• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pasar Tradisional (Studi Deskriptif Tentang Jaringan Sosial di Pasar Simpang Limun Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pasar Tradisional (Studi Deskriptif Tentang Jaringan Sosial di Pasar Simpang Limun Medan)"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN PASAR SIMPANG LIMUN MEDAN

2.1.Letak Geografis Pasar Simpang Limun

Pasar Simpang Limun merupakan salah satu pasar tradisional terbesar di

Kota Medan. Secara geografis,Medan terletak pada 3,30°-3,43° LU dan

98,35°-98,44° BT dengan topografi cenderung miring ke Utara. Pasar Simpang Limun

yang berlokasi di kelurahan Sitirejo I melalui batas-batas tertentu yang

bersebelahan dengan kelurahan lainnya. Batas-batas tersebut yakni:

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Teladan Barat, Kecamatan

Medan Kota.

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Sitirejo II, Kecamatan

Medan Amplas.

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Sudirejo I, Kecamatan

Medan Kota.

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan

Medan Maimun.

Di dalam Kelurahan Sitirejo I terdapat sebuah sungai yang bernama

“Sungai Bantuan” yang membelah Kelurahan Sitirejo I dari Selatan ke Utara

hingga menembus Kelurahan Sitirejo II. Adapun luas kelurahan Sitirejo adalah

0,45 km2 dengan perincian sebagai berikut: luas pemukiman : 0, 39 km2 luas

pekarangan : 0. 2 km2 luas perkantoran : 0, 2 km2 luas prasarana umum lainnya:

(2)

2.2.Menuju Lokasi Penelitian

Pasar tradisional merupakan ciri negara berkembang tingkat pendapatan

dan perekonomian masyarakat yang kurang begitu tinggi menyebabkan

masyarakat lebih suka berbelanja ke pasar tradisional. Pasar tradisional seperti

yang dijelaskan bahwa pasar tempat masyarakat yang memiliki ekonomi rendah

hingga menengah dapat ditemukan di salah satu pasar tradisional di Kota Medan

yaitu Pasar Simpang Limun Medan. Pasar Simpang Limun berlokasi di

tempat-tempat padat penduduk, strategis dan mudah dijangkau. Adapun letak lokasi dan

batasan wilayah pasar tradisional Pasar Limun Medan (Pasar Simpang Limun

SM. Raja) :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Jln Sakti Lubis

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Jln Sm.Raja. Amplas.

- Sebelah Barat berbatasan dengan Jln Sm. Raja (Jln Kemiri )

- Sebelah Timur berbatasan dengan Jln Sm Raja. (Jalan Seksama)

Melalui uraian batasan lokasi pasar Simpang Limun, pasar tradisional ini

terletak di kecamatan Medan Amplas merupakan salah satu dari kecamatan di

Kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Pada tahun 2011, kecamatan ini

mempunyai penduduk sebesar 88.638 jiwa. Luasnya adalah 11,19 km2 dan

kepadatan penduduknya adalah 7.921,18 jiwa/km2. Salah satu Kecamatan yang

dimiliki Sumatera Utara ini memiliki 7 kelurahan. Kelurahan ini merupakan salah

(3)

2.2.1. Sejarah Terbentuknya Kelurahan Sitirejo I

Kelurahan Sitirejo 1 merupakan salah satu kelurahan di kecamatan medan

kota. Kelurahan Sitirejo 1 pada awalnya merupakan sebuah wilayah dengan nama

kampung Sitirejo 1 yang kemudian dibentuk menjadi sebuah kelurahan karena

adanya perluasan kota Medan yang disebabkan adanya pertumbuhan penduduk

dan urbanisasi serta adanya perkembangan industri, perdagangan dan sebagainya

sehingga dengan berdasarkan peraturan pemerintah nomor 22 tahun 1973,

kampung Sitirejo 1 dirubah statusnya menjadi sebuah kelurahan. Sejak itu hingga

kini telah banyak perubahan dari struktur pembangunan jalan dan pembangunan

sarana dan prasarana di kelurahan Sitirejo 1 tersebut sehingga menjadi lebih baik

seperti sekarang.

