• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PAUD 1201966 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PAUD 1201966 Chapter3"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

FinaAfilia R., 2016

PERBED AAN KONSEP D IRI ANAK TAMAN KANAK-KANAK D ITINJAU D ARI POLA ASUH ORANG TUA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Peneletian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan konsep diri anak

taman kanak-kanak ditinjau dari pola asuh orang tuanya yang authoritarian,

authoritative, permissive indulgent, dan permissive indifferent. Sesuai dengan tujuan

tersebut, maka metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

kausal komperatif atau ex post facto. Penelitian ex post facto adalah penelitian yang

meneliti hubungan sebab-akibat yang tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan

(dirancang dan dilaksanakan) oleh peneliti (Sukmadinata, 2010, hlm.55).

Komparasi dalam penelitian ini terdiri dari satu model dengan komparasi tiga

sampel atau lebih, yaitu: perbedaan konsep diri anak kelompok B TK Negeri Centeh

Bandung ditinjau dari pola asuh orang tuanya yang authoritarian, authoritative,

permissive indulgent, dan permissive indifferent.

Adapun desain penelitian pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bagan 3.1 Desain Penelitian

Pola Asuh

Kehangatan

Konsep Diri

Permissive Indulgent

Authoritative Permissive

Indifferent Authoritarian

(2)

FinaAfilia R., 2016

PERBED AAN KONSEP D IRI ANAK TAMAN KANAK-KANAK D ITINJAU D ARI POLA ASUH ORANG TUA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

B. Lokasi, Populasi, dan Sampel 1. Lokasi

Lokasi penelitian dilaksanakan di TK Negeri Centeh, yang beralamat di Jalan

Pacar No. 5, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat.

2. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua anak dan anak kelompok B TK

Negeri Centeh, Bandung, Tahun Pelajaran 2015/2016. Jumlah anak kelompok B

sendiri adalah 32 anak.

3. Sampel

Sampel adalah sebagaian dari jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data

(Sukardi, 2004, hlm.54).Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan salah

satu teknik nonprobabilitas, yaitu pengambilan sampel jenuh, sehingga dalam

penelitian ini peneliti mengambil sampel orang tua anak dan anak kelompok B

sebanyak populasi yaitu 32 anak dan 32 orang tua anak. Menurut Sukmadinata (2010,

hlm.261) dalam penelitian kausal komparatif dan eksperimental 15 orang untuk setiap

kelompok yang dibandingkan dipandang sudah cukup memadai.

C. Definisi Operasional Variabel

Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu pola asuh orang tua dan konsep diri,

dimana masing- masing variabel memiliki definisi operasional. Definisi operasional

dari kedua variabel adalah sebagai berikut:

1. Variabel Pola Asuh

Pola asuh adalah bentuk perlakuan orang tua terhadap anak dalam

membimbing, mendidik, merawat, melatih, dan berinteraksi yang akan memberikan

pengaruh terhadap tingkah laku anak seperti: berani, bertanggung jawab, disiplin, dan

lain-lain.

Pola asuh dalam penelitian ini merujuk pada pendapat Baumrind (1971) dan

Maccoby & Martin (1983), dimana pola asuh dikategorikan menjadi empat jenis,

yaitu pola asuh authoritative, authoritarian, permissive indulgent, dan permissive

(3)

FinaAfilia R., 2016

PERBED AAN KONSEP D IRI ANAK TAMAN KANAK-KANAK D ITINJAU D ARI POLA ASUH ORANG TUA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

a. Pola asuh authoritative, ditandai dengan kontrol yang tinggi dan kehangatan

yang tinggi

b. Pola asuh authoritarian, ditandai dengan kontrol yang tinggi dan kehangatan

yang rendah

c. Pola asuh permissive indulgent, ditandai dengan kontrol yang rendah dan

kehangatan yang tinggi

d. Pola asuh permissive indifferent, ditandai dengan kontrol yang rendah dan

kehangatan yang rendah

Dimensi pola asuh orang tua terhadap anak dibagi menjadi dua dimensi, yaitu

a. Dimensi Kontrol (Demandigness)

