BAB II
GAMBARAN PASAR SIMPANG LIMUN MEDAN
2.1.Letak Geografis Pasar Simpang Limun
Pasar Simpang Limun merupakan salah satu pasar tradisional terbesar di
Kota Medan. Secara geografis,Medan terletak pada 3,30°-3,43° LU dan
98,35°-98,44° BT dengan topografi cenderung miring ke Utara. Pasar Simpang Limun
yang berlokasi di kelurahan Sitirejo I melalui batas-batas tertentu yang
bersebelahan dengan kelurahan lainnya. Batas-batas tersebut yakni:
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Teladan Barat, Kecamatan
Medan Kota.
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Sitirejo II, Kecamatan
Medan Amplas.
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Sudirejo I, Kecamatan
Medan Kota.
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan
Medan Maimun.
Di dalam Kelurahan Sitirejo I terdapat sebuah sungai yang bernama
“Sungai Bantuan” yang membelah Kelurahan Sitirejo I dari Selatan ke Utara
hingga menembus Kelurahan Sitirejo II. Adapun luas kelurahan Sitirejo adalah
0,45 km2 dengan perincian sebagai berikut: luas pemukiman : 0, 39 km2 luas
pekarangan : 0. 2 km2 luas perkantoran : 0, 2 km2 luas prasarana umum lainnya:
2.2.Menuju Lokasi Penelitian
Pasar tradisional merupakan ciri negara berkembang tingkat pendapatan
dan perekonomian masyarakat yang kurang begitu tinggi menyebabkan
masyarakat lebih suka berbelanja ke pasar tradisional. Pasar tradisional seperti
yang dijelaskan bahwa pasar tempat masyarakat yang memiliki ekonomi rendah
hingga menengah dapat ditemukan di salah satu pasar tradisional di Kota Medan
yaitu Pasar Simpang Limun Medan. Pasar Simpang Limun berlokasi di
tempat-tempat padat penduduk, strategis dan mudah dijangkau. Adapun letak lokasi dan
batasan wilayah pasar tradisional Pasar Limun Medan (Pasar Simpang Limun
SM. Raja) :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Jln Sakti Lubis
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Jln Sm.Raja. Amplas.
- Sebelah Barat berbatasan dengan Jln Sm. Raja (Jln Kemiri )
- Sebelah Timur berbatasan dengan Jln Sm Raja. (Jalan Seksama)
Melalui uraian batasan lokasi pasar Simpang Limun, pasar tradisional ini
terletak di kecamatan Medan Amplas merupakan salah satu dari kecamatan di
Kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Pada tahun 2011, kecamatan ini
mempunyai penduduk sebesar 88.638 jiwa. Luasnya adalah 11,19 km2 dan
kepadatan penduduknya adalah 7.921,18 jiwa/km2. Salah satu Kecamatan yang
dimiliki Sumatera Utara ini memiliki 7 kelurahan. Kelurahan ini merupakan salah
2.2.1. Sejarah Terbentuknya Kelurahan Sitirejo I
Kelurahan Sitirejo 1 merupakan salah satu kelurahan di kecamatan medan
kota. Kelurahan Sitirejo 1 pada awalnya merupakan sebuah wilayah dengan nama
kampung Sitirejo 1 yang kemudian dibentuk menjadi sebuah kelurahan karena
adanya perluasan kota Medan yang disebabkan adanya pertumbuhan penduduk
dan urbanisasi serta adanya perkembangan industri, perdagangan dan sebagainya
sehingga dengan berdasarkan peraturan pemerintah nomor 22 tahun 1973,
kampung Sitirejo 1 dirubah statusnya menjadi sebuah kelurahan. Sejak itu hingga
kini telah banyak perubahan dari struktur pembangunan jalan dan pembangunan
sarana dan prasarana di kelurahan Sitirejo 1 tersebut sehingga menjadi lebih baik
seperti sekarang.
2.2.2. Keadaan Penduduk
Adapun komposisi penduduk dan distribusi penduduk di Kelurahan
Sitirejo I dapat dilihat berdasarkan umur, pekerjaan, pendidikan, dan agama yang
masing-masing disajikan dalam tabel.
1. Umur
Klasifikasi masyarakat di Kelurahan Sitirejo I berdasarkan umur dapat
Tabel 1.
Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur
ase (%)
1536 13, 62
1290 11, 44
1194
24-29 1024
30-35 1050
36-41 1050
42-47 967
48-53 999
54 Keatas 946
11274 Sumber: Profil Kelurahan Sitirejo 1
Dari tabel di atas diketahui total dari penduduk di Kelurahan Sitirejo I yaitu
11. 274 orang, yang terdiri dari 5377 jiwa penduduk laki-laki dan 5897 jiwa
penduduk perempuan yang tersebar di 17 lingkungan yang ada di Kelurahan
Sitirejo I.
2. Pekerjaan
Penduduk di Kelurahan Sitirejo I memiliki jenis pekerjaan yang beragam,
adapun klasifikasi jenis pekerjaan penduduk di Kelurahan Sitirejo I dapat dilihat
Tabel 2
mendominasi di Kelurahan Sitirejo I tersebut adalah sebagai pengusaha, yang
mencapai persentase hingga 35, 33% dari total keseluruhan. Kemudian diikuti
oleh pedagang dan buruh/ pegawai swasta. Namun demikian perbedaan persentase
penduduk dari jenis pekerjaannya tidak terlalu jauh berbeda antara satu dengan
yang lainnya. Penduduk di Kelurahan Sitirejo I tersebut tergolong memiliki jenis
pekerjaan yang beragam.
3. Pendidikan
Pendidikan merupakan kunci dari keberhasilan dan kemajuan, melalui
pendidikan maka manusia akan memiliki suatu pola berfikir dan sikap mental
yang baik sehingga memungkinkan adanya pencapaian taraf hidup yang baik.
Adapun komposisi pendidikan masyarakat di Kelurahan Sitirejo I dapat dilihat
Tabel 3
Dari tabel dapat dilihat bahwasanya masih banyak penduduk yang berusia
7-45 tahun dan belum pernah mendapatkan pendidikan formal di bangku sekolah.
Dan persentase tingkat pendidikan tampak seperti bentuk piramida, dimana
masyarakat lebih banyak yang mendapatkan pendidikan SD yaitu 21, 64 %
dimana kemudian pada tiap tingkat selanjutnya yang lebih tinggi persentasenya
semakin rendah, untuk yang lulus hingga tingkat S2 hanya ada 0,26 %.
4. Agama
Penduduk di Kelurahan Sitirejo I menganut agama yang berbeda-beda
diantara enam agama yang diakui di Indonesia. Untuk melihat komposisi
penduduk di Kelurahan Sitirejo I berdasarkan agama yang dianut dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama
No. Agama Jumlah (orang) Persentase (%)
1. Islam 6858 60.83
2. Kristen 4071 36.11
3. Katholik 290 2.57
4. Hindu 25 0.22
5. Budha 30 0.27
Jumlah 11274 100
Sumber: Profil Kelurahan Sitirejo 1
Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas penduduk
Kelurahan Sitirejo I memeluk agama Islam dengan jumlah persentase hingga 60,
83 % dari total populasi yang ada. Sedangkan pada urutan yang kedua yaitu
agama Kristen berjumlah sebanyak 36, 10 %, dan sisanya menganut agama
Katholik, Hindu dan Budha.
5. Sarana dan Prasaran
Fasilitas sarana dan prasarana merupakan sesuatu hal yang sangat penting
bagi terciptanya pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat. Dengan terpenuhinya
sarana dan prasarana dalam sebuah tatanan lingkungan masyarakat maka
masyarakat sekitar akan lebih mudah dalam memenuhi segala tujuan dan
rencana-rencananya. Adapun sarana dan prasarana yang tersedia di Kelurahan Sitirejo I
dapat dilihat pada masing-masing tabel yang terdiri dari sarana pendidikan dan
prasarana kesehatan.
