• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH BAHASA INDONESIA PENGARUH WAKAF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH BAHASA INDONESIA PENGARUH WAKAF"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1 | P e n g a r u h W a k a f U a n g T e r h a d a p P e m b e r d a y a a n U m m a t

MAKALAH BAHASA INDONESIA

PENGARUH WAKAF UANG UNTUK PEMBERDAYAAN UMMAT

DOSEN PENGAMPU: Zein Muttaqien, SEI., MA

DISUSUN OLEH:

TIYAS PUSPITA DEWI 14423107

NADIA HUMAIRAH 14423121

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM

FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

(2)

2 | P e n g a r u h W a k a f U a n g T e r h a d a p P e m b e r d a y a a n U m m a t

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita sehingga dapat menyelesaikan tugas observasi dan wawancara dalam rangka mengerjakan tugasBahasa Indonesiaini dengan lancar.

Dalam penyusunan makalah ini kami mendapatkan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Zein Muttaqien, SEI., MA selaku pengampu dalam mata kuliah Bahasa Indonesia.

2. Rekan – rekan yang selalu memberi motivasi dan membantu kami dalam membuat tugas ini.

Demikian tugas ini dibua,. kami meminta maaf karena tugas ini masih banyak kekurangannya. Maka dari itu, kami mengharap kritik dan saran dari pembaca tugas ini.

Yogyakarta, 17 Desember 2016

Penyusun

(3)

3 | P e n g a r u h W a k a f U a n g T e r h a d a p P e m b e r d a y a a n U m m a t

DAFTAR ISI

COVER ... 1

KATA PENGANTAR ... 2

DAFTAR ISI ... 3

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG ... 4

RUMUSAN MASALAH ... 5

TUJUAN ... 5

BAB II PEMBAHASAN DEFINISI WAKAF ... 6

POTENSI WAKAF UANG ... 7

WAKAF PRODUKTIF DAN PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT ... 8

PERAN WAKAF DALAM PEMBERDAYAAN UMAT ... 10

BAB III PENUTUP KESIMPULAN ... 12

SARAN ... 13

(4)

4 | P e n g a r u h W a k a f U a n g T e r h a d a p P e m b e r d a y a a n U m m a t

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Saat ini pengembangan dan pengelolaan perwakafan di Indonesia saat ini masih banyak mengalami kesulitan mulai dari pemahaman tentang hukum wakaf, kelembagaan nadhir, manajemen dan sebagainya. Persoalan-persoalan penting dalam pengelolaan wakaf tersebut tentu membutuhkan perhatian dan penanganan serius. Selama penanganan problem wakaf belum diatasi dengan baik, maka institusi wakaf tidak mampu memberikan manfaat bagi mauquf ‘alaih sebagaimana misi utamanya. Bahkan hal itu akan memberikan kesulitan sendiri bagi nadhir sebagai pengelola wakaf.

Penerapan wakaf uang sebagai salah satu bentuk wakaf produktif pada masa sekarang akan mempunyai keunggulan yang lebih besar dari wakaf tradisional, yaitu benda bergerak atau tidak bergerak. Identik di masyarakat apabila dikatakan harta wakaf, maka akan langsung dihubungkan dengan sekolah, rumah sakit dan atau kuburan. Secara umum, wakaf benda bergerak atau tidak bergerak hanya dapat dilakukan oleh orang yang memiliki harta lebih. Hal inilah yang menyebabkan kekayaan wakaf di Indonesia masih sedikit. Selain karena jumlah harta wakaf yang masih sedikit, pengelolaannya pun masih belum menerapkan manajemen modern. Sedangkan wakaf uang dapat dilakukan banyak orang, meskipun tidak kaya. Seseorang dapat berwakaf uang sebesar Rp. 100.000,-.

