• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJIAN AKHIR SEMESTER KULIAH KOMUNIKASI A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "UJIAN AKHIR SEMESTER KULIAH KOMUNIKASI A"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

UJIAN AKHIR SEMESTER

KULIAH KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM SEBUAH

PERTEMANAN

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

MUHAMMAD TAUFIQ NUR

31001200162

ILMU KOMUNIKASI

(2)

Jl. Raya Kaligawe Km.4 Semarang Po. Box 1054/SM Semarang 50112, Indonesia

KEBOHONGAN DIBALIK HUBUNGAN

MUHAMMAD TAUFIQ NUR

31001200162

Fakultas Ilmu Komunikasi

muhammad.taufiqnur@std.unissula.ac.id

Abstract

Relationship with the lies become commonplace and no longer taboo. Many of the causes and consequences evoked by lies. Some people even make it a habit that is often applied in their relationship. After a longstanding relationship of openness and development declining relationship also decreased so lies often appear to change, whether it's for the better or worse direction. Islam itself lies in having things that are forbidden, but relaxed or still given tolerance. But it should not be done unless absolutely forced to like for the good, happiness, and interest (to be good) of others.

Keywords : commonplace, taboo, application

Abstrak

Hubungan yang disertai kebohongan menjadi hal yang lumrah dan tidak tabu lagi. Banyak penyebab dan akibat yang ditimbulakan oleh kebohongan. Beberapa orang malah menjadikannya kebiasaan yang sering diaplikasikan dalam hubungan mereka. Setelah hubungan berlangsung lama keterbukaan semakin menurun dan perkembangan hubungan juga ikut menurun sehingga kebohongan sering muncul untuk mengubahnya, entah itu kearah yang lebih baik atau kearah yang buruk. Dalam islam sendiri kebohongan memiliki perkara yang diharamkan namun dilonggarkan atau masih diberikan toleransi. Tetapi tidak boleh dilakukan kecuali memang benar-benar terpaksa seperti demi kebaikan, kebahagiaan, dan kepentingan (bersifat baik) orang lain.

(3)

BAB I

1.1. PENDAHULUAN

Hubungan ( bahasa Inggris : Relationship ) adalah

kesinambungan interaksi antara duaorang atau lebih yang memudahkan proses pengenalan satu akan yang lain. Hubungan terjadi dalam setiap proses kehidupan manusia. Hubungan dapat dibedakan menjadi hubungan dengan teman sebaya, orangtua, keluarga, dan lingkungan sosial. Secara garis besar, hubungan terbagi menjadi hubungan positif dan negatif. Hubungan positif terjadi apabila kedua pihak yang berinteraksi merasa saling diuntungkan satu sama lain dan ditandai dengan adanya timbal balik yang serasi. Sedangkan, hubungan yang negatif terjadi apabila suatu pihak merasa sangat diuntungkan dan pihak yang lain merasa dirugikan. Dalam hal ini, tidak ada keselarasantimbal balik antara pihak yang berinteraksi. Lebih lanjut, hubungan dapat menentukan tingkatkedekatan dan kenyamanan antara pihak yang berinteraksi. Semakin dekat pihak-pihak tersebut, hubungan tersebut akan dibawa kepada tingkatan yang lebih tinggi.

Hubungan antarpribadi memainkan peranan penting dalam membentuk kehidupan kita. Kita tergantung kepada orang lain dalam perasaan, pemahaman informasi, dukungan dan berbagai bentuk komunikasi yang mempengaruhi citra diri kita dan membantu kita mengenali harapan-harapan orang lain. Sejumlah penelitian menunjukan bahwa hubungan antar pribadi membuat kehidupan menjadi lebih berarti. Sebaliknya hubungan yang buruk bahkan dapat membawa efek negative bagi kesehatan. Seperti yang ditemukan oleh Patel (Reardon; 1987; 159) bahwa hubungan antar pribadi dalam keluarga dan tempat kerja yang penuh stress dapat meningkatkan kemungkinan seseorang untuk hipertensi. Sebaliknya pasangan suami istri yang saling mencintai dan mereka yang memiliki jaringan teman yang menyenangkan cenderung terhindar dari hipertensi.