Dimensi ini berhubungan dengan sejauh mana orang tua mengharapkan dan

menuntut tingkah laku yang bertanggung jawab dari anak. Adapun aspek-aspek

dalam dimensi ini, yaitu:

1) Pembatasan (restrictiveness)

2) Tuntutan (demandingness)

3) Pendisiplinan (stricness)

4) Campur tangan (intrusiveness)

5) Kekuasaan yang sewenang-wenang (arbitrary exercise of power)

b. Dimensi Kehangatan(Responsiveness)

Dimensi ini berhubungan dengan tingkat respon orang tua terhadap

kebutuhan-kebutuhan anak dalam penerimaan dan dukungan. Adapun aspek-aspek dalam

dimensi ini, yaitu:

1) Memperhatikan kesejahteraan anak

2) Bersifat responsif terhadap kebutuhan anak

3) Bersedia meluangkan waktu (dalam batas tertentu) bergabung dalam kegiatan

yang dipilih anak

4) Siap untuk menunjukkan antusiasme terhadap keberhasilan anak dan

(4)

FinaAfilia R., 2016

PERBED AAN KONSEP D IRI ANAK TAMAN KANAK-KANAK D ITINJAU D ARI POLA ASUH ORANG TUA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

5) Peka terhadap keadaan emosi anak

2. Variabel Konsep Diri

Konsep diri adalah gambaran atau pandangan tentang keseluruhan diri yang

dimiliki seseorang tentang dirinya sendiri. Konsep diri dalam penelitian ini merujuk

pada pendapat Bee (1981) yang membagi tahap perkembangan konsep diri menjadi

tiga tahap, yaitu: 1) Eksistensial diri, dimana anak mampu mengakui keberadaan

dirinya dan menyadari bahwa dirinya terpisah dengan orang lain, 2) Pengelompokan

diri, dimana anak mampu mengelompokkan dirinya dalam berbagai aspek seperti:

usia, ukuran tubuh, jenis kelamin, dan lain- lain, 3) Harga diri, dimana anak mampu

memiliki sikap harga diri dan perasaan bangga terhadap dirinya ketika menunjukkan

harga diri yang tinggi serta rasa malu ketika ia menunjukkan harga diri yang rendah.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan terbagi menjadi dua jenis yaitu,

sebagai berikut:

1. Pola asuh orang tua.

Untuk pengumpulan data pola asuh orang tua, teknik yang digunakan adalah

angket. Penyebaran angket ditujukan kepada orang tua anak, baik ibu atau ayah.

Orang tua diminta untuk mengisi angket yang sudah disediakan sebelumnya

oleh peneliti.

2. Konsep diri anak TK.

Untuk pengumpulan data konsep diri, teknik yang digunakan adalah daftar

ceklis observasi. Pengumpulan data ini peneliti meminta bantuan guru kelas

untuk mengisi daftar ceklis yang sudah disediakan sebelumnya untuk melihat

(5)

FinaAfilia R., 2016

PERBED AAN KONSEP D IRI ANAK TAMAN KANAK-KANAK D ITINJAU D ARI POLA ASUH ORANG TUA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

E. Instrumen Penelitian

Berdasarkan fokus masalah penelitian, terdapat dua instrumen penelitian, yaitu

pola asuh orang tua dan konsep diri anak. Instrumen yang digunakan berupa angket

untuk pola asuh dan daftar ceklis observasi untuk konsep diri, dimana instrumen ini

berisi indikator- indikator yang digunakan untuk mengetahui pola asuh orang tua dan

mengukur konsep diri anak kelompok B TK Negeri Centeh, Bandung.