Menurut (Kasdi, 2010 p.798) wakaf uang tersebut dapat dihimpun dalam sebuah wadah, sehingga menjadi modal usaha yang besar. Dana wakaf uang yang terkumpul tersebut dapat dikelola secara produktif dengan lembaga pengelola yang memiliki kompetensi dan kapabilitas serta mampu bekerja secara profesional. Pengoptimalan sumber-sumber keuangan Islam termasuk wakaf uang sebagai salah satu sub-sistem yang dapat mendukung program pemberdayaan ekonomi masyarakat.

(5)

5 | P e n g a r u h W a k a f U a n g T e r h a d a p P e m b e r d a y a a n U m m a t

Berkaitan dengan aspek-aspek penting dalam tata kelola wakaf tersebut, banyak tantangan dan hambatan dalam mengembangkan wakaf, seperti dalam aspek menghimpun atau mengumpulkan harta wakaf dari sumber-sumber masyarakat umum, aspek investasi atau produktivitas aset wakaf yang diperoleh maupun dalam aspek pemberdayaan hasil-hasil wakaf. (Muhsin, 2003 p.34)

B. Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh wakaf uang terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat di Indonesia?

C. Tujuan

(6)

6 | P e n g a r u h W a k a f U a n g T e r h a d a p P e m b e r d a y a a n U m m a t

BAB II

PEMBAHASAN

1. DEFINISI WAKAF

Wakaf berasal dari bahasa Arab waqf, yaitu nama lain (masdar) dari kata kerja waqafa, ia mempunyai berbagai macam makna mengikut tujuan dan

penggunaan ayat itu sendiri. Dari segi bahasa, waqf memberi makna berhenti ككسلا , menengah ( عنملا) dan menahan س حلا(Ibn Manzur, 1990 p.359).

Ulama fiqah sepakat mentakrifkan wakaf mengikut istilah bahasa dengan al-habs artinya menahan; karena perkataan al-habs itu lebih hampir kepada pengertian syarak. Lebih-lebih lagi perkataan al-habs itu banyak diucapkan oleh Rasulullah SAW dalam beberapa haditsnya, salah satunya adalah :

س حلصأال سو رمثلا

“Wakafkanlah tanah itu dan berilah hasil buahnya sebagai sedekah” (al-Syarbini, 1997 p.485).

Dari segi istilah ia bermaksud menahan sesuatu harta seseorang untuk dimanfaatkan oleh orang lain. Harta yang diwakafkan hendaklah berada dalam keadaan yang baik, kekal dan tujuan ia melakukan wakaf adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memberi kebajikan kepada orang lain. Pewakaf juga tidak lagi mempunyai hak ke atas harta wakaf tersebut (al-Syarbini, 1997 p.485).

Muhammad ‘Arfah al-Dusuqi juga menjelaskan bahwa wakaf adalah memberikan

manfaat sesuatu harta yang dimiliki kepada orang yang berhak dengan satu akad dalam jangka masa tertentu, sesuai dengan kehendak pewakaf (Al-Dusuqi, 1980 p.75). Menurut Ibn Qudamah dari ulama Mazhab Hanbali menyatakan bahwa wakaf adalah menahan yang asal dan memberikan hasilnya (Ibn Qudamah, 1972 p.185).

Dalam peristilahan shara’ secara umum, wakaf adalah sejenis pemberian yang pelaksanaannya dilakukan dengan jalan menahan (pemilikan) asal (tahbis al asli), lalu menjadikan manfaatnya berlaku umum. Yang dimaksud tahbis al asli ialah menahan barang yang diwakafkan itu agar tidak diwariskan, dijual, dihibahkan, digadaikan, disewakan dan sejenisnya. Sedangkan cara pemanfaatannya adalah menggunakan sesuai dengan kehendak waqif tanpa imbalan. (Nafis, 2009)

(7)

7 | P e n g a r u h W a k a f U a n g T e r h a d a p P e m b e r d a y a a n U m m a t

Dalam prespektif ekonomi, wakaf dapat didefinisikan sebagai pengalihan dana(atau aset lainnya) dari keperluan konsumsi dan menginvestasikannya kedalam aset produktif yang menghasilkan pendapatan untuk konsumsi di masa yang akan datang baik oleh individual ataupun kelompok.

