• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEMBANGUN EKONOMI PEDESAAN MELALUI STRAT (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MEMBANGUN EKONOMI PEDESAAN MELALUI STRAT (1)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MEMBANGUN EKONOMI PEDESAAN MELALUI

STRATEGI KONVENSIONAL

Oleh :

Muhamad Saeful Anwar 6111131016

ILMU PEMERINTAHAN KELAS A’13

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI

ABSTRAK

Strategi konvensional adalah strategi pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan, berorientasi untuk menciptakan lapangan pekerjaan, dan berorientasi pada penghapusan kemiskinan, dengan hal-hal tersebut untuk mencapainya maka perlu membangun perekonomian yang kondusif di desa sehingga kesejahteraan masyarakat desa dapat tercapai. Pemerintahan saat ini sudah berusaha untuk menciptakan pelmbangunan ekonomi yang merata yaitu dengan beberapa program dan adanya Undang-undang No. 06 Tahun 2014 Tentang Desa.

A.

Pendahuluan

Desa pada masa kekinian oleh sebagian masyarakat masih dianggap belum beranjak dari profil lama, yakni terbelakang dan miskin. Meskipun menurut sebagian orang desa memiliki peranan penting terhadap kemajuan kota akan tetapi desa masih dipandang rendah dalam hal pembangunan ekonomi, padahal seperti

yang kita ketahui hampir sebagian besar penduduk Indonesia bertempat tinggal di desa, hal itu juga yang harus menjadi perhatian besar dari pemerintah pusat

maupun daerah.

(2)

berjumlah sekitar 73.000 (tujuh puluh tiga ribu) Desa dan sekitar 8.000 (delapan ribu) kelurahan. Selain itu, pelaksanaan pengaturan Desa yang selama ini berlaku sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman, terutama antara lain menyangkut kedudukan masyarakat hukum adat, demokratisasi, keberagaman, partisipasi masyarakat, serta kemajuan dan pemerataan pembangunan sehingga menimbulkan kesenjangan antarwilayah, kemiskinan, dan masalah sosial budaya yang dapat mengganggu keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia1.

Dalam hal dunia yang sudah menginjak dalam ranah globalisasi saat ini,

pemerintah desa di harapkan dapat membangun perekonomian di desa agar masyarakat desa sejahtera dan merata dalam hal pembangunan di desa. Dengan di undangkannya UU. No. 06 tahun 2014 Tentang Desa membawa angin segar untuk pemerintah desa saat ini. salah satu hal dalam undang-undang desa tersebut memuat beberapa isu strategi yang diangkat yaitu : Pembangunan desa, keuangan, aset dan BUM Desa, Pembangunan Kawasan Perdesaan, Kerjasama antar desa, dan Lembaga kemasyarakatan.

Pembangunan Desa bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui penyediaan pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan. Untuk itu pendekatan yang harus dilakukan, yaitu “Desa

membangun‟ dan “membangun Desa‟ yang diintegrasikan dalam perencanaan

Pembangunan Desa.

Kebijakan atau program pemerintah yang telah diimplementasikan untuk pemberdayaan dan kemandirian desa baik yang berkaitan dengan social, politik maupun ekonomi telah banyak diluncurkan, misalnya: kebijakan atau program Kredit Usaha Tani(KUT), Program Pengembangan Wilayah (PPW),

Pengembangan Kawasan Terpadu (PKT), Inpres Desa Tertinggal (IDT), Jaring Pengaman Sosial (JPS), Program Pengembangan Kecamatan (PPK), Program

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Program Pengembangan Infrastruktur Perdesaan (PPIP), Pengembangan Usaha Agribisnis

(3)

Perdesaan (PUAP), Kredit Usaha Rakyat (KUR), Pembinaan Peningkatan Pendapatan Petani-Nelayan Kecil ((P4K), Kelompok Usaha Bersama Ekonomi (KUBE),Kredit Koperasi dan Usaha Kecil menengah (UKM), Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat(PNPM) dsb.

Strategi konvensional adalah strategi pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan, berorientasi untuk menciptakan lapangan pekerjaan, dan berorientasi pada penghapusan kemiskinan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya strategi konvensional ini sudah diterapkan oleh pemerintah indonesia

melalui Undang-undang No. 06 Tahun 2014 Tentang Desa.

Dari pada itu, menurut kami untuk membangun pemerataan daerah di sektor manapun agar merata disemua daerah yang ada di Indonesia, strategi Konvensional perlu untuk diterapkan secara langsung atau dalam kata lain diimplementasikannya Undang-undang No. 06 Tahun 2014 Tentang Desa untuk membangun masyarakat desa yang sejahtera.