1. Instrumen Pola Asuh

Instrumen pola asuh orang tua disusun berdasarkan teori Baumrind (1971) dan

Macoby (1983). Indikator pola asuh orang tua merajuk pada alat pengumpul data pola

asuh orang tua yang dikonstruksi oleh Sri Ratna Chodijah (2009). Peneliti

menggunakan instrumen Chodijah karena sebelumnya sudah melalui uji validitas dan

uji reliabilitas sebelumnya. Pemaparan mengenai uji validitas dan uji reliabilitas ini

akan dibahas pada sub bab berikutnya. Kisi-kisi instrumen tersebut dipaparkan secara

lebih jelas dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Instrumen Pola Asuh

Variabel Dimensi Indikator Nomor Ite m

(+) (-)

sejauhmana orang tua

membatasi aktivitas

anak

7, 9, 21 2, 17

2) Demandingness,

sejauhmana orang tua

meletakkan tuntutan

tinggi kepada anak

dibanding usianya

13, 28 4, 45

3) Striciness, sejauhmana

orang tua menerapkan

aturan yang ketat

sehingga anak tidak

27, 40 1, 43,

(6)

FinaAfilia R., 2016

PERBED AAN KONSEP D IRI ANAK TAMAN KANAK-KANAK D ITINJAU D ARI POLA ASUH ORANG TUA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

memungkinkan untuk

menentangnya.

4) Intrusiveness,

sejauhmana orang tua

ikut campur dalam

agar bisa bekerjasama

dengan anak dalam

antusias ketika anak

(7)

FinaAfilia R., 2016

PERBED AAN KONSEP D IRI ANAK TAMAN KANAK-KANAK D ITINJAU D ARI POLA ASUH ORANG TUA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Instrumen ini diberikan kepada orang tua anak, baik ibu atau ayah yang menjadi

sampel penelitian. Setiap orang tua diminta untuk memberikan tanggapan terhadap

pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam instrumen dengan cara memilih salah

satu alternatif jawaban dari lima alternatif jawaban, yaitu: SL (Selalu), SR (Sering),

KK (Kadang-kadang), JR (Jarang) TP (Tidak Pernah). Jawaban diberikan dengan

cara memberi tanda ceklis (√) pada salah satu kolom jawaban yang disediakan.

Instrumen tersebut memiliki nilai tersendiri yang sesuai dengan alternatif

pilihan jawaban. Berikut adalah nilai untuk masing- masing alternatif jawaban yang

tersedia:

Tabel 3.2

Alternatif Jawaban Instrumen Pola Asuh

2. Instrumen Konsep Diri

Instrumen yang digunakan dalam mengukur konsep diri anak berupa observasi

yang diturunkan dari teori Bee (1981) yang kemudian dikonstruksi oleh Christy S.

Wiyana (2015). Peneliti menggunakan instrumen Wiyana karena instrument tersebut

sebelumnya sudah melalui uji validitas dan uji reliabilitas sebelumnya. Pemaparan

mengenai uji validitas dan uji reliabilitas ini akan dibahas pada sub bab berikutnya.

Kisi-isi instrumen tersebut dipaparkan secara lebih jelas dalam tabel berikut ini: Alternatif Jawaban Pernyataan

Positif

Pernyataan Negatif

Selalu (SL) 5 1

Sering (SR) 4 2

Kadang-kadang (KK) 3 3

Jarang (JR 2 4

(8)

FinaAfilia R., 2016

PERBED AAN KONSEP D IRI ANAK TAMAN KANAK-KANAK D ITINJAU D ARI POLA ASUH ORANG TUA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Konsep Diri

Variabel Dimensi Indikator Sub

Indikator

Nomor Item

Konsep Diri Eksistensial diri

(existential self),

lapangan. Guru kelas diminta untuk mengisi seluruh item pernyataan yang terdapat

dalam instrumen dengan cara memilih salah satu alternatif jawaban dari tiga alternatif

(9)

FinaAfilia R., 2016

PERBED AAN KONSEP D IRI ANAK TAMAN KANAK-KANAK D ITINJAU D ARI POLA ASUH ORANG TUA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

dan Belum Mampu (BM). Jawaban diberikan dengan cara memberi tanda ceklis (√)

pada salah satu kolom jawaban yang disediakan.

