• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Titik Nyala Dan Bakar Aspal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Titik Nyala Dan Bakar Aspal"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Praktikum Konstruksi Jalan Titik Nyala dan Titik Bakar Aspal Aspal

1 A. JENIS PENGUJIAN

Praktikum yang dilaksanakan yaitu pengujian terhadap Titik Nyala dan Titik Bakar Aspal, adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk dapat menentukan titik nyala dan titik bakar aspal. Dimana aspal pada suatu suhu tertentu dapat menyala singkat atau dapat memercikan percikan api di permukaan aspal (titik nyala), dan suhu dimana pada saat aspal terbakar ( titik bakar).

B. KAJIAN TEORI

Aspal atau bitumen adalah suatu cairan kental yang merupakan senyawa hidrokarbon dengan sedikit mengandung sulfur, oksigen, dan klor. Aspal sebagai bahan pengikat dalam perkerasan lentur mempunyai sifat viskoelastis atau padat, berwarna hitam atau coklat, yang mempunyai daya lekat. Aspal akan bersifat padat pada suhu ruang dan bersifat cair bila dipanaskan. Aspal merupakan bahan yang sangat kompleks dan secara kimia belum dikarakterisasi dengan baik. Kandungan utama aspal adalah senyawa karbon jenuh dan tak jenuh, alifatik dan aromatic yang mempunyai atom karbon sampai 150 per molekul. Atom-atom selain hidrogen dan karbon yang juga menyusun aspal adalah nitrogen, oksigen, belerang, dan beberapa atom lain. Secara kuantitatif, biasanya 80% massa aspal adalah karbon, 10% hydrogen, 6% belerang, dan sisanya oksigen dan nitrogen, serta sejumlah renik besi, nikel, dan vanadium. Senyawa-senyawa ini sering dikelaskan atas aspalten (yang massa molekulnya kecil) dan malten (yang massa molekulnya besar). Biasanya aspal mengandung 5 sampai 25% aspalten. Sebagian besar senyawa di aspal adalah senyawa polar (http://id.wikipedia.org/wiki/Aspal,2012)

Titik nyala aspal, yaitu angka yang menunjukkan temperature (suhu) aspal yang dipanaskan ketika dilewatkan nyala penguji di atasnya terjadi kilatan api selama sekitar 5 detik. Syarat aspal AC 60/70 titik nyala sebesar minimal 200ºC. Titik bakar aspal, yaitu angka yang menyatakan besarnya suhu aspal yang dipanaskan ketika dileawatkan nyala penguji diatas aspal terjadi kilatan api lebih dari 5 detik. Semakin tinggi titik nyala dan titik bakar

(2)

Laporan Praktikum Konstruksi Jalan Titik Nyala dan Titik Bakar Aspal Aspal

2

aspal, maka aspal tersebut semakin baik. Besarnya nilai titik nyala dan titik bakar tidak berpengaruh terhadap kualitas perkerasan, karena pengujian ini hanya berhubungan dengan keselamatan pelaksanaan khususnya pada saat pencampuran (mixing) terhadap bahaya kebakaran. (juffrez.blogspot.com, 2012)

Pengujian titik nyala dan titik bakar berguna untuk mengetahui temperatur dimana aspal mulai menyala. Data ini nantinya dibutuhkan sebagai informasi penting dalam proses pencampuran demi keselamatan dalam bekerja. Selain itu pemeriksaan ini perlu dilakukan untuk mengetahui temperatur maksimum yang diperbolehkan pada aspal sehingga aspal tidak terbakar. Jika terjadi kelebihan suhu pemanasan akan menyebabkan terbakarnya aspal, hal ini akan mempengaruhi struktur dan sifat kimia dari aspal itu sendiri. Sifat kimia yang berubah akan berpengaruh pada kualitas dan sifat aspal yang dipakai, maka suhu pencampuran harus di bawah titik nyala. (juffrez.blogspot.com, 2012)

C. ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktek ini antara lain sebagai berikut:

1. Alat

a. Kompor listrik

Kompor listrik digunakan untuk memanaskan dan mencairkan aspal yang ada di dalam Cleveland open cup.