Wakaf produktif adalah harta benda atau pokok tetap yang diwakafkan untuk dipergunakan dalam kegiatan produksi dan hasilnya disalurkan sesuai dengan tujuan wakaf, seperti wakaf tanah untuk dipergunakan bercocok tanam, mata air untuk dijual airnya dan lain-lain. (Mundzir, 2005 p.3)

Dari beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa wakaf adalah perbutan seseorang untuk memisahkan sebagian harta benda atau harta yang dimiliknya dan dimanfaatkan untuk kepentingan ibadah dan kesejahteraan umum. Pengertian menurut ulama dan hukum positif di Indonesia memiliki perbedaan pendapat tentang kekalnya penyerahan zat benda yang dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu. Perlu dipahami bahwa dengan perbedaan pendapat tersebut memberikan kelonggaran pemikiran bagi para cendikiawan muslim Indonesia untuk memilih salah satu dari pendapat tersebut dalam pengembangan dan pemberdayaan wakaf produktif di Indonesia. Dan tidak hanya pemahaman terhadap teks saja melainkan kepada kondisi masyarakat. (Al-Hadi, 2009)

2. POTENSI WAKAF UANG

Dalam Peraturan Badan Wakaf Indonesia No. 01 tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Harta Benda Wakaf Bergerak berupa Uang, sertifikat dapat diberikan kepada wakafi yang telah mewakafkan uangnya paling sedikit Rp 1.000.000 (satu juta rupiah) dengan menyertakan asal-usul uang dan identitas lengkap waqif nya.

Jumlah umat Islam yang terbesar di dunia terutama di Indonesia merupaka aset terbesar untuk penghimpunan dan pengembangan wakaf uang. Jika wakaf uang dapat diimplementasikan maka akan terdapat dana potensial yang dapat dipergunakan bagi kemaslahatan umat. Berdasarkan asumsi (Nafis C. , 2009) jika 20 juta umat Islam Indonesia mau mengumpulkan wakaf uang senilai Rp 100 ribu setiap bulan, maka dana yang terkumpul berjumlah Rp 24 triliun setiap tahun. Jika 50 juta orang yang berwakaf, maka setiap tahun akan terkumpul dana wakaf sebesar Rp 60 triliun. Jika saja terdapat 1 juta umat Muslim yang mewakafkan dananya sebesar Rp 100.000 per bulan, maka akan diperoleh pengumpulan dana wakaf sebesar Rp 100 miliar setiap bulannya (Rp 1,2 triliun per tahun).

(8)

8 | P e n g a r u h W a k a f U a n g T e r h a d a p P e m b e r d a y a a n U m m a t

Secara umum dari total penduduk Indonesia yang berjumlah hampir 230 juta jiwa, jika ada penduduk Muslim yang mampu dan mau berwakaf sebesar minimal Rp. 1.000.000,-/tahun sebanyak 2 persennya atau sejumlah 4,6 juta jiwa, maka akan terkumpul dana wakaf uang per tahun minimal Rp. 4,6 triliun/tahun.

Wakaf merupakan ibadah yang berdimensi ganda, selain untuk menggapai keridhaan serta pahala dari Allah, wakaf merupakan ibadah yang berdimensi sosial. Dalam sejarah Islam, wakaf banyak digunakan untuk kepentingan sosial. Wujud kepentingan sosial tersebut dapat berupa pemberdayaan masyarakat, jaminan sosial, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain.

