• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Desain Kemasan terhadap Impulsive Buying Pada Konsumen Chatime Hermes Place Polonia Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Desain Kemasan terhadap Impulsive Buying Pada Konsumen Chatime Hermes Place Polonia Medan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring berkembangnya zaman serta ilmu pengetahuan dan teknologi, perusahaan dituntut untuk melakukan inovasi dan kreativitas terhadap produk yang akan dipasarkan. Dalam era teknologi informasi, keberhasilan suatu perusahaan antara lain ditentukan oleh inovasi. Perusahaan saat ini melihat inovasi sebagai salah satu faktor keberhasilan bukan lagi pengendalian yang harus ditekankan, namun kemampuan untuk menghasilkan inovasi produk dan proses baru untuk memenuhi kebutuhan customer yang senantiasa berubah seperti pendapat Mulyadi dan Setiawan (2001: 41). Dengan hal ini dimaksudkan agar minat beli konsumen semakin meningkat dan terus memberikan kepercayaan terhadap produk yang kita hasilkan. Begitupun dengan kreativitas, menurut pendapat DeGraff dan Lawrence (Yunus: 2010) yang mengkonseptualisasikan kretivitas tidak hanya meliputi ide-ide kreatif yang berorientasi tujuan tertentu (purposeful), tetapi juga meliputi praktik bisnis (practice) dengan memanfaatkan alat-alat manajemen yang sesuai dengan tipe bisnisnya, dan karakteristik individu wirausaha (personal) itu sendiri.

(2)

bagi konsumen lama maupun menggait konsumen baru. Menurut Siagian (Syamsi, 1989:6) pada hakikatnya pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penetuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.

Gambar 1.1

Dasar Perimbangan Konsumen dalam Mengambil Keputusan

Sumber: Nitisusastro (2013:181)

Dalam memasarkan suatu produk tentu tidak lepas dengan adanya persaingan, perusahaan harus bisa bergerak cepat untuk mengatasi persaingan yang muncul, yaitu dengan cara berlomba-lomba berinovasi dan berkreasi, mengingat banyaknya masyarakat yang memiliki selera yang beraneka ragam. Sebagai pengusaha yang baik, harusnya kita dapat menjangkau dan memasarkan produk ke seluruh lapisan masyarakat, karena semakin kuat persaingan tersebut maka akan menciptakan segmentasi pelanggan (customer) sendiri-sendiri di setiap produknya. Untuk menarik perhatian masyarakat serta meyakinkan mereka untuk melakukan pembelian terhadap produk yang kita hasilkan,perusahaan perlu melakukan berbagai strategi diantaranya dengan strategi pemasaran yang baik. Strategi perusahaan untuk mengantisipasi kekuatan desain kemasan dalam meningkatkan minat beli serta pembelian yang tidak terencana sangatlah perlu

(3)

untuk diketahui oleh para produsen. Suatu kemasan produk harus bisa memberikan karakteristik yang bisa menimbulkan perbedaan antara produk yang satu dengan yang lainnya.

Persaingan yang terjadi pada saat ini tidak hanya mengenai harga melainkan persaingan mengenai desain produk. Salah satu yang menjadi indikasi terhadap pembelian suatu produk adalah desain kemasan (packaging). Menurut Klimchuk dan Krasovec (2007: 33) desain kemasan adalah bisnis kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material warna, citra, tipografi, dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan. Desain kemasan berlaku untuk membungkus, melindungi, mengirim, mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi, dan membedakan sebuah produk di pasar. Pada akhirnya desain kemasan berlaku sebagai pemasaran produk dengan mengkomunikasikan kepribadian atau fungsi produk konsumsi secara unik.

Melalui metode desain yang komprehensif, desain kemasan menggunakan banyak sarana untuk menangani banyak masalah pemasaran yang rumit. Brainstorming, eksplorasi, eksperimen, dan pemikiran strategis adalah beberapa cara dasar dimana informasi visual dan verbal menjadi suatu konsep, ide, atau strategi desain. Melalui suatu strategi desain produk yang disusun dengan efektif, informasi produk disampaikan kepada konsumen.

(4)

kreativitas. Bukan berlebihan bila dikatakan desain kemasan adalah ekspresi produk, bukan ekspresi pribadi, dan bahwa pandangan pribadi desainer atau tenaga pemasaran baik warna, bentuk, material, atau gaya tipografi seharusnya hanya sedikit mempengaruhi sebuah desain kemasan.

(5)

Tabel 1.1

Tren Pembelian Tidak Direncanakan di Indonesia

No Indikasi Persentase

tahun 2005

Persentase

tahun 2013 Kenaikan

1

Tidak merencanakan apa yang akan dibeli dan pernah membeli barang-barang apa yang akan dibeli sebelum berbelanja

11% 22% 11%

3

Selalu membeli barang

tambahan meskipun telah

merencanakan apa saja yang

akan dibeli

15% 41% 26%

4 Selalu membeli barang

tambahan saat berbelanja 9% 39% 30%

5

Mengunjungi toko yang

memberikan penawaran menarik

dan kupon promosi yang berasal

dari koran atau flyers

6% 22% 16%

Sumber: Skripsi Lestari Sri Indah. 2016.

