• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUATAN KAPASITAS ANGGOTA DISABLE PERSON ORGANIZATION (DPO) MITRA SEJAHTERA DENGAN PELATIHAN KOMPUTER DAN INTERNET

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGUATAN KAPASITAS ANGGOTA DISABLE PERSON ORGANIZATION (DPO) MITRA SEJAHTERA DENGAN PELATIHAN KOMPUTER DAN INTERNET"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

505

PENGUATAN KAPASITAS ANGGOTA DISABLE PERSON

ORGANIZATION (DPO) MITRA SEJAHTERA DENGAN PELATIHAN

KOMPUTER DAN INTERNET

Umi Proboyekti1, Rosa Delima2 1

Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, UKDW;

2 Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, UKDW

othie@si.ukdw.ac.id; rosadelima@ti.ukdw.ac.id

ABSTRAK

Anggota dan pengurus DPO Mitra Sejahtera membutuhkan kemampuan penggunakan komputer dan Internet untuk mendukung kegiatan organisasi dan aktifitas keseharian. Tim Fakultas Teknologi Informasi UKDW menjawab kebutuhan ini dengan mengadakan pelatihan komputer dan internet. Materi meliputi pengenalan komputer dasar dan, penggunaan Internet. Materi untuk pengenalan komputer dasar adalah sistem operasi dan pengolah kata. Sedangkan materi penggunaan internet; pengenalan email-drive Google dan media sosial Facebook. Pelatihan dilaksanakan hari Jumat tanggal 19 Agustus 2016. pukul 08.00 sampai 15.00 di Kecamatan Nglipar, Gunung Kidul. Peralatan pelatihan terdiri dari 8 laptop yang disediakan oleh Tim FTI UKDW. Delapan laptop dibagi untuk kedua kelompok: 4 laptop untuk 9 peserta kelompok komputer dasar dan 4 laptop untuk 9 peserta di kelompok internet.

Kata kunci : DPO Mitra Sejahtera, Pelatihan komputer dan Internet, Penyandang disabilitas ABSTRACT

Members and the committee of Mitra Sejahtera DPO found the need of using computer and Internet access skills for organization and daily activities. Information Technology Faculty Team of Duta Wacana Christian University came with the training to meet the need of Mitra Sejahtera DPO. The team prepared 5 modules for the training: basic operating system and word processing for Basic Computer training; Google email, Google drive and Facebook modules for Internet using training. The training was held on Friday September 19 , 2016 from 8am to 3 pm in Nglipar, Gunung Kidul. There were 8 laptop provided for 18 participants. Four laptops for each group of 9 participants.

Keywords : Mitra Sejahtera DPO, Computer and Internet training, Disables People

LATAR BELAKANG

Organisasi Penyandang Disabilitas atau Disable Person Organization (DPO) yang diinisiasi oleh Yayasan Kesehatan Kristen Untuk Umum (Yakkum) memiliki aktifitas pemberdayaan dan advokasi terutama di bidang kesehatan bagi penyandang. Investasi DPO dalam menghasilkan tenaga trampil lewat pendidikan dan pelatihan merupakan kunci perkembangan ekonomi dan sosial suatu negara. Dana yang gunakan untuk membangun ketrampilan dan tingkatkan kapasitas sumber daya manusia tingkatkan partisipasi segi ekonomi dan sosial (Majid & Razzak, 2015).

DPO Mitra Sejahtera Kecamatan Nglipar Kabupaten Gunung Kidul memiliki 29 orang anggota. Aktifitas DPO meliputi bidang ekonomi, pelatihan dan infrastruktur. Aktifitas ekonomi adalah pengembangan usaha dengan simpan pinjam, pengembangan usaha kecil bersama, advokasi akses modal dan kesehatan kepada pemerintah. Bantuan pemasangan saluran air bersih

(2)

506

ke rumah anggota, dan mengirimkan anggota ke beberapa pelatihan kewirausahaan adalah aktifitas di bidang infrastruktur dan pelatihan.