(3)

Laporan Praktikum Konstruksi Jalan Titik Nyala dan Titik Bakar Aspal Aspal

3 b. Cleveland open cup

Cleveland open cup digunakan sebagai wadah untuk menempatkan aspal pada saat pemanasan aspal.

Gambar 2. Cleveland open cup c. Termometer

Termometer digunakan untuk mengukur suhu pada saat aspal dipanaskan. Termometer mempunyai bermacam jenis dalam pengukuran suhunya. Termometer suhu rendah dan suhu tinggi.

Gambar 3. Termometer

d. Penjepit termometer

Digunakan sebagai untuk menjepit termometer pada saat pemanasan benda uji.

(4)

Laporan Praktikum Konstruksi Jalan Titik Nyala dan Titik Bakar Aspal Aspal

4

Gambar 4. Penjepit Termometer e. Nyala penguji

Alat ini digunakan untuk tempat nyala api sehingga mempermudah dalam memperoleh api pada saat proses pengujian.

Gambar 5. Nyala penguji f. Sendok

Sendok berfungsi untuk mengaduk aspal agar cepat mencair.

(5)

Laporan Praktikum Konstruksi Jalan Titik Nyala dan Titik Bakar Aspal Aspal

5 g. Stopwatch

Digunakan untuk menghitung waktu.

Gambar 7. Stopwatch h. Korek api

Digunakan untuk menghidupkan nyala penguji.

Gambar 8. Korek api

i. Tongkat sumbu

Digunakan untuk menghantarkan api dari nyala penguji sampai ke atas Cleveland open cup.

(6)

Laporan Praktikum Konstruksi Jalan Titik Nyala dan Titik Bakar Aspal Aspal

6

j. Kain lap basah

Kain lap digunakan untuk memadamkan jika terjadi nyala api yang besar.

Gambar 10. Kain lap basah

k. Kassa asbes

Digunakan sebagai landasan untuk menaruh cawan dan bagian atasnya dilapisi oleh asbes dengan tebal 0,6 cm.

Gambar 11. Kassa Asbes 2. Bahan

a. Aspal

Aspal merupakan bahan yang akan diuji. Aspal digunakan sebagai bahan pengikat agregat dalam perkerasan jalan.

(7)

Laporan Praktikum Konstruksi Jalan Titik Nyala dan Titik Bakar Aspal Aspal

7

Gambar 12. Aspal

b. Spirtus

Digunakan sebagai bahan bakar untuk nyala penguji dan untuk menghidupkan sumbu pada tongkat.

Gambar 13. Spirtus

D. LANGKAH KERJA

Langkah kerja yang harus dilakukan dalam praktikum pengujian aspal ini adalah:

1. Berdoa dahulu sebelum di mulainya kegiatan. 2. Alat dan bahan dipersiapkan.

3. Cleveland open cup di isi dengan aspal sampai 3/4 volume.

4. Asbes pembatas dan Cleveland open cup di letakkan di atas kompor listrik.

(8)

Laporan Praktikum Konstruksi Jalan Titik Nyala dan Titik Bakar Aspal Aspal

8

5. Penjepit termometer di letakkan di dekat kompor. Termometer di pasang dan tempatkan tegak lurus di dalam benda uji dengan jarak 6,4 mm diatas aspal. Kemudian di atur sehingga poros termometer terletak pada jarak

¼

diameter cawan dari tepi.

6. Kompor listrik di nyalakan dan di atur pemanasanya. 7. Waktu di catat setiap kenaikan suhu 5C.

8. Setelah mendekati suhu pada titik nyala perkiraan, tongkat sumbu di bakar dan di dekatkan dengan benda uji.

9. Langkah 7 dan 8 terus dilakukan sampai terlihat nyala singkat pada suatu titik di atas benda uji, kemudian suhu pada termometer di amati dan di catat hasilnya.

10. Langkah 9 dilanjutkan sampai terlihat titik api yang agak lama, sekurang-kurangnya 5 detik di atas benda uji, kemudian suhu pada termometer diamati dan dicatat hasilnya.

