• Tidak ada hasil yang ditemukan

Determinan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Oleh Peserta Jamkesmas di Puskesmas Medan Helvetia Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Determinan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Oleh Peserta Jamkesmas di Puskesmas Medan Helvetia Tahun 2013"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Kondisi kependudukan di Indonesia saat sekarang ini baik dari segi kuantitas, kualitas, dan persebarannya masih merupakan tantangan yang berat bagi pembangunan nasional. Jumlah penduduk yang besar dengan kualitas rendah dan pertumbuhan yang cepat ini akan memperlambat tercapainya kondisi yang ideal antara kualitas dan kuantitas dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengatur dan menekan angka kelahiran adalah melalui program keluarga berencana nasional. Program KB nasional adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masayarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera menuju keluarga berkualitas ( Kepmen nomor 120/M.PAN/9/2004).

(2)

tahun 2000 tentang Millenium Development Goals (MDG’s), perkembangan globalisasi, kerjasama regional ASEAN dan Asia Pasific (APEC), serta tuntutan perubahan di Indonesia telah memberi nuansa baru dan perubahan mendasar dalam pengelolaan dan pelaksanaan program KB Nasional di Indonesia. Dengan berbagai perubahan dukungan strategi tersebut, maka UU Nomor 10 Tahun1992 itu telah dilakukan amandemen sehingga pada tahun 2009 terbit UU No.52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sebagai pengganti UU No. 10 Tahun 1992 (BKKBN, 2013).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga tertuang bahwa pembangunan nasional mencakup semua aspek dan dimensi kehidupan termasuk perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang dilaksanakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Oleh karena itu, penduduk sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan harus menjadi titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan (UU nomor 52 tahun 2009).

(3)

tertuang pada misi meningkatkan kualitas masyarakat kota yaitu, peningkatan kedudukan, fungsi dan peranan perempuan dalam pembangunan guna mewujudkan keluarga kecil sejahtera (BKKBN, 2013).

Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah, yang dipimpin oleh kepala badan yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui sekretaris daerah. BPPKB mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebiijakan urusan pemerintahan daerah dibidang pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, dan keluarga berencana. Untuk menunjang keberhasilan program-program BPPKB, masing - masing bidang bekerjasama dengan lintas sektoral di masing-masing kecamatan terkait pengelolaan program, melakukan pembinaan terhadap kader KB yang ada dikelurahan oleh Petugas Lapangan KB (PLKB), melakukan pembinaan terhadap pembantu pembina keluarga berencana desa (PPKBD) dan Sub PPKBD.

(4)

menunjukkan tidak ada kenaikan yang berarti dalam penggunaan kontrasepsi dibandingkan dengan hasil SDKI 2007. Pada tahun 2007, SDKI mencatat sebanyak 57,4% pasangan usia subur yang menggunakan kontrasepsi modern, sedangkan SDKI 2012 mencatat angka 57,9% atau kenaikannya hanya sebesar 0,5%. (BKKBN, 2013). Di Sumatera Utara, laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2000-2010 adalah sekitar 1,11% (SDKI 2012) . Persentase pencapaian KB baru terhadap PPM-PB tahun 2010 sekitar 138%, tahun 2011 sekitar 115,4%, 2012 sekitar 127,3%. Perkembangan pencapaian peserta KB baru (PB) mandiri tahun 2010-2012 adalah 109.876, 96.168, 75.147. Persentase pencapaian peserta KB aktif (PA) terhadap total PA dari tahun 2010-2012 adalah 35,9%, 32,1%, dan 30,2%. (BKKBN, 2013).

PLKB besar peranannya dalam meningkatkan program keberhasilan program KB. PLKB mengajak, mengkampanyekan, dan memberikan konseling tentang KB kepada PUS di setiap kecamatan dan kelurahan. PLKB adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan, pelayanan, evaluasi dan pengembangan KB Nasional. Tugas dan fungsi dasar PLKB/PKB meliputi sepuluh langkah, yaitu pendekatan tokoh formal, pendataan dan pemetaan, pendekatan tokoh informal, pembentukan kesepakatan, penegasan kesepakatan, penerangan dan motivasi, peneladanan atau pembentukan grup pelopor, pelayanan KB-KS, pembinaan peserta, pencatatan, pelaporan, dan evaluasi.

