• Tidak ada hasil yang ditemukan

Negara dan Agama serta Warga Negara Indo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Negara dan Agama serta Warga Negara Indo"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

ARTIKEL CIVIC EDUCATION

“Negara dan Agama serta Warga Negara Indonesia”

Disusun Oleh:

Laras Sekar Seruni (1113051000021)

Kelas : Jurnalistik I-A

Dosen Pengajar : M. Hudri, M.Ag.

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

Kita sama-sama mengetahui bahwa negara merupakan suatu wilayah yang menjadi tempat tinggal warganya. Tidak ada seorangpun yang menempati suatu wilayah tanpa ada pengakuan bahwa wilayah yang ditempatinya itu bukan negara. Maka dari itu, sebagai orang yang menjadi salah satu warga negara kita wajib menaati peraturan-peraturan yang dibuat oleh negara. Hal ini berkaitan dengan kewajiban kita sebagai warga negara yang baik.

Selain negara yang menjadi tempat tinggal wajib bagi setiap orang, tentunya kita mempunyai keyakinan atau agama masing-masing yang dianut. Dengan ini ada hubungan antara agama dan negara juga kita sebagai warga negara itu sendiri.

A. Negara

1. Pengertian Negara

Dalam kamus Ilmiah Populer, negara berarti negeri; wilayah yang memiliki kedaulatan dan pemerintahan1. Istilah negara merupakan

terjemahan dari beberapa kata asing: state (Inggris)2 , staat (Belanda dan

Jerman), atau état (Perancis)3. Secara terminologi, negara diartikan sebagai

organisasi tertinggi di antara satu kelompok masyarakat yang memiliki cita-cita untuk bersatu, hidup di dalam suatu kawasan, dan mempunyai permerintahan yang berdaulat.

2. Tujuan Negara

Sebagai sebuah organisasi kekuasaan dari kumpulan orang-orang yang mendiaminya, negara harus memiliki tujuan yang disepakatai bersama. Tujuan sebuah negara dapat bermacam-macam, antara lain:

a. Bertujuan untuk memperluas kekuasaan

b. Bertujuan untuk menyelenggarakan ketertiban hukum c. Bertujuan untuk mencapai kesejahteraan umum

1 Risa Agustin, Kamus Ilmiah Populer Lengkap, Surabaya: Serbajaya h. 358

2 Achmad Mulyan dkk, Kamus Pengayaan Bahasa Inggris Inggris Indonesia, Bandung: M2S, 1997 h. 694

(3)

Dalam Islam, seperti yang dikemukakan Ibnnu Arabi, tujuan negara adalah agar manusia bisa menjalankan kehidupannya dengan baik, jauh dari sengketa dan menjaga intervensi pihak-pihak asing. Pradigma ini didasarkan pada konsep sosiohistoris bahwa manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan watak dan keenderungan berkumpul dan bermasyarkat, yang membawa konsekuensi antara individu-individu satu sama lain yang saling membutuhkan bantuan.

Dalam konteks negara Indonesia, tujuan negara adalah untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia, yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial yang tertuang dalam Pembukaan dan Penjelasan UUD 1945. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Indonesia merupakan suatu negara yang bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan umum, membentuk suatu masyarakat yang adil dan makmur.4

3. Unsur-unsur Negara

Suatu negara harus memiliki tiga unsur penting, yaitu rakyat, wilayah, dan pemerintah. Ketiga unsur ini oleh Mahfud M.D. disebut sebagai unsur konstitutif. Tiga unsur ini perlu ditunjang dengan unsur lainnya seperti adanya konstitusi dan pengakuan dunia internasional yang oleh Mahfud disebut dengan unsur deklaratif.