11. Tempat dan alat praktek di bersihkan setelah selesai pengujian.

12. Membuat laporan sementara dan hasilnya dilaporkan kepada dosen atau teknisi.

E. PENYAJIAN DATA

Dari praktikum pengujian titik nyala dan titik bakar ini kami mendapatkan data sebagai berikut:

Tabel 1. Waktu dan tempat praktikum

Waktu

Hari/ Tanggal Jum’at, 20 April 2012

Jam 13.55 s/d 14.59

Cuaca Mendung

Tempat

Pengujian Ptitik Nyala dan Titik Bakar Aspal dilakukan di Laboratorium Konstruksi Jalan jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Negeri Yogyakarta.

(9)

Laporan Praktikum Konstruksi Jalan Titik Nyala dan Titik Bakar Aspal Aspal

9

Tabel 2. Data hasil pengujian

No Suhu (C) Waktu Keterangan

1 34 0 2 39 4’49” 3 44 6’11” 4 49 7’26” 5 54 8’18” 6 59 8’57” 7 64 9’20” 8 69 10’6” 9 74 10’15” 10 79 10’25” 11 84 10’35” 12 89 10’44” 13 94 10’52” 14 99 11’02” 15 104 11’12” 16 109 11’26” 17 114 11’38” 18 119 11’50” 19 124 11’52” 20 129 12’00” 21 134 12’06” 22 139 12’22” 23 144 12’45” 24 149 13’28” 25 154 13’58” 26 159 14’25” 27 164 14’50” 28 169 15’25”

(10)

Laporan Praktikum Konstruksi Jalan Titik Nyala dan Titik Bakar Aspal Aspal

10 29 174 15’57” 30 179 16’30” 31 184 16’51” 32 189 17’51” 33 194 18’31” 34 199 19’22” 35 204 20’22” 36 209 20’50” 37 214 21’31” 38 219 22’19” 39 224 23’10” 40 229 23’54” 41 234 24’32” 42 239 25’09”

43 244 26’03” Di coba titik nyala

44 249 28’58” 45 254 30’02” 46 259 30’51” 47 264 31’40” 48 269 31’53” 49 274 33’51” 50 279 34’57”

51 284 36’58” Di coba titik nyala

52 289 38’41”

53 294 43’46”

54 299 45’24”

55 304 46’36”

56 309 47’43” Di coba titik nyala

57 284 48’40”

(11)

Laporan Praktikum Konstruksi Jalan Titik Nyala dan Titik Bakar Aspal Aspal

11

59 294 50’23”

60 299 50’55”

61 304 52’30”

62 309 53’51” Titik nyala aspal

63 314 54’45”

64 319 54’54”

65 316 57’19” Titik bakar aspal

66 321 58’23” Titik bakar aspal

F. PEMBAHASAN

Dari pengujian titik nyala dan titik bakar yang dilakukan, didapatkan titik nyala aspal saat suhu mencapai 309C. Sedangkan titik bakar terjadi pada suhu 316C.

Kita dapat melihat tabel toleransi suhu dari SNI-06-2433-1991 seperti dibawah ini:

Tabel 4. Angka toleransi suhu (SNI-06-2433-1991) Titik nyala dan titik

bakar

Ulangan oleh satu orang dengan satu alat

Ulangan oleh beberapa orang dengan satu alat Titik nyala 175F - 550F (79,4C - 287,7C) Titik bakar Lebih dari 550F

Dari tabel diatas diketahui bahwa titik nyala aspal seharusnya terjadi pada suhu dengan toleransi , akan tetapi dari percobaan yang telah dilaksanakan titik nyala diperoleh pada suhu 309C. Data tersebut lebih besar dari skala yang telah ditetapkan oleh SNI-06-2433-1991, sehingga tidak memenuhi syarat yang telah ditetapkan. Hal ini

(12)

Laporan Praktikum Konstruksi Jalan Titik Nyala dan Titik Bakar Aspal Aspal

12

dikarenakan kompor listrik yang terlalu panas dan tidak di atur pemanasannya, sehingga suhu naik dengan cepat.

