• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Luas Wilayah, Kepadatan Penduduk, Tingkat Pengangguran dan Tingkat Pendidikan Terhadap Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengaruh Luas Wilayah, Kepadatan Penduduk, Tingkat Pengangguran dan Tingkat Pendidikan Terhadap Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.9 Latar Belakang

Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkat kinerja perekonomian

agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata kehidupan yang layak bagi

seluruh rakyat yang pada gilirannya akan meujudkan kesejahteraan penduduk

Indonesia. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah menurunkan tingkat

kemiskinan. Kemiskinan merupakan salah satu penyakit dalam ekonomi, sehingga

harus disembuhkan atau paling tidak dikurangi. Permasalahan kemiskinan

memang merupakan permasalahan yang kompleks dan bersifat multidimensional.

Oleh karena itu, upaya pengentasan kemiskinan harus dilakukan secara

komprehensif, mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat, dan dilaksanakan

secara terpadu.

Data kemiskinan yang baik digunakan untuk mengevaluasi kebijakan

pemerintah terhadap kemiskinan, membandingkan kemiskinan antar waktu dan

daerah, serta menentukan target penduduk miskin dengan tujuan untuk

memperbaiki kualitas hidup mereka. Secara umum kemiskinan didefinisikan

sebagai kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi

hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang

bermatabat. Definisi yang sangat luas ini menunjukkan bahwa kemiskinan

merupakan masalah multi dimensional, sehingga tidak mudah untuk mengukur

kemisikinan dan perlu kesepakatan pendekatan pengukuran yang dipakai (BPS &

World Bank).

Dipandang dari sudut ekonomi, kemiskinan dapat dilihat dari beberapa

sisi, yaitu : secara makro, kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola

kepemilikan distribusi yang timpang. Penduduk miskin memiliki sumberdaya

terbatas dan kualitasnya rendah; Kemiskinan muncul sumberdaya manusia yang

rendah berarti produktivitasnya rendah, yang pada gilirannya upahnya rendah.

Rendahnya kualitas sumberdaya manusia ini karena rendahnya tingkat

(2)

keturunan; Kemiskinan muncul akibat pebedaan akses dalam modal; Di daerah

perkotaan, derasnya arus migran masuk juga member dampak terhadap semakin

banyaknya penduduk dalam kategori miskin. Prilaku para migran dalam

kehidupan kota yang sedemikian rupa, yakni pengeluaran yang

serendah-rendahnya di daerah tujuan (kota) agar dapat menabung untuk dapat menabung

untuk dapat dibawa pulang ketika mereka mudik ke kampung halaman (daerah

asal). Para migran memanfaatkan hanya sebagian kecil pendapatannya mereka

untuk penegluaran di daerah tujuan, disamping mmang sebagian besar dari

mereka berendapatan rendah karena kualitas sumberdaya manusianya juga rendah.

Untuk menanggulangi masalah kemiskinan harus dipilih strategi yang

dapat memperkuat peran dan posisi perekonomian rakyat dalam perekonoimian

nasional, sehingga terjadi perubahan struktural yang meliputi pengalokasian

sumber daya, penguatan kelembagaan, pemberdayaan sumber daya manusia.

Program yang dipilih harus berpihak dan memberdayakan masyarakat melalui

pembangunan ekonomi dan peningkatan perekonomian rakyat. Program ini harus

diwujudkan dalam langkah-langkah strategis yang diarahkan secara langsung pada

perluasan akses masyarakat miskin kepada sumber daya pembangunan dan

menciptakan peluang bagi masyarakat paling bawah untuk berpartisipasi dalam

proses pembangunan, sehingga mereka mampu mengatasi kondisi

keterbelakangannya. Selain itu upaya penanggulangan kemiskinan harus

senantiasa didasarkan pada penentuan garis kemiskinan yang tepat dan pada

pemahaman yang jelas mengenai sebab-sebab timbulnya persoalan itu (Gunawan

Sumodiningrat; 1998).

Dari uraian diatas serta pemikiran diatas, maka penulis merasa terdorong

untuk mendalami dan meneliti tentang “Analisis Pengaruh Luas Wilayah,

Kepadatan Penduduk, Tingkat Pengangguran dan Tingkat Pendidikan

Terhadap Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013”.

1.10 Rumusan masalah

Dari uraian latar belakang, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

Bagaimana pengaruh luas wilayah, kepadatan penduduk, tingkat pengangguran,

(3)

1.11 Batasan Masalah

Untuk lebih mempermudah dan agar lebih terarah, maka penulis membatasi ruang

lingkup permasalahannya, yaitu :

1. Banyaknya variabel yang diteliti ada 4 yaitu : Luas wilayah, kepadatan

penduduk, tingkat pengangguran dan tingkat pendidikan.