Instrumen tersebut memiliki nilai tersendiri yang sesuai dengan alterna tif

pilihan jawaban. Berikut adalah nilai untuk masing- masing alternatif jawaban yang

tersedia:

Tabel 3.4

Alternatif Jawaban Instrumen Konsep Diri

Pilihan Skor/Nilai

Sudah Mampu Sendiri (SMS) 2

Masih Memerlukan Bantuan (MMB) 1

Belum Mampu (BM) 0

Keterangan:

a. Sudah Mampu Sendiri (SMS), dengan nilai 2, artinya anak mampu

melakukan kegiatan sendiri.

b. Masih Memerlukan Bantuan (MMB) dengan nilai 1, artinya anak masih

memerlukan sedikit bantuan dan bimbingan untuk melakukan kegiatan, dan

c. Belum Mampu (BM), dengan nilai 0, artinya anak masih belum mampu

melakukan kegiatan.

Ketiga opsi alternatif pilihan jawaban tersebut berfungsi untuk mengetahui

apakah konsep diri anak berada pada kriteria sudah berkembang, masih dalam proses

berkembang atau belum berkembang. Artinya, melalui penilaian anak SMS, MMB,

dan BM dalam melakukan kegiatan kita dapat melihat bagaimana perkembangan

konsep diri anak. Hal ini dikarenakan, konsep diri mempunyai peran penting dalam

menentukan tingkah laku seseorang. Cara seseorang memandang dirinya akan

tercermin dari keseluruhan perilakunya (Desmita, 2010,hlm.169) dan kemampuan

anak dalam melakukan kegiatan dapat dilihat dari perilakunya. Jadi, anak dapat

dikatakan konsep dirinya sudah berkembang jika sebagain besar anak sudah mampu

(10)

FinaAfilia R., 2016

PERBED AAN KONSEP D IRI ANAK TAMAN KANAK-KANAK D ITINJAU D ARI POLA ASUH ORANG TUA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

kuantitatif yaitu interval skor dalam proses pengelompokan data yang dapat dilihat

pada bab berikutnya.

3. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen a. Uji Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan kesahihan atau kevalidan

suatu instrumen. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data tersebut valid. Menruut Sugiyono (2011, hlm.172), valid berarti

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Dikarenakan penulis menggunakan instrumen yang suda ada, maka penulis akan

memaparkan hasil uji validitas yang sudah dilakukan oleh Ratna dan Christy terlebih

dahulu kemudian memaparkan hasil uji validitas dan reliabilitas yang dilakukan oleh

peneliti. Penghitungan uji validitas dibantu dengan menggunakan bantuan software

Microsoft Office Excel 2010. Berikut uji validitas item pada penelitian ini:

1) Uji Validitas Konsep Diri

Instrumen konsep diri sebelumnya telah dilakukan uji validitas oleh Christy

dengan menggunakan bantuan program Microsoft Office Excel 2010. Hasil dari uji

validitas tersebut, dari 35 item pernyataan, terdapat 19 pernyataan yang valid dan 16

pernyataan yang tidak valid. Item pernyataan yang tidak valid ini tetap dipertahankan,

karena memiliki nilai reliabilitas yang kuat.

Peneliti melakukan uji validitas ulang. Hal ini dilakukan dengan tujuan melihat

perbandingan antara hasil uji yang dilakukan oleh Christy dan hasil uji yang

dilakukan oleh peneliti. Selain itu, mengingat lokasi, populasi, dan sampel yang

dipakai oleh Christy dan peneliti berbeda, memungkinkan hasil uji validtas pun dapat

berbeda.

Uji validitas yang dilakukan peneliti, diperoleh hasil bahwa dari 35 pernyataan

terdapat 14 pernyataan tidak valid dan 21 pernyataan yang valid. Pernyataan yang

tidak valid tersebut, yaitu pernyataan nomor 1, 4, 5 untuk dimensi eksistensial diri,

nomor 8, 11, 12, 17, 20 untuk dimensi pengelompokkan diri, dan nomor 21, 22, 28,

(11)

FinaAfilia R., 2016

PERBED AAN KONSEP D IRI ANAK TAMAN KANAK-KANAK D ITINJAU D ARI POLA ASUH ORANG TUA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

validitas yang dilakukan oleh Christy. Item yang tidak valid akan dibuang, sehingga

item pernyataan yang akan digunakan dalam penghitungan selanjutnya adalah

sebanyak 21 item.

