• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada Nn. K dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Eliminasi BAB Di RSJ Provsu Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada Nn. K dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Eliminasi BAB Di RSJ Provsu Medan"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan

Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Personal Hygiene

Di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem

Prov. Sumatera Utara

Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

Dwi Agnes Fristantia

122500070

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

PujidansyukurkehadiratTuhan Yang MahaEsa yang telah melimpahkan

berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan KaryaTulis Ilmiah

denganjudul “Asuhan Keperawatan padaTn.Mdengan Prioritas Masalah

Kebutuhan Dasar Personal Hygiene di RumahSakitJiwa Prof. Dr. Muhammad.

Ildrem Provinsi Sumatera Utara”, yang merupakan salahsatu syarat dalam

menyelesaikan pendidikan DIII Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

PenulismenyadaribahwadalampenulisanKaryaTulisIlmiahinimasihbanyakk

ekurangandanjauhdarikesempurnaankarenaketerbatasanpengetahuankemampuans

ertapengalamanpenulis.Karenaitupenulissangatmengharapkanadanyakritikserta

saran darisemuapihak yang bersifat membangun guna dijadikan pedoman bagi

penulis dikemudian hari.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara.

2. IbuErniyati, SKp.,MNS. selaku Wakil Dekan I Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

3. IbuNur Afi Darti, SKp., M.Kep. selaku Ketua Program Studi DIII

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. BapakMula Tarigan, SKp.,M.Kes selaku Sekretaris Program Studi DIII

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. BapakSetiawan, S.Kp., MNS, Phdselaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu untuk membimbing saya menyelesaikan KTI.

6. Ibu Sri EkaWahyuni, S.Kep., Ns., M.Kepselakudosen PA yang

telahmembimbingdanmendidiksayaselama proses perkuliahan.

7. Seluruh Dosen Fakultas Keperawatan khususnya jurusan DIII Keperawatan

Universitas Sumatera Utara yang telah banyak mendidik penulis selama

proses perkuliahan dan Staff non akademik yang telah banyak membantu

penulis di bidang administrasi.

8. Pegawai ruanganSorikMerapi yang memberi izin dan bimbingan serta

(5)

9. Teristimewa ayah Sukamto Pasaribu dan Ibu JunitaSiahaan yang telah

membesarkan serta mendidik saya sehingga mampu menyelesaikan

perkuliahan saya, serta abang FritsanFebrindo Pasaribu yang mendukung dan

telah memberikan motivasi.

10.Teman-teman mahasiswa DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara khususnya stambuk 2012 yang telah

memberikan semangat dan masukan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah

ini.

Akhir kata, penulis mengharapkan Karya Tulis Ilmiah ini dapat

bermanfaat bagi penulis dan bagi semua pihak yang memerlukan.

Medan, Juni 2015

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ……… i

KATA PENGANTAR ……… ii

DAFTAR ISI……… iv

BAB I PENDAHULUAN... A. LatarBelakang……….. 1

B. Tujuan………... 2

C. Manfaat………. 3

BAB II PENGELOLAAN KASUS A. KonsepDasarAsuhanKeperawatandenganMasalahKebutuhanDasar : Personal Hygiene……….. 5

1. Pengkajian………. 16

2. Analisa Data……….. 17

3. RumusanMasalah………...……….. 20

4. RencanaTindakan………. 21

B. AsuhanKeperawatanpada Tn. M denganMasalahKebutuhanDasar :Personal Hygiene 1. Pengkajian……… 27

2. Analisa Data………. 29

3. RumusanMasalah……….... 30

4. RencanaTindakan……….... 31

5. Implementasi……….... 33

6. Evaluasi……… 34

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………. 36

B. Saran……… 36

(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk hidup yang terdiri dari bio-psiko-sosial-spiritual

yang utuh dan unik. Manusia dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis,

rohani dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Dalam biologis, manusia

diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (bahasa latin untuk manusia), sebuah

spesies primate dari golongan manusia yang dilengkapi otak berkemampuan

tinggi. Dalam hal kerohanian, dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang

bervariasi dimana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan

kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali

dibandingkan dengan ras lain. Dalam antopologi kebudayaan, mereka dijelaskan

berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat

majemuk serta teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuanuntuk

membentuk kelompok.( Elang& Engkus, 2013)

Manusia mempunyai kebutuhan dasar untuk mempertahankan

kelangsungan hidupnya. Walaupun setiap individu mempunyai karakteristik yang

unik, kebutuhan dasarnya sama. Perbedaannya hanya dalam cara pemenuhan

kebutuhan dasar tersebut. (Asmadi, 2008)

Kebutuhan dasar manusia mempunyai banyak kategori atau jenis.Salah

satunya ialah kebutuhan fisiologis (seperti oksigenasi, eliminasi, cairan, nutrisi,

perawatan diri sebagai kebutuhan yang paling mendasar dalam jasmaniah.Namun,

setiap manusia pada hakikatnya mempunyai dua macam kebutuhan dasar yaitu

kebutuhan yang berbentuk materi dan nonmateri. (Asmadi, 2008)

Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat

penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan memengaruhi kesehatan

dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu

(8)

Perawatan diri atau kebersihan diri (personal hygiene) merupakan

perawatan diri sendiri, yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik

secara fisik maupun psikologis. Pemenuhan perawatan diri dipengaruhi berbagai

faktor, diantaranya: budaya, nilai sosial pada individu atau keluarga, pengetahuan

terhadap perawatan diri, serta persepsi terhadap perawatan diri. (Elang & Engkus,

2013)

Tujuan umum personal hygiene adalah untuk mempertahankan perawatan

diri, baik secara sendiri maupun dengan menggunakan bantuan, dapat melatih

hidup sehat/bersih dengan cara memperbaiki gambaran atau persepsi terhadap

kesehatan dan kebersihan, serta menciptakan penampilan yang sesuai dengan

kebutuhan kesehatan. (Elang & Engkus, 2013)

Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan personal hygiene tidak dapat

terpenuhi yaitu, kelelahan fisik, penurunan kesadaran, faktor prediposisi

perkembangan keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga

perkembangan inisiatif terganggu, penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak

mampu melakukan perawatan diri, klien dengan gangguan jiwa dengan

kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan

lingkungan termasuk perawatan diri, kurang dukungan dan latihan kemampuan

perawatan diri lingkungannya. (Depkes, 2000)

Menurut WHO, masalah gangguan jiwa diseluruh dunia sudah menjadi

masalah yang sangat serius. WHO menyatakan paling tidak ada 1 dari 4 orang

didunia mengalami masalah mental, diperkirakan ada sekitar 450 juta orang

didunia yang mengalami gangguan kesehatan jiwa.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Rumah Sakit Jiwa PROVSU Medan

ruangan Sorik Merapi, jumlah pasien sebanyak 41 orang yang meliputi kasus

Halusinasi 70%, Perilaku Kekerasan 16%, isolasi sosial 10%, deficit perawatan

diri 4%.