Pengurus dan anggota DPO Mitra Sejahtera menyadari kebutuhan penggunaan komputer dalam pengelolaan organisasi dan aktifitas keseharian para anggota DPO. Kemampuan penggunaan komputer juga dapat mendukung para penyandang disabilitas untuk mendapatkan pekerjaan seperti resepsionis, operator komputer, dan kasir, misalnya (Majid & Razzak, 2015). Oleh karena pengurus dan anggota DPO belum memiliki kemampuan menggunakan komputer, pelatihan yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Duta Wacana. Materi yang dibutuhkan adalah pengoperasian komputer dan akses internet.

Berdasarkan kebutuhan tersebut, materi yang disiapkan adalah materi komputer dasar dan materi dengan internet. Materi komputer dasar meliputi pelatihan penggunaan komputer, dan aplikasi pengolah kata dengan MS Word. Menurut Farbeh-Tabrizi (2016) penyandang disabilitas dengan kemampuan menggunakan aplikasi pengolah kata dan data berhasil tingkatkan kehidupan mereka karena mendapatkan pekerjaan. Materi dengan internet meliputi pembuatan dan pemanfaatan email, pengenalan media sosial, dan pemanfaatan mesin pencarian untuk mengakses informasi.Media sosial memberdayakan penyandang disabilitas dengan rasa inklusi dalam sosial, bantu mereka untuk lepas dari isolasi dan tingkatkan keinginan untuk belajar (Farbeh-Tabrizi, 2016). Selain itu, identifikasi kemampuan literasi digital peserta dilakukan untuk mendapatkan profil peserta. Profil ini akan digunakan untuk pengembangan pelatihan selanjutnya.

MASALAH

Para penyandang cacat DPO Mitra Sejahtera membutuhkan kemampuan menggunakan komputer untuk kebutuhan berorganisasi dan mendukung dalam pekerjaan mereka.

METODE PELAKSANAAN

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dilakukan melalui beberapa tahapan yang diawali dengan kegiatan perkenalan dengan calon peserta pelatihan dalam hal ini DPO Mitra Sejahtera melalui diskusi pendahuluan. Diskusi dilakukan langsung dengan ketua DPO yaitu Bapak Hardiyo dan beberapa anggota DPO. Berdasarkan hasil diskusi diketahui permasalahan dihadapi adalah kemampuan anggota DPO dalam mengoperasikan komputer kurang. Sebagai tindak lanjut dari hasil diskusi yang dilakukan selanjutnya DPO Mitra Sejahtera mengajukan permintaan pelatihan kemampuan dasar penggunaan komputer dan Internet. Aktifitas ini sebagai aktifitas awal penguatan bagi DPO. Berdasarkan surat permohon yang diajukan DPO Mitra Sejahtera, selanjutnya dilakukan penetapan waktu, tempat, dan materi pelatihan. Aktifitas berikutnya yang dilakukan oleh tim pengabdi adalah melakukan analisis situasi, penyusunan skenario dan materi pelatihan, pelaksanaan kegiatan dan terakhir adalah evaluasi kegiatan.

Anggota DPO Mitra Sejahtera terbagi menjadi dua kelompok kemampuan:

1. Tidak mampu menggunakan komputer dan belum pernah menggunakan komputer, dan 2. Mampu menggunakan komputer tingkat dasar;

Dari hal tersebut sehingga dua pelatihan disiapkan, yaitu; pengenalan komputer dasar dan, penggunaan Internet. Materi untuk pengenalan komputer dasar adalah sistem operasi dan pengolah kata. Sedangkan materi penggunaan internet; pengenalan email-drive Google dan

(3)

507

media sosial Facebook. Selain itu materi pengenalan teknologi informasi akan diberikan untuk kedua kelompok untuk menjelaskan sejarah komputer, bagian dari komputer dan peralatan yang diperlukan untuk mengakses Internet. Setiap materi disajikan oleh satu pemateri, sehingga ada 5 pemateri dalam tim FTI UKDW yang akan menyiapkan materi. Mengingat beberapa peserta belum pernah menggunakan komputer sama sekali, maka dua mahasiswa diikutsertakan. Kedua mahasiswa mendampingi para peserta yang mengalami kesulitan dan tertinggal materi saat pelatihan.