Orang memerlukan hubungan antarpribadi terutama untuk dua hal, yaitu perasaan (attachment) dan ketergantungan (dependency). Perasaan mengacu pada hubungan, yang secara emosional intensif. Sementara ketergantungan mengacu pada instrument perilaku antarpribadi, seperti membutuhkan bantuan, membutuhkan persetujuan, dan mencari kedekatan. Lebih lanjut selain kebutuhan berteman orang juga saling membutuhkan untuk kepentingan mempertahankan hidup. Kompleksitas kehidupan masa kini semakin membuat kita saling tergantung satu dengan yang lainnya, dibanding masa-masa sebelumnya. Hasilnya adalah kita saling perlu untuk saling berbagi dan bekerjasama.

Salah satu karakteristik penting dalam hubungan antarpribadi adalah bahwa hubungan tersebut banyak yang tidak diciptakan atau diakhiri berdasarkan kemauan/kesadaran kita. Kita terlahir kedalam berbagai hubungan, sebagian berkaitan dengan pekerjaan dan lainnya merupakan hasil dari perkawinan, dan kita tidak selalu bebas untuk membentuk hubungan. Hubungan semacam ini berbeda dari hubungan yang secara sadar kita pilih/bentuk, karena kendala-kendala yang terdapat pada perilaku para partisipannya. Artinya kita tidak bias begitu saja memutuskan keluar dari hubungan antara kita dengan pimpinan, teman, orang tua, adik/kakak, tanpa harus mengorbankan sesuatu (pekerjaan, perasaan dsb) meskipun demikian banyak juga hubungan yang tidak kita rencanakan dapat menghadirkan dukungan social.

(4)

ekonomi, umur dan gender (jenis kelamin) akan mempengaruhi bukan saja kepada siapa kita berhubungan, tetapi juga bagaimana dan seberapa sering kita berinteraksi dengan orang lain. Orang yang memiliki status ekonomi yang berbeda akan meyebabkan peerbedaan sumber-sumber yang dimiliki untuk mengembangkan hubungan. Misalnya memiliki handphone dan memiliki modil akan membuat kita dapat berhubungan dengan orang yang mobilitasnya tinggi. Jenis pekerjaan dari oranng yang berbeda status social ekonominya juga mempengaruhi hubungan antarpribadinya, pekerjaan merupakan salah satu sumber hubungan social yang penting, karenanya mengetahui jumlah dan jenis hubungan antarpribadi mereka.

Sementara itu beberapa penelitian menemukan bahwa orang pada masa pension memiliki hubungan social yang relative terlambat. Menurunnya kesehatan dan mobilitas membuat mereka agak sulit melakukan sosialisasi. Perbedaan kesempatan kerja antara wanita dan pria dan perbedaan aktivitas di luar rumah di antara mereka juga telah menyebabkan perbedaan pola dan jenis hubungan antarpribadi antara pria dan wanita. Penelitian lainnya mngemukakan bahwa gender berpengaruh dalam hal cara berkomunikasi. Wanita dianggap lebih banyak berbicara sekedar untuk berbicara, bila dibandingkan dengan pria. Wanita lebih banyak terlibat dalam pembicaraan yang bersifat pribadi, dan pada umumnya juga wanita lebih menaruh perhatian pada kualitas interaksi/hubungan.

Uraian di atas menunjukan bahwa manusia tidak dapat menghindar dari jalinan hubungan dengan sesamanya. Kita meungkin memiliki kadar yang berbeda dlam membutuhkan orang lain, demikian pula mengenai nilai penting kuantitas dan kualitas hubungan antarpribadi. Meskipun demikian, secara pasti dapat dikatakan bahwa kita memrlukan hubungan antarpribadi. Bagian berikutnya kita akan membahas teori mengenai pengembangan hubungan, pemelliharaan, dan mengakhiri hubungan.

Akan tetapi dalam setiap hubungan pasti ada hambatan yang bisa saja merusak hubungan terebut, hambatan itu diantaranya adalah kebohongan. Kebohongan (juga disebut kepalsuan atau ketidakjujuran) adalah bentuk pernyataan yang tidak benar, seringkali dengan niat lebih lanjut untuk menjaga rahasia atau reputasi, perasaan melindungi seseorang atau untuk menghindari hal yang tidak diinginkan atau tolakan untuk satu tindakan. Berbohong adalah menyatakan sesuatu yang yang tahu tidak benar atau bahwa orang tidak jujur yakini benar dengan maksud bahwa seseorang akan membawanya untuk kebenaran. Berbohong biasanya digunakan untuk merujuk kepada penipuan dalam Komunikasi lisan atau Tertulis.

