1
PENGARUH KONSUMEN ETNOSENTRIS, ANIMO KONSUMEN DAN PREFERENSI MEREK TERHADAP REPURCHASE INTENT SEPATU MEREK DALAM NEGERI
DIKALANGAN MAHASISWI FAKULTAS EKONOMI UNSYIAH
MUHAMMAD RIDHA ILHAM
Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Abstract
The aim of this research is to examine the influence of consumer ethnocentrism, consumer animo and brand preference on the repurchase intent of domestic shoes brand. The research was conducted among students at Unsyiah of Economic Faculty ever buy domestically original made in Indonesian shoes brand like triset, fladeo, yongki komaladi, nevada and other. Analysis in this research was conducted using multiple regression. A sample of 100 respondents has been selected through purposive sampling technique. Hipothesis testing was done by using statiscal testing, that is partial (t-test) and simultaneous (F-test), with asignificance level (α) of 5%.The results showed that the independent variables consisting of the variables consumer ethnocentrism (X1), consumer animo (X2) and brand preference (X3) significant on the repurchase intent (Y), both partially (t-test) and simultaneously (F -(t-test). Research hypothesis accepted. In the future, to increase the repurchase behaviour, manufacturers company domestic shoes should conduct further research to explore the information the customer needs as loyalty to domestic brands.
Keywords : Consumer Ethnocentrism, Consumer Animo, Brand Preference and Repurchase Intent.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dewasa ini industri-industri mulai menunjukkan perkembangan dengan pesat, salah satunya industri alas kaki yang mengalami persaingan cukup ketat. Produk yang termasuk ke dalam kategori industri alas kaki adalah sepatu. Di Indonesia sendiri memiliki peluang pasar yang terbuka lebar, baik dari dalam maupun luar negeri.
Kecenderungan konsumen dalam membeli produk asing merupakan hal yang harus disadari oleh industri-industri sepatu dalam negeri untuk memantau lingkungan yang terus-menerus berubah dengan menyesuaikan strategi pemasarannya untuk menjawab peluang pasar yang baru. Disamping itu, harus kita sadari Negara Indonesia sedang mengapresiasikan salah satu program rasa cinta terhadap produk dalam negeri yaitu 100% cinta Indonesia. Kesadaran konsumen Indonesia akan produk dalam negeri menjadikan konsumen Indonesia sangat etnosentris.
Menurut Shimp dan Sharma (1987) konsumen etnosentris adalah konsumen yang
memiliki pandangan tentang kesesuaian dan moral dalam perilaku pembelian produk asing. Preferensi konsumen untuk produk-produk dalam dan luar negeri dapat dipengaruhi oleh konsumen etnosentris serta perasaan negatif terhadap negara tertentu, yang diakibatkan permasalahan yang sedang dihadapi oleh suatu Negara baik itu politik, ekonomi dan lain sebagainya. Sehingga konsumen yang etnosentris akan menolak berbagai produk buatan luar negeri.
Sementara itu, sejumlah riset lainnya menyimpulkan bahwa merek lokal lebih disukai dibandingkan merek asing (Han, 1988; dalam Tjiptono, 2005:104). Salah satu kekuatan penting dari sebuah produk di dalam persaingan adalah merek, karena merek inilah yang menjadi daya pembeda dengan produk lain. Menurut Kotler, (2002:460) Merek merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan keistimewaan, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli.
2 Konsumen akan memutuskan untuk berbelanja kembali bila suatu merek telah memberikan kebanggaan dan kepuasan terhadap produk yang ditawarkan oleh sebuah perusahaan.
Setiap keputusan pembelian ulang yang dilakukan oleh konsumen dalam membeli suatu produk selalu dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian tersebut adalah preferensi merek. Terbentuknya pengalaman yang baik dari keputusan pembelian sebelumnya membuat konsumen merasakan nilai positif terhadap suatu produk. Preferensi merek memiliki nilai yang kuat terhadap suatu merek. Saat ini preferensi merek bisa menjadi sebuah pilihan utama dalam merencanakan pembelian ulang di masa akan datang.
Untuk itu perusahaan atau industri sepatu dalam negeri harus menghasilkan produk sepatu yang berkualitas, nyaman dipakai, desain yang menarik, memiliki merek yang akan menjadikan produknya beda dengan yang lainnya sebagai label dari kepemilikan perusahaan dan memiliki pemasaran yang tepat kesemua wilayah di dalam negeri. Salah satu wilayah di dalam negeri sebagai pusat pendidikan di Indonesia yang memiliki peluang bisnis yang cukup besar untuk dijadikan sebagai peluang pasar bagi produsen sepatu dalam negeri dan luar negeri yaitu wilayah kota Banda Aceh.
Dalam penelitian ini penulis meneliti produk sepatu merek asli buatan Indonesia yang saat ini digunakan oleh Mahasiswi Fakultas Ekonomi Unsyiah seperti sepatu merek Triset, Fladeo, Yongki Komaladi, Nevada dan lain sebagainya. Sepatu merek lokal ini dihasilkan oleh perusahaan dalam negeri yang telah dikenal luas oleh konsumen wanita, khususnya Mahasiswi Fakultas Ekonomi Unsyiah. Melihat fenomena saat ini, pembelian ulang pada merek yang sama dikalangan Mahasiswi Fakultas Ekonomi Unsyiah di Banda Aceh sangat beragam tidak terkecuali pada sepatu.
