• Tidak ada hasil yang ditemukan

Syamina xiv oktober 2017 korupsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Syamina xiv oktober 2017 korupsi"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KORUPSI MEMICU TERORISME

K. Mustarom

Edisi 14 | Oktober2017

ABOUT US

Laporan ini merupakan sebuah publikasi dari Lembaga Kajian Syamina (LKS). LKS merupakan sebuah lembaga kajian independen yang bekerja dalam rangka membantu masyarakat untuk mencegah segala bentuk kezaliman. Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh pengambil kebijakan dan dapat diakses olehsemua elemen masyarakat. Laporan yang terbit sejak tahun 2013 ini merupakan salah satu dari sekian banyak media yang mengajak segenap elemen umat untuk bekerja mencegah kezaliman. Media ini berusaha untuk menjadi corong kebenaran yang ditujukan kepada segenap lapisan dan tokoh masyarakat agar sadar realitas dan peduli terhadap hajat akan keadilan. Isinya mengemukakan gagasan ilmiah dan menitikberatkan pada metode analisis dengan uraian yang lugas dan tujuan yang legal. Pandangan yang tertuang dalam laporan ini merupakan pendapat yang diekspresikan oleh masing-masing penulis.

——————

Untuk komentar atau pertanyaan tentang publikasi kami, kirimkan e-mail ke: lk.syamina@gmail.com.

(3)

Daftar Isi

(4)

01 Executive Summary

Executive Summary

Dunia mengakui, bahwa korupsi adalah ancaman utama bagi perdamaian dan stabilitas. Korupsi adalah jantung dari banyak masalah terbesar yang dihadapi dunia saat ini.

Hubungan antara korupsi dan terorisme telah lama dikenal. Meskipun bukan merupakan satu-satunya kontributor terjadinya destabilisasi sebuah negara, korupsi bisa memberikan dampak yang sangat besar. Ia bisa menguras sumber daya publik dan meruntuhkan kepercayaan publik pada pemerintahnya. Mulai dari korupsi kecil-kecilan dari pejabat kelas rendah hingga suap yang melibatkan pemimpin politik, korupsi akan melemahkan sebuah negara.

Korupsi berpotensi meningkatkan risiko konflik, dan konflik juga berpotensi meningkatkan risiko korupsi. Keduanya memiliki hubungan simbiosis yang bisa mengancam perdamaian dan stabilitas di negara yang sudah dikepung oleh kekerasan.

Korupsi bisa memicu konflik dan ketidakstabilan dalam tiga cara.

Pertama, korupsi bisa memicu keluhan sosial dan politik, terutama rasa

ketidakadilan. Kedua, jika korupsi telah mengubah negara dari seperangkat

institusi yang menyediakan barang publik ke dalam sekumpulan institusi yang akan dimanfaatkan untuk keuntungan pribadi, negara menjadi semacam

hadiah yang harus diperebutkan. Ketiga, korupsi dapat merusak kapasitas dan

legitimasi negara. Dengan merampas sumber daya dan dengan misalokasi, korupsi melemahkan kemampuan negara untuk menyediakan layanan publik utama, termasuk keamanan.

(5)

02 Executive Summary

budaya, hingga hak untuk berkembang. Dampak korupsi paling berbahaya bagi mereka yang miskin dan termarjinalisasi, yang selama ini cukup bergantung pada layanan publik. Korupsi juga berpotensi menciptakan budaya kebal hukum.

Dalam banyak kasus, korupsi telah menghasilkan beberapa krisis keamanan yang paling mengerikan saat ini. Hal ini disebabkan oleh empat unsur yang biasanya melekat pada korupsi, yaitu penghinaan yang ditimpakan pada korban, kurangnya bantuan, struktur dan kecanggihan jaringan korup, dan jumlah aset yang dicuri benar-benar kolosal.

(6)

03 Apa itu Korupsi?

Apa itu Korupsi?

Kata korupsi berasal dari bahasa latin corruptio1 atau corruptus.2

Selanjutnya, disebutkan pula bahwa corruptio berasal dari

kata corrumpere, satu kata dari bahasa Latin yang lebih tua. Dari bahasa Latin

tersebut kemudian dikenal istilah corruption, corrupt (Inggris), corruption

(Perancis) dan corruptie/korruptie (Belanda).

Indonesia kemudian memungut kata ini menjadi korupsi. Arti kata korupsi secara harfiah adalah “sesuatu yang busuk, jahat, dan merusak.”

Dari segi terminologi, istilah korupsi berasal dari kata bahasa latin

corruptio yang berarti kerusakan atau kebobrokan, dan dipakai pula untuk menunjukkan keadaan atau perbuatan yang busuk.

Perbuatan korupsi dalam istilah kriminologi digolongkan kedalam bentuk

kejahatan White Collar Crime. Dalam praktek berdasarkan undang-undang

yang bersangkutan, Korupsi adalah tindak pidana yang memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu badan yang secara langsung atau tidak langsung merugikan keuangan Negara dan perekonomian.

Dalam Webster’s New American Dictionary, kata corruption diartikan

sebagai decay (lapuk), contamination (kemasukan sesuatu yang merusak) dan

impurity (tidak murni). Sedangkan kata corrupt dijelaskan sebagai to become rotten or putrid (menjadi busuk, lapuk atau buruk), juga to induce decay in something originally clean and sound (memasukkan sesuatu yang busuk atau yang lapuk ke dalam sesuatu yang semula bersih dan bagus).

Menurut The Lexicon Webster Dictionary, korupsi merupakan keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dan kebusukan, dapat disuap, tidak bermoral,

1Andrea, Fockema. Kamus Hukum terjemahan Bina cipta, Bina Cipta, Bandung,

1983.

(7)

04 Apa itu Korupsi?

penyimpangan dari kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina atau memfitnah.

Menurut Black’s Law Dictionary, korupsi adalah perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk memberikan suatu keuntungan yang tidak resmi dengan hak-hak dari pihak lain secara salah menggunakan jabatannya atau karakternya untuk mendapatkan suatu keuntungan untuk dirinya sendiri atau orang lain, berlawanan dengan kewajibannya dan hak-hak dari pihak lain.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi keempat, korupsi didefinisikan lebih spesifik lagi yaitu penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan, organisasi, yayasan, dsb.) untuk keuntungan pribadi atau orang lain. Istilah korupsi yang telah diterima dalam perbendaharaan kata bahasa Indonesia, adalah “kejahatan, kebusukan, dapat disuap, tidak bermoral, kebejatan dan ketidakjujuran.”