2) Uji Validitas Pola Asuh

Sama halnya dengan variabel konsep diri, peneliti pun melakukan uji validasi

ulang pada variabel pola asuh. Uji validitas yang sudah dilakukan oleh Sri Ratna

Chodijah, diperoleh 27 item yang tidak valid dan 53 item yang valid dari jumlah

seluruh item sebanyak 80 item pernyataan.

Uji validitas yang dilakukan peneliti, diperoleh hasil bahwa dari 53 pernyataan

terdapat 26 pernyataan tidak valid dan 27 pernyataan yang valid. Pernyataan yang

tidak valid tersebut, yaitu pernyataan nomor 1, 2, 3, 4, 6, 9, 10, 13, 14, 18, 19, 20, 21,

24 untuk dimensi kontrol dan nomor 26, 28, 34, 36, 40, 41, 48, 49, 50, 51, 52, 53

untuk dimensi kehangatan. Item yang tidak valid akan dibuang, sehingga item

pernyataan yang akan digunakan dalam penghitungan selanjutnya adalah sebanyak 27

item, 10 item untuk dimensi kontrol dan 17 item untuk dimensi kehangatan.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas berkaitan dengan tingkat keajegan atau ketetapan hasil pengukuran

(Sukmadinata, 2010, hlm.229). Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila

digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data

yang sama (Sugiyono, 2011, hlm.173). Menurut kriteria Guilford (dalam Sugiyono,

2008, hlm. 183), koefisien reliabilitas Alpha Cronbach terbagi menjadi 5 kategori,

(12)

FinaAfilia R., 2016

PERBED AAN KONSEP D IRI ANAK TAMAN KANAK-KANAK D ITINJAU D ARI POLA ASUH ORANG TUA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Tabel. 3.5

Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach

Kriteria Koefisien Reliabilitas α

Sangat Reliabel >0.900

Reliabel 0.700 – 0.900

Cukup Reliabel 0.400 – 0.700

Kurang Reliabel 0.200 – 0.400

Tidak Reliabel < 0.200

Uji reliabilitas dilakukan menggunakan rumus koefisien Alpha Cronbach.

Adapun rumus Alpha Cronbach sebagai beikut:

Keterangan :

r11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya pertanyaan atau varian soal

= Jumlah varians butir

= Varians total

Setelah uji validitas dilakukan, selanjutnya uji reliabilitas yaitu untuk

mengetahui reliabel atau tidaknya instrumen tersebut. Pada penelitian ini, uji

reliabiltas dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS v.20. Berikut hasil

uji reliabilitas:

1) Uji Reliabilitas Konsep Diri

Sama halnya dengan uji validitas, peneliti pun melakukan uji relibilitas ulang

pada variabel pola asuh dan variabel konsep diri. Instrumen konsep diri sudah di uji

reliabilitasnya oleh Christy dengan menggunakan rumus koefisien Alpha Cronbach,

yang dihitung menggunakan bantuan program Microsoft Office Excel 2010 versi

14.0.4760.1000 (32-bit). Adapun hasil uji reliabilitas tersebut adalah sebagai berikut:

a) Reliabilitas Pernyataan Konsep Diri jika item pernyataan yang tidak valid

(13)

FinaAfilia R., 2016

PERBED AAN KONSEP D IRI ANAK TAMAN KANAK-KANAK D ITINJAU D ARI POLA ASUH ORANG TUA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Jumlah varian (δi) = 2.39

Varian total (δt) = 14.61 Reliabilitas = 0.88 (Reliabel)

b) Reliabilitas Pernyataan Konsep Diri (Variabel X) jika item pernyataan yang

tidak valid tidak dibuang:

