• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Penalaran dan Definisi. DOCX

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Penalaran dan Definisi. DOCX"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

DEFINISI DAN PENALARAN

Disusun Sebagai Tugas Matakuliah Bahasa Indonesia Dosen Pengampu:

Lutfi Syauki Faznur, M.Pd Oleh:

Arfi Bayu Kusuma [11150910000065] Alif Rivaldi [11150910000066] Afie Yudha Triadi [11150910000071] Nanda Rizkia [11150910000082] Fatimatuz Zahro [11150910000087]

PROGAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

(2)

KATA PENGANTAR

Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami telah menyelesaikan makalah ini. Makalah yang kami susun berjudul “DEFINISI DAN PENALARAN” dengan berbagai unsur-unsur lainnya.

Makalah ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak. Semoga bantuan yang diberikan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini secara langsung maupun tidak langsung, mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa. Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini, masih jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan kemampuan yang kami miliki.

Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, baik dari sgi penyajian maupun dari segi materi. Oleh karena itu, demi penyempurnaan makalah ini, kritik dan saran para pembaca sangat kami harapkan.

Akhirnya, mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, November 2015

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... 2

DAFTAR ISI... 3

BAB I... 4

PENDAHULAN... 4

A. Latar Belakang... 4

B. Rumusan Masalah... 4

C. Tujuan Penulisan... 5

BAB II... 6

PEMBAHASAN... 6

A. Definisi... 6

1. Pengertian... 6

2. Syarat-Syarat Definisi yang Baik...6

3. Tujuan Pembuatan Definisi...6

4. Jenis Definisi... 7

B. Penalaran... 9

1. Pengertian... 9

2. Definisi Penalaran Menurut Para Ahli...9

3. Ciri – Ciri Penalaran...10

4. Metode Penalaran...10

5. Kesalahan Penalaran...11

BAB III... 12

PENUTUP... 12

3.1 Simpulan... 12

3.2 Saran... 12

(4)

BAB I

PENDAHULAN

A. Latar Belakang

Dalam suatu istilah pasti memuat suatu definisi, tetapi setiap pembaca kadang mengalami kendala dalam menarik suatu definisi. Tak sering pula salah dalam menarik suatu definisi. Definisi yang baik harus memenuhi syarat-syarat sesuai kaidah yang telah ditentukan. Definisi terbagi dalam beberapa jenis diantaranya 5 jenis definisi yang paling umum yang banyak orang tidak mengetahuinya, sehingga perlu memberikan suatu referensi untuk para pembaca.

Pencarian kesimpulan yang benar harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah hukum, yaitu berdasarkan logika. Sedangkan aplikasi dari logika dapat disebut dengan pengetahuan ilmiah. Untuk memperoleh pengetahuan ilmiah dapat dijadikan 2 jenis penalaran, yaitu penalaran deduktif dan penalaran induktif.

Penalaran deduktif bertolak dari sebuah konklusi atau simpulan yang didapat dari satu atau lebih pertanyaan yang lebih umum yang dapat dilakukan secara langsung dan dapat dilakukan secara tidak langsung. Penalaran induktif adalah penalaran yang bertolak dari pernyataan yang bertolak dari pernyataan-pertanyaan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum. Oleh karena itu, simpulan yang diperoleh atau tidak lebih khusus daripada pernyataan (premis).

Dalam menarik suatu penalaran, terkadang kita mengalami kendala atau tidak disadari salah dalam menarik penalaran. Banyak juga faktor yang menyebabkan salah nalar, seperti premis yang tidak sesuai, premis yang terlalu umum, dan masih banyak lagi.