Dalam Kamus Lengkap Oxford (The Oxford Unabridged Dictionary) korupsi didefinisikan sebagai penyimpangan atau perusakan integritas dalam pelaksanaan tugas-tugas publik dengan penyuapan atau balas jasa.

Samuel Huntington, dalam buku Political Order in Changing Societies,

mendefinisikan korupsi sebagai behavior of public officials with deviates from

accepted norms in order to serve private ends.3

Melihat dari definisi tersebut jelas bahwa korupsi tidak hanya menyangkut aspek hukum, ekonomi dan politik tetapi juga menyangkut perilaku manusia (behavior) yang menjadi bahasan utama serta norma (norms) yang diterima dan dianut masyarakat. Definisi korupsi di atas mengidentifikasikan adanya penyimpangan dari pegawai publik (public officials) dari norma-norma yang diterima dan dianut masyarakat dengan tujuan untuk mendapatkan

keuntungan pribadi (serve private ends).

3 Samuel Huntington, Political Order in Changing Societies, New Haven : Yale University

(8)

05 Apa itu Korupsi?

Masyarakat pada umumnya menggunakan istilah korupsi untuk merujuk kepada serangkaian tindakan-tindakan terlarang atau melawan hukum dalam rangka mendapatkan keuntungan dengan merugikan orang lain. Hal yang paling mengidentikkan perilaku korupsi bagi masyarakat umum adalah penekanan pada penyalahgunaan kekuasaan atau jabatan publik untuk keuntungan pribadi.

Dalam Kamus Lengkap Oxford (The Oxford Unabridged Dictionary) korupsi didefinisikan sebagai ”penyimpangan atau perusakan integritas dalam pelaksanaan tugas-tugas publik dengan penyuapan atau balas jasa”. Sedangkan pengertian ringkas yang dipergunakan World Bank adalah

”penyalahgunaan jabatan publik untuk keuntungan pribadi (the abuse of

public office for private gain).

Definisi ini juga serupa dengan yang dipergunakan oleh Transparency International (TI), yaitu ”korupsi melibatkan perilaku oleh pegawai di sektor publik, baik politikus atau pegawai negeri, dimana mereka dengan tidak pantas dan melawan hukum memperkaya diri mereka sendiri, atau yang dekat dengan mereka, dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka.

Definisi lengkap menurut Asian Development Bank (ADB) adalah ”korupsi melibatkan perilaku oleh sebagian pegawai sektor publik dan swasta, dimana mereka dengan tidak pantas dan melawan hukum memperkaya diri mereka sendiri dan atau orang-orang yang dekat dengan mereka, atau membujuk orang lain untuk melakukan hal-hal tersebut, dengan menyalahgunakan jabatan dimana mereka ditempatkan.

Namun demikian, bila dikaji secara mendalam dan eksplisit, dapat diketahui bahwa hampir semua definisi korupsi mengandung dua unsur didalamnya: Pertama, penyalahgunaan kekuasaan yang melampaui batasan kewajaran hukum oleh para pejabat atau aparatur negara; dan Kedua, pengutamaan kepentingan pribadi atau klien di atas kepentingan publik oleh para pejabat atau aparatur negara yang bersangkutan.

(9)

06 Apa itu Korupsi?

pribadi dan atau kelompok tertentu yang dapat merugikan kepentingan umum.

Dari beberapa definisi tersebut juga terdapat beberapa unsur yang melekat pada korupsi. Pertama, tindakan mengambil, menyembunyikan, menggelapkan harta negara atau masyarakat. Kedua, melawan norma-norma yang sah dan berlaku. Ketiga, penyalahgunaan kekuasaan atau wewenang atau amanah yang ada pada dirinya. Keempat, demi kepentingan diri sendiri, keluarga, kerabat, korporasi atau lembaga instansi tertentu. Kelima, merugikan pihak lain, baik masyarakat maupun negara.

Korupsi melibatkan pelanggaran terhadap dasar kemanusiaan seseorang yang dapat memacu respons kemarahan.Banyak ahli perdamaian dan resolusi konflik yang mengatakan bahwa sumber segala kekerasan adalah kerakusan (greed) dan kepedihan (grievance). Keduanya menjadi sumber kekerasan karena mereka merampas keadilan.

Kerakusan menyebabkan orang mengambil yang bukan menjadi haknya atau mempertahankan kekuasaan dengan segala daya upaya demi

berlanjutnya kenikmatan yang datang bersama kekuasaan itu. Privilege,

fasilitas khusus yang menempel pada sebuah jabatan publik, misalnya, seringkali melenakan sehingga lama-kelamaan dirasakan sebagai hak yang harus terus dipertahankan dengan segala daya upaya.

Korupsi identik dengan kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, suap, amoral, kotor, dan pastinya korupsi bukanlah sebuah budaya melainkan sebuah tidakan yang tidak beradab yang lebih kejam dari terorisme.

(10)

07 /Korupsi, Kanker Dunia Modern

Korupsi, Kanker Dunia Modern

Korupsi adalah kanker. Awalnya, bisa terlihat kecil dan tidak berbahaya, namun sebelum kita menyadarinya, ia telah mengambil alih seluruh tubuh kita. Demikian juga, kerugian akibat korupsi pada awalnya mungkin nampak kecil, namun pada akhirnya kerusakannya sangat besar.

Korupsi adalah kanker yang menjadi inti dari begitu banyak masalah di dunia saat ini. Ia menghancurkan pekerjaan dan menahan pertumbuhan, menelan biaya ekonomi dunia triliunan rupiah setiap tahun. Ia menjebak orang-orang yang paling miskin dalam kemiskinan mendalam karena pemerintah yang korup di seluruh dunia menyedot dana dan mencegah orang-orang yang bekerja keras dari mendapatkan pendapatan dan keuntungan pertumbuhan yang menjadi hak mereka. Korupsi juga mencuri sumber daya vital dari sekolah dan rumah sakit.

Masalah korupsi di seluruh dunia sudah cukup dikenal. Para diktator,

penyelundup senjata dan warlords mengandalkan korupsi untuk mendanai

kekerasan terhadap rakyat mereka sendiri. Korupsi bukan hanya dalam bidang ekonomi; namun juga dalam sistem hukum dan politik yang menopangnya, yang begitu merusak di begitu banyak negara.

Secara sistemik, korupsi yang meluas juga dapat menahan negara-negara seperti Ukraina untuk melakukan reformasi. Bukan suatu kebetulan jika ketidakpuasan publik seringkali dipicu oleh korupsi dibanding hal-hal lainnya. Dan masyarakat benar: korupsi menyedot investasi yang sebenarnya sangat dibutuhkan, dan memperlambat pertumbuhan dan kemajuan ekonomi negara.

(11)

08 /Korupsi dan Terorisme

Korupsi dan Terorisme

Dunia mengakui, bahwa korupsi adalah ancaman utama bagi perdamaian dan stabilitas. Korupsi adalah jantung dari banyak masalah terbesar yang dihadapi dunia saat ini. Seperti kita ketahui, hari ini, pemindahan paksa yang terjadi karena konflik, penganiayaan, kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia terus meningkat. Krisis pengungsi saat ini telah memicu diskusi global mengenai migrasi dan pengungsi. Korupsi memainkan peran penting dalam krisis ini karena layanan pemerintah yang tidak memadai. Ini adalah faktor yang memberatkan, karena memungkinkan terjadinya penyelundupan manusia oleh penjahat terorganisir.

Hubungan antara korupsi dan terorisme telah lama dikenal. Meskipun bukan merupakan satu-satunya kontributor terjadinya destabilisasi sebuah negara, korupsi bisa memberikan dampak yang sangat besar. Ia bisa menguras sumber daya publik dan meruntuhkan kepercayaan publik pada pemerintahnya. Mulai dari korupsi kecil-kecilan dari pejabat kelas rendah hingga suap yang melibatkan pemimpin politik, korupsi akan melemahkan sebuah negara.

Korupsi berpotensi meningkatkan risiko konflik, dan konflik juga berpotensi meningkatkan risiko korupsi. Keduanya memiliki hubungan simbiosis yang bisa mengancam perdamaian dan stabilitas di negara yang sudah dikepung oleh kekerasan.

Banyak penelitian yang menunjukkan adanya hubungan antara korupsi di satu sisi, dengan ketidakstabilan politik dan konflik kekerasan di sisi lain.

- Pada tahun 2011, dalam laporannya yang berjudul World Development

(12)

09 /Korupsi dan Terorisme

pembangunan negara juga menyatakan bahwa “Korupsi merupakan inti dari kerapuhan. Beberapa bentuk korupsi bisa secara fundamental mendelegitimasi negara.”

- Dalam berbagai survei yang dilakukan di negara yang mengalami

konflik, ditemukan bahwa korupsi adalah salah satu perhatian utama dari masyarakat. Dalam survei yang dilakukan oleh Integrity Watch Afghanistan misalnya, separuh responden menganggap korupsi sebagai salah satu penyebab meluasnya ekspansi Taliban. Di Afghanistan maupun di Kosovo, korupsi diidentifikasi oleh para responden sebagai tantangan utama negara mereka.

- Korupsi menjadi pusat narasi dari Arab Spring, dan permintaan untuk

mengatasi masalah tersebut menjadi salah satu pusat dari aspirasi para demonstran.

Data di tabel berikut juga menunjukkan adanya korelasi yang kuat antara korupsi dengan konflik kekerasan: negara dengan tingkat korupsi yang sangat tinggi (yang ditunjukkan dengan rendahnya skor dalam Transparency International Corruption Perception Index atau skor Control of Corruption Bank Dunia) lebih memungkinkan untuk mengalami konflik kekerasan.

- 11 dari 20 negara paling korup di dunia mengalami konflik kekerasan,

yang seringkali berlangsung bertahun-tahun.

- Menurut data dari Deklarasi Jenewa tentang Kekerasan Bersenjata dan

(13)

10 /Korupsi dan Terorisme

Tabel 1. Negara-negara terkorup dan pengalaman mereka terhadap konflik dan operasi perdamaian

Sumber: Transparecy International

(14)

11 /Korupsi dan Terorisme

Korupsi dan Konflik

Sebelum kita melihat lebih dalam bagaimana korupsi bisa menyebabkan konflik dan ketidakstabilan, pertama kali kita akan melihat bagaimana institusi lemah dan konflik bisa memicu korupsi. Hampir semua negara yang masuk dalam kategori sangat korup ternyata juga memiliki institusi politik, administrasi, dan ekonomi yang lemah. Dampaknya, tidak banyak batasan formal terhadap perilaku korup.

Institusi-institusi yang penting untuk menangkal atau memberi hukuman pada perbuatan korupsi pun seringkali tidak punya kapasitas untuk melakukannya.Institusi negara yang lemah seringkali adalah konsekuensi dari konflik sipil dan kerusakan fisik, terjadinya banyak pengungsian, dan menguatnya struktur informal.

Konflik kekerasan menciptakan sebuah lingkungan di mana pemerasan tersebar luas, partisipasi dalam perbuatan korup dianggap sebagai pilihan rasional setiap individu. Mereka yang menyuap melakukannya demi mendapatkan akses makanan, kesehatan; sedang mereka yang menerima suap melakukannya sebagai salah satu dari sedikit peluang mendapatkan penghasilan. Jika tingkat kepercayaan antara kelompok cenderung rendah, sebagaimana yang umum terjadi di lingkungan yang mengalami konflik, melindungi kepentingan kelompok etnis, suku, atau anggota keluarga melalui penyuapan adalah respon yang rasional untuk menghadapi kesulitan yang sedang berlangsung.

Hubungan antara Korupsi dan Stabilitas

Korupsi bisa memicu konflik dan ketidakstabilan dalam tiga cara.

Pertama, korupsi bisa memicu keluhan sosial dan politik, terutama rasa ketidakadilan, karena korupsi bisa menyelewengkan keputusan pemerintah dan menurunkan ketersediaan layanan publik seperti pendidikan dan kesehatan. Keluhan tersebut bisa dimanfaatkan oleh kelompok tertentu untuk

(15)

12 /Korupsi dan Terorisme

Spring, korupsi telah memicu keluhan yang lebih luas, yang memfasilitasi mobilisasi rakyat melawan pemerintahannya.