2.2.2. Keadaan Penduduk

Adapun komposisi penduduk dan distribusi penduduk di Kelurahan

Sitirejo I dapat dilihat berdasarkan umur, pekerjaan, pendidikan, dan agama yang

masing-masing disajikan dalam tabel.

1. Umur

Klasifikasi masyarakat di Kelurahan Sitirejo I berdasarkan umur dapat

(4)

Tabel 1.

Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur

ase (%)

1536 13, 62

1290 11, 44

1194

24-29 1024

30-35 1050

36-41 1050

42-47 967

48-53 999

54 Keatas 946

11274 Sumber: Profil Kelurahan Sitirejo 1

Dari tabel di atas diketahui total dari penduduk di Kelurahan Sitirejo I yaitu

11. 274 orang, yang terdiri dari 5377 jiwa penduduk laki-laki dan 5897 jiwa

penduduk perempuan yang tersebar di 17 lingkungan yang ada di Kelurahan

Sitirejo I.

2. Pekerjaan

Penduduk di Kelurahan Sitirejo I memiliki jenis pekerjaan yang beragam,

adapun klasifikasi jenis pekerjaan penduduk di Kelurahan Sitirejo I dapat dilihat

(5)

Tabel 2

mendominasi di Kelurahan Sitirejo I tersebut adalah sebagai pengusaha, yang

mencapai persentase hingga 35, 33% dari total keseluruhan. Kemudian diikuti

oleh pedagang dan buruh/ pegawai swasta. Namun demikian perbedaan persentase

penduduk dari jenis pekerjaannya tidak terlalu jauh berbeda antara satu dengan

yang lainnya. Penduduk di Kelurahan Sitirejo I tersebut tergolong memiliki jenis

pekerjaan yang beragam.

3. Pendidikan

Pendidikan merupakan kunci dari keberhasilan dan kemajuan, melalui

pendidikan maka manusia akan memiliki suatu pola berfikir dan sikap mental

yang baik sehingga memungkinkan adanya pencapaian taraf hidup yang baik.

Adapun komposisi pendidikan masyarakat di Kelurahan Sitirejo I dapat dilihat

(6)

Tabel 3

Dari tabel dapat dilihat bahwasanya masih banyak penduduk yang berusia

7-45 tahun dan belum pernah mendapatkan pendidikan formal di bangku sekolah.

Dan persentase tingkat pendidikan tampak seperti bentuk piramida, dimana

masyarakat lebih banyak yang mendapatkan pendidikan SD yaitu 21, 64 %

dimana kemudian pada tiap tingkat selanjutnya yang lebih tinggi persentasenya

semakin rendah, untuk yang lulus hingga tingkat S2 hanya ada 0,26 %.

4. Agama

Penduduk di Kelurahan Sitirejo I menganut agama yang berbeda-beda

diantara enam agama yang diakui di Indonesia. Untuk melihat komposisi

penduduk di Kelurahan Sitirejo I berdasarkan agama yang dianut dapat dilihat

pada tabel dibawah ini:

(7)

Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama

No. Agama Jumlah (orang) Persentase (%)

1. Islam 6858 60.83

2. Kristen 4071 36.11

3. Katholik 290 2.57

4. Hindu 25 0.22

5. Budha 30 0.27

Jumlah 11274 100

Sumber: Profil Kelurahan Sitirejo 1

Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas penduduk

Kelurahan Sitirejo I memeluk agama Islam dengan jumlah persentase hingga 60,

83 % dari total populasi yang ada. Sedangkan pada urutan yang kedua yaitu

agama Kristen berjumlah sebanyak 36, 10 %, dan sisanya menganut agama

Katholik, Hindu dan Budha.

