• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Cara Perawatan Pengguna Narkoba Selama Proses Rehabilitasi T1 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Cara Perawatan Pengguna Narkoba Selama Proses Rehabilitasi T1 BAB IV"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Setting Penelitian

Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) Sidorejo Lor terletak di Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga dengan batas wilayah sebagai berikut : sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Pabelan dan Kecamatan Tuntang, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Pabelan dan Kecamatan Tengaran, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Getasan dan Kecamatan Tengaran, dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Tuntang dan Kecamatan Getasan. Secara keseluruhan mencapai luas wilayah 16.427 km2, terdiri dari Kelurahan Sidorejo Lor 2.716 km2, Kelurahan Salatiga 2.020 km2, Kelurahan Blotongan 4.238 km2, Kelurahan Pulutan 2.371 km2, Kelurahan Bugel 2.944 km2, dan Kelurahan Kauman Kidul 1.958 km2.

(2)

Pengobatan Jetis, BKIA, BP Mata, dan Balai Pengobatan Nyai Kopek.

Pada tahun 1985, puskesmas Sidorejo Lor mengalami pengembangan, baik secara fisik, dengan rehabilitasi bangunan Puskesmas, maupun penambahan layanan jejaring, antara lain Pustu Banyu Putih, Pustu Domas, Pustu Ngentak, dan Pudstu Blotongan.

Perkembangan selanjutnya pada tahun 2006, yaitu dengan penambahan bangunan Puskesmas bagian belakang menjadi 2 lantai, serta penambahan Pustu Pulutan, Pustu Kauman Kidul, dan Pustu Bugel. Selain penambahan bangunan, pada tahun ini juga ada penambahan program unggulan Puskesmas, yaitu dengan dibukanya layanan pemeriksaan IMS dan HIV/ AIDS di Puskesmas Sidorejo Lor.

Pada tahun 2011, bangunan depan Puskesmas mengalami perkembangan dengan rehabilitasi gedung utama menjadi 2 lantai. Pada tahun ini pula, Puskesmas Sidorejo Lor juga dipercaya oleh Kementerian Kesehatan untuk menjadi layanan IPWL (Institusi Penerima Wajib Lapor).

a. Visi

(3)

pembangunan Kota Salatiga yaitu “ Terwujudnya Masyarakat

Kecamatan Sidorejo Sehat dan Mandiri” b. Misi

Sebagai penjabaran dari visi yang telah ditetapkan, maka Puskesmas Sidorejo Lor dalam menjalankan tugasnya harus selalu mengutamakan kepentingan pelayanan kepada masyarakat. Pelaksanaan pelayanan harus direncanakan secara efektif dan efisien dan didukung oleh SDM yang bermutu. Untuk mencapai visi yang telah ditetapkan maka ditetapkan misi sebagai berikut :

 Memberikan pelayanan kesehatan yang terjangkau dan bermutu  Meningkatkan kemandirian dan peran serta masyarakat untuk

hidup sehat

 Menjalin kerja sama lintas sektoral yang harmonis

c. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi

Puskesmas Sidorejo Lor adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kota Salatiga yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah Kecamatan Sidorejo. Sebagai unit pelaksana teknis, puskesmas melaksanakan sebagian tugas Dinas Kesehatan Kota Salatiga

(4)

 Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak

pembangunan berwawasan kesehatan. Dalam hal ini puskesmas berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya agar menyelenggarakan pembangunan berwawasan kesehatan. Puskesmas harus aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya serta mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan dan pemulihan.

 Puskesmas merupakan pusat pemberdayaan masyarakat.

Dalam hal ini puskesmas berupayaagar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaan serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.

 Puskesmas merupakan pusat pelayanan kesehatan strata

(5)

kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat.