3. WAKAF PRODUKTIF DAN PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

Wakaf merupakan suatu permasalahan yang hingga saat ini kurang dibahas secara intensif. Hal tersebut dikarenakan sebagian umat Islam melupakan seluruh kegiatan-kegiatan yang berasal dari lembaga perwakafan. Masalah yang jelas yang ditimbulkan adalah korupsi dan miss management. Oleh karena itu, seluruh kegiatan yang berasal dari lembaga perwakafan kurang diminati atau disenangi oleh sebagian masyarakat atau umat Islam. (Ghozaly,M.A, Ihsan, M.A, & Sidiq, M.A, 2010 p.181)

(9)

9 | P e n g a r u h W a k a f U a n g T e r h a d a p P e m b e r d a y a a n U m m a t Menurut (Kasdi, 2010 p.798) dalam kehidupan kaum Muslim, Islam sangat menekankan pentingnya keadilan sosial. Dalam beberapa ayat, Allah SWT selalu menekankan betapa pentingnya keadilan karena keadilan akan membimbing pada ketakwaan (QS Al-Ma’idah: 8), ketakwaan akan membawa pada kesejahteraan (QS Al-A’raf: 96). Sebaliknya, ketidakadilan akan membawa kesesatan (QS Al-Qasash: 50) dan akan menjauhkan manusia dari rahmat Tuhan. Intisari ajaran Islam yang terkandung dalam Al-Qur’an mengibarkan panji-panji amanah, egaliter, prinsip emansipatoris dan keadilan sosial.

Para pengelola lembaga wakaf di Indonesia harus peduli dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera. Lembaga wakaf terutama yang memiliki basis organisasi massa ataupun badan hukum, dapat menjadi salah satu sub-sistem alternatif di masyarakat yang saling bahu-membahu dengan sub-sistem masyarakat lainnya dalam menyelesaikan persoalan bangsa. Wakaf sebagai salah satu pranata keagamaan dalam Islam yang memiliki keterkaitan langsung secara fungsional dengan upaya pemecahan masalah-masalah sosial dan kemanusiaan seperti pengentasan kemiskinan, peningkatan sumber daya manusia dan pemberdayaan masyarakat.

Agar wakaf di Indonesia dapat memberikan kesejahteraan sosial bagi masyarakat, maka perlu dilakukan pengkajian dan perumusan kembali mengenai berbagai hal yang berkenaan dengan perwakafan. Baik yang berkenaan dengan masalah waqif (orang yang mewakafakan), atau mauquf (barang yang diwakafkan), dan nazir (pengelola wakaf). Agar nantinya hasil dari pengkajian dan perumusan tersebut kemudian dapat disosalisasikan kepada masyarakat luas, sehingga masyarakat dapat memahami urgensi dari wakaf itu sendiri. Jika tidak terdapat perumusan kembali mengenai wakaf dan pengelolaannya, maka wakaf yang ada di Indonesia tidak akan memiliki peran dalam meningkatkan bagi umatIslam di Indonesia. (Al-Hadi, 2009, hal. 101)

(10)

10 | P e n g a r u h W a k a f U a n g T e r h a d a p P e m b e r d a y a a n U m m a t

Wakaf yang menjadi salah satu alternatif diharapkan akan mampu memberikan solusi dalam menyelesaikan masalah tersebut. Maka perlu pengelolaan secara optimal terhadap benda wakaf. Namun saat ini banyak harta wakaf yang tidak dikelola secara optimal. Menurut data Departemen Agama terakhir terdapat tanah wakaf di Indonesia sebanyak 403.845 lokasi dengan luas 1.566.672.406 M2. Dari total tersebut 75% diantaranya sudah bersertifikat wakaf dan sekitar 10% memiliki potensi ekonomi tinggi, dan masih banyak lagi yang belum terdata. (Wakaf, 2007 p.37).

Demi terwujudnya tujuan utama dari wakaf yaitu untuk mengoptimalkan fungsi harta wakaf sebagai prasarana untuk meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan sumber daya insani, maka perlu dilakukan perubahan terhadap pemahaman umat Islam yang menganggap harta wakaf hanya sebatas harta yang tidak bergerak yang tidak dapat digunakan secara produktif. Hal ini menunjukkan sempitnya pemahaman masyarakat terhadap harta yang diwakafkan, yaitu benda yang tidak bergerak dan hanya untuk kepentingan yang bersifat ibadah. Seperti masjid, musholla, madrasah, pemakaman, dan lain-lain. Padahal tanah wakaf tersebut dapat dikelola secara produktif. Sebagai contoh harta wakaf yang dikelola dan dikembangkan secara baik adalah Yayasan Pemeliharaan dan Perluasan Wakaf Pondok Modern Gontor Jawa Timur dan Badan Wakaf Universitas Islam Indonesia.