Gambar 14. Grafik hubungan waktu dengan suhu

G. KENDALA PRAKTIKUM

Kendala yang didapat pada pelaksanaan praktikum meliputi:

1. Kurang pahamnya mahasiswa pada praktikum ini, banyak persyaratan-persyaratan yang di abaikan, harusnya kenaikan suhu diatur 5C setiap menitnya jadi semua data bisa diambil dengan akurat.

2. Terlalu banyaknya peserta praktikum. Sedangkan alat yang dimiliki hanya satu, sehingga satu praktikum ini digunakan untuk satu kelas. 3. Banyaknya peserta praktikum juga membuat suasana semakin panas,

dikarenakan memiliki pendapat masing-masing, sama- sama kurang paham dengan penjelasan dari dosen.

4. Tidak semua mahasiswa terlibat langsung dalam praktik.

5. Suhu ruangan praktikum kurang stabil sehingga suhu dapat berubah dengan cepat, hal ini membua hasil praktik tidak sesuai dengan harapan.

y = 123.77x + 67.661 R² = 0.8587 0 50 100 150 200 250 300 350 400 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 su h u (ºC) waktu (menit)

(13)

Laporan Praktikum Konstruksi Jalan Titik Nyala dan Titik Bakar Aspal Aspal

13 H. KESIMPULAN

Dari praktikum pengujian titik nyala dan titik bakar aspal yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa:

1. Titik nyala dari aspal yang diuji adalah 2. Titik bakar dari aspal yang diuji adalah

Titik nyala dengan suhu 309C (588,2F) dan titik bakar dengan suhu 316C (600,8F) dan sedangkan syarat spesifikasi AASHTO M20 – 70 ( 1991 ) yang diberikan untuk pen 60/70 : 392F s/d 437F dan untuk percobaan titik bakar dengan suhu lebih dari 455F. Suhu saat terlihat percik api disuatu titik di atas permukaan aspal (titik nyala) 309C dan pada saat bersamaan terlihat percik api disuatu titik (titk bakar).

I. SARAN

Dalam proses praktik Mahasiswa harusnya mempelajari langkah kerja nya terlebih dahulu sebelum melaksanakan praktikum, supaya tidak terjadi kesalahpahaman dalam praktikum. Mohon untuk praktik selanjutnya bisa di jelaskan lebih jelas.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Aspal,2012 (Di unduh pada: Selasa, 03 April 2012 pukul: 19.35)

juffrez.blogspot.com, 2012 (Di unduh pada: Minggu, 22 April 2012 pukul: 09.56)

Gambar

Gambar 1. Kompor listrik
Gambar 2. Cleveland open cup  c.  Termometer
Gambar 5.  Nyala penguji  f.  Sendok
Gambar 7.  Stopwatch  h.  Korek api
+5

Referensi

Dokumen terkait

Rancang Bangun Kompor Berbahan Bakar Campuran Minyak Jelantah dan Solar dengan Metode Atomisasi dan Preheating Bahan Bakar.. (Analisa Air Fuel Ratio (AFR) terhadap Nyala

Kalor yang dihasilkan ini dapat menaikkan suhu sistem dari Sel Bahan Bakar mempengaruhi besarnya tegangan keluaran PEMFC. Energi kalor netto (Q net ) per detik yang dihasilkan

Pada motor bensin, suhu yang tinggi ditimbulkan oleh udara dan bahan bakar yang ditekan dalam silinder kemudian titik bakar dicapai dengan memercikkan bunga api listrik, sedang

Pada motor bensin, suhu yang tinggi ditimbulkan oleh udara dan bahan bakar yang ditekan dalam silinder kemudian titik bakar dicapai dengan memercikkan bunga

Pengaruh solvent-feed ratio, waktu kontak, suhu eampuran dan keeepatan putaran pengaduk terhadap volume rafinat, titik anilin, spesific gravity dan angka eetane bahan bakar diesel

Dalam percobaan ini titik lembek ditunjukkan dengan suhu pada saat bola baja, dengan berat tertentu, mendesak turun suatu lapisan aspal atau ter yang tertahan