Kedua, mereka yang tidak mendapatkan kekuasaan dan peluang pendapatan menggunakan kekerasan untuk mencari akses dan kontrol atas peluang, terutama di negara yang kaya sumber daya alam. Jika korupsi telah mengubah negara dari seperangkat institusi yang menyediakan barang publik ke dalam sekumpulan institusi yang akan dimanfaatkan untuk keuntungan pribadi, negara menjadi semacam hadiah yang harus diperebutkan.

Ketiga, korupsi dapat merusak kapasitas dan legitimasi negara. Dengan merampas sumber daya dan dengan misalokasi, korupsi melemahkan kemampuan negara untuk menyediakan layanan publik utama, termasuk keamanan. Korupsi bisa langsung melemahkan kapasitas badan keamanan; Misalnya, jika tentara tetap tidak dibayar, atau peralatan mereka rusak atau tua karena anggaran pengadaan digelapkan, kemampuan dan motivasi mereka untuk mempertahankan negara cenderung menurun. Korupsi juga dapat mengurangi legitimasi negara karena pemerintah gagal memenuhi harapan warga negara, meningkatkan keinginan untuk menantang rezim yang ada dengan kekerasan.

Dampak negatif korupsi pada perlindungan hak asasi manusia dan pembangunan juga cukup jelas. Bahkan, PBB sendiri menegaskan bahwa negara seringkali tidak mampu memenuhi kewajibannya untuk melindungi hak asasi manusia karena korupsi. Korupsi sangat berbahaya bagi seluruh bentuk hak asasi manusia: hak sipil, hak politik, hak ekonomi, sosial, hak budaya, hingga hak untuk berkembang. Dampak korupsi paling berbahaya bagi mereka yang miskin dan termarjinalisasi, yang selama ini cukup bergantung pada layanan publik. Korupsi juga berpotensi menciptakan budaya kebal hukum.

(16)

13 /Korupsi dan Terorisme

Korupsi membantu mendorong banyak orang masuk ke dalam gerakan

ekstremis. Ia juga akar dari banyak krisis keamanan saat ini.4 Di Afghanistan,

masyarakat banyak yang enggan untuk bergabung bersama pemerintah melawan Taliban. Salah satu diantara mereka mengatakan, "Bagaimana mungkin mereka bisa bekerja dengan Pemerintah ini? Pemerintah tidak mendengar mereka. Pemerintah tidak melakukan apapun untuk mereka. Mereka hanya hadir untuk mengisi sakunya, tidak ada yang lain. Jika pemerintah tidak diperbaiki, tidak peduli berapapun tentara yang dibawa

orang asing, situasinya tidak akan membaik."5

Beberapa hari kemudian di kota perbatasan Spin Boldak, pemimpin masyarakat Hajji Manan Khan sependapat, "Pemerintah ini ... tidak seorang pun yang menyukainya. Para menteri memiliki istana besar di Kabul, sementara rakyat tidak memiliki apa-apa. Orang-orang asing harus

mengumumkan bahwa pemerintah saat ini adalah pencuri."6

Gambaran serupa muncul dari Nigeria. Ketika Boko Haram meluncurkan serangan berskala besar pertama di bulan Juli 2009, kantor polisi merupakan

sasaran pertama. Polisi Nigeria adalah salah satu yang paling kejam di dunia.7

Saat Boko Haram pertama kali muncul, penduduk setempat menyuarakan sentimen yang sering terdengar: "Orang-orang sangat senang serangan tersebut. Boko Haram mengatakan kebenaran tentang pelanggaran oleh instansi pemerintah terhadap rakyat. Akhirnya mereka bisa berdiri dan menantang. Mereka mengklaim hak-hak mereka."

4Chayes, S. 2015. Thieves of State: Why Corruption Threatens Global Security. New York:

W.W. Norton.

Sky, E. 2015. The Unravelling: High Hopes and Missed Opportunities in Iraq. London: Atlantic Books. Special Inspector General for Afghanistan Reconstruction (SIGAR). 5 March 2015. Letter to Generals Lloyd Austin, John Campbell and Todd Semonite.

5 http://carnegieendowment.org/2016/05/12/corruption-and-terrorism-causal-link-pub-63568 6 idem

7

(17)

14 /Korupsi dan Terorisme

Extremisme bukanlah satu-satunya bentuk serangan balik terhadap korupsi. Di seluruh dunia Arab pada tahun 2011, masyarakat turun ke jalan menuntut diakhirinya pemerintahan otokratis, penuntutan dan pemenjaraan pejabat korup, dan pengembalian aset curian. Sebagaimana yang ditunjukkan oleh situasi di Timur Tengah, revolusi jarang berakhir dengan damai. Beberapa analis melihat perluasan ekstremisme, dari ISIS di Suriah hingga pemberontakan ulet di Mesir, merupakan reaksi atas kegagalan usaha-usaha yang awalnya tanpa kekerasan untuk mematahkan cengkeraman elit pemerintahan kleptokrasi.

Contoh lain adalah Ukraina, yang memiliki budaya dan histori berbeda dari Timur Tengah. Namun revolusi 2014 di sana ternyata dipicu oleh motivasi serupa. Meski sentimen anti-Rusia dan afinitas budaya dengan Eropa Barat merupakan pendorong penting demonstrasi Maidan, rasa jijik rakyat terhadap Pemerintahan Yanukovich yang korup juga menjadi pemicu lainnya. Foto istana kesayangan presiden yang digulingkan tersebar secara viral setelah kejatuhannya. Sekuel revolusi tersebut telah menjadi pertengkaran besar pertama antara Timur-Barat sejak berakhirnya Perang Dingin, lengkap dengan aneksasi wilayah paksa dan pengungsian lebih dari satu juta orang.

Dalam banyak kasus, korupsi telah menghasilkan beberapa krisis keamanan yang paling mengerikan saat ini. Pertanyaan yang sulit, terutama menyangkut kekerasan agama, adalah mengapa?

Empat unsur korupsi dalam bentuknya saat ini membantu memberikan penjelasan:

1. Penghinaan yang ditimpakan pada korban;

2. Kurangnya bantuan;

3. Struktur dan kecanggihan jaringan korup;

4. Jumlah aset yang dicuri benar-benar kolosal.

(18)

15 /Korupsi dan Terorisme

hakim, saat satu-satunya cara agar suara kita didengar adalah dengan membiarkan anak perempuan atau saudara perempuan dilecehkan.

Penyalahgunaan ini bisa memicu rasa ingin melakukan pembalasan. Dalam studi kekerasan, mulai dari pemberontakan Palestina sampai penembakan

geng di Amerika Serikat, penghinaan disimpulkan sebagai faktor kunci.8

Mengingat hubungan yang jelas antara agama dan moralitas, kebejatan moral yang mendasari pelecehan sering gampang dipahami dalam istilah agama. "Pemimpin kami terikat oleh kewajiban agama untuk melakukan hal yang benar," kata Ketua Ketua Asosiasi Bar Kano, Ibrahim Nassarawa. "Jadi jika

tidak, orang-orang membenci mereka."9 Pada saat itu, sebuah argumen

religius mungkin bersifat persuasif: "Jika pemerintah kita berbasis pada sistem Islam," kata warga Maiduguri, yang meringkas khotbah Boko Haram, "semua hal ini tidak akan terjadi. Kita akan memiliki masyarakat yang adil."

Aspek korupsi yang tidak banyak dieksplorasi, menurut pendapat Chayes, adalah sisi pribadi—pelecehan dan penghinaan yang ditimbulkannya, dan bagaimana hal itu menciptakan ekstremisme agama hari ini. "Polisi tidak hanya meminta uang Anda. Ini semua adalah hal yang sangat kasar, memalukan, menghina. Mereka memamerkan kekebalan hukum mereka, [dan] itu membuat orang marah. Kemudian seseorang memberimu Kalashnikov dan memintamu untuk menggunakannya, dan kemudian mereka memberimu pembenaran moral dan politik: itu karena pemerintah mereka adalah pemerintah yang tidak berakal, dan seandainya pemerintah mematuhi peraturan agama, maka semua pejabat, termasuk polisi, akan bersikap sesuai

8 M. Longo, D. Canetti, N. Hite-Rubin, A Checkpoint Effect? Evidence from a natural

experiment on travel restrictions in the West Bank. American Journal of Political Science, 2014, hal. 1006–1023.

9 Sarah Chayes, Corruption and terrorism: the causal link,

(19)

16 /Korupsi dan Terorisme

agama dan tidak akan mencuri dari kalian dan tidak akan menghinakan

kalian.”10

Kedua, saat pemerintah melakukan kejahatan, tidak ada harapan jalan keluar duniawi. Seperti yang dikatakan Sardar Muhammad saat mendefinisikan 'korupsi', "Jika gubernur distrik mengambil semua anggaran pembangunan dan hanya memberi rakyat bagian yang sedikit, dan saya ingin mengeluh, dan orang-orang bersenjata yang menjaganya membuat saya tidak bisa mengeluh karena mereka adalah anjing yang dipelihara, itu adalah korupsi."9

Bahkan, di Barat sendiri saat mereka kehilangan sarana damai untuk memulihkan pemerintahan yang kejam, pemberontakan seringkali muncul. Pemberontakan Belanda abad ke-16, Perang Saudara Inggris dan revolusi Amerika dan Prancis adalah urusan berdarah. Masa itu menunjukkan bahwa tidak satupun dari mereka yang berperan menjadi protagonis dan warga biasa bisa beralih ke kekerasan dengan senang hati. Mereka melakukannya karena sudah lelah dengan jalan lainnya yang tidak menghasilkan sedikitpun

konsesi.11

Ketiga, kekebalan hukum yang tak tergoyahkan yang dikeluhkan Sardar Muhammad menjadi fitur penting korupsi yang banyak muncul di belasan negara. Bahkan ia tertanam sangat kuat di dalam mesin negara. Jenis korupsi kelas berat yang umum terjadi saat ini bersifat sistemik. Ini adalah praktik jaringan canggih yang dipersenjatai dengan semua instrumen negara. Mereka menggunakan instrumen tersebut untuk memenuhi tujuan mereka— yangsebagian besar digunakan untuk memperkaya diri. Dalam banyak kasus, entitas semacam ini seharusnya sama sekali tidak dianggap sebagai pemerintah, melainkan sebagai organisasi kriminal yang cerdas dan sukses.

10

https://today.law.harvard.edu/international-legal-studies-hosts-author-journalist-sarah-chayes/

11 G. Robertson, The Tyrannicide Brief: The Story of the Man Who Sent Charles I to the

(20)

17 /Korupsi dan Terorisme

Kelemahan fungsi negara nampak disengaja, terutama di instansi yang memiliki kekuatan otonom. Hakim atau jaksa dibayar rendah. Tentara dilemahkan untuk mengurangi kemungkinan kudeta. Hasil dari tren yang terakhir ini terlihat jelas pada tahun 2014, saat militer yang terkanibalisasi di Irak dan Nigeria ambruk pada saat mendapati tantangan pertama.

Dalam kasus lain, badan-badan negara yang tampaknya tidak berbahaya seperti otoritas pajak dibentuk menjadi pemukul untuk memaksa kepatuhan. Pajak bisa digunakan untuk menghukum seseorang yang terlalu independen.

Perwakilan serikat dagang di Uzbekistan menggambarkan sistem serupa pada tahun 2014: "Ada begitu banyak pajak sehingga tidak mungkin untuk membayar semuanya. Orang-orang pun membuat koneksi di kantor pajak agar bisa membayar lebih sedikit. Tapi kemudian Anda telah melanggar hukum dan mereka mengetahuinya, dan Anda takut kepada Pemerintah. Seluruh Pemerintahan diatur sedemikian rupa, membuat Anda berbuat salah, sehingga

kemudian mereka sudah menguasai Anda."12

Jaringan kleptokrasi ini terintegrasi secara horizontal. Mereka terdiri dari pejabat pemerintah, bisnis seperti bank atau perusahaan konstruksi, dan yang disebut organisasi non-pemerintah (LSM)—yangsebenarnya dimiliki oleh saudara pejabat pemerintah.

Bagi pemerintah asing, badan amal atau bisnis yang ingin beroperasi di lingkungan semacam itu, integrasi horizontal ini membuat navigasi sangat sulit. Perbedaan yang familier antara sektor publik dan swasta, aktor legal dan ilegal, sama sekali tidak berlaku.

Keempat, jumlah uang yang bermain benar-benar luar biasa. Mantan agen khusus FBI Debra Laprevotte, yang menangani kasus kleptokrasi selama bertahun-tahun, mengatakan, "Untuk waktu yang lama, kami memiliki kasus satu miliar dolar. Sekarang setidaknya ada investigasi lima miliar dolar yang

(21)

18 /Korupsi dan Terorisme

sedang berlangsung."13 Menurut dua survei dua tahunan terpisah, 'penyuapan

kecil' di Afghanistan menghasilkan sekitar 1,3 miliar pound dan 2,6 miliar

pound per tahun.14

Ini adalah di negara yang pendapatan pemerintahnya diperkirakan tidak

mencapai £ 1 miliar.15 Implikasi pembangunan dari jumlah tersebut sangat

jelas. Bayangkan jika sebagian kecil saja ditujukan untuk sistem pelayanan kesehatan atau air dan limbah negara, atau untuk membangun jaringan transportasi umum yang andal dan terjangkau, atau untuk membayar gaji guru yang layak. Bayangkan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Praktik korupsi, menumpuk kekayaan besar di tengah lautan kemiskinan juga memiliki komponen moral, sehingga mudah dihubungkan dengan agama. Di tengah-tengah pemberontakan Protestan abad ke-16 melawan monarki Habsburg, seorang pamfleter Belanda mengeluh, "Mereka menaruh jubah sutra pada berhala mereka yang terbuat dari kayu tua, meninggalkan kita,

saudara-saudara Kristus, telanjang dan kelaparan."16 Kemudian, seperti

sekarang, agama puritan militan, dipandang oleh beberapa orang sebagai satu-satunya obat.

Meski begitu, bahkan di dunia di mana dilema nampak benar-benar nyata dan tidak bisa diabaikan begitu saja, ada beberapa pelajaran penting yang harus dipertimbangkan. Pemerintah yang seolah-olah berperang melawan teror sebenarnya bisa menghasilkan lebih banyak terorisme daripada yang sudah mereka tundukkan.

Masyarakat internasional harus melakukan pekerjaan yang lebih baik untuk menimbang plus dan minusnya bermitra dengan pemerintah yang

13 idem

14 UNODC 2012; Integrity Watch Afghanistan 2014

15 Special Inspector General for Afghanistan Reconstruction, Letter to Generals Lloyd

Austin, John Campbell and Todd Semonite, Maret 2015

16 P. Arnade,Beggars, Iconoclasts and Civic Patriots: The Political Culture of the Dutch

(22)

19 /Korupsi dan Terorisme

benar-benar korup, dan dengan demikian memperkuat mereka dan memfasilitasi praktik buruk mereka. Jika aliansi terlalu dekat, atau terlalu sedikit memperhatikan korupsi pemerintah tuan rumah, masyarakat yang merasa dilanggar hak asasinya mungkin akan menghubungkan komunitas internasional dengan kesalahan penguasa mereka sendiri.

Mungkin kita masih bertanya-tanya, apa hubungan antara terorisme dan korupsi? Tapi fakta menunjukkan bahwa di negara yang marak dengan korupsi, masalah keamanan dan terorisme semakin marak. Kita bisa lihat di Irak, Afghanistan, Ukraina dan Nigeria, empat dari beberapa titik konflik di dunia. Mereka dan negara-negara yang tidak stabil lainnya mendapat nilai buruk dalam Transparency International Corruption Perceptions Index dan the Transparency International UK’s Government Defence Anti-Corruption Index.

Sebagai contoh, laporan bahwa korupsi yang mewabah di beberapa bagian dari militer Irak disimpulkan sebagai salah satu alasan mengapa mereka sempat mengalami kekalahan dalam menghadapi ISIS.

Korupsi yang meluas di tentara Nigeria dianggap sebagai faktor ketidakmampuan tentara untuk menghentikan Boko Haram, terutama di wilayah di mana tentara tidak dibayar secara penuh dan semangat rendah.

Di Ukraina, didapati bahwa lebih murah bagi anggota baru untuk menyogok agar bisa keluar dari dinas militer daripada membeli peralatan yang mereka butuhkan untuk pertempuran, karena Kementerian Pertahanan memiliki persediaan yang tidak memadai.

Apa yang menyamakan semua wilayah konflik di dunia ini, mulai dari Yaman, Ukraina, Mesir, Suriah, Afghanistan, hingga Nigeria? Menurut Chayes,

mereka semua berada dalam sebuah lingkungan korup yang sangat akut.17

17

(23)
(24)

21 /Korupsi dan Terorisme

Lantas bagaimana korupsi dimanfaatkan oleh terorisme?

Perekrutan dan radikalisasi: Ketika rakyat yang termarjinalisasi melihat pemimpin mereka mengumpulkan kekayaan secara tidak adil melalui korupsi, sementara pemerintah mereka gagal memberikan layanan, mereka bisa menjadi marah dan frustasi. Rasa frustrasi ini bisa membuat mereka beralih ke badan lain untuk mendapatkan perlindungan. Korupsi melahirkan ketidaksetaraan, yang telah terbukti bisa meningkatkan kekerasan.

Pendanaan: Penyokong dapat menggunakan perusahaan rahasia dan mentransfer dana secara ilegal untuk mendukung kejahatan terorganisir.

Senjata: Ketika kontrol pada ekspor senjata lemah, senjata bisa berakhir di tangan yang berbahaya dan menjadi bahan bakar kekerasan. Menurut Louise Shelley, direktur eksekutif Terrorism, Transnational Crime and Corruption Centre, AS menyediakan senjata kepada pasukan keamanan Irak namun tidak memantau ke mana mereka pergi. Senjata tersebut seringkali berakhir di pasar gelap. Perusahaan senjata Jerman Heckler & Koch dituduh secara tidak sah mengekspor senjata ke wilayah Meksiko di mana mereka diduga digunakan untuk melakukan pelanggaran hak asasi manusia.

(25)

22 Studi Kasus

Studi Kasus

Afghanistan

Sejak penggulingan pemerintah Taliban oleh AS dan pasukan sekutu lokal pada akhir 2001, masyarakat internasional menghadapi dua tumpang tindih prioritas kepentingan. Yang pertama adalah kampanye kontraterorisme melawan Al-Qaeda, yang semakin lama justru semakin berubah menjadi kampanye kontrapemberontakan melawan Taliban yang bangkit kembali. Yang kedua adalah upaya untuk (kembali) membangun lembaga negara formal yang sah, yang mampu memberikan keamanan dan pelayanan publik.

Sejumlah besar negara telah menginvestasikan sumber daya yang signifikan untuk mendukung Afghanistan menciptakan negara yang tidak ramah terhadap organisasi teroris. Afghanistan telah menerima lebih dari $ 6 miliar per tahun sejak tahun 2009 dari Official Development Assistance (ODA), yang menjadikannya sebagai penerima ODA terbesar di dunia dalam beberapa tahun terakhir. Pengeluaran untuk Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) yang dipimpin NATO, yang memiliki lebih dari 110.000 tentara, membutuhkan dana yang berlipat angka di atas.

(26)

23 Studi Kasus

Gambar 1. Indikator Pemerintahan Afghanistan (2002-2012). Sumber: Transparency International

Salah satu tantangan terbesar untuk membangun negara yang efektif dan sah di Afghanistan, dan untuk mengurangi dukungan publik terhadap pemberontakan, adalah kuatnya korupsi di Afghanistan. Korupsi terkait erat dengan banyak tantangan tata kelola dan keamanan di Afghanistan.

Korupsi menyebar hampir di seluruh kehidupan publik dan swasta di Afghanistan. Menurut sebuah penelitian PBB tahun 2009, warga Afghanistan harus membayar uang suap sekitar $ 2,5 miliar pada tahun—setaradengan sekitar seperempat dari PDB (Product Domestik Bruto) negara tersebut pada tahun 2010. Sebagaimana yang ditunjukkan oleh survei yang dilakukan oleh organisasi masyarakat sipil, korupsi sehari-hari—mulai dari biayauntuk prosedur administrasi, biaya untuk mencegah penghancuran saluran irigasi, biaya untuk polisi di pos pemeriksaan, dan lain-lain—adalah bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Afghanistan. Bahkan, dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat Afgahanistan semakin mantap dengan persepsi bahwa korupsi adalah masalah di semua tingkat pemerintahan.

(27)

24 Studi Kasus

terlibat dalam korupsi sistematik “di dalamdan di luar pemerintahan,baik di

sektor publik maupun swasta.”18Banyak anggota jaringan ini yang terkait

dengan powerbrokerdanmantan panglima perang yang telah

mengkonsolidasikan kekuatan mereka setelah perang saudara. Mereka terlibat dalam perdagangan narkotika dan juga perdagangan gelap. Di sisi lain, mereka juga dianggap penting oleh pasukan koalisi, sebagai partner dalam memerangi Taliban. Mereka sering mendapat bantuan dari komunitas internasional, atau setidaknya menerima kegiatan kriminal mereka dibiarkan, demi kelangsungan kerjasama melawan Taliban.

Masyarakat internasional sangat bergantung terhadap para panglima perang dan gubernur provinsi untuk memberikan data intelijen seputar Taliban. Artinya, aktor-aktor ini memiliki kekayaan informasi yang sangat diperlukan.Akibatnya, masyarakat Afghanistan berpersepsi bahwa Barat mendukung korupsi yang menimbulkan kekuatan tak terbatas di sebagian besar tingkat pemerintahan. Sebagaimana yang diakui sendiri oleh Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) yang dipimpin NATO, tindakan mereka dari waktu ke waktu justru "melemahkan pemerintahan, menghalangi

pembangunan ekonomi dan merusak aturan hukum".19

CPN berhubungan dengan institusi negara secara kompleks. Mereka menggunakan kekuatan mereka untuk mendukung beberapa fungsi negara, seperti menjaga stabilitas, sambil mengeksploitasi hubungan mereka dengan negara untuk kepentingan ekonomi pribadi mereka diiringi dengan kekebalan hukum.

Melalui akses yang mereka miliki, serta kontrol atas aset dan institusi negara yang strategis, mereka dapat menghasilkan uang melalui bea cukai, penguasaan pasar regional dan lokal (misalnya minyak bumi), merebut lahan pemerintah, atau memanipulasi lembaga keuangan publik dan swasta untuk kepentingan pribadi. Korupsi mereka tidak hanya menurunkan kapasitas negara untuk menyediakan layanan dasar kepada para penduduk Afghanistan,

(28)

25 Studi Kasus

namun juga kemampuan untuk melindungi masyarakat Afghanistan dari predasi elit mereka sendiri.

Kondisi ini membuat narasi internasional tentang tantangan utama di Afghanistan bergeser. Mereka menjadikan korupsi sebagai tantangan utama di Afghanistan. Namun pada saat yang sama, ada pengakuan bahwa hubungan beberapa CPN korup dengan elite pemerintahan telah membantu mengurangi konflik karena mengikat mereka ke dalam mekanisme penyelesaian politik yang ada.

Nigeria

Awal 2017, Letnan Kolonel T.J. Abdallah mendapati dirinya sedang diselidiki oleh para pejabat militer senior. Pelanggarannya: dia mengkritik mereka di grup WhatsApp, dengan menggambarkan mereka sebagai "aktor

Nollywood" (Hollywood versi Nigeria ).20 Abdallah mengatakan bahwa mereka

gagal untuk memberi pasukannya senjata dan peralatan yang mereka butuhkan untuk melawan Boko Haram, kelompok militan yang telah melancarkan pemberontakan bersenjata di Nigeria sejak tahun 2009.

Kelangkaan sumber daya itu bukan disebabkan oleh kurangnya anggaran militer. Pemerintah Nigeria telah meningkatkan anggaran pertahanan selama bertahun-tahun dalam upayanya untuk membasmi Boko Haram. Pada bulan Mei 2017, Senat negara tersebut mengeluarkan rekor anggaran federal sebesar $ 24,45 miliar, dengan alokasi $ 440 juta untuk Kementerian Pertahanan. Namun bagi orang-orang Nigeria di wilayah timur laut yang bermasalah, di mana Boko Haram paling aktif, suntikan dana yang direncanakan tersebut ternyata tidak menghasilkan sumber daya yang mereka butuhkan. Sebuah budaya korupsi di Nigeria telah mencegah sebagian besar uang tersebut untuk tepat sasaran.

