• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRACT. By : Irpan Nugraha NPM Guided by: Wawan Sukmana SE., M.Si. Ak.,CA Iwan Hermansyah SE., M.Si. Ak.,CA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRACT. By : Irpan Nugraha NPM Guided by: Wawan Sukmana SE., M.Si. Ak.,CA Iwan Hermansyah SE., M.Si. Ak.,CA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

(Censuss at Manufacturing Company Sub-Sector of Food and Beverages Industry at BEI)

By : Irpan Nugraha NPM 113403045

Guided by:

Wawan Sukmana SE., M.Si. Ak.,CA Iwan Hermansyah SE., M.Si. Ak.,CA

The purposes of this research is to know and analysize the cash turnover and recievables turnover on Listed to rentability of Manufacturing Company Sub-sector Food and Beverages Industri at BEI and the influence of cash turnover and recievables turnover to rentability of Manufacturing Company Sub-sector Food and Beverages Industry at BEI. The mettodologies used in this research is descriptive analysis with approach of censuss. Data that is needed in this research is data of secondary document of loading historical transaction of company’s finance. Secondary data in this research is data steming from notes publicized by Bursa Efek Indonesia (PT. BEI). The data and information obtained from this research result analyzed by using path analysis. Sum up population checked is data of 2013-2014 period at Manufacturing Company Sub-sector Food and Beverages Industry. The results showed that the cash turnover and recievables turnover at the same time, an insignificant effect to rentability of Manufacturing Company Sub-sector Food and Beverages Industri at BEI. Partly cash turnover does not significantly effect to rentability while recievables turnover no significant impact to rentability. Suggested for Manufacturing Company Sub-sector Food and Beverages Industri To more improve cash turnover and recievables turnover in order to finance his company more effective and efficient so as to increasing the rentability of the company.

(2)

PENDAHULUAN

Dalam masa pembangunan seperti saat ini, persaingan di sektor industri Manufaktur semakin tajam. Hal ini menyebabkan setiap perusahaan berupaya untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan mengembangkan usahanya. Perolehan laba dapat dilihat dari efisiensi perusahaan menggunakan modalnya secara efisien dan mampu memperoleh laba yang besar sehingga perusahaan tidak akan mengalami kesulitan keuangan dalam mengembalikan hutangnya dan jika terjadi kebutuhan dana secara mendadak. Dengan mengetahui rasio dasar dalam analisis keuangan yang salah satunya adalah rasio rentabilitas, dapat diketahui tingkat kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba dalam periode tertentu.

Sebagaimana bentuk perusahaan lainnya, penyelenggaraan usaha tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan akan modal kerja, modal kerja adalah aktiva lancar yang digunakan dalam kegiatan operasional dan selalu berputar dalam periode tertentu. Periode perputaran modal kerja (Working Capital Turnover periode) dimulai dari saat dimana kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai saat dimana kembali lagi menjadi kas. Periode perputaran modal kerja adalah tergantung pada berapa lama periode perputaran dari masing-masing komponen dari modal kerja tersebut. Elemen modal kerja adalah semua aktiva lancar, sedangkan yang dimaksud dengan aktiva lancar adalah seluruh aktiva yang diharapkan dapat kembali menjadi bentuk asalnya dalam waktu satu tahun atau siklus kegiatan normal usaha. Dengan demikian, yang diperhatikan dalam modal kerja adalah kas, piutang, dan persediaan.

(3)

Kas merupakan bentuk aktiva yang paling likuid, yang bisa dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban financial perusahaan. (Husnan dan Pudjiastuti, 2009:36).

Selain kas, komponen lainnya adalah piutang, yang timbul karena adanya penjualan kredit, semakin besar penjulan kredit maka semakin besar pula investasi dalam piutang dan akibatnya risiko atau biaya yang akan dikeluarkan akan semakin besar pula (Santoso dan Nur, 2010 :98).

Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu disebut rentabilitas atau profitabilitas. Masalah rentabilitas ini penting bagi kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan. Perkembangan Industri Manufaktur di Indonesia menarik untuk dicermati. Industri ini merupakan salah satu industri yang dapat bertahan di tengah kondisi perekonomian Indonesia. Di Indonesia terdapat banyak Perusahaan Manufaktur yang sudah listing di Bursa Efek Indonesia. Dari beberapa perusahaan manufaktur yang sudah listing di Bursa saham terdapat 3 sektor industri yaitu, industry barang konsumsi, aneka industry dan industry dasar dan kimia. Disini penelitian dilakukan untuk sektor industri barang konsumsi dari perusahaan – perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan pencapaian laba, pembiayaan baru, dan piutang yang dikelola, perusahaan – perusahaan manufaktur ini di Bursa Efek Indonesia.

