Penelitian Ilmiah Sosiologi
Kelompok 4
Penyelesaian dan dampak School bullying di SMA Ksatrya 51
Latar Belakang ( BAB 1 )
Bullying tidak asing lagi untuk di dengar di negara ini. Bullying bahkan tidak pernah dapat diartikan kedalam bahasa indonesia. Bullying serta merata hanya sebatas tekanan fisik dan mental. Melainkan bisa meningkatkan trauma yang amat mendalam bagi korban kasus bullying.
Bullying merupakan kekerasan di sekolah yang paling umum terjadi. Menurut penelitian yang dilakukan di berbagai negara menunjukkan bahwa 8 hingga 38 persen siswa menjadi korban bullying. Angka kejadian bullying di dunia adalah sekitar 10% siswa SMP hingga 27% siswa SMA dilaporkan sering menjadi korban bullying. Olweus mempelajari 140.000 anak di Norwegia antara usia 8-16 tahun, menemukan sekitar 15% dari mereka ditindas
Faktor-faktor penyebab terjadinya bullying adalah keluarga, sekolah dan faktor kelompok sebaya. Bullying juga terjadi jika pengawasan dan bimbingan etika dari para guru rendah, sekolah dengan kedisiplinan yang sangat kaku, bimbingan yang tidak layak, dan peraturan yang tidak konsisten. Perbedaan kelas, seperti senioritas, etnis, ekonomi, dan agama menjadi salah satu pemicu terjadinya bullying. Tradisi senioritas sering kali diperluas oleh siswa sendiri sebagai kejadian yang bersifat laten, bagi mereka keinginan untuk melanjutkan masalah senioritas ada untuk hiburan, penyaluran dendam, iri hati, atau mencari popularitas, melanjutkan tradisi, atau untuk melanjutkan kekuasaan, bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi tingkah laku anak terhadap perilaku bullying adalah bergaul dengan teman-teman sebaya yang menyimpang. Manusia yang hidup berkelompok, tidak terkecuali pada remaja mereka berinteraksi dengan sesama mereka pada tingkat umur yang sama. Kelompok ini mudah terpengaruh dengan tingkah laku teman sebaya terutama tingkah laku yang melanggar peraturan atau disiplin, sehingga mendapat pengakuan dari kelompok tersebut.
Di SMA Ksatrya 51 juga terdapat School Bullying yang dikarenakan kurangnya
pengamanan dari sekolah SMA Ksatrya seperti tidak adanya kamera pengawas atau CCTV disetiap sudut koridor sma ksatrya, dan juga pelaku bullying juga berfikir apabila dia membully ia merasa hasrat kepuasannya terpenuhi
perbuatannya.Perumusan Masalah ( BAB 2 )
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut rumusan masalah yang didapat sebagai berikut 1.Apakah dampak dari school bullying?
2.Bagaimana cara mengatasi school bullying di sma ksatrya ? 3.Mengapa bisa terjadinya school bullying?
Tinjauan pustaka / pembahasan (BAB 3)
Tinjauan pustaka berisi teori-teori yang dikemukakan oleh Para ahli berkaitan yang di pilih
-Komisi perlindungan anak indonesia (KPAI) mengatakan Bullyin adalah kekerasan fisik dan pisikologis berjangka panjang yang di lakukan seseorang/ kelompok.