1.1 Latar Belakang Masalah
Pada negara-negara berkembang seperti Indonesia, Malaysia, Cina, dan Thailand daya beli masyarakat masih relatif rendah. Tetapi di lain pihak, kesibukan, jam kerja dan kebutuhan untuk menempuh jarak yang jauh mengharuskan masyarakat untuk membeli alat transportasi yang murah dan rendah biaya perawatannya. Pada akhirnya, sepeda motor menjadi pilihan paling tepat untuk kondisi tersebut.
Di jaman yang semakin modern ini persaingan dan efektifitas kerja semakin diutamakan, sehingga waktu adalah barang mahal yang tidak boleh disia-siakan. Karena itu, pada kondisi seperti ini keadaan jalan juga merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan karena sangat berhubungan dengan efektifitas kerja.
Di Jakarta, kemacetan dan kepadatan lalu lintas adalah hal yang biasa terjadi. Bahkan banyak yang mengidentikkan Jakarta dengan kemacetan. Kemacetan tersebut terjadi karena tingginya intensitas kendaraan di jalan, baik sepeda motor atau kendaraan beroda tiga atau lebih.
Dengan intensitas kendaraan beroda tiga atau lebih yang relatif tinggi, banyaknya sepeda motor yang berlalu-lalang di jalan-jalan protokol sudah mencapai taraf mengganggu. Karena posturnya yang relatif ramping sepeda motor dapat berpindah jalur secara bebas dan cenderung sembarangan. Hal itu tentunya sangat mengganggu aliran kendaraan-kendaraan jenis lain yang berada
pada jalan yang sama, mengingat sepeda motor lebih banyak jumlahnya daripada mobil atau jenis kendaraan lain yang berdimensi lebih besar.
Karena itu dibutuhkan strategi manajemen yang baik untuk mengatur aliran sepeda motor tersebut agar dapat meminimalisasi gangguan terhadap kendaraan jenis lain. Hal ini disebabkan jumlah pengguna sepeda motor di Jakarta meningkat secara drastis setiap tahunnya. Salah satu indikasinya adalah meningkatnya penjualan motor Honda (acuan ini diambil mengingat mayoritas penduduk Jakarta menggunakan motor dengan merek Honda) dari setiap tahunnya.
Pada tahun 2004, Honda berhasil menjual 2.030.000 unit. Sedangkan pada tahun 2005 penjualannya meningkat menjadi 2.488.654 unit, dan terus meningkat setiap tahunnya. Gambaran yang lebih signifikan tentang perkembangan populasi sepeda motor di Jakarta dipaparkan pada tabel berikut.
Tabel 1.1 Produksi, Penjualan, Ekspor Sepeda Motor Sumber : Web site Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI)
Produksi, Penjualan, dan Ekspor Sepeda Motor
Tahun Produksi Distribusi Ekspor Populasi
1991 445,765 440,179 - -1992 488,584 486,914 - -1993 621,085 621,544 - -1994 781,404 785,204 - 7,787,720 1995 1,042,938 1,035,598 - 8,784,456 1996 1,425,373 1,426,902 50,255 10,090,806 1997 1,861,111 1,852,906 51,816 10,808,558 1998 519,404 517,914 84,363 12,600,582 1999 571,953 587,402 99,651 13,053,148 2000 982,380 979,422 115,278 13,563,017 2001 1,644,133 1,650,770 74,948 15,336,872 2002 2,318,241 2,317,991 52,517 18,061,414
2003 2,814,054 2,823,702 13,806 23,312,945
2004 3,897,250 3,900,518 1,774 28,963,987
2005 (Juni) 2,466,457 2,463,355 7,857
Data-data tersebut membuktikan perlunya suatu pengawasan serius dalam mengatur sepeda motor di jalan-jalan, terutama di jalan-jalan dengan intensitas kendaraan yang tinggi.
Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, dibutuhkan suatu aplikasi yang dapat menggambarkan aliran dan perpindahan sepeda motor, sehingga dapat dipelajari cara yang paling efektif untuk mengurangi kemacetan lalu lintas. Perpindahan dan gerak sepeda motor perlu diatur agar keberadaan sepeda motor di jalan-jalan tidak menyebabkan kendaraan jenis lain harus mengurangi kecepatannya sehingga aliran dari kendaraan lebih lancar dan pada akhirnya tingkat kemacetan pun dapat dikurangi.
Melihat dari kondisi masyarakat Jakarta yang masih minim kesadaran berlalulintas, mengatur aliran sepeda motor tidak dapat dilakukan hanya dengan membuat marka jalan semata. Melainkan harus diberi pembatas jalan, yang artinya perubahan kondisi jalan secara besar-besaran.
Mengatur dan merubah kondisi jalan secara fisik bukanlah pekerjaan sederhana. Selain membutuhkan waktu, pekerjaan ini juga memakan biaya yang cukup besar dan melibatkan banyak orang, termasuk masyarakat yang tinggal di sekitar jalan. Karena itu dibutuhkan suatu aplikasi simulasi yang dapat menggambarkan dengan jelas kondisi jalan sebelum dan sesudah diadakan perubahan. Dari hasil simulasi itu dapat dilihat, apakah perubahan kondisi jalan
dapat mengurangi kemacetan lalu lintas atau tidak. Dengan demikian, kesalahan pengambilan keputusan dapat diminimalkan.
1.2 Perumusan Masalah
Kemacetan yang terjadi di Jakarta, khususnya di jalan-jalan sekitar
BINUS University disebabkan oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi adalah gerak pindah posisi (line changing behaviour) sepeda motor.
Bentuk sepeda motor yang ramping memungkinkannya untuk berpindah posisi pada satu jalur yang sama. Pergerakan lalu lintas sering kali mengalami gangguan atau terhambat karena mobil yang tersalib oleh motor tersebut harus mengurangi kecepatannya.
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pergerakan mobil dan sepeda motor pada jalan dengan satu jalur. Masalah yang akan diangkat adalah bagaimana aplikasi yang dirancang dapat mengolah data yang diperoleh dari lapangan, sehingga menghasilkan gambaran yang jelas tentang bagaimana pergerakan mobil dan sepeda motor pada jalan dengan satu jalur pada dua kondisi jalan yang berbeda, yaitu kondisi jalan mixed traffic dan kondisi jalan
non mixed traffic.
Kemudian, dengan menggunakan aplikasi tesebut, dilakukan penelitian dan uji statistik, sehingga dapat diketahui apakah pemisahan aliran sepeda motor dan mobil merupakan suatu solusi yang dapat mengurangi masalah kemacetan
yang terjadi di jalan-jalan sekitar Kampus Anggrek dan Kampus Syahdan BINUS University.
Dengan demikian dapat diambil solusi yang paling sesuai untuk mengatasi masalah kemacetan khususnya di jalan-jalan sekitar kampus BINUS University berkenaan dengan pemisahan jalur motor dan mobil.
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Jalan yang diamati adalah jalan dengan satu jalur yang mempunyai kemungkinan kemacetan yang tinggi dan dengan intensitas lalu lintas khususnya yang banyak, khususnya sepeda motor;
2. Jenis kendaraan yang diamati adalah kendaraan beroda empat berjenis mobil (truk dan kendaraan besar lainnya tidak diamati) dan sepeda motor;
3. Model yang dipakai adalah Model Nagel and Schreckenberg (NaSch Model);
4. Penelitian hanya bertujuan untuk memberikan informasi berupa gambaran aliran lalu lintas di sekitar kampus BINUS University
secara umum, kemudian membandingkannya dengan gambaran aliran lalu lintas dengan kondisi motor dan mobil yang dipisah jalurnya;
5. Ada beberapa asumsi yang dipakai untuk membatasi masalah yang diangkat dalam penelitian ini.
a. Keberadaan simpangan-simpangan kecil di sepanjang jalan yang diteliti diabaikan;
b. Digunakan asumsi Infinite Breaking Capability, menurut Nagel
(2002, p8) yang mengatakan bahwa sebuah kendaraan yang
sedang berjalan dapat mengurangi kecepatan secara langsung dalam waktu yang sangat singkat;
c. Jarak antara kendaraan i pada jalur tersebut dengan kendaraan di depannya kurang dari kecepatan i pada saat itu;
d. Jarak antara kendaraan i pada jalur yang berdampingan dengan kendaraan di depannya lebih besar dari kecepatan i pada saat itu;
e. Diasumsikan tidak terjadi tabrakan atau rintangan kendaraan lain, ataupun fenomena alam yang luar biasa;
f. Diasumsikan kedatangan kendaraan berdistribusi Poisson dan selangnya berdistribusi Eksponensial.
1.4 Spesifikasi Perancangan
Aplikasi yang dibuat adalah sebuah aplikasi simulasi lalu lintas yang menggunakan model dasar simulasi mikro. Model yang digunakan adalah modifikasi model NaSch yang menggunakan pendekatan cellular automata.
Model-model yang akan dibuat dalam program akan menggunakan konsep-konsep perancangan procedural yang dibagi dalam fungsi-fungsi yang masing-masing merepresentasikan suatu tugas, sehingga aplikasi ini dapat dengan mudah dimengerti, dimodifikasi dan dikembangkan pada masa yang akan datang.
Aplikasi yang akan dibuat akan menyelesaikan masalah yang tercantum pada bagian 1.2 tentang Rumusan masalah.
Akan dibuat rekomendasi untuk rencana pengembangan simulasi ini agar dapat dipergunakan didalam kehidupan nyata, bukan hanya untuk kepentingan edukatif semata.
1.5 Lingkungan Perancangan
Dalam merancang program simulasi ini digunakan komputer dengan spesifikasi sebagai berikut.
1. Processor:Pentium 4, 3.2 GHz;
2. Memory: 1 Gigabyte;
Sedangkan program yang dipakai adalah: 1. Platform : Borland C 3.1;
2. Bahasa : Ansi C.
1.6 Tujuan dan Manfaat 1.6.1 Tujuan
Penelitian ini dibuat untuk menciptakan sebuah perangkat lunak yang dapat menggambarkan dan membandingkan aliran pergerakan sepeda motor dan mobil pada jalan satu jalur, sehingga dapat diketahui apakah pemisahan jalur mobil dan motor merupakan suatu solusi yang dapat mencairkan masalah kemacetan yang terjadi di Jakarta.
Selain itu diharapkan teknologi tersebut akan membuka peluang bagi pengembangan lebih lanjut dalam penelitian yang lebih mendalam sehingga aplikasi dapat digunakan secara luas di berbagai kondisi.
1.6.2 Manfaat
Manfaat yang diperoleh:
1. Bagi pemerintah: sebagai referensi dalam memperbaiki tata letak
jalan dan dalam pembangunan jalan-jalan baru;
2. Bagi pembaca: menambah pengetahuan tentang metode NaSch dan
3. Bagi peneliti lain: memberikan referensi bagi penelitian tentang masalah yang sama secara lebih mendalam;
4. Bagi penulis: menambah pengetahuan tentang aplikasi metode NaSch
dalam penggambaran aliran kendaraan pada jalan dengan satu jalur.
1.7 Definisi Operasional
Beberapa istilah yang akan sering digunakan dalam penulisan skripsi ini antara lain:
1. Intensitas: keadaan tingkatan atau ukuran intensnya (Ali, p383); 2. Kemacetan: hal (keadaan) macet (Ali,p 611);
3. Kecepatan: waktu yang digunakan untuk menempuh jarak tertentu (Ali, p184);
4. Kecepatan rata-rata: kecepatan yang diperoleh dari jumlah keseluruhan kecepatan dibagi banyaknya data kecepatan (Ali, p821); 5. Jalur: ruang memanjang antara dua garis batas lurus (Ali, p397); 6. Lajur: baris tebal memanjang (Ali, p553);
7. Model: barang tiruan yang kecil dengan bentuk (rupa) persis seperti yang ditiru (Ali, p662);
8. Sampel: sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan sifat suatu kelompok yang lebih besar; bagian dari populasi statistik yang cirinya dipelajari untuk memperoleh informasi tentang seluruhnya atau pecontoh (Ali, p872);
9. Populasi: sekelompok orang, benda, atau hal yang menjadi sumber pengambilan sampel; sekumpulan yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian (Ali, p782);
10.Hipotesis: sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan pendapat, meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan; anggapan dasar (Ali, p354).
11. Odometer (mileometer/milometer): suatu alat yang berfungsi untuk mengukur jarak yang telah ditempuh oleh suatu kendaraan (http://en.wikipedia.org/wiki/Odometer, 17 Pebruari 2008).
1.8 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi, digunakan susunan bab sebagai berikut.
Bab 1 Pendahuluan
Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, serta sistematika penulisan.
Bab 2 Landasan Teori
Dalam bab ini diuraikan landasan teori yang digunakan dalam penyusunan makalah seperti, Model Nagel and Schreckenberg, Model Particel-Hoping dan lain sebagainya yang akan menjadi dasar dari penelitian yang akan dilakukan.
Bab 3 Metodologi Penelitian
Pada bab ini diuraikan tentang langkah-langkah yang dilakukan dan kerangka pemikiran dalam melakukan penelitian.
Bab 4 Hasil dan Pembahasan
Pada bab ini diuraikan hasil yang diperoleh dari pengolahan data dan penjelasan serta analisisnya.
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Pada bab ini diberikan kesimpulan dari hasil penelitian berdasarkan uraian-uraian dari bab–bab sebelumnya dan saran untuk pengembangan lebih lanjut