• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemberian Fermentasi Urin Manusia Sebagai Pupuk Organik Cair Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Jagung di Tanah Inseptisol Kwala Bekala Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemberian Fermentasi Urin Manusia Sebagai Pupuk Organik Cair Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Jagung di Tanah Inseptisol Kwala Bekala Chapter III V"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di rumah kasa, Laboratorium Kimia dan

Kesuburan Tanah, Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara dan Laboratorium Balai Besar Perbenihan dan

Proteksi Tanaman Perkebunan, Medan pada September 2016- Maret 2017.

Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan yaitu:

1. Urin Manusia , molases, air cucian beras, dan EM-4 sebagai bahan utama

2. Tanah Inseptisol sebagai media penanaman.

3. Pupuk SP-36 dan KCl sebagai pupuk dasar.

4. Benih Jagung sebagai tanaman indikator.

5. Bahan-bahan kimia lainnya untuk keperluan analisis.

6. Label sebagai penanda perlakuan.

Alat yang digunakan yaitu:

1. Jerigen untuk menampung bahan utama urin

2. Cangkul untuk mengambil sampel tanah..

3. Pot sebagai wadah penanaman

4. Timbangan analitik untuk menimbang bahan.

5. pH meter untuk mngukur pH tanah

(2)

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Non Faktorial

dengan 5 ulangan :

Tabel 1. Perlakuan dan dosis dari fermentasi urin manusia

Perlakuan Dosis

Dengan demikian terdapat 5 perlakuan dengan 5 ulangan sehingga didapat

25 unit percobaan.

Model linier Rancangan Acak Kelompok :

Yij = µ + βi+ Tj+ ε

Dimana :

ij

Yij

µ = Nilai tengah umum

= Hasil pengamatan dari perlakuan pupuk urin ke – i dan ulangan ke- J

βi

Data yang diperoleh dianalisis secara statistik berdasarkan analisis Varian

pada setiap peubah amatan yang diukur dan diuji lanjutan bagi perlakuan yang

nyata dengan menggunakan uji beda Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada

taraf 5%.

= Pengaruh galat percobaan dari perlakuan pupuk urinjemis ke-i dan

(3)

Pelaksanaan Penelitian

Persiapan bahan pupuk organik cair dariurinmanusia

Urin diambil dari individu yang telah ditentukan. Urin dikumpulkan

sebanyak 7 L. Urin ditampung di dalam botol-botol, kemudian disatukan ke dalam

jerigen ukuran 20 L. Urin yang telah disatukan diaduk dan dicampurkan dengan

EM4 100 mL dan dicampurkan dengan air cucian beras sebanyak 7 L, kemudian

ditambah dengan air tetes tebu (molasses) sebanyak 150 mL kemudian diaduk lagi

hingga merata. Setelah diaduk jerigen tersebut ditutup rapat dan disimpan

ditempat yang sejuk, tunggu hasil fermentasi hingga 14 hari, selanjutnya

dilakukan analisis pupuk organik cair meliputi, pH, N- Total, P2O5 dan K2

Persiapan contoh tanah

O.

Bahan contoh tanahInseptisol Kwala Bekala diambil secara zig-zag pada

kedalaman 0 – 20 cm kemudian dimasukkan kedalam goni lalu dikompositkan.

Tanah dikering udarakan lalu di ayak dan dimasukkan kedalam pot setara 5 kg

tanah kering oven, kemudian dilakukan analisis awal tanah meliputi pH,

C- organik, N-total, P-tersedia dan K-tukar.

Aplikasi pupuk organik cair urin manusia

Pupuk cair urin manusia diaplikasikan sesuai dosis perlakuan setiap 1

minggu sekali, dengan total pemberian sebanyak 8 kali setelah masa inkubasi 2

minggu tanah dan diaplikasikan sampai masa akhir vegetatif tanaman.

Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman

Benih jagung di tanam 2 benih per polybag, setelah berumur 2 minggu

dilakukan penjarangan dengan hanya meninggalkan satu tanaman saja yang paling

(4)

Penyiraman dilakukan setiap hari sampai mencapai kondisi kapasitas lapang

bersamaan dengan itu, dilakukan aplikasi pupuk dasar SP-36 200 ppm (setara

6,362 g SP-36/ pot) dan KCl 100 ppm (setara 1,004 g KCl /pot).

Pemanenan

Pemanenan dilakukan setelah tanaman berumur 8 minggu. Bagian tajuk

dipotong dan bagian akar diambil lalu dibersihkan dan dikeringkan untuk

selanjutnya diovenkan guna mendapatkan berat konstan. Dihitung berat kering

tajuk dan berat kering akarnya setelah diovenkan.

Peubah Amatan Analisis Tanah

Analisis tanah dilakukan setelah masa inkubasi fermentasi urin manusia

(14 hari)meliputi :

a) pH H2O (1:2,5) metode elektrometri

b) Penetapan N-Total (%) metode Kjeldahl.

c) C-Organik tanah (%) metode Walkley and Black

d) P tersedia (ppm) metode Bray II

e) K-tukar (me/100g) metode Amonium asetat 1 N pH 7

Analisis Tanaman

Analisis tanaman dilakukan pada akhir masa vegetatif tanaman jagung,

meliputi:

a) Tinggi tanaman (cm)

b) Bobot kering tajuk tanaman (g)

(5)

d) Serapan N tanaman dengan mengalikan kadar N tanaman dengan bobot kering

tajuk (mg/tanaman)

e) Serapan P tanaman dengan mengalikan kadar P tanaman dengan bobot kering

tajuk (mg/tanaman)

f) Serapan K tanaman dengan mengalikan kadar K tanaman dengan bobot kering

(6)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

pH tanah

Pemberian fermentasi urin manusia tidak berpengaruh nyata terhadap pH

tanah Inseptisol Kwala Bekala (Lampiran 6 dan 7) seperti yang disajikan pada

Tabel 2 dibawah ini.

Tabel 2. Nilai pH tanah Inseptisol Kwala Bekala akibat pemberian fermentasi urin manusia

Pada Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh yang

nyata secara statistik, tetapi pemberian fermentasi urin manusia mampu

meningkatkan pH tanah Inseptisol Kwala Bekala yang semula 5.31 (agak masam)

menjadi 5.38 (agak masam) oleh pemberiandosis 25 dan100 mL.

C-organik

Pemberian fermentasi urin manusia tidak berpengaruh nyata terhadap

kadar C-organik tanah Inseptisol Kwala Bekala (Lampiran 8 dan 9) seperti pada

Tabel 3.

Tabel 3.Kadar C-organik tanah Inseptisol Kwala Bekala setelah inkubasi fermentasi urin manusia

Perlakuan Dosis C-organik

(7)

Pemberian fermentasi urin manusia secara statistik tidak berpengaruh

nyata meningkatkan kadar C-organik tanah Inseptisol Kwala Bekala, namun kadar

C-organik yang semula 1.30% meningkat menjadi 1.46% oleh pemberian dosis

100 mL. Walaupun terjadi peningkatan, kadar C-organik masih tergolong rendah

(1-2%) sesuai dengan kriteria sifat-sifat tanah.

N-total

Pemberian fermentasi urin manusia secara nyata mampu meningkatkan

N-total tanah Inseptisol Kwala Bekala (Lampiran 10 dan 11). Seperti yang terlihat

pada Tabel 4.