Dalam hal ini kami akan membahas bagaimana membangun ekonomi pedesaan melalui strategi konvensional.

B.

Eksistensi Pemerintah Dalam Membangun Ekonomi Pedesaan

Melalui Strategi Konvensional

Permasalahan pedesaan selama ini secara umum sebetelunya hanya satu, bahwa desa jauh tertinggal di bandingkan dengan kota. Bilamana melihat akar permasalahannya sederhana dikarenakan pemerintah selama ini mengacu kepada

pembangunan yang bersifat sentralistik. Dengan semangat UU Desa yang telah disahkan pembangunan di pedesaan tentunya dengan semangat baru disertai pembangunan tidak sentralistik lagi melainkan desentralisasi, sehingga diharapkan proses pembangunan di pedesaan akan terjadi percepatan

Berbagai sudut pandang dapat digunakan untuk menelaah pembangunan pedesaan. Ada dua sisi pandang untuk menelaah pedesaan2, yaitu:

(4)

1) Pembangunan pedesaan dipandang sebagai suatu proses alamiah yang bertumpu pada potensi yang dimiliki dan kemampuan masyarakat desa itu sendiri. Pendekatan ini meminimalkan campur tangan dari luar sehingga perubahan yang diharapkan berlangsung dalam rentang waktu yang panjang.

2) Sisi yang lain memandang bahwa pembangunan pedesaan sebagai suatu interaksi antar potensi yang dimiliki oleh masyarakat desa dan dorongan dari luar untuk mempercepat pemabangunan pedesaan.

Adapun sasaran pokok pembangunan pedesaan adalah tercipanya kondisi

ekonomi rakyat di pedesaan yang kukuh, dan mampu tumbuh secara mandiri dan berkelanjutan. Sasaran pembangunan pedesaan tersebut diupayakan secara bertahap dengan langkah: pertama, peningkatan kualitas tenaga kerja di pedesaan; kedua, peningkatan kemampuan aparatur pemerintah desa; ketiga, penguatan lembaga pemerintah dan lembaga masyarakat desa; keempat, pengembangan kemampuan sosial ekonomi masyarakat desa; kelima, pengembangan sarana dan prasarana pedesaan; dan keenam, pemantapan keterpaduan pembangunan desa berwawasan lingkungan.

Arah kebijakan dan strategi pembangunan kawasan perdesaan nasional dijabarkan dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025, serta Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah nasional (RPJMN) Tahun 2010- 2014. RPJMN 2010-2014 merupakan RPJMN tahap dua dari rangkaian RPJMN yang ditetapkan dalam RPJPN. RPJMN disusun dalam empat tahapan yaitu RPJMN I (2005- 2009), RPJMN II (2010-2014), RPJMN III (2015-2019), serta RPJMN IV (2020-2024).

Pentahapan tersebut sesuai dengan visi, misi, dan program Presiden negara Republik Indonesia yang dipilih langsung oleh rakyat. RPJMN memuat strategi

pembangunan nasional, kebijakan umum, program kementerian/lembaga dan lintas kementerian/lembaga, kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka

(5)

RPJMN I dan RPJMN II ditetapkan dalam rangka melaksanakan misi pembangunan yang merata dan berkeadilan. Dalam tahap ini pembangunan perdesaan meliputi:

1. Pengembangan agroindustri padat karya, 2. Peningkatan kapasitas SDM,

3. Pengembangan jaringan infrastruktur penunjang kegiatan produksi di perdesaan dan kota-kota kecil,

4. Peningkatan akses informasi, pemasaran, lembaga keuangan, kesempatan

kerja, dan teknologi,

5. Pengembangan potensi sosial budaya lokal, serta 6. Intervensi harga dan kebijakan propertanian.

Sedangkan secara khusus, dalam Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014 ditetapkan arah kebijakan pembangunan perdesaan adalah sebagai berikut:

1. Memperkuat kemandirian desa dalam pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan,

2. Meningkatkan ketahanan desa, serta

3. Meningkatkan daya tarik perdesaan melalui peningkatan kesempatan kerja, kesempatan berusaha, dan pendapatan seiring dengan upaya peningkatan kualitas SDM dan lingkungan.