Melihat data diatas, jika klien dengan isolasi sosial tidak diatasi akan

menyebabkan menculnya perilaku halusinasi yang diakibatkan dari perasaan tidak

(9)

menyebabkan klien makin sulit mengembangkan hubungan sosial dengan orang

lain dan lingkungan, tidak memperlihatkan kebersihan diri seperti personal

Hygiene.

Berdasarkan hal tersebut maka masalah kebutuhan dasar personal hygiene

harus diperhatikan.Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menyusun Karya Tulis

Ilmiah terkait personal hygiene.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Penulisan karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk membahas asuhan

keperawatan kepada pasien dengan gangguan personal hygiene, khususnya

gangguan personal hygiene pada klien isolasi sosial.

2. Tujuan khusus

A. Mengkaji asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan personal

hygiene.

B. Merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan gangguan

personal hygiene.

C. Merencanakan tindakan keperawatan pada klien dengan gangguan

personal hygiene.

D. Melakukan intervensi keperawatan pada klien dengan gangguan

personal hygiene.

E. Melakukan evaluasi keperawatan pada klien dengan gangguan personal

hygiene.

C. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penelitian Keperawatan

Memberikan informasi kepada dosen, mahasiswa,tentang personal hygiene

sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan keperawatan dalam pemenuhan

(10)

2. Bagi Praktik Keperawatan

Berguna bagi layanan keperawatan khususnya dalam memberikan asuhan

keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan

evaluasi, keperawatan pada gangguan personal hygiene sehingga dapat

(11)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

1. Pengkajian

Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat

penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan memengaruhi kesehatan

dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu

dan kebiasaan.Hal-hal yang sangat berpengaruh itu diantaranya kebudayaan,

sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat

perkembangan.

Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang

diperhatikan.Hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah

masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat memengaruhi

kesehatan secara umum.

Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu Personal yang

artinya perorangan dan hygiene berarti sehat.Kebersihan perorangan adalah suatu

tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk

kesejahteraan fisik dan psikis.

Pengkajian ini adalah riwayat keperawatan, pemeriksaan fisik, dan

pengkajian psikososial.

1.1. Pengkajian fisik kulit

Pengkajian terhadap masalah kebersihan kulit meliputi penilaian tentang

keadaan kulit, misalnya warna kulit untuk mngetahui adanya pigmentasi kulit.

Warna kulit yang tidak normal dapat disebabkan olen melanin pada kulit : warna

coklat dapat menunjukkan adanya penyakit Addison atau tumor hipofisis, warna

biru kemerahan menunjukkan adanya alergi dingin, hipertermia, psikologis.

Dalam keadaan normal,kulit agak kering, dan dalam keadaan patologis dapat

dijumpai kekeringan pada daerah bibir. Kekeringan pada bagian tangan dapat

menunjukkan adanya dermatitis kontak.Penilaian tekstur kulit dapat dilakukan

(12)

sisik jari tangan dan kaki.Perhatikan juga turgor, yaitu kembalinya kulit seperti

semula tanpa meningallkan tanda setelah dicubit dalam keadaan normal.

1.2. Pengkajian perawatan kuku

Pengkajian yang perlu dilakukan adalah penilaian tentang keadaan bentuk,

dan keadaan kuku.Pantau kebersihan kuku kaki dan tangan, sesuai kemampuan

perawatan diri pasien.

1.3. Pengkajian perawatan rambut

Pengkajian dilakukan pada warna, ukuran, serta susunan rambut.Selain itu,

kaji jenis rambut, apakah berminyak atau kering.Kemudian, kaji pola

pertumbuhan rambut, apakah pola cepat atau lambat, sedikit atau jumlah

kerontokan.Kaji juga aspek perkembangannya dan faktor yang memengaruhi

perawatan rambut, seperti kemampuan menyisir, frekuensi cuci rambut, serta

pemakaian shampoo.

1.4 Pengkajian perawatan mulut dan gigi

Pengkajian gigi dan mulut yang perlu diperhatikan antara lain warna,

keadaan permukaan, serta kelengkapan gigi; pada pipi dalam perlu dilihat adanya

warna mukosa serta keadaan permukaan, pada gusi perlu dilihat warna, tekstur,

serta kelembapan.Pada daerah lidah dapat dilihat warna, tekstur dan posisi lidah.

2. Analisa Data

Menurut Buku Diagnosis Keperawatan (Wilkinson, 2011) analisa data

dibagi menjadi data subjektif dan objektif.

2.1. Defisit perawatan diri : Mandi/Higiene

Batasan karakterikstik :

a. Ketidakmampuan mengakses kamar mandi

b. Ketidakmampuan mengambil perlengkapan mandi

c. Ketidakmampuan membasuh tubuh

d. Ketidakmampuan mengatur air mandi

(13)

Ketidakmampuan untuk (melakukan tugas-tugas berikut) :

a. Mengakses kamar mandi

b. Mengambil perlengkapan mandi

c. Mengatur (suhu atau aliran) sumber air

d. Membersihkan tubuh atau anggota tubuh

2.2. Defisit perawatan diri : berpakaian

Batasan karakteristik :

a. Ketidakmampuan memilih pakaian

b. Hambatan mempertahankan penampilan yang memuaskan

c. Hambatan mengambil pakaian

d. Hambatan mengenakan pakaian pada bagian tubuh bawah

e. Hambatan mengenakan pakaian pada bagian tubuh atas

Objektif :

Ketidakmampuan untuk :

a. Memilih pakaian

b. Mempertahankan penampilan pada tingkat yang memuaskan

c. Mengambil pakaian

d. Mengenakan pakaian pada tubuh bagian bawah

e. Mengenakan pakaian pada tubuh bagian atas

2.3. Defisit perawatan diri : makan

Batasan karakteristik :

a. Ketidakmampuan menyiapkan makanan untuk dimakan

(14)

c. Ketidakmampuan menghabiskan makanan

d. Ketidakmampuan memakan makanan dengan aman

Objektif :