Niat pembelian ulang yang terjadi saat ini memungkinkan Mahasiswi Fakultas Ekonomi Unsyiah untuk merencanakan pembelian di masa akan datang pada sepatu merek yang sama sehingga akan menjadi
sebuah pilihan yang tepat guna meminimumkan resiko, waktu dan proses pengambilan keputusan. Pembelian ulang dilakukan karena sepatu yang sudah ada mulai ketinggalan zaman sehingga merasa tidak nyaman lagi saat digunakan dan bisa saja warna sepatu yang sudah ada mulai memudar. Hal inilah yang menyebabkan Mahasiswi Fakultas Ekonomi Unsyiah merencanakan pembelian ulang di masa akan datang sebagai kebutuhan yang diinginkan.
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul "Pengaruh Konsumen Etnosentris, Animo Konsumen, dan Preferensi Merek terhadap Repurchase Intent Sepatu Merek Dalam Negeri Dikalangan Mahasiswi Fakultas Ekonomi Unsyiah.”
B. Masalah Penelitian
a. Bagaimana pengaruh konsumen etnosentris terhadap repurchase intent
sepatu merek dalam negeri dikalangan Mahasiswi Fakultas Ekonomi Unsyiah? b. Bagaimana pengaruh animo konsumen
terhadap repurchase intent sepatu merek dalam negeri dikalangan Mahasiswi Fakultas Ekonomi Unsyiah?
c. Bagaimana pengaruh preferensi merek
terhadap repurchase intent sepatu merek dalam negeri dikalangan Mahasiswi Fakultas Ekonomi Unsyiah?
II. LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Repurchase Intent
3 Menurut Engel, Blackwell, dan
Miniard (2001:283) adalah “a specific type of purchase intentions is repurchase intentions, which reflect whether we anticipate buying the same product or brand again.” Penjelasan
tersebut mengatakan bahwa bentuk spesifik dari niat pembelian adalah niat pembelian ulang, yang mencerminkan harapan untuk membeli ulang produk atau merek yang sama. Menurut Hellier et.al., (2003) menyatakan bahwa repurchase intention adalah keputusan terencana seseorang untuk melakukan pembelian kembali atas jasa tertentu dengan mempertimbangkan situasi yang terjadi dan tingkat kesukaan. Sebagai pertimbangan individu terkait dengan pembelian ulang suatu produk dari suatu perusahaan yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitarnya. Repurchase intent dapat digambarkan sebagai : niat untuk melakukan pembelian ulang, probabilitas pembelian ulang dan produk tertentu sebagai pilihan utama.
Sedangkan menurut Jones, dkk, (2003:702) menjelaskan bahwa niat pembelian ulang (repurchase intention) adalah suatu kemungkinan untuk memanfaatkan kembali suatu barang dan jasa di masa yang akan datang. Niat pembelian ulang (repurchase intentions) erat kaitannya dengan konsep keinginan untuk berperilaku yang dibangun atas sikap konsumen terhadap objek dan sikap konsumen terhadap perilaku sebelumnya.
B. Pengertian Konsumen Etnosentris Menurut Zambuni (1999) dalam
Steenkamp, dkk (2002) “Consumer
Etnosentrism yaitu kecenderungan konsumen dalam memilih produk buatan negaranya atau merek lokal. Sedangkan menurut Johansson dan Ronkainen, (2004) dalam Tjiptono,
(2005) “faktor lainnya adalah dampak asal
Negara (country of origin effect), nilai kebudayaan lokal (local icon value), resiko untuk menggunakan terhadap produk asing, perbaikan kualitas produk lokal dan
seterusnya.”
Etnosentrisme konsumen berasal dari konsep psikologis yang lebih umum dari etnosentrisme. Pada dasarnya, orang etnosentris cenderung memandang kelompok mereka sebagai superior dari orang lain.
Dengan demikian, mereka memandang kelompok lain dari perspektif mereka sendiri, dan menolak orang-orang yang berbeda dan menerima orang-orang yang mirip (Netemeyer et al, 1991;. Shimp & Sharma, 1987).
Menurut Shimp and Sharma, (1987),
“Consumer ethnocentrism is conceptualized as the belief that the purchase of foreign products is inappropriate or even immoral and unpatriotic because it affects the domestic economy negatively in form of increasing domestic unemployment.” Artinya
: konsumen etnosentris dikonseptualisasikan sebagai keyakinan bahwa pembelian produk asing yang tidak pantas atau bahkan tidak bermoral dan tidak patriotik karena mempengaruhi perekonomian domestik yang dapat mengakibatkan pengangguran dalam negeri meningkat.
C. Pengertian Animo Konsumen
Animo adalah rasa perhatian seseorang terhadap hal penting yang sedang terjadi
disekitarnya. (http://wikiindonesia.org/wiki/ Animo diposting oleh Hulk Hogan, 2012). Definisi animo adalah hasrat dan keinginan yang kuat untuk berbuat, melakukan, atau mengikuti sesuatu ( www.artikata.com/arti-319094-animo.html)
Menurut Gunarso (2005), mengartikan bahwa minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan dengan sikap, individu yang berminat terhadap suatu obyek akan mempunyai kekuatan atau dorongan untuk melakukan serangkaian tingkah laku untuk mendekati atau mendapatkan objek tersebut.