Jumlah varian (δi) = 2.88

Varian total (δt) = 17.16 Reliabilitas = 0.86 (Reliabel)

Dari hasil perhitungan tersebut, Christy memakai hasil uji reliabilitas dengan

item yang tidak valid tidak dibuang. Hal ini dikarenakan selisih antara nilai hasil uji

reliabilitas dengan item pernyataan yang tidak valid dibuang yaitu sebesar 0.88

(Reliabel) dengan hasil uji reliabilitas item pernyataan yang tidak valid tidak dibuang

sebesar 0.86 (Reliabel), selisihnya tidak jauh berbeda, yaitu sebesar 0.02.Berdasarkan

hasil uji relibilitas ini, maka jumlah item pernyataan untuk instrumen konsep diri

yang digunakan sebanyak 35 pernyataan. Selanjutnya, hasil uji reliabilitas yang sudah

dilakukan oleh peneliti adalah sebesar 0,968 yang artinya sangat reliabel. Berbeda

dengan Christy yang melakukan uji reliabilitas dua kali, peneliti hanya melakukan uji

reliabilitas sekali karena sudah memutuskan untuk membuang item yang tidak valid.

2) Uji Reliabilitas Pola Asuh

Sama halnya dengan instrumen variabel konsep diri, instrumen pola asuh pun

telah diuji reliabilitasnya dengan menggunakan rumus Spearman-Brown (Split Half)

dan dengan bantuan software SPSS versi 12.0 oleh Sri Ratna Chodijah, diperoleh

hasil bahwa koefisien reliabilitas untuk instrumen pola asuh orang tua sebesar 0,739.

Hal tersebut menunjukkan bahwa instrumen pola asuh ini reliabel. Selanjutnya, hasil

uji reliabilitas yang sudah dilakukan peneliti adalah sebesar 0,8590. Hasil tersebut

(14)

FinaAfilia R., 2016

PERBED AAN KONSEP D IRI ANAK TAMAN KANAK-KANAK D ITINJAU D ARI POLA ASUH ORANG TUA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

F. Pengelompokan Data

Untuk melihat profil karakteristik sumber data p enelitian dilakukan

pengelompokan terhadap data-data yang diperoleh. Data yang diperoleh

dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu:

1. Kelompok Data Pola Asuh Orang Tua

Untuk mengetahui kategori pola asuh setiap orang tua, dilakukan pengkategorian

dengan menggunakan teknik persentil (Akdon dan Hadi dalam Chodijah, 2009:

Silalahi, 2009). Persentil merupakan sekumpulan data yang telah disusun mulai dari

yang terkecil sampai dengan terbesar kemudian dibagi menjadi seratus bagian yang

sama (Siregar, 2012, hlm.63). Pengkategorian ini bertujuan untuk menempatkan

individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah. Variabel pola asuh dibagi ke

dalam empat kategori, yaitu: authoritarian, authoritative, permissive indulgent, dan

permissive indifferent. Keempat kategori tersebut ditentukan berdasarkan tinggi atau

rendahnya skor kontrol (demandingness) dan skor kehangatan (responsiveness).

Perhitungan pengkategorian pola asuh orang tua dilakukan sebagai berikut:

a. Mengurutkan data terkecil sampai data terbesar

b. Menghitung dan mencari posisi persentil dengan menggunakan rumus:

Posisi PSx = data ke-x/100 (n+1)

Sumber: Sudjana (1992, hlm.84)

c. Membuat kategorisasi pola asuh berdasarkan skor persentil

Tabel 3.6

Kategorisasi Pola Asuh Orang Tua

Berdasarkan Dimensi Kontrol dan Dimensi Kehangatan

Kategori

Dimensi Kontrol

(Demandingness)

Kehangatan

(Responsiviness)

Authoritarian X ≥ P X <P

Authoritative X ≥ P X ≥ P

Permissive Indulgent X <P X ≥ P

(15)

