BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peran bank dalam memacu pertumbuhan perekonomian daerah semakin
strategis dalam rangka mewujudkan struktur perekonomian yang semakin
berimbang. Pertumbuhan setiap bank dalam menghimpun dana masyarakat, baik
berskala kecil maupun besar merupakan masalah yang paling utama. Secara umum
debitur akan melakukan kredit tentu memilih bank yang dapat memberikan
keuntungan dan kemudahan. Setiap debitur akan memperhatikan dan
mempertimbangkan faktor-faktor tertentu untuk memutuskan melakukan kredit.
Selain itu debitur memperhatikan kualitas produk yang ditawarkan sehingga debitur
termotivasi melakukan proses kredit.
Menurut Tjiptono dan Chandra (2005:83) faktor yang dapat mempengaruhi kualitas
jasa, yaitu jasa yang diharapkan (expected service) dan jasa yang dirasakan
(perceived service). Apabila yang dirasakan (perceived service) sesuai dengan
diharapkan (expected services), maka kualitas jasa dipersepsikan baik atau positif.
Jika yang dirasakan (perceived service) melebihi diharapkan (expected services),
maka kualitas jasa akan dianggap ideal, sebaliknya apabila yang dirasakan
(perceived service) lebih jelek dibandingkan yang diharapkan (expected services),
maka kualitas jasa dipersepsikan negative atau buruk. Oleh sebab itu tingkat
kualitas jasa yang diberikan akan tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam
upaya pemenuhan harapan debitur secara konsisten yang menunjukkan adanya
Produk berkualitas memiliki peranan penting dalam membentuk kepuasan
debitur. Kotler (2007:169) mendefinisikan kepuasan debitur sebagai perasaan suka
atau tidak seseorang terhadap suatu produk setelah membandingkan antara prestasi
produk tersebut dengan harapan. Kepuasan debitur adalah hal-hal yang menjadi
penentu nilai tambah bagi debitur. Setiap debitur selalu ingin mendapatkan suatu
nilai tertinggi, dibatasi oleh biaya pencarian, pengetahuan yang terbatas, mobilitas
dan penghasilannya. Debitur membentuk suatu harapan nilai dan kemudian
bertindak atas dasar harapan nilai itu. Setelah itu debitur akan mengetahui apakah
penawaran benar-benar memenuhi harapan nilainya. Hal ini akan sangat
berpengaruh pada kepuasan debitur.
Industri perbankan menyadari bahwa debitur saat ini tidak hanya
mempertimbangkan faktor bunga atau kecanggihan dan kelengkapan fitur dari
suatu produk perbankan, tetapi nilai (value) akan didapatkan dari apa yang
ditawarkan oleh pihak bank, sehingga pada akhirnya akan bersedia untuk menjadi
debitur yang loyal (Bielen et al. 2007:18). Secara teoretis merujuk pada hasil
penelitian terdahulu bahwa kepuasan debitur dan loyalitas debitur dipercaya
mampu memberikan dampak yang positif dan pengaruh yang signifikan bagi
kelangsungan bank baik dalam jangka pendek maupun untuk jangka panjang (Liu
et al. 2007:31).
Salah satu manfaat yang dirasakan debitur terhadap keberhasilan untuk
bertahan dalam masa krisis dan menjadikan Usaha Mikro,Kecil dan Menengah
(UMK) mampu berkembang dengan baik karena adanya program bantuan yang
strategis, indikasi yang menunjukkan dilihat dari kontribusi terhadap PDB, Ekspor
non-migas, penyerapan tenaga kerja dan peningkatan kualitas sumber daya manusia
yang cukup berarti (Irfan, 200:48).
Peranan perbankan sudah sesuai dengan tujuan dalam meningkatkan UMK,
namun karena lambannya perkembangan usaha UMK dalam mengembalikan modal
awal sehingga usaha tersebut tidak berjalan dengan baik yang mengakibatkan
banyak kredit macet debitur. Hal ini berdampak kepada sebagian UMK yang akan
melakukan kredit karena bank merasa sektor ini belum layak mendapatkan akses
perbankan. Peranan pemerintah dalam mengatasi permasalahan ini tidak
menunjukkan adanya perhatian yang dirasakan pelaku UMK.