Pelatihan dilaksanakan hari Jumat tanggal 19 Agustus 2016. pukul 08.00 sampai 15.00 di Kecamatan Nglipar, Gunung Kidul. Pelatihan diawali dengan pembukaan dan pengisian kuesioner untuk mendapatkan profil peserta pelatihan. Data profil yang diperoleh kemudian secara sederhana diinterpretasikan untuk mendapatkan profil peserta.

Peralatan dan infrastruktur pelatihan

Peralatan pelatihan terdiri dari 8 laptop yang disediakan oleh Tim FTI UKDW . Dengan kondisi kemampuan peserta seperti yang disebutkan di atas, maka 8 laptop dibagi untuk kedua kelompok: 4 laptop untuk kelompok komputer dasar dan 4 laptop untuk kelompok internet. Kelompok komputer dasar untuk 9 peserta yang belum dapat menggunakan komputer dan 9 peserta lainnya di kelompok internet.

Kurangnya fasilitas ini dikarenakan komputer yang rencana disiapkan oleh DPO tidak tersedia untuk menambah jumlah laptop yang disiapkan oleh Tim FTI UKDW. Namun demikian, dengan keterbatasan ini, penggunaan laptop yang mengharuskan mereka bergantian berlatih memberi kesempatan bagi masing-masing peserta untuk belajar dari melihat dan praktik. Pelaksanaan pelatihan untuk 2 kelompok ini dilakukan pada 1 ruang yang sama.

Ketersediaan satu ruang untuk dua pelatihan mengharuskan tim untuk membagi ruang tersebut menjadi dua area yang menghadap ke arah yang berbeda, sehingga kedua materi pelatihan dapat terlaksana. Suasana pelatihan cukup kondusif seperti pada Error! Reference source not found. dan

(4)

508

Gambar 1. Suasana Dua Kelompok Pelatihan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Peserta pelatihan terdiri dari 18 orang peserta. Sebagian peserta merupakan pria (67%). Berdasarkan usia diketahui bahwa rata-rata usia peserta pelatihan adalah 40 tahun dengan peserta tertua beusia 55 tahun dan peserta termuda berusia 21 tahun. Hampir semua peserta menyandang disabilitas dengan jenis yang berbeda. Sebagian besar peserta disabilitas merupakan tuna daksa atau cacat tubuh (44%), paraplegia dan cerebral palsy masing-masing (11%), polio, tuna grahita, dan amputasi tangan masing-masing 1 orang atau 5,5%.

Gambar 2. Penyajian materi pelatihan Komputer dan Internet Anggota Disable Person

Organization (DPO)

Berdasarkan tingkat pendidikan, sebagian besar peserta adalah merupakan lulusan SMA dan SMP masing-masing 39% dan 22%. Sementara itu separuh peserta memiliki pekerjaan sebagai pedagang atau wirausaha. Profil lengkap peserta pelatihan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Profil Peserta Pelatihan Komputer dan Internet Anggota Disable Person Organization (DPO)

(5)

509 Jenis Kelamin Pria 12 orang 67% Wanita 6 orang 33% Usia : Tertua 55 tahun Termuda 21 tahun Rata-Rata Usia 40 tahun

Jenis Disabilitas

Tuna Daksa 8 orang 44% Paraplegia 2 orang 11% Polio 1 orang 5.5% Tuna Grahita 1 orang 5,5% Cerebral Palsy 2 orang 11% Amputasi Tangan 1 orang 5,5%

Tanpa informasi 3 orang 17%

Tingkat Pendidikan

S1 1 orang 5,5% SMA 7 orang 39% SMP 4 orang 22% SD 2 orang 11% Tanpa Informasi 4 orang 22%

Jenis Pekerjaan

Wirausaha / Pedagang 9 orang 50% Pertanian 3 orang 17% Jasa 2 orang 11% Urusan Rumat Tangga 2 orang 11% Mahasiswa 1 orang 5,5%

(6)

510

Tanpa Informasi 1 orang 5,5%

Dalam penggunaan perangkat komputer, semua peserta menggunakan ponsel atau telepon selular lebih dahulu dari pada menggunakan komputer, dengan rata-rata 13 tahun masa penggunaan. Penggunaan ponsel untuk menelpon, mengirim pesan pendek (SMS), mendengarkan musik dan memfoto. Lima peserta baru menggunakan komputer pada saat pelatihan dan usia ke lima peserta tersebut 38 tahun ke atas. Dengan demikian, para peserta telah terbiasa dengan susunan informasi dan prosedur penggunaan layanan di ponsel. Ponsel dirasa sebagai kebutuhan dalam keseharian dan memberikan kemudahan.