2. Populasi yang diambil dibatasi pada Provinsi Sumatera Utara pada Tahun

2013.

1.12 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian adalah umtuk menganalisis pengarruh luas wilayah,

kepadatan penduduk, tingkat pengangguran dan tingkat pendidikan terhadap

jumlah penduduk miskin Provinsi Sumatera Utara.

1.13 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian adalah:

1. Sebagai bahan masukan atau bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam

mengambil keputusan atau mentapkan kebjakan tentang pengentasan

kemiskinan Sumatera Utara.

2. Semakin banyaknya penelitian akan semakin terbuk informasi dan cara-cara

yang efektif dalam menanggulangi masalah kemiskinan di Sumatera Utara.

3. Dapat dijadikan kerangka peniaian kearah pembangunan dalam memcahkan

masalah kemiskinan di Sumatera Utara.

1.14 Tinjauan Pustaka

Dalam ilmu statistika, teknik yang umum digunakan untuk menganalisis

hubungan antara dua atau lebih variabel adalah analisis regresi. Model matematis

dalam menjelaskan hubungan antara variabel dalam analisis regresi menggunakan

persamaan regresi.

Prinsip dasar yang harus dipenuhi dalam membangun suatu persamaan

(4)

mempunyai hubungan sebab akibat, baik yang didasarkan pada teori, hasil

penelitian sebelumnya, ataupun yang berdasarkan pada penjelasan logis tertentu.

Bentuk hubungan antar variabel dapat searah atau berlawanan arah. Hubungan

antara variabel searah artinya perubahan nilai yang satu dengan yang lainnya

searah. Hubungan antara variabel berlawanan arah artinya perubahan nilai yang

satu dengan yang lainnya adalah berlawanan arah.

Analisis korelasi adalah alat statistik yang dapat digunakan untuk

mengetahui derajat hubungan linier antara satu variabel dengan variabel lain.

Koefisien determinasi adalah salah satu nilai statistik yang dapat digunakan untuk

mengetahui apakah ada hubungan pengaruh antar variabel.

Pengetahuan tentang koefisien regresi bertujuan untuk memastikan apakah

variabel independen yang terdapat dalam persamaan tersebut secara individu

berpengaruh terhadap variabel dependen. Caranya adalah dengan melakukan

pengujian terhadap koefisien regresi setiap variabel independen. Semakin

mendekati nol besarnya koefisien determinasi suatu persamaan, semakin kecil

pula pengaruh semua variabel independen terhadap nilai variabel dependen

( Algifari, 2002; 45).

Regresi ganda berguna untuk mendapatkan pengaruh dua variabel

kriterium atau untuk mencari hubungan fungsional dua predictor atau lebih

dengan variabel kriteriumnya atau untuk meramalkan dua variabel prediktor atau

lebih terhadap kriteriumnya ( Usman dkk, 1995; 241). Studi yang membahas

derajat hubungan antara variabel- variabel dikenal dengan nama analisis korelasi.

Ukuran yang dipakai untuk mengetahui derajat hubungan, terutama data

kuantitatif dinamakan koefisien korelasi ( Sudjana, 2001; 367).

Rumus yang saya gunakan adalah rumus Penduga sebagai berikut :

Ŷ = + + + + … + ; n=1,2,3,…(1.1)

Dimana :

Ŷ = Nilai estimasi Y

�� = Nilai Y pada perpotongn antara garis linier dengan sumbu vertikal Y

�� = Nilai variabel independen ��

(5)

Dari rumus diatas jika dimasukan ke variabel yang digunakan dapat diperoleh

Untuk rumus diatas, dapat diselesaikan dengan empat persamaan dengan

empat variabel yang terbentuk:

1.15 Pengujian Kriteria Statistik

Gujarati (1995) menyatakan bahwa uji signifikan merupakan prosedur yang

digunakan untuk menguji kebenaran atau kesehatan dari hasil hipotesis nol dari

sampel. Ide dasar yang melatarbelakangi pengujian signifikansi adalah uji statistik

(estimator) dari distribusi sampel dari suatu statistik dibawah hipotesis nol.