Sarana Pendidikan
Dari komposisi penduduk berdasarkan pendidikan yang telah disajikan
Sitirejo I termasuk kedalam kategori tinggi dimana terdapat persentase penduduk
yang telah mendapatkan pendidikan hingga ke jenjang S2. Tentunya hal ini
disebabkan karena masyarakat di Kelurahan Sitirejo I menyadari akan pentingnya
pendidikan. Dari tingkat ekonomi masyarakat di Kelurahan Sitirejo I termasuk
kedalam golongan ekonomi menengah. Sehingga dengan demikian, usaha-usaha
untuk meningkatkan taraf pendidikan di Kelurahan Sitirejo I terus diupayakan
dalam penyediaan sarana ataupun prasarana pendidikan. Untuk melihat gambaran
lebih jelas mengenai pemenuhan sarana pendidikan di Kelurahan Sitirejo I dapat
dilihat pada tabel 5 di halaman sebelah.
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa di Kelurahan Sitirejo I tampak
adanya keseragaman sarana Pendidikan, dimana masing-masing jenjang
pendidikan memiliki sarananya masing-masing mulai dari TPA, SD/ Sederajat,
SLTP/ Sederajat, SLTA/ Sederajat, hingga jenjang Perguruan Tinggi. Hal tersebut
cukup baik, karena masyarakat dapat lebih mudah untuk mendapatkan pendidikan
karena terdapat sarana pendidikan di sekitar tempat tinggalnya.
Tabel 5
Keadaan Sarana Pendidikan
No. Sarana Pendidikan Jumlah Presentase
Prasarana Kesehatan
Masyarakat yang sehat merupakan sebuah indikator dalam
melihat tingkat kesejahteraan masyarakat tersebut. Untuk itu
terpenuhinya fasilitas prasarana kesehatan akan mendukung bagi
terciptanya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Untuk melihat
seberapa besar Kelurahan Sitirejo I dalam memenuhi prasarana
kesehatan masyarakat, dapat dilihat dari prasarana-prasarana yang
tersedia serta jumlahnya yang akan disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 6
Prasarana Kesehatan
No. Prasarana kesehatan Jumlah Presentase
1. Rumah sakit umum - -
2. Puskesmas - -
3. Puskesmas pembantu - -
4. Poliklinik/balai pengobatan 1 6.25
5. Apotik 4 25
Dari tabel tersebut dapat dilihat adanya jumlah prasarana kesehatan
sebanyak 16 prasarana yang terdiri dari 1 Poliklinik/ Balai Pengobatan, 4 Apotik,
6 Posyandu, 5 Tempat Dokter Praktek. Hal ini cukup baik karena Kelurahan
dengan luas 0, 45 km2 memiliki hingga 16 prasarana kesehatan yang tentunya
sangat membantu masyarakat dalam memenuhi tingkat kesehatannya menjadi
masyarakat dalam menjangkau tempat sehingga tidak membuang-buang waktu
untuk mencari tenaga dokter di tempat lain
2.3.Sejarah Pasar Simpang Limun
Pasar tradisional yang berada di Simpang Limun Medan merupakan
tempat yang tidak jauh dari pinggiran jalan. Jika dilihat sekilas, pasar ini sangat
memprihatinkan karena dibelakangi oleh toko, sehingga pasar tradisional ini
tertutupi oleh bagunan besar. Pasar atau Pajak Simpang Limun yang berada di
jalan Sisingamangaraja merupakan salah satu pasar tradisonal yang cukup
terkenal di Kota Medan. Hal tersebut disebabkan Pasar Simpang Limun memiliki
berbagai jenis barang dagangan yang lengkap.
Banyak cerita yang menggambarkan Pasar Simpang Limun Medan, yaitu
tentang awal mulanya pasar ini. Pasar Simpang Limun Medan awalnya
merupakan bekas dari perusahaan pabrik limun yang terbakar. Tidak tahu kenapa
pabrik tersebut bisa terbakar dan bahkan tahun berapa kejadian kebakaran itu
terjadi. Tetapi jika ditanya kepada warga setempat bahkan pengurus pasar tersebut
mereka menyatakan benar bahwa pasar ini bekas kebakaran perusahaan pabrik
limun13. Setelah terjadinya kebakaran tersebut Pak Nadeak selaku pemilik tanah,
menjadikan perusahaan bekas pabrik limun tersebut menjadi sebuah pasar
tradisional yaitu Pasar Simpang Limun Medan dan pasar tradisional tersebut
masih aktif sampai sekarang.