FinaAfilia R., 2016

PERBED AAN KONSEP D IRI ANAK TAMAN KANAK-KANAK D ITINJAU D ARI POLA ASUH ORANG TUA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

2. Kelompok Data Konsep Diri

Untuk mengetahui profil konsep diri dapat diperoleh dengan menggunakan

tabel distribusi frekuensi. Tabel distribusi frekuensi merupakan salah satu cara untuk

meringkas data, dengan cara mengelompokan data ke dalam beberapa kelompok atau

kelas dan kemudian dihitung banyaknya data yang masuk ke dalam kelas (Supranto,

2008, hlm.72). Merujuk pada pendapat Sundayana (2015, hlm.39) langkah-langkah

yang dilakukan untuk membuat tabel distribusi frekuensi adalah sebagai berikut:

a. Menentukan skor maksimal ideal yang diperoleh sampel:

Skor minimal ideal = Jumlah soal x skor tertinggi

b. Menentukan skor minimal ideal yang diperoleh sampel:

Skor minimal ideal = Jumlah soal x skor terendah

c. Mencari rentang skor ideal yang diperoleh sampel:

Rentang skor = skor maksimal ideal – skor maksimal ideal

d. Mencari interval skor:

Interval skor = Rentang skor/3

e. Setelah diketahui rentang skor dan interval skor, maka dapat dilakukan

penentuan kriteria konsep diri menggunakan tabel distribusi frekuensi.

G. Analisis Data

a. Uji Normalitas Data Pola Asuh Orang Tua dengan Konsep Diri Anak Normalitas sebaran data menjadi syarat untuk menentukan jenis statistik apa

yang dipakai dalam penganalisan selanjutnya (Sundayana, 2015, hlm.82). Uji

normalitas dilakukan untuk mengetahui data penelitian berdistribusi nomal atau tidak.

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov

dengan bantuan aplikasi SPSS. Apabila nilai sig lebih besar dari nilai α= 0,05, maka

dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai sig lebih

kecil dari nilaiα = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data tidak berdistribusi

normal (Sundayana, 2015, hlm.88)

Selanjutnya, jika data dalam penelitian ini berdistribusi normal maka teknik

(16)

FinaAfilia R., 2016

PERBED AAN KONSEP D IRI ANAK TAMAN KANAK-KANAK D ITINJAU D ARI POLA ASUH ORANG TUA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

(one way anova) untuk menguji hipotesis, sebaliknya jika data berdistribusi tidak

normal maka menggunakan teknik non parametrik dengan uji Kruskal-Wallis

(Analisis varians satu arah kruskal-wallis) (Sundayana, 2015, hlm.215).

b. Uji Kruskal-Wallis Data Pola Asuh Orang Tua dengan Konsep Diri Anak Setelah melakukan uji normalitas data, selanjutnya melakukan uji hipotesis. Uji

hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji Kruskal-Wallis, karena hasil uji

normalitas data penelitian ini menunjukan bahwa data tidak normal. Selain itu,

penelitian ini terdiri dari satu model dengan komparasi tiga sampel atau lebih.

Menurut Sundayana (2015, hlm.173) analisis varians satu arah Kruskal-Wallis adalah

teknik yang digunakan untuk menguji hipotesis k sampel independen bila minimal

terdapat satu kelompok sampel sebaran datanya tidak berdistribusi normal. Selain itu,

Adapun langkah- langkah pengujian hipotesisnya (Sundayana, 2015, 173-174)

adalah sebagai berikut:

1.) Merumuskan hipotesis penelitian dalam bentuk kalimat dan model satistiknya,

yaitu:

Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan konsep diri anak TK Negeri

Centeh Bandung ditinjau dari pola asuh orang tuanya yang

authoritarian, authoritative, permissive indulgent, dan permissive

indifferent.

Ha :Terdapat perbedaan yang signifikan konsep diri anak TK Negeri Centeh

Bandung ditinjau dari pola asuh orang tuanya yang authoritarian,

authoritative, permissive indulgent, dan permissive indifferent.

Ho : μ1 = μ2 = μ3 = μ4

Ha : μ1≠μ2≠μ3≠μ4

2.) Membuat rank dari seluruh data yang digunakan sebagai penelitian, rank 1

dimulai dari data yang terkecil

3.) Jumlahkan rank tiap-tiap kelompok sampel perlakuan

(17)

FinaAfilia R., 2016

PERBED AAN KONSEP D IRI ANAK TAMAN KANAK-KANAK D ITINJAU D ARI POLA ASUH ORANG TUA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

ni : Jumlah pengamatan dalam kelompok

rij : Peringkat (diantara semua pengamatan) pengamatan j dari kelompok i

N : Jumlah pengamatan di semua kelompok

Sedangkan :

5.) Kriteria uji: Terima Ho jika H ≤ χ2tabel (dk – k-1)

6.) Kesimpulalan

H. Prosedur Penelitian 1. Tahap Persiapan

a. Menentukan variabel-variabel yang hendak diukur dalam penelitian.

b. Melaksanakan penyususnan proposal penelitian yang di dalamnya

mencakup tentang penentuan judul, latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asusmi penelitian, definisi

operasional variabel, metode penelitian, teknik pengumpulan data, serta

teori-teori yang mendukung proses penelitian.

c. Mengajukan proposal yang telah diperbaiki dan disempurnakan dari hasil

seminar proposal kepada Dewan Bimbingan Skripsi (DBS) untuk mendapat

pengesahan.

d. Melakukan proses perijinan yang bertujuan agar mendapat ijin untuk

melaksanakan penelitian. Hal ini dimulai dari pengurusan ijin di Program

Studi PGPAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Kesbangpol, hingga pengurusan

ijin penelitian di TK Negeri Centeh Bandung.

e. Pengembangan kisi-kisi instrumen menjadi instrumen penelitian berupa

angket dan daftar ceklis observasi yang mewakili setiap variabel yang

(18)

FinaAfilia R., 2016

PERBED AAN KONSEP D IRI ANAK TAMAN KANAK-KANAK D ITINJAU D ARI POLA ASUH ORANG TUA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

2. Tahap Pelaksanaan

a. Menyampaikan maksud dan tujuan penelitian kepada orang tua dan guru

kelas.

b. Membagikan angket kepada orang tua dan membagikan daftar ceklis

observasi kepada guru kelas.

c. Memberikan penjelasan mengenai cara pengisian angket dan daftar ceklis

observasi.

d. Mengumpulkan data melalui proses pengisian angket oleh orang tua dan

pengisian daftar ceklis observasi oleh guru kelas.

e. Pengolahan data yang terkumpul dalam instrument ke dalam perhitungan

statistic dan interprestasi data dalam pembahasan.

Gambar

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Pola Asuh
Tabel 3.2
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Konsep Diri
Tabel 3.4 Alternatif Jawaban Instrumen Konsep Diri
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini misi utama otonomi daerah bukan sekedar keinginan untuk melimpahkan kewenangan dan pembiayaan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, tetapi yang

1. Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak. Diisi dengan Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak yang format dan tata cara pengisiannya sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran III Peraturan Direktur

Rancang bangun mesin pemotong jerami yang kami kembangkan adalah sistem pemotongan pisau vertikal dengan arah gerak memotong batang jerami, oleh karena itulah hasil dari

mengajukan permohonan Kode Aktivasi dan Password I Cetak Ulang Kode Aktivasi/update emair) dalam rangka permintaan Nomor Seri Faktur Pajak berdasarkan Peraturan Direktur

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat melewati masa studi dan menyelesaikan

NO NAMA

21.825.000, - (dua puluh satu juta delapan ratus dua puluh lima ribu rupiah) , harga yang ditawarkan termasuk pajak-pajak yang berlaku. Demikian untuk

yang tetap melanjutkan aktivitas menganyam eceng gondok sampai saat ini adalah Desa Huta Namora, sementara pengrajin dari desa lainnya tidak melanjutkan aktivitas