4 keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan tersebut (Swastha,1990).
Menurut Alampay (2003) dalam Nugroho (2010:18) menjelaskan kecenderungan seseorang menunjukkan minat terhadap suatu produk atau jasa dapat dilihat berdasarkan ciri-ciri :
1. Kemauan untuk mencari informasi terhadap suatu produk atau jasa
Konsumen yang memiliki minat, memiliki suatu kecenderungan untuk mencari informasi lebih detail tentang produk atau jasa tersebut, dengan tujuan untuk mengetahui secara pasti bagaimana spesifikasi produk atau jasa yang digunakan, sebelum menggunakan produk atau jasa tersebut.
2. Kesediaan untuk membayar barang atau jasa
Konsumen yang memiliki minat terhadap suatu produk atau jasa dapat dilihat dari bentuk pengorbanan yang dilakukan terhadap suatu barang atau jasa, konsumen yang cenderung memiliki minat lebih terhadap suatu barang atau jasa akan bersedia untuk membayar barang atau jasa tersebut dengan tujuan konsumen yang berminat tersebut dapat menggunakan barang atau jasa tersebut 3. Menceritakan hal yang positif
Konsumen yang memiliki minat besar terhadap suatu produk atau jasa, jika ditanya konsumen lain, maka secara otomatis konsumen tersebut akan mencitrakan hal yang positif terhadap konsumen lain, karena konsumen yang memiliki suatu minat secara eksplisit
memiliki suatu keinginan dan kepercayaan terhadap suatu barang atau jasa yang digunakan.
4. Kecenderungan untuk merekomendasikan Konsumen yang memiliki minat yang besar terhadap suatu barang, selain akan
menceritakan hal yang positif, konsumen tersebut juga akan merekomendasikan kepada orang lain untuk juga menggunakan barang atau jasa tersebut, karena seorang yang memiliki minat yang besar terhadap suatu barang akan cenderung memiliki pemikiran yang positif terhadap barang atau jasa tersebut, sehingga jika ditanya konsumen lain, maka konsumen tersebut akan cenderung merekomendasikan kepada konsumen lain.
D. Pengertian Preferensi Merek
Menurut Odin, et.al (2001) preferensi merek merupakan sikap konsumen ketika dihadapkan pada situasi untuk memilih satu atau lebih merek dalam kategori produk yang sama. Sedangkan menurut Kotler, (2003) preferensi merek merupakan salah satu bentuk apresiasi konsumen terhadap merek dan menjadi penting karena merupakan tahapan yang dilalui menuju loyalitas merek.
Menurut Hellier.et.al., 2003; Spais dan Vasileiou, 2006; Dalam Ayu dan Budhi (2009) Brand preference (preferensi merek) didefinisikan sebagai pertimbangan konsumen yang didasarkan pada derajat kecenderungan konsumen terhadap produk yang diberikan perusahaan bila dibandingkan dengan produk dari perusahaan lain. Selanjutnya untuk mengukur brand preference ini dioperasionalisasi dengan menggunakan 3 item pengukuran terkait dengan aspek :
1. Nama perusahaan,
2. Kesenangan terhadap produk, dan 3. Reputasi produk yang baik.
E. Penelitian Sebelumnya
5 Tabel II.1
Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Sebelumnya
No Nama Penulis Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian 1. M. Sukru on The Re-Purchase Intent: The
Moderating Role ol Consumer Loyalty
Alat analisis Regresi Linier signifikan. Namun loyalitas pelanggan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap repurchase intent Sepatu Buatan Usaha Kecil Menengah Regresi Linier Berganda
Variabel independen sikap
Variabel dependen intensi pembelian memiliki sikap positif terhadap produk sepatu buatan usaha kecil dan menengah. Dibuktikan dengan intesi pembelian dengan
mempertimbangkan faktor harga, kualitas, dan model yang menarik. Terhadap Brand Preference Dan
Repurchase Intention variabel Customer satisfaction dengan
brand preference, Brand preference
dengan repurchase intention,dan Customer
satisfaction dengan
repurchase intention
F. Hipotesis
Berdasarkan teori-teori dan penelitian sebelumnya, maka penulis merumuskan hipotesis alternatif yaitu :
H1 : Terdapat pengaruh signifikan konsumen etnosentris terhadap
repurchase intent.
H2 : Terdapat pengaruh signifikan animo konsumen terhadap repurchase intent. H3 : Terdapat pengaruh signifikan
preferensi merek terhadap repurchase intent.
III. METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Objek Penelitian dan Ruang Lingkup Penelitian
Adapun lokasi penelitian yang penulis lakukan langsung di Fakultas Ekonomi Unsyiah Banda Aceh. Objek dalam penelitian ini adalah konsumen etnosentris, animo konsumen dan preferensi merek dari
6 Mahasiswi Fakultas Ekonomi Unsyiah dan setiap sampel yang dipilih mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi responden.