Tabel 4. Kadar N-Total tanah Inseptisol Kwala Bekala setelah inkubasi fermentasi urin manusia

Perlakuan Dosis N-Total

---%---

Keterangan : Angka yang diikuti notasi yang berbeda menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5%

Dari Tabel 4 diatas terlihat bahwa pemberian fermentasi urin manusia

mampu meningkatkan N-total tanah Inseptisol Kwala bekala secara nyata, seiring

dengan kenaikan dosis. Kadar N-total tanah meningkat dari yang semula 0.042%

menjadi 0.058% oleh pemberian dosis 75 mL. Namun, kadar N-total masih

tergolong sangat rendah (<0.10%).

P-tersedia

Pemberian fermentasi urin manusia tidak berpengaruh nyata terhadap

kadar P tersedia tanah Inseptisol Kwala Bekala (Lampiran 12 dan 13). Hal

(8)

Tabel 5. Kadar P-tersedia tanah Inseptisol Kwala Bekala setelah inkubasi fermentasi urin manusia

Perlakuan Dosis P-Tersedia

---ppm---

Pemberian fermentasi urin manusia secara statistik tidak berpengaruh

nyata meningkatkan kadar P tersedia tanah, namun kadar P yang semula 5.89 ppm

meningkat menjadi 6.26 ppm pada pemberian dosis 100 mL. Walaupun terjadi

peningkatan kadar P tersedia tanah masih tergolong pada kriteria sangat rendah.

K-tukar

Berbeda dengan P-tersedia, pemberian fermentasi urin manusia

berpengaruh nyata meningkatkan kadar K-tukar tanah Inseptisol Kwala Bekala

(Lampiran 14 dan 15). Peningkatan ini dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Kadar K-tukar tanah Inseptisol Kwala Bekala setelah inkubasi fermentasi urin manusia

Perlakuan Dosis Tinggi Tanaman

----me/100 g----

Keterangan : Angka yang diikuti notasi yang berbeda menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5%

Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa pemberian fermentasi urin

manusia mampu meningkatkan K-tukar tanah Inseptisol Kwala bekala secara

(9)

menjadi 0.59 me/100g (tinggi) pada dosis 25 mL hingga 0.72 me/100g pada dosis

75 mL.

Tinggi Tanaman

Pemberian fermentasi urin manusia memperlihatkan pengaruh yang nyata

terhadap tinggi tanaman jagung (Lampiran 16 dan 17). Hal tersebut tersaji pada

Tabel 7.

Tabel 7. Tinggi tanaman jagung pada akhir fase pertumbuhan vegetatif

Perlakuan Dosis Tinggi Tanaman

----cm----

Keterangan : Angka yang diikuti notasi yang berbeda menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5% Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pemberian fermentasi urin manusia

mampu meningkatkan tinggi tanaman jagung secara nyata. Pemberian fermentasi

urin manusia meningkatkan tinggi tanaman jagung yang semula dari 104.6 cm

menjadi 148 cm pada dosis 25 mL hingga 167 cm pada dosis 100 mL.

Bobot Kering Tajuk

Tidak berbeda dengan tinggi tanaman, pemberian fermentasi urin manusia

mampu meningkatkan bobot kering tajuk tanaman jagung (lampiran 18 dan 19)

Hal tersebut tersaji pada Tabel 8.

Tabel 8. Bobot kering tajuk pada akhir fase pertumbuhan vegetatif

Perlakuan Dosis Bobot Kering Tajuk

---g---

P0 0 mL/pot 23.42 b

P1 25 mL/pot 34.28 a

P2 50 mL/pot 35.36 a

(10)

Keterangan : Angka yang diikuti notasi yang berbeda menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5%

Sesuai dengan Tabel 8 dapat dilihat bahwa pemberian fermentasi manusia

pada dosis 25 mL mampu meningkatkan bobot kering tajuk dari 23.42 gmenjadi

34.28 g dan bahkan pada dosis 100 mL bobot kering tajuk meningkatkan hingga

43.41 g.

Bobot Kering Akar

Sama halnya dengan tinggi tanaman dan bobot kering tajuk, bobot kering

akar (Lampiran 20 dan 21) juga menunjukkan pengaruh yang nyata secara

statistik akibat pemberian fermentasi urin manusia, sebagaimana tersaji pada

Tabel 9.