Ketidakmampuan untuk :

a. Menyuapkan makanan dari piring kemulut

b. Menyiapkan makanan untuk diingesti

c. Menyelesaikan makan

d. Mengingesti makanan secara aman

2.4 Defisit perawatan diri : Eliminasi

Batasan Karakteristik :

a. Ketidakmampuan melakukan hygiene eliminasi yang tepat

b. Ketidakmampuan menyiram toilet atau buang air

Objektif :

Ketidakmampuan untuk :

a. Melakukan hygiene eliminasi yang tepat

b. Menyiram kloset atau kursi buang air

3. Diagnosa Keperawatan

Menurut Buku Saku Diagnosis Keperawatan (Wilkinson, 2011), terdapat

empat diagnosa yang dapat digunakan untuk menggambarkan masalah personal

hygiene pada pasien, yaitu defisit perawatan diri mandi, defisit perawatan diri

berpakaian, defisit perawatan diri makan, defisit perawatan diri eliminasi.Defisit

perawatan diri mandi yaitu hambatan untuk melakukan atau memenuhi aktivitas

mandi/ hygiene.Defisit perawatan diri berpakaian yaitu hambatan kemampuan

untuk memenuhi aktivitas berpakaian lengkap dan berhias diri.Defisit perawatan

(15)

aktivitas makan.Defisit perawatan diri eliminasi yaitu hambatan kemampuan

untuk melakukan atau menyelesaikan kegiatan eliminasi.

4. Intervensi

Penerapan intervensi keperawatan terkait masalah personal hygiene bisa

merujuk pada intervensi yang diterapkan secara umum pada klien dengan

gangguan pemenuhan personal hygiene.Akan tetapi, pada kasus-kasus tertentu

penerapan diagnosis diatas tersebut tentulah harus sesuai dengan kasus yang

dihadapi.

4.1. Defisit perawatan diri : mandi

Faktor berhubungan :

a. Penurunan motivasi

b. Keadaan lingkungan

c. Kelemahan [ dan kelelahan ]

d. Gangguan persepsi

e. Gangguan kognitif

Hasil yang disarankan NOC :

a. Perawatan diri : Aktivitas kehidupan sehari-hari : kemampuan untuk

melakukan tugas fisik paling dasar dan aktivitas perawatan pribadi secara

mandiri dengan atau tanpa alat bantu.

b. Perawatan diri : Mandi : kemampuan untuk membersihkan tubuh sendiri

secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu.

c. Perawatan diri : Hygiene : kemampuan untuk mempertahankan

kebersihan pribadi dan penampilan yang rapi secara mandiri dengan atau

tanpa alat bantu.

Tujuan/kriteria hasil :

Contoh penggunakan bahasa NOC

Menunjukkan perawatan diri : Aktivitas Kehidupan Sehari-hari,

yang dibuktikan dengan indicator berikut (sebutkan 1-5 : gangguan

ekstrem, berat, sedang, ringan, atau tidak ada gangguan) : mandi, hygiene.

(16)

Pasien akan :

a. Menerima bantuan atau perawatan total dari pemberi asuhan.

b. Mengungkapkan secara verbal kepuasan tentang kebersihan tubuh dan

hygiene oral.

c. Mempertahankan mobilitas yang diperlukan untuk ke kamar mandi dan

menyediakan perlengkapan mandi.

d. Mampu menghidupkan dan mengatur pancaran dan suhu air.

e. Membersihkan dan mengeringkan tubuh.

Mandiri :

a. Dukung kemandirian dalam melakukan mandiri dan hygiene, oral, bantu

pasien hanya jika diperlukan.

b. Dukung pasien untuk mengatur langkahnya sendiri selama perawatan

diri.

c. Akomodasi pilihan dan kebutuhan klien seoptimal mungkin.

d. Berikan bantuan perawatan diri sampai pasien benar-benar mampu

melakukan perawatan diri.

e. Fasilitasi peralatan mandi yang dibutuhkan pasien.

f. Fasilitasi pasien menyikat gigi, jika diperlukan.

4.2. Defisit perawatan diri : berpakaian

Faktor berhubungan :

a. Penurunan motivasi

b. Ketidaknyamanan

c. Hambatan lingkungan

d. Kelemahan atau kelelahan

(17)

Hasil yang disarankan NOC :

a. Perawatan diri : Aktivitas kehidupan sehari-hari : kemampuan untuk

melakukan tugas fisik paling dasar dan aktivitas perawatan pribadi secara

mandiri dengan atau tanpa alat bantu.

b. Perawatan diri : Berpakaian : kemampuan untuk menggunakan pakaian

sendiri secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu.

c. Perawatan diri : Hygiene : kemampuan untuk mempertahankan

kebersihan pribadi dan penampilan yang rapi secara mandiri dengan atau

tanpa alat bantu.

Tujuan/ Kriteria hasil :

Contoh penggunaan bahasa NOC :

Menunjukkan perawatan diri : Aktivitas Kehidupan Sehari-hari,

yang dibuktikan dengan indicator berikut (sebutkan 1-5 : gangguan

ekstrem, berat, sedang, ringan, atau tidak ada gangguan) : berpakaian,

berhias.

Contoh lain :

Pasien akan :

a. Menerima perawatan dari pemberi asuhan

b. Mengungkapkan keperawatan dalam berpakaian dan menata rambut

c. Berpakaian dan menyisir rambut secara mandiri

d. Memilih dan mengambil pakaian

e. Mengenakan pakaian secara rapi

f. Menunjukkan rambut yang rapid an bersih

(18)

a. Dukung kemandirian dalam berpakaian/berhias, bantu pasien hanya jika

diperlukan.

b. Beri kesempatan untuk kebersihan kecil

c. Dukung pasien untuk mengatur langkahnya sendiri saat berpakaian/

merapikan diri.

d. Bantu pasien memilih pakaian yang mudah dipakai dan dilepaskan.

e. Berikan kenyamanan dengan mempertahankan lingkungan yang teratur

dan pencahayaan yang baik.

4.3. Defisit perawatan diri : Makan

Faktor berhubungan :

a. Penurunan motivasi

b. Ketidaknyamanan

c. Keletihan

d. Gangguan kognitif atau persepsi

e. Kelemahan

Hasil yang disarankan NOC :

a. Perawatan diri : Aktivitas kehidupan sehari-hari : kemampuan untuk

melakukan tugas fisik paling dasar dan aktivitas perawatan pribadi secara

mandiri dengan atau tanpa alat bantu.

b. Perawatan diri : Makan : kemampuan untuk menyiapkan dan memakan

makanan dan cairan secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu.

c. Status Nutrisi : Asupan Makanan dan cairan : kuantitas makanan dan

cairan yang diasup kedalam tubuh selama periode 24 jam.