Keputusan untuk mengolah Ho dibuat berdasarkan nilai uji statistic yang

(6)

1.15.1 Kesalahan Standard Estimasi

Untuk mengetahui ketepatan persamaan estimasi dapat digunakan kesalahan

standar estimasi (standard error of estimate). Besarnya kesalahan standar estimasi

menunjukkan ketepatan persamaan estimasi untuk menjelaskan nilai variabel

tidak bebas yang sesungguhnya. Semakin kecil nilai kesalahan standar estimasi,

makin tinggi ketepatan persamaan estimasi yang dihasilkan untuk menjelaskan

nilai variable tidak bebas sesungguhnya. Sebaliknya, semakin besar nilai

kesalahan standar estimasi, makin rendah ketepatan persamaan estimasi yang

dihasilkan untuk menjelaskan nilai variable tidak bebas sesungguhnya ( Algifari,

2000). Kesalahan standar estimasi dapat ditentukan dengan rumus :

��,1,2,…,� =� ∑ ��

��2

� − � −1

dimana:

Yi = nilai data sebenarnya

Ŷ = nilai taksiran

1.15.2 Uji F-Statistik

Uji statistik ini adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh koefisien regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Adapun langkah-langkah dalam pengujian uji F-statistik adalah sebagai berikut:

1. Menentukan formulasi hipotesis

2. Mencari nilai Ftabel dari Tabel Distribusi F

Dengan taraf nyata α = 0,05 dan nilai Ftabel dengan dk pembilang (v1) = k = 4 dan dk penyebut (v2) = n – k – 1 = 33 – 4 – 1 = 28, maka di peroleh

��1;�2(�) = �4;28(0,05)= 2,048

3. Menentukan kriteria pengujian �0 diterima bila �ℎ����� <������

�0 ditolak bila �ℎ����� ≥ ������

4. Menentukan nilai statistik Fhitung

(7)

Untuk menguji model regresi yang telah terbentuk, maka diperlukan

nilai-nilai y, x1, x2 dan x3 dengan rumus :

y= −Y Y x2 = X2Y x4 = X4Y

1 1

x = XY x3 =X3Y

1.15.3 Koefisien Determinasi

Menguji keberartian regresi linear berganda dimaksudkan untuk meyakinkan

apakah regresi yang didapat berdasarkan penelitian ada artinya bila dipakai untuk

membuat kesimpulan mengenai sejumlah peubah yang dipelajari.( Usman,

Husaini, dan R. Purnomo Setiady Akbar, 1995).

Hipotesa :

H0 : Tidak terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara semua

faktor yang mempengaruhi terhadap faktor yang dipengaruhi.

H1 : Terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara semua faktor

yang mempengaruhi terhadap faktor yang dipengaruhi.

Koefisien determinasi yang dinyatakan dengan R2 untuk pengujian regresi

linear berganda yang mencakup lebih dari dua variabel adalah untuk mengetahui

proporsi keragaman total dalam variabel terikat (Y) yang dapat dijelaskan atau

diterangkan oleh variabel–variabel bebas (X) yang ada dalam model persamaan

regresi linear berganda secara bersama–sama. Maka R2 akan ditentukan dengan

rumus, yaitu:

�2 =�����

∑ �2

Dimana:

JKreg = Jumlah Kuadrat Regresi

Harga R2 yang diperoleh sesuai dengan variansi yang dijelaskan masing –

masing variabel yang tinggal dalam regresi. Hal ini mengakibatkan variasi yang

dijelaskan penduga yang disebabkan oleh variabel yang berpengaruh saja (yang

(8)

1.15.4 Koefisien Korelasi

Analisa korelasi adalah alat statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui

derajat hubungan linier antara satu variabel dengan variabel lain. Ukuran yang

dipakai untuk mengetahui derajat hubungan, terutama data kuantitatif dinamakan

koefisien korelasi. Untuk menghitung koefisien korelasi (r) antara dua variabel

dapat digunakan rumus:

��� = � ∑ ����� −

(∑ ���)(∑ �)

�{� ∑ ���2 −(∑ ���)2}{� ∑ �

�2−(∑ ��)2}

Dimana:

ryx = Koefisien korelasi antara Y dan X

Xki = Variabel bebas

Yi = Variabel terikat

Nilai r selalu terletak antara -1 dan 1, sehingga nilai r tersebut dapat ditulis

-1≤ r ≤+1. Untuk r = +1, berarti ada korelasi positif sempurna antara X dan Y,

sebaliknya jika r = -1, berarti korelasi negatif sempurna antara X dan Y,

sedangkan r = 0, berarti tidak ada korelasi antara X dan Y.

Jika kenaikan didalam suatu variabel diikuti dengan kenaikan didalam

variabel lain, maka dapat dikatakan bahwa kedua variabel tersebut mempunyai

korelasi yang positif. Tetapi jika kenaikan didalam suatu variabel diikuti oleh

penurunan didalam variabel lain, maka dapat dikatakan bahwa variabel tersebut

mempunyai korelasi yang negatif. Dan jika tidak ada perubahan pada variabel

walaupun variabel lainnya berubah maka dikatakan bahwa kedua variabel tersebut

tidak mempunyai hubungan. Interpretasi harga r akan disajikan dalam tabel

berikut:

Tabel 1.1 Interpretasi Koefisien Korelasi

Besarnya Nilai �� Interpretasi

0,80 <�11 ≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,60 <�11 ≤ 0,80 Tinggi

0,40 <�11 ≤ 0,60 Sedang 0,20 <�11 ≤ 0,40 Rendah

�11 ≤ 0,20 Sangat Rendah

(9)

Keterangan:

r = koefisien korelasi

+ = menunjukkan korelasi positif

− = menunjukkan korelasi negatif

0 = menunjukkan tidak adanya korelasi (korelasi nihil)

Hubungan antara variabel dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis:

1. Korelasi Positif

Terjadinya korelasi positif apabila perubahan antara variabel yang satu diikuti

oleh variabel lainnya dengan arah yang sama (berbanding lurus). Artinya

variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti peningkatan variabel lainnya.

2. Korelasi Negatif

Terjadinya korelasi negatif apabila perubahan antara variabel yang satu diikuti

oleh variabel lainnya dengan arah yang berlawanan (berbanding terbalik).

Artinya apabila variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti penurunan

variabel lainnya.

3. Korelasi Nihil

Korelasi nihil artinya tidak adanya korelasi antara variabel.

Dalam hal ini penulis menggunakan empat variabel dalam penelitiannya,

untuk hubungan empat variabel dapat dihitung dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

a. Koefisien Korelasi antara Y dan X1

���1 =

� ∑ �1�1−(∑ �1)(∑ �)

�{� ∑ �12−(∑ �1)2}{� ∑ �2 −(∑ �)2}

b. Koefisien Korelasi antara Y dan X2

���2 =

� ∑ �2�1−(∑ �2)(∑ �)

�{� ∑ �22 −(∑ �2)2}{� ∑ �2−(∑ �)2}

c. Koefisien Korelasi antara Y dan X3

���3 =

� ∑ �3�1−(∑ �3)(∑ �)

�{� ∑ �32 −(∑ �3)2}{� ∑ �2−(∑ �)2}

d. Koefisien Korelasi antara Y dan X4

���4 =

� ∑ �4�1−(∑ �4)(∑ �)

(10)

e. Koefisien Korelasi antara X1 dan X2

�12 =

� ∑ �1�2−(∑ �1)(∑ �2)

�{� ∑ �12−(∑ �1)2}{� ∑ �22−(∑ �2)2}

f. Koefisien Korelasi antara X1 dan X3

�13 =

� ∑ �1�3−(∑ �1)(∑ �3)

�{� ∑ �12−(∑ �1)2}{� ∑ �32−(∑ �3)2}

g. Koefisien Korelasi antara X1 dan X4

�14 =

� ∑ �1�4−(∑ �1)(∑ �4)

�{� ∑ �12−(∑ �1)2}{� ∑ �

42−(∑ �4)2}

h. Koefisien Korelasi antara X2 dan X3

�23 =

� ∑ �2�3−(∑ �2)(∑ �3)

�{� ∑ �22−(∑ �2)2}{� ∑ �32−(∑ �3)2}

i. Koefisien Korelasi antara X2 dan X4

�24 =

� ∑ �2�4−(∑ �2)(∑ �4)

�{� ∑ �22−(∑ �2)2}{� ∑ �

42−(∑ �4)2}

j. Koefisien Korelasi antara X3 dan X4

�34 =

� ∑ �3�4−(∑ �3)(∑ �4)

�{� ∑ �32−(∑ �3)2}{� ∑ �42−(∑ �4)2}

1.15.5 Uji t- Statistik

Uji t-statistik merupakan suatu pengujian secara parsial yang bertujuan untuk

mengetahui apakah masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak

terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lainnya konstan.