B. Populasi dan Sampel
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswi Strata 1 Fakultas Ekonomi Unsyiah. Sehubungan dengan responden yang akan dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah konsumen yang menggunakan sepatu merek dalam negeri asli buatan Indonesia seperti merek triset, fladeo, yongki komaladi, nevada dan lain sebagainya yang jumlahnya tidak diketahui secara pasti, maka dalam penelitian ini menggunakan Non-Probability Sampling, yaitu teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2000:78) bahwa teknik ini juga disebut dengan
sampling purposive yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, dengan memperhatikan responden yang dikehendaki untuk memudahkan penelitian. Adapun kriteria responden dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Aktif sebagai Mahasiswi Strata 1 di Fakultas Ekonomi Unsyiah semester genap 2012/2013,
2. Mengetahui produk sepatu merek dalam negeri seperti merek triset, fladeo, yongki komaladi, nevada dan merek lainnya asli Indonesia.
3. Pernah menggunakan sepatu merek dalam negeri yang ternama dengan minimal 1 (satu) kali pembelian ulang dalam 1 tahun, dan
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 100 responden sebagai sampel untuk mewakili populasi Mahasiswi Fakultas Ekonomi Unsyiah.
C. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data primer. Untuk memperoleh data dan informasi yang sesuai dengan objek penelitian ini penulis melakukan metode pengumpulan data dengan metode Kuesioner (Angket), yaitu metode yang menggunakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006).
D. Skala Pengukuran
Dalam kuisioner responden diminta untuk menyatakan tingkat persetujuan mengikuti skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan skala likert. Penentuan nilai skala likert dengan menggunakan lima tingkatan jawaban yang dapat dilihat dari tabel berikut ini :
Tabel III.1 Instrumen Skala Likert
Keterangan (Pilihan) Skor
1. Sangat tidak setuju 1
2. Tidak Setuju 2
3. Kurang Setuju 3
4. Setuju 4
5. Sangat Setuju 5
Sumber: Sugiyono (2006:87) diadaptasi
E. Peralatan Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan bentuk formulasi regresi linier berganda (Multiple Regression) yaitu teknik yang digunakan untuk menguji tingkat pengaruh dua atau lebih variabel independent dengan satu variabel dependent, dengan rumus sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 +b3X3 + e
Dimana:
Y : Repurchase Intent
a : Konstanta
b1,b2,b3 : Koefisien regresi
x1 : Konsumen Etnosentris
x2 : Animo Konsumen
x3 : Preferensi Merek
e : Error term
7 F. Operasional Variabel
Variabel operasional dalam penelitian ini dibagi dua yaitu Konsumen Etnosentris (X1), Animo Konsumen (X2) dan Preferensi
Merek (X3) sebagai variabel independent dan
Repurchase Intent (Y) sebagai variabel
dependent.
Tabel III.2
Operasional Variabel Penelitian
No Variabel Definisi operasional Indikator Ukuran Skala Item
Pertayaan Dependen
1 Repurchase Intent
(Y)
Repurchase Intent sebagai pertimbangan individu terkait dengan pembelian ulang suatu produk dari suatu perusahaan yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitarnya.
Hellier, et.al, (2003)
Niat untuk melakukan
pembelian ulang 1-5 Interval A1
Probabilitas pembelian
ulang 1-5 Interval A2
Produk tertentu sebagai
pilihan utama 1-5 Interval A3 menyangkut kepatutan atau moralitas dalam pembelian produk buatan luar negeri.
Shimp dan Sharma (1987) dalam Tjiptono (2005 : 108)
Membeli produk buatan dalam negeri akan menjaga kelangsungan pekerjaan di Indonesia
1-5 Interval B1
Orang Indonesia sejati harus selalu membeli produk buatan Indonesia
1-5 Interval B2
Kita lebih baik membeli produk buatan Indonesia daripada membiarkan Negara lain kaya dengan menjual produknya kekita
1-5 Interval B3
Membeli produk Indonesia selalu merupakan pilihan terbaik
1-5 Interval B4
Kita seharusnya hanya membeli produk asing yang tidak dapat kita peroleh di Negara kita
1-5 Interval B5
3. Animo
Konsumen (X2)
Animo Konsumen adalah kecenderungan seseorang menunjukkan minat terhadap suatu produk atau jasa.
(Alampay, 2003; dalam Nugroho (2010 : 18)
Kemauan untuk mencari informasi terhadap suatu produk atau jasa
1-5 Interval C1
Kesediaan untuk
membayar barang atau jasa 1-5 Interval C2
Menceritakan hal yang
positif 1-5 Interval C3
Kecenderungan untuk
merekomendasikan 1-5 Interval C4
4. Preferensi Merek
(X3)
Preferensi merek merupakan pertimbangan konsumen yang didasarkan pada derajat
kecenderungan konsumen terhadap produk yang diberikan perusahaan bila dibandingkan dengan produk dari perusahaan lain
Hellier., et.al., (2003)
Nama perusahaan 1-5 Interval D1
Kesenangan terhadap
produk 1-5 Interval D2
Reputasi produk yang baik 1-5 Interval D3
Sumber: tabel operasional variabel dibuat oleh penulis, 2013
G. Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel. Pernyataan dikatakan valid apabila nilai r hitung lebih besar dari pada nilai r tabel dengan menggunakan level signifikan 5%.
8 dapat diartikan bahwa item-item pertanyaan tersebut valid.