Tabel 9. Bobot kering akar pada akhir fase pertumbuhan vegetatif

Perlakuan Dosis Bobot Kering Akar

---g---

Keterangan : Angka yang diikuti notasi yang berbeda menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5%

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pemberian fermentasi urin manusia

mampu meningkatkan bobot kering akar dari yang semula 7.5 g menjadi 11.25 g

pada dosis 25 mL dan mampu meningkat 2 kali dari berat semula menjadi 16.31g

pada dosis 100 mL.

Serapan N

Pemberian fermentasi urin manusia memperlihatkan pengaruh yang nyata

tehadap peningkatan serapan N tanaman jagung (lampiran 22 dan 23). Hal

(11)

Tabel 10. Serapan N tanaman jagung pada akhir fase pertumbuhan vegetatif

Perlakuan Dosis Serapan N

----mg/tan----

Keterangan : Angka yang diikuti notasi yang berbeda menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5%

Sesuai dengan Tabel 10dapat dilihat bahwa pemberian fermentasi urin

manusia mampu meningkatkan serapan N tanaman secara nyata, serapan N

(lampiran 14) meningkat dari 37.45 mg/tanaman menjadi 93.11 mg/tanaman pada

dosis 75 mL hingga 131.96 mg/tanaman pada dosis 100 mL.

Serapan P

Sama halnya dengan serapan N tanaman pemberian fermentasi urin

manusia memperlihatkan pengaruh yang nyata tehadap peningkatan serapan P

tanaman jagung (lampiran 24 dan 25). Hal tersebut tersaji pada Tabel 11.

Tabel 11. Serapan P tanaman jagung pada akhir fase pertumbuhan vegetatif

Perlakuan Dosis Serapan P

----mg/tan----

Keterangan : Angka yang diikuti notasi yang berbeda menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5%

Dari Tabel 11 diatas menunjukkan bahwa pemberian fermentasi urin

manusia mampu meningkatkan serapan P tanaman dari 418.67 mg/tanaman

menjadi 734.54 mg/tanaman pada dosis 25 mL hingga 1256.64 mg/tanaman pada

(12)

Serapan K

Serapan K juga memberikan pengaruh yang nyata setelah pemberian

fermentasi urin manusia (Lampiran 26 dan 27). Peningkatan nilai serapan K dapat

dilihat pada Tabel 12 berikut.

Tabel 12. Serapan K tanaman jagung pada akhir fase pertumbuhan vegetatif

Perlakuan Dosis Serapan K

----mg/tan----

P0 0 mL/pot 58.97 b

P1 25 mL/pot 83.47 a

P2 50 mL/pot 88.20 a

P3 75 mL/pot 104.32 a

P4 100 mL/pot 104.95 a

Keterangan : Angka yang diikuti notasi yang berbeda menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5%

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa serapan K tanaman jagung

yang mulanya 58.97 mg/tanaman meningkat menjadi 83.47 mg/tanaman pada

pemberian dosis 25 mL dan bahkan meningkat hingga 104.95 mg/tanaman pada

(13)

Pembahasan

Aplikasi urin manusia yang difermentasi secara statistik tidak berpengaruh

nyata meningkatkan pH tanah Inseptisol Kwala Bekala. Walaupun demikian, ada

kecenderungan meningkatkan pH tanah Inseptisol Kwala Bekala yang semula

5.31 menjadi 5.38. Peningkatan yang sedikit ini dikarenakan urin manusia yang

difermentasi memiliki pH 7.5 sehingga ada kemampuan menaikkan pH tanah

Inceptisol Kwala Bekala walaupun sedikit.

Pemberian urin manusia yang difermentasi tidak memberikan pengaruh

yang nyata terhadap kadar C-organik tanah Inseptisol Kwala Bekala. Hal tersebut

dikarenakan pada urin manusia yang difermentasi tidak ada kandungan bahan

organik sehingga tidak memiliki kadar C-organik.