Dari tabel diatas, peneliti menarik kesimpulan bahwa kenaikan persentase dari tahun 2005-2013 yang paling tinggi terdapat pada indikasi yang ke-empat yaitu selalu membeli barang tambahan saat berbelanja. Jumlah kenaikan persentase nya sebesar 30% dengan rincian pada tahun 2005 sebesar 9% dan pada tahun 2013 sebesar 39%.

(6)

membuat para konsumen memiliki daya tarik tersendiri ketika melihatnya, sehingga hal tersebut menimbulkan pembelian yang tidak terencana (impulsive buying). Chatime adalah sebuah jaringan kedai minuman teh susu mutiara asal Taiwan. Chatime memiliki sedikitnya 1002 cabang di 26 negara, pada tahun 2006 Chatime membuka gerai pertama di luar Taiwan, tepatnya di California, Amerika Serikat. Hingga tahun 2013 Chatime berekspansi lebih dari 25 negara, termasuk Indonesia.Chatime adalah kombinasi dari kata "Cha," yang berarti teh di mandarin, dan kata "tea" yang berarti teh dalam bahasa inggris sehingga Chatime berarti "tea time" atau "waktu untuk minum teh".Waktu istirahat setiap orang dapat menikmati muda dan tua, dengan satu minuman lezat.Didirikan pada tahun 2005, sejak itu diperluas untuk lebih dari 1000 lokasi di seluruh dunia, terutama di Asia. Dengan outlet di lebih dari selusin negara-negara Asia termasuk Taiwan, Cina, India, Jepang, Malaysia, Singapura, Korea, Thailand, dan tentu saja di Indonesia. Ada juga lokasi di Australia, Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Perancis, dan bagian dari Timur Tengah.

(7)

Hal ini tentu menjadi fenomena yang menarik untuk diteliti karena dengan adanya penurunan jumlah konsumen serta persaingan antar produk minuman tersebut artinya ada beberapa faktor yang menyebabkan hal ini terjadi, sehingga peneliti mengaitkannya dengan desain kemasan produk Chatime yang melibatkan perilaku konsumen impulsive buying.

Penelitian ini penting dilakukan agar dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan Ilmu Pengetahuan khususnya di bidang desain kemasan dan dapat menjadi referensi bagi peneliti yang ingin meneliti lebih lanjut. Penelitian ini juga dapat menjadi masukan bagi perusahaan untuk mengetahui apa yang menjadi kelemahan dan kekurangan perusahaan, khususnya dalam hal desain kemasan dan pengaruhnya terhadap impulsive buying.

(8)

1.2 Perumusan Masalah

Pembelian Impulsif dilakukan tidak hanya melihat secara umum desain kemasan suatu produk, melainkan terdapat dimensi-dimensi yang perlu diperhatikan dalam desain kemasan, seperti dimensi desain grafis, struktur desain, dan informasi produk. Maka perumusan masalah dalam penelitian ini dapat dinyatakan sebagai berikut:“Apakah desain kemasan yang terdiri dari desain grafis, struktur desain, dan informasi produk berpengaruh positif dan signifikan terhadapimpulsive buying di kalangan konsumen Chatime Hermes Place Polonia Medan ?”

1. 3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: “Untuk mengetahui desain kemasanyang terdiri dari desain grafis, informasi produk, dan struktur desain produk berpengaruh positif dan signifikan terhadapimpulsive buying di kalangan konsumen Chatime Hermes Place Polonia Medan”

1.4Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baik secara teoritis maupun praktis. Secara terinci, manfaat penelitian yang diharapkan yaitu:

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta wawasan mengenai seberapa besar pengaruh desain kemasan terhadap pembelian yang tidak terencana.

2. Bagi Perusahaan

(9)

terhadap keputusan pembelian yang tidak terencanaserta dapat memberikan kontribusi pada perusahaan lain yangsejenis dalam menyempurnakan kemasannya agar dapat semakin menarik minat konsumen untuk membeli.

3. Bagi Kalangan Akademisi

Gambar

Gambar 1.1 Dasar Perimbangan Konsumen dalam Mengambil Keputusan
Tabel 1.1

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Agricul- tural extension workers seldom got information through own test and research (47.5 percent), and 37 percent of the agricultural extension workers occa- sionally

Structured product merupakan produk bank turunan dari instrumen derivatif yang memiliki kompleksitas tinggi yang mengakibatkan peningkatkan resiko yang dihadapi oleh

Untuk encapai maksud tersebut, dokumen dasar harus dirancang dengan baik, berikut ini merupakan petunjuk-petunjuk didalam perancangan dokumen dasar yang baik,

Structured product merupakan produk bank turunan dari instrumen derivatif yang memiliki kompleksitas tinggi yang mengakibatkan peningkatkan resiko yang dihadapi oleh

Sistem harga pokok taksiran adalah salah satu sistem harga pokok yang ditentukan di muka untuk mengolah produk atau jasa tertentu dengan jalan menentukan besarnya biaya bahan baku

Dapat menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika namun masih ada peserta didik yang tidak dapat membuat model matematika dalam menyelesaikan

Dari paparan diatas terlihat bahwa peserta didik CSL tidak memenuhi indikator komunikasi matematis dan peserta didik masih kurang pemahaman dalam materi aritmatika sosial