• Tidak ada hasil yang ditemukan

oleh Wawan Setiawan, Enco Mulyasa, Suharyanto H. Soro Muchtar SPs Uninus ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "oleh Wawan Setiawan, Enco Mulyasa, Suharyanto H. Soro Muchtar SPs Uninus ABSTRACT"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN PENGEMBANGAN

SUMBER DAYA MANUSIA

KEPOLISIAN DALAM

MENINGKATKAN

PROFESIONALISME MELALUI

PROGRAM PELATIHAN FUNGSI

KEPOLISIAN

(Studi Deskriptif Kualitatif Pada Biro Sumber Daya Manusia

Polda Jabar)

oleh Wawan Setiawan, Enco Mulyasa, Suharyanto H. Soro Muchtar

Email: Wawansetiawan140568@gmail.com

An interesting thing as a background so that the title was taken because, there was an

increase in community activities during the phasing of the democratic regional head elections

simultaneously in West Java and continued with the election of legislative candidates and the

President & Vice President of the Republic of Indonesia. The formulation of the problem is

regarding the management of the development of the National Police personnel, training of

police functions and on the professional aspects, while the aim of this research is to understand

more deeply how the development management process starts from the recruitment / supply

system, training implementation and training closure. The research procedure uses a descriptive

- narrative / qualitative approach describing phenomena and their relevance in research, by

utilizing data collection techniques through observation instruments, interviews, documents

and photographs. research results are found on the basis / policy, management of personnel

development, organizing training programs, training results and reporting systems for the

implementation of training functions in the West Java Regional Police. Conclusion of the

research that during the managerial process of personnel development dibiro human resources

in order to carry out training functions of the police functions carried out in the human resources

bureau of West Java Regional Police managed systemically, integrated, and continuously by

implementing management both theoretically and on the basis of legislation and organizational

and leadership policies state republic of indonesia police.

Kata Kunci:

management, personnel development, training, and professionalism.

(2)

PENDAHULUAN

Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) sebagai salah satu alat perangkat negara, aparatur negara bidang kepolisian yang diberi amanat undang-undang untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi serta perannya seperti yang termaktub dalam Ketetapan MPR-RI Nomor VII Tahun 2000, yang berlaku tanggal 18 Agustus 2000 tentang Peran Tentara Nasional Indonesia dan Peran Kepolisian Negara Republik Indonesia. Dalam konten Tap tersebut pada kata menimbang butir huruf (e) berbunyi bahwa, dalam kehidupan masyarakat diperlukan aparat keamanan dan ketertiban yang memberikan perlindungan dan penegakan hukum berupa Kepolisian Negara Republik Indonesia;

Kemudian dalam butir huruf (f) menyebutkan bahwa seiring dengan proses demokratisasi dan globalisasi, serta menghadapi tuntutan masa depan, perlu peningkatan kinerja dan profesionalisme aparat pertahanan dan keamanan melalui penataan kembali peran Tentara Nasional Indonesia dan peran Kepolisian Negara Republik Indonesia. Lebih lanjut diutarakan pada BAB II Kepolisian Negara Republik Indonesia pasal 6 tentang Peran Kepolisian Negara Republik Indonesia butir angka (1) Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, memberikan pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Butir angka (2) menyebutkan dalam menjalankan perannya, Kepolisian Negara Republik Indonesia wajib memiliki keahlian dan keterampilan secara profesional.

Kemudian untuk mempertegas dalam menjalankan tugas profesionalismenya sebagai aparatur Kepolisian, pemerintah bersama badan legislatif (DPR-RI) menetapkan Undang-Undang Kepolisian yaitu UURI nomor 2 tahun 2002 tentang

Kepolisian Negara Republik Indonesia. Untuk memperkuat dan wujud dari amanat undang-undang diatas pengembangan personil Polri sesuai Perpol No.14/2018 tentang SOTK Polda (Ro SDM), melalui program pendidikan dan pelatihan bagi personel Polri, kepala kepolisian negara republik Indonesia (Kapolri) mengimpletasikannya dengan mengacu pada peraturan dalam bentuk Perkap nomor 4 tahun 2010 Tentang Sistem Pendidikan Kepolisian Negara Republik Indonesia. Isi peraturan Kapolri tersebut menjadi dasar dan rujukan dalam setiap bentuk kegiatan pendidikan dan latihan yang lakukan dilingkungan kepolisian sebagai kebijakan terpusat dan pelaksanaan sampai tingkat daerah secara berjenjang.