Hubungan antar pribadi yang disangkut pautkan dengan kebohongan sangatlah lumrah saat ini, karena sudah bukan hal tabu dan dianggap biasa oleh orang yang melakukannya. Banyak penyebab terjadinya suatu kebohongan, dan disini saya akan coba menjabarkan apa saja yang bisa menyebabkan kebohongan itu terjadi.

(5)

Sering kali dalam suatu hubungan entah itu hubungan dengan teman, keluarga, atau yang sekarang sering dilakukan oleh kalangan muda adalah berpacaran, biasanya banyak dilandasi dengan kebohongan belaka. Mengapa hal itu bisa terjadi dan apa penyebabnya??

Banyak terjadi dimasyarakat kesepakatan yang juga dilandaskan oleh hal-hal yang berbau kebohongan, bisa dibilang sekarang kata jujur sudah jarang lagi diaplikasikan. Apa yang melandasi terjadinya hal tersebut??

Mengapa dijaman yang moderen ini hubungan antar pribadi yang disertai kebohongan seperti dianggap kebiasaan??

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

Hubungan sering kali dibuat karena adanya kesamaan pendapat, pemikiran, dll. Tetapi, hal itu tidak lantas membuat hubungan tersebut menjadi harmonis. Tujuan komunikasi adalah memahami diri sendiri dan orang lain secara akurat. Maka dari itu, dalam proses pemahaman yang dilakukan haruslah melalui komunikasi yang tulus (genuine communication).

Kalau dilihat dari pembahasan saya sebelumnya, saya disini memakai teori “self disclosure”. Pemahaman yang coba dilakukan dalam menjalin suatu hubungan akan terjadi melalui pengungkapan diri dan kepekaan terhadap pengungkapan diri orang lain. Nah.. disinilah biasanya hubungan mumunculkan Kesalahpahaman dan ketidakpuasan diakibatkan oleh ketidakjujuran, tidak ada kselarasan antara tindakan dengan perasaan dan terhambatnya pengungkapan diri. Menurut saya sendiri faktor yang paling besar mempengaruhi kesalahpahaman dan ketidakpuasan adalah ketidakjujuran atau kebohongan.

Teori self disclosure menjelaskan bagaimana seharusnya komunikasi dilakukan untuk menciptakan relasi yang lebih baik. Namun kenyataannya ketidakpuasan sendiri berpengaruh besar dalam terciptanya relasi yang kurang baik dan kebohongan yang bersembunyi dibalik hubungan tersebut adalah penyebab hal itu.

Ketidakpuasan diakibatkan oleh kebohongan yang terjadi karena open self atau bagian diri kita yang diketahui oleh diri sendiri dan orang lain tidak terbuka lebar. Hal ini menyebabkan melebarnya daerah buta atau blind self, yang mengakibatkan komunikasi menjadi tidak efektif dan untuk menutupinya sering kali digunakan kebohongan.

Selain dari pada efek samping dari kebohongan yang dapat membuat hubungan tidak harmonis, tidak adanya relasi yang baik, dan ketidakefektifan komunikasi, kebohongan juga memiliki sisi lain yang sering digunakan dalam suatu hubungan. Maksudnya pada suatu hubungan yang telah intim dilakukan, banyak kebohongan yang difungsikan sebagai alat untuk mempererat hubungan tersebut. Contohnya; dalam suatu hubungan antara pribadi yang berlainan jenis atau sebut saja berpacaran, banyak pasangan yang tidak mau kalau dibohongi oleh pasangannya sendiri. Akan tetapi ternyata dari sudut pandang saya mereka lebih senang dibohongi karena merasa diperdulikan. Misalnya seorang wanita yang membuatkan makanan untuk pasangannya, pastilah kebanyakan wanita menginginkan pendapat baik dari pasangannya terhadap apa yang telah ia buat namun, pasangannya sering kali berbohong demi menyenangkan perempuan yang ia sayangi itu dan membuat hubungannya semakin erat serta harmoni.

Kurangnya keterbukaan diri juga menjadi salah satu penyebab timbulnya kebohongan. Efek paling berpengaruh ini juga bisa dilihat dari banyaknya komunikasi yang berlangsung dengan cepat atau tidak berkesinambungan. Ini dapat menyebabkan ketidakjujuran karena keterbukaan yang kurang biasanya memakai kebohongan untuk menutupi kekurangannya.

Penyebab lain ada dua yaitu:

a. Hubungan simetris (symmetrical relationship). Jika dua orang saling merespon dengan cara yang sama.