4.2 Pelaksanaan penelitian

(6)

4.3 Gambaran Umum Riset Partisipan

Tabel 4.3 Gambaran Umum Riset Partisipan

No Nama L/P Pendidikan Agama Pekerjaan orang tua

Hobi Umur Pekerjaan

1 Tn. Y L STM Islam Pensiunan

PNS

Mancing 39

tahun

Karyawan swasta

2 Tn. A L SMA Kristen Menjaga rumah

orang

Otomotif 35 tahun

Montir bengkel

3 Tn. C L D1

perhotelan

Islam Guru SD Nonton 23

tahun

Pelayan Hotel

Tabel 4.3 menjelaskan bahwa kriteria riset partisipan yang peneliti ambil adalah para pecandu narkoba yang menjalani rehabilitasi di Puskesmas Sidorejo Lor Salatiga. Pengguna narkoba yang masuk di Puskesmas Sidorejo Lor berjumlah 5 orang, semuanya berjenis kelamin laki-laki. Setelah melakukan beberapa pertimbangan seperti, kesulitan

dalam membuat kontrak waktu karena harus mengantar anak ke sekolah dan tidak menemukan data yang benar sehingga peneliti memilih 3 orang untuk menjadi riset pasrtisipan. Usia ketiga riset partisipan yang masuk di Puskesmas Sidorejo Lor yakni, Tn.Y 39 tahun, Tn.A 35 tahun dan Tn.C 23 tahun. Tn.Y berkerja sebagai karyawan Swasta, Tn.A montir bengkel dan Tn.C sebagai Waiter disalah satu hotel di Salatiga.

(7)

Sekolah Menengah Atas (SMA), sedangkan Tn.C lulusan D1 Perhotelan. Latar belakang pekerjaan orang tua Tn.Y adalah sebagai pensiunan PNS, Tn.A menjaga rumah orang dan Tn.C sebagai Guru SD. Data umum partisipan secara lengkap dapat dilihat di tabel bawah ini :

4.4 Profil Riset Partisipan yang direhabilitasi

No Nama L/P Jenis Narkoba yang dipakai

Latar belakang pemakaian

Lama di rehabilitasi hingga sekarang

1 Tn. Y L Putaw Teman

dilingkungan rumah

1 tahun

2 Tn. A L Putaw Teman main 1 tahun

3 Tn. C L Putaw Teman main 1 tahun

Tabel 4.4 menjelaskan bahwa ketiga riset partisipan menggunakan narkoba jenis putaw. Hingga saat ini ketiga riset partisipan sudah menjalani rehabilitasi selama 1 tahun.

(8)

4.5 Hasil dan Pembahasan

Metadon merupakan golongan narkotika yang cara kerjanya sama dengan putaw, tetapi perbedaannya metadon itu legal dan masa kerjanya lebih lama (20 – 22 jam). Metadon fungsinya bukan untuk menghentikan ketergantungan putaw, tetapi tujuan utama dari metadon ini ialah untuk mengurangi efek buruk dari penggunaan jarum suntik berganti-gantian. Karena putaw biasanya dipakai menggunakan jarum suntik berganti-ganti tiap pengguna sehingga timbul efek buruknya yaitu penyakit HIV.

Metadon harus diberikan dalam bentuk cair dan diencerkan dengan air dan larutan sirup. Pasien harus hadir setiap hari, metadon akan diberikan oleh perawat atau dokter yang bertugas. Pasien harus menelan metadon tersebut didepan perawat atau dokter yang bertugas. Setelah itu pasien harus menandatangani buku yang tersedia, sebagai bukti bahwa

pasien sudah menerima dosis metadon hari itu.

(9)

4.5.1 Kasus Tn.Y

Tabel 4.5.1 Data Observasi Pemberian Dosis Tn.Y

Awal mengikuti program rehabilitasi di Puskesmas Sidorejo Lor, Tn.Y mengikuti layanan Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) dan menjalani beberapa tes darah untuk memastikan jenis narkoba yang

Tanggal Dosis Campuran Catatan

(10)

digunakan oleh Tn.Y hanya putaw, karena obat yang diberikan dari Puskesmas Sidorejo Lor adalah metadon.

Awal mengikuti program rehabilitasi di Puskesmas Sidorejo Lor Tn.Y diberikan dosis 15 ml. setiap hari Tn.Y datang ke Puskesmas untuk meminum obat. Tn.Y harus meminum obat ditempat dan didepan perawat atau dokter yang bertugas. Setiap 3 hari atau lebih dosis yang diberikan naik 5 ml sesuai dengan permintaan dan kebutuhan Tn.Y sampai Tn.Y menjapai dosis enak. Saat ini dosis yang diterima oleh Tn.Y 140 ml.

Tn.Y di nilai berkelakuan baik, menjalani pengobatan rutin dan saat di cek urin Tn.Y bersih dari penggunaan obat diluar dari pengobatan di Puskesmas sehingga Tn.Y mendapat THD (Take Home dose) yakni Tn.Y bisa membawa pulang obat untuk di minum di rumah. Hal ini sebagai penghargaan atas hasil penilaian dari petugas Puskesmas.. Hingga saat ini Tn.Y membawa pulang obat untuk 4 hari kedepan. Saat peneliti melakukan penelitian Tn.Y saat itu sudah mendapatkan THD 5, 1 di minum ditempat dan 4 dibawa pulang.

(11)

dibawa pulang juga hanya ditambahkan dengan air karena permintaan Tn.Y karena Tn.Y ingin mencampurkan minumannya dengan sesuatu yang diinginkan seperti madu.

Penyalahgunaan narkoba oleh Tn.Y bukan karena latar belakang keluarga yang tidak harmonis, bukan juga karena adanya konflik dalam keluarga tetapi karena kurangnya pengetahuan tentang narkoba dan efek sampingnya. Awalnya Tn.Y dikenalkan oleh teman-teman dilingkungan tempat tinggal. Karena Tn.Y melihat teman-temannya menggunakan narkoba dan teman-temannya mengatakan bahwa narkoba itu enak maka Tn.Y menjadi penasaran dan akhirnya mencoba. Sejak saat itu Tn.Y menjadi kecanduan narkoba dan terus menggunakannya dalam jangka waktu yang lama.

4.5.2 Kasus Tn.A

Tabel 4.5.2 Data Observasi Pemberian Dosis Tn.A

Tanggal Dosis Campuran Catatan

(12)

27 – 7 – 2016

Awal mengikuti program rehabilitasi di Puskesmas Sidorejo Lor Tn.A mengikuti konseling oleh dokter yang bertugas. Konseling dilakukan bertujuan untuk mengetahui latar belakang Tn.A dalam mengikuti program rehabilitasi di Puskesmas Sidorejo Lor. Selain itu konseling juga bertujuan untuk mengetahui jenis narkoba aja yang dipakai oleh Tn.A dan melakukan tes darah untuk mendapatkan hasil yang benar. Karena program rehabilitasi ini diberikan obat khusus untuk pengganti putaw.

(13)

Saat peneliti bertanya tentang apa yang dirasakan saat menurunkan dosis hingga setengahnya Tn.A menjawab rasanya sangat tidak enak, gelisah, mengantuk, emosian. tetapi Tn.A mengalihkan semua rasa tidak enak itu dengan berolahraga, membersihkan halaman, yang terpenting bagi Tn.A bergerak agar rasa tidak enaknya bisa teralihkan.

sesuai dengan hasil penilaian para petugas kesehatan di Puskesmas Sidorejo Lor, Tn.A diberikan THD (Take Home Dose) sebagai penghargaan atas kelakuan baik selama mengikuti rehabilitasi, rutin menjalani rehabilitasi dan sudah bekerja sehingga Tn.A boleh membawa pulang obat sesuai dosis yang sudah ditentukan. Saat ini Tn.A sudah mendapatkan THD 4, 1 diminum ditempat dan 3 dibawa pulang.

Pemberian obat metadon di campur dengan air untuk mengencerkan karena sangat pekat dan ditambah dengan sirup untuk mengurangi rasa pahitnya. Penambahan air dan sirup hanya disaat Tn.A meminum obat ditempat dan untuk dibawa pulang hanya ditambahkan air. obat yang dibawa pulang harus ditambah dengan air karena Tn.A ingin mengganti campuran pemanis sesuai dengan selera Tn.A dan petugas di Puskesmas Sidorejo Lor juga mengkhawatirkan Tn.A menggunakan jarum suntik untuk mengkonsumsi obat tersebut karena menghindari rasa dari obat yang tidak enak.

(14)

penyabab Tn.A menggunakan narkoba. Tn.A mengatakan saat melihat teman-temannya menggunakan narkoba,Tn A bertanya itu apa dan rasanya bagaimana, teman-temannya mengatakan coba sendiri nanti akan tau bagaimana rasanya. Tn.A juga melihat semua teman-temannya menggunakan narkoba sehingga menimbulkan rasa penasaran dan ingin mencoba. Setelah Tn.A mencoba Tn.A merasakan kalau narkoba itu enak.

4.5.3 kasus Tn.C

Tabel 4.5.3 Data Observasi Pemberian Dosis Tn.C

Tanggal Dosis Campuran Catatan

(15)

Awal mengikuti program rehabilitasi di Puskesmas Sidorejo Lor, Tn.C mengikuti konseling oleh dokter yang bertugas. Konseling dilakukan bertujuan untuk latar belakang Tn.C dalam mengikuti program rehabilitasi di Puskesmas Sidorejo Lor. Konseling juga bertujuan untuk mengetahui jenis narkoba apa saja yang dipakai oleh Tn.C dan melakukan tes darah untuk mendapatkan hasil yang benar.

Hari pertama mengikuti program rehabilitasi di Puskesmas Sidorejo Lor Tn.C setiap hari datang ke Puskesmas untuk meminum obat. Obat diminum ditempat didepan petugas kesehatan yang sedang bertugas. Dosis awal yang diberikan adalah 15 ml. Dosis biasanya naik setiap 3 hari sesuai permintaan Tn.C. saat peneliti melakukan penelitian dosis Tn.C sudah mencapai 80 ml.

(16)

Gambar

Tabel 4.3 menjelaskan bahwa kriteria riset partisipan yang peneliti
Tabel 4.4 menjelaskan bahwa  ketiga riset partisipan menggunakan narkoba
Tabel 4.5.1 Data Observasi Pemberian Dosis Tn.Y
Tabel 4.5.2 Data Observasi Pemberian Dosis Tn.A
+2

Referensi

Dokumen terkait

Planlet dengan perlakuan ekstrak melon menunjukkan penampilan planlet anggrek yang lebih kekar merupakan ciri tanaman yang dapat bertahan pada saat aklimatisasi, sedangkan ekstrak

[r]

Kendala penulis adalah dana untuk mencetak cover majalah digital karena akan dimasuki di beberapa toko, dan juga softcopy majalah akan dimasuki dalam CD kemudian cd

Explanation of the Aspect of Relevance of Materials with Competency Standards and Basic Competencies .... Interpersonal

[r]

Kendala penggunaan Kaliandra sebagai pakan tunggal adalah ketersediaan nutrien menjadi rendah karena Kaliandra mengandung tanin yang dapat melindungi protein dari

Meskipun, pemerintah dalam hal ini berupaya mengaburkan realitas (sekulerisme pendidikan) yang ada sebagaimana terungkap dalam UU No.20/2003 tentang

yang dapat ditemukan dibuku teks, antara lain adalah : 46 1) Temukan jawaban dengan cara coba-coba. 2) Gunakan alat peraga, model, atau sketsa. 5) Buat daftar, tabel, atau bagan.