20

(29)

26 Studi Kasus

Dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada 18 Mei 2017, Transparency International menemukan bahwa "elit korup" telah mencuri miliaran dolar selama tujuh tahun terakhir melalui kontrak militer palsu. Penggelapan tersebut dlakukan dengan cara mencuci uang di luar negeri. Mereka "sering menyembunyikannya dalam bentuk properti di Inggris, Amerika Serikat, Afrika Selatan dan Dubai."

Karena uang itu keluar dari Nigeria, beberapa personil militer mengeluhkan kurangnya persenjataan, yang membuat mereka dalam bahaya. Meskipun Boko Haram bertarung dengan anggaran tahunan kecil, yaitu sekitar $ 10 juta, menurut perkiraan Hassan Baage, wakil direktur Komite Kontra Terorisme PBB, mereka dilaporkan memiliki persenjataan yang lebih baik dibanding militer Nigeria. Tentara Nigeria mengatakan kepada para wartawan bahwa mereka menghadapi militan Boko Haram hanya dengan senjata AK-47. Di sisi lain, gudang senjata Boko Haram mencakup "granat berpeluncur roket, senapan mesin dengan visor anti-pesawat terbang, senapan otomatis, granat dan bahan peledak," menurut sebuah Laporan PBB tahun 2012. Meski Boko Haram telah kehilangan kekuatan, mereka jauh dari dikatakan kalah.

Korupsi belanja pertahanan bukanlah hal baru di Nigeria. Wakil Presiden saat ini, Yemi Osinbajo menemukan bahwa $ 15 miliar telah digelapkan dari negara melalui kesepakatan senjata yang tidak benar di bawah mantan Presiden Goodluck Jonathan. Lima bulan sebelumnya, polisi menahan Sambo Dasuki, mantan penasihat keamanan nasional Nigeria, yang dituduh mencuri $ 2 miliar melalui kesepakatan senjata yang tidak benar.

(30)

27 Studi Kasus

Kerahasiaan ini, yang mencegah jurnalis dan organisasi masyarakat sipil untuk meneliti pengeluaran militer, merupakan fenomena umum ketika Nigeria berada di bawah kekuasaan militer. Dari tahun 1983 sampai 1999, rezim saat itu mencegah pengawasan sipil terhadap angkatan bersenjata. Meskipun presiden saat ini telah membentuk dua komite untuk menyelidiki kesepakatan pertahanan masa lalu, militer tetap merahasiakan pembelanjaannya. Menurut Transparency International, para pejabat telah memberi opsi kepada anggota partai milik Buhari, presiden saat ini, untuk membayar denda guna menghindari tuntutan penipuan sehubungan dengan belanja pertahanan. Meski demikian, sekutu internasional Nigeria terus memberikan dana ke Nigeria, meski mereka tidak ada transparansi mengenai bagaimana pemerintah membelanjakannya.

Pada bulan Februari, sebuah surat kabar parlemen Inggris mengenai Nigeria melaporkan sebuah penilaian tajam: "Pada bulan Mei 2016, tidak lama setelah mantan Perdana Menteri David Cameron menggambarkan negara tersebut sebagai 'korup yang sangat fantastis,' pemerintah Inggris mengatakan bahwa mereka memberi Nigeria dana sebesar $ 52 juta selama empat tahun ke

depan untuk membantu memerangi Boko Haram."21 Tidak jelas apakah uang

itu disalahgunakan, namun terlepas dari usaha Buhari, tampaknya belanja pertahanan masih terlepas dari kendalinya, dan masuk ke dalam kantong elit yang korup.

(31)

28 Kesimpulan

Kesimpulan

Dalam beberapa tahun terakhir, skandal korupsi telah memicu gelombang protes rakyat terhadap politisi di seluruh dunia. Korupsi adalah salah satu isu utama yang menjadi perhatian rakyat. Penyuapan, nepotisme dan pemberian layanan yang buruk, menjadi sangat tidak dapat ditolerir oleh rakyat saat para pejabat publik justru memperkaya diri secara ilegal.

Persepsi tentang adanya korupsi yang meluas di kalangan politisi, di semua tingkatan, pada gilirannya, membuat masyarakat lebih rentan terhadap daya tarik ekstremis, yang berpendapat bahwa fenomena tersebut tidak dapat diselesaikan kecuali dengan melakukan perubahan.

Hubungan berbahaya antara korupsi dan ekstremisme kekerasan terjadi dalam lingkaran umpan balik: ketika ekstremisme kekerasan meningkat, pemerintah represif justru lebih memilih untuk mempertahankan status quo dengan segala cara daripada melakukan reformasi yang diperlukan, demi menopang stabilitas negara.

Perbedaan pendapat politik kadang digunakan untuk membenarkan represi dan tindakan keras di luar hukum terhadap oposisi politik. Para pemimpin otoriter mengeksploitasi ancaman terorisme untuk meminimalkan persaingan politik dan melemahkan perbedaan pendapat, yang ironisnya justru meningkatkan daya tarik ekstremisme di kalangan masyarakat yang kehilangan hak.

Gambar

Tabel 1. Negara-negara terkorup dan pengalaman mereka terhadap konflik dan
Gambar 1. Indikator Pemerintahan Afghanistan (2002-2012).

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan masalah penelitian dan hipotesis-hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini yang telah diuji dengan SEM, justifikasi konsep penelitian ini membuktikan

Dorongan internal yang cukup menonjol dalam mempengaruhi pilihan karier kaum gay adalah kebutuhan akan rasa aman dari lingkungan.. Sedangkan yang eksternal adanya

Menyadari bahwa kecenderungan meningkatnya realisasi pengeluaran yang bersifat wajib membawa konsekuensi pada terbatasnya dana yang tersedia bagi pelaksanaan berbagai program

Moreover, a stereo pair of ZY-3 images was utilized for the first time to reconstruct the 3D rift model where an average rift depth of 48 m and ice mélange rise of ~10 m were

Perlakuan konsentrasi GA3 dan lama perendaman benih secara mandiri berpengaruh nyata terhadap daya kecambah benih kedelai, panjang efikotil dan pajang akar kecambah kedelai,

Block diagram penelitian dapat dilihat pada Gambar

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan secara langsung di lokasi penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: Program pengelolaan hutan rakyat yang dibuat oleh

Uvid u pokretače javnoga duga pruža temelj za oblikovanje odgovarajuće fiskalne politike i politike upravljanja javnim dugom koje mogu doprinijeti snižavanju troška