(7)

Pertukaran pelengkapan (complementary exchange) terjadi ketika salah satu lawan bicara memberikan sebuah pesan one-up dan yang lain menanggapinya dengan memberi one-down. Ketika interaksi ini muncul dalam sebuah hubungan, kita dapat mengatakan bahwa hubungan itu sendiri bersifat sebagai pelengkap. (Palo Alto Group;pragmatics of human communication;1960;286-287)

Berdasarkan konteks diatas hubungan dilakukan sebagai pelengkap dan dalam melakukannya biasa terjadi saling respon yang memungkinkan terjadinya kesalah pahaman atau noise. Kesalah pahaman yang berkelanjutan dapat menyebabkan kebohongan yang sengaja dilakukan untuk membuat pelengkap tersebut menjadi erat. Kebohongan tidak mesti dikonsepkan sebagai sebuah kejahatan belaka, karena dalam suatu hubungan sendiri diperlukan ketidakjujuran untuk membuat pasangan bahagia.

Ada teori yang bisa dipakai sebagai penyebab munculnya kebohongan dalam komunikasi maupun hubungan, yaitu Expectancy Violations Theory (Teori Penyimpangan Dugaan). Teori ini dicetuskan oleh Judee Burgoon. Berlatarbelakang tradisi sosiopsikologis, EVT melihat bahwa manusia dalam percakapannya memiliki ekspektasi tertentu mengenai perilaku nonverbal dari lawan bicara. Ekspektasi atau dugaan ini terbentuk berdasarkan norma-norma sosial maupun pengalaman kita sebelumnya dengan orang lain dan situasi dimana perilaku tersebut terjadi. Dugaan ini dapat melibatkan hampir semua perilaku non-verbal, misalnya kontak mata, jarak, dan sudut tubuh.

Variabel penting dalam proses penilaian orang terhadap perilaku nonverbal orang lain adalah valensi kesenangan (reward valence) atau tingkatan dimana anda merasa bahwa interaksi itu menyenangkan. Sebagai contoh, sebuah percakapan dapat saja menyenangkan karena memberikan sebuah hasil yang positif. Sebaliknya, valensi dapat saja negative karena lebih merugikan daripada manfaatnya.

Dalam buku Teori Komunikasi: perspektif, ragam dan aplikasi EVT disebut NEV(Nonverbal Expectancy Violation Theory). Dinamakan teori pelanggaran harapan nonverbal untuk menjelaskan konsekuensi dari perubahan jarak dan ruang antar pribadi selama interaksi komunikasi antar pribadi. NEV theory adalah salah satu teori pertama tentang komunikais nonverbal yang dikembangkan sarjana komunikasi.

(8)

KEBOHONGAN DALAM PENGEMBANGAN HUBUNGAN

Hubungan dibangun dengan alasan-alasan yaitu, mengurangi kesepian, mendapatkan rangsangan, mendapatkan pengetahuan diri, dan memaksimalkan kesenangan dan meminimalkan penderitaan.

Bentuk-bentuk Hubungan Dalam suatu proses penjalinan hubungan, dapat diketahui beberapa bentuk dalam hubungan, yakni: Kenalan, teman atau sahabat, dan sahabat kental atau teman akrab. Bentuk hubungan tersebut dialami berbeda antara wanita dan laki-laki dengan karakteristik norma masing-masing (faminity and masculinity). Wanita cenderung mengembangkan hubungan akrab dengan lainnya atas dasar percakapan, siat terbuka dengan yang lainnya, dan saling berbagi perasaan pribadi atau kaum wanita lebih cennderung mengedepankan sifat kekitaan.

Laki-laki cenderung mengembangkan persahabatan akrab melalui aktivitas bersama. Bagi laki-laki, menurut Wood dan Inman (1993) teman karib ialah orang yang dapat bergantung padanya untuk menolong keluar dari kesulitan dan orang yang secara teratur dalam melaksanakan aktifitas bersama secara menyenangkan.

Dalam pengembangan hubungan biasanya terjadi penurunan hubungan dan dan kemunginan terjadinya pemutusan hubungan (Duck, 1982). Perusakan hubungan dapat terjadi berangsur-angsur atau mendadak, sedikit demi sedikt atau ekstrim.