Sedangkan menurut Ghozali, (2007: 45) Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Cara yang digunakan untuk menguji valid tidaknya suatu kuesioner dengan menggunakan uji Confirmatory Factor Analysis (CFA). Uji dengan CFA adalah faktor yang digunakan untuk menguji apakah suatu konstruk mempunyai unidimensionalitas atau apakah indikator-indikator yang digunakan dapat mengkonfirmasikan sebuah konstruk atau variabel. Jika masing-masing indikator merupakan indikator pengukur konstruk maka akan memiliki nilai loading faktor (minimal 0,4) yang tinggi.
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah alat pengumpulan data telah menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, atau konsistensi alat tersebut dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu, walaupun dilakukan pada waktu yang berbeda. Menurut Malhotra (2006), koefisien alpha yang dapat diterima diatas 0,06. Apabila besarnya Cronbach’s
Alpha lebih besar dan 0,60 maka instrument dalam penelitian ini reliabel (handal).
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pengujian Validitas
Pengujian validitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Pearson product moment coefficient of correlation dan juga dengan uji confirmatory analysis factor (CAF). Berikut ini hasil pengujian validitas dengan uji P earson product moment coefficient of correlation.
Tabel IV.1
Hasil Pengujian Validitas dengan Uji Pearson Product Moment Coefficient Of Correlation
Item
pertanyaan Variabel
Koefisien korelasi
Nilai kritis
(N=100) Keterangan
A1 Y = Repurchase
Intent
0,729 0,195 Valid
A2 0,734 0,195 Valid
A3 0,806 0,195 Valid
B1 X1 = Konsumen Etnosentris
0,872 0,195 Valid
B2 0,594 0,195 Valid
B3 0,553 0,195 Valid
B4 0,533 0,195 Valid
B5 0,838 0,195 Valid
C1 X2 =
Animo Konsumen
0,607 0,195 Valid
C2 0,799 0,195 Valid
C3 0,754 0,195 Valid
C4 0,606 0,195 Valid
D1 X3 =
Preferensi Merek
0,749 0,195 Valid
D2 0,788 0,195 Valid
D3 0,740 0,195 Valid
Sumber: Data Primer, 2013 (diolah).
Berdasarkan tabel di atas diperoleh bahwa semua variabel, alat ukur atau instrumen yang digunakan dalam penelitian memiliki nilai koefisien korelasi lebih besar dari
nilai kritis r, α = 5 % sebesar 0,195. Hal ini berarti bahwa semua instrument penelitian memiliki validitas konsistensi internal yang signifikan dalam mengukur aspek
yang diukur. Ini berarti bahwa semua data yang diperoleh adalah valid dan dapat dipergunakan untuk penelitian.
Adapun dengan uji
9 Tabel IV.2
Hasil Pengujian Confirmatory Analysis Factor
menggunakan KMO and Barlett`s Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .616 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 583.902
Df 105
Sig. .000
Sumber: Data Primer, 2013 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai KMO yaitu 0,616, menunjukkan bahwa nilai KMO > 0,50 berarti sudah sesuai dengan
nilai yang dikehendaki untuk dapat dilakukan
analisis faktor.
Tabel IV.3
Hasil Pengujian Validitas Rotated Component Matrixa
Component
1 2 3 4 5
B1 .950
B5 .940
B2 .536
A1 .717
B4 .695
A3 .664
B3 .643
A2 .455
D2 .799
D3 .738
D1 .687
C1 .781
C2 .767
C4 .849
C3 .734
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 7 iterations.
Berdasarkan tabel di atas, pernyataan yang berhubungan dengan variabel penelitian telah memenuhi validitas. Dapat disimpulkan semua indikator dari masing-masing variabel valid, karena mengelompokkan pada satu faktor dengan nilai loading faktor di atas 0,4.
B. Pengujian Realiabilitas
10 Tabel IV.4
Hasil Pengujian Reliabilitas
No. Variabel Rerata Jumlah
Indikator
Nilai
Alpha Keterangan
1. Repurchase Intent (Y) 4,217 3 0,627 Handal 2. Konsumen Etnosentris (X1) 3,854 5 0,716 Handal 3. Animo Konsumen (X2) 3,848 4 0,638 Handal 4. Preferensi Merek (X3) 3,910 3 0,630 Handal Sumber: Data Primer, 2013 (diolah).
C. Hasil Regresi Linier Berganda Berdasarkan hasil uji statistik regresi berganda yang diperoleh dengan pengolahan data menggunakan software SPSS 16.0 seperti terlihat pada tabel di atas,
maka diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut:
Y = a + β1X1+ β2X2 + β3X3
Y = 1,256 + 0,361X1 + 0,209X2 + 0,195X3
Hasil penelitian tersebut dapat terlihat dalam tabel berikut ini :
Tabel IV.5
Pengaruh Konsumen Etnosentris, Animo Konsumen dan Preferensi Merek terhadap Repurchase Intent Sepatu Merek Dalam Negeri Dikalangan
Mahasiswi Fakultas Ekonomi Unsyiah
Variabel B thitung ttabel Sig.