5. Sarana dan Prasaran

Fasilitas sarana dan prasarana merupakan sesuatu hal yang sangat penting

bagi terciptanya pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat. Dengan terpenuhinya

sarana dan prasarana dalam sebuah tatanan lingkungan masyarakat maka

masyarakat sekitar akan lebih mudah dalam memenuhi segala tujuan dan

rencana-rencananya. Adapun sarana dan prasarana yang tersedia di Kelurahan Sitirejo I

dapat dilihat pada masing-masing tabel yang terdiri dari sarana pendidikan dan

prasarana kesehatan.

Sarana Pendidikan

Dari komposisi penduduk berdasarkan pendidikan yang telah disajikan

(8)

Sitirejo I termasuk kedalam kategori tinggi dimana terdapat persentase penduduk

yang telah mendapatkan pendidikan hingga ke jenjang S2. Tentunya hal ini

disebabkan karena masyarakat di Kelurahan Sitirejo I menyadari akan pentingnya

pendidikan. Dari tingkat ekonomi masyarakat di Kelurahan Sitirejo I termasuk

kedalam golongan ekonomi menengah. Sehingga dengan demikian, usaha-usaha

untuk meningkatkan taraf pendidikan di Kelurahan Sitirejo I terus diupayakan

dalam penyediaan sarana ataupun prasarana pendidikan. Untuk melihat gambaran

lebih jelas mengenai pemenuhan sarana pendidikan di Kelurahan Sitirejo I dapat

dilihat pada tabel 5 di halaman sebelah.

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa di Kelurahan Sitirejo I tampak

adanya keseragaman sarana Pendidikan, dimana masing-masing jenjang

pendidikan memiliki sarananya masing-masing mulai dari TPA, SD/ Sederajat,

SLTP/ Sederajat, SLTA/ Sederajat, hingga jenjang Perguruan Tinggi. Hal tersebut

cukup baik, karena masyarakat dapat lebih mudah untuk mendapatkan pendidikan

karena terdapat sarana pendidikan di sekitar tempat tinggalnya.

Tabel 5

Keadaan Sarana Pendidikan

No. Sarana Pendidikan Jumlah Presentase

(9)

Prasarana Kesehatan

Masyarakat yang sehat merupakan sebuah indikator dalam

melihat tingkat kesejahteraan masyarakat tersebut. Untuk itu

terpenuhinya fasilitas prasarana kesehatan akan mendukung bagi

terciptanya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Untuk melihat

seberapa besar Kelurahan Sitirejo I dalam memenuhi prasarana

kesehatan masyarakat, dapat dilihat dari prasarana-prasarana yang

tersedia serta jumlahnya yang akan disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 6

Prasarana Kesehatan

No. Prasarana kesehatan Jumlah Presentase

1. Rumah sakit umum - -

2. Puskesmas - -

3. Puskesmas pembantu - -

4. Poliklinik/balai pengobatan 1 6.25

5. Apotik 4 25

Dari tabel tersebut dapat dilihat adanya jumlah prasarana kesehatan

sebanyak 16 prasarana yang terdiri dari 1 Poliklinik/ Balai Pengobatan, 4 Apotik,

6 Posyandu, 5 Tempat Dokter Praktek. Hal ini cukup baik karena Kelurahan

dengan luas 0, 45 km2 memiliki hingga 16 prasarana kesehatan yang tentunya

sangat membantu masyarakat dalam memenuhi tingkat kesehatannya menjadi

(10)

masyarakat dalam menjangkau tempat sehingga tidak membuang-buang waktu

untuk mencari tenaga dokter di tempat lain

2.3.Sejarah Pasar Simpang Limun

Pasar tradisional yang berada di Simpang Limun Medan merupakan

tempat yang tidak jauh dari pinggiran jalan. Jika dilihat sekilas, pasar ini sangat

memprihatinkan karena dibelakangi oleh toko, sehingga pasar tradisional ini

tertutupi oleh bagunan besar. Pasar atau Pajak Simpang Limun yang berada di

jalan Sisingamangaraja merupakan salah satu pasar tradisonal yang cukup

terkenal di Kota Medan. Hal tersebut disebabkan Pasar Simpang Limun memiliki

berbagai jenis barang dagangan yang lengkap.