Dalam usahanya Perusahaan Manufaktur ini juga mengalami permasalahan terutama dalam pengelolaan kas sering terjadi adanya pengangguran uang kas yang berlebihan.

(4)

Jumlah kas yang ada di Perusahaan Manufaktur di sub sektor Industri Makanan dan minuman ini tergolong tinggi, banyaknya kas yang menganggur ini mengakibatkan perputaran kas pada perusahaan – perusahaan ini rendah yang berarti penggunaan modal kerjanya belum optimal.

Berdasarkan permasalahan di atas, penulis tertarik mengadakan penelitian berkaitan dengan analisis terhadap laporan keuangan yang dapat memberikan informasi mengenai perputaran kas dan perputaran piutang dengan tingkat rentabilitas, dengan mengadakan penelitian: “Pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Piutang Terhadap Rentabilitas (Sensus pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Industri Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia)”.

Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang penelitian yang dikemukakan di atas, maka penulis mencoba mengidentifikasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana perputaran kas, perputaran piutang dan rentabilitas pada Perusahaan Manufaktur di BEI

2. Bagaimana perputaran Piutang Perusahaan Manufaktur di BEI 3. Bagaimana rentabilitas pada Perusahaan Manufaktur di BEI

4. Bagaimana pengaruh perputaran kas dan perputaran piutang baik secara parsial maupun simultan terhadap rentabilitas pada Perusahaan Manufaktur di BEI.

(5)

Tinjauan Pustaka

Dalam usaha pada umumnya perusahaan bertujuan untuk mencapai keuntungan (laba). Keuntungan itu dirasakan sangat penting demi kelangsungan dan perkembangan kegiatan usaha, sehingga didalamnya tersirat suatu efisiensi, dimana hal ini merupakan makna organisasi ekonomi.

Perolehan laba dapat dilihat dari efisiensi perusahaan menggunakan modalnya secara efisien dan mampu memperoleh laba yang besar sehingga perusahaan tidak akan mengalami kesulitan keuangan dalam mengembalikan hutangnya dan jika terjadi kebutuhan dana secara mendadak. Dengan mengetahui rasio dasar dalam analisis keuangan yang salah satunya adalah rasio rentabilitas, dapat diketahui tingkat kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba dalam periode tertentu.

Mengingat pentingnya modal kerja di dalam perusahaan, manajer keuangan harus dapat merencanakan dengan baik besarnya jumlah modal kerja yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan, karena jika terjadi kelebihan atau kekurangan dana hal ini akan mempengaruhi tingkat rentabilitas perusahaan. Jika perusahaan kelebihan modal kerja akan menyebabkan banyak dana yang menganggur, sehingga dapat memperkecil rentabilitas. Sedangkan apabila kekurangan modal kerja, maka akan menghambat kegiatan operasional perusahaan.

Disini penelitian dilakukan pada 2 komponen modal kerja yaitu kas dan piutang. Kedua komponen modal kerja tersebut dapat dikelola dengan cara yang

(6)

berbeda untuk memaksimalkan rentabilitas atau untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan.

Kas merupakan bentuk aktiva yang paling likuid, yang bisa dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban financial perusahaan. (Husnan dan Pudjiastuti, 2009:36).

Sedangkan perputaran kas, menurut Bambang Riyanto (2011 :95) adalah : “Perputaran kas adalah Perbandingan antara penjualan dengan jumlah kas rata-rata.”

Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan kas yang dilakukan oleh perusahaan. Dalam mengukur tingkat perputaran kas, sumber masuknya kas yang telah tertanam dalam modal kerja adalah berasal dari aktivitas operasional perusahaan.

Menurut Wild, Subramanyan dan Haley (2012 : 42), perputaran kas dalam satu periode dapat dihitung dengan rumus:

Perputaran Kas =

Sedangkan perputaran piutang menurut Kasmir (2011 : 176) adalah

”Perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama pengihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode”.

Penjualan Bersih Rata – rata Kas dan Setara Kas

(7)

Makin cepat perputaran piutang makin baik kondisi keuangan perusahaan. Menurut Susan Irawati (2006:54), Perputaran piutang (receivable turnover) dapat disajikan dengan perhitungan dalam bentuk rumus sebagai berikut:

Perputaran Piutang =

Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa rasio perputaran piutang yang tinggi mencerminkan kualitas piutang yang semakin baik. Tingkat perputaran piutang suatu perusahaan dapat menggambarkan tingkat efisiensi modal perusahaan yang ditanamkan dalam piutang, sehingga semakin tinggi perputaran piutang berarti semakin efisien modal yang digunakan.