Konstanta 1,256 2,872 1,984 0,005 Konsumen Etnosentris 0,361 4,869 1,984 0,000 Animo Konsumen 0,209 2,880 1,984 0,005 Preferensi Merek 0,195 2,930 1,984 0,004 Koefisien korelasi (r) = 0,582 (a)
Koefisien determinasi (r2) = 0,339 Adjusted (r2) = 0,318
Fhitung = 16,422 Ftabel = 2,699 Sig. F = 0,000 (a)
a. Variabel prediktor: konsumen etnosentris, animo konsumen dan preferensi merek
b. Variabel dependen: repurchase intent
Sumber: Data Primer, 2013 (diolah).
D. Koefisien Korelasi dan Determinasi Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh koefisien korelasi dan determinasi sebagai berikut:
1. Hubungan antara variabel-variabel independen; konsumen etnosentris, animo konsumen dan preferensi merek terhadap
repurchase intent sepatu merek dalam
11 Tabel IV.6
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval koefisien Tingkat hubungan
0,01 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat kuat Sumber: Sugiyono, (2005 : 183).
2. Nilai koefisien determinasi (r2) sebesar 0,339 yang menandakan bahwa sebesar 33,9% repurchase intent sepatu merek dalam negeri dikalangan Mahasiswi Fakultas Ekonomi Unsyiah dijelaskan oleh variabel-variabel independen; konsumen etnosentris, animo konsumen, dan preferensi merek sedangkan sisanya sebesar 66,1 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak teramati dalam penelitian ini.
3. Nilai Adjusted r square sebesar 0,318 (31,8%) menunjukkan besarnya r square
yang telah disesuaikan yaitu r2 yang telah dibebaskan dari pengaruh derajat bebas, sehingga benar-benar menunjukkan bagaimana pengaruh dari variabel-variabel independen; konsumen etnosentris, animo konsumen dan preferensi merek terhadap repurchase intent sepatu merek dalam negeri dikalangan Mahasiswi Fakultas Ekonomi Unsyiah.
Hasil penelitian mengenai koefisien korelasi dan determinasi tersebut dapat terlihat dalam tabel berikut ini:
Tabel IV.7
Model Summary
R r Square Adjusted r Square
0,582 0,339 0,318 Sumber: Data Primer, 2013 (diolah).
E. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis-hipotesis yang telah dipaparkan dalam penelitian ini, digunakan statistik uji F dan uji t. Statistik uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh ketiga variabel independen secara simultan terhadap repurchase intent sepatu merek
dalam negeri dikalangan Mahasiswi Fakultas Ekonomi Unsyiah.
Sedangkan statistik uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh ketiga variabel independen secara secara partial terhadap
repurchase intent sepatu merek dalam negeri dikalangan Mahasiswi Fakultas Ekonomi Unsyiah.
Tabel IV.8 Nilai Uji F dan Uji t
Bentuk pengujian Nilai Statistik Sig. Keterangan
Fhitung Ftabel
12
Pengujian secara parsial thitung ttabel Sig. Keterangan
* Konsumen Etnosentris 4,869 1,984 0,000 Berpengaruh signifikan (Ha diterima, H0 ditolak). *Animo Konsumen 2,880 1,984 0,005 Berpengaruh signifikan
(Ha diterima, H0 ditolak). * Preferensi Merek 2,930 1,984 0,004 Berpengaruh signifikan
(Ha diterima, H0 ditolak). Sumber: Data Primer, 2013 (diolah).
V. PENUTUP A. KESIMPULAN
1. Dari hasil pengolahan data ditunjukkan bahwa variabel repurchase intent sepatu merek dalam negeri dikalangan Mahasiswi Fakultas Ekonomi Unsyiah memiliki keinginan untuk melakukan pembelian ulang di masa yang akan datang dikarenakan pengalaman pembelian sebelumnya terhadap sepatu merek dalam negeri yang sudah sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. 2. Hasil regresi menunjukkan bahwa
konsumen etnosentris, animo konsumen dan preferensi merek berpengaruh terhadap repurchase intent. Di antara ke tiga variabel tersebut, variabel yang paling besar pengaruh adalah variabel konsumen etnosentris dan variabel yang paling kecil pengaruhnya adalah preferensi merek. 3. Hasil secara simultan (bersama-sama)
menunjukkan bahwa semua variabel yang diteliti berpengaruh secara signifikan terhadap repurchase intent sepatu merek dalam negeri dikalangan Mahasiswi Fakultas Ekonomi Unsyiah. Hasil pengujian secara parsial masing-masing variabel konsumen etnosentris, animo konsumen dan preferensi merek yang diteliti berpengaruh secara signifikan terhadap repurchase intent sepatu merek dalam negeri dikalangan Mahasiswi Fakultas Ekonomi Unsyiah.
4. Terdapat hubungan yang cukup berarti antara konsumen etnosentris, animo konsumen dan preferensi merek dengan
repurchase intent. Dilain pihak pengaruh Konsumen etnosentris, animo konsumen
dan preferensi merek terhadap repurchase intent relatif kecil.
B. SARAN
1. Untuk meningkatkan repurchase intent di dalam negeri perusahaan sepatu sudah seharusnya dan harus mampu menciptakan produk sepatu yang inovatif dan berkualitas yang tidak kalah dibandingkan dengan produk luar negeri, mempunyai strategi pemasaran yang cocok dengan keadaan pasar saat ini seperti penerapan harga diskon, promosi yang kuat sehingga tersampaikan ke konsumen dan dituntut harus mampu mempertahankan konsumen yang sudah ada, karena untuk mencari konsumen yang baru pasti akan mengeluarkan biaya yang tinggi.
2. Sebagai bentuk hubungan yang baik dengan konsumen yang sudah ada, pengusaha sepatu dalam negeri terus mencari ide-ide baru tentang konsep desain produk yang lebih menarik, nyaman saat dipakai dan konsistensi pada tren mode supaya animo konsumen termotivasi untuk merencanakan pembelian ulang di masa akan datang pada produk yang dihasilkan menjadi tren ditahun berikutnya.
13 mahasiswi sangat mempertimbangkan harga dalam keputusan pembeliannya di masa akan datang yang disesuaikan dengan besar pendapatannya.
4. Satu hal yang harus dijaga dan perlu ditingkatkan mengenai preferensi merek, hal ini sangatlah membantu perusahaan dalam negeri dalam meningkatkan
repurchase intent. Peranan merek akan mengubah cara berpikir konsumen mengenai produk yang pernah digunakan sebagai pembelian awal sehingga konsumen akan melakukan evaluasi untuk tindakan pembelian selanjutnya.
5. Mengingat koefisien korelasi dan determinasi dalam penelitian ini cukup baik maka hendaknya penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti selanjutnya di masa yang akan datang.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Akdogan, M. Sukru. et.al. (2012), “TheEffect of Consumer Ethnocentrism and Consumer Animosity on The Re-Purchase Intent: The Moderating Role
ol Consumer Loyalty,” Emergint Market Journal, Nevsehir University,Vol.2.
Alampay, R.B.A. (2003), “Visitors to Guam : Modeling Satisfaction, Quality and
Intentions”, Dissertation Doctor of Philosophy in Park' Recreation and Tourism Resource, Michigan State University, Michigan.
Algifari (2006), Statistika Induktif untuk Ekonomi dan Bisnis, UPP AMP YKPN, Jakarta.
Anoraga, Pandji (2000), Manajemen Bisnis, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Ardhanari, Margaretha (2008), Customer Satisfaction Pengaruhnya terhadap Brand Preference dan Repurchase Intention Private Brand, Jurnal Riset Ekonomi dan Bisnis, Vol. 8 No. 2.
Arikunto, Suharsimi (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Ayu., Yohana Sylvi Putri dan Budhi Haryanto
(2009), “Pengaruh Perceived Quality, Perceived Value, Brand Preference, Consumer Satisfaction dan Consumer
Loyalty pada Repurchase Intention,”
Jurnal Bisnis dan Manajemen. Vol. 9. No.1. 2009: 75-90.
Blackwell Roger D, and Winiard Paul W., and Engel, J.F. (2001), Consumer Behavior, 9th Edition, Forth Worth, TX: Hartcourt College Publishers.
Churchill, Gilbert A. JR. (2005), Dasar-dasar Riset Pemasaran, Edisi keempat, Erlangga, Jakarta.
Davidow. M. (2003), “Have you heard the word? The Effect of Word of Mouth on Perceived Justice, Satisfaction and Repurchase Intentions following
Complaint Handling,” Journal of
Consumer Satisfaction,
Dissatisfaction and Complaining Behaviour, vol. (16.), 67-78.
Dharmmesta., BS. (1998), Sikap, Niat, dan Perilaku Konsumen, Journal The Theory of Planned Behaviour, Vol.18: 85-103.
Erna S, Imaningsih SE, Msi. (2012), Kepribadian dan Perilaku Konsumen, Thesis, Universitas Mercubuana.
Ferrinadewi, Erna dan S. Pantja Djati (2004),
“Upaya Mencapai Loyalitas Konsumen Dalam Perspektif Sumber Daya Manusia,” Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 6, No. 1, Maret 2004: 15 – 26
Ghozali, Imam (2005), Analisis Multivariate Lanjutan Dengan Program SPSS,
14 Gunarso, S. (2005). Psikologi
Perkembangan, Pustaka Setia, Bandung.
Gusti, Ngurah., Budi., Kuncara (2006), Peran Nilai Pelanggan dalam Membangun Kepuasan serta Pengaruhnya pada Keputusan Pembelian berikutnya, Thesis, Universitas Indonesia.
Harry, A.P. Sitaniapessy., (2008), “Pengaruh Pelanggan Terhadap Niat Pembelian Ulang Di Matahari Departement Store Ambon”, Jurnal Pemasaran, Politeknik Negeri Ambon. Vol II, No. 2. Oktober 2008.
Hawkins, Del I., Best, Roger J., Coney, Kenneth A. (2001), Consumer Behaviour: Building Marketing Strategy, 8th Edition, New York The McGraw-Hill Company, inc.
Hellier, Philip K., Gus M. Geursen., Rodney A. Carr and John A. Rickard. (2003),
“Customer Repurchase Intention: A General Structural Equation Model,” Journal of Marketing, vol. 37, pp: 1762-1800
Ida, Aju Brahma Ratih, (2009), “Pengaruh Kinerja Produk, Pelayanan dan Sumber Daya Manusia Terhadap Niat Pembelian Ulang Melalui Citra Perusahaan Dan Kepuasan Pelanggan
PT. Asuransi Jiwasraya,” Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya, Jurnal Ekuitas, Vol. 13 No.2 2009:176-198
Jones Michael A., et.al. (2003) “The Effect of Locational Convinience on Customer Repurchase Intentions Across Service
Type,” Journal of Services
Marketing. Vol.17 No. 7. Pp.701-712
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2006), Kamus besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Balai Pustaka. Jakarta.
Keegan, Waren J., Sandra E. Moriarty dan Thomas R. Duncan (1995), Marketing, 2nd ed., Prentice Hall, N.J.
Kotler, Philip. (2002), Manajemen Pemasaran I, Milenium ed, PT. Prenhallindo, Jakarta
___________. (2003), Marketing Management, Prentice Hall of India, New Delhi.
Kotler, Philip (2005), Manajamen Pemasaran, Jilid 1 dan 2, PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.
Liu, Fang., Murphy, Jamie., & Li, Jianyao.
(2005), “Consumer Etnocentrism and Chinese Attitude Towards Store Sign In Foreign And Local Brand Names”, Journal Marketing, University of Western.
Lidyawati. (2008), Hubungan antara Intensitas Menonton Iklan di Televisi dengan Perilaku Konsumtif, Thesis, Fakultas Psikologi UMS, Surakarta.
Ma’ruf, Hendri. (2006), Pemasaran Ritel. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Malhotra, Naresh, K, (2006), Riset Pemasaran: Pendekatan Terapan (jilid 2). Erlangga, Jakarta.
Mowen, J.C., dan Minor, M. (2001), Consumer Behavior. Prentice Hall, Inc.
Myra Johana P. (2006), “Analisa Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat
Beli Ulang,” Thesis, Magister Manajemen Universitas Diponegoro, Semarang.
Netemeyer, R., Durvasula, S. and
15 Nugroho, Chrisdiawan Satriyo (2010),
“Analisis Pengaruh Pencitraan, Promosi, dan Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Kuliah di Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro,” Thesis. Universitas Diponegoro.
Odin Y, Odin n, Velette Florence P (2001),
“Conceptual and Operational of Brand
Loyalty : An Empirical Investigation,”
Journal of Business Research Vol 53, 75 – 84.
Oliver, Richard L. (1999), “Whence
Consumer Loyalty?,” Journal of Marketing, Vol 63 (special issue) pp. 33-44.
Poerwadarminto (1995), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.
Rangkuty, Freddy (2008), The Power Of Brand`s. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Schiffman, Leon G., dan Leslie Lazar Kanuk., (2000), Consumer Behavior, 7th ed., Prentice Hall: International.
Shimp, T. dan Sharma, S. (1987), “Consumer Ethnocentrism : Construction and Validation of the CETSCALE,” Journal of Marketing Research, Vol. XXIV, August.
Sudjana (2005), Metoda Statistika, Edisi 6, Tarsito, Bandung.
Suryadi., Nanang, dan Dimas Hendrawan
(2010), “Kecenderungan
Etnosentrime, Sikap, dan Intensi Konsumen dalam Membeli Produk Sepatu Buatan Usaha Kecil dan Menengah (UKM),” Jurnal Aplikasi Manajemen. Vol. 8. No.2. Mei 2010. pp.325-336
Sugiyono. (2001), Metode Penelitian Bisnis, CV. Alfabeta, Bandung.
________. (2006), Metode Penelitian Bisnis, CV. Alfabeta, Bandung.
Susila, Ikhwan dan Fatchurrahman (2004),
“Service Value : Sebuah Variabel Pemediasi Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Minat Beli,” Jurnal Pemasaran Empirika, Vol. 17,No.1 Juni 2004.
Sutisna. (2001). Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Cetakan Pertama, Liberty, Yogyakarta.
Suwandi, Iman Mulyana Dwi (2007). Keputusan Pembelian. Seri Manajemen Pemasaran, M-One, Jakarta.
Susanta, P.J. Rahmat (2007), “Merek Indonesia Masih Dipersepsi Murah,” Majalah Marketing, Edisi Khusus, II (2007): 54-56
Steenkamp, J-B U.M., Batra R., Alden DL.
(2002), “How Perceived Brand Globalness Creates Brand Value. Journal of International Business Studies, Vol. 34, No.1. pp.53-65
Swastha Basu (1990), Manajemen Pemasaran Modern, Liberty, Yogyakarta.
Tjiptono, Fandy (2005), Brand Management & Strategy. Ed. I. Andi Offset; Yogyakarta.
Usman, Indrianawati dan Rizky Adhitya
Arnando (2007), “Pengaruh Promosi Penjualan terhadap Repurchase Melalui Trial Dengan Moderasi Fear Of Losing Face pada Sogo
Department Store Surabaya,” Jurnal Equitas, Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga, Vol.11 No.2 Maret 2007.
Wibisaputra, Adiztya (2011), “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Beli Ulang Gas Elpiji 3 Kg (Di
16 Jurnal Pemasaran. Fakultas Ekonomi Manajemen, Universitas Diponegoro Semarang.
Yi. Y. dan S. La. (2004), “What Influences the Relationship Between Customer
Satisfaction and Repurchase Intention? Investigating the Effect of Adjusted Expectations and Customer