Banyak cerita yang menggambarkan Pasar Simpang Limun Medan, yaitu

tentang awal mulanya pasar ini. Pasar Simpang Limun Medan awalnya

merupakan bekas dari perusahaan pabrik limun yang terbakar. Tidak tahu kenapa

pabrik tersebut bisa terbakar dan bahkan tahun berapa kejadian kebakaran itu

terjadi. Tetapi jika ditanya kepada warga setempat bahkan pengurus pasar tersebut

mereka menyatakan benar bahwa pasar ini bekas kebakaran perusahaan pabrik

limun13. Setelah terjadinya kebakaran tersebut Pak Nadeak selaku pemilik tanah,

menjadikan perusahaan bekas pabrik limun tersebut menjadi sebuah pasar

tradisional yaitu Pasar Simpang Limun Medan dan pasar tradisional tersebut

masih aktif sampai sekarang.

13

(11)

Pasar Simpang Limun Medan ini terbagi atas dua yaitu milik pemerintah

yang disebut sebagai pasar Gambir dan pasar Baru serta swalayan usaha milik

pribadi (swasta) yaitu milik bapak Nadeak. Pak Nadeak dahulu merupakan salah

satu Jendral di Kota Medan, selain memiliki tanah Pasar Simpang Limun Medan

bapak Nadeak ini masih memiliki banyak tanah di daerah jalan Sisingamangaraja

14

, setelah Bapak Nadeak meninggal Pasar Simpang Limun ini pindah tangan pada

anak-anak Pak Nadeak untuk mengelola Pasar Limun sampai sekarang.

Pasar ini mulai beroperasi dari dini hari jam 2 pagi sampi sore hari. Di

beraneka ragam diantaranya kebutuhan pokok seperti sayur-sayuran, ikan, bumbu,

buah-buahan, alat-alat masak, pakaian dan yang lainnya. Pasar tradisonal Simpang

Limun Medan ini merupakan pasar tradisional yang masih banyak dikunjungi

oleh masyarakat. Baik dari kalangan rendah sampai kalangan tinggi atau

masyarkat yang bekerja dirumahan sampai masyarkat yang bekerja dikantoran.

Pasar Simpang Limun ini jika dilihat pintu utama diawali dengan

pengunjung atau pembeli yang akan langsung bertemu dengan pedagang buah.

Pedagang buah disana terdiri dari 10 pedagang dan dilanjut dengan penjual

sayur-sayuran. Dibelakang pasar Simpang Limun ini atau wilayah pasar yang berbatasan

14

(12)

dengan jalan Kemiri biasanya akan dipadati pedagang baju bekas (rombengan)

dan sebagian pedagang ikan.

Di dalam Pasar Simpang Limun Medan juga terdapat bangunan yaitu

Swalayan namun swalayan ini hampir sama kotornya dengan pasar tradisional

bedanya pasar ini berlantai semen dan diskat-skat oleh papan-papan. Para

pedagang dan pembeli mengatakan Swalayan tersebut masih termasuk Pasar

Simpang Limun. Hanya saja perbedaannya pada tempat penjualan pedagang.

Pedagang disana sudah memiliki tempat yang lebih bagus dibandingkan tempat

jualan di luar swalayan. Di dalam gedung tersebut masih diterapkan sistem tawar

menawar antara pembeli dan pedagang.

Pedagang Simpang Limun yang aktif berdagang di lokasi Simpang Limun

Medan berjumlah 105 stan yang bergabung semua jenis dagangan seperti pakaian,

buah-buahan, daging, segala jenis bumbu, gula dan beras, sayur-sauran dan

barang pecah belah. Para pedagang di dalam gedung tersebut termasuk

berkelompok walaupun sebagian diselang-selingi pedagang lainnya seperti

pedagang sayuran. Adapun untuk melihat lebih jelas banyak stan/pedagang yang

(13)

Tabel 7

Jumlah Stan Dagangan dan Jenis Dagangan

No Jenis Dagangan Pasar Simpang Limun

Pakaian 8

Dari tabel terlihat bahwa jumlah pedagang atau stan berjumlah 105 buah.