Perkap Sistem Pendidikan Polri diatas perlu dikeluarkan untuk dijadikan pegangan para Kepala satuan kerja kepolisian, mengingat pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan tekonologi serta tuntutan masyarakat terhadap kinerja Kepolisian Negara Republik Indonesia, diperlukan peningkatan sumber daya manusia yang profesional agar mampu melaksanakan tugas sesuai dengan visi dan misi Polri, terpimpin, sistematis, terprogram, terarah dan berkelanjutan berdasarkan pada kebijakan dan rencana strategi Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Selanjutnya untuk merealisasikan Perkap Nomor 4 tahun 2010 tersebut diatas dibidang Pelatihan Polri, Kapolri menerbitkan perturan pelaksanannya yaitu peraturan tentang Penyelenggaraan Pelatihan Kepolisian Negara Republik Indonesia atau Perkap Nomor 19 tahun 2010, tanggal 28 Juli 2010.

Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Muhammad Tito Karnavian, sebagai pimpinan Polri mengeluarkan kebijakan (direktif) untuk merevitalisasi profesionalisme Polri dan penjabaran

(3)

program Nawacita Presiden Republik Indonesia Joko Widodo serta sekaligus menjadi program prioritas pembangunan mental kepolisian negara republik Indonesia yaitu sosok Polri yang profesional, modern dan terpercaya (Promoter).

Pada tingkat kepolisian daerah Jawa Barat program pengembangan personil melalui penyelenggaraan pendidikan dan atau pelatihan, disusun dalam rencana kerja (renja) tahunan anggaran yang dikelola oleh bagian seleksi biro sumber daya manusia (Bag Selek Ro SDM) Polda Jabar berdasarkan Prodiklat dan bekerjasama dengan SPN Polda Jabar.

Dinamika kehidupan sosial masyarakat Indonesia meningkat seiring dilaksanakannya kegiatan seperti Pilkada (pemilihan umum kepala daerah) serentak pada tahun 2018 khususnya pemilihan Gubernur Jawa Barat, bupati / walikota. Dilanjutkan dengan pemilihan calon anggota legislatif serta puncaknya pemilihan presiden republik Indonesia, yang puncak pelaksanaan pencoblosannya pada tanggal l7 April 20l9 secara serentak diseluruh pelosok tanah air dan warga negara Indonesia yang bermukim diluar negri.

Ancaman dan hambatan serta gangguan keamanan sehingga perlu dilatihkan (terukur/management) berbagai ilmu dan kemampuan kepolisian supaya terwujud menjadi seorang anggota Polri yang profesional, modern dan terpercaya (Promoter).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Teknik pengumpulan data dan instrumen pengumpulan data penelitian ini menggunakan wawancara, observasi, dokumen.

Lokasi dan subjek Peneliti di Mapolda Jabar Jl. Sukarno-hatta No. 784 kota Bandung dan staf Polda Jabar.

Proses analisis yang mendasarkan pada adanya hubungan semantis antar variabel yang diteliti, dengan tujuan peneliti mendapatkan makna hubungan variabel-variabel sehingga dapat digunakan untuk menjawab masalah yang dirumuskan dalam penelitian. Hubungan antar semantis sangat penting karena dalam analisis kualitatif, peneliti tidak menggunakan angka - angka. Prinsip pokok teknik analisis data kualitatif ialah mengolah dan menganalisis data-data yang terkumpul menjadi data yang sistematis, teratur, terstruktur dan mempunyai makna. maka peneliti menggunakan teknik analisis data kualitatif – naratif dengan teknik pengujian data melalui Reduksi Data dan Penarikan Kesimpulan.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

1. Dasar Program Pengembangan

Program pengembangan dalam hal ini adalah merupakan suatu upaya organisasi Polri yang ditetapkan kedalam perencanaan yang secara tertulis dalam peraturan kepolisian (Perpolri) yang sekaligus dijadikan pedoman dasar tertuang dalam Perpol No. 14 Tahun 2018 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Daerah. Program pengembangan ini adalah program pengembangan bagi personil kepolisian negara republik indonesia yang diimplementasi melalu pendidikan dan latihan polri guna mendukung kelancaran manajemen operasional polri (MOP) kewilayahan dalam menjalankan tugas umum kepolisian.