Tujuan//Kriteria hasil :

(19)

Menunjukkan perawatan diri : Aktivitas Kehidupan Sehari-hari,

yang dibuktikan dengan indicator berikut (sebutkan 1-5 : gangguan ekstrem,

berat, sedang, ringan, atau tidak ada gangguan) : Makan.

Contoh lain :

Pasien akan :

a. Menerima asupan dari pemberi asuhan

b. Mampu makan secara mandiri (atau sebutkan tingkatannya)

c. Mengungkapkan kepuasan makan dan terhadap kemampuannya untuk

makan sendiri.

d. Menunjukkan asupan makanan dan cairan yang adekuat.

e. Membuka wadah makanan dan menyiapkan makanan.

Mandiri :

a. Kenali dan beri penguatan terhadap pencapaian pasien.

b. Dorong kemandirian makan dan minum, bantu pasien jika hanya

diperlukan.

c. Jaga privasi saat makan jika pasien merasa malu.

d. Saat makan, biarkan pasien menentukan makanan yang akan dimakannya.

e. Lakukan hygiene mulut sebelum makan.

f. Lakukan pengawasan yang sering dan ketat, jika diperlukan.

4.4. Defisit perawatan diri : Eliminasi

Faktor berhubungan :

a. Penurunan motivasi

b. Ketidaknyamanan

c. Hambatan lingkungan

(20)

e. Gangguan kognitif atau persepsi

Hasil yang disarankan NOC :

a.Perawatan diri : Aktivitas kehidupan sehari-hari : kemampuan untuk

melakukan tugas fisik paling dasar dan aktivitas perawatan pribadi secara

mandiri dengan atau tanpa alat bantu.

b. Perawatan diri : Hygiene : kemampuan untuk mempertahankan

kebersihan pribadi dan penampilan yang rapi secara mandiri dengan atau

tanpa alat bantu.

c. Perawatan diri : ELiminasi : Kemampuan untuk melakukan aktivitas

eliminasi secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu.

Tujuan/Kriteria hasil :

Contoh penggunaan bahasa NOC :

Menunjukkan perawatan diri : Aktivitas Kehidupan Sehari-hari,

yang dibuktikan dengan indicator berikut (sebutkan 1-5 : gangguan ekstrem,

berat, sedang, ringan, atau tidak ada gangguan) : Eliminasi.

Contoh lain :

Pasien akan :

a. Menerima bantuan dari pemberi asuhan

b. Mengenali atau mengetahui kebutuhan bantuan untuk eliminasi.

c. Membersihkan diri setelah eliminasi

Mandiri :

a. Tentukan tingkat fungsi dan bantu pasien untuk eliminasi atau lakukan

perawatan dasar, jika diperlukan.

b. Bantu perawatan diri : Eliminasi : fasilitasi hygiene eliminasi setelah

eliminasi, ganti pakaian setelah eliminasi.

(21)

1. Pengkajian Pasien dirumah sakit

Berdasarkan penugasan dan sesuai dengan jadwal mahasiswa praktek di rumah

sakit jiwa Provsu Medan, pada tanggal 18 Mei 2015 mahasiswa melakukan

pengkajian keperawatan pada pasien Tn.M. Berikut deskripsi dari hasil pengkajian

yang dilakukan dan secara lengkap terdapat di lampiran 1.

Seorang klien, Tn.M berusia 34 tahun berjenis kelamin laki-laki, agama Islam.

Pendidikan terakhir Tn.M SMA, dan tidak bekerja.Pada tanggal 9 Desember 2014

Tn.M dirawat di ruangan Sorik Merapi, dengan nomor rekam medik

03.45.64.Diagnosa pada Tn.M adalah Isolasi Sosial. Biodata

Dalam pengkajian yang dilakukan pada Tn.M, sering menyendiri, suka melamun,

bila diajak mengobrol sering menunduk. Klien tidak mau memulai percakapan

dan tidak mau mengawali berinteraksi dengan orang lain. Selain itu, klien juga

malas mandi tampak badan klien jorok dan bau. Keluhan Utama

Klien pernah mengalami gangguan jiwa 3 tahun yang lalu, tetapi kambuh lagi

karena tidak teratur minum obat.Pada tahun 2012, klien pernah dirawat di rumah

sakit jiwa sembada.Klien tidak mempunyai riwayat alergi. Riwayat kesehatan masa lalu

Klien masih sering menyendiri dan melamun bila diajak ngobrol sering

menunduk.Klien juga mengatakan sudah lebih tenang selama dirawat dirumah

sakit.

Riwayat kesehatan sekarang

Orangtua klien tidak memiliki riwayat penyakit gangguan jiwa seperti klien.Klien

anak pertama dari 4 bersaudara.Keluarga klien tidak ada yang mengalami

gangguan jiwa.

(22)

Klien mengatakan ia sering menyendiri karena merasa tidak berguna dengan

keadaannya. Klien merasa malu karena penampilannya yang tidak rapi dan

kotor.Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang kerumah berkumpul

dengan keluarganya.Klien mengatakan dirinya tidak berguna lagi karena telah

gagal membahagiakan orangtuanya. Riwayat psikososial

Klien sadar penuh. Penampilan klien tidak rapi, klien mengatakan malas mandi

dan gosok gigi, klien mengatakan sudah 2 hari tidak ganti baju dan celana, terlihat

baju dan celana klien belum pernah diganti selama pengkajian. Tercium bau

badan dan gigi kotor, kulit kepala kotor.Selama wawancara klien tampak

kooperatif dengan teman seruangan karena malu terhadap dirinya. Status mental

Secara umum didapati pasien sadar, dengan suhu tubuh 36.50C, nadi 80 kali per

menit, pernafasan 20 kali per menit.Pemeriksaan kepala dan rambut bentuk kepala

klien bulat, simetris dan normal dengan kulit kepala kotor.Struktur wajah klien

bulat dan tidak ada kelainan, kulit wajah kusam dengan warna kulit coklat. Klien

memiliki dua mata dengan posisi simetris dan tidak ada kelainan dengan

konjungtiva dan selera normal.Posisi hidung klien simetris dengan 2 lubang

hidung dan cuping hidung normal, klien tidak memakai alat bantu hidung. Bentuk

telinga klien normal dan tidak ada kelainan. Keadaan bibir kering dan

pecah-pecah klien mampu membedakan rasa asin, manis, asam dan pahit. Adanya

karang gigi, terdapat karies gigi.Leher klien tampak berdaki dan jorok.Kulit klien

terlihat jorok dan kusam, terdapat kudis karena gatal-gatal.Air di RS dingin dan

tidak disediakan alat mandi. Pemeriksaan fisik

Klien makan frekuensi 3 kali sehari dengan nafsu makan klien baik, tidak ada

(23)