Tantangan kelompok Komputer Dasar

Kelompok komputer dasar mendapatkan perhatian yang lebih karena dari 9 peserta, 5 orang baru kali itu menggunakan komputer. Mereka perlu didampingi untuk mengenali bagian dari komputer dan bahkan menggunakan atau memegang mouse. Materi komputer dasar diberikan untuk mereka dapat mengenali bagian komputer dan istilah serta icon atau simbol yang disajikan komputer. Pendampingan juga diperlukan untuk memastikan bahwa setiap peserta mendapatkan kesempatan untuk mengoperasikan komputer.

Pengenalan komputer juga dilakukan dengan aplikasi khusus yang disiapkan oleh salah satu anggota Tim FTI UKDW. Aplikasi tersebut untuk melatih mereka untuk mengetik, mengarahkan mouse, mengenal tombol enter dan spasi. Pelatihan ini mempersiapkan mereka untuk materi berikutnya yaitu komputer dasar.

Gambar 3. Cara memegang mouse (Mohon kalimat dibuat lengkap)

Komputer dasar memperkenalkan sistem operasi dan istilah-istilah dasar untuk mengoperasikan komputer. Membuat folder, membuka file, memindahkan file, menutup dan membuka sebuah aplikasi. Peserta bergantung pada contoh yang diberikan dan pada pendamping yang menjelaskan lagi operasi yang dilakukan. Kegagalan melakukan operasi sering terjadi sehingga pendamping perlu menuntun secara intensif dengan menunjukkan bagian yang harus diklik, atau menunjukkan cara drag dengan mouse. menggambarkan suasana pendampingan intensif untuk kelompok komputer dasar. Kegagalan mereka saat melakukan operasi juga dipengaruhi oleh cara peserta memegang mouse. Posisi tangan saat mengoperasikan

(7)

511

telunjuk kanan mouse tersentuh sehingga berubah posisi. Hal ini mengakibatkan objek yang gagal diklik. Peserta harus berulang kali diingatkan posisi menggunakan mouse agar tangan tidak cedera. Selain diingatkan oleh pendamping atau pemateri, peserta juga melihat contoh dari rekan di sebelahnya.

Hal lain dalam pelatihan adalah berlatih secara bergantian membuat sebagian dari mereka punya kesempatan melakukan observasi terhadap aktifitas rekan sebelum mempraktikkan pada gilirannya. Namun demikian waktu yang diperlukan untuk memberi kesempatan setiap peserta menjadi lebih banyak sehingga materi tidak dapat disampaikan secara lengkap

Tantangan kelompok Internet

Peserta pada kelompok Internet adalah peserta yang mampu menggunakan komputer lebih baik. Mereka tidak punya masalah dengan operasi dasar pada sistem operasi. Namun demikian, sekalipun mereka tidak asing dengan akses internet dan email, mereka belum memanfaatkan fasilitas lain seperti penyimpanan data secara cloud. Sebagian peserta belum mengenal Google Drive sekalipun memiliki akun email Gmail. Konsep penyimpanan data secara cloud belum dipahami dengan mudah.