Adapun langkah-langkahnya adalah:

1. Menentukan formulasi hipotesis

2. Mencari nilai ttabel dari Tabel Distribusi t

3. Menentukan kriteria pengujian �0 diterima bila �ℎ����� <������

�0 ditolak bila �ℎ����� ≥ ������

4. Menentukan nilai statistik thitung

(11)

��1= �

2.12 …�

(∑ �12)(1− �2.12)

Selanjutnya hitung statistik :

�ℎ����� =�1 �1

5. Kesimpulan

1.15.6 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

1.15.6.1 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas, model regresi yang baik tidak ada

korelasi yang tinggi diantara variabel-variabel independennya. Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independent. Pengujian

ada tidaknya gejala multikolinieritas dilakukan dengan memperhatikan nilai

matriks korelasi yang dihasilkan pada saat pengolahan data serta nilai VIF

(Variance Inflation Factor) dan toleransinya. Apabila nilai matrik korelasi tidak

ada yang lebih besar dari 0,5 maka dapat dikatakan data yang akan dianalisis

bebas dari multikolinieritas. Kemudian apabila nilai VIF berada dibawah 10 dan

nilai toleransi mendekati 1, maka diambil kesimpulan bahwa model regresi

tersebut tidak terdapat multikolinieritas (Singgih Santoso, 2000).

1.15.6.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain tetap, maka disebut homoskedastitas dan jika berbeda disebut

Heteroskedastisitas.

Untuk menguji heteroskedastisitas digunakan uji Glesjer SPSS. Uji ini

pada dasarnya bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka

(12)

yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas. Dasar pengambilan

keputusan pada Uji Heteroskedastisitas yakni:

• Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, kesimpulannya adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

• Jika nilai nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, kesimpulannya adalah terjadi heteroskedastisitas.

1.15.6.3 Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel

bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang

baik adalah memiliki distribusi data normal atau dilakukan dengan uji kolmogrov

smirnov.

Untuk menguji normalitas data dapat digunakan dengan uji kolmogrov

smirnov dengan melihat data residualnya. Uji kolmogrov smirnov dihitung

dengan bantuan SPSS. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas yakni :

jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi

normal. Sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih lebih dari 0,05 maka data tersebut

tidak berdistribusi normal.

1.16 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah salah satu cara yang terdiri dari langkah – langkah atau

urutan kegiatan yang berfungsi sebagai pedoman umum yang digunakan untuk

melaksanakan penelitian sehingga apa yang menjadi tujuan dari penelitian itu

dapat terwujud. Dalam penelitian ini dilakukan beberapa langkah untuk

menyelesaikan penelitian antara lain :

1. Pengambilan data sekunder yaitu data yang diolah diperoleh dari kantor Badan

Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara.

2. Pengolahan Data

Dalam penelitian ini dilakukan beberapa langkah untuk menyelesaikan

penelitian antara lain:

a. Menentukan apa saja yang menjadi variabel bebas (X) dan variabel terikat

(13)

b. Mencari persamaan regresi antara variabel (X) dan (Y) dengan

menggunakan rumus yang telah diperoleh dari buku literature.

3. Menguji tingkat signifikasi pengaruh setiap variabel dengan Uji F, Uji t dan

Koefisien Korelasi dan koefisien Determinasi, serta melalui uji asumsi klasik.

Gambar

Tabel 1.1 Interpretasi Koefisien Korelasi

Referensi

Dokumen terkait

Introduksi Teknologi Mina-padi Lokal Ramah Lingkungan Untuk Optimalisasi Penggunaan Lahan, Penganekaragaman Komoditi Dan Meningkatkan Pendapatan Petani Dalam Rangka

Inventarisasi Tanaman ( Multy Purpose Tree Species ) Di Daerah Tangkapan Air Danau Toba Provinsi Sumatera Utara.. Kandungan Kimia dan Bioaktivitas Tanaman

Dimana resource_link_identifier adalah nama variable yang sebelumnya digunakan untuk menyimpan hasil dari eksekusi fungsi mysqli_connect() untuk membuka koneksi ke server MySQL,

2.1.2.10 Saat dan Tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Menurut Mardiasmo (2009:221) untuk menentukan saat Pengusaha Kena Pajak (PKP) melaksanakan kewajiban

Karena itulah pemilihan topik tentang sistem persediaan, pembelian, dan penjualan adalah untuk mempermudah dalam melakukan pengolahan dan penganalisaan terhadap informasi atau data

This paper, in the form of case study of Ancestral Temple in Mukden Palace, aims to introduce non-destructive testing technology (ground penetrating radar,

Respons siswa (Tabel 4.) setelah menggunakan buku pengayaan Echinodermata berstrategi PQ4R menunjukkan bahwa pada aspek penyajian kebahasaan mendapat respons positif