Kebersihan tubuh klien tampak kotor dan berdaki, terdapat karang gigi dan karies

gigi pada mulut, kuku tangan dan kaki panjang.Klien juga malas mandi dan harus

diperintah.Klien juga mengatakan sudah 2 hari tidak ganti pakaian. Pola perawatan diri

Klien melakukan aktivitas mandi, ganti pakaian, makan, eliminasi harus diarahkan

terlebih dahulu.Klien mengikuti kegiatan ibadah selama dirawat di RSJ. Pola aktivitas

Tn.M BAB ± 2x sehari dengan konsistensi lembek, tidak memiliki riwayat

perdarahan.BAB terakhir Tn.M pada hari Minggu 17 Mei 2015 pukul 19.00 WIB. Pola eliminasi

2. Masalah Keperawatan dan Analisa Data

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 18 Mei 2015 dari

data-data yang diperoleh dilakukan analisa data-data dengan mengelompokkan data-data objek

dan data subjek. Dari analisa data yang dilkukan ditemukan dua masalah

keperawatan yaitu: Defisit perawatan diri dan resiko kerusakan integritas kulit.

Secara lengkap terdapat pada lampiran 1.

3. Diagnosa Keperawatan

Masalah keperawatan kemudian dirumuskan dalam bentuk diagnosa keperawataan

berdasarkan keterkaitan dan faktor-faktor yang menandai masalah yaitu data

subjek dan data objek yang telah di kaji. Dari hasil perumusan diperoleh dua

diagnosa yaitu:

1. Defisit perawatan diri : mandi berhubungan dengan penurunan motivasi

ditandai dengan klien malas mandi, penampilan tidak rapi, badan bau dan kotor.

2. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kelembaban kulit dan

(24)

3. Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan gangguan konsep diri ditandai

dengan klien tidak mau berinteraksi dengan orang lain karena merasa tidak

berguna.

4. Perencanaan keperawatan dan rasional

Hari/ Tanggal

No.Dx Perencanaan Keperawatan

Selasa

19 Mei 2015 Defisit

perawatan diri

Tujuan dan kriteria hasil :

NOC :

Self care : Activity of Daily Living (ADLs)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2

hari. Deficit perawatan diri teratas dengan kriteria

hasil :

• Klien terbebas dari bau badan.

• Menyatakan kenyamanan terhadap

kemampuan untuk melakukan ADLs.

• Dapat melakukan ADLs dengan mandiri.

Rencana Tindakan Rasional

NIC :

Self care assistance : ADLs

- Membina hubungan saling

percaya.

- Diskusi bersama klien

tentang pentingnya kebersihan

diri.

harga diri klien

(25)

- Monitor kemampuan klien

untuk perawatan diri yang

mandiri.

- Monitor kebutuhan klien

untuk alat-alat bantu

kebersihan diri dan

berpakaian.

- Motivasi klien untuk

melakukan aktivitas

sehari-hari yang normal sesuai

kemampuan.

- Motivasi klien untuk untuk

melakukan secara mandiri.

- Berikan aktivitas rutin

sehari-hari sesuai kemampuan.

yang mampu

dilakukan klien.

- Memfasilitasi

akan kebutuhan

klien dalam

perawatan diri.

- Memberikan

penilain positif

kepada klien.

- Membiasakan

diri untuk

melakukan

perawatan diri

sendiri.

- Membiasakan

diri melakukan

(26)

Resiko kerusakan

integritas kulit

Tujuan dan kriteria hasil :

NOC :

Tissue Integrity : Skin and Mucous Membranes

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2

hari. Gangguan integritas kulit tidak terjadi dengan

kriteria hasil :

•Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan.

•Mampu melindungi kulit dan

mempertahankan kelembaban kulit.

•Sensasi dan warna kulit normal.

Rencana Tindakan Rasional

Rabu &

- Anjurkan klien agar tetap

menjaga kebersihan kulit

agar tetap bersih.

- Pantau kulit klien akan

adanya kemerahan, warna

dan suhu.

- Ajarkan klien untuk

mempertahankan tempat

tidur yang bersih, kering.

- Anjurkan klien untuk

mandi dengan sabun.

- Anjurkan klien untuk

mengganti pakaian setiap

hari.

- Mencegah

terjadinya infeksi

yang dapat membuat

terjadinya kerusakan

integritas kulit.

- Mencegah

terjadinya infeksi.

- Mencegah

terjadinya iritasi dan

kerusakan integritas

kulit.

- Mempertahankan

kebersihan kulit tanpa

mengiritasi kulit.

- Mempertahankan

kebersihan kulit.

Kerusakan interaksi

Tujuan atau kriteria hasil :

(27)

sosial Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 hari. Gangguan integritas kulit tidak terjadi dengan

kriteria hasil :

• Klien dapat berkomunikasi dengan orang lain.

• Klien mau berpartisipasi dalam aktivitas.

• Klien dapat mengungkapkan penurunan

perasaan atau pengalaman diasingkan.

Rencana Tindakan Rasional

Senin

18 Mei 2015

NIC :

Membina hubungan saling

percaya.

Indentifikasi penyebab

klien tidak mau berinteraksi

dengan orang lain.

Diskusikan bersama klien

aspek positif yang dimiliki

klien.

Latih klien cara berkenalan

dengan orang lain.

Rencanakan bersama klien

aktivitas yang dapat

dilakukan setiap hari.

Dengan terbinanya

hubungan saling

percaya terjalin

keterbukaan bersama

klien.

Supaya klien lebih

tenang setelah

mengungkapkan

perasaannya.

Klien akan lebih

percaya diri.

Membantu klien

untuk berinteraksi

dengan orang lain.

Klien dapat

berinteraksi dengan

orang lain dan tidak

(28)

5. Implementasi Keperawatan

Hari/ Tanggal

No. Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)

Selasa I - Membina hubungan saling

percaya dengan klien.

