”
Setelah itu Abu Bakar memanggil Abdurrahman bin Auf dan bertanya,
“Bagaimana pendapat Anda mengenai Umar bin Khattab?” Abdurrahman bin Auf
menjawab, “Anda lebih tahu tentang dia disbanding saya”. Lalu Abu Bakar
memanggil Usman bin-Affan dan bertanya, “Bagaimana pendapat Anda
mengenai Umar bin Khattab?” Abu Bakar bertanya lagi, “Bagaimana pendapat
Anda jika dia saya calonkan sebagai Khalifah, wahai Abu Abdillah?”. Usman
menjawab, “sepengetahuan saya, keadaan rahasia dia lebih baik dari keadaan
lahirnya.
Semua sahabat dari golongan Muhajirin dan Ansar memiliki persepsi yang
sama mengenai Umar bin Khattab, kecuali Talha bin Abdullah. Talha hawatir
mengenai sikap umar yang berwatak keras. Abu Bakar berkata, “Umar bersikap
demikian, karena dia melihatku terlalu bersikap lemah. Sekiranya dia menjabat
Prodi : PAI 10
sebagai khalifah, niscaya dia akan meninggalkan banyak dari sifatnya itu. 10
maka pada saat itulah diumumkan bahwa sanya Umar bin Khattab resmi
diangkat menjadi Khalifah.
Pada saat Umar resmi menjabat sebagai kahlifah, Umar lalu naik ke
mimbar dan berpidato ada beberapa yang meriwayatkan bahwa pidato Umar bin
Khattab berbunyi, “ Ya Allah, aku ini orang yang keras, maka jadikanlah aku
orang yang lemah lembut. Aku ini orang yang lemah, maka jadikanlah aku orang
yang kuat. Aku ini orang yang kikir maka jadikanlah aku orang yang
dermawan.”11
5. Proses kepemimpinan khalifah Umar bin Khattab.
Periode pemerintaha Umar bin Al-Khattab, boleh dibilang adalah periode
yang cukup aman dan tentram. Tidak banyak pemborontakan yang terjadi.
Bahkan dalam catatan sejarah Islam, periode kepemimpina Umar bin Khattab
adalah masa kepemimpinan yang cukup makmur, aman dan damai. Situasi ini
benar-benar di manfaatkan untuk membangunsistem pemerintahan Negara, agar
lebih efektif dan Efisien,sehingga hasilpembangunan dapat dirasakan oleh
segenap masyarakat yang berada di bawah pemerintahan Islam.
Ada dua arah kebijakan Umar bin Khattab. Pertama, kebijakan Internal,
yaitu membangun system pemerintahan dalam negeri, dan membentuk
depertemen-depertemen yang menangani masalah social politik dan
sebagainya. Kedua, kebijakan Eksternal, yaitu dengan usaha memperluas
wilayah penyebaran Islam ke luar Jazirah Arabia.12
10 Ibid hlm. 117. 11 Ibid hlm. 123.
Prodi : PAI 10
Pembentukan beberapa departemen, merupakan suatu kebutuhan yang
tidak dapat dihindari lagi, karena kekuasaan Islam telah mencapai Mesir dan
beberapa wilayah lainya di Jazirah Arabia. Untuk mempermudah system ketata
negaraandan pelayanan, maka dibentuklah departemen-departemen tersebut.
Model ini diadopsi dari system pemerintahan Persia.
Tugas utama lembaga ini adalah menyampaikan pemerintah Khalifah ke
beberapa daerah atau wilayah yang jauh dari Madinah. Untuk melancarkan
hubungan antara daerah, wilayah Negara dibagi menjadi delapan provinsi, yaitu
Mekkah, Madinah, Msyiriah, Jazirah, Basrah, Khufah, Palestina dan Mesir.
Masing-masing Propinsi dibawah kekuasaan seorang Gubernur, seperti Khufah
dibawah kepemimpinan Sa’ad bin Abi Waqqas. Basrah di bawah kepemimpinan
Athbah bin Khauzan, dan Mesir di bawah kekuasaan Amr bin Ash.13pada masa
kepemerintahan Umar bin Khattab, mulai diterapkan pembayaran gaji dan pajak
tanah. Berkaitan dengan masalah perpajakan, Khalifah Umar bin Al-Khattab
membagi warga Negara menjadi dua bagian; pertama, asyarakat muslim, dan
kedua, ,asyarakat non-muslim yang di sebut Ahl al-dzimmi, yang bermakna
masyarakat non-muslim yang mendapat perlindungan Negara. Untuk warga
Negara Muslim, mereka wajib bayar zakat. Sedang warga Negara non-muslim,
mereka dikenakan Jizyah (pajak perorangan) dan kharraj (pajak tanah).