Gambar 4. Pendampingan intensif

Hal lain dalam menggunakan akun Google, mengingat password adalah hal yang tidak mudah. Password yang dihasilkan adalah password yang keamanannya rendah karena mereka memilih untuk menggunakan data tanggal lahir dan nama anak sebagai password. Di satu sisi tanggal lahir dan nama anak adalah hal yang mudah diingat. Pelatihan pemanfaatan email, drive dan media sosial tidak mengalami kendala operasional karena peserta biasa menggunakan komputer. Pelatihan menekankan pada pemanfaatan email dan drive yang belum dipahami sepenuhnya. Email terkait dengan format dan etika serta mengirimkan ke tujuan dengan maksud tertentu; copy carbon dan blind copy carbon. Sementara media sosial menjadi salah satu materi yang menyenangkan dan mudah dipahami karena beberapa dari mereka sudah memiliki akun di Facebook. Dengan mudah mereka dapat saling

(8)

512

menambahkan daftar teman. Di luar materi yang diberikan, berdasarkan pengamatan, beberapa peserta tidak cukup kuat untuk menatap monitor komputer dalam waktu yang cukup lama. Beberapa merasakan tidak nyaman pada mata dan ijin untuk tidak mengikuti sesi pada akhir sesi. Selain itu, tantangan dalam penyajian materi adalah koneksi internet yang kurang stabil. Beberapa peserta tidak cukup paham cara pengaturan untuk terkoneksi dengan internet. Hal ini membuat penyaji materi fokus pada dua hal, yaitu materi dan koneksi internet, sementara mahasiswa pendamping lebih dibutuhkan di kelompok komputer dasar. Namun demikian, pelatihan tidak kekurangan waktu. Ini berarti materi yang diberikan seharusnya lebih mendalam dan disesuaikan dengan kebutuhan spesifik yang memanfaatkan email, drive dan media sosial.

Evaluasi

Secara keseluruhan kegiatan ini berjalan dengan baik dan lancar serta peserta pelatihan antusias mengikuti pelatihan. Kendala keterbatasan jumlah komputer tidak mempengaruhi keinginan peserta untuk berlatih. Sebagian peserta meminta agar materi pelatihan berikutnya berupa pendalaman materi aplikasi pengolah kata dan pengolah data. Permintaan ini didasarkan pada kebutuhan untuk mendukung pekerja sebagian besar peserta yang merupakan wirausaha pada berbagai bidang seperti yang dinyatakan oleh Majid &Razzak (2015) bahwa penyandang disabilitas diberdayakan dengan tujuan : persiapan kerja melalui pendidikan dan pelatihan, menjadikan masyarakat yang memberi manfaat, tingkatkan profil ketrampilan, menyadarkan pembuat kebijakan tentang pemberdayaan ketrampilan.

Penyandang disabilitas dengan kemampuan menggunakan aplikasi pengolah kata dan data berhasil tingkatkan kehidupan mereka karena mendapatkan pekerjaan (Farbeh-Tabrizi, 2016). Kemampuan yang rendah menyebabkan r penyandang disabilitas di dunia relatif hidup miskin. Kurangnya sumber daya, pendidikan, kelangkaan akses ke layanan mendasar adalah faktor-faktor penyebab. Para penyandang cacat bukanlah objek sumbangan tetapi lebih sebagai subjek dalam projek bersama dengan DPO sebagai pemerhati dan pendamping (Degener, 2016). Karena itu pelatihan berikutnya menjadi hal yang perlu untuk dilakukan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan aktifitas Pengabdian Kepada Masyarakat yang telah dilaksanakan dapat dirumuskan beberapa kesimpulan yaitu : (1) ada kesenjangan yang cukup besar antara materi komputer dasar dan kemampuan peserta. Sebaliknya materi Internet kurang memberi tantangan yang tepat guna bagi peserta; (2) penjajakan kebutuhan awal peserta kurang spesifik dan profil peserta kurang dikomunikasikan sehingga materi yang diberikan belum menjawab kebutuhan para peserta; (3) profil peserta yang diperoleh melalui kuesioner dapat dimanfaatkan untuk merancang pelatihan lanjutan agar sesuai dengan kebutuhan.

Saran untuk pelaksanaan kegiatan yang lebih baik meliputi : (1) peralatan pendukung pelatihan disesuaikan dengan jumlah peserta pelatuhan; (2) materi pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan agar tepat guna; (3) ada target capaian yang jelas serta pendampingan untuk memastikan ketrampilan meningkat dan dimanfaatkan untuk mendukung kesejahteraan hidup mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Degener, T. (2016). Disability in a Human Rights Context. Laws, 5(35). doi:10.3390/laws5030035

Farbeh-Tabrizi, K. (2016). Effective computer training for people with disability. Jounal of

Applied Computing and Information Technology, 16(1). Dipetik 9 21, 2016, dari

(9)

513

Majid, S., & Razzak, A. (2015). Designing a Model of Vocational Training Programs for Disables through ODL. Turkish Online Journal of Distance Education, 16 (1).

SESI TANYA JAWAB

Nama

Pemakalah

Nama Penanya

Asal

Institusi Isi Pertanyaan Jawaban

Umi Proboyekti Aurellia Eunice Wahono UK Petra Surabaya

1. Bagi anggota Disable Person Organization (DPO) yang berusia 50 tahun keatas apakah cukup efektif mengingat tujuan pengajaran dan sosialisasi penggunaan komputer adalah supaya mereka punya skill yang berfungsi di organisasi?

Dari sesi peserta: ketika pelatihan dilakukan pengabdi tidak mengidentifikasi profil calon peserta tapi melalui organisasi masyarakat sehingga oganisasi masyarakat yang menentukan pesertanya Disable Person Organization (DPO). Chatarina Regina Soebekti UK Petra Surabaya 2. Untuk menginginkan yang nantinya bisa berjualan online kira-kira butuh berapa kali pelatihan? Apakah pelatihannya sudah terprogram, apa saja yang akan diajarakan?

Setelah di lapangan, pemakalah/pengabdi harus berpikir panjang. Tapi mereka sangat familiar dengan peralatan smartphone (tidak gaptek amat); mereka punya peluang untuk memanfaatkan teknologi; peserta tua karena anggota DPO ya sdh tua semua (tdk ada pilihan).

Ardeneline Larayana

UKRIDA Jakarta

3. Kenapa hanya para orang tua saja yang mengikuti pelatihan komputer internet? Mungkin anak-anak mereka juga bisa mengikuti, karena menurut saya dimulai dari anak-anak dan anak-anak itu sendiri akan mengajari para orang tua mereka.

Dari sesi peserta: ketika pelatihan dilakukan pengabdi tidak mengidentifikasi profil calon peserta tapi melalui organisasi masyarakat sehingga oganisasi masyarakat yang menentukan pesertanya (DPO). Peserta pelatihan tua karena anggota DPO ya sdh tua semua (tdk ada pilihan).

Gambar

Gambar 1. Suasana Dua Kelompok Pelatihan
Gambar 3. Cara memegang mouse (Mohon kalimat dibuat lengkap)
Gambar 4. Pendampingan intensif

Referensi

Dokumen terkait

Flypaper Effect adalah suatu kondisi yang terjadi pada saat pemerintah daerah merespon belanja daerah dengan lebih banyak mengandalkan atau menggunakan dana transfer yang berasal

- The purpose of a review is to analyze critically a segment of a - The purpose of a review is to analyze critically a segment of a published body of knowledge through summary ,

Memberikan masukan bagi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, sebagai unit eselon I pada Kementerian Keuangan yang menaungi KPKNL Tangerang, khususnya dalam penyusunan

Vitrifikasi tunggal dilakukan masing-masing pada embrio tahap zigot (VZ) dan embrio tahap blastosis (VB), sedangkan vitrifikasi ganda (VZB) dilakukan pada embrio yang sama,

Bagi guru dan calon guru, bahwa dengan menggunakan pendekatan SAVI dapat digunakan dalam pembelajaran matematika sehingga suasana belajar akan menyenangkan,

Selanjutnya dilakukan pemeriksaan untuk ukuran kinerja pada setiap jenis kinerja. Untuk ukuran kinerja yang sama, nilainya akan diperbandingkan antar pabrik gula dalam

Pembekalan PPL merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh pihak LPPMP sebagai lembaga yang menangani program PPL di Universitas Negeri Yogyakarta melalui

It is also shows that training and central government have significant influence toward local government accounting practices but local government size, local government