Hasil kajian terhadap UMK mengindikasikan bahwa salah satu faktor
dominan dalam pengembangan UMK adalah faktor permodalan. Untuk itu
diperlukan peranan dari sektor perbankan dalam penyediaan permodalan bagi UMK
karena kredit bank masih merupakan alternatif sumber permodalan bagi UMK.
Namun permasalahan UMK dalam mengakses kredit perbankan masih terkendala
antara lain, umumnya UMK belum mempunyai pembukuan yang jelas sehingga
menyulitkan perbankan untuk mengetahui informasi mengenai usaha tersebut
secara lengkap, masih banyaknya UMK belum terdaftar sebagai badan usaha resmi,
kurangnya kemampuan sumberdaya manusia yang mengelola UMK dan faktor
akses pemasaran produk yang dihasilkan.
Permasalahan lain yang dikeluhkan UMK dalam menghadapi perbankan
sebagaimana terekam dalam berbagai acara temu wicara antara UMK, perbankan
langkanya sumber dana murah perbankan, persyarakatan kredit yang sulit dipenuhi,
tingginya suku bunga kredit, pendampingan/konsultasi untuk UMK dan terbatasnya
informasi pengembangan usaha.
Dari sisi operasional perbankan, pemberian kredit kepada UMK cenderung
menguntungkan bagi bank karena beberapa hal yaitu: tingkat kepatuhan nasabah
usaha kecil lebih tinggi dibandingkan nasabah usaha besar sehingga tingkat
kemacetannya relatif kecil, pemberian kredit kepada UMK mendorong penyebaran
resiko nominal kredit UMK umumnya kecil dengan jumlah nasabah yang besar dan
suku bunga yang cenderung lebih tinggi dari tingkat bunga pasar memungkinkan
bank-bank memperoleh pendapatan bunga yang memadai.
PT Bank Sumut sebagai bank daerah dan pelaku usaha perbankan tidak
lepas dari fenomena perubahan yang timbul dari intensitas persaingan untuk
mendapatkan hati debitur. Saat ini perilaku debitur bank yang menginginkan suku
bunga yang rendah (contoh pinjaman) atau suku bunga yang tinggi (contoh
tabungan, giro dan deposito), biaya administrasi yang rendah dan ada pula debitur
yang menginginkan transaksi keuangan yang cepat, efisien, nyaman dan mudah
dalam pengaksesannya, kapanpun dan dimanapun.
PT Bank Sumut memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan
Keputusan Direksi PT Bank Sumut tentang Kredit Mikro Sumut Sejahtera II.
Pelaksanaan Kredit Mikro Sumut Sejahtera II berpedoman kepada buku pedoman
perkreditan tentang petunjuk pelaksanaan pemberian Kredit
Mikro Sumut Sejahtera II yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat
Dengan diberlakukannya Surat Keputusan Direksi ini maka bank telah siap
memberikan Kredit Mikro Sumut Sejahtera II dengan kemudahan persyaratan
kredit, proses yang cepat, agunan flexible, dan suku bunga yang bersaing.
Dengan telah berjalannya Kredit Mikro Sumut Sejahtera II ini maka
disampaikan tingkat suku bunga dan jasa penjaminan untuk Kredit Mikro Sumut
Sejahtera II, suku bunga kredit sebesar 15,6 % flat to annuity per tahun dan untuk
jasa penjaminan dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini:
Tabel 1.1 Jasa Penjaminan
Objek Penjaminan
Besarnya Tarif Jasa Penjaminan Menurut Jangka Waktu Kredit
s/d 12 bulan >12 bln s/d 24 bln >24 bln s/d 36 bln
Kredit Mikro Sumut Sejahtera II
1,20 % 1,80 % 2,70 %
Sumber: PT Bank Sumut (Tahun 2014)
Pada Tabel 1.1 adanya jaminan Kredit Mikro Sumut Sejahtera II, sektor
UMK terbukti lebih tangguh dalam menghadapi krisis tersebut. Mengingat
pengalaman yang telah dihadapi oleh Indonesia selama krisis, kiranya tidak
berlebihan apabila pengembangan sektor swasta difokuskan pada UMK, terlebih
lagi unit usaha ini seringkali terabaikan hanya karena hasil produksinya dalam skala
kecil dan belum mampu bersaing dengan unit usaha lainnya.