Sedangkan masalah hokum, Khalifah Umar menerapkan peraturan yang
berbeda. Bagi muslim diberlakukan hokum islam, dan bagi masyarakat
Prodi : PAI 10
muslim diberlakukan hukum sesuai dengan agama atau adat-istiadat mereka
masing-massing.
Untuk mencapai pemerataan dalam pembangunan, Khalifah Umar
mengubah system sentralisasi menjadi system desentralisai. Pada masa
kepemimpinan Rasulullah, system pemerintahan bersifat sentralistik, dimana
kekuasaan dan segala urusan kenegaraan berada pada satu tangan. Akan tetapi
pada masa keperintahan Umar, semuanya berdiri sendiri, bahkan terjadi
desentralisasi, dimana setiap wilayah memiliki kewenangan sendiri untuk
mengatur pemerintahan dengan mengikuti aturan pemerintah pusat14.
Pada masa pemerintahan Umar bin Khattab, terdapatdua lembaga
penasihat, yaitu mejelis yang bersidang atas pemberitahuan atau informasi
umum, dan majelis yang membahas maslah-masalah yang sangat pentig.
Untuk melancarkan roda pemerintahan, khalifah Umar memebentuk
beberapa lembaga atau organisasi ketatanegaraan yang didasari dari hasil
pemikiran dan Ijtihad Khalifah Umar sendiri. Organisasi tersebut antara lain; 1. Pembentukan lembaga Politik, yang meliputi;
a) Al-Khilafah. System ini terkait dengan system pemilihan Khalifah.
b) Al-Wizariyah. Para wazir atau mentri yang membantu khalifah dalam
urusan kepemerintahan.
c) Al-Kitabah. System ini terkait dengan masalah pengangkatan seseorang
untuk menjabat di secretariat Negara.
2. Al-Nidham al-Idary, yaitu system pemerintahan yang berkaitan dengan tata
usaha administrasi Negara.
3. Al-nidham al-Maly, organisasi keuangan Negara. Lembaga ini mengolola
masuk dan keluarnya uang Negara, untuk itu maka dibentuklah baitul-mal. 4. Al-Nidham al-Harby, yaitu system pemerintahan yang berkaitan dengan
masalah ketentaraan.organisasi ini mengurusi masalah ketentaraan, masalah
Prodi : PAI 10
gaji tentara, urusan persenjataan, pengadaan asrama-asrama dan
benteng-benteng pertahanan.
5. Al- Nidham al-Qhada’I, yaitu system yang berkaitan dengan masalah
kehakiman, yang meliputi masalah pengadilan, dan kehakiman.15
6. Perluasan Wilayah
A. Penaklukan Syiria.
Salah satu kota penting di Siria, yaitu Damaskus. Penaklukan kota ini,
sudah dimulai pada masa Khalifah Abu Bakar, tetapi kota ini mampu direbut
pada saat kepemimpinan Umar bin Khattab. Sebelum masuk dalam kedalam
wilayah kekuasaan Islam sepenuhnya, Syiria dan Palestina berada dalam situasi
yang sangat memprihatinkan, karena mereka selalu dibebani dengan berbagai
pungutan dan pajak yang harus mereka banyar pada pemerintah kekaisaran
Byzantium(Romawi Timur).Hal ini tentu membuat rakyatnya menderita, tidak
hanya menderita lahir, namun juga menderita batin.
Selain itu, mereka dipaksa untuk mengikuti aliran agama yang tidak
sepaham dengan mazhab yang dianut oleh kebanyakan masyarakat Syiria dan
Palestina. Para penguasa Byzantium memaksakan kehendaknya agar
masyarakat yang berada di wilayah kekuasaanya mengikuti mazhab Kristen
Netrosit, yang menganut ajaran Trinitas, sedangkan mayoritas masyarakat Syiria
dan Palestina meganut paham monofosit, yaitu percaya kepada Tuhan Yang
Esa.
Dengan keadaan tersebut tentu saja membuat masyarakat Syiria dan
Palestina menanti kehadiran sang pembela yang akan memebebaskan mereka
dari cengkraman penjajah Byzantium tersebut.Untuk itulah pengiriman pasukan
Prodi : PAI 10
ke Syiria dan Palestina sangat diperlukan. Sehingga kedua kota tersebut dapat
di taklukkan pada masa khalifah Umar bin Khattab.