Adapun sasaran pembangunan perdesaan dalam RPJMN 2010-2014 adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan kapasitas dan peran pemerintah desa serta kelembagaan masyarakat,

2. Peningkatan keberdayaan masyarakat perdesaan dan perlindungan masyarakat

adat,

3. Pengembangan ekonomi perdesaan,

(6)

5. Peningkatan pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup

Meskipun sasaran pembangunan perdesaan tersebut merupakan kegiatan yang multidimensi dan multi sektoral, pembangunan infrastruktur perdesaan dituntut untuk dapat memperhatikan aspek-aspek penting pembangunan perdesaan. Dengan pembangunan infrastruktur yang terintegrasi dan tersinkronisasi dengan pembangunan perdesaan, pembangunan infrastruktur diharapkan dapat menopang kegiatan yang diinginkan. Termasuk diantaranya adalah sektor-sektor ekonomi

yang akan dikembangkan dalam suatu kawasan.

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) merupakan salah satu program pembangunan infrastruktur untuk kawasan desa dalam kategori berkembang yang berbasis pada partisipasi masyarakat. PPIP berada di bawah payung kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri dengan komponen kegiatannya meliputi kegiatan fasilitasi dan mobilisasi masyarakat. Adapun maksud dilaksanakannya kegiatan ini adalah dalam rangka mengurangi kemiskinan dan memperkuat implementasi tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) di tingkat pemerintah daerah.

Seperti yang dijelaskan di atas, pemerintah Indonesia saat ini telah menerapkan strategi konvensional dalam rangka membangun desa yang sejahtera dan merata, melalui banyak program yang dilakukan. Dengan kata lain yang telah dilakukan pemerintah Indonesia melalui beberapa program berorientasi untuk pembangunan, berorientasi untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan berorientasi untuk menghapuskan kemiskinan.

C.

Membangun Perkembangan Ekonomi Dalam Kawasan

Pedesaan

(7)

potensi yang ada di wilayah tersebut. Perkembangan ekonomi kawasan perdesaan diharapkan dapat mengurangi ketergantungan kawasan perdesaan terhadap kota, dan menguatkan peran desa sebagai pusat produksi dan kebutuhan sumberdaya pembangunan.

Membangun hubungan keterkaitan antar desa-kota juga merupakan salah satu cara yang ditempuh sebagai suatu upaya pembangunan wilayah perdesaan, dimana peran desa dikuatkan sebagai pusat produksi dan sumberdaya. Keterkaitan tersebut dapat mengurangi ketergantungan kawasan perdesaan terhadap kawasan

perkotaan, dan mengurangi angka urban masyarakat dari desa ke kota. Diharapkan pola tersebut mendorong perkembangan ekonomi desa dan mendorong permerataan ekonomi antara desa dan kota.

Dalam hubungan yang lebih intensif, hubungan desa-kota tersebut dapat

berupa interaksi spasial antar subsistem rantai agribisnis/agroindustri3. Dalam mengukur perkembangan ekonomi kawasan perdesaan, ada beberapa pendekatan.

Adapun beberapa pendekatan dalam mengukur perkembangan ekonomi kawasan perdesaan adalah sebagai berikut4:

a. Pendapatan Desa Per Kapita

Pendapatan desa perkapita digunakan sebagai salah satu pendekatan untuk melihat proporsi pendapatan suatu desa terhadap jumlah penduduk desa. Pendapatan desa menggunakan prinsip pendapatan domestik bruto, dihitung dengan jumlah produksi total. Jumlah produksi total tersebut dikonversi dalam nilai total rupiah dan dibagi dengan jumlah pendapatan.

b. Pendapatan Masyarakat

Pendapatan masyarakat) terkait dengan ketimpangan pendapatan yang

terjadi di masyarakat. Dengan kata lain, perkembangan ekonomi perdesaan harus diikuti oleh pemerataan pendapatan di masyarakat. Dalam keadaan ekstrim

dimana pendapatan terdistribusi secara merata, 40 persen populasi terbawah akan

3(Rustadi, 2007)

(8)

menerima 40 persen pendapatan, dan 20 persen populasi teratas menerima 40 persen total pendapatan.5

c. Diversifisikasi Ekonomi

Diversifikasi ekonomi atau perubahan struktur perekonomian daerah perdesaan dilihat berdasarkan perubahan struktur ekonomi perdesaan. Dalam beberapa dekade terakhir, perluasan kawasan perkotaan dan pembukaan akses kawasan perdesaan mengubah struktur ekonomi kawasan perdesaan tidak lagi berat pada sektor pertanian. Hal tersebut tampak pada kawasan-kawasan perdesaan yang mempunyai ciri perkotaan, atau biasa disebut sebagai desa kota.

Strategi pembangunan perekonomian pedesaan harus memiliki karakteristik yang kuat seperti :

1. Strategi yang dipilih haruslah memiliki jangkauan kemampuan memecahkan masalah ekonomi yang luas sedemikian rupa, sehingga strategi yang bersangkutan diimplementasikan, sebagian besar persoalan ekonomi dapat terselesaikan

2. Strategi yang dipilih untuk diimplementasikan tidak mengharuskan penggunaan pembiayaan eksternal (pinjaman) yang terlalu besar, sehingga tidak menambah utang atau beban yang telah besar saat ini.

3. Strategi yang dipilih hendaknya tidak dimulai dari nol, melainkan dapat memanfaatkan hasil-hasil pembangunan sebelumnya, sehingga selain tidak menimbulkan kegamangan di dalam masyarakat, juga hasilhasil pembangunan

sebelumnya tidak menjadi sia-sia.

4. Strategi yang dipilih untuk diimplementasikan mampu membawa perekonomian pedesaan ke masa depan yang lebih baik dari sebelumnya.

Pengembangan Agroindustri di pedesaan untuk membangun perekonomian desa dengan memperhatikan prinsip-prinsip dasar diantaranya:

1. Memacu keunggulan kompetitif produk/komoditi serta komparatif setiap wilayah

(9)

2. Memacu peningkatan kemampuan suberdaya manusia dan menumbuhkan agroindustri yang sesuai dan mampu dilakukan di wilayah yang dikembangkan,

3. Memperluas wilayah sentra-sentra agribisnis komoditas unggulan yang nantinya akan berfungsi sebagai penyandang bahan baku yang berkelanjutan, 4. Memacu pertumbuhan agribisnis wilayah dengan menghadirkan

subsistem-subsitem agribisnis,

5. Menghadirkan berbagai sarana pendukung berkembangnya industri pedesaan.

Dengan beberapa strategy pembangunan ekonomi pedesaan di atas diharapkan ke depan desa-desa bisa menjadi desa mandiri.

Strategi yang membawa perekonomian pedesaan menuju lebih baik:

1. Bahwa permasalahan mendasar di pedesaan adalah SDM. SDM yang berkualitas pada dasarnya enggan untuk bekerja membangun desa melainkan urbanisasi ke kota untuk mencari nafkah dengan penghasilan di di atas rata-rata, hal ini menyebabkan desa (off work). Untuk mengantisipasi itu diperlukan peningkatan kualitas SDM di pedesaan melalui berbagai kegiatan Diklat (Pendidikan & Pelatihan) maupun Bintek (Bimbingan Teknis) di segala bidang;

2. Strategi Peberdayaan Masyarakat (Community Empowerment) Proses pemberdayaan yang menekankan pada proses memberikan kemampuan kepada masyarakat agar menjadi berdaya, mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan pilihan hidupnya. Lebih lanjut dikatakan bahwa pemberdayaan harus ditujukan pada kelompok atau lapisan masyarakat yang tertinggal, dengan cara harus terus menerus dibangun secara mental dan moralnya sehingga tumbuh semangat baru dengan kepercayaan diri yang tinggi;

3. Pemberdayaan potensi desa perlu dilakukan secara berkelanjutan dengan cara memotret potensi yang sudah dimiliki dan bisa untuk dikembangkan terus,

(10)

4. Pertanian Berkelanjutan (Sustainable Agriculture Development) Pembangunan yang berkelanjutan kegiatan-kegiatan di suatu wilayah untuk memenuhi kebutuhan pembangunan di masa sekarang tanpa membahayakan daya dukung sumberdaya bagi generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya. Tantangan pembangunan berkelanjutan adalah menemukan cara untuk meningkatkan kesejahteraan sambil menggunakan sumberdaya alam secara bijaksana.

5. Peternakan berbasis diversifikasi produk. Produksi yang dihasilkan oleh para

peternak selama ini misalnya susu murni sebagian besar dijual berupa susu segar ke IPS (Indsutri Pengolahan Susu). Ke depan masyarakat peternak harus didorong melakukan proses produksi di luar susu segar melainkan harus memproduksi keju, yoghurt, tahu, dodol, kerupuk termasuk susu pasteurisasi, sehingga akan terwujud daya saing dan peningkatan penghasilan bagi para peternak

6. Pengembangan Kawasan Agropolitan

muncul dari permasalahan adanya ketimpangan pembangunan wilayah antar kota sebagai pusat kegiatan dan pertumbuhan ekonomi dengan wilayah produsen sebagai pusat kegiatan pertanian (yang tertinggal). Wilayah desa dengan kegiatan utama sektor primer, khususnya pertanian, mengalami produktivas yang selalu menurun akibat beberapa permasalahan. Di sisi lain wilayah perkotaan sebagai tujuan pasar dan pusat pertumbuhan menerima bahan berlebih, sehingga untuk mengatasi kesenjangan ini perlu adanya

strategi pengembangan wilayah agropolitan.