Stan/pedagang ini tidak berkumpul sesama pedagang buah atau pedagang pakaian

di salah satu tempat. Mereka ada yang terpisah dengan sesama yang barang

jualannnya sama.

Dalam berjualan para pedagang disini tidak serentak membuka toko/

lapak. Pedagang biasanya ada yang sudah buka jam 04.00 subuh dan sudah

berjualan ada yang buka jam 07.00 atau ada yang buka jam 09.00 dan ada yang

buka diatas jam 10. Pedagang/ stan yang buka jam 04.00 ke jam 09.00 biasanya

adalah para pedagang sayur-sayuran, pedagang buah-buahan, bumbu dan

pedagang ikan sedangkan pedagang kain, sepatu dan pedagang barang pecah

belah lebih sering buka pada jam 07.00 ke atas.

Berbeda pada saat membuka lapak atau tempat dagangan, para pedagang

(14)

tutup, walapun nanti masih ada pedagang tersebut ada yang terakhir pulang

dengan pedagang yang buka pada jam 07.00 seperti pedagang kain, sepatu dan

pedagang barang pecah belah.

Para pedagang di Pasar Simpang Limun Medan sangat beragam. Jika

dilihat misalnya pedagang sayur-mayur atau pedagang bumbu-bumbu dapur lebih

banyak dijual para pedagang perempuan antara umur 24-50 tahun dan untuk

waktu lamanya berjualan para pedagang perempuan di pasar simpang limun ini

sudah lama mungkin 5 tahun lebih. Dalam melakukan pekerjaan ini diakui

pedagang perempuan tidak banyak mengeluarkan tenaga, karena ketika buah-buah

atau sayur mereka datang dari toke biasanya sudah langsung mengangkat sayuran

dan buah-buahan tersebut ke tempat mereka berjualan.

Sedangkan untuk berjualan ikan dan daging biasanya banyak dipegang

oleh para kaum laki-laki berumur 20-40 tahun walapun satu atau dua orang

perempuan ikut masih bekerja. Pedagang perempuan bahkan sudah berjualan 5

tahun lebih. Dalam menjual barang dagangan ini diperlukan tenaga yang cukup

karena kadang pembeli menginginkan ikan atau daging yang dibeli sudah harus

dipotong dan dibersihkan sehingga otomatis para pedagang harus menyiapkan

tenaga untuk memotong baik ikan maupun daging. Dalam mengangkut ikan

sering dipakai tenaga laki-laki karena banyak ikan ketika sampai di pasar

simpang limun dengan keadaan bercampur air dan es sehingga sangat dibutuhkan

tenaga yang banyak dan pada daging misalnya daging masih berupa

(15)

di pasar. Sehingga untuk mengangkatnya ke tempat dagang harus yang memiliki

kekuatan yang lebih kuat.

Pedagang kain, sepatu dan barang pecah belah banyak dikelola satu

keluarga. Maksudnya ada satu keluarga yang berjualan berbagai jenis dagangan

dengan stan yang berbeda. Masing-masing stan memiliki pengawai tersendiri.

Pedagang kain, sepatu dan barang pecah belah ini lebih banyak di temukan di

dalam gedung yang baru, walaupun di luar gedung masih ada. Barang dagangan

kain, sepatu adan barang pecah belah ini lebih sering dikunjungi di siang hari

sampai sore hari dibandingkan dengan pagi hari.

Barang dagangan seperti sepatu, kain dihasilkan dari bandung, batam,

medan dan kota lainnya. Sama seperti kain, sepatu barang dagangan pecah belah

juga dihasilkan dari pabrik seperti Cina, Tanjung Morawa, Batam dan daerah

lainnya. Barang dagang sepatu, kain, barang pecah belah dan yang lainnya

bertambah hanya beberapa kali dalam sebulan. Berbeda dengan untuk jualan

seperti sayur, buah, ikan, bumbu yang tiap harinya selalu diantar dan berganti.