Perputaran kas dan perputaran piutang yang baik tentu saja akan semakin mengefisiensikan modal yang digunakan perusahaan sehingga berpengaruh terhadap rentabilitas dan perolehan laba perusahaan.

Rentabilitas modal sendiri Menurut Martono (2011:18):

“rentabilitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari modal yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut”.

Untuk mengetahui bagaimana perusahaan dapat meningkatkan rentabilitas atau return on equity (ROE), dapat digunakan perhitungan sederhana untuk merumuskan kembali rasio tersebut dari tiga komponen utamanya:

Penjualan Bersih Piutang Rata – rata x time

(8)

Sumber : Martono, (2011 : 18)

Keterangan :

Net Income = Pendapatan bersih setelah pajak

Total Equity = total Modal perusahaan

Untuk dapat menentukan tingkat rentabilitas tersebut, perusahaan dapat melihat laporan keuangannya. Laporan keuangan merupakan sumber informasi yang penting bagi perusahaan. Sumber informasi tersebut akan lebih bermanfaat bila dilakukan analisa atau interpretasi terlebih dahulu.

Disamping itu dengan laporan keuangan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan untuk menentukan tingkat rentabilitas perusahaan. Dengan menganalisa laporan keuangan pada periode yang ditentukan maka manajemen perusahaan dapat mengetahui tingkat rentabilitas, dan besarnya perputaran kas dan perputaran piutang selama periode tertentu.

Menurut Sutrisno dalam buku Akuntansi Keuangan (2010 : 87) menjelaskan pengaruh komponen – komponen modal kerja terhadap rentabilitas modal sendiri adalah sebagai berikut:

“Perencanaan besarnya jumlah komponen modal kerja yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan, akan mempengaruhi tingkat rentabilitas perusahaan. Jika perusahaan kelebihan kas, piutang dan persediaan akan menyebabkan banyak dana yang menganggur, sehingga dapat memperkecil

Net Income

(9)

rentabilitas. Sedangkan apabila kekurangan, maka akan menghambat kegiatan operasional perusahaan”.

Dari penjelasan diatas mengartikan bahwasannya, tingkat rentabilitas modal sendiri akan tergantung pada perputaran komponen – komponen modal kerja yang diantara perputaran kas dan perputaran piutang .

Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

“Perputaran Kas dan Perputaran Piutang berpengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap Rentabilitas”.

Operasional Variabel

 Variabel Bebas ( independen )

Yaitu variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terkait). Menurut Sugiyono, (2009: 59). Bahkan variabel independen merupakan variabel yang keberadaannya menjadi faktor penyebab yang dapat mempengaruhi variabel lain, dalam hal ini variabel dependenya. Dalam penelitian ini yang dijadikan variabel independen adalah : Perputaran kas (X1) dan Perputaran Piutang (X2)  Variabel terkait (Dependen)

Yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. (Sugiyono, 2009: 59). Dalam penelitian ini yang dijadikan variabel dependen adalah : Rentabilitas (Y)

(10)

Model / Paradigma Penelitian

Gambar 3.2 Paradigma penelitian

Perputaran Kas Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Indutri Makanan dan Minuman

Perkembangan perputaran kas pada perusahaan – perusahaan Manufaktur Sub sektor Industri Makanan dan Minuman periode 2014 secara umum baik. Secara keseluruhan perputaran kas tertinggi diperoleh oleh PT. Cahaya Kalbar Tbk. pada tahun 2014 sebesar 133,6 kali. Perputaran kas terendah diperoleh oleh PT. Delta Djakarta, Tbk. pada tahun 2014 sebesar 1,7 kali. Peningkatan dan penurunan tersebut disebabkan oleh perkembangan dari kinerja perusahaan dalam efektifitas penggunaan kas.

Perputaran Piutang Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Indutri Makanan dan Minuman

Perkembangan perputaran piutang pada perusahaan – perusahaan Manufaktur Sub sektor Industri Makanan dan Minuman periode 2014 secara umum baik. Secara keseluruhan perputaran piutang tertinggi diperoleh oleh PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. sebesar 14,6 kali. Perputaran piutang terendah diperoleh oleh PT. Tri Banyan Tirta, Tbk. sebesar 2,1 kali. Peningkatan dan

X1 𝜌yx2 𝜌yx1 rx1x2 X2 Y

(11)

penurunan tersebut disebabkan oleh perkembangan dari kinerja perusahaan dalam efektifitas pengembalian piutang perusahaan.

