PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pencemaran lingkungan berakibat terhadap kesehatan manusia, tata kehidupan, pertumbuhan flora dan fauna yang berada dalam jangkauan pencemaran. Gejala pencemaran dapat dilihat pada jangka waktu singkat maupun panjang, yaitu pada tingkah laku dan pertumbuhan. Kondisi air, mikroorganisme, unsur hara, dan nilai estetika mengalami perubahan yang cukup menyedihkan (Agusnar, 2008).
Pada umumnya air lingkungan yang telah tercemar kandungan oksigennya sangat rendah. Hal ini karena oksigen yang terlarut di dalam air diserap oleh mikroorganisme untuk memecahkan/mendegradasi bahan buangan organik sehingga menjadi bahan yang mudah menguap. Selain dari itu bahan buangan organik juga dapat bereaksi dengan oksigen yang terlarut di dalam air mengikuti reaksi oksidasi biasa. Makin banyak bahan buangan organik yang ada di dalam air, makin sedikit sisa kandungan oksigen yang terlarut di dalamnya (Wardhana, 1995).
Air limbah yang berasal dari kegiatan rumah sakit merupakan salah satu sumber pencemar air yang sangat potensial. Oleh karena air limbah rumah sakit mengandung senyawa organik bersifat biodegradable yang cukup tinggi, kemungkinan mengandung senyawa-senyawa kimia lain serta mikro organisme patogen yang dapat menyebabkan penyakit terhadap masyarakat disekitarnya. Karena potensi limbah rumah sakit terhadap kesehatan masyarakat sangat besar, maka setiap rumah sakit diharuskan mengolah limbah rumah sakit sampai memenuhi persyaratan standar baku mutu yang berlaku
(Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor : Kep-58/MENLH/12/1995 tentang baku mutu limbah cair bagi kesehatan rumah sakit)
Berdasarkan sifat air limbah rumah sakit yang biodegradable, maka pengolahan air limbah rumah sakit untuk menurunkan kandungan zat organik akan lebih sesuai dilakukan dengan cara biologi. Pengolahan air limbah rumah sakit dengan proses biofilter tercelup dengan menggunakan media plastik sarang tawon merupakan proses sederhana tetapi hasilnya cukup baik. Proses ini mampu mengurangi BOD, COD, TSS, senyawa ammonium, deterjen, dan phospat yang ada di dalam air baku.
Kemajuan industri dan teknologi seringkali berdampak pula terhadap keadaaan air lingkungan, baik air sungai, air laut, air danau, maupun air tanah. Dampak ini di sebabkan oleh adanya pencemaran air oleh berbagai hal. Salah satu cara untuk menilai seberapa jauh air lingkungan tersebut telah tercemar adalah dengan melihat kandungan oksigen yang terlarut di dalam air.
Pada kegiatan industri dan teknologi air yang telah digunakan (air limbah industri) tidak boleh langsung dibuang ke lingkungan karena dapat menyebabkan pencemaran. Air tersebut harus diolah terlebih dahulu agar menjadi kualitas yang sama dengan kualitas air lingkungan. Jadi air limbah industri harus mengalami proses daur ulang sehingga dapat digunakan lagi atau dibuang kembali kelingkungan tanpa menyebabkan pencemaran air lingkungan (Wardhana, 1995).
1.2Permasalahan
Dengan adanya kegiatan rumah sakit yang menghasilkan limbah cair, berapa besar kadar COD pada limbah cair rumah sakit, apakah masih memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup
1.3Tujuan
- Untuk mengetahui kadar COD pada limbah cair beberapa rumah sakit di kota Medan
- Untuk mengendalikan kadar COD agar sesuai dengan standar baku mutu limbah yang diijinkan oleh MENLH
- Untuk melatih diri bekerja secara langsung dilapangan dengan ilmu Kimia Analis
1.4Manfaat
Memberikan informasi dan pengetahuan tentang limbah cair rumah sakit dan kelayakannya dibuang ke badan air tanpa melakukan pencemaran pada perairan di sekitar lingkungannya