4. PERAN WAKAF DALAM PEMBERDAYAAN UMAT

Dalam kehidupan kaum muslimin, Islam sagat menekankan tentang pentingnya adanya keadilan sosial. Dalam beberapa ayat yang terdapat di Al-Qur’an, Allah subhanahu wa ta’ala selalu menekankan betapa pentingnya keadilan itu. Karena keadilan akan membimbing pada ketakwaan, ketakwaan akan membawa pada kesejahteraan. Begitu pula juga sebaliknya, ketidakadilan akan membawa pada kesesatan dan akan menjauhkan manusia dari rahmat Tuhan. (Sula, Vol 2 No. 2)

Sistem perwakafan dapat dilakukan sebagai alternatif yang mungkin dapatdirealisasikan dalam jaminan sosial. Hal ini akan terealisai seiring dengan telah disahkannya UU No. 41 tahun 2004 tentang wakaf, yang telah mengamanatkan kepada Badan Wakaf Indonesia agar dapat mengelola harta benda yang berskala nasional dan internasional. Secara mendasar, perwakafan mengharuskan pokok harta tersebut kekal dan abadi, sehingga dikelola dan hasilnya diperuntukkan bagi program jaminan sosial termasuk bagi pemberdayaan masyarakat.

(11)

11 | P e n g a r u h W a k a f U a n g T e r h a d a p P e m b e r d a y a a n U m m a t

menjadi lebih aman dan memudahkan pihak wakaf dalam menerima uangnya kembali pada saat jatuh tempo. Sedangkan wakaf uang untuk selamanya, pihak nadhir memiliki wewenang penuh untuk menelola dan mengembangkan uang wakaf untuk mencapai tujuan program wakaf yang telah dilakukan.

(12)

12 | P e n g a r u h W a k a f U a n g T e r h a d a p P e m b e r d a y a a n U m m a t

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Wakaf merupakan suatu bagian dari lembaga keuangan syariah atauIslam selain zakat, infaq, dan shadaqah. Wakaf juga merupakan salah satu alternatif cara yang dapat mengatasi permasalahan yang ada di Indonesia yaitu kemiskinan. Dengan pengelolaan wakaf secara produktif diharapkan wakaf tersebut mampu untuk membantu pemerintah mencari penyelesaian dari masalah yang ada di Indonesia. Namun yang perlu dilakukan pertama kali adalah mengubah pemahaman masyarakat yang menganggap bahwa wakaf hanya sebatas pada benda tidak bergerak yang tidak dapat dikelola secara produktif dan tidak akan memberikan hasil yang efisien yang dapat mensejahterakan dan memberdayakan masyarakat.

Dalam pelaksanaannya, wakaf dikelola oleh nadzir wakaf. Nadzir wakaf juga haruslah memiliki kemampuan yang memadai sehingga ia mampu untuk mengelola harta wakaf yang ada secara maksimal. Selain itu nadzir tersebut juga harus bersifat jujur, adil dan bijaksana. Dan juga perlu adanya regulasi peraturan perundang-undanganan tentang wakaf yang memberikan urgensi bahwa wakaf tidak hanya untuk kepentingan ibadah tetapi pemberdayaan wakaf secara produktif juga dapat digunakan untuk kepentingan sosial yaitu untuk kesejahteraan umat. Dengan pemahaman baru dan pengelolaan wakaf produktif secara maksimal maka diharapkan akan mampu mengatasi masalah yang saat ini sedang melanda masyarakat.

Optimalisasi harta wakaf menjadi salah satu solusi untuk meningkatkab pemberdayaan ekonomi masyarakat. Didukung dengan adanya peraturan perundang-undangan yaitu UU No. 41 ayat 2 tentang pengelolaan aset wakaf yang harus dikelola secara produktif.