Urin manusia yang di fermentasi mengandung unsur hara N. Hasil analisis

menunjukkan bahwa kadar N yang terdapat pada urin manusia yang difermentasi

sebesar 16.67%. Aplikasi ke tanah Inseptisol Kwala Bekala dapat meningkatkan

N-total tanah yang semula 0.042 % menjadi 0.058 % (75 mL/pot). Peningkatan

kadar N-total tanahakan meningkatkan tinggi tanaman dan bobot kering tajuk

pula. Hal ini sebagaimana diungkapkan Mengel dkk (2001) pemberian pupuk

yang mengandung N akan menyebabkan peningkatan kemampuan akar tanaman

untuk menyerap air dan unsur hara N dalam tanah yang pada gilirannya akan

menunjang peningkatan perkembangan tanaman. Hal ini didukung pula Wahyudi

(2009) Bahwa peningkatan perkembangan tanaman (bobot kering tajuk dan tinggi

tanaman) ada hubungannya dengan perbaikan kondisi tanah yang mengandung N,

Hal tersebut akan menyebabkan peningkatan kemampuan akar tanaman untuk

(14)

Peningkatan kadar N-total tanah berpengaruh pula terhadap serapan N.

Aplikasi urin manusia yang difermentasi meningkatkan serapan N tanaman dari

37.45 mg/tanaman menjadi 99.01 mg/tanaman. Hal ini sebagaimana diungkapkan

Wahyudi (2009) Bahwa peningkatan serapan N tanaman ada keterkaitannya

dengan peningkatan bobot kering tanaman, perbaikan perkembangan akar

tanaman, dan peningkatan ketersediaan N tanah.

Kandungan P2O5 pada urin manusia yang difermentasi sebesar 1.52%.

Aplikasi urin manusia yang difermentasi tidak berpengaruh nyata meningkatkan

P-tersedia tanah Inseptisol Kwala Bekala. Walaupun demikian, aplikasi urin

manusia yang difermentasi mampu meningkatkan kadar P-tersedia tanah

Inceptisol Kwala Bekala yang semula 5.89 ppm meningkatkan menjadi 6.26 ppm.

Hal tersebut dikarenakan fermentasi urin manusia memiliki P2O5

Peningkatan kadar P-tersedia tanah Inseptisol Kwala Bekala sejalan

dengan peningkatkan bobot kering akar. bobot kering akar yang semula 7.5 g

menjadi 13.50 g (75 ml/pot). Hal ini sesuai dengan Sopandie (2014) Bahwa

tanaman memerlukan unsur hara P untuk perkembangan akar, mempercepat

pembungaan serta pembentukan akar dan biji.

dalam jumlah

yang sedikit yang disumbangkan ke tanah dan lambat tersedia.

Peningkatan kadar P-tersedia tanah Inseptisol Kwala Bekala berhubungan

dengan serapan P tanaman. Walaupun kadar P yang terkandung pada urin manusia

yang difermentasi lama tersedia pada tanah, akan tetapi secara perlahan

memberikan pengaruh terhadap serapan P tanaman. Pemberian urin manusia yang

difermentasi mampu meningkatkan serapan P tanaman secara nyata yang semula

(15)

25 mL hingga 1256.64 mg/tanaman pada dosis 75 mL. Karena unsur P berperan

secara langsung terhadap perkembangan akar tanaman. Hal tersebut didukung

pula Karnilawati dkk (2012) Bahwa dengan unsur hara P yang diserap oleh akar

tanaman tergantung pada jumlah dan serapan unsur P di dalam tanah.