Setelah kemenangan Islam dalam pertempuran Yarmurk, dekat yordania,
pada tahun 13 H, Abu Ubaidah bin Jarrah mencoba menaklukkan beberapa
wilayah di Syiria dan Palestina. Setahun kemudian yaitu pada tahun 14 H,
Damaskus dapat dikuasai.pada tahun 16 H tentara Islam dibawah pimpinan Amr
bin Ash dapat menaklukkan tentara romawi di Ajnadin. Secara berturut-turut
beberapa kota di Syiria dan Palestina dapat dikuasai, seperti Baitul Maqdis
dikuasai Umat Islam pada tahun 18 H. dengan jatuhnya Baitul Maqdis, maka
seluruh wilayah Syiria dan Palestina berada di bawah wilayah kekuasaan Islam. B. Perluasan wilayah Islam ke Irak dan Persia.
Setelah Syiria dan Palestina berhasil dikuasai, maka selanjutnya Khalifah Umar
melanjutkan perluasan wilayah ke Irak dan Persia. Sebenarnya Irak sudah dapat
dikuasai pada masa Khalifah Abu bakar di bawah komando panglima perang
Khalid bin Walid. Akan tetapi pasukan Khalid meninggalkan Irak dan membantu
pasukan Islam lainnya di Syiria, kesempatan itu dipergunakan oleh orang-orang
Persia untuk mengusir umat Islam keluar dari Irak dibawah pimpinan panglima
Rustum. Oleh karena itu, Umar mengirim Sa’ad bin Abi Waqqash untuk
menundukkan kembali Irak dan Persia. Setelah melalui peperangan yang dasyat,
ahirnya Irak dan Persia dapat dikuasai kembali pada tahun 21 H, dalam perang
Nahawan dan Qadisia kemudian juga ditakklukkan.
Jatuhnya Qadisia merupakan pertanda kemenangan Umat Islam karena
Prodi : PAI 10
perkembangan Islam di Persia semakin maju, karena semua masyarakatnya
memiliki peradaban yang cukup tinggi.16
C. Perluasan Islam Ke Mesir.
Sama halnyan dengan di Syiria dan Palestina, korban penjajahan yang
dilakukan oleh Romawi timur terhadap masyarakat Mesir, yang mengharuskan
seluruh masyarakatnya membayar pajak yang melampaui batas
kemampuannya.
Karena tidak tahan dengan perlakuan semenang-menang pemerintah
Byzantium, masyarakat mesir meminta bantuan kepada penguasa Muslim di
Madinah. Untuk itu, Umar bin Khattab pada tahun ke 18 H atau 639 M
memerintahkan pasukan muslim yang berada di Palestina untuk melanjutkan
perjalanannya ke Mesir. Pasukan Islam pada Waktu itu berada di bawah
komando Amr bin Ash yang memimpin 4000 tentara. Mula-mula Amar bin Ash
memperoleh kemenangan, namun pada saat dia sampai di dinding Babilon,
suatu pusat Byzantium yang sangat besar. Amr merasa kekurangan pasukan.
Untunglah Zubair bin Al-awwam seorang pemimpin Muhajirin dating membantu
dengan 6.000 tentara bantuan.17 Dengan datangnya bantuan ini, pasukan Islam
mendapatkan kemenangan, dan kota Iskandaria dapat dikuasai pada tahun 641
M.
7. Wafatnya Khalifah Umar
Peristiwa wafatnya Khalifah Umar bin Al-Khattab sangat tragis. Pada
suatu hari datanng seorang budak dari Persia yang bernama Feros(Fairus atau
dikenal dengan Abu Lu’luah, mengadukan bahwa majikannya telah
16 Dr. H. Murodi, MA. Sejarah Kebudayaan Islam. 2008. Pendidikan madrasah Aliyah XII. Hlm.58
Prodi : PAI 10
membebankan pajak atasnya yang sangat berat. Umar berjanji untuk memeriksa
masalah itu.18 Pada saat Umar bin Khattab menjadi Imam berjamaah, pada saat
takbiratul ihram, tiba-tiba seorang budak Persia itu, menusuk perut Umar bin
Khattab dengan pisau yang bermata dua. Umar lalu meraih tangan Abdurrahman
bin Auf untuk menggantikannya menjadi imam shalat berjamaah.
Sedang makmun yang ada di belakan tidak mengetahui kejadian tersebut,
hanya mereka sempat berkata, “subhanallah” karena sempat kehilangan suara
Umar. Kemudian mereka melanjutkan shalat yang di imami oleh Abdurrahman
bin Auf.19 Begitulah peristiwa wafatnya Umar bin al-Khattab, terjadi secara tragis.
Khalifah Umar memerintah selama 10 tahun 6 bulan dan 4 hari.20
18 Ibid, hlm. 157