B. Rumusan Masalah

(5)

1. Apa Pengertian Definisi?

2. Apa Syarat-Syarat Definisi?

3. Apa Tujuan Pembuatan Definisi?

4. Apakah Jenis Definisi?

5. Apa Pengertian Penalaran?

6. Apa Ciri-Ciri Penalaran?

7. Apa yang Dimaksud dengan Penalaran Deduktif?

8. Apa yang Dimaksud dengan Penalaran Induktif?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Penulisan Secara Umum

1.1 Memenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia.

1.2 Menambah pengetahuan mengenai penalaran dan definisi.

2. Tujuan Penulisan Secara Khusus

2.1 Mengetahui Pengertian Definisi

2.2 Dapat Menyebutkan Syarat-Syarat Definisi 2.3 Dapat Menyebutkan Tujuan Pembuatan Definisi 2.4 Dapat Menyebutkan Jenis Definisi

2.5 Mengetahui Pengertian Penalaran 2.6 Dapat Menyebutkan Ciri-Ciri Penalaran 2.7 Mengetahui Penalaran Deduktif

(6)

BAB II

definition). Definisi mempunyai tugas untuk menetukan batas suatu pengertian dengan tepat, jelas dan singkat.

2. Syarat-Syarat Definisi yang Baik

Definisi yang baik harus memenuhi syarat:

a. Merumuskan dengan jelas, lengkap dan singkat semua unsur pokok (isi) pengertian tertentu.

b.Yaitu unsur-unsur yang perlu dan cukup untuk mengetahui apa sebenarnya barang itu (tidak lebih dan tidak kurang). Sehingga dengan jelas dapat dibedakan dari semua barang yang lain.

3. Tujuan Pembuatan Definisi

a. Tujuan Umum

1. Memfasilitasi komunikasi dengan membantu proses komunikasi yang berlangsungn menjadi sederhana dan lebih tepat, atau dengan kata lain mempersingkat ekspresi suatu pernyataan yang panjang dan kompleks sifatnya. Contoh : WHO, singkatan dari World Health Organization.

2. Definisi dibuat untuk memperkenalkan kata baru dalam bahasa.

(7)

4. Definisi adalah suatu cara yang terbaik dan paling efektif untuk menjamin ketepatan dan kebenaran dari penggunaan kata tersebut.

b. Tujuan Khusus

1. Definisi yang tepat (Precising definition), yaitu definisi yang biasa digunakan dalam bahasa mempunyai arti dan tujuan khusus atau tertentu, contoh : Dewasa adalah orang yang berusia 21 tahun keatas, dan definisi ini berimplikasi atau mempunyai tujuan khusus pada penetapan hukuman dalam peradilan.

2. Definisi yang bersifat teoritis (Theoritical definition), definisi ini tidak saja merupakan penjelasan sederhana dari suatu kata tetapi juga merupakan suatu penjelasan yang bersifat teoritis yang didapat dari ilmu pengetahuan/ penelitian dan juga

kehidupan sehari-hari.

4. Jenis Definisi

Ada 5 jenis definisi, yang kesemuanya mengacu dari 5 tujuan dibuatnya definisi, yaitu :

1. Definisi Stipulatif, penjelasannya sama dengan definisi nominal.

Suatu definisi yang menetapkan arti untuk suatu kata baru, mencakup penciptaan suatu kata baru atau pemberian suatu arti baru untuk suatu kata yang lama. Biasanya bertujuan menggantikan suatu ungkapan yang lebih kompleks dengan ungkapan yang lebih sederhana. Seringkali karena adanya fenomena dan perkembangan baru definisi stipulatif diperlukan. Contoh: istilah “tigon” dipakai untuk penyebutan anak hasil perkawinan antara seekor harimau jantan dengan seekor singa betina. Istilah “liger” dipakai untuk penyebutan anak hasil perkawinan antara seekor singa jantan dengan seekor harimau betina.

(8)

bahwa tentara Jepang tidak terhambat dalam beberapa jam sebelum pengeboman Pearl Harbour.