2. Manajemen Pengembangan Program Pelatihan (Prolat) Polri.

(4)

Prolat Polri ini diawaki oleh personil Polda Jabar sub bagian selek Bagdalpers Ro SDM Polda Jabar yaitu bertugas melaksanakan kegiatan seleksi dan pendaftaran pendidikan pengembangan Polri. tugas dimaksud adalah memberi bantuan dan pelayanan bagi anggota Polri dan ASN Polri yang akan mendaftar untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan.

Penyelengaraan manajemen dimaksud adalah diawali dengan adanya penerimaan surat telegram (STR) dari Ka SPN Polda Jabar tentang pemberitahuan akan diadakannya program pelatihan fungsi kepolisian (kewilayahan) daerah jawa barat. Selanjutnya kepala biro SDM membuat surat telegram yang ditujukan kepada para kepala satuan kerja baik ditingkat Polda Jabar dan jajaran kewilayahan Polda Jabar yaitu para Kapolres, Kapolrestabes dan Kapolresta, tentang usulan nama – nama personil yang akan menjadi peserta Prolat. 3. Manajemen Prolat Polri Kewilayahan di

SPN Polda Jabar

Sekolah Polisi Negara Polda Jabar (SPN PJ) adalah lembaga penyelenggara pendidikan dan pelatihan dibawah Kapolda Jabar sebagai unsur pendukung Kapolda Jabar dalam manajemen operasional Polri kewilayahan merupakan lembaga pelaksana Diklat kepolisian.

4. Hasil Program Pelatihan

Sesuai tujuan penyelenggaraan program pelatihan Polri baik yang ditetapkan oleh pimpinan, organisasi, dan lembaga pendidikan adalah dalam rangka meningkatkan kemampuan dan profesinalisme yaitu dengan dilakukan pelatihan-pelatihan secara terprogram, terarah, sistematis, dan berkelanjutan berdasarkan kebijakan dan strategi Kapolri. 5. Pelaporan Pelaksanaan Prolat Polri

(Akuntabilitas)

Sebagai bentuk pertanggung jawaban

(akuntabilitas) dari pelaksanaan penyelenggaraan program pelatihan Ka SPN Polda Jabar membuat dan menyusun dalam bentuk buku / berkas laporan hasil pelaksanaan program pelatihan fungsi kepolisian dikewilayahan jajaran Polda Jabar gelombang III tanggal 06 sd 11 Mei 2019.

Pembahasan

1. Menurut Para Ahli

a. Dasar Program Pengembangan.

Program pengembangan dalam hal ini adalah merupakan suatu upaya organisasi Polri yang ditetapkan pimpinan Polri kedalam perencanaan (planning) yang secara tertulis dalam peraturan kepolisian (Perpolri) yang sekaligus dijadikan pedoman dasar tertuang dalam Perpol No. 14 Tahun 2018 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Daerah. Menurut James A.F Stoner (dalam fungsi manajemen ), manajemen adalah proses perencanaan, pengoganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Upaya organisasi dalam hal ini program pengembangan yang telah ditetapkan sebelumnya merupakan proses hasil perumusan dari berbagai alternatif yang kemudian dibatasi dan ditetapkan dalam kegiatan tahap perencanaan. Tahap perencanaan ini berfungsi sebagai suatu upaya dan langkah-langkah aksi strategis dalam merumuskan suatu usaha serta proses pengambilan keputusan (decision making) agar visi – misi dapat diselenggarakan dengan baik, efektif, efisien, dan tepat guna serta tepat sasaran dalam rangka mencapai tujuan.