Ikatan emosional yang terjalin antara debitur dengan PT Bank Sumut
setelah debitur menggunakan produk akan mendapati bahwa produk tersebut
memberi nilai tambah. Semakin tinggi persepsi nilai yang dirasakan oleh debitur
Kredit Mikro Sumut Sejahtera II untuk realisasi Tahun 2014 berdasarkan uni kerja
dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut ini:
Tabel 1.2 Realisasi Kredit Mikro Sumut Sejahtera II Berdasarkan Unit Kerja
Tahun 2014
No. Unit Kerja
Jumlah Realisasi Bulan Laporan
Total Realisasi S.d. Bulan Sebelumnya
Sumber: PT Bank Sumut Cabang Simpang Kwala Medan (Tahun 2014)
Berdasarkan Tabel 1.2 debitur yang melakukan kredit berdasarkan unit
kerja diatas 100 orang. Hal ini menunjukkan bahwa minat debitur dalam melakukan
Kredit Mikro Sumut Sejahtera II adanya peningkatan sehingga total realiasasi Kredit
Mikro Sumut Sejahtera II sudah sesuai dengan tujuan organisasi, yang artinya
kegiatan Kredit Mikro Sumut Sejahtera II berjalan dengan baik. Namun tetap masih
banyak kendala yang harus dihadapi karena Bank Sumut bukan cuma bank yang
melakukan kegiatan penyaluran kredit melainkan bank lain juga ikut berperan besar
dalam kegiatan penyaluran kredit.
Banyak keluhan UMK terkait dengan sulitnya mendapatkan permodalan
dari perbankan yang berdampak pada Kredit Mikro Sumut Sejahtera II. Secara
umum permasalahan yang terjadi adalah adanya perbedaan persepsi antara UMK
dengan bank, khususnya mengenai kelayakan kredit. UMK memiliki usaha yang
prospektif dan menguntungkan (feasible) namun demikian belum layak dari
kurang mencukupi dalam meng-cover risiko kredit. Oleh karena itu untuk mencari
jalan keluarnya, perlu melihat permasalahan tersebut dari dua sisi secara berimbang
yakni dari sisi perbankan maupun dari sisi UMK itu
sendiri.
Realisasi kredit yang dilakukan PT Bank Sumut Cabang Simpang Kwala
Medan terhadap Kredit Mikro Sumut Sejahtera II yaitu persetujuan pihak bank untuk
mencairkan permohonan kredit dari pemohon, sesuai dengan kesepakatan yang
sudah disetujui terlebih dahulu berkas pemohon sesuai dengan persyarakatan bank,
adanya kesepakatan bersama yang telah disetujuhi bank dan permohonan disetujui.
Dalam kemudahan prosedur dilakukan dengan memberikan kemudahan buat debitur,
biaya kredit kecil dan membantu debitur apabila kesulitan dalam memenuhi
persyaratan yang diminta bank. Dalam kecepatan pelaksanaan yaitu kecepatan dalam
mengakses kredit dan pelayanan pada debitur pada saat mengambil kredit pada bank
dengan standarisasi 3 (tiga) hari setelah berkas lengkap. Kecepatan pelaksanaan yang
memadai akan mendorong kembali debitur dalam pengambilan kredit pada lain hari.