Pedagang sayur, buah-buahan, bumbu-bumbu dapur tidak banyak

menggunakan tenaga lain dalam membantu berjualan. Mereka banyak

menggunakan tenaga keluarga. Sebagaimana yang dikatakan Ibu Pasaribu (46) :

(16)

Seperti yang dikatakan informan diatas bahwa para penjual buah disini

masih menjual buah tidak banyak-banyak. Sehingga tidak perlu melakukan

penyewaan tenaga.

2.4.Penyedia Pasar Simpang Limun a. Pemerintah

Kelangsungan pasar bisa berlangsung dengan baik tidak terlepas dari

peran-peran pelaku pasar yang saling berkaitan satu dengn yang lainnya. Seperti

dinas pasar menyelenggarakan pengelolaan retribusi dan pendapatan lainnya, keamanan,

kebersihan, sarana, dan prasarana pasar dan pedagang kaki lima. Seksi Retribusi Pasar

mempunyai tugas menyelenggarakan pengelolaan retribusi pasar dan pendapatan lainnya.

Seksi Keamanan dan Kebersihan Pasar mempunyai tugas menyelenggarakan pengelolaan

keamanan dan kebersihan pasar dan pedagang kaki lima. Seksi Sarana dan Prasarana Pasar

mempunyai tugas menyelenggarakan pengelolaan sarana dan prasarana pasar dan

pedagang kaki lima. Sedangkan kuli angkut dan tukang becak adalah mereka yang bersedia

bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk keamanan pasar seperti preman yaitu

disepakati oleh para pedagang, karena pedagang yakin keamanan akan lebih terjamin

dibndingkan dengan petugas keamanan dari pemerintah.

b. Pemilik Pasar (swasta)

Di dalam Pasar Simpang Limun, disediakan oleh pemilik pasar sendiri

(17)

lapak semuanya disedikan oleh pemilik pasar. Terkecuali untuk kuli angkut,

tukang becak adalah mereka yang menginginkan pekerjaan dan bersedia bekerja.

2.5.Fasilitas di Pasar Simpang Limun a. Kamar Mandi dan Toilet

Pada Pasar Simpang Limun tersedia kamar mandi yang bisa dimanfaatkan

siapa saja yang berkunjung ke dalamnya. Kamar mandi ini disediakan oleh

pemerintah sendiri (Dinas Pasar) untuk dimanfaatkan sebaik mungkin. Namun

untuk kebersihan toilet sendiri diserahkan kepada masyarakat setempat lebih

tepatnya kepada seorang keluarga yang berdekatan rumahnya dengan toilet

tersebut. Supaya kebersihan kamar mandi tetap terjamin. Setiap orang yang ingin

mempergunuang air akan kamar mandi harus membayar terlebih dahulu. Harga

yang ditentukan berbeda, untuk buang air kecil cukup membayar Rp. 1.000

sedangkan buang air besar Rp. 2.000. Tujuan dibayarnya uang toilet tersebut

adalah sebagai upah yang bertugas membersih toilet tersebut.

Jika kebersihan kamar mandi pasar Simpang Limun yang dikelola

pemerintah ditanggung jawab-pi oleh masyarakat setempat, maka kamar mandi

pasar Simpang Limun yang dikelola swasta ditanggung jawab-pi oleh petugas

kebersihan yang disediakan pemilik pasar (swasta) . Jika dibandingkan antara

kedua pasar tersebut kamar mandi yang dimiliki pemerintah jauh lebih bersih dari

pada milik swasta. Sekalipun pembayaran kamar mandi milik swasta maupun

(18)

b. Bentuk-bentuk Lapak

Pada pasar milik pemerintah atau-pun swasta bentuk-bentuk lapak dibuat oleh

pemilik pasar sendiri yang diserahkan kepada petugas-petugas pasar untuk diatur

sedemikian rupa supaya tidak terjadi bentrok antar pedagang yakni, lapak penjual

ikan basah dikumpulkan jadi satu tempat paling ujung pasar dan yang berdekatan

dengan paret yang terdapat di pasar tersebut. Begitu juga pedagang sayur, ikan

asin, buah dan jenis dagangan lainnya ditempakan pada satu tempat.

Pengaturan lapak tersebut selain menghindari bentrok antar pedagang juga

menjaga kebersihan pasar. Karena letak lapak berkaitan juga dengan kebersihan

pasar, misalnya pedagang daging atau ikan basah di letakkan di tengah pasar

maka sisa-sisa atau kotoran ikan/ daging akan berserakan/mengalir ke semua arah

membuat pasar akan sangat kotor dan bau. Atau pedagang ikan basah dan daging

bersebelahan dengan pedagang baju akan menjadikan kedua pedagang tersebut

menjadi bentrok dimana pedang ikan basah dan daging jauh lebih bau akibat

sisa-sisa ikan yang dibersihkan maka sangat tidak nyaman bagi pembeli yang ingin

membeli baju sehingga mengurngi pendapatan pedagang dan berujung pada

bentrok antar kedua belapihak. Namun pedagang-pedagang yang tidak memiliki

lapak atau yang berjualan di jalan-jalan tidak memperdulikan posisi berjualan

mereka. Karena mereka merupkan pedagang liar yang tidak memiliki izin oleh

(19)

c. Tempat Sampah

Pemerintah maupun pemilik pasar (swasta) menyediakan tempat sampah

untuk dipergunakan para pedagang atau siapa saja yang berkunjung di pasar.

Petugas-petugas kebersihan akan mengangkut sampah-sampah untuk diangkut

mobil sampah yang disediakan pemerintah. Namun tempat sampah di pasar tidak

pernah bertahan lama. Oleh Karena itu sampah-sampah sering dibuang oleh

pedagang tau pembeli di sembarang tempat. Di samping tempat sampah yang

jumlahnya sedikit dan jaraknya berjauhan membuat para pedagang malas

membuang sampah pada tempatnya. Hal tersebut memicu kondisi pasar menjadi

kotor, bau dan becek.

2.6.Kondisi Pasar

Pasar Simpang Limun merupakan salah satu pasar terluas di Kota Medan.

Pasar ini banyak dimanfaatkan masyarakat baik masyarakat Medan bahkan luar

kota Medan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Pemanfaatan yang

masyarakat lakukan yakni, dengan berjualan hasil ladang mereka sendiri, atau

yang mereka peroleh dari toke. Tidak hanya itu saja keamanan dan kebersihan

pasar pun bisa mereka manfaatkan untuk memperoleh uang sebagai alat

pemenuhan kebutuhan mereka.

Masyarakat yang terlibat dalam Pasar Simpang Limun mengambil bagian

masing-masing dan saling berkaitan satu sama lain. Hal ini untuk menjalin

hubungan kerja sama yang baik. Pada kenyataanya aktivitas pasar memang

(20)

keuntungan yang besar dengan kerja yang tidak maksimal. Hal ini sangat

berpengaruh terhadap keadaan pasar yang kurang nyaman, dilihat dari kebersihan

pasar dan keamanan aktivitas pasar sendiri.

Kebersihan dan keamanan pasar telah dipercayakan kepada mereka yang

dipilih dan diberikan upah baik dari pemerintah dan pedagang sendiri. Namun dari

pengamatan peneliti kondisi pasar sangat jauh dari kata bersih karena kondisi

pasar yang sangat becek, bau dan sampah yang berserakan di lingkungan pasar

seakan tidak pernah dibersihkan. Menurut Ibu Simbolon yang merupakan salah

satu pedagang Simpang Limun:

“Kami sebagai pedagang memberikan upah kepada petugas pasar seharga

Rp. 2.000/ hari. Saya sebagai pedagang kurang puas dengan kinerja petugas kebersihan sendiri adek bisa lihat sendiri kondisi pasar yang banyak sampah seperti ini, hal ini bisa juga berdampak pada pendapatan saya karena pembeli akan malas datang ke tempat jualan saya melihat kondisi yang sangat becek apalagi pada saat hujan.”