Urin manusia yang difermentasi mengandung kadar K2

Peningkatan kadar K-tukar tanah Inseptisol Kwala Bekala berhubungan

juga terhadap serapan K tanaman. Pemberian urin manusia yang difermentasi

berpengaruh secara nyata meningkatkan serapan K tanaman yang semula 58.97

mg/tanaman menjadi 104.32 mg/tanaman (75mL/pot). Hal ini sesuai dengan

Sumarni dkk (2012) Bahwa pada tanah dengan status K-tanah tinggi, maka

serapan hara K tanaman juga berpengaruh paling tinggi diperoleh dengan

pemberian pupuk K dan tanaman umumnya menyerap hara K lebih banyak dari

yang dibutuhkan.

O sebesar 5.28%.

Pemberian fermentasi urin manusia mampu meningkatkan K-tukar tanah

Inseptisol Kwala Bekala secara nyata yang semula 0.034 me/100 g menjadi 0.072

me/100 g (75 mL/pot). Hal ini diungkapkan oleh Subandi (2013) Jika diberi

pupuk K, maka K pupuk akan meningkatkan dan sebagian akan menjadi

K-larutan, kemudian menjadi K-dapat dipertukarkan dan selanjutnya sebagian

menjadi K-tersemat di antara kisi mineral lempung tipe 2:1 seperti ilit, vermikulit,

dan monmorilonit.

Fermentasi urin mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman jagung.

Pemberian fermentasi urin manusia dengan dosis 75 mL merupakan dosis yang

terbaik daripada pemberian dosis lainnya dalam meningkatkan tinggi tanaman,

(16)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Pupuk organik fermentasi urin manusia mampu meningkatkan pertumbuhan

tanaman jagung di tanah Inseptisol Kwala Bekala.

2. Dosis 75 mL pupuk organik fermentasi urin manusia merupakan dosis yang

terbaik dalam meningkatkan kadar N total, K tukar tanah Inceptisol Kwala

Bekala dan pertumbuhan tanaman jagung, seperti tinggi tanaman, berat

kering tajuk, berat kering akar dan serapan N P K.

Saran

Untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal dalam penggunaan

fermentasi urin manusia, disarankan untuk melanjutkan penelitian ke lapangan

Gambar

Tabel 1. Perlakuan dan dosis dari fermentasi urin manusia
Tabel 2. Nilai pH tanah Inseptisol Kwala Bekala akibat pemberian fermentasi urin manusia
Tabel 4. Kadar N-Total tanah Inseptisol Kwala Bekala setelah inkubasi fermentasi urin manusia
Tabel 5. Kadar P-tersedia tanah Inseptisol Kwala Bekala setelah inkubasi  fermentasi   urin manusia
+5

Referensi

Dokumen terkait

Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Kelautan dan Perikanan3.

Orang-orang yang beriman selalu dapat mengambil pelajaran dari materi yang diimani. Dalam hal beriman kepada malaikat-malaikat Allah Swt., pelajaran yang dapat dipetik antara

Tabel 22 Data Responden Berdasarkan Adanya Komunikasi Yang Terjadi Di Dalam Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan Berjalan Dengan

Berdasarkan pengertian diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pegawai adalah seseorang yang bekerja pada suatu kesatuan organisasi, baik sebagai pegawai tetap maupun tidak

Yohanes Paulus II dan Benedictus XVI masih berkisar pada Vatikan II, sedangkan Fransiskus meski masih sumir untuk diduga arah sikapnya, namun dari sejumlah pernyataanya secara

Peserta didik mengamati contoh gambar yang berkaitan dengan materi Sumber Daya Alam Strategis sebagai Modal Dasar Pembangunan Nasional Indonesia, dan guru menjelaskan

Kondisi ekonomi masyarakat dilihat dari mata pencaharian pada wilayah pesisir kecamatan adalah nelayan, pengolah ikan dan pedagang ikan. Di samping itu terdapat pula

Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi gejala penyakit daun, mengukur tingkat intensitas serangan, luas serangan, serta reaksi tanaman (resistensi) terhadap