(5)

melakukan urusan kegiatan-kegiatan koordinasi dan bimbingan pelaksanaan program keluarga berencana di wilayah kerjanya. Dalam melaksanakan tugas dan funginya ada beberapa permasalahan yang mungkin dihadapi oleh PLKB. Masalah-masalah tersebut antara lain adalah konsolidasi dengan semua pihak terkait dalam mengemban tugasnya, kemampuan para petugas dalam merencanakan, menganalisis, mengevaluasi pelaksanaan program keluarga berencana di wiliayah kerjanya, upaya yang dilakukan untuk memperoleh kesepakatan dalam pelaksanaan program KB, kendala dalam melibatkan peran serta masyarakat dan institusi masyarakat dalam pelaksanaan program KB, kemampuan untuk melakukan kerjasama dengan semua pihak terkait.

Kinerja adalah prestasi atau hasil kerja yang dicapai individu, kelompok, atau perusahaan, baik secara kualitas maupun kuantitas dalam suatu organisasi sesuai dengan tugas pokok, fungsi, wewenang, dan tanggungjawab masing-masing individu dalam mencapai tujuan organisasi. Kinerja tidak hanya tentang hasil kerja yang dicapai, melainkan juga tentang proses kerja berlangsung. Kinerja suatu lembaga organisasi sangat dipengaruhi oleh kinerja individu dalam organisasi tersebut. Perilaku individu berpengaruh terhadap output yang dihasilkan dan outcome yang akan diraih organisasi tersebut.

(6)

variabel persepsi, sikap, kepribadian, belajar, dan motivasi. Variabel organisasi terdiri dari sub variabel sumber daya, keemimpinan, imbalan, struktur, dan desain pekerjaan. Kinerja Menurut Robbins (2006) merupakan fungsi interaksi antara kemampuan atau Ability (A), motivasi (M), dan kesempatan atau opportunity (O). kesempatan kinerja adalah tingkat kinerja yang tinggi, sedangkan kemampuan dan motivasi merupakan fungsi dari tiadanya rintangan-rintangan yang akan menjadi kendala bagi karyawan.

Data cakupan peserta KB Baru (PB), peserta KB Aktif (PA), dan Drop Out (DO) PB di Kota Medan pada tahun 2013 tidak menunjukkan peningkatan yang berarti. Di tahun 2013 terjadi penurunan cakupan PB dan persentase DO peseta KB tidak menunjukkan perkembangan yang berarti.

Tabel 1.1 Cakupan Peserta KB Baru, Peserta KB Aktif, dan Drop Out (DO) Kota Medan Tahun 2009-2013

Th. Peserta KB Baru Peserta KB aktif Drop Out (DO) PPM penca

paian

% PUS proyeksi

pencapai an

% Jumla h PB Jumlah drop out % DO PB

2009 45.697 41.670 89,08

%

319.004 205.162 64,49

%

45.697 40.671 89,13%

2010 47.712 49.621 104,7

%

325.511 189.796 58,73

%

47.712 36.306 74,46%

2011 49.296 48.294 97,97

%

369.973 221.802 59,95

%

48.294 46.648 97%

2012 51.361 46.936 91,38

%

330.376 221.063 66,91

%

46.936 46.069 98%

2013 65.764 54.668 83,13

%

333.525 229.879 68,92

%

54.668 53.574 98%

(7)

sebesar 15,62% dari tahun 2009. Namun, pada tahun-tahun berikutnya cakupan PB menurun. Di tahun 2013 terjadi penurunan persentase PB yang signifikan yaitu menjadi dibawah 90 %. Cakupan PB ditahun 2013 hanya mencapai 83,13%. Sedangkan persentase PA pada tahun 2013 terjadi peningkatan sebesar 2,01% dari tahun 2012. Persentase DO peserta KB pada tahun 2010 menurun, hal ini menunjukkan peningkatan peserta KB yang tidak DO. Namun, pada tahun 2011-2013 terjadi peningkatan yang siginifikan pada jumlah peserta KB yang DO yaitu mencapai 98%.

Data cakupan PA berdasarkan alat kontrasepsi yang dipakai di Kota Medan menunjukkan bahwa alat kontrasepsi yang dipakai oleh PUS yang paling banyak adalah suntik.