Perusakan berangsur terjadi bila salah satu pihak mengembangkan hubungan dekat dengan pacar baru, dan hubungan baru ini perlahan menyingkirkan pacar lama. Perusakan mendadak terjadi bila salah satu atau kedu pihak melanggar suatu yang penting bagi hubungan itu, misalnya kesetiaan sebagai akibat ke dua belah pihak menyadari bahwa hubungan harus diakhiri.

Perusakan hubungan dilakukan karena banyaknya polemik atau permasalahan yang tidak bisa diselesaikan lagi, sementara akar dari semuanya sebenarnya adalah kebohongan. Dalam komunikasi interpersonal ada yang dikenal denga Interpersonal deception theory atau teori kebohongan interpersonal.

Teori Kebohongan

(9)

Dengan adanya teori ini, kebohongan dapat dianggap sebagai hal yang lumrah dilakukan dalam berkomunikasi dan berhubungan. Komunikasi yang dilakukan bukan lagi secara semestinya melainkan berkembang menjadi komunikasi yang lebih kearah kebohongan.

Penyebab Mengapa Berbohong Dapat Menjadi Kebiasaan

Setiap orang pasti pernah berbohong. Berbohong dalam sekala besar ataupun kecil tetap tidak baik. Karena berbohong dapat menjadi kebiasaan buruk yang dilakukan tanpa disadari. Ada sebuah pernyataan yang menyatakan “berbohong demi kebaikan itu adalah sah-sah saja”. Tetapi adapun tujuannya, bohong tetaplah bohong, dan tidak ada seorang pun yang suka dibohongi. Ada beberapa tipe berbohong yang diungkapkan oleh Anggia Chrisanti Wiranto, konselor dan terapis EFT (emotional freedom technique) di biro psikologi Westaria. Beberapa tipe berbohong :

1. Berbohong dengan mengatakan yang tidak sesungguhnya (menutupi semuanya), 2. Berbohong dengan mengatakan dengan tidak sepenuhnya (menutupi sebagian), 3. Berbohong dengan melakukan yang tidak seharusnya (melanggar komitmen),

4. Berbohong dengan melakukan yang tidak sepenuhnya (menjalankan komitmen tanpa keikhlasan), dan

5. Berbohong dengan melakukan yang tidak sepatutnya (melanggar norma dan hukum). Tindakan nyata berbohong dalam lingkungan kerja dapat berupa berupa korupsi. Tidak hanya uang, tapi juga termasuk korupsi waktu. Seperti pulang kerja sebelum waktunya dan makan siang yang terlalu lama. Sedangkan dalam hal hubungan, kebohongan bisa berupa perselingkuhan atau kebersamaan tanpa hati yang tulus. Tetapi bisa digunakan untuk mempererat hubungan.

Ada hal yang mendasari mengapa kebohongan besar diawali dari kebohongan kecil yang kemudian berbohong menjadi kebiasaan. Berawal dari manusia tahu persis akan aturan-aturan yang mengena pada dirinya, seperti aturan agama, hukum negara dan norma masyarakat. Minimal, tahu (ketiganya) itu. Lalu, manusia memiliki hati nurani. Maka pasti, setiap seseorang memulai kebohongan kecil, sebelum aturan agama, hukum, dan norma dilanggar, manusia sesungguhnya sudah melanggar hati nuraninya sendiri. Jadi, jika setiap orang dalam kehidupan ini senantiasa mengikuti kata hati nurani, tidak akan ada kebohongan yang berulang.

Kebiasaan berbohong ini justru datang dari orang-orang terdekat dengan dalih berbohong demi kebaikan. Saat anak mulai sekolah kita pun tanpa sadar mengajarkannya berbohong.

Terkadang, kebiasaan menggunakan kata atau kalimat yang ditutupi sepenuhnya atau sebagiannya dengan tujuan membungkus sebuah kenyataan atau kebenaran agar bisa diterima dengan baik, dengan kata lain berbohong, menjadi keharusan yang menjunjung kebaikan, bukan kebenaran. “Daripada menyakiti”.

(10)

Pandangan Islam Tentang Kebohongan

Menurut pandangan islam bohong adalah pernyataan yang salah dibuat oleh seseorang dengan tujuan pendengar percaya. Setiap orang pasti pernah berbohong, baik itu untuk menutupi kesalahannya ataupun menutupi kesalahan orang lain. Bahkan berbohong dalam Islamdipandang sebagai salah satu sifat kekufuran dan kemunafikan. Di dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman,

ههللللا تهايلآبه نلوننمهؤؤين الل نليذهلللا بلذهكللؤا يرهتلفؤيل املنللإه نلوبنذهاكللؤا منهن كلئهلللوأنول

“Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan hanyalah mereka yang tidak mengimani (mempercayai) tanda-tanda kekuasaan Allah. Mereka adalah kaum pendusta”. (An-Nahl: 105)

Hukum Berbohong Dalam Pandangan Islam

Dalam dalil-dalil dari Kitab dan Sunnah yang menegaskan haramnya berbohong secara umum sangat banyak. Bohong termasuk dosa yang jelek dan aib yang tercela. Umat ini telah sepakat akan keharaman berbohong, ditambah lagi dengan adanya dalil-dalil yang sangat banyak dalam masalah ini. (Al-Adzkar, hal. 324).

Dusta merupakan dosa dan aib besar, Allah Ta’ala berfirman:

كللل سليؤلل امل فنقؤتل اللول اللوئنسؤمل هننؤعل نلاكل كلئهلللوأن للنكن دلاؤلفنلؤاول رلصلبللؤاول علمؤسلللا نللإه

مملؤعه ههبه

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabannya”.(Al-Isra:36)

Walaupun pada dasarnya berbohong itu diharamkan, akan tetapi ada beberapa situasi dan kondisi yang membuatnya boleh dilakukan. Komunikasi yang dilakukan dalam suatu hubungan pada dasarnya memiliki tujuan. Setiap tujuan terpuji yang bisa dicapai tanpa harus berbohong, maka haram bohong dalam hal tersebut. Namun, kalau hal itu tidak dapat dicapai selain dengan berbohong, maka perbuatan itu boleh dilakukan. Jadi, jika tujuan itu wajib, maka bohongnya juga wajib.

(11)

BAB III KESIMPULAN

Dalam komunikasi antarpribadi memang seharusnya ada saja hal-hal kecil yang menyebabkan kebohongan atau dengan terpaksa berkata bohong. Hal ini bisa saja dianggap lumrah atau biasa namun semestinya dalam konteks yang positif atau tujuan yang baik.

Kebohongan bisa dicegah asalkan sejak kecil telah dilatih berkata jujur atau dengan kebiasaan yang lebih kearah kebaikan. Kebohongan juga harusnya dipikirkan dulu akibatnya sebelum dilakukan sehingga dapat diketahui hukum dari kebohongan itu. Apa kah itu wajib, sunnah, mubah, atau haram.

Seharusnya hubungan yang dilakukan lebih terbuka dan jangan terlalu banyak menutup-nutupi sesuatu yang sebaiknya tidak perlu disembunyikan. Masih banyak yang dapat dilakukan dalam mencegah terjadinya kebohongan didalam hubungan namun, itu semua akan sia-sia kalau pada dasarnya hubungan yang dilakukan tidak bertujuan baik atau dalam artian hubungan yang ada hanya akan menghasilkan bencana saja.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Joseph A. DeVito.1997. Komunikasi Antarmanusia : Kuliah Dasar Edisi Kelima. Jakarta : Professional Books.

H. Syaiful Rohim, M.Si.2009. Teori Komunikasi : Perspektif, Ragam, & Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta

Stephen W. Littlejhon & Karen A. Foss.2009. Teori Komunikasi : Theories Of Human Communication. Jakarta : Salemba Humanika.

Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali.2005. Syarah Riyadhush Shalihin Jilid 5. Jakarta : Pustaka Imam Asy-Syafi’i.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dan Potensi Pertumbuhan serta Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan Terbuka di Bursa Efek Indonesia

(5) Penjabaran lebih lanjut mengenai tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Kelas D ditetapkan dengan Peraturan Bupati.. Bagian Kedua

Banjir merupakan bencana alam yang perlu mendapat perhatian, karena mengancam jiwa dan ekonomi masyarakat dan merupakan bencana alam yang ke tiga terbesar di dunia

Yaitu dengan membeli perusahaan yang telah didirikan atau dirintis dan diorganisir oleh orang lain dengan nama dan organisasi usaha yang sudah ada.. Hal ini dilakukan karena

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

Untuk semua pihak yang telah membantu penulis baik dari segi moril maupun materil dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih, mohon maaf jika saya

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan TH bahwa, pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan Kota Makassar menjalin hubungan yang baik dengan pihak sekolah. Karena

Target serapan anggaran agar menjadi perhatian serius karena berimplikasi pada relokasi kegiatan ke lokasi lain bahkan4. penghentian alokasi APBN untuk