2. Definisi Leksikal, penjelasannya sama dengan definisi riil.

Suatu definisi leksikal dipakai untuk menyampaikan/melaporkan arti yang sudah dimiliki oleh suatu kata dalam suatu bahasa. Definisi-definisi leksikal mempunyai tujuan lebih jauh yaitu mengeliminasi ambiguitas yang bisa muncul jika satu dari arti yang dimaksudkan dicampuradukan dengan arti lainnya. Contoh: definisi-definisi yang terdapat dalam kamus. Karena suatu definisi leksikal mendaftar bermacam-macam arti yang dimiliki suatu kata, seseorang yang berusaha merumuskan suatu definisi lebih baik siap menghindari kata-kata ambigu yang digunakannya dan mendeteksi arti-arti lainnya.

Dalam banyak kasus, masalah terjadi bukan karena perbedaan-perbedaan yang jelas arti kata-kata seperti tahu, kali, dan bisa tetapi karena ketidakjelasan arti akibat pencampuradukan arti yang satu dengan arti yang lainnya. Contoh: jika seorang gadis dikatakan baik, yang dimaksud bisa saja dia sopan, bersahaja, rendah hati, bahkan menyenangkan. Peran definisi leksikal akan membedakan bermacam-macam ketidakjelasan sebermacam-macam itu dan dengan demikian akan mencegah kemungkinan terjadinya menduanya arti.

3. Definisi Ketepatan (Precising Definition), definisi dibuat dan dapat menimbulkan definisi baru sehingga harus benar-benar diperhatikan agar tidak terjadi kerancuan.

(9)

4. Definisi Teoritis, definisi yang muncul dalam rangka mengusulkan agar teori yang ditemukan diterima dengan mudah oleh masyarakat.

Suatu definisi yang menetapkan arti bagi suatu kata dengan mengusulkan suatu teori yang memberikan suatu ciri tertentu bagi suatu entitas (eksistensi wujud) yang ditunjuk oleh kata itu. Contoh : istilah panas berarti energi yang dihasilkan oleh gerakan-gerakan acak molekul-molekul suatu substansi. Definisi diatas tidak hanya menetapkan suatu arti bagi suatu kata tetapi memberikan penjelasan suatu cara untuk mengerti fenomena fisik yang panas.

5. Definisi Persuasif, yaitu suatu definisi yang dibuat untuk mempengaruhi pikiran, tingkah laku dan emosi orang yang membaca dan mendengarnya.

Definisi yang dibuat untuk mempengaruhi pikiran, tingkah laku dan emosi orang yang membaca dan mendengarnya. Contoh: aborsi adalah pembunuhan kejam atas makhluk manusia yang tidak bersalah.

B. Penalaran

1. Pengertian

Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu simpulan. Data atau fakta yang akan dinalar itu boleh benar dan boleh tidak benar. Di sinilah letaknya kerja penalaran. Orang akan menerima data dan fakta yang benar dan tentu saja akan menolak fakta yang belum jelas kebenarannya. Data yang dapat dipergunakan dalam penalaran untuk mencapai satu simpulan ini harus berbentuk kalimat pernyataan. Kalimat pernyataan yang dapat dipergunakan sebagai data itu disebut proposisi.

(10)

empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi–proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.

2. Definisi Penalaran Menurut Para Ahli

a. Keraf (1985: 5) berpendapat bahwa penalaran adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk, yang menuju kepada suatu kesimpulan.

b. Bakry (1986: 1) menyatakan bahwa penalaran atau reasoning merupakan suatu konsep yang paling umum menunjuk pada salah satu proses pemikiran untuk sampai pada suatu kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain yang telah diketahui.

c. Suria Sumantri (2001: 42) mengemukakan secara singkat bahwa penalaran adalah suatu aktivitas berpikir dalam pengambilan suatu simpulan yang berupa pengetahuan.

3. Ciri – Ciri Penalaran

a. Dilakukan dengan sadar.

b. Didasarkan atas sesuatu yang sudah diketahui. c. Sistematis.

d. Terarah, bertujuan.

e. Menghasilkan kesimpulan berupa pengetahuan, keputusan atau sikap yang baru.

f. Sadar tujuan.

g. Premis berupa pengalaman atau pengetahuan, bahkan teori yang telah diperoleh.

h. Pola pemikiran tertentu. i. Sifat empiris rasional.

(11)

Dua jenis metode penalaran yaitu penalaran deduktif dan induktif : a.Metode Induktif

Metode berpikir induktif adalah suatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasi pengamatan empiric dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini panalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif.

Contoh: Ani bersekolah dengan memakai seragam merah puti karena masih ,Anton Bersekolah dengan memaki seragam merah putih karena dia masih SD. Kesimpulan: Semua siswa yang masih SD memaki seragam merah putih saat bersekolah

b.Metode Deduktif

Metode berpikir deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.

5. Kesalahan Penalaran

Salah nalar dapat terjadi di dalam proses berpikir untuk mengambil keputusan. Hal ini terjadi karena ada kesalahan pada cara penarikan kesimpulan. Salah nalar lebih dari kesalahan karena gagasan, struktur kalimat, dan karena dorongan emosi.

Salah nalar ada dua macam:

1. Salah nalar induktif, berupa

(1) kesalahan karena generalisasi yang terlalu luas (2) kesalahan penilaian hubungan sebab-akibat (3) kesalahan analogi

2. Kesalahan deduktif dapat disebabkan karena :

(12)

(2) kesalahan karena adanya term keempat

(13)

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan

Definisi adalah suatu pernyataan mengenai ciri-ciri penting suatu hal, dan biasanya lebih kompleks dari arti, makna, atau pengertian suatu hal. Terdapat lima jenis definisi dilihat dari tujuannya, yaitu definisi persuasif, teoritis, ketepatan, leksikal, dan stipulatif.

Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu simpulan.Terdapat dua jenis metode dalam menalar yaitu penalaran deduktif dan penalaran induktif. Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu simpulan. Penalaran induktif adalah penalaran yang bertolak dari pernyataan yang bertolak dari pernyataan-pernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum.

3.2 Saran

3.2.1 Penalaran penting bagi mahasiswa dalam memecahkan persoalan dalam kehidupan sehari-hari.

3.2.2 Mengetahui cara membuat definisi yang baik dan benar sangat penting bagi mahasiswa agar tidak mengalami kesalahan yang sama kedepannya.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal dan Amran Tasai.2004. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.Jakarta:Akademika Pressindo.

Lestari, Rakhmawati. 2013. Penalaran dan Definisi.

http://tarirl.wordpress.com/2013/05/16/ definisi-dan-penalaran/. 20 April 2014, 07.45.

Agustina, Kartika. 2009. Pengertian Penalaran.

Referensi

Dokumen terkait

network. IP address dibagi ke dalam lima kelas, yaitu kelas A, kelas B, kelas C, kelas D dan kelas E. Perbedaan tiap kelas adalah pada ukuran dan jumlahnya. Contohnya IP kelas

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi bantuan langsung tunai dan dampak bantuan langsung tunai terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat.Hasil

H1 : PER ( Price Earning Ratio ) berpengaruh signifikan terhadap harga saham Lalu beberapa variabel lain yang digunakan oleh investor untuk menganalisis yaitu Earning Per

PAGnet mempertemukan petugas kesehatan masyarakat di pintu masuk dengan mitra untuk mengkoordinasikan kegiatan kesehatan masyarakat di pelabuhan, bandara dan lintas darat

Berdasarkan hasil dari keseluruhan subjek penelitian sebagian besar subjek yang orang tuanya bercerai tiga dari empat subjek mampu menerima kenyataan yang

Selanjutnya, Jauhar (2011:150) menyatakan bahwa “pendekatan PAIKEM dapat didefinisikan sebagai pendekatan mengajar (approach to teaching) yang digunakan bersama metode

Syukur Alhamdulillah penulis sembahkan kehadirat Allah SWT, atas karunia yang dilimpahkan atas berkah dan rahmat yang dicurahkan sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang

Dalam penelitian ini perbedaan jenis umpan dan lama perendaman alat tangkap bubu lipat tidak saling mempengaruhi terhadap hasil tangkapan ikan betutu, sehingga