- Memonitor kemampuan klien

untuk perawatan diri mandi,

berpakaian dan makan.

- Memonitor kebutuhan klien untuk

alat-alat bantu kebersihan diri dan

berpakaian.

- Mendiskusikan bersama klien

tentang pentingnya kebersihan

badan, rambut, kuku.

- Memotivasi klien untuk

melakukan perawatan diri mandi

dan berpakaian secara mandiri.

- Memberikan jadwal klien untuk

melakukan aktivitas perawatan diri

mandi, berpakaian sehari-hari.

(29)

dilanjutkan

Rabu

&Kamis,

II - Menganjurkan klien untuk mandi

dan mengganti pakaian setiap hari

agar tetap menjaga kebersihan

kulit, badan dan kuku.

- Memantau kulit klien akan

adanya kemerahan, warna dan

suhu, kelembapan.

- Mengajarkan klien untuk

mempertahankan tempat tidur yang

bersih, kering.

S : Klien

mengatakan

rasa gatal

dikulitnya

sudah

berkurang.

O : kemerahan

dikulit klien

sudah

berkurang.

A : masalah

teratasi

sebagian.

P : intervensi

(30)

6. Evaluasi

Dari perencanaan yang dilakukan tidak semua tindakan dilakukan sesuai

dengan perencanaan.

- Menganjurkan klien untuk mandi

dengan sabun supaya tidak terjadi

iritasi.

Senin III - Membina hubungan saling

percaya.

- Indentifikasi penyebab klien tidak

mau berinteraksi dengan orang lain.

- Diskusikan bersama klien aspek

positif yang dimiliki klien.

- Latih klien cara berkenalan

dengan orang lain.

- Rencanakan bersama klien

aktivitasyang dapat dilakukan

(31)

Untuk diagnosa pertama yaitu defisit perawatan diri, tindakan yang

dilakukan yaitu mendiskusikan bersama klien tentang pentingnya kebersihan diri,

memotivasi klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang normal sesuai

kemampuan, memotivasi klien untuk untuk melakukan secara mandiri.Setelah di

evaluasi selama perawatan masalah untuk diagnosa pertama teratasi sebagian,

Tn.M klien mengerti tentang pentingnya kebersihan diri, klien mau melakukan

secara mandiri, badan klien sudah tampak bersih.

Untuk daignosa kedua yaitu resiko kerusakan integritas kulit, tindakan yang

dilakukan yaitu Menganjurkan klien agar tetap menjaga kebersihan kulit agar

tetap bersih, memonitor kulit klien akan adanya kemerahan, memonitor aktivitas

dan mobilisasi pasien, menganjurkan klien untuk mandi dengan sabun,

menganjurkan klien untuk mengganti pakaian setiap hari.Setelah di evaluasi

selama perawatan masalah untuk diagnosa pertama teratasi sebagian, Tn.M tidak

merasakan gatal-gatal pada kulitnya, kemerahan pada kulit sudah berkurang, klien

mau mengganti pakaian setiap hari.

Untuk diagnosa ketiga yaitu kerusakan interaksi sosial, tindakan yang

dilakukan yaitu membina hubungan saling percaya, indentifikasi penyebab klien

tidak mau berinteraksi dengan orang lain, diskusikan bersama klien aspek positif

yang dimiliki klien, latih klien cara berkenalan dengan orang lain, rencanakan

bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari.Setelah dievaluasi selama

perawatan masalah untuk diagnosa ketiga teratasi sebagian. Tn.M merasa tenang

(32)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan pengkajian pada pasien TN. M, ada dua prioritas masalah

keperawatan yang ditemukan yaitu defisit perawatan diri, resiko kerusakan

integritas kulit dan kerusakan interaksi sosial.Diagnosa keperawatan prioritas

adalah deficit perawatan diri berhubungan dengan penurunan motivasi ditandai

dengan klien malas mandi, badan dan pakaian klien tampak kotor dan bau.

Kemudian dilakukan implementasi berdasarkan intervensi yang direncanakan

selama lima hari dan hasil evaluasi diperoleh pasien sudah terlihat bersih dan

klien mau mandi dan ganti pakaian setiap hari, dan klien harus terus dimotivasi.

B. Saran

a. Bagi Pelayanan Kesehatan

Diharapkan perawat lebih optimal dalam memberikan pelayanan terhadap

kebutuhan dasar personal hygiene sehingga dapat mencegah masalah kebutuhan

dasar personal hygiene yang lebih buruk.Diperlukan dokumentasi intervensi dan

implementasi agar ada sinkron antara perawat di masing-masing shift.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan bagi staf pengajar dapat meningkatkan pengayaan, penerapan,

dan pengajaran asuhan keperawatan kepada mahasiswa, meningkatkan ilmu

pengetahuan dan memberikan keterampilan yang lebih kepada mahasiswa dan

menambah referensi tentang pemahaman kebutuhan personal hygiene, serta pada

mahasiswa dapat memahami kesenjangan antara teori dan aplikasi asuhan

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi.(2008). Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta : EGC.

Dermawan, Deden. (2013). Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan Keperawatan

Jiwa.Yogyakarta : Gosyen Publishing.

Elang & Engkus.(2013). Askep Pada Klien dengan Gangguan Kebutuhan Dasar

Manusia.Garut : IN MEDIA.

Iyus, H. Yosep. (2007). Buku Ajar Keperawatan Jiwa.Bandung : PT. Refika

Aditama.

NANDA. 2012. Diagnosis Keperawatan : definisi dan klasifikasi 2012-2014.

Jakarta : NANDA International.

Potter & Perry. (2006). Fundamentalkeperawatan: konsep, proses, dan praktek.

Edisi 4, Volume 2. Jakarta: EGC.

Tarwoto & Wartonah, 2006.Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan.

Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

Wilkinson, Judith. 2011. Buku saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 9.Jakarta :

(34)

Lampiran 1

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

I. BIODATA

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. M

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 34 thn

Status perkawinan : Sudah Menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Tidak ada

Tanggal Masuk RS : 09 Desember 2014

No. Register : 03.45.64

Ruangan/Kamar : Sorik Merapi

Tanggal Pengkajian : 19 Mei 2015

Diagnosa Medis : Skizofrenia Paranoid

II. KELUHAN UTAMA

Klien sering menyendiri, suka melamun, bila diajak ngobrol sering menunduk.

Klien tidak mau memulai percakapan dan tidak mau mengawali berinteraksi

(35)

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

A.Provocative/palliative

1. Apa penyebabnya

Klien sering menyendiri dan melamun bila diajak ngobrol sering

menunduk.

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan

Klien sering diajak keluarga untuk cerita-cerita.

B. Quantitiy/quality

• Bagaimana dirasakan

Klien mengatakan sudah lebih tenang selama dirawat tetapi masih sering

melamun.

• Bagaimana dilihat

Klien tampak berinteraksi tapi sesekali klien sering terlihat menyendiri.

C. Severity

Klien merasa terganggu dengan kondisinya yang sekarang.

D. Time

Sampai saat ini klien masih mengalami kondisi tersebut.

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU A. Penyakit yang pernah dialami

3 tahun yang lalu klien pernah mengalami gangguan jiwa, tetapi kambuh

lagi karena tidak teratur mnum obat.

B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan

Klien mengatakan pengobatan hanya dengan berobat jalan.

C. Pernah dirawat/dioperasi

Klien pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa Sembada selama 1 tahun pada

tahun2012.

(36)

Klien sudah 5 bulan dirawat di rumah sakit jiwa.

E. Alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi

F. Imunisasi

Klien mengatakan imunisasinya lengkap.

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

A. Orang tua

Orang tua klien tidak memiliki riwayat penyakit gangguan jiwa seperti

klien.

B. Saudara Kandung

Klien adalah anak ke 1 dari 4 bersaudara, dan saudara kandung klien

tidak ada yang mengalami gangguan jiwa.

C. Penyakit keturunan yang ada

Keluarga klien tidak memiliki penyakit keturunan.

D. Angggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

E. Anggota keluarga yang meninggal

Tidak ada anggota keluarga yang meninggal.

VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL

A. Persepsi pasien tentang penyakitnya

Klien mengatakan ia sering menyendiri karena merasa tidak berguna

dengan keadaannya.

B. Konsep Diri

(37)

Klien merasa malu karena penampilan yang kotor dan tidak rapi.

-Ideal diri

Klien ingin cepat sembuh dan pulang kerumah berkumpul dengan

keluarganya.

-Harga diri

Klien mengatakan dirinya sudah tidak berguna dan berarti lagi

karen telah gagal menjadi seorang anak yang dapat

membahagiakan orangtua.

-Peran diri

Klien sebagai seorang anak yang memiliki 3 orang adik.

-Identitas

Klien seorang pria tamatan SMA.

C. Keadaan Emosional

Keadaan emosional klien tampak labil namun klien kooperatif.

D. Hubungan sosial

- Orang yang berarti

Menurut klien orang yang berarti adalah orangtua dan saudara

kandungnya.

-Hubungan dengan keluarga

Menurut klien hbungan klien dengan keluarga baik dan harmonis.

-Hubungan dengan orang lain

Hubungan klien dengan temannya diruangan baik.

-Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Klien tidak memiliki hambatan berhubungan dengan orang lain.

(38)

- Nilai dan keyakinan

Klien menganut agama islam

-Kegiatan ibadah

Klien sering mengikuti kegiatan ibadah selama dirawat dirumah

sakit jiwa.

VII. STATUS MENTAL

a. Tingkat kesadaran

Klien sadar penuh (composmentis)

b. Penampilan

Penampilan klien tidak rapi, klien mengatakan malas mandi dan gosok

gigi, klien mengatakan sudah 2 hari tidak ganti baju dan celana, terlihat

baju dan celana klien belum pernah diganti selama pengkajian.

Tercium bau badan dan gigi kotor, kulit kepala kotor.

c. Pembicaraan

Selama wawancara klien mudah diajak berbicara, namun klien

berbicara a gak lambat, menjawab pertanyaa singkat.

d. Alam perasaan

Saat diajak berbincang-bincang klien tampak tidak bergairah dan lesu.

e. Afek

Afek klien tumpul dimana klien berespon jika diberi hal yang

menyenangkan atau menyedihkan.

f. Interaksi selama wawancara

Selama wawancara, klien tampak kooperatif dan kontak mata mudah

beralih kearah yang tak menentu.

(39)

Klien mengatakan tidak mau berinteraksi dengan teman seruangan

karena malu terhadap dirinya yang kotor dan bau.

h. Proses pikir

Pembicaraan klien sesuai stimulus/pertanyaan perawat.Masalah

keperawatan tidak ditemukan.

i. Isi pikir

Klien tidak mengalami gangguan daya pikir pada saat berinteraksi

dengan perawat.

j. Waham

Saat dilakukan wawancara klien tampak curiga dengan keadaan sekitar,

terlihat dari mata klien yang suka melihat kesegala arah.

k. Memori

Klien memiliki daya ingat yang masih bagus.

VII. PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan umum

Composmentis (CM)

B. Tanda-tanda vital

Suhu tubuh : 36,5oC

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 80 x/i

Pernapasan : 20 x/i

C. Pemeriksaan Head to toe

(40)

Bentuk kepala klien bulat, simetris dan normal dengan kulit kepala

kotor.

2. Wajah

Struktur wajah klien bulat dan tidak ada kelainan, kulit wajah kusam

dengan warna kulit coklat.

3. Mata

Klien memiliki dua mata dengan posisi simetris dan tidak ada kelainan

dengan konjungtiva dan selera normal.

4. Hidung

Posisi hidung klien simetris dengan 2 lubang hidung dan cuping hidung

normal, klien tidak memakai alat bantu hidung.

5. Telinga

Bentuk telinga klien normal dan tidak ada kelainan.

6. Mulut dan Faring

Keadaan bibir kering dan pecah-pecah klien mampu membedakan rasa

asin, manis, asam dan pahit.

7. Gigi

Adanya karang gigi, terdapat karies gigi.

8. Leher

Leher klien tampak berdaki dan jorok.

9. Intergument

Kulit klien terlihat jorok dan kusam, terdapat kudis karena gatal-gatal.

(41)

Air di RS dingin dan tidak disediakan alat mandi.

IX. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

1. Pola makan dan minum

-Frekuensi makan/hari : 3 kali sehari

-Nafsu/selera makan : nafsu makan klien baik

-Nyeri ulu hati : tidak ada nyeri pada ulu hati

-Alergi : tidak memiliki riwayat alergi

-Mual dan muntah : tidak ada mual dan muntah

-Tampak makan memisahkan diri (pasien gangguan jiwa) : Klien tampak

makan memisahkan diri.

-Waktu pemberian makan : pagi, siang, sore

-Jumlah dan jenis makan : 1 porsi jenis nasi + lauk pauk

-Waktu pemberian cairan : tidak menentu

-Masalah makan dan minum (kesulitan menelan, mengunyah) : klien

tidak mengalami masalah dalam makan dan minum.

2. Defisit perawatan diri : Mandi dan berdandan

- Kebersihan tubuh : terlihat kotor dan berdaki

- Kebersihan gigi dan mulut : terdapat karang gigi dan

karies gigi

- Kebersihan kuku kaki dan tangan : kuku tangan dan kaki

panjang, hitam-hitam.

3. Pola kegiatan/Aktivitas

- Uraian aktivitas pasien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti

pakaian, dilakukan secara mandiri, sebagaian, total : klien

melakukan aktivitas mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian harus

diarahkan terlebih dahulu.

- Uraian ibadah pasien selama dirawat/sakit :klien sering mengikuti

(42)

4. Pola Eliminasi

1. BAB

- Pola BAB : 2 x sehari

- Karakter feses : kadang keras dan kadang lembek

- Riwayat perdarahan : tidak memiliki riwayat perdarahan

- BAB terakhir : malam hari

- Diare : tidak mengalami diare

- Penggunaan laksatif : tidak ada penggunaan laksatif

2. BAK

- Pola BAK : 3-5 x sehari

- Kateter urin : tidak memakai kateter urin

- Nyeri/rasa terbakar : tidak ada nyeri atau kesulitan BAK

- Penggunaan diauretik : tidak ada penggunaan diauretik

5. Mekanisme koping

- Adaptif

Saat ada masalah klien hanya memendam masalahnya sendiri

tanpa menceritakannya kepada siapa pun.

- Maladaptif

Klien mengatakan kalau mempunyai masalah selalu

menghindarinya dank lien mengatakan lebih baik tidur dari pada

(43)

Lampiran 2

ANALISA DATA

NO DATA PENYEBAB MASALAH

KEPERAWATAN

1 Ds : - klien mengatakan ia

merasa lemah & malas

untuk beraktivitas.

- Klien mengatakan ia malas

mandi karena tidak ada alat

mandi

- Klien ganti baju hanya

sekali dalam 2 hari.

Do : klien tampak :

- badan dan pakaian kotor

dan bau.

- Kulit kusam dan kotor.

- Kuku panjang dan tidak

terawat.

Batasan karakteristik :

Ketidakmampuan untuk

mandi, ketidakmampuan

untuk berpakaian.

Penurunan

kemampuan dan

kurangnya motivasi

Isolasi Sosial

Defisit perawatan diri

Defisit perawatan

(44)

2. Ds :Klien mengatakan

kulitnya luka-luka seperti

kudis karena gata-gatal.

Do : kulit klien tampak :

- Kemerahan

- Terdapat luka/ kudis pada

seluruh badan pasien

- Kulit terlihat kering dan

berdaki.

Penggunaan pakaian

yang berhari-hari

Iritasi pada kulit

Perubahan sirkulasi

mau berteman dan merasa

tidak berguna dengan

keadaannya.

Do : klien tampak :

Klien sering menyendiri dan

melamun.

Klien bila diajak mengobrol

sering menunduk.

Klien tidak mau memulai

percakapan.

Tidak efektifnya

koping individu

Gangguan konsep diri

(45)

CATATAN PERKEMBANGAN

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

NO. DX Hari/ tanggal

Pukul Tindakan Keperawatan

III Senin,

- Mencari pasien kelolaan

- Mengkaji pasien kelolaan dan cerita keluhan

pasien.

- Mengidentifikasi penyebab klien tidak mau

berinteraksi dengan orang lain.

- Mendiskusikan bersama klien aspek positif

yang dimiliki klien.

- Melatih klien cara berkenalan dengan orang

lain.

- Membina hubungan saling percaya dengan

klien.

- Mendiskusikan bersama klien tentang

pentingnya kebersihan diri.

- Memonitor kemampuan klien untuk

perawatan diri yang mandiri.

- Memonitor kebutuhan klien untuk alat-alat

bantu kebersihan diri dan berpakaian.

Rabu,

- Memotivasi klien untuk melakukan aktivitas

sehari-hari yang normal sesuai kemampuan.

- Memotivasi klien untuk untuk melakukan

(46)

- Memberikan aktivitas rutin sehari-hari sesuai

kemampuan.

NO. DX Hari/ tanggal

Pukul Tindakan Keperawatan

II Kamis,

21 Mei

2015

11.00

12.00

12.30

13.00

13.30

- Menganjurkan klien agar tetap menjaga

kebersihan kulit agar tetap bersih.

- Memonitor kulit klien akan adanya

kemerahan.

- Memonitor aktivitas dan mobilisasi pasien.

- Menganjurkan klien untuk mandi dengan

sabun.

- Menganjurkan klien untuk mengganti

pakaian setiap hari

Jumat,

22 Mei

2015

11.00 –

12.00

- Mengevaluasi klien

- Memberikan motivasi dan perpisahan dengan

(47)

Referensi

Dokumen terkait

Eliminasi fekal adalah proses pembuangan atau pengeluaran sisa metabolisme berupa feses yang berasal dari saluran pencernaan melalui anus (Tarwoto & Wartonah, 2004)..

kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri secara mandiri... seperti mandi (hygiene), berpakaian/berhias, makan, dan BAB/BAK

pernapasan, sesuai dengan kebutuhan. Konsultasikan dengan dokter tentang kebutuhan untuk perkusi, dan/atau peralatan pendukung. Tampilkan/bantu dalam pemberian aerosol,

melakukan perawatan diri secara individu sesuai dengan asuhan keperawatan.. Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada Tn.S dengan

bisa sendiri tapi harus dibantu dan dalam melakukan kegiatan mandi klien sudah bisa secara. mandiri tetapi dalam pengeringan tubuh sehabis mandi klien harus di bantu

Eliminasi fekal adalah proses pembuangan atau pengeluaran sisa metabolisme berupa feses yang berasal dari saluran pencernaan melalui anus (Tarwoto & Wartonah, 2004)..

Perawatan diri eliminasi: mampu untuk melakukan aktivitas eliminasi secara mandiri atau tanpa alat bantu. Mampu duduk dan turun dari

- Menginstruksikan keluarga untuk bantu pasien dalam melakukan kebersihan badan, mulut, rambut, dan kuku S : Ny.M belum mampu melakukan kebersihan diri