D.

Penutup

(11)

Demikian pula perubahan struktur ekonomi desa yaitu dengan adanya kesempatan yang lebih luas bagi masyarakat desa untuk berkreasi atau berproduksi belum dikuti oleh budaya ekonomi, yang akhirnya tetap hanya sebagian kecil masyarakat yang bisa menikmatinya.

Maka perlu adanya suatu rekomendasi dalam upaya untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan peningkatan pembangunan ekonomi pedesaan yang lebih menitikberatkan pada :

1. Peningkatan kemampuan sumberdaya manusia, peningkatan ini menjadi

sesuatu yang penting karena dengan meningkatnya kemampuan sumberdaya manusia yaitu peningkatan jenjang pendidikan penduduk akan berpengaruh pada kecepatan penyerapan adopsi teknologi, kemampuan untuk menggali informasi dan daya kreatifitas dan inovasi. Dengan peningkatan kemampuan tersebut akan lebih meningkatkan pendapatan masyarakat, yang ada pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraannya dan dapat mengentaskan dari garis kemiskinan.

2. Adanya penciptaan dan pengembangan lembaga ekonomi yang sudah ada, lembaga ekonomi ini seperti keberadaan koperasi, unit pelaksana teknis (UPT), tempat pelelangan ikan (TPI), dimana akan lebih banyak membantu masyarakat dalam upaya untuk meningkatkan pendapatannya.

3. Mengevaluasi peraturan-peraturan yang selama ini terkait dan berhubungan dengan masyarakat pedesaan, agar lebih berpihak pada masyarakat kecil, dengan demikian campur tangan pemerintah paling tidak dibutuhkan untuk memberi kepastian hukum dan melindungi masyarakat kecil jika akan berhadapan dengan golongan masyarakat yang mempunyai modal dan kekuasaan yang lebih besar.

4. Pemerintah supaya lebih aktif mendorong dan mancari alternative

matapencarian pada masyarakat pedesaan terutama pada masyarakat yang hidup pada desa dengan tipologi desa nelayan, desa jasa dan desa

(12)

perikanan, bagi desa nelayan maupun pelatihan untuk berkreasi seni lebih tinggi terhadap hasil keramik dan gerabah pada masyarakat di desa dan perdagangan.

DAFTAR PUSTAKA

Mubyarto. 1984 Strategi Pembangunan Pedesaan., Yogyakarta: P3KP-UGM Sajogyo dan Pudjiwati Sjogyo. 2005 Sosiologi Pedesaan Jilid 1 dan jilid 2, Yogyakarta: UGM Press.

Kumorotomo, Wahyudi, 1992, Profil Desa Tertinggal,

Bapenas, Jakarta.

Suwarno Utang. KEBIJAKAN PEMBERDAYAAN DESA DALAM PERSPEKTIF INSTITUSIONAL DAN PEMBANGUNAN SOSIAL, POLITIK, EKONOMI. 2013 Bandung : UNPAD

Undang-undang No. 06 Tahun 2014 Tentang Desa

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada capaian dimensi ecological knowledge dalam konsep literasi lingkungan pada kelas yang menggunakan

• Data Supir, pengisian data pribadi mengenai setiap supir yang bekerja di PT.Intitrans Makmur Kencana. Pengisian data ini juga

Bahwa, sebagai jaminan atas pembiayaan tersebut, Para Tergugat menyerahkan jaminan kepada Penggugat berupa Sebidang tanah pertanian dan segala sesuatu yang berdiri

Pasien dalam kelompok lidokain 4 patient-controlled  patient-controlled epidural epidural analgesia analgesia mengalami neri pasca operasi lebih ringan dalam  dan  jam

Hal ini dapat dibuktikan bahwa anak yang berada pada minimal kategori berkembang sesuai harapan (BSH) pada setiap indikator yaitu indikator menghubungkan jumlah gambar

Semoga kegiatan Pembekalan Instruktur Kab./Kota/Guru Inti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP)

Banyaknya jumlah daun yangberguguran di Universitas Diponegoromerupakan potensi yang pantas diperhitungkan agar menjadi bahan yang bernilai guna, Salah satunya dengan

Hasil penilaian produk yang divalidasi oleh ahli media, kombinasi warna menarik Baik, kesesuaian dari penyajian gambar dan materi yang dibahas Baik, menggunakan bahasa