13
Pasar Simpang Limun Medan ini terbagi atas dua yaitu milik pemerintah
yang disebut sebagai pasar Gambir dan pasar Baru serta swalayan usaha milik
pribadi (swasta) yaitu milik bapak Nadeak. Pak Nadeak dahulu merupakan salah
satu Jendral di Kota Medan, selain memiliki tanah Pasar Simpang Limun Medan
bapak Nadeak ini masih memiliki banyak tanah di daerah jalan Sisingamangaraja
14
, setelah Bapak Nadeak meninggal Pasar Simpang Limun ini pindah tangan pada
anak-anak Pak Nadeak untuk mengelola Pasar Limun sampai sekarang.
Pasar ini mulai beroperasi dari dini hari jam 2 pagi sampi sore hari. Di
beraneka ragam diantaranya kebutuhan pokok seperti sayur-sayuran, ikan, bumbu,
buah-buahan, alat-alat masak, pakaian dan yang lainnya. Pasar tradisonal Simpang
Limun Medan ini merupakan pasar tradisional yang masih banyak dikunjungi
oleh masyarakat. Baik dari kalangan rendah sampai kalangan tinggi atau
masyarkat yang bekerja dirumahan sampai masyarkat yang bekerja dikantoran.
Pasar Simpang Limun ini jika dilihat pintu utama diawali dengan
pengunjung atau pembeli yang akan langsung bertemu dengan pedagang buah.
Pedagang buah disana terdiri dari 10 pedagang dan dilanjut dengan penjual
sayur-sayuran. Dibelakang pasar Simpang Limun ini atau wilayah pasar yang berbatasan
14
dengan jalan Kemiri biasanya akan dipadati pedagang baju bekas (rombengan)
dan sebagian pedagang ikan.
Di dalam Pasar Simpang Limun Medan juga terdapat bangunan yaitu
Swalayan namun swalayan ini hampir sama kotornya dengan pasar tradisional
bedanya pasar ini berlantai semen dan diskat-skat oleh papan-papan. Para
pedagang dan pembeli mengatakan Swalayan tersebut masih termasuk Pasar
Simpang Limun. Hanya saja perbedaannya pada tempat penjualan pedagang.
Pedagang disana sudah memiliki tempat yang lebih bagus dibandingkan tempat
jualan di luar swalayan. Di dalam gedung tersebut masih diterapkan sistem tawar
menawar antara pembeli dan pedagang.
Pedagang Simpang Limun yang aktif berdagang di lokasi Simpang Limun
Medan berjumlah 105 stan yang bergabung semua jenis dagangan seperti pakaian,
buah-buahan, daging, segala jenis bumbu, gula dan beras, sayur-sauran dan
barang pecah belah. Para pedagang di dalam gedung tersebut termasuk
berkelompok walaupun sebagian diselang-selingi pedagang lainnya seperti
pedagang sayuran. Adapun untuk melihat lebih jelas banyak stan/pedagang yang
Tabel 7
Jumlah Stan Dagangan dan Jenis Dagangan
No Jenis Dagangan Pasar Simpang Limun
Pakaian 8
Dari tabel terlihat bahwa jumlah pedagang atau stan berjumlah 105 buah.
Stan/pedagang ini tidak berkumpul sesama pedagang buah atau pedagang pakaian
di salah satu tempat. Mereka ada yang terpisah dengan sesama yang barang
jualannnya sama.
Dalam berjualan para pedagang disini tidak serentak membuka toko/
lapak. Pedagang biasanya ada yang sudah buka jam 04.00 subuh dan sudah
berjualan ada yang buka jam 07.00 atau ada yang buka jam 09.00 dan ada yang
buka diatas jam 10. Pedagang/ stan yang buka jam 04.00 ke jam 09.00 biasanya
adalah para pedagang sayur-sayuran, pedagang buah-buahan, bumbu dan
pedagang ikan sedangkan pedagang kain, sepatu dan pedagang barang pecah
belah lebih sering buka pada jam 07.00 ke atas.
Berbeda pada saat membuka lapak atau tempat dagangan, para pedagang
tutup, walapun nanti masih ada pedagang tersebut ada yang terakhir pulang
dengan pedagang yang buka pada jam 07.00 seperti pedagang kain, sepatu dan
pedagang barang pecah belah.
