• Tidak ada hasil yang ditemukan

JADAL DALAM AL QURAN JADAL DALAM AL QURAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "JADAL DALAM AL QURAN JADAL DALAM AL QURAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

JADAL DALAM AL-QUR`AN Oleh:Zainal Arif

A. PENDAHULUAN

Kitab Suci Al-qur`an merupakan kitab Suci yang berisi kebenaran yang jelas dan terperinci yang menjangkau segala aspek kahidupan, hal ini terlihat dengan jelas ketika masa kejayaan Islam yang dibangun berlandaskan Al-qur`an. Namun banyak manusia yang mengingkari

keabsahannya sehingga hatinya dipenuhi kesombongan dan menyatakan diri tidak mengimaninya.

Al-Qur`an tidak berisi kalimat-kalimat verbal yang sunyi arti, tapi lebih merupakan untaian kalimat petunjuk dan hidayah untuk seluruh ummat manusia dan terbukti telah menyatukan berbagaimacam keragaman, oleh sebab itu, masuk akal jika terdapat banyak sekali proses-proses para penafsir al-Qur`an dari zaman ke zaman dalam upaya mengungkap ma`na-ma`na dan system yang terkandung dalam al-Qur`an yang merupakan Mu`jizat terbesar Akhir zaman.

Meneladani Wanita Pendebat

Suatu hari Umar bin Khaththab keluar masjid bersama Al-Jarud Al-’Abdi. Tiba-tiba ada seorang wanita muncul di pinggir jalan. Umar memberi salam kepadanya dan wanita itu menjawabnya, lalu berkata, “Hai Umar, engkau sudah sangat lain. Dulu aku mengenalmu ketika masih bernama Umair (Umar kecil) di Pasar Ukazh sedang menggembala domba dengan membawa tongkat. Tidak lama kemudian, engkau dinamai Umar. Belum beberapa hari berlalu, engkau sudah dinamai Amirul Mukminin. Bertakwalah kepada Allah dalam urusan rakyat. Ketahuilah, barangsiapa yang takut terhadap ancaman maka yang jauh pun terasa dekat. Dan barangsiapa yang takut terhadap kematian, dia pun takut akan hilang kesempatan”.

Al-Jarud berkata, “Hai wanita, lancang betul engkau terhadap Amirul Mukminin”. Umar berkata, “Biarkan dia. Apakah kamu tidak mengenalnya? Dia adalah Khaulah binti Tsa’labah, istri Aus bin Shamit yang suaranya didengar Allah dari tujuh petala langit. Jadi, Umar sangat layak menyimak perkataannya”.

Wanita tersebut digelari “wanita pendebat/penggugat”. Allah mengabadikannya gugatannya dalam empat ayat pertama QS Al-Mujadilah [58]

ô‰s% yìÏJy‰ ª!$# tAöqs% ÓÉL©9$# y7ä9ω»pgéB ‰Îû $ygÅ_÷ry‰ þ‰Å5tGô±n@ur ‰n<Î) «!$# ª! $#ur ßìyJó¡t‰ !$yJä.u‰ãr$ptrB 4 ¨bÎ) ©!$# 7ì‰Ïÿx‰ ÅÁt/ ÇÊÈ tûïÏ%©!$# tbrã‰Îg»sà㉠Nä3ZÏB `ÏiB OÎgͬ!$|¡ÎpS $¨B Æèd óOÎgÏF»yg¨Bé& ( ÷bÎ) óOßgçG»yg¨Bé& ‰wÎ) ‰Ï«¯»©9$#

óOßgtRô‰s9ur 4 öNåk¨XÎ)ur tbqä9qà)u‰s9 #\‰x6YãB z`ÏiB ÉAöqs)ø9$# #Y‰rã‰ur 4 ‰cÎ)ur ©! $# ;qàÿyès9 ։qàÿxî ÇËÈ tûïÏ%©!$#ur tbrã‰Îg»sà㉠`ÏB öNÍkɲ!$|¡ÎpS §NèO tbr߉qãèt‰ $yJÏ9 (#qä9$s% ㉉̉óstGsù 7pt7s%u‰ `ÏiB È@ö6s% br& $¢‰!$yJtFt‰ 4 ö/ä3Ï9ºs‰ ‰cqÝàtãqè? ¾ÏmÎ/ 4 ª!$#ur $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ׉‰Î7yz ÇÌÈ `yJsù óO©9 ô‰Ågs‰ ãP$u‰ÅÁsù Èûøït‰öhx© Èû÷üyèÎ/

(2)

$YZ‰Å3ó¡ÏB 4 y7Ï9ºs‰ (#qãZÏB÷sçGÏ9 «!$$Î/ ¾Ï&Î!q߉u‰ur 4 ‰ ù=Ï?ur ߉r߉ãn «!$# 3  z`‰Ì‰Ïÿ»s3ù=Ï9ur ë>#x‰tã îLìÏ9r& ÇÍÈ

Sesungguhnya Allah Telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha melihat.Orang-orang yang menzhihar isterinya di antara kamu, (menganggap isterinya sebagai ibunya,

padahal) tiadalah isteri mereka itu ibu mereka. ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka. dan Sesungguhnya mereka sungguh-sungguh mengucapkan suatu perkataan mungkar dan dusta. dan Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.Orang-orang yang menzhihar isteri mereka, Kemudian mereka hendak menarik kembali apa yang mereka ucapkan, Maka (wajib atasnya) memerdekakan seorang budak sebelum kedua suami isteri itu bercampur. Demikianlah yang diajarkan kepada kamu, dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Barangsiapa yang tidak mendapatkan (budak), Maka (wajib atasnya) berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum keduanya bercampur. Maka siapa yang tidak Kuasa (wajiblah atasnya) memberi makan enam puluh orang miskin. Demikianlah supaya kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. dan Itulah hukum-hukum Allah, dan bagi orang kafir ada siksaan yang sangat pedih.

sebab Turunnya ayat Ini ialah berhubungan dengan persoalan seorang wanita bernama Khaulah binti Tsa´labah yang Telah dizhihar oleh suaminya Aus ibn Shamit, yaitu dengan mengatakan kepada isterinya: Kamu bagiku seperti punggung ibuku dengan maksud dia tidak boleh lagi menggauli isterinya, sebagaimana ia tidak boleh menggauli ibunya. menurut adat Jahiliyah kalimat zhihar seperti itu sudah sama dengan menthalak isteri. Maka Khaulah mengadukan hal itu kepada Rasulullah s.a.w. Rasulullah menjawab, bahwa dalam hal Ini belum ada Keputusan dari Allah. dan pada riwayat yang lain Rasulullah mengatakan: Engkau Telah diharamkan bersetubuh dengan dia. lalu Khaulah berkata: Suamiku belum menyebutkan kata-kata thalak Kemudian Khaulah berulang kali mendesak Rasulullah supaya menetapkan suatu Keputusan dalam hal ini, sehingga Kemudian turunlah ayat Ini

Imam Ahmad meriwayatkan dari Khaulah binti Tsa’labah, ia berkata, “Demi Allah, Allah telah menurunkan permulaan surat Al-Mujadilah ini berkenaan dengan diriku dan Aus ibnu Shamit”. Khaulah bercerita, “Aku tengah bersama Shamit. Dia orang yang sudah tua dan kadang-kadang muncul perangainya yang buruk. Suatu hari dia menemuiku. Aku membantahnya dengan suatu perkataan. Dia marah dan berkata, ‘Bagiku, kamu seperti punggung ibuku’. Dia keluar rumah dan duduk bersama sekelompok kaumnya, sejenak. Dia menemuiku lagi. Ternyata dia

menginginkan diriku. Aku katakan, ‘Jangan. Demi Dzat yang menguasai diri Khaulah, engkau tidak boleh menyentuhku karena kamu telah mengucapkan anu sebelum Allah dan Rasul-Nya memberikan suatu keputusan bagi kita’.

(3)

tidak mau, ‘Demi Allah, aku tidak akan beranjak sebelum Alquran diturunkan mengenai diriku’. Tiba-tiba beliau semaput sebagaimana biasanya (ketika mendapat wahyu). Setelah itu beliau cerah dan bersabda, ‘Khaulah, sesungguhnya Allah telah menurunkan Alquran berkenaan denganmu dan teman hidupmu.’ Kemudian beliau membaca ayat ini”.

Teladan Khaulah

Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah di atas. Pertama, bisa jadi seseorang yang tidak dikenal orang atau dianggap rendah, justru memiliki keistimewaan di hadapan Allah. Seperti Khaulah, seorang sahabat wanita yang tidak dikenal, namun memiliki tempat di hadapan Allah SWT. Karena yang dipandang Allah adalah hati dan amalnya bukan kemolekan fisik. Sabda Rasul SAW. “Sesungguhnya Allah Ta’ala tidak memandang bentuk, fisik dan harta kalian, melainkan Dia memandang hati dan amal kalian” (HR Thabrani)

Banyaknya harta, tingginya jabatan dan bergengsinya pekerjaan bukan jaminan tingginya

kedudukan di hadapan Allah. Yang menjadi parameternya adalah ketakwaan. Firman Allah SWT, Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (terdiri) dari lelaki dan

perempuan, dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu adalah yang paling bertakwa

$pk‰‰r’¯»t‰ â¨$¨Z9$# $¯RÎ) /ä3»oYø)n=yz `ÏiB 9‰x.s‰ 4Ós\Ré&ur öNä3»oYù=yèy_ur $\/qãèä© ‰@ͬ!$t7s%ur (#þqèùu‰$yètGÏ9 4 ¨bÎ) ö/ä3tBt‰ò2r& y‰YÏã «!$# öNä39s)ø?r& 4 ¨bÎ) ©!$# îLìÎ=tã ׉‰Î7yz ÇÊÌÈ

Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.

Kedua, kedudukan wanita akan terangkat ketika ia mampu menjaga kehormatannya. Kemuliaan wanita terletak tidak terletak pada kecantikan wajah tetapi pada keteguhannya mempertahankan kehormatan. Wanita yang menjaga kehormatannya akan dihormati dan disegani orang lain. Keteguhan ini berawal dari keimanan. Iman inilah yang melahirkan perasaan harap dan takut. Berharap pada cinta Allah, dan takut terhadap benci dan adzab-Nya. Perasaan seperti inilah yang dirasakan Khaulah. Ia dihadapkan kepada dilema, apakah ia harus melayani suaminya atau menunggu keputusan Allah atas kejadian yang ia alami. Akhirnya keimananlah yang mengantarkannya pada pilihan untuk menunggu keputusan Allah.

Atau seperti seorang gadis yang menolak saran ibunya untuk mencampur air susu yang akan dijualnya dengan air. Gadis tersebut menolak dengan sopan, “Ibu, Amirul Mukminin melarang

perbuatan tersebut”. “Tapi, Amirul Mukminin kan tidak melihat?,” ungkap ibunya kembali.

Dengan tenang gadis tersebut bertutur, “Benar Bu, Amirul Mukminin tidak melihat, tapi Tuhannya Amirul Mukminin, Maha Melihat apa yang dikerjakan hamba-Nya”.

(4)

menciptakan kamu dari nafs yang satu (sama), dan darinya Allah menciptakan pasangannya, dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan lelaki dan perempuan yang banyak (QS An-Nisaa [4]: 1). Wanita adalah saudara lelaki, “Sebenarnya wanita itu adalah saudara kandung laki-laki,” demikian sabda Rasulullah SAW (HR Abu Daud). Dan keduanya diberi tugas yang sama, yaitu beribadah, “Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku” (QS Adz-Dzaariyat [51]: 56).

$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur ‰wÎ) Èbr߉ç7÷èu‰Ï9 ÇÎÏÈ

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

Wanita memiliki tempat yang istimewa dalam Islam. Mereka diberikan hak-hak yang pada masa pra-Islam tidak diberikan. Seperti hak mendapatkan pendidikan, hak memilih calon suami, hak meminta cerai, berpartisipasi di bidang sosial dan lainnya. Wanita pada masa sahabat memahami hal ini, sehingga sejarah mencatat kegemilangan para sahabiyah. Ada Khadijah, yang menjadi pengusaha; ‘Aisyah yang menjadi perawi hadis sekaligus ahli fikih, juga Shafiyah binti Abdil Muthalib, bibi Nabi SAW yang ikut berjihad, dan lainnya.

Tidak ada diskriminasi atas dasar perbedaan jenis kelamin. Kalaupun ada, maka perbedaan tersebut bukan untuk menunjukkan bahwa lelaki itu lebih tinggi derajatnya daripada wanita. Secara fitrah, baik bentuk fisik atau pun psikis lelaki dan wanita itu berbeda. Perbedaan tersebut berkaitan juga dengan kelenjar dan darah masing-masing kelamin. Karena itu, adanya pembagian kerja, hak dan kewajiban, yang ditetapkan agama disebabkan karena adanya

perbedaan-perbedaan tersebut.

Akan tetapi satu hal yang perlu dicatat. Istimewanya wanita dalam Islam bukan berarti ia bebas berbuat tanpa batas. Islam menempatkan wanita sesuai fitrahnya. Islam tidak menghendaki wanita menjadi rendah karena dalih kebebasan. Islam juga tidak membiarkan wanita melanggar fitrahnya dengan melakukan sesuatu yang menjadi fitrah lelaki.

Ketetapan Allah pasti mengandung maslahat, termasuk ketika Allah menakdirkan kita menjadi lelaki atau wanita. Yang terpenting, hati kita bersih dan ibadah kita maksimal. Insya Allah kita termasuk orang yang didengar keinginannya, seperti Khaulah binti Tsa’labah.

Disini pemakalah mencoba menunjukkan sebuah sistem yang ada dalam al-Qur`an yang kita akui

(5)

B. PENGERTIAN JADAL DALAM AL-QUR`AN

Jadal dalam arti bahasa adalah “Kusut”, contoh لبحلا تلدج yang berarti “ tali yang kusut “ dan menurut Istilah yaitu:’ Perdebatan dalam suatu masalah dan berargumen untuk memenangkan perdebatan ( menemui kebenaran )’[1].

Berkaitan dengan ma`na Jadal diatas, banyak sekali kekeliruan yang dilakukan oleh beberapa

umat Islam yang mema`nai al-Qur`an yang hanya dengan melihat tekstual saja, sehingga terkesan kaku. Dan kita tidak bias menafikan bahwa mayoritas ma`na al-Qur`an adalah konstektual.

Allah SWT telah berfirman dalam Al-Qur`an Surat Al-Kahfi ayat 54 yang berbunyi :

: فهكلا اللددجد ءءييشد ردثدكيأد نناسدنيإإليا نداكدود ) 54

(

Artinya : “ Dan manusia itu sering kali membantah ( berdebat )“

Oleh sebab itu dalam ayat yang lain Allah SWT juga memerintahkan untuk berdebat dengan orang-orang yang melawan Islam dengan cara yang santun, yaitu dalam Surat An-Nahl ayat 125 yang berbunyi :

: لحنلا ننسدحيأد يدهإ يتإللدابإ ميهنليدإاجدود ةإندسدحدليا ةإظدعإويمدلياود ةإمدكيحإليابإ كدبلإرد لإيبإسد ىلدإإ عنديا) 125

(

Artinya : “ Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan Hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik”.

Dan juga dibolehkannya membantah para Ahli Kitab dengan bantahan yang baik sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Ankabut ayat 46 :

:توبكنلأ ننسدحيأد يدهإ يتإللدابإ اللدإإ بإاتدكإليا لدهيأد اولندإاجدتن الدود ) 46

(

(6)

Itulah beberapa contoh cara perdebatan yang santun yang disampaikan Allah SWT dalam Al-Qur`an yang suci, namun ada juga perdebatan-perdebatan kosong yang dilakukan oleh orang-orang kafir yang memperturutkan hawa nafsunya untuk menolak kebenaran.

Firman Allah SWT dalam surat Al-Kahfi ayat 56 :

اولزنهن اورنذإنيأن امدود يتإايداءد اوذنخدتلداود قلدحدليا هإبإ اوضنحإديينلإ لإطإابدليابإ اورنفدكد نديذإللدا لندإاجدينود نديرإذإنيمنود نديرإشلإبدمن اللدإإ نديلإسدريمنليا لنسإرينن امدود : فهكلا )

56 (

Artinya : “ Dan orang-orang kafir membantah dengan yang batil, agar dengan demikian mereka dapat menolak yang hak, dan mereka menganggap ayat-ayat Kami dan peringatan-peringatan Kami terhadap mereka sebagai olok-olok.”

C. URGENSI JADAL DALAM AL-QUR`AN

Setelah menjelaskan bagaimana Al-Qur`an memberikan aturan-aturan dalam perdebatan yang

dibolehkan, perlu kita ketahui urgensi dari Jadal dalam al-Qur`an. Mengapa Al-Qur`an itu

membantah argument-argumen orang-orang kafir dan musyrik?, diantara urgensinya adalah:

Ø Dikarenakan Al-Qur`an itu turun ditengah-tengah bangsa Arab dan menggunakan bahasa mereka, maka Al-Qur`an berargumen sebagaimana argument-argumen mereka sehingga mereka jelas atas persoalan-persoalan yang dibicarakan. Allah SWT berfirman dalam Surat Ibrohim ayat 4 :

: ميـهاربإ منيكإحدليا زنيزإعدليا ودهنود ءناشديد نيمد يدإهييدود ءناشديد نيمد هنللدلا للنضإينفد ميهنلد نديلإبدينلإ هإمإويقد نإاسدلإبإ اللدإإ لءوسنرد نيمإ اندليسدريأد امدود ) 4

(

Artinya: “Aku tidak mengutus seorang Rosulpun, kecuali dengan bahasa kaumnya supaya ia dapat memberikan penjelasan dengan terang kepada mereka.”

Ø Fitrah manusia yang suci akan selalu menerima hal-hal yang pasti dan rasional sebagaimana yang mereka lihat dan mereka rasakan dan bukan angan-angan yang tiada batas.

Ø Menghindari dari kata-kata yang rumit dan membutuhkan rincian merupakan hal yang dianjurkan dan diinginkan semua orang. Kata-kata yang membutuhkan penjelasan panjang lebar merupakan sebuah kerumitan yang sulit dipahami oleh orang-orang umum, maka apabila

(7)

berargumen. Begitulah Allah SWT memberikan bantahan-bantahan yang jelas dan mudah diterima oleh siapapun.[2]

D. BENTUK-BENTUK BANTAHAN DALAM AL-QUR`AN

Menurut Manna` al-Qathan dalam bukunya “ Mabahits fii Ulumi al-Qur`an”, beliau menyebutkan pembagian argumentasi dalam dua bentuk yaitu :

1. Penyebutan Alam semesta untuk memperkuat dalil-dalil yang mengarah kepada Aqidah yang benar dalam kepercayaan, Iman kepada Allah SWT, Malaikatnya, Kitab-kitab Suci, Rosul-rosulnya, dan Hari Akhir.

Contoh Firman Allah SWT dalam Surat Al-Baqoroh ayat 21-22:

)ندوقنتلدتد ميكنللدعدلد ميكنلإبيقد نيمإ نديذإللداود ميكنقدلدخد يذإللدا منكنبلدرد اودنبنعيا سنانلدلا اهديلنأدايد

Artinya: “Wahai Manusia Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang sebelum kamu supaya kamu bertaqwa. Dialah yang telah menciptakan Bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air hujan dari langit, lalu Dia menjadikan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai karunia untukmu, karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui”.

1. Menolak argument-argumen yang salah dari para penyeleweng. Dalam hal ini terbagi atas beberapa bagian yaitu:

1. Menyebutkan orang yang diajak berbicara itu dengan kata-kata pertanyaan, sehingga terbebas dari permusuhan dan terselamatkan dari permainan akal, sehingga mereka mengakui kesalahan yang mereka perbuat. Dalam hal ini Allah SWT berfirman dalam Surat At-Tur ayat 35:

:روطلا ندوقنلإاخدليا منهن ميأد ءءييشد رإييغد نيمإ اوقنلإخن ميأد ) 35

(

Artinya : “Apakah mereka yang menciptakan segala sesuatu atau mereka yang diciptakan”.

Menurut Imam Syuyuti, untuk menyelamatkan dari perselisihan tidak harus memakai kata-kata

pertanyaan saja namun bisa dengan manfy ( kata peniadaan ), atau syarat denga huruf-huruf

Imtina (larangan).[3] Disebutkan Allah SWT dalam Surat Al-Mu`minun ayat 91 yaitu:

ندوفنصإيد املدعد هإللدلا نداحدبيسن ضءعيبد ىلدعد ميهنضنعيبد الدعدلدود قدلدخد امدبإ هءلدإإ للنكن بدهدذدلد اذلإإ هءلدإإ نيمإ هنعدمد نداكد امدود دءلدود نيمإ هنللدلا ذدخدتلدا امد : نونمؤملا)

(8)

Artinya : “Allah sekali-kalli tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada tuhan yang menyertainya, kalau ada tuhan yang menyertainya, masing-masing tuhan akan membawa mahluq yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha suci Allah SWT dari apa yang mereka sifatkan itu”.

2. Menunjukkan dalil-dalil yang berkenaan dengan permulaan dan tempat kembali. Sebagaimana tercantum dalam Al-Qur`an Surat Qaf ayat 15:

: ) ق دءيدإجد قءليخد نيمإ سءبيلد يفإ ميهن ليبد لإولدأدليا قإليخدليابإ اندييإعدفدأد 15

(

Artinya : “ Apakah kami letih dengan penciptaan yang pertama?. Sebenarnya mereka ragu tentang penciptaan yang baru”.

Surat Fusshilat ayat 39:

للإكن ىلدعد هننلدإإ ىتدويمدليا ييإحيمنلد اهدايدحيأد يذإللدا نلدإإ تيبدردود تيزلدتدهيا ءدامدليا اهدييلدعد اندليزدنيأد اذدإإفد ةلعدشإاخد ضدريأدليا ىردتد كدنلدأد هإتإايداءد نيمإود :تلصف رريدإقد ءءييشد)

39 (

Artinya : “Dan sebagian dari tanda-tanda-Nya, bahwa kamu melihat bumi itu kering tandus, maka apabila Kami turunkan air diatasnya, niscaya ia akan bergerak dan subur. Sesunggguhnya Tuhan yang menghidupkannya tentu dapat menghidupkan yang mati; sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu”.

Begitu juga dalam Surat Al-Qiyamah ayat 36-40, At-Thoriq ayat 5-8, dimana ayat-ayat ini menunjukkan kehidupan awal didunia dengan segala isinya yang takkan habis, dan juga kehidupan setelah mati.

3. Memutus langsung perdebatan dengan menyebut kesalahan-kesalahan lawan. contoh dalam Surat Al-An`am ayat 91, dimana dalam ayat tersebut Allah SWT menolak pengaduan orang-orang yahudi dengan perkataannya :

:ماعنلا ءءييشد نيمإ رءشدبد ىلدعد هنللدلا لدزدنيأد امد اولناقد ذيإإ هإرإديقد قلدحد هدللدلا اورنددقد امدود ) 91

(

Artinya : “ dan Allah SWT tidak menetapkan sesuatu itu bukan atas kemampuannya, ketika mereka berkata “ Allah SWT tidak menciptakan sesuatupun untuk

manusia”.

(9)

:ماعنلا نإييندثيا زإعيمدليا ندمإود نإييندثيا نإأيضلدلا ندمإ جءاودزيأد ةديدنإامدثد ) 143

(

Arinya “ yaitu delapan binatang yang berpasangan, sepasang dari domba dan sepasang dari kambing”

Kemudian Allah berfirman dalam ayat yang ke 144 :

منكناصلدود ذيإإ ءداددهدشن ميتننيكن ميأد نإيييدثدنيأنليا مناحدريأد هإييلدعد تيلدمدتدشيا املدأد نإيييدثدنيأنليا مإأد مدرلدحد نإييردكدذلدلاءد ليقن نإييندثيا رإقدبدليا ندمإود نإييندثيا لإبإإإليا ندمإود :ماعنلا اذدهدبإ هنللدلا )

144 (

Artinya: “Dan sepasang dari unta dan sepasang dari lembu. Katakanlah “ Apakah dua yang jantan yang diharamkan ataukah dua yang betina, ataukah yang ada dalam kandungan dua betinanya. Apakah kamu menyaksikan diwaktu Allah menetapkan ini bagimu?

5. Mengunci lawan dengan penjelasan lebih banyak, dimana seolah-olah perselisihan tersebut tidak akan diakui oleh siapapun. Seperti dalam firman Allah Surat Al-An`am ayat 100 :

:ماعنلا مليعإ رإييغدبإ تءاندبدود ندينإبد هنلد اوقنردخدود ميهنقدلدخدود نلدجإليا ءداكدردشن هإللدلإ اولنعدجدود )

disisni Allah SWT menafikan dirinya dari tawallud (beranak-pinak) disebabkan keesaan-Nya,

karena beranak-pinak itu menurut kita adalah harus melalui dua mahluq, dan Allah SWT tiada sekutu bagi-Nya. Contoh lainnya adalah pengakuan atas Risalah kenabian yang mana Nabi merupakan orang-orang pilihan, hal ini dicontohkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur`an surat Ibrahim ayat 11.

:ميـهاربإ هإدإابدعإ نيمإ ءناشديد نيمد ىلدعد نلنمنيد هدللدلا نلدكإلدود ميكنلنثيمإ ررشدبد اللدإإ ننحيند نيإإ ميهنلنسنرن ميهنلد تيلداقد ) 11

(

Didalam kitab Al-Itqon fii Ulumil Qur`an, Imam syuyuti menyebutkan beberapa hal yang

termasuk dalam bentuk Jadal diantaranya:

1. Al-Isyjal yaitu meletakkan kata yang menunjuk kepada lawan bicara dan juga apa yang dibicarakan. Contohnya dalam firman Allah dalam Surat Ali Imron ayat 194. dan Surat Ghafir ayat 8.

:نارمعلا دداعديمإليا فنلإخيتن الد كدنلدإإ ةإمدايدقإليا مدوييد اندزإخيتن الدود كدلإسنرن ىلدعد اندتدديعدود امد اندتإاءدود اندبلدرد ) 194

(

(10)

oleh lawan. Contoh dalam Surat Al-Baqoroh ayat 258, memaknai istilah menghidupkan

dengan membebaskan, disisnilah kekeliruan tersebut sehingga Allah SWT merubah

argument dengan yang lainnya yaitu menerbitkan matahari dari barat.

لداقد تنيمإأنود ييإحيأن اندأد لداقد تنيمإينود ييإحيين يذإللدا يدبلإرد منيهإاردبيإإ لداقد ذيإإ كدليمنليا هنللدلا هناتداءد نيأد هإبلإرد يفإ مديهإاردبيإإ جلداحد يذإللدا ىلدإإ ردتد ميلدأد :ةرقبلا رفدكد يذإللدا تدهإبنفد بإرإغيمدليا ندمإ اهدبإ تإأيفد قإرإشيمدليا ندمإ سإميشلدلابإ يتإأييد هدللدلا نلدإإفد منيهإاردبيإإ )

258 (

1. Munaqodhoh, yaitu menggantungkan sesuatu dengan hal yang mustahil, yang

mengisyaratkan kemungkinan terjadi. Contoh dalam Al-Qur`an Surat Al-A`raf ayat 40.

:فارعلا طإايدخإليا ملإسد يفإ لنمدجدليا جدلإيد ىتلدحد ةدنلدجدليا ندولنخندييد الدود) 40

(

Artinya: “Dan mereka tidak akan masuk kedalam surga hingga unta masuk kelobang jarum”.

Demikianlah makalah ini disampaikan dan masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu mohon kritikan dan sarannya.

E. DAFTAR PUSTAKA

1. ———————-, Shafwat al-bayan lima`ani al-Qur`an, Dar al-Basyar, Damsik, 1414 H.

2. As-Syuyuti, Jalaluddin Al-Itqon Fii Uluml al-Qur`an, Dar al-fikr Beirut, 1979 M.

3. Al-Qathan, Manna`, Mabahits Fii Ulumil Qur`an, Mansyurat al-Ashr al-Hadits, 1973 M.

4. ——————-, Al-Qur`an dan Terjemahnya, Lajnah Pentashih Al-Qur`an Jakarta, Th. 1421H/ 2000 M.

5. Al-Makky,————, Samudera Ilmu Al-Qur`an, —————

[1] Mabahits fii Ulumi al-Qur`an , hal 298.

[2] Mabahits, Op.cit. hal 299

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa merger dan akuisisi tidak dapat meningkatkan rata-rata kinerja keuangan pada perusahaan yang diteliti oleh

Para mahasiswa baru ini memasuki lingkungan kampus tanpa mengetahui sedikitpun tentangapa itu peraturan dan sistem akademik di dalam kampus, seandainya pun ada yang tahu

Berdasarkan hasil penelitian pada keempat partisipan dapat disimpulkan bahwa semua partisipan saat ini tidak mengalami dengan persepsi citra diri, beberapa faktor

Meskipun tujuan utama mereka adalah memperoleh keuntungan namun hal tersebut bukan berarti bahwa mereka tidak mempunyai tujuan lain selain tujuan tersebut, masih banyak

41 sampel yang mengalami wheezing pada saat terkena infeksi rhinovirus saat mereka bayi( 54%) mempunyai diagnosa sakit asma oleh pada umur 6 tahun dibandingkan dengan 23% dari

- Jika router tidak dapat mengirimkan data Jika router tidak dapat mengirimkan data frame yang lebih besar, maka lapisan. frame yang lebih besar,

Pelaksanaan Ujian Akhir Semester (UAS) praktikum maupun teori yang dilakukan secara online di ruang kuliah melalui fasilitas intranet pada laman http://nusamandiri.id maupun

Berdasarkan aktivitas belajar siswa yang sudah dideskrip- sikan pada hasil penelitian menunjukkan bah- wa model Team Games Tournament (TGT) mampu meningkatkan