Hal tersebut diatas sejalan dengan pendapat ahli manajemen Griffin (2004)

(5)

yang mengatakan bahwa manajemen adalah suatu rangkaian aktivitas (termasuk perencanaan dan pengambilan

keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian)

yang diarahkan pada sumber-sumber daya organisasi (manusia, finasial, fisik, dan informasi) dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

Program pengembangan ini adalah program pengembangan bagi personil kepolisian negara republik indonesia yang diimplementasi melalui pendidikan dan latihan polri guna mendukung kelancaran Manajemen Operasional Polri (MOP) dalam menjalankan tugas umum kepolisian. Pengertian personil diatas adalah anggota kepolisian dan ASN pada kepolisian yang bertugas dijajaran kepolisian daerah jawa barat, ini artinya menyangkut unsur manusia (man).

Konsep manajemen terdiri dari dua variabel utama yaitu pertama fungsi manajemen dan kedua unsur-unsur manajemen. Pada unsur-unsur-unsur-unsur manajemen diuraikan kedalam enam unsur “M” yang dikenal dengan istilah “The Six M” yaitu :

1) Man (manusia) 2) Money (anggaran/biaya) 3) Material (material) 4) Machine (mesin) 5) Method (metode) 6) Market (pemasaran)

Program pengembangan disini tentunya diperuntukan bagi manusia sebagai unsur paling utama manajemen organisasi, sebagai unsur yang utama dalam manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya unsur manusia sangat penting dan diperlukan untuk melaksanakan semua aktivitas baik dalam pengelolaan fungsi manajemen mulai fungsi perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian serta pengelolaan pada semua aktivitas dalam unsur-unsur manajemen atau enam M.

b. Manajemen Pengembangan Pada Program Pelatihan (Prolat) Polri

Dalam memanajemen pengembangan Prolat Polri ini diawaki oleh personil Polda Jabar yang bertugas pada sub bagian selek Bagdalpers Ro SDM Polda Jabar yaitu bertugas melaksanakan kegiatan seleksi dan pendaftaran pendidikan pengembangan Polri. tugas dimaksud adalah memberi bantuan dan pelayanan bagi anggota Polri dan ASN Polri yang akan mendaftar untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan.

Seluruh rangkaian kegiatan totalitas diimplementasikan dalam konsep manajemen pada aspek manajemen yaitu fungsi-fungsi manajemen sebagai berikut :

1) Planning (perencanaan)

Perencanaan merupakan proses dasar dalam menentukan langkah-langkah untuk mencapai tujuan tertentu. Langkah-langkah tersebut seperti menetapkan tujuan dan target, merumuskan strategi untuk mencapai tujuan atau target, menentukan sumber daya yang diperlukan, serta menetapkan standar keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis.

2) Organizing (pengorganisasian)

Pengorganisasian adalah keseluruhan aktivitas manajemen

dalam mengalokasikan keseluruhan sumber daya sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Dalam pengorganisasian suatu rencana akan dibentuk pembagian kerja tertentu dalam sebuah struktur organisasi. Struktur organisasi ini berisi tentang kejelasan bagaimana rencana organisasi akan dilaksanakan, dikoordinasikan dan

(6)

dikomunikasikan. 3) Actuating (penggerakan)

Penggerakan adalah tindakan yang mengusahakan agar seseorang atau semua kelompok mau dan memulai kerja dengan senang hati untuk melakukan tugas pekerjaannya sehingga dapat selesai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Untuk Menggerakan orang-orang agar mau bekerja dibutuhkan kepemimpinan. Banyak orangyang menganggap bahwa tugas penggerak adalah fungsi yang paling penting, karena untuk menggerakan orang bukanlah pekerjaan yang mudah. Seorang pemimpin harus mampu memotivasi dan membimbing karyawan yang memiliki karakter berbeda-beda. 4) Controlling (pengawasan)

Pengawasan sering juga disebut pengendalian adalah tugas manajemen yang diarahkan untuk melakukan pengawasan atas apa yang telah direncanakan dan bagaimana

langkah-langkah koreksinya. Jika suatu rencana tidak berjalan

dengan semestinya, maka fungsi pengawasan dalam hal ini manajer melakukan proses untu mengoreksi kegiatan yang sedang berjalan agar tetap mencapai apa yang telah direncanakan. Fungsi pengawasan dilakukan untuk mengantisipasi kegagalan, mengoreksi kegagalan, dan memberikan solusi untuk mengatasi kegagalan tersebut.