Para pedagang di Pasar Simpang Limun Medan sangat beragam. Jika
dilihat misalnya pedagang sayur-mayur atau pedagang bumbu-bumbu dapur lebih
banyak dijual para pedagang perempuan antara umur 24-50 tahun dan untuk
waktu lamanya berjualan para pedagang perempuan di pasar simpang limun ini
sudah lama mungkin 5 tahun lebih. Dalam melakukan pekerjaan ini diakui
pedagang perempuan tidak banyak mengeluarkan tenaga, karena ketika buah-buah
atau sayur mereka datang dari toke biasanya sudah langsung mengangkat sayuran
dan buah-buahan tersebut ke tempat mereka berjualan.
Sedangkan untuk berjualan ikan dan daging biasanya banyak dipegang
oleh para kaum laki-laki berumur 20-40 tahun walapun satu atau dua orang
perempuan ikut masih bekerja. Pedagang perempuan bahkan sudah berjualan 5
tahun lebih. Dalam menjual barang dagangan ini diperlukan tenaga yang cukup
karena kadang pembeli menginginkan ikan atau daging yang dibeli sudah harus
dipotong dan dibersihkan sehingga otomatis para pedagang harus menyiapkan
tenaga untuk memotong baik ikan maupun daging. Dalam mengangkut ikan
sering dipakai tenaga laki-laki karena banyak ikan ketika sampai di pasar
simpang limun dengan keadaan bercampur air dan es sehingga sangat dibutuhkan
tenaga yang banyak dan pada daging misalnya daging masih berupa
di pasar. Sehingga untuk mengangkatnya ke tempat dagang harus yang memiliki
kekuatan yang lebih kuat.
Pedagang kain, sepatu dan barang pecah belah banyak dikelola satu
keluarga. Maksudnya ada satu keluarga yang berjualan berbagai jenis dagangan
dengan stan yang berbeda. Masing-masing stan memiliki pengawai tersendiri.
Pedagang kain, sepatu dan barang pecah belah ini lebih banyak di temukan di
dalam gedung yang baru, walaupun di luar gedung masih ada. Barang dagangan
kain, sepatu adan barang pecah belah ini lebih sering dikunjungi di siang hari
sampai sore hari dibandingkan dengan pagi hari.
Barang dagangan seperti sepatu, kain dihasilkan dari bandung, batam,
medan dan kota lainnya. Sama seperti kain, sepatu barang dagangan pecah belah
juga dihasilkan dari pabrik seperti Cina, Tanjung Morawa, Batam dan daerah
lainnya. Barang dagang sepatu, kain, barang pecah belah dan yang lainnya
bertambah hanya beberapa kali dalam sebulan. Berbeda dengan untuk jualan
seperti sayur, buah, ikan, bumbu yang tiap harinya selalu diantar dan berganti.
Pedagang sayur, buah-buahan, bumbu-bumbu dapur tidak banyak
menggunakan tenaga lain dalam membantu berjualan. Mereka banyak
menggunakan tenaga keluarga. Sebagaimana yang dikatakan Ibu Pasaribu (46) :
Seperti yang dikatakan informan diatas bahwa para penjual buah disini
masih menjual buah tidak banyak-banyak. Sehingga tidak perlu melakukan
penyewaan tenaga.
2.4.Penyedia Pasar Simpang Limun a. Pemerintah
Kelangsungan pasar bisa berlangsung dengan baik tidak terlepas dari
peran-peran pelaku pasar yang saling berkaitan satu dengn yang lainnya. Seperti
dinas pasar menyelenggarakan pengelolaan retribusi dan pendapatan lainnya, keamanan,
kebersihan, sarana, dan prasarana pasar dan pedagang kaki lima. Seksi Retribusi Pasar
mempunyai tugas menyelenggarakan pengelolaan retribusi pasar dan pendapatan lainnya.
Seksi Keamanan dan Kebersihan Pasar mempunyai tugas menyelenggarakan pengelolaan
keamanan dan kebersihan pasar dan pedagang kaki lima. Seksi Sarana dan Prasarana Pasar
mempunyai tugas menyelenggarakan pengelolaan sarana dan prasarana pasar dan
pedagang kaki lima. Sedangkan kuli angkut dan tukang becak adalah mereka yang bersedia
bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk keamanan pasar seperti preman yaitu
disepakati oleh para pedagang, karena pedagang yakin keamanan akan lebih terjamin
dibndingkan dengan petugas keamanan dari pemerintah.
b. Pemilik Pasar (swasta)
Di dalam Pasar Simpang Limun, disediakan oleh pemilik pasar sendiri
lapak semuanya disedikan oleh pemilik pasar. Terkecuali untuk kuli angkut,
tukang becak adalah mereka yang menginginkan pekerjaan dan bersedia bekerja.