Rentabilitas (ROE) Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Indutri Makanan dan Minuman

Perkembangan rentabilitas (ROE) pada perusahaan – perusahaan Manufaktur Sub sektor Industri Makanan dan Minuman periode 2014. Return of Equity tertinggi terjadi pada Ultra Jaya Milk Indutry Trading Company, Tbk tahun 2014 sebesar 11.2% dan terendah terjadi pada Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk tahun 2014 sebesar 2,8%. Apabila terjadi penurunan Return of Equity akan ditanggapi negatif oleh para investor karena menggambarkan penurunan kemampuan perusahaan dalam melakukan pengembalian ekuitas atau menghasilkan laba perusahaan. Apabila Return of Equity meningkat maka menunjukan semakin banyaknya laba dan keuntungan yang dapat dihasilkan perusahaan.

Pengaruh secara parsial Perputaran Kas terhadap Rentabilitas (ROE) Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Indutri Makanan dan Minuman

Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan uji t pada hasil perhitungan SPSS V.19 untuk variabel Perputran Kas diperoleh nilai thitung = 2,290 dengan nilai signifikansi sebesar 0,071 dan dk = (n-k-1) = 5 maka nilai ttabel = +2,571 dari perhitungan tersebut diperoleh bahwa nilai thitung < ttabel dan berdasarkan probabilitas nilai signifikansi sebesar 0,071 > 0,05. Dengan demikian hal ini berarti Ho1 diterima atau dengan kata lain perputaran kas berpengaruh tidak signifikan terhadap rentabilitas pada perusahaan – perusahaan Manufaktur Sub sektor Industri Makanan dan Minuman periode 2013 – 2014.

(12)

Pengaruh secara parsial Perputaran Piutang terhadap Rentabilitas (ROE) Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Indutri Makanan dan Minuman

Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan uji t pada hasil perhitungan SPSS V.19 untuk variabel Perputaran Piutang diperoleh nilai thitung = 0,789 dengan nilai signifikansi sebesar 0,466 dan dk = (n-k-1) = 5 maka nilai ttabel = +2,571 dari perhitungan tersebut diperoleh bahwa nilai thitung < ttabel dan berdasarkan probabilitas nilai signifikansi sebesar 0,466 > 0,05. Dengan demikian hal ini berarti Ho2 diterima atau dengan kata lain Perputaran Piutang berpengaruh tidak signifikan terhadap Rentabilitas (ROE) Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Indutri Makanan dan Minuman.

Pengaruh secara simultan Perputaran Kas dan Perputaran Piutang terhadap Rentabilitas (ROE) Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Indutri Makanan dan Minuman

Untuk mengetahui pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Piutang terhadap Rentabilitas (ROE) Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Indutri Makanan dan Minuman secara simultan, maka sebagaimana hasil perhitungan masing-masing variabel pada pengaruh parsial, dapat diperoleh dengan cara menjumlah seluruh nilai pengaruh-pengaruh parsial yaitu 0,48968667 + 0,08115067 = 0,57083734 sehingga didapat nilai pengaruh sebesar 0,57 atau sebesar 57%. Jadi total pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Piutang terhadap Rentabilitas (ROE) Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Indutri Makanan dan Minuman periode 2013-2014 adalah 57%.

Berdasarkan hasil analisis di atas menunjukan bahwa variabel Perputaran Kas/X1 dan Perputaran Piutang/X2 secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap Rentabilitas (Y) pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Indutri

(13)

Makanan dan Minuman dengan total pengaruh secara simultan sebesar 57%, dan sisanya sebesar 43% harga saham dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Perputaran Kas Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Indutri Makanan dan Minuman periode 2014 secara umum baik, ditunjukan oleh perputaran kas yang positf di seluruh perusahaan. Hal tersebut menunjukan bahwa untuk perputaran kas pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Indutri Makanan dan Minuman periode 2014 mengalami trend yang positif dan mampu meningkatkan Rentabilitas Perusahaan

2. Perputaran Piutang Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Indutri Makanan dan Minuman periode 2014 secara umum baik, ditunjukan oleh perputaran kas yang positf di seluruh perusahaan. Hal tersebut menunjukan bahwa untuk perputaran Piutang pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Indutri Makanan dan Minuman periode 2014 mengalami trend yang positif dan mampu meningkatkan Rentabilitas Perusahaan.

3. Rentabilitas (ROE) Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Indutri Makanan dan Minuman periode 2014 secara umum baik ditunjukan dengan jumlah ROE yang positif setiap perusahaan.

(14)

4. Perputaran kas dan Perputaran Piutang berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap Rentabilitas (ROE) Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Indutri Makanan dan Minuman periode 2013-2014.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, Adapun saran penulis sebagai berikut: 1. Bagi Perusahaan

Perusahaan hendaknya tidak hanya memperhatikan variabel Perputaran kas dan Perputaran Piutangsaja agar Rentabilitas perusahaan meningkat tetapi dengan memperhatikan faktor permintaan, penawaran, faktor fundamental dan faktor teknikal.

2. Bagi Investor

Hasil penelitian menunjukan bahwa antara Perputaran kas dan Perputaran Piutang terhadap Rentabilitas terjadi kolerasi yang rendah. Oleh karena itu, disarankan bagi investor yang akan berinvestasi untuk berpikir raisonal dengan melakukan analisis sebelum membuat keputusan untuk berinvestasi. Tidak hanya melakukan analisis fundamental tetapi dengan analisis

teknikalnya. 3. Bagi Peneliti Lain

Disarankan bagi peneliti lain dapat melakukan penelitian yang sifatnya pengembangan , dengan menambahkan periode waktu penelitian yang lebih lama, sehingga dapat dilihat apakah hasil yang didapat akan sama atau berbeda sehingga dapat menjadi bahan perbandingan dan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang permasalahan yang sama.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Rodoni dan Herni Ali (2010 : 34), Kamus Investasi. http://www.eForexs.com. [4 Maret 2010]

Assauri, S. (2009). "Manajemen Produksi dan Operasi" (Revisi ed.). Jakarta: FE UI.

Astuti, D. (2010). "Manajemen Keuangan Perusahaan". Jakarta: PT. Ghalia Indonesia.

Brealey, R., & Stewart, M. (2010). "Principles of Corporate Finance". USA: McGraw-Hill Book Company.

Darsono P, S. S. (2012). "Manajemen Keuangan". Jakarta: DIADIT MEDIA. Harahap, S. S. (2009). "Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan". Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada.

Harnanto. (2012). "Akuntansi Keuangan Menengah". Yogyakarta: BPFE.

Husnan, S., & Enny, P. (2009). "Dasar-Dasar Manajemen Keuangan". Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Kasmir, (2011). “Manajemen Keuangan”. Jakarta : Ekonesia Irawati, S. (2010). "Manajemen Keuangan". Bandung: Pustaka.

Martono, & Harjito, A. (2011). "Manajemen Keuangan". Yogyakarta: Ekonisia Fakultas Ekonomi UI.

Munawir. (2009)." Analisis Laporan Keuangan" (4 ed.). Yogyakarta: Liberty. Riyanto, B. (2011). "Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan". Yogyakarta:

BPFE.

Santoso. (2013). "Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik". Jakarta: Elex Mediaw.

Sugiyono. (2009). "Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D". Bandung: Alfabeta.

www.idx.co.id www.google.com

Gambar

Gambar 3.2  Paradigma penelitian

Referensi

Dokumen terkait

(6) Dalam hal Pegawai Perumda BPR Bank Daerah Kabupaten Madiun sebagaimana dimaksud pada ayat (5) tidak dapat membuktikan bahwa ia bebas dari

kriteria yang telah ditetapkan untuk memberikan interpretasi terhadap masing-masing interval kelas, maka angka tersebut berada pada rentang interval 120-147 yang tergolong

Seberang Gunung (265 Ha) 476.605.000,00 RANGKING PENAWAR BESAR PENAWARAN BUKA SAMPUL (Rp) BESAR PENAWARAN SETELAH ARITMATIK (Rp) % PENAWARAN TERHADAP HPS

Berdasarkan temuan ini, pembelajaran ecophysics dengan ecopedagogy dapat mengembangkan sikap ekologis mahasiswa calon guru fisika melalui proses pembelajaran holistik

Dari hasil penelitian, metode Promethee dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahan yang ada pada pemilihan siswa terbaik untuk kelas unggulan di SMP Negeri

Dari hasil penelitian yang dilakukan Di Gugus IV Labuapi Tahun Ajaran 2018/2019 maka dapat ditaraik kesimpulan sebagai berikut: Hasil dari analisis data penelitian dan

Simpangan antar lantai yang dihitung berdasarkan persamaan diatas tidak boleh melebihi 2,5% dari jarak lantai untuk struktur dengan waktu getar dasar lebih kecil daripada atau

5.16 Petugas pengawas mutu (quality assurance) dapat melakukan wawancara, perhitungan ulang atau metoda verifikasi lainnya untuk memastikan pengambilan data,