Persyaratan kredit yang dilakukan debitur dengan melampirkan berkas yang diminta,
mengikuti persyaratan tertulis yang diberikan bank dan agunan yang flexible yang
pasti dimiliki oleh calon debitur.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Kredit Mikro Sumut
Sejahtera II yang terdiri dari Realisasi kredit, Kemudahan prosedur, Kecepatan
dalam Peningkatan Usaha Mikro Kecil (UMK) pada PT Bank Sumut Cabang
Simpang Kwala Medan.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah sebelumnya, maka rumusan masalahnya
adalah :
1.Apakah Kredit Mikro Sumut Sejahtera II yang terdiri dari Realisasi kredit,
Kemudahan prosedur, Kecepatan pelaksanaan dan Persyaratan kredit
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Debitur pada PT
Bank Sumut Cabang Simpang Kwala Medan?
2.Apakah Kredit Mikro Sumut Sejahtera II yang terdiri dari Realisasi kredit,
Kemudahan prosedur, Kecepatan pelaksanaan dan Persyaratan kredit
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Peningkatan Usaha
Mikro Kecil (UMK) pada PTBank Sumut Cabang Simpang Kwala Medan?
3.Apakah Kepuasan Debitur berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Peningkatan Usaha Mikro Kecil (UMK) pada PT Bank Sumut Cabang
Simpang Kwala Medan?
4.Apakah Kredit Mikro Sumut Sejahtera II yang terdiri dari Realisasi kredit,
Kemudahan prosedur, Kecepatan pelaksanaan dan Persyaratan kredit secara
tidak langsung berpengaruh terhadap Peningkatan Usaha Mikro Kecil
(UMK) melalui kepuasan debitur pada PTBank Sumut Cabang
Simpang Kwala Medan?
1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1.Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Kredit Mikro Sumut Sejahtera
II yang terdiri dari Realisasi kredit, Kemudahan prosedur,
Kecepatan pelaksanaan dan Persyaratan kredit terhadap Kepuasan Debitur
pada PTBank Sumut Cabang Simpang Kwala Medan.
2.Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Kredit Mikro Sumut Sejahtera
II yang terdiri dari Realisasi kredit, Kemudahan prosedur,
Kecepatan pelaksanaan dan Persyaratan kredit terhadap Peningkatan
Usaha Mikro Kecil (UMK) pada PT Bank Sumut Cabang Simpang Kwala
Medan.
3.Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Kepuasan Debitur terhadap
Peningkatan Usaha Mikro Kecil (UMK) pada PT Bank Sumut Cabang
Simpang Kwala Medan.
4.Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Kredit Mikro Sumut Sejahtera
II yang terdiri dari Realisasi kredit, Kemudahan prosedur, Kecepatan
pelaksanaan dan Persyaratan kredit secara tidak langsung terhadap
Peningkatan Usaha Mikro Kecil (UMK) melalui kepuasan debitur pada PT
Bank Sumut Cabang Simpang Kwala Medan.
1.4Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini dilakukan dengan harapan sebagai berikut:
a. Bagi PT Bank Sumut Cabang Simpang Kwala Medan, sebagai masukan
dalam melihat kepuasan debitur, maka perlu diperhatikan dengan baik cara
penyaluran Kredit Mikro Sumut Sejahtera II yang terdiri dari Realisasi
kredit, Kemudahan prosedur, Kecepatan pelaksanaan dan Persyaratan
kredit.
b. Bagi Program Studi Magister Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis, merupakan tambahan kekayaan penelitian dalam studi kasus yang
sama untuk dapat dipergunakan dan dikembangkan.
c. Bagi peneliti, agar dapat mengaplikasikan teori selama masa studi dan
menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di perguruan tinggi dan juga
untuk memperluas wawasan pemikiran dan mempertajam kemampuan
pengamatan.
d.Bagi peneliti selanjutnya sebagai referensi dalam melakukan penelitian
khususnya mengenai Kredit Mikro Sumut Sejahtera II yang terdiri dari
Realisasi kredit, Kemudahan prosedur, Kecepatan pelaksanaan dan
Persyaratan kredit terhadap Kepuasan Debitur dan Peningkatan Usaha