Penjelasan Ibu Simbolon di atas memberikan jawaban bahwa petugas

pasar juga memberikan dampak negatif dimana pendapatan bisa juga berkurang

karena pembeli akan malas mendatangi tempat jualan pedagang tersebut. Karena

keadaan yang sangat becek apalagi pada saat hujan. Sekalipun petugas pasar telah

ditugasi terkadang mereka hanya membersihkan bagian depannya saja atau yang

di aspal saja. Kios di tengah-tengah pasar jarang mereka bersihkan membuat

sampah semakin bertumpuk hari demi hari. Hal ini membuat kondisi pasar

semakin memprihatinkan.

Menurut ka.mus besar Bahasa Indonesia, kebersihan adalah keadaan

bersih atau bebas dari kotoran (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka),

(21)

bebas dari kotoran, termasuk diantaranya debu, sampah dan bau. Di jaman

modern seperti sekarang ini, setelah ditemukannya mikroba, kebersihan juga

berarti bebas dari virus, bakteri dan bahan kimia berbahaya.

Tidak hanya kondisi pasar saja yang kurang di Pasar Simpang Limun,

kenyamanan pasar juga masih kurang. Sekalipun pedagang dan pemerintah telah

membayar petugas keamanan untuk menjaga keamanan pasar baik itu satpam dan

preman setempat. Preman pasar dibayar pedagang Rp. 1000/hari. Memang

preman-preman ini menjaga pasar mulai dari pagi sampai malam hari. Satpam

yang turut campur tangan pada keamanan pasar juga tidak selamanya menjamin

keamanan pasar, bahkan mereka sendiri yang memicu keributan pasar. Satpam

yang memberikan masuk pedagang-pedagang liar dengan dibayar Rp.35.000/hari.

Mereka tidak menyadari bahwa hal ini mebuat pasar semakin sembraut dan

semakin banyaknya sampah ditemukan di lingkungan pasar. Sebagaimana yang

dikatakan Ibu Sartika, seorang pedagang liar:

Gambar

Tabel 1.
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 5
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian dalam bentuk korelasi yang dilaksanakan pada tanggal 9 November 2016 bertujuan untuk mengetahui signifikansi kontrol diri dengan perilaku seksual pranikah

Tidak adanya hubungan antara asupan protein dengan kepadatan tulang kemungkinan disebabkan karena faktor lain seperti asupan makanan (kalsium, vitamin D dan fosfor), faktor

Setelah itu guru membantu siswa untuk refleksi terhadap hasil pemecahan masalah yang telah mereka diskusikan, dan memberikan pujian (reward ) bagi kelompok yang berhasil

Sementara itu guna membantu masyarakat di sekitar lokasi PATS dalam melakukan perawatan sistem tersebut maka perlu diadakan kegiatan pelatihan perawatan instalasi PATS.. Hal

SEM dan analisis -EDX padual Al seri 6063 pada perlakuan panas penuaan T78 (a) pada temperatur 240 0 C dengan waktu 1jam. Hasil pengamatan dengan SEM produk korosi tidak

Motivasi menjadi hal yang penting dalam kegiatan pembelajaran, karena jika motivasi tinggi maka kegiatan belajar dapat berjalan lancar dan materi yang dipelajari

Selanjutnya, dengan bidang kontak panas yang luas disertai turbulensi partikel fluidisasi yang cepat menyebabkan FBC teknologi bisa diaplikasikan untuk mengkonversi segala jenis

IL-1, IL-6, TNF- α , prostaglandin dan leukotrien tersebut mengaktifkan sel endotel untuk memproduksi molekul protein adhesi pada membran plasma (selektin) yang mengikat