Untuk lebih jelas memahami unsur-unsur pokok dalam negara ini, berikut akan dijelaskan masing-masing unsur tersebut.

a. Rakyat

Rakyat dalam pengertian keberadaan suatu negara adalah sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh rasa persamaan dan bersama-sama

(4)

mendiami suatu wilayah tertentu. Tidak bisa dibayangkan jika ada suatu negara tanpa rakyat. Hal ini mengingatt rakyat atau warga negara adalah

substratum (lapisan bawah)personel dari negara.

b. Wilayah

Wilayah adalah unsur negara yang harus terpenuhi karena tidak mungkin ada negara tanpa ada batas-batas teritorial yang jelas. Secara umum, wilayah dalam sebuah negara biasanya mencakup daratan, perairan (samudra, laut, sungai), dan udara. Dalam konsep negara modern masing-masing batas wilayah tersebut diatur dalam perjanjian dan perundang-undangan internasional. Contohnya terdapat pada UU Republik Indonesia Tahun 1983 nomor urut 5 yang disahkan pada tanggal 18 Oktober 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia L.N 44 T.L.N 3260.5

c. Pemerintah

Pemerintah adalah alat kelengkapan negara yang bertugas memimpin organisasi negara untuk mencapai tujuan bersama didirikannya sebuah negara. Pemerintah, melalui aparat dan alat-alat negara, yang menetapkan hukum, melaksanakan ketertiban dan keamanan, mengadakan perdamaian dan lainnya dalam rangka mewujudkan kepentingan warga negaranya yang beragam. Untuk mewujudkan cita-cita bersama tersebut dijumpai bentuk-bentuk negara dan pemerintahan.

d. Pengakuan Negara Lain

Unsur pengakuan oleh negara lain hanya bersifat menerangkan tentang adanya negara. Hal ini hanya bersifat deklaratif, bukan konstitutif, sehingga tidak bersifat mutlak. Ada dua macam pengakuan suatu negara, yakni pengakuan de facto dan pengakuan de jure. Pengakuan de facto adalah

(5)

pengakuan atas fakta adanya negara. Pengakuan ini didasarkan adanya fakta bahwa suatu masyarakat politik telah memenuhi tiga unsur utama negara (wilayah, rakyat, dan pemerintahan yang berdaulat). Adapun pengakuan de jure merupakan pengakuan akan sahnya suatu negara atas dasar pertimbangan yuridis menurut hukum. Dengan memperoleh pengakuan de jure, maka suatu negara mendapat hak-haknya di samping kewajiban sebagai anggota keluarga bangsa sedunia. Hak dan kewajiban yang dimaksud adalah hak dan kewajiban untuk bertindak dan diberlkakukan sebagai suatu negara yang berdaulat penuh diantara negara-negara lain. 6

Teori Tentang Terbentuknya Negara 1. Teori Kontrak Sosial (Social Contract)

Teori kontrak sosial atau teori perjanjian masyarakat beranggapan bahwa negara dibentuk berdasarkan perjanjian-perjanjian masyarakat dalam tradisi sosial masyarakat. Teori ini meletakkan negara untuk tidak berpotensi menjadi negara tirani, karena keberlangsungannya bersandar pada kontrak-kontrak sosial antara warga negara dengan lambang negara. Penganut mazhab pemikiran ini antara lain Thomas Hobbes, John Locke, dan J.J. Rousseau.

2. Teori Ketuhanan (Teokrasi)

Teori Ketuhanan dikenal juga dengan istilah doktrin teokratis. Teori ini ditemukan baik di Timur seperti Arab Saudi maupun di belahan dunia Barat seperti Vatikan. Doktrin ketuhanan ini memperoleh bentuknya yang sempurna dalam tulisan-tulisan para sarjana Eropa pada Abad Pertengahan yang menggunakan teori ini untuk membenarkan kekuasaan mutlak para raja.

Doktrin ini memiliki pandangan bahwa hak memerintah yang dimiliki para raja berasal dari Tuhan. Mereka mendapat mandat Tuhan untuk

(6)

bertakhta sebagai penguasa. Para raja mengklaim seebagain wakil Tuhan di dunia yang mempertanggungjawabkan kekuasaannya hanya kepada Tuhanm bukan kepada manusia. Praktik kekuasaan model ini ditentang oleh kalangan

monarchimach (penentang raja). Menurut mereka, raja tiran dapat diturunkan dari mahkotanya, bahkan dapat dibunuh. Mereka beranggapan bahwa sumber kekuasaan adalah rakyat.

3. Teori Kekuatan

Secara sederhana teori ini dapat diartikan bahwa negara terbentuk karena adanya dominasi negara kuat melalui penjajahan. Menurut teori ini, kekuatan menjadi pembenaran (raison d’etre) dari terbentuknya sebuah negara. Melalui proses penaklukan dan pendudukan oeh suatu kelompok (etnis) atas kelompok tertentu dimulailah proses pembentukan suatu negara. Dengan kata lain, terbentuknya suatu negara karena pertarungan kekuatan di mana sang pemenang memiliki kekuatan untuk membentuk sebuah negara. 7

B. Negara Indonesia

Sebelum amandemen, naskah resmi UUD 1945 menyatakan bahwa Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum (rechtsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsstaat).8 Hal ini dibuktikan dalam kajian pustaka yang

dilakukan oleh Wignjosoebroto, bahwa ide negara hukum yang pertama diintrodusir dalam ketatanegaraan Hindia Belanda (Indonesia dahulu), melalui kekuasaan negara. Maka secara historis dan yuridis Indonesia adalah negara hukum yang cenderung menganut prinsip rechtsstaat dan telah dirumskan secara tegas dalam konstitusi RIS 1949 dan UUDS 1950, terakhir pasca amandemen dicantumkan Indonesia adalah negara hukum dalam Pasal 1 Ayat (3) UUD 1945.

9

7 Ibid h.123-126

(7)

Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk melalui perjuangan panjang dan luar biasa oleh para pendiri negara. Komitmen yang kuat dan perjuangan para pendiri negara yang tanpa mengenal lelah dalam mewujudkan kemerdekaan akhirnya mengantarkan bangsa Indonesia menjadi negara yang merdeka dan berdiri sejajar dengan negara-negara lainnya di dunia.

1. Perjuangan Menuju Negara Kesatuan Republik Indonesia

Sejarah tentang lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia semakin menguat setelah Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu. Peristiwa tersebut mendorong para pemuda dengan jiwa mudah dan semangatnya bergerak mendesak golongsn tua untuk secepatnya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia

Kesepakatan pemuda di Jalan Pegangsaan Timur, Jakarta, membulatkan tuntutan pemuda “... bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hak dan soal rakyat itu sendiri, tak dapat digantungkan kepada orang dan kerajaan lain. Jalan satu-satunya adalah memproklamasikan kemerdekaan oleh kekuatan bangsa Indonesia sendiri.

Para pemuda yang tidak setuju dengan golongan tua yang menunda untuk memproklamasikan kemerdekaan akhirnya menculik Ir. Soekarno dan para golongan tua lainnya ke Rengasdengklok.

Pada tanggal 16 Agustus 1945 rombongan dari Rengasdengklok tiba di Jakarta. Dengan mempertimbangkan berbagai tempat yang aman untuk membahas proklamasi, kemudian Ir. Soekarno dengan para penyusun teks proklamasi lainnya menjadikan rumah Laksmana Tadashi Maeda sebagai tempat menyusun naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang berada di Jalan Imam Bonjol No. 1 Jakarta. 10

2. Makna Negara Kesatuan Republik Indonesia

10 Lukman Surya Saputra dan Wahyu Nugroho, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,

(8)

Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan awal dibentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Negara Indonesia yang diproklamasikan oleh para pendiri negara adalah negara kesatuan. Pasal 1 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan, “Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik”.

Para pendiri negara menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan yang diwujudkan dalam kehidupan bangsa Indonesia. Para pendiri negara telah mewariskan nilai-nilai persatuan dan kesatuan dalam Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengatur persatuan dan kesatuan dalam beberapa ketentuan, yaitu sebagai berikut.

a. Sila ke-3 Pancasila, “Persatuan Indonesia”

b. Pembukaan UUD 1945 alinea IV, “... Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada ... persatuan Indonesia ... “ ; serta

c. Pasal 1 ayat (1) UUD 1945, “Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik”.

Negara Kesatuan Republik Indonesia maupun sudah berdiri dan berusialebih dari 67 tahun tidak akan bertahan apabila masyarakatnya sendiri tidak lagi memiliki semangat persatuan dan kesatuan. Bangsa dan negara Indonesia akan bertahan selamanya apabila warga negara Indonesia mau mewujudkan persatuan dan kesatuan dalam berbagai bidang kehidupan. 11

3. Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Tujuan Negara Republik Indonesia termuat dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat yang berbunyi:

“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumah darah

(9)

Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia dengan berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial, ...”

Dari pembukaan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 alinea keempat, dinyatakan tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah untuk:

a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia;

b. Memajukan kesejahteraan umum; c. Mencerdaskan kehidupan bangsa; serta

d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. 12

Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia bukan hanya tugas negara. Kita sebagai warga negara dapat mewujudkannya dengan cara membela negara dalam berbagai bentuk. Memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa meruupakan tugas semua komponen bangsa. Masyarakat yang sejahtera dan erdas merupakan dambaan semua. Apabila masyarakat sejahtera, kehidupan di segala bidang akan lebih baik. Bangsa Indonesia tentu akan lebih maju apabila kehidupan masyarakatnya cerdas.

Tujuan keempat negara adalah ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Tujuan negara tersebut merupakan landasan bagi bangsa Indonesia untuk melaksanakan kerja sama dengan negara lain yang dilandasi oleh nilai-nilai perdamaian dan keadilan sosial.

4. Cita Negara

(10)

Cita Negara merupakan hal yang terkandung dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan seringkali dibicarakan oleh Prof. Soepomo. Bierens de Haan mengemukakakn suatu pandangan bahwa negara pada hakikatnya adalah sebuah organisasi yang terdiri atas kesatuan-kesatuan masyarakat yang lahir karena suatu kehendak tertentu. Adanya masyarakat sebagai sebuah kesatuan terjadi secara alami karena watak manusia sebagai makhluk sosial. Adanya negara tidaklah terjadi secara alamiah, tetapi karena adanya suatu kehendak yang didasari oleh pemikiran-pemikiran tertentu. Kehendak dan pemikiran itu diwujudkan dalam suatu cita (een idee) yang dapat menjembatani kepentingan-kepentingan bersama kesatuan-kesatuan masyarakat tadi. Dengan demikian, cita yang ada pada setiap masyarakat, yaitu volksgeemenschapsidee berubah menjadi cita negara atau staatsidee. Menurut Bierens de Haan, negara adallah peningkatan lebih tinggi dari ide yang berkembang dalam kesatuan-kesatuan masyarakat yang telah ada lebih dahulu sebelum mereka membentuk negara.

Pikiran-pikiran Soepomo yang diucapkan pada tanggal 31 Mei 1945 – ketika ia memperkenalkan cita negara integralistik sebagai cita negara yang paling sesuai dengan cita yang terdapat dalam masyarakat asli Indonesia – kemudian dijadikan acuan utama memahami maksud “pokok-pokok pikiran” yang terkandung di dalam Pembukaan UUD 1945. Cita negara integralistik menghendaki “negara yang bersatu dengan seluruh rakyatnya, yang mengatasi seluruh golongan dalam lapangan apa pun”. 13

C. Agama

Agama berarti ajaran, akidah, panutan, ikutan, keimanan, kepercayaan, ketuhanan, keyakinan, pedoman, pegangan, petunjuk, religi, tuntutan.14 Dalam

UUD 1945 pasal 29 (2) dinyatakan bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya dan untuk beribadat menurut agama

13 Yusril Ihza Mahendra, Dinamika Tatanegara Indonesia, Jakarta: Gema Insani Press, 1996 h. 4 & 8

14 Departemen Pendidikan Nasional, Tesaurus Alfabetis Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,

(11)

dan kepercayaannya itu. 15 Dengan ini berarti tiap-tiap warga negara berhak

untuk memeluk agama yang mereka yakini masing-masing. Negara memberikan kebebasan bagi pemeluk umat beragama asalkan masih dalam ruang lingkup agama yang diakui oleh pemerintah. Yaitu Islam, Katolik, Protestan, Hindhu, Buddha dan Kong Hu Chu.

Sebagai warga negara Indonesia yang majemuk dan tunduk akan peraturan agama, kita semua harus bertoleransi kepada warga negara yang memiliki keyakinan berbeda dengan kita. Dalam Islam juga terdapat aturan mengenai toleransi tersebut. Kita hendaknya menghormati keyakinan orang lain. Dalam kehidupan berbangsa, seperti kita ketahui keberagaman agama itu benar-benar terjadi. Agama tidak mengajarkan untuk memaksakan keyakinan kita kepada orang lain. Oleh karena itu, bentuk perilaku kehidupan dalam beregamaan agama di antaranya diwujudkan dalam bentuk:

a. Menghormati agama yang diyakini oleh orang lain;

b. Tidak memaksakan keyakinan agama kita kepada orang yang berbeda agama;

c. Bersikap toleran terhadap keyakinan dan ibadah yang dilaksanakan oleh yang memiliki keyakinan dan agama yang berbeda;

d. Melaksanakan ajaran agama dengan baik; serta

e. Tidak memandang rendah dan tidak menyalahkan agama yang berbeda dan dianut oleh orang lain. 16

Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Prespektif Islam

Tujuan yang hendak dicapai ajaran-ajaran Islam bagi manusia adalah kebaikan dan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

Baik buruknya kehidupan seseorang di akhirat bergantung kepada baik buruknya kehidupan di dunia ini. Kehidupan yang di dunia akan membawa 15 Redaksi Kawan Pustaka, UUD 45 & Perubahannya Susunan Kabinet RI Lengkap, Jakarta: Kawan Pustaka, 2004 h. 31

(12)

kebahagiaan di akhirat. Dan kebalikannya, kehidupan yang tidak baik di dunia akan membawa kehidupan sengsara di akhirat.

Dalam kaitannya dengan berbangsa dan bernegara pun dituntut adanya kesadaran tentang hak-hak yang sebagai warga negara selain dari kewajiban yang memang patut ditunaikan di berbagai bidang. Oleh karena itulah penting kiranya memahami pendidikan kewarganegaraan menurut pandangan Islam.

Pendidikan Kewarganegaraan dalam berbagai bidang mencangkup: a. Bidang Politik dan Pemerintahan

Asas dan dasar. Asas yang dipakai dalam hal ini adalah prinsip-prinsip dalam al-Qur’an. Tujuan yang hendak dicapai adalah mewujudkan masyarakat beragama dan berketuhanan Yang Maha Esa, yang di dalamnya terdapat persatuan, persaudaraan, persamaan, musyawarah, dan keadilan. Tujuan masyarakat ini dalam istilah al-Qur’an diungkapkan sebagai “mengajak kepada kebaikan dan menolah kemungkaran”

Prinsip pelaksanaan. Prinsip-prinsip yang di[akai dalam mewujudkan masyarakat dimaksudkan adalah:

1. Pemerintahan yang adil dan demokratis (musyawarah) 2. Organisasi pemerintahan yang dinamis

3. Kedaulatan

b. Bidang Hukum

Sumber hukum adalah al-Qur’an, hadis dan ijtihad (pemikiran dengan menggunakan akal). Sebagaimana telah banyak dijelaskan hukum yang terdapat dalam al-Qur’an dan hadis sedikit jumlahnya sehigga diperlukan ijtihad atau pemikiran rasional untuk melengkapi hukum yang dibutuhkan masyarakan yang senantiasa mengalami perkembangan.

(13)

Ekonomi dalam Islam pada dasarnya bercorak sosialis dan religius. Manusia terususn bukan hanya dari satu unsur, melainkan dua unsur yakni unsur jasmani dan unsur ruhani. Dan kehidupan manusia tidak hanya terbatas di dunia materi saja tetapi juga berlanjut ke alam ruhani di akhirat nanti. Ekonomi dalam Islam oeh karena itu tidak bisa hanya mementingkan hidup di dunia materi saja, dan juga tidak bisa mengambil bentuk materialisme.

Corak ekonomi itu harus mencerminkan ajaran persaudaraan, persamaan, dan keadilan yang terdapat dalam Islam. Individu dan masyarakat sama pentingnya dalam Islam. Maka ekonomi Islam tidak boleh mengutamakan kepentingan masyarakat, atau sebaliknya mengutamakan kepentingan masyarakat dengan mengabaikan kepentingan individu.

Corak sosialis ekonomi dalam Islam diperkuat lagi oleh:

1. Adanya prinstip nasionalisasi berdasarkan hadis Nabi tentang tidak bolehnya tiga hal dimiliki secara pribadi, yaitu air, padang gembalaan, dan api.

2. Larangan riba, karena menguntungkan kaum kapitalis dan merugikan rakyat.

3. Adanya larangan monopoli berdasarkan hadis Nabi yang mengatakan bahwa orang yang melaksanakan monopoli dilaknat Tuhan.

d. Bidang Sosial Budaya

(14)

Kebudayaan dalam bentuk filsafat dan ilmu pengetahuan didorong perkembangannya dengan adanya ayat-ayat yang mengajak manusia supaya memakai akal yang dianugerahkan Allah kepadanya dan supaya mmeneliti alam sekitarnya.

Karena soal akhirat sama pentingnya dengan soal dunia, seni budaya berkembang bukan hanya untuk menunjang peribadahan, tetapi juga dalam bidang keduniaan seperti sastra, arsitektur, seni lukis, seni rupa, dan lain-lain. Pandangan semacam ini dengan implikasinya tersebut pada zaman modern sekarang semakin tampak, karena pemikiran pembaruan pada zaman modern ini dalam soal-soal keagamaan menghilangkan tradisi-tradisi lama manusia yang melarang menggambar dalam bentuk seni lukis dan seni rupa.

e. Bidang Hankam

Kalau sistem dan pranata-pranata sosial lainnya tidak disebut di dalam al-Qur’an dan hadis, maka terlebih lagi sistem dan organisasi Hankam, yang banyak bergantung kepad aperkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ketika alat persenjataan masih sederhana sekali pada zaman Nabi Muhammad, khalifah yang empat, dan dinasti-dinasti masa pertama, sistem dan organisasi Hankam juga sederhana. Perkembangan yang timbul dalam alat persenjataan yang dipergunakan dalam bidang Hankam senantiasa diikuti dengan perkembangan yang sepadan dalam sistem dan organisasinya.

(15)

damai dengan Allah, damai dengan manusia, dan damai dengan alam sekitar. 17

Disamping keberagaman agama di Indonesia dan juga pendidikan kewarganegaraan dalam prespektif Islam, terdapat pula dua model dasar dari sistem politik keagamaan tradisional; model organis dan model gereja. Model organis dicirikan oleh sebuah konsepsi penyatuan fungsi-fungsi agama dan politik yang dilaksanakan oleh suatu struktur yang menyatu (unitary). Penguasa melaksanakan kekuasaannya baik temporal maupun spiritual; dan fungsi utamanya ialah memelihara tatanan sosial yang sakral sesuai dengan hukum-hukum suci dan tradisi. Apapun yang ada dari hirarki kepemimpinan agama yang terwujud, ia dipelihara oleh penguasa guna menegakkan hukum suci dan tradisi ini. dengan begitu, penyamaan agama dan masyarakat dapat dimaksimalkan.

Negara muslim tradisional tetap mempertahankan pandangan keislaman orisinal tentang penyatuan sepenuhnya kekuasaan politik dan agama yang berlaku pada masa Nabi dan para sahabatnya. Suatu klas kepimimpinan agama –

ulama – yang perhatiannya utamanya ialah mengenai penafsiran terhadal hukum-hukum suci. 18

D. Warga Negara

Warga Negara adalah bangsa, masyarakat, orang, penduduk, rakyat. 19 Menurut

Undang-Undang Kewarganegaraan Indonesia (UUKI) 2006, yang dimaksud dengan warga negara adalah warga suatu negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Secara etimologi warga berarti anggota. 20

17 H. Zulfi Mubarak, Sosiologi Agama: Tafsir Sosial Fenomena Multi-Religius Kontemporer,

Malang: UIN Malang Press, 2006 h. 39-45

18 Donald Eugene Smith, Agama di Tengah Sekularitas Politik, Jakarta: Penerbit Panjimas, 1985 h. 8 & 9

19 Departemen Pendidikan Nasional, Ocid h. 648

(16)

Lalu, siapa warga negara Indonesia (WNI)? Menurut UUKI 2006 (Pasal 4, 5, dan 6) mereka yang dinyatakan sebagai warga negara Indonesia antara lain: a. Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan / atau

berdasarkan perjanjian pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain sebelum undang-undang ini berlaku sudah menjadi warga negara Indonesia (WNI).

b. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu warga negara Indonesia

c. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara Indonesia dan ibu warga negara asing.

d. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara asing dan ibu warga negara Indonesia.

e. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara Indonesia, tetapi ayahnya tidak memiliki kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut.

f. Anak yang lahir dalam tenggang waktu tiga ratus (300) hari setelah ayahnya meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya warga negara Indonesia.

g. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara Indonesia.

h. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara asing yang diakui oleh sorang ayah warga negara Indonesia sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 tahun atau belum kawin.

i. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.

(17)

k. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak memiliki kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya. l. Anak yang lahir di luar wilayah negara Republik Indonesia dari seorang

ayah dan ibu warga negara Indonesia yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan.

m. Anak dari seorang ayah dan ibu yang telah dikabulkan permohonan kewarganegaraannya, kemudian ayah dan ibunya meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.21

E. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia

Tiap-tiap warga negara Indonesia juga memiliki hak dan kewajibannya masing-masing. Hak dan kewajiban negara tercantum dalam Pasal 27 sampai dengan Pasal 34 UUD 1945. Beberapa hak dan kewajiban tersebut antara lain sebagai berikut.

1. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak. Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 berbunyi:

“Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.” Pasal ini menunjukkan asa keadilan sosial dan kerakyatan.

2. Hak membela negara. Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 berbunyi: Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.

3. Hak berpendapat. Pasal 28 UUD 1945, yaitu Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.

4. Hak kemerdekaan memeluk agama. Pasal 29 ayat (1) dan (2) UUD 1945. Ayat (1) berbunyi bahwa: “Negara berdasarkan atas

(18)

Ketuhanan Yang Maha Esa.” Ini berarti bahwa bangsa Indonesia percaya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Ayat (2) berbunyi: “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.”

5. Pasal 30 ayat (1) UUD 1945

Yaitu hak dan kewajiban dalam membela negara. Dinyatakan bahwa

Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.

6. Pasal 31 ayat (1)dan (2) UUD 1945.

Yaitu hak untuk mendapatkan pengajaran. Ayat (1) menerangkan bahwa tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran.

Adapun dalam ayat (2) dijelaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan UUD 1945.

7. Hak untuk mengembangkan dan memajukan kebudayaan nasional Indonesia. Pasal 32 UUD 1945 ayat (1) menyatakan bahwa Negara memajukan kebbudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.

8. Hak ekonomi atau hak untuk mendapatkan kesejahteraan sosial. Pasal 33 ayat (1). (2), (3), (4), dan (5) UUD 1945 berbunyi:

(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar asas kekeluargaan.

(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara .

(19)

(4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang.

9. Hak mendapatkan jaminan keadilan sosial. Dalam Pasal 34 UUD 1945 dijelaskan bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.

Kewajiban warga negara terhadap negara Indonesia, antara lain: a. Kewajiban menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1)

UUD 1945 berbunyi: segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.

b. Kewajiban membela negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 yang menyatakan Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.

c. Kewajiban dalam upaya pertahanan negara. Pasal 30 ayat (1) UUD 1945 menyatakan: Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan kemanan negara. 22

F. Syarat-syarat Permohonan Menjadi WNI (Pewarganegaraan)

Keindahan alam Indonesia membuat banyak orang asing yang tertarik untuk menjadi Warga Negara Indonesia. Diantara syarat-syaratnya adalah sebagai berikut:

a. Permohon sudah berumur 21 (dua puluh satu) tahun atau sudah menikah

(20)

b. Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negara Republik Indnesia paling sedikit 15 (lima belas) tahun berturut-turut atau selama 20 (dua puluh) tahun tidak berturut-turut

c. Sehat jasmani dan rohani

d. Cakap berbahasa Indonesia dan mempunyai pengetahuan tentang Undang-Undang Dasar Negara Indonesia Tahun 1945 dan sejarah Indonesia

e. Tidak pernah melakukan tindak pidana yang diancam dengan hukuman pidana paling singkat 1 (satu tahun)

f. Apabila memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi berkewarganegaraan ganda

g. Mempunyai perkerjaan dan penghasilan tetap h. Membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara 23

G. Hilang Kewarganegaraan Indonesia

Seorang WNI juga bisa kehilangan kewarganegaraannya jika mereka: a. Memperoleh kewarganegaraan lain karena kemaunnya sendiri

b. Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan orang yang bersangkutan mendapatkan kesempatan untuk itu

c. Diakui oleh orang asing sebagai anaknya, jika anak yang bersangkutan belum berusia 18 (delapan belas) tahun & belum menikah dan dengan kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia tidak menjadi tanpa kewarganegaraan

d. Anak yang diangkat sah oleh seorang asing sebagai anaknya, jika anak yang bersangkutan belum berusia 5 (lima) tahun dan dengan kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia tidak menjadi tanpa kewarganegaraan

e. Dinyatakan hilang oleh Presiden atas permohonan orang yang bersangkutan, jika ia telah berusia 21 (dua puluh satu) tahun,

(21)

bertempat tinggal di luar negeri dan dengan dinyatakan hilang kewarganegaraan Republik Indonesia-nya tidak menjadi tanpa kewarganegaraan

f. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa ijin terlebih dahulu kepada Presiden.

g. Tanpa ijin terlebih dahulu dari Presiden masuk dalam dinas negara asing

h. Mengangkat sumpah atau janji setia kepada negara asing

i. Dengan tidak diwajibkan , turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat ketatanegaraan untuk suatu negara asing.

j. Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atas namanya yang masih berlaku

k. Lari dari dan untuk dinas negara, selama 5 (lima) tahun berturut-turut bertempat tinggal di luar negeri dengan tidak menyatakan keinginan untuk tetap menjadi warga negara Indonesia. 24

DAFTAR PUSTAKA

1. Agustin, Risa . Kamus Ilmiah Populer Lengkap . Surabaya : Serbajaya

2. Al – Rasyid, Harun . Himpunan Peraturan Hukum Tata Negara . 1983 .Jakarta: UI Press 3. Arifin, Winarsih . Kamus Perancis Indonesia . 1991 . Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama 4. Aripin, Jaenal. Peradilan Agama dalam Bingkai Reformasi Hukum di Indonesia. 2008.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group

5. Budianto. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMA kelas X. 2007 Jakarta: Erlangga 6. Departemen Pendidikan Nasional. Tesaurus Alfabetis Bahasa Indonesia Pusat Bahasa.

2009.Bandung: Penerbit Mizan

7. Hasyimsyah dkk. Ensiklopedia Pemerintahan dan Kewarganegaraan.2010Jakarta: Lentera Abadi

8. Mahendra, Yusril Ihza. Dinamika Tatanegara Indonesia. 1996. Jakarta: Gema Insani Press 9. Mubarak, H. Zulfi. Sosiologi Agama: Tafsir Sosial Fenomena Multi-Religius Kontemporer.

2006. Malang: UIN Malang Press

(22)

10. Mulyan, Achmad dkk . Kamus Pengayaan Bahasa Inggris Inggris Indonesia .1997 .

Bandung: M2S

11. Ngajenan, Mohamad. Kamus Etimologi Bahasa Indonesia. 1990.Semarang: Effhar & Dahara Prize

12. Redaksi Kawan Pustaka. UUD 45 & Perubahannya Susunan Kabinet RI Lengkap.2004

Jakarta: Kawan Pustaka

13. Rosyidi, Muchtar . Penuntun Perundang-Undangan Negara Republik Indonesia . 1987 . Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia

14. Saputra, Lukman Surya dan Nugroho, Wahyu. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. 2013. Indonesia: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 15. Smith, Donald Eugene. Agama di Tengah Sekularitas Politik. 1985.Jakarta: Penerbit

Panjimas

16. Ubaedillah , A & Rozak, Abdul . Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani . 2003 .Indonesia: ICEE UIN Syarif Hidyatullah Jakarta bekerja sama dengan Penerbit Prenada Media Group

Referensi

Dokumen terkait

Pada Kongres Nasional Himpunan Endokrinologi dan Fertilitas (HIFERI) yang ke tujuh kali ini akan diajukan topik-topik diskusi ilmiah bidang kesehatan reproduksi

Berbagai jenis pisang, termasuk di dalamnya pisang lokal khas Sumatera Utara seperti pisang barangan, pisang ambon, pisang kepok, pisang awak, pisang batu, pisang raja,

Ditambah lagi, dalam hasil analisis tambahan dalam penelitian ini ditemukan bahwa di antara berbagai aktivitas online yang dilakukan, aktivitas yang memiliki perbedaan

Dimana perasaan memilki (sense of belonging) untuk turut serta berpartisipasi dalam kemajuan organisasi dapat diwujudkan dengan menjaga sikap dari hal-hal yang

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara dukungan sosial suami dengan

- Bersama jumantik melakukan pemeriksaan jentik n%amuk &as%arakat 1!pemegang prog 1=. (0B) penular DBD seara

Sedangkan ayat 2 disebutkan bahwa program penanggulangan kemiskinan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dunia usaha, serta masyarakat

[r]