Tabel 1.2 Persentase peserta KB aktif (PA) berdasarkan pemakaian alat kontrasepsi

Tahun 2011 2012 2013

Jumlah peserta KB aktif

221.802 221.063 229.879

Penc. IUD 34.376 29.245 29.734

% 15,50% 13,23% 12,93%

Penc. MOW 13.849 13.414 13.159

% 6,24% 6,07% 5,72%

Penc. MOP 1.174 2.137 2.125

% 0,53% 0,97% 0,92%

Penc. Kondom 11.951 13.127 14.470

% 5,39% 5,94% 6,29%

Penc implant 14.953 16.025 18.390

% 6,74% 7,25% 8,00%

Penc. Suntik 76.108 77.711 80.459

% 34,31% 35,15% 35,00%

Pen. Pil 69.391 69.404 71.542

(8)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa persentase PA yang memakai suntik sebagai alat kontrasepsinya jauh lebih banyak dari alat kontrasepsi lainnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Siti Amanah, dkk (2009) yang menemukan adanya kasus di salah satu desa penelitian yang warganya tidak memiliki pengetahuan mengenai alat kontrasepsi selain suntik. Itulah sebabnya alat KB ini menjadi alat KB yang dominan dipilih untuk menjarangkan kelahiran.

Rendahnya perilaku ber-KB dapat disebabkan oleh banyak faktor, baik internal maupun eksternal. Faktor internalnya antara lain tingkat pendidikan (terutama perempuan), tingkat pengetahuan tentang KB, kondisi sosial ekonomi keluarga, relasi suami-istri serta pemahaman tentang agama dan sistem nilai sosial masyarakat. Adapun faktor eksternalnya antara lain ketersediaan alat/obat/metode kontrasepsi yang dapat diakses keluarga miskin, jarak antara rumah dengan fasilitas kesehatan dan ketersediaan tenaga medis.

(9)

program KB. Penelitian Alfikri (2009) menyatakan bahwa kinerja penyuluh KB dipengaruhi oleh kompetensi dan motivasi.

Kompensasi yang berupa imbalan, tunjangan, dan insentif merupakan salah satu motivasi pegawai dalam melakukan pekerjaan. Ketika karyawan sudah dipenuhi haknya dalam mendapatkan imbalan akan mendorong karyawan terebut untuk merasakan kepuasan atas pekerjaannya. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yng dilakukan oleh Salamuk dan kusnanto (2006) yang menunjukkan bahwa insentif berpengaruh signifikan terhadap kinerja bidan di Puskesmas Kabupaten Puncak Jaya

Berdasarkan hal tersebut maka penulis melakukan penelitian tentang determinan kinerja PLKB Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana ( BPPKB) di Kota Medan tahun 20114.

1.2.Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang telah dijabarkan di awal, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa saja determinan yang memengaruhi kinerja petugas lapangan KB (PLKB) BPPKB Kota Medan tahun 2014.

1.3.Tujuan Penelitian

(10)

1.4.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai masukan bagi pihak BPPKB, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai masukan data mengenai kinerja PLKB BPPKB di Kota Medan

2. Sebagai masukan bagi pihak BPPKB, dapat dijadikan dasar dlaam proses pengambilan keputusan dan kebijakan dalam peningkatan kinerja PLKB BPPKB Kota Medan.

Gambar

Tabel 1.1 Cakupan Peserta KB Baru, Peserta KB Aktif, dan Drop Out (DO) Kota Medan Tahun 2009-2013
Tabel 1.2 Persentase peserta KB aktif (PA) berdasarkan pemakaian alat kontrasepsi

Referensi

Dokumen terkait

Imunisasi merupakan suatu cara untuk memberikan kekebalan pada seseorang terhadap suatu penyakit yang terjadi, sebagai akibat dari pemberian melalui mulut/penyuntikan

Setelah melalui pengolahan data dari hasil kuisioner yang dibagikan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengetahuan masyarakat Surabaya mengenai berita Pilwali Surabaya 2010

This work combines a digital workflow using remote sensing techniques along with traditional archaeological research and prospection methods to collect data, which

Another stage of the work regards the 3D survey with reality- based techniques of all the remains still visible in order to have a starting point for the

Penilaian evaluasi RT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3 dilakukan dengan melihat keadaan pada 2 (dua) tahun terakhir dan membandingkan data tingkat perkembangan RT

This research studied the effect of alkaloid fraction of leaves of plants Alstonia scholaris to the number takizoit profiles in intraperitoneal fluid of mice

Menurut Tri Haryanta (2012: 277), Transliterasi (transliteration) adalah penggantian huruf atau pengalihan huruf demi huruf dari satu abjad ke abjad yang lain, lepas dari pada

Rosnidar Sembiring, S.H., M.Hum selaku Ketua Departemen Hukum Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu penulis dalam setiap proses