Manajemen pengembangan program pelatihan kepolisian yang dikelola oleh Sub Bag Selek Bag Dalper biro SDM Polda Jabar ini menyelenggarakan yang menjadi tugas pokoknya dalam memanajemen personil dalam mengembangkan dirinya, melalui program pelatihan mempraktekan konsep manajemen secara baik menggunakan

pendekatan MOP (minu Polri dan direktif pimpinan) juga menerapkan ilmu manajemen para ahli dan yang paling mendekati Polri mendekatkan diri pada konsep manajemen George R Terry yaitu konsep POAC dan dikembangkan mulai dari tahap (1) fungsi perencanaan (planning) menyusun administrasi keperluan progam tersebut dan membuat surat menyurat dan personil yang akan dipersiapkan menjadi peserta pelatihan. Pada tahap (2) fungsi pengorganisasian (organizing) biro SDM Polda Jabar sebagai koordinator penyelenggaraan administrasi dan manajemen pelaksanaan penyiapan personil polri untuk prolat, dengan mengkoordinir semua sumber daya yang berkaitan dengan Prolat Polri bekerja sama secara lintas sektoral dengan pengemban fungsi pembinaan, operasional ditingkat Polda Jabar yaitu para kepala satuan kerja (Kasatker) dan kepala satuan tingkat kewilayahan di Polres-Polres jajaran Polda Jabar (Polres/Tabes/Ta). Pada tahap (3) fungsi pelaksanaan (actualisasi) Prolat ini biro SDM Polda Jabar hanya sebatas membantu, melayani dan memfasilitasi secara administrasi keperluan personil yang akan melaksanakan program pelatihan sedang pelaksanaan Prolat itu sendiri dilaksanakan di SPN Polda Jabar Cisarua Kab. Bandung Barat. Tahap (4) terakhir yaitu fungsi manajemen pengendalian (control) biro SDM Polda Jabar menindaklanjuti perintah Kapolda Jabar untuk mengkoordinir pengontrolan didistibusikan tugas pada inspektorat pengawasan daerah (Irwasda) dan kepada Kabid Propam Polda Jabar serta pengemban fungsi Provos SPN Polda Jabar.

c. Manajemen Prolat Polri Kewilayahan di SPN Polda Jabar

Sekolah Polisi Negara Polda Jabar (SPN PJ) adalah lembaga penyelenggara

(7)

pendidikan dan pelatihan di bawah Kapolda Jabar sebagai unsur pendukung Kapolda Jabar dalam manajemen operasional Polri merupakan lembaga pelaksana Diklat kepolisian.

Sebagai unsur pendukung pimpinan dan pelaksana penyelenggara Diklat Polri SPN Polda Jabar mengelola program pelatihan fungsi kepolisian kewilayahan pada tahap (1) perencanaan / planning sesuai kedudukannya dalam Perpol No. 14 Tahun 2018 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Polda dan peraturan UU Kepolisian No. 2 / 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, Perkap N0. 11 / 2009 tentang Pokok-Pokok penyelenggaraan Diklat di SPN PJ, Skep Kalemdiklat Polri No. Skep/461/XII/2007 tanggal 13 Desember 2007 tentang Naskah sementara buku pedoman pelaksanaan pelatihan Polri, Kep/1974/XII/2018, tanggal 21 Desember 2018 tentang Prolat Polri T.A 2019, dan ST Kapolda Jabar No: ST/7582/IV/DIK.2.6./2019 tanggal 18 April 2019 tentang Pemanggilan peserta pelatihan Polri T.A 2019.

SPN Polda Jabar selanjutnya membuat dan menyusun rencana pelatihan (Renlat) dalam satu buku / bekas tentang Rencana Pelatihan Bintara Fungsi Kewilayahan Jajaran Polda Jabar Tanggal 06 SD 11 Mei 2019 Gelombang III. Adapun jenis pelatihannya adalah Latba Alut Alsus Identifikasi, Lat Bhabinkamtibmas dan latihan-latihan lainnