• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN TINGKAT PENDAPATAN USAHA PENGRAJIN SAYANGAN ( Studi Kasus di Industri Kecil Menengah “ IKM “ Sayangan di Desa Kalibaru Wetan, Kecamatan Kalibaru, Kab. Banyuwangi )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN TINGKAT PENDAPATAN USAHA PENGRAJIN SAYANGAN ( Studi Kasus di Industri Kecil Menengah “ IKM “ Sayangan di Desa Kalibaru Wetan, Kecamatan Kalibaru, Kab. Banyuwangi )"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENETAPAN KEBIJAKAN UPAH MINIMUM KOTA (UMK) DI KOTA MALANG

TAHUN 2001-2011

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Sarjana Ekonomi

Oleh:

Nindy Nencia Dwi Pafrika Ningrum 09630113

ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)
(4)
(5)

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan

saya, didalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan

oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik disuatu Perguruan Tinggi, dan

tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah diteliti atau diterbitkan oleh orang

lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam

sumber kutipan dan daftar pustaka.

Malang, 11 Mei 2013

Mahasiswa

(6)
(7)

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan

rahmat dan hidayah-MU peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penetapan Kebijakan Upah Minimum Kota (UMK) di Kota Malang Tahun 2001-2011” disusun untuk memenuhi serta melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, program

Ilmu Studi Ekonomi Pembangunan pada Universitas Muhammadiyah Malang

tepat pada waktunya.

Di dalam tulisan ini disajikan pokok-pokok bahasan yang meliputi

perkembangan Upah Minimum Kota (UMK) di Kota Malang, faktor-faktor apa

saja yang mempengaruhi dalam penetapan kebijakan UMK itu sendiri, dan

variabel yang paling berpengaruh dalam menentukan UMK di Kota Malang.

Sehingga diharapkan adanya kontribusi dari masyarakat maupun pemerintah

untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan bagi kaum buruh maupun

pengusaha.

Selama penyusunan skripsi, peneliti telah banyak mendapat bimbingan,

dorongan serta motivasi dari beberapa pihak. Maka dari itu peneliti

menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak. Dr. Muhadjir Effendy, MAP, selaku Rektor UMM.

2. Bapak. Dr. H. Nazaruddin Malik, SE, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi &

Bisnis UMM.

3. Bapak. Dr. H. Nazaruddin Malik, SE, M.Si dan Bapak Syamsul Hadi, SE.

M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan,

saran, motivasi serta petunjuk dengan sabar sehingga penyusunan dan

penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

4. Ida Nuraini, SE, M.Si.dan Bapak Zaenal Arifin, SE, M.Si, selaku KAJUR &

SEKJUR IESP Fakultas Ekonomi & Bisnis UMM.

5. Seluruh staf karyawan BPS Kota Malang yang telah bersedia dan bekerja sama

(8)

6. Kedua orang tua yang telah mencurahkan kasih sayang, doa, dan pengorbanan

materi yang tiada batas untuk penulis.

Teman-teman seperjuangan seangkatan Jurusan IESP angkatan 2009 FEB

UMM yang telah banyak menjadi inspirasi maupun motivasi terselesaikannya

skripsi ini dan dalam menggali ilmu.

Disadari bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan yang dimilki

peneliti, oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun

agar tullisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Malang, 11 Mei 2013

(9)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ... i

KARTU KENDALI KONSULTASI ... ii

ABSTRAK ... iii

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Perumusan Masalah... 8

C.Tujuan Penelitian... 9

D.Pembatasan Masalah ... 9

E. Kegunaan Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

A.Landasan Penelitian Terdahulu ... 11

B.Landasan Teori ... 14

1. Pasar Tenaga Kerja ... 14

2. Teori Pengupahan ... 17

3. Kebijakan Upah Minimum ... 20

4. Upah Minimum Kota ... 22

(10)

6. Inflasi dan Hubungannya Terhadap Upah ... 33

7. PDRB dan Hubungannya Terhadap Upah ... 41

C.Hipotesis ... 47

BAB III METODE PENELITIAN... 48

A. Lokasi Penelitian ... 48

B. Jenis Penelitian ... 48

C. Jenis dan Sumber Data ... 49

D. Teknik Pengumpulan Data ... 49

E. Teknik Analisa Data dan Uji Hipotesis ... 50

a. Uji Asumsi Klasik ... 51

b. Uji t ... 54

c. Uji F ... 55

d. Koefisien Determinasi (R2) ... 56

F. Definisi Operasional Variabel ... 57

1) Variabel Terikat (Y) ... 57

2) Variabel Bebas (X) ... 58

1) Inflasi (X1) ... 58

2) PDRB (X2) ... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 60

1.Gambaran Umum Kota Malang ... 60

B. Deskripsi Variabel ... 63

C. Uji Asumsi Klasik ... 64

1.Uji Normalitas ... 64

2. Uji Heteroskedastisitas ... 65

3. Uji Autokorelasi ... 65

4. Uji Multikolinearitas ... 69

D. Analisis Data ... 69

(11)

2. Hasil Uji Hipotesis ... 70

1) Uji F ... 71

2) Uji t ... 73

3) Koefisien Determinasi ... 78

3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 78

1) Perkembangan Inflasi dan PDRB Terhadap Penetapan Kebijakan Upah Minimum Kota (UMK) di Kota Malang Tahun 2001-2011 ... 78

2) Pengaruh Inflasi dan PDRB Terhadap Penetapan Kebijakan Upah Minimum Kota (UMK) di Kota Malang Tahun 2001-2011 ... 84

3) Variabel Bebas yang Berpengaruh Dominan Terhadap Penetapan Upah Minimum Kota (UMK) ... 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 89

A. Kesimpulan ... 89

B. Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... xii

(12)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1 Tabel 1.1 Daftar UMK dan KHL di Kota Malang pada tahun 2004-2011 4

2 Tabel 3.1 Ketentuan Nilai Durbin-Watson 54

3 Tabel 3.2 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Determinasi 57

4 Tabel 4.1 Struktur Umum Penduduk Kota Malang 2010 (dalam %) 61

5 Tabel 4.2 Daftar UMK dan KHL Kota Malang tahun 2004-2010 62

6 Tabel 4.3 Tabel Descriptive 63

7 Tabel 4.4 Uji Kolmogrof Smirnof 64

8 Tabel 4.5 Uji Autokorelasi 68

9 Tabel 4.6 Uji Multikolinearitas 68

10 Tabel 4.7 Hasil uji regresi linear berganda 69

11 Tabel 4.8 Hasil uji F 72

12 Tabel 4.9 Hasil uji t 73

13 Tabel 4.10 Perbandingan inflasi 74

14 Tabel 4.11 Uji Dominan Variabel Bebas 77

15 Tabel 4.12 Koefisien Korelasi dan Determinasi 78

(13)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

1 Gambar 2.1 Pasar Tenaga Kerja 16

2 Gambar 2.2 Keseimbangan Pasar Tenaga Kerja 20

3 Gambar 2.3 Mekanisme Penetapan UMK 28

4 Gambar 2.4 Skema DEPENAS 32

5 Gambar 4.1 Uji Heteroskodestisitas 65

6 Gambar 4.2 Uji Durbin Watson 67

7 Gambar 4.3 Kurva Uji F (Uji Simultan) 72

8 Gambar 4.4 Kurva Uji t Variabel inflasi 74

9 Gambar 4.5 Kurva Uji t Variabel PDRB 76

10 Gambar 4.6. Grafik perkembangan UMK 79

11 Gambar 4.7. Grafik perkembangan inflasi 80

12 Gambar 4.8. Grafik perkembangan PDRB 82

13 Gambar 4.9. Grafik hubungn PDRB terhadap UMK 83

(14)

LAMPIRAN

No Lampiran Halaman

1 Data Upah, Inflasi, dan PDRB di Kota Malang tahun 2001:1-2011:4

xiii

2 Hasil Analisis Regresi linear menggunakan SPSS xiv

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kota Malang.2011. Kota Malang dalam angka 2001-2011. BPS, Malang.

Desmiwati. (2010). Analisis Faktor-Faktor Dalam Penetapan Kebijakan Upah Minimum Regional (UMR)di Indonesia periode 2001-2008. Tesis, Universitas Indonesia.

Fajarwati Diana.” Jurnal: Mekanisme Pengusulan dan Penetapan Upah Minimum

Kota”.

Gujarati, Damodar. 2002. Dasar-dasar Ekonometrika .Jakarta: Penerbit Erlangga.

Gujarati, Damodar. 2004. Basic Econometrics (Ekonometrika Dasar).Alih bahasa Sumarno Zain. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Juddiseno.Rimsky K. 2002. Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia. Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama.

Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.231/MEN/2003 Tahun 2003 tentang Tata Cara Penangguhan Pelaksanaan Upah Minimum.

Keputusan Menkertrans nomor: Kep.226/MEN/2000. Tentang tata cara penetapan atau mekanisme penetapan upah.

Keputusan Menakertrans nomor : Kep-266/men/2000 tentang perubahan pasal 1,3,4,8,11,20 dan 21 Peraruran Menteri Tenagakerja Nomor: Per.01/Men/1999 tentang Upah Minimum

Keputusan Presiden Nomor : 107 tahun 2004 tentang Dewan Pengupahan

Keputusan Presiden No.58 tahun 1969 tentang pembentukan Dewan Penelitian Pengupahan Nasional.

Kusnadi.1997.Pengantar Ekonomi Makro, Penerbit Universitas Brawijaya Malang.

Mahardika Adi.2011.Jurnal:”Kebijakan Upah Minimum Untuk Perekonomian

(16)

Mankiw N.Gregory.2005. Teori Makro Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Peraturan Menteri Tenaga kerja Nomor Per.01/Men/1999 tentang Upah Minimum.

Peraturan Menteri Tenagakerja dan Transmigrasi Nomor Per –17/Men/VIII/2005 tentang Komponen dan Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak

Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom

Pitaya.1984.”Jurnal: “Dilematika Penetapan Upah Minimum”,18 (2): 159-292

Priyono, Edi. (2002). “Situasi Ketenagakerjaan Indonesia dan Tinjauan Kritis Terhadap Kebijakan Upah Minimum” dalam Jurnal Analisis Sosial Vol. 7 No. 1 Februari 2002. Bandung: AKATIGA.

Purwanto, Suharyadi, 2004. Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern,Buku Dua, Salemba Empat, Jakarta.

Samuelson, Paul A dan D. Nordhaus William. 2001. Ilmu Mikroekonomi, Terjemahan Edisi 17. PT Media Global Edukasi. Jakarta.

Simanjuntak, J. Payaman. 1996. Teori dan Sistem Pengupahan. Jakarta: HIPSMI.

S.Mulyadi.2003.” Ekonomi Sumber Daya Manusia. PT.Raja Grafindo Persada:Jakarta.

Sritua Arief, 1993. Metodologi Penelitian Ekonomi, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.

Sukirno, Sadono. (2005). Pengantar Teori Makroekonom (cetakan ke-2). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sukirno, Sadono. (2008). Pengantar Teori Mikroekonom (cetakan ke-3). Jakarta: Rajawali Press.

(17)

Tjiptoherijanto Priyono.2006. Upah, Jaminan Sosial, dan Perlindungan Anak”. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia:Jakarta.

Todaro, M.P. (1998). Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.

Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

REFERENSI LAIN

Artikel: Jamaluddin/sekertaris Umum Serikat Pekerja Aneka Industri (SPAI). 2 Januari2013.file:///D:/c/GomPlayer/Downloads/METPEN/analisis%20fktr2 %20penetapan%20kebjkn%20Umk/Rumah%20Buruh%20%C2%BB%20C ATATAN%20AKHIR%20TAHUN%20PERBURUHAN%202012%20(2).h tm

Artikel: Anam, Choirul.Pelaku Usaha Keberatan Peningkatan UMK 2013 di Kota Malang.30November2013.file:///D:/c/GomPlayer/Downloads/METPEN/ana lisis%20fktr2%20penetapan%20kebjkn%20Umk/UPAH%20MINIMUM%2 0%20Pelaku%20Usaha%20Di%20Malang%20Keberatan%20Peningkatan% 20UMK%202013%20%20%20bisnis-jatim.com.htm

Artikel: KOMINFO JATIM, Inilah UMK yang ditetapkan oleh Gubernur Jatim. 26November2012.file:///D:/c/GomPlayer/Downloads/METPEN/Infokerja% 20Disnakertrans%20Provinsi%20Jawa%20Timur.htm

www.google.com

www.bps.go.id

(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada bulan akhir tahun dan bulan awal tahun umumnya kondisi di

Indonesia khususnya untuk daerah-daerah industri mengalami ketegangan

sosial yang akan terus meningkat dikarenakan penetapan masalah upah

minimum. Ketegangan ini terjadi karena pada masa-masa tersebut ada

kepentingan antara pekerja, pengusaha dan pemerintah yang tidak mudah

diselesaikan. Seperti diketahui sejak tahun 2001, upah minimum baru

mulai diberlakukan sejak tanggal 1 Januari tiap tahunnya. Sedangkan

penetapan Upah Minimum Nasional sendiri dilakukan 30 (tiga puluh) hari

sebelum berlakunya (untuk Upah Minimum Propinsi) atau 40 (empat

puluh) hari sebelum berlakunya (untuk Upah Minimum Kabupaten/Kota).

Peninjauan upah minimum dilakukan 1 (satu) tahun sekali. Penetapan

upah minimum menjadi suatu masalah bagi pejabat pemerintah yang

berwenang menetapkan, mengingat tidak mudah mengakomodasikan

kepentingan pekerja sekaligus kepentingan pengusaha.(Desmiwati,2010:5)

Di dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang

Ketenagakerjaan Bab X Bagian Kedua Tentang Pengupahan disebutkan

bahwa setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang

memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Ketentuan ini

(19)

2

hak untuk memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak sekaligus

untuk melindungi hak-hak pekerja atau buruh.

Ahli ekonomi membuat perbedaan diantara dua pengertian upah,

yakni upah uang dan upah riil. Upah uang adalah jumlah uang yang

diterima para pekerja dari para pengusaha sebagai pembayaran atas tenaga

mental atau fisik para pekerja yang digunakan dalam proses produksi.

Sedangkan upah riil adalah tingkat upah pekerja yang diukur dari sudut

kemampuan upah tersebut membeli barang-barang dan jasa-jasa yang

diperlukan untuk memenuhi kebutuhan para pekerja. (Sukirno, 2005:351).

Salah satu teori yang memandang persoalan tentang upah dan

ketenagakerjaan adalah teori ekonomi klasik (antara lain

Stopler-Samuelson) menunjukkan, koreksi harga relatif input (upah relatif

terhadap biaya kapital) melalui liberalisasi ekonomi, akan mengarahkan

alokasi faktor produksi dengan menggunakan input yang berlebih, dalam

hal ini tenaga kerja. Teori ekonomi ini juga menunjukkan, untuk negara

yang tenaga kerjanya berlimpah seperti Indonesia, liberalisasi ekonomi

cenderung meningkatkan pangsa nilai produksi marjinal tenaga kerja

relatif terhadap total output, sementara pangsa balas jasa faktor modal

(keuntungan) cenderung akan menurun. Kenaikan pangsa nilai produksi

marjinal tenaga ini akan meningkatkan tingkat upah riil. Dengan demikian,

sebetulnya tidak akan terjadi keraguan bahwa dalam pasar yang makin

bebas, kenaikan marginal product of labor (produktivitas tenaga kerja)

(20)

3

minimum tidak berarti banyak, bahkan hanya menciptakan distorsi baru

dalam perekonomian.

Munculnya ketentuan upah minimum akan mendorong terjadinya

distorsi dalam pasar tenaga kerja. Artinya dengan ketentuan upah

minimum, maka buruh mempunyai kekuatan monopoli yang cenderung

melindungi buruh yang telah bekerja dalam industri itu. Kekuatan serikat

buruh yang cenderung memaksimumkan pendapatan dari buruh yang ada

akan mendiskriminasi pendatang baru dalam pasar tenaga kerja. Menurut

Desmiwati (2010:6) penghasilan atau imbalan yang diterima oleh seorang

pekerja sehubungan dengan pekerjaannya dapat digolongkan kedalam 4

(empat) bentuk yaitu:

1. Upah atau gaji yaitu gaji pokok yang didasarkan pada kepangkatan

atau masa kerja seorang pekerja.

2. Tunjangan dalam bentuk natura seperti; beras, gula, garam, pakaian

dll.

3. Fringe Benefits yaitu jenis benefit lain yang diterima oleh seseorang

diluar gaji sehubungan dengan jabatan atau pekerjaannya.

4. Kondisi lingkungan kerja.

Besarnya upah minimum ditetapkan satu tahun sekali setelah

didahului dengan survey tentang Kebutuhan Hidup Layak (KHL). Dinas

Tenaga Kerja bersama Dewan Pengupahan menghitung nilai KHL

menurut hasil survey. Komponen yang disurvey dapat digolongkan

(21)

4

1. Kelompok Makanan dan Minuman

2. Kelompok Bahan Bakar dan Penerangan

3. Kelompok Perumahan dan Peralatan

4. Kelompok pakaian

5. Kelompok lain-lain.

Dalam memperhitungkan nilai akhir UMK juga memperhatikan

faktor lain yang mempengaruhinya seperti tingkat inflasi, pertumbuhan

ekonomi, kebutuhan hidup minimum, kemampuan perusahaan serta

perbandingan tingkat pengupahan di daerah lain. Akan tetapi kenyataannya,

fakta dilapangan menyebutkan secara rata-rata Upah Minimum Kota baru

memenuhi sekitar 90% dari Kebutuhan Hidup Layak (KHL) yang ada.

(Jamaluddin, 2012, sekertaris Umum Serikat Pekerja Aneka Industri (SPAI):

Artikel Catatan Akhir Tahun Perburuhan, 2012-2013, M.Herfin.Malang.)

Tabel 1.1 Daftar UMK dan KHL di Kota Malang pada tahun 2004-2011

(22)

5

Dalam rangka menetapkan Upah Minimum Kota (UMK), maka

perlu dilihat dasar pertimbangan penetapan Upah Minimum Kota

(Simanjuntak,1996) yaitu:

a. Kebutuhan Hidup Layak (KHL). Dalam usulan penetapan upah minimum,

nilai KHL merupakan salah satu pertimbangan utama. Setiap pengusulan

harus menggambarkan adanya penambahan pendapatan buruh secara riil

bukan kenaikan nominal. Penetapan KHL diatur dalam Kep. Menteri

Tenaga Kerja No. 81/Men/1995.

b. Indeks Harga Konsumen (IHK). Pada prinsipnya perkembangan IHK

mempengaruhi perkembangan KHL, sebab komponen-komponen yang

tercantum dalam KHL harus selalu dibandingkan dengan perkembangan

IHK.

c. Perluasan kesempatan kerja. Kebijaksanaan penetapan upah minimum

diharapkan dapat memberikan tingkatan upah yang layak dan wajar,

sehingga hal ini dapat mendorong peningkatan produktivitas yang pada

gilirannya dapat meningkatkan perluasan/perkembangan usaha (multiplier

effect) yang berarti memperluas kesempatan kerja.

d. Upah pada umumnya yang berlaku secara regional. Untuk hal ini setiap

daerah perlu mengadakan komunikasi dengan daerah lain yang berdekatan

atau perbatasan untuk memperoleh informasi tingkat upah terendah yang

berlaku didaerah tersebut. Upah yang ditetapkan harus sepadan dengan

upah yang berlaku didaerah yang bersangkutan. Diferensiasi upah antar

(23)

6

e. Kemampuan, perkembangan dan kelangsungan perusahaan. Dalam upaya

penetapan usulan upah minimum, perlu mempertimbangkan kemampuan,

perkembangan dan kelangsungan perusahaan. Hal ini penting agar upah

yang ditetapkan dapat terlaksana dengan baik tanpa menimbulkan gejolak

dalam pelaksanaannya.

f. Tingkat perkembangan perekonomian. Untuk penetapan besarnya UMR

yang baru, nilai tambah yang dihasilkan oleh buruh dapat dilihat dari

adanya perkembangan PDRB dalam tahun yang bersangkutan.

Upah bagi pekerja memiliki dua sisi manfaat yaitu, sebagai

imbalan atau balas jasa terhadap hasil produksi yang dihasilkan dan

sebagai perangsang bagi peningkatan produktivitas. Sebagai imbalan, upah

merupakan hak pekerja terhadap tenaga atau pikiran yang telah

dikeluarkannya. Sebagai perangsang produktivitas, upah dapat

meningkatkan motivasi pekerja untuk bekerja lebih giat lagi. Bagi

perusahaan, upah merupakan salah satu komponen biaya produksi yang

dipandang dapat mengurangi tingkat laba yang dihasilkan.

Oleh karena dipandang sebagai biaya faktor produksi, maka

pengusaha berusaha untuk menekan upah tersebut sampai pada tingkat

yang paling minimum, sehingga laba perusahaan dapat ditingkatkan.

Masih sedikit pengusaha yang memandang pekerja sebagai mitra

perusahaan dalam menjalankan dan menghasilkan keuntungan bagi

perusahaan. Untuk menghindari perbedaan kepentingan antara pengusaha

(24)

7

pengupahan ini yang biasa dikenal dengan upah minimum. Tujuan

pengaturan ini adalah untuk: (1) menjaga agar tingkat upah tidak merosot

kebawah (berfungsi sebagai jaring pengaman), (2) meningkatkan daya beli

pekerja yang paling bawah, dan (3) mempersempit kesenjangan secara

bertahap antara mereka yang berpenghasilan tertinggi dan terendah.

Dalam menentukan tingkat upah minimum terdapat 4 (empat)

pihak yang saling terkait yaitu pemerintah dalam hal ini Departemen

Tenaga Kerja, Dewan Pengupahan Nasional yang merupakan lembaga

independen terdiri dari pakar, praktisi dan lain sebagainya yang bertugas

memberikan masukan kepada pemerintah, Federasi Serikat Pekerja

Seluruh Indonesia (FSPSI) sebagai penyalur aspirasi pekerja dan wakil

pengusaha melalui APINDO (Asosiasi Pengusaha Indonesia). Mereka

bertugas mengevaluasi tingkat upah minimum yang berlaku pada saat

tertentu dan memutuskan apakah tingkat upah tersebut sudah saatnya

untuk dinaikkan atau belum. Dewasa ini paling tidak ada 5 (lima) faktor

utama yang diperhitungkan pemerintah dalam menetapkan tingkat upah

minimum, yaitu:

1. Kebutuhan Hidup Layak (KHL)

2. Indeks Harga Konsumen (IHK) atau tingkat inflasi

3. Perluasan kesempatan kerja

4. Upah pada umumnya yang berlaku secara regional

(25)

8

Dari lima faktor diatas maka 3 faktor yaitu indeks harga konsumen,

perluasan kesempatan kerja dan perkembangan perekonomian adalah faktor

makro sedangkan dua faktor lainnya yaitu kebutuhan hidup minimum dan

upah regional merupakan faktor yang bersifat mikro. Dari sudut kebutuhan

hidup pekerja, terdapat 2 (dua) komponen yang menentukan tingkat upah

minimum, yaitu kebutuhan hidup layak (KHL) dan laju inflasi.

Dapat dikatakan, bahwa hingga saat ini kebijakan upah minimum

merupakan satu-satunya kebijakan pemerintah Indonesia yang secara langsung

dan eksplisit dikaitkan dengan upah buruh. Tidak mengherankan, jika semua

pihak (pemerintah,serikat buruh, LSM) menempatkannya sebagai isue sentral.

Bahkan,tidak sedikit yang menganggap upah minimum merupakan solusi bagi

persoalan kesejahteraan pekerja, dan pada gilirannya kesejahteraan rakyat.

Dari latar belakang diatas maka penulis mengambil judul: “Analisis

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penetapan Kebijakan Upah Minimum Kota (UMK) di Kota Malang Tahun 2001-2011”

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perkembangan inflasi, PDRB dan UMK di Kota Malang?

2. Apakah tingkat inflasi dan PDRB berpengaruh terhadap penentuan

penetapan kebijakan Upah Minimum Kota (UMK) di Kota Malang?

3. Variabel apa yang paling berpengaruh terhadap Upah Minimum Kota

(26)

9

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui perkembangan inflasi, PDRB dan UMK di Kota

Malang tahun 2001-2011.

2. Untuk menguji apakah tingkat inflasi dan PDRB berpengaruh terhadap

penentuan penetapan Upah Minimum Kota (UMK) di Kota Malang tahun

2001-2011.

3. Untuk mengetahui variabel apa yang paling berpengaruh terhadap Upah

Minimum Kota (UMK) di Kota Malang tahun 2001-2011.

D. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan dan penelitian ini tidak meluas dan lebih terarah,

maka dilhat dari rumusan masalah diatas lebih difokuskan pada perkembangan

UMK di Kota Malang sendiri dengan dua variabel yaitu inflasi dan PDRB,

sehingga dapat diketahui faktor apakah yang nantinya paling berpengaruh

terhadap penetapan UMK di Kota Malang. Penelitian ini mengambil periode

waktu tahun 2001-2011, dikarenakan kebijakan UMK diberlakukannya secara

efektif pada tahun 2001.

E. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini secara umum diharapkan dapat berguna

sebagai:

1. Bahan masukan bagi pemerintah terutama dalam rangka mengevalusi

kebijaksanan dan menyusun perencanaan Upah Minimum Kota (UMK)

(27)

10

2. Sebagai salah satu studi yang diharapkan dapat dijadikan bahan referensi

bagi yang ingin melakukan penelitian yang relevan dengan materi dari

skripsi ini.

3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan kebijakan UMK

di Kota Malang dan variabel-variabel yang signifikan mempengaruhinya

Gambar

Tabel 1.1 Daftar UMK dan KHL di Kota Malang pada tahun 2004-

Referensi

Dokumen terkait

MINUTES OF THE DEVELOPMENT ASSESSMENT UNIT MEETING HELD AT THE HILLS SHIRE COUNCIL ON TUESDAY, 23 NOVEMBER 2021 PRESENT Cameron McKenzie Group Manager – Development & Compliance

Dari hasil pengujian yang telah dilakukan diperoleh bahwa hasil pengujian untuk tanah lempung terganggu (disturbed) dengan campuran gypsum 2 % tanpa penambahan abu ampas

[r]

Visual Basic used to create a Graphical User Interface (GUI) that act as control panel to the FIDS system.. The system able to capture and store data by using suitable

Digital Repository Universitas Jember Digital Repository Universitas Jember... Digital Repository Universitas Jember Digital Repository

Bab ini peneliti memaparkan mengenai Analisis Isi Berita Rubrik Maung Bandung Di Harian Umum Bandung Ekspres Ditinjau berdasarkan kualitas berita, dimana hasil analisis berasal

Dalam sistem otomasi pencampuran cairan berwarna ini dikontrol dengan

Oleh karena itu PT Mega Plast Jaya Citra harus dapat dapat mempertahankan kualitas yang dimulai dari pengendalian bahan baku, mengendalikan proses, sampai pengujian akhir pada

[r]