2.5.Fasilitas di Pasar Simpang Limun a. Kamar Mandi dan Toilet
Pada Pasar Simpang Limun tersedia kamar mandi yang bisa dimanfaatkan
siapa saja yang berkunjung ke dalamnya. Kamar mandi ini disediakan oleh
pemerintah sendiri (Dinas Pasar) untuk dimanfaatkan sebaik mungkin. Namun
untuk kebersihan toilet sendiri diserahkan kepada masyarakat setempat lebih
tepatnya kepada seorang keluarga yang berdekatan rumahnya dengan toilet
tersebut. Supaya kebersihan kamar mandi tetap terjamin. Setiap orang yang ingin
mempergunuang air akan kamar mandi harus membayar terlebih dahulu. Harga
yang ditentukan berbeda, untuk buang air kecil cukup membayar Rp. 1.000
sedangkan buang air besar Rp. 2.000. Tujuan dibayarnya uang toilet tersebut
adalah sebagai upah yang bertugas membersih toilet tersebut.
Jika kebersihan kamar mandi pasar Simpang Limun yang dikelola
pemerintah ditanggung jawab-pi oleh masyarakat setempat, maka kamar mandi
pasar Simpang Limun yang dikelola swasta ditanggung jawab-pi oleh petugas
kebersihan yang disediakan pemilik pasar (swasta) . Jika dibandingkan antara
kedua pasar tersebut kamar mandi yang dimiliki pemerintah jauh lebih bersih dari
pada milik swasta. Sekalipun pembayaran kamar mandi milik swasta maupun
b. Bentuk-bentuk Lapak
Pada pasar milik pemerintah atau-pun swasta bentuk-bentuk lapak dibuat oleh
pemilik pasar sendiri yang diserahkan kepada petugas-petugas pasar untuk diatur
sedemikian rupa supaya tidak terjadi bentrok antar pedagang yakni, lapak penjual
ikan basah dikumpulkan jadi satu tempat paling ujung pasar dan yang berdekatan
dengan paret yang terdapat di pasar tersebut. Begitu juga pedagang sayur, ikan
asin, buah dan jenis dagangan lainnya ditempakan pada satu tempat.
Pengaturan lapak tersebut selain menghindari bentrok antar pedagang juga
menjaga kebersihan pasar. Karena letak lapak berkaitan juga dengan kebersihan
pasar, misalnya pedagang daging atau ikan basah di letakkan di tengah pasar
maka sisa-sisa atau kotoran ikan/ daging akan berserakan/mengalir ke semua arah
membuat pasar akan sangat kotor dan bau. Atau pedagang ikan basah dan daging
bersebelahan dengan pedagang baju akan menjadikan kedua pedagang tersebut
menjadi bentrok dimana pedang ikan basah dan daging jauh lebih bau akibat
sisa-sisa ikan yang dibersihkan maka sangat tidak nyaman bagi pembeli yang ingin
membeli baju sehingga mengurngi pendapatan pedagang dan berujung pada
bentrok antar kedua belapihak. Namun pedagang-pedagang yang tidak memiliki
lapak atau yang berjualan di jalan-jalan tidak memperdulikan posisi berjualan
mereka. Karena mereka merupkan pedagang liar yang tidak memiliki izin oleh
c. Tempat Sampah
Pemerintah maupun pemilik pasar (swasta) menyediakan tempat sampah
untuk dipergunakan para pedagang atau siapa saja yang berkunjung di pasar.
Petugas-petugas kebersihan akan mengangkut sampah-sampah untuk diangkut
mobil sampah yang disediakan pemerintah. Namun tempat sampah di pasar tidak
pernah bertahan lama. Oleh Karena itu sampah-sampah sering dibuang oleh
pedagang tau pembeli di sembarang tempat. Di samping tempat sampah yang
jumlahnya sedikit dan jaraknya berjauhan membuat para pedagang malas
membuang sampah pada tempatnya. Hal tersebut memicu kondisi pasar menjadi
kotor, bau dan becek.
2.6.Kondisi Pasar
Pasar Simpang Limun merupakan salah satu pasar terluas di Kota Medan.
Pasar ini banyak dimanfaatkan masyarakat baik masyarakat Medan bahkan luar
kota Medan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Pemanfaatan yang
masyarakat lakukan yakni, dengan berjualan hasil ladang mereka sendiri, atau
yang mereka peroleh dari toke. Tidak hanya itu saja keamanan dan kebersihan
pasar pun bisa mereka manfaatkan untuk memperoleh uang sebagai alat
pemenuhan kebutuhan mereka.
Masyarakat yang terlibat dalam Pasar Simpang Limun mengambil bagian
masing-masing dan saling berkaitan satu sama lain. Hal ini untuk menjalin
hubungan kerja sama yang baik. Pada kenyataanya aktivitas pasar memang
keuntungan yang besar dengan kerja yang tidak maksimal. Hal ini sangat
berpengaruh terhadap keadaan pasar yang kurang nyaman, dilihat dari kebersihan
pasar dan keamanan aktivitas pasar sendiri.
Kebersihan dan keamanan pasar telah dipercayakan kepada mereka yang
dipilih dan diberikan upah baik dari pemerintah dan pedagang sendiri. Namun dari
pengamatan peneliti kondisi pasar sangat jauh dari kata bersih karena kondisi
pasar yang sangat becek, bau dan sampah yang berserakan di lingkungan pasar
seakan tidak pernah dibersihkan. Menurut Ibu Simbolon yang merupakan salah
satu pedagang Simpang Limun:
“Kami sebagai pedagang memberikan upah kepada petugas pasar seharga
Rp. 2.000/ hari. Saya sebagai pedagang kurang puas dengan kinerja petugas kebersihan sendiri adek bisa lihat sendiri kondisi pasar yang banyak sampah seperti ini, hal ini bisa juga berdampak pada pendapatan saya karena pembeli akan malas datang ke tempat jualan saya melihat kondisi yang sangat becek apalagi pada saat hujan.”
Penjelasan Ibu Simbolon di atas memberikan jawaban bahwa petugas
pasar juga memberikan dampak negatif dimana pendapatan bisa juga berkurang
karena pembeli akan malas mendatangi tempat jualan pedagang tersebut. Karena
keadaan yang sangat becek apalagi pada saat hujan. Sekalipun petugas pasar telah
ditugasi terkadang mereka hanya membersihkan bagian depannya saja atau yang
di aspal saja. Kios di tengah-tengah pasar jarang mereka bersihkan membuat
sampah semakin bertumpuk hari demi hari. Hal ini membuat kondisi pasar
semakin memprihatinkan.
Menurut ka.mus besar Bahasa Indonesia, kebersihan adalah keadaan
bersih atau bebas dari kotoran (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka),
bebas dari kotoran, termasuk diantaranya debu, sampah dan bau. Di jaman
modern seperti sekarang ini, setelah ditemukannya mikroba, kebersihan juga
berarti bebas dari virus, bakteri dan bahan kimia berbahaya.
Tidak hanya kondisi pasar saja yang kurang di Pasar Simpang Limun,
kenyamanan pasar juga masih kurang. Sekalipun pedagang dan pemerintah telah
membayar petugas keamanan untuk menjaga keamanan pasar baik itu satpam dan
preman setempat. Preman pasar dibayar pedagang Rp. 1000/hari. Memang
preman-preman ini menjaga pasar mulai dari pagi sampai malam hari. Satpam
yang turut campur tangan pada keamanan pasar juga tidak selamanya menjamin
keamanan pasar, bahkan mereka sendiri yang memicu keributan pasar. Satpam
yang memberikan masuk pedagang-pedagang liar dengan dibayar Rp.35.000/hari.
Mereka tidak menyadari bahwa hal ini mebuat pasar semakin sembraut dan
semakin banyaknya sampah ditemukan di lingkungan pasar. Sebagaimana yang
dikatakan Ibu Sartika, seorang pedagang liar: