Angsuran Pajak Dalam Tahun
Berjalan Yang Harus Dibayar Sendiri
(PPh Pasal 25)
▸ Baca selengkapnya: sewa dibayar dimuka yang telah kadaluarsa
(2)Ps.25 UU PPh
(1) Besarnya angsuran pajak dalam tahun pajak berjalan yang harus dibayar
sendiri oleh Wajib Pajak untuk setiap bulan adalah sebesar Pajak
Penghasilan yang terutang menurut Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan tahun pajak yang lalu dikurangi dengan:
a. Pajak Penghasilan yang dipotong sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
dan Pasal 23 serta Pajak Penghasilan yang dipungut sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 22; dan
b. Pajak Penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri yang boleh
dikreditkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24,
dibagi 12 (dua belas) atau banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak.
(2) Besarnya angsuran pajak yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak untuk
bulan-bulan sebelum Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
disampaikan sebelum batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan sama dengan besarnya angsuran pajak untuk
bulan terakhir tahun pajak yang lalu.
Angsuran Pajak dalam Tahun Pajak Berjalan
yang Harus Dibayar Sendiri oleh Wajib Pajak
Contoh 1:
Pajak Penghasilan yang terutang berdasarkan Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan tahun 2009 Rp 50.000.000,00 dikurangi:
a. PPh PPh Pasal 21 Rp 15.000.000,00
b. PPh PPh Pasal 22 Rp 10.000.000,00 c. PPh PPh Pasal 23 Rp 2.500.000,00 d. KPLN (PPh Pasal 24) Rp 7.500.000,00(+)
Jumlah kredit pajak Rp 35.000.000,00(-)
Selisih Rp 15.000.000,00
Besarnya angsuran pajak yang harus dibayar sendiri setiap bulan untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp 1.250.000,00 (Rp15.000.000,00 dibagi 12).
Penjelasan Ps. 25 ayat (1) UU PPh Contoh 2:
Apabila Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam contoh di atas berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau diperoleh untuk bagian tahun pajak yang
meliputi masa 6 (enam) bulan dalam tahun 2009, besarnya angsuran bulanan yang harus dibayar sendiri setiap bulan dalam tahun 2010 adalah sebesar Rp2.500.000,00
Contoh 3:
Apabila Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan disampaikan oleh Wajib Pajak orang pribadi pada bulan Februari 2010, besarnya angsuran pajak yang harus dibayar Wajib Pajak tersebut untuk bulan Januari 2010 adalah sebesar angsuran pajak bulan Desember 2009, misalnya sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah).
Apabila dalam bulan September 2009 diterbitkan keputusan pengurangan angsuran pajak menjadi nihil sehingga angsuran pajak sejak bulan Oktober sampai dengan
Desember 2009 menjadi nihil, besarnya angsuran pajak yang harus dibayar Wajib Pajak untuk bulan Januari 2010 tetap sama dengan angsuran bulan Desember 2009, yaitu nihil.
Ps.25 UU PPh
(4) Apabila dalam tahun pajak berjalan diterbitkan surat ketetapan pajak untuk
tahun pajak yang lalu, besarnya angsuran pajak dihitung kembali
berdasarkan surat ketetapan pajak tersebut dan berlaku mulai bulan
berikutnya setelah bulan penerbitan surat ketetapan pajak.
A
Contoh:
Berdasarkan SPT Tahunan PPh tahun pajak 2009 yang disampaikan Wajib
Pajak dalam bulan Februari 2010, perhitungan besarnya angsuran pajak
yang harus dibayar adalah sebesar Rp1.250.000,00.
Dalam bulan Juni 2010 telah diterbitkan surat ketetapan pajak tahun pajak
2009 yang menghasilkan besarnya angsuran pajak setiap bulan sebesar
Rp2.000.000,00.
Berdasarkan ketentuan dalam ayat ini, besarnya angsuran pajak mulai bulan
Juli 2010 adalah sebesar Rp2.000.000,00.
Penetapan besarnya angsuran pajak berdasarkan surat ketetapan pajak
tersebut bisa sama, lebih besar, atau lebih kecil dari angsuran pajak
sebelumnya berdasarkan SPT.
Angsuran Pajak Dalam Tahun Pajak Berjalan Apabila Dalam Tahun
Pajak Berjalan Diterbitkan SKP Untuk Tahun Pajak Yang Lalu
Ps.25 UU PPh
(6) Direktur Jenderal Pajak berwenang untuk menetapkan penghitungan
besarnya angsuran pajak dalam tahun pajak berjalan dalam hal-hal tertentu,
sebagai berikut: (KEP - 537/PJ./2000)
a. Wajib Pajak berhak atas kompensasi kerugian;
b. Wajib Pajak memperoleh penghasilan tidak teratur;
c. Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan tahun yang lalu
disampaikan setelah lewat batas waktu yang ditentukan;
d. Wajib Pajak diberikan perpanjangan jangka waktu penyampaian Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan;
e. Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan yang mengakibatkan angsuran bulanan lebih besar dari
angsuran bulanan sebelum pembetulan; dan
f. terjadi perubahan keadaan usaha atau kegiatan Wajib Pajak. (PER
-10/PJ/2009)
Angsuran Pajak dalam Tahun Pajak Berjalan
Dalam Hal-hal Tertentu
Ps.25 UU PPh
(7) Menteri Keuangan menetapkan penghitungan besarnya angsuran pajak
bagi: (PMK No. 255/PMK.03/2008 stdd PPMK No. 208/PMK.03/2009)
a. Wajib Pajak baru;
b. bank, badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, Wajib Pajak
masuk bursa, dan Wajib Pajak lainnya yang berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan harus membuat laporan keuangan
berkala; dan
c. Wajib Pajak orang pribadi pengusaha tertentu dengan tarif paling tinggi
0,75% (nol koma tujuh puluh lima persen) dari peredaran bruto.
Angsuran Pajak dalam Tahun Pajak Berjalan
Bagi Wajib Pajak Tertentu
Contoh Perhitungan PPh Pasal 25
Dalam Hal-hal Tertentu
Contoh 1:
Menurut SPT PPh Tahun Pajak 2010:
a. Kerugian habis dikompensasi
Penghasilan Neto Rp116.800.000,00
Kerugian tahun 2009 Rp20.000.000,00
Kompensasi atas kerugian 2009 Rp 20.000.000,00 (- ) Penghasilan Neto setelah kompensasi Rp 96.800.000,00
PTKP – K/3 Rp 21.120.000,00 (- )
Penghasilan Kena Pajak Rp 75.680.000,00
b. Tahun Pajak ybs merupakan Tahun Pajak terakhir untuk dapat melakukan kompensasi kerugian
Penghasilan Neto Rp116.800.000,00
Kerugian tahun 2005 Rp166.800.000,00
Dikompensasi Rp116.800.000,00 (-)
Penghasilan Neto setelah kompensasi NIHIL Catatan :
Sisa kerugian Tahun Pajak 2005 sebesar Rp50.000.000,00 (Rp166.800.000,00 – Rp116.800.000,00) tidak dapat dikompensasi lagi dengan penghasilan neto Tahun Pajak 2011 karena sudah lewat waktu 5 (lima) tahun.
Jumlah PPh Ps. 21, 22, 23, dan 24 Tahun Pajak 2010 Rp2.250.000,00
Contoh 1 (lanjutan):
Penghitungan PPh Pasal 25 untuk Tahun Pajak 2011 :
Ph Neto yang menjadi dasar penghitungan angsuran PPh Pasal 25 untuk tahun Pajak 2011 adalah penghasilan neto tahun pajak 2010 tanpa memperhitungkan kompensasi kerugian.
Penghasilan Neto Tahun Pajak 2010 Rp116.800.000,00 Penghasilan Tidak Kena Pajak (K/3) Rp 21.120.000,00 -/-Penghasilan Kena Pajak Rp 95.680.000,00 PPh terutang : 5% x Rp50.000.000,00 = Rp 2.500.000,00 15% x Rp45.680.000,00 = Rp 6.852.000,00 +/+ Rp 9.352.000,00 Jumlah PPh Ps. 21,22,23, dan 24 Rp 2.250.000,00 -/-Rp 7.102.000,00 Angsuran bulanan PPh Ps.25 Tahun Pajak 2011 :
1/12 x Rp7.102.000,00 = Rp 591.833,00
Contoh 2:
Sisa kerugian tidak habis dikompensasi dan Tahun Pajak yang bersangkutan
tidak merupakan Tahun Pajak terakhir untuk dapat melakukan kompensasi
.
Contoh A :
Menurut SPT PPh Tahun Pajak 2010 :
Penghasilan Neto
Rp116.800.000,00
Kerugian Tahun Pajak 2009 Rp166.800.000,00
Dikompensasi
Rp116.800.000,00
-/-Penghasilan Neto setelah kompensasi
NIHIL
Jumlah PPh Ps. 21, 22, 23, dan 24
Rp 2.250.000,00
Catatan :
Sisa kerugian Tahun Pajak 2009 yang belum dikompensasi sebesar
Rp50.000.000,00 dapat dikompensasi dengan penghasilan neto Tahun Pajak
2011.
Contoh A (lanjutan):
Penghitungan PPh Pasal 25 Tahun Pajak 2011 :
Penghasilan Neto Tahun Pajak 2010
Rp116.800.000,00
Sisa kerugian Tahun Pajak 2009 yang masih
dapat dikompensasi dengan penghasilan
neto Tahun Pajak 2011
Rp 50.000.000,00
-/-Penghasilan Neto setelah kompensasi
Rp 66.800.000,00
Penghasilan Tidak Kena Pajak (K/3)
Rp 21.120.000,00
-/-Penghasilan Kena Pajak
Rp 45.680.000,00
PPh terutang :
5% x Rp45.680.000,00
Rp 2.284.000,00
Jumlah PPh Ps. 21, 22, 23, dan 24
Rp 2.250.000,00
-/-Rp 34.000,00
Angsuran bulanan PPh Ps.25 Tahun Pajak 2011 :
1/12 x Rp 34.000,00 = Rp 2.833,00
Contoh B :
Menurut SPT PPh Tahun Pajak 2010 :
Penghasilan Neto
Rp116.800.000,00
Kerugian Tahun Pajak 2009 Rp233.800.000,00
Dikompensasi
Rp116.800.000,00
-/-Penghasilan Neto setelah kompensasi
NIHIL
Penghitungan PPh Pasal 25 untuk Tahun Pajak 2011:
Penghasilan Neto Tahun Pajak 2010
Rp116.800.000,00
Sisa kerugian Tahun Pajak 2009 yang masih
dapat dikompensasi dengan penghasilan
neto Tahun Pajak 2011
Rp117.000.000,00
Karena sisa kerugian yang dapat dikompensasi dengan penghasilan neto Tahun
Pajak 2011 lebih besar dari penghasilan neto Tahun Pajak 2010, maka angsuran
bulanan PPh Pasal 25 Tahun Pajak 2011 adalah NIHIL.
Contoh 3:
Menurut SPT PPh Tahun Pajak 2010 :
Penghasilan Neto seluruhnya Rp516.800.000,00 Jumlah PPh Pasal 21, 22 dan 24 Rp 51.250.000,00 Jumlah PPh Pasal 23 (atas kontrak 2 buah mobil
sebesar Rp60.000.000,00) Rp 3.600.000,00 Penghitungan angsuran PPh Pasal 25 untuk Tahun Pajak 2011:
Penghasilan Neto seluruhnya (jumlah pada Angka 5) Rp516.800.000,00 Penghasilan Neto tidak teratur Rp 60.000.000,00
-/-Penghasilan Neto teratur Rp456.800.000,00
PTKP K/3 Rp 21.120.000,00
-/-Penghasilan Kena Pajak Rp435.680.000,00
PPh Terutang :
5% x Rp 50.000.000,00 = Rp 2.500.000,00 15% x Rp200.000.000,00 = Rp 30.000.000,00 25% x Rp185.680.000,00 = Rp 46.420.000,00 +/+
Rp 78.920.000,00 Jumlah PPh Ps. 21, 22, dan 24 Tahun Pajak 2010
(tidak termasuk PPh Pasal 23 atas kontrak mobil) Rp 51.250.000,00 -/-Rp. 27.670.000,00 Angsuran bulanan PPh Ps.25 Thn Pajak 2011: 1/12 x Rp27.670.000,00 = Rp 2.306.833,00
Terdapat Penghasilan Tidak Teratur
Contoh 4:
Menurut SPT PPh Tahun Pajak 2010 :
Penghasilan neto Rp116.800.000,00
Zakat atas Penghasilan Rp 2.920.000,00
-/-Jumlah penghasilan neto setelah pengurangan
zakat atas penghasilan Rp113.880.000,00
Kompensasi kerugian Rp 20.000.000,00
-/-Penghasilan neto setelah kompensasi kerugian Rp 93.880.000,00 Penghasilan Tidak Kena Pajak K/3 Rp 21.120.000,00
-/-Penghasilan Kena Pajak Rp 72.760.000,00
Atau :
Penghasilan neto Rp116.800.000,00
Kerugian tahun 2005: Rp166.800.000,00
Dikompensasi Rp116.800.000,00
-/-Penghasilan neto setelah kompensasi kerugian Nihil Catatan :
Kerugian Tahun Pajak 2005 setelah dikompensasi, sisanya sebesar Rp50.000.000,00 (Rp166.800.000,00 – Rp116.800.000,00) tidak dapat lagi dikompensasi dengan
penghasilan neto Tahun Pajak 2011 karena sudah lewat waktu 5 (lima) tahun.
Contoh 4 (lanjutan):
Penghitungan PPh Pasal 25 untuk Tahun Pajak 2011 :
Penghasilan neto Rp116.800.000,00
Zakat atas Penghasilan Rp 2.920.000,00 -/-Jumlah penghasilan neto setelah pengurangan
zakat atas penghasilan Rp113.880.000,00
Penghasilan Tidak Kena Pajak K/3 Rp 21.120.000,00
-/-Penghasilan Kena Pajak Rp 92.760.000,00
PPh Terutang :
5% x Rp50.000.000,00 Rp 2.500.000,00 15% x Rp42.760.000,00 Rp 6.414.000,00 +/+
Rp 8.914.000,00 Jumlah PPh Pasal 21, 22, 23 dan 24 Tahun 2010 Rp 2.250.000,00
-/-Rp 6.664.000,00 Angsuran PPh Pasal 25 untuk Tahun Pajak 2011:
1/12 x Rp. 6.664.000,00 = Rp 555.000,00
Angsuran PPh Pasal 25 untuk Tahun Pajak ybs dapat dibayar di
muka sekaligus berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak
Nomor SE-13/PJ.23/1989 tentang Penyetoran Dimuka PPh
Pasal 25 Sekaligus Untuk beberapa Bulan.
Perhitungan PPh Pasal 25
Bagi Wajib Pajak Tertentu
Wajib Pajak Baru
Besarnya angsuran PPh Pasal 25 adalah sebesar:
PPh yg dihitung berdasarkan penerapan tarif
umum atas penghasilan neto sebulan yang
disetahunkan,
dibagi 12 (dua belas).
PMK No. 255/PMK.03/2008 stdd PPMK No. 208/PMK.03/2009
Wajib Pajak Baru adalah Wajib Pajak orang
pribadi dan badan yang baru pertama kali
memperoleh
penghasilan
dari
usaha
atau
Bank, SGU dengan Hak Opsi
Besarnya angsuran PPh Pasal 25 adalah sebesar:
PPh yg dihitung berdasarkan penerapan tarif
umum atas laba-rugi fiskal menurut laporan
keuangan triwulan terakhir yg disetahunkan
dikurangi PPh Pasal 24 yg dibayar atau terutang di
luar negeri untuk tahun pajak yg lalu,
dibagi 12.
Wajib Pajak BUMN dan BUMD
(Selain Bank dan SGU dgn hak opsi)
Besarnya angsuran PPh Pasal 25 adalah sebesar:
PPh yg dihitung berdasarkan penerapan tarif
umum atas laba-rugi fiskal menurut RKAP tahun
pajak ybs yg telah disahkan RUPS
dikurangi dengan pemotongan dan pemungutan
PPh Pasal 22 dan Pasal 23 serta PPh Pasal 24 yg
dibayar atau terutang di luar negeri tahun pajak yg
lalu
dibagi 12
Dalam hal RKAP belum disahkan, maka besarnya angsuran PPh Pasal 25
untuk bulan-bulan sebelum bulan pengesahan adalah sama dengan
angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 bulan terakhir tahun pajak
sebelumnya.
WP Masuk Bursa dan WP Lainnya
yang Diharuskan Membuat LapKeu Berkala
Besarnya angsuran PPh Pasal 25 adalah sebesar:
PPh yg dihitung berdasarkan penerapan tarif
umum atas laba-rugi fiskal menurut laporan
keuangan berkala terakhir yg disetahunkan
dikurangi dengan pemotongan dan
pemungutan PPh Pasal 22 dan Pasal 23 serta
Pasal 24 yang dibayar atau terutang di luar
negeri untuk tahun pajak yg lalu
dibagi 12 (dua belas).
Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha
Tertentu (WP OPPT)
Besarnya angsuran PPh Pasal 25 untuk WP
OPPT, ditetapkan sebesar 0,75% dari jumlah
peredaran bruto setiap bulan dari
masing-masing tempat usaha tersebut.
Ketentuan pelaksanaan angsuran PPh Pasal 25
untuk WP OPPT diatur dengan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak.
(PER - 32/PJ/2010)
PMK No. 255/PMK.03/2008 stdd PPMK No. 208/PMK.03/2009