(13)

13 | P e n g a r u h W a k a f U a n g T e r h a d a p P e m b e r d a y a a n U m m a t

B. SARAN

(14)

14 | P e n g a r u h W a k a f U a n g T e r h a d a p P e m b e r d a y a a n U m m a t

DAFTAR PUSTAKA

 Al-Dusuqi, S. a.-D.-S. (1980 p.75). Hasyiyah al-Dusuqi 'ala Syarh al-Kabir. Qaherah.  Al-Hadi, A. A. (2009). Upaya Pemberdayaan Tanah Wakaf Produktif Bagi Kesejahteraan

Umat. Islamica , 97.

 Ali, M. (2009 p.45). Wakaf dan Pemberdayaan Ekonomi Umat .

 al-Syarbini, A.-K. (1997 p.485). Mughnial-Muhtaj. Beirut: Dal al-Ma'rifah.

 Ghozaly,M.A, P. R., Ihsan, M.A, D., & Sidiq, M.A, D. (2010 p.181). Fiqih Muamalat. (p. 181). Jakarta: Kencana.

 Ibn Manzur, M. I. (1990 p.359). Lisan al-'Arab. Beirut: Dar Sadr.  Ibn Qudamah, A. M. (1972 p.185). al-Mughni. Beirut.

 Kasdi, A. (2010 p.798). Pemberdayaan Wakaf Produktif untuk Keadilan Sosial dan

Kesejahteraan Umat (Optimalisasi Potensi Wakaf Produktif diIndonesia). Jurnal Asy-Syir'ah, Vol. 44 no. II, p.798.

 Muhsin, D. d. (2003 p.34). Sejarah dan Dinamika Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta: Badan Wakaf UII.

 Mundzir, Q. (2005 p.3). Manajemen Wakaf Produktif. (p. 3). Jakarta: P.T Khalifa.  Nafis, C. (2009). Wakaf Uang Untuk Jaminan Sosial. Jurnal Al-Awqaf, Vol. II Nomor 2.  Nafis, M. C. (2009). Wakaf Uang Untuk Jaminan Sosial. Jurnal Al-Awqaf , Vol. II No.2.  Nasution, M. E. (2006). Wakaf Tunai dan Sektor Volunteer. Dalam M. E. Hasanah, Wakaf

Tunai Inovasi Finansial (hal. 43-44). Jakarta: PSTTI UI.

 Sula, M. (Vol 2 No. 2). Implementasi Wakaf dalam Instrumen Asuransi Syariah. Jurnal Al-Awqaf , 7-13.

Undang-undang No.41 tahun 2004 tentang wakaf dan peraturan pemerintah no.42 tahun

2006.

 Wakaf, D. P. (2007 p.37). Panduan Pemberdayaan Tanah Wakaf Produktif Strategis di

Referensi

Dokumen terkait

Seluruh Dosen Pengajar Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang selama ini telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis... Seluruh

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah sistem penyimpanan obat program TB yang meliputi syarat gudang, tata ruang gudang, sarana penunjang gudang,

In this concept design of fuel gas supply system, there are three types of piping system that should be installed, such as pipe for liquid phase from LNG tank until the input

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja karyawan dengan nilai pengaruh sebesar

Hasil penelitian berpikir kritis mahasiswa dalam menyelesaikan permasalahan bilangan bulat berbasis media realisik adalah mahasiswa mampu menganalisis, menevaluasi dan

Tingginya kandungan bakteri coliform pada stasiun 9 disebabkan karena pada stasiun 9 merupakan pertemuan dua aliran air (parit tersier) dari pemukiman penduduk

Karakteristik model pembelajaran jejaring sosial pada pelajaran matematika, yaitu: (1) telah tercapainya kompetensi dasar dengan telah tercapainya ketuntasan

 Upaya-upaya yang dilakukan oleh Kepala Sekolah yang ada di SD gugus 6 Kecamatan Kerambitan untuk mengatasi hambatan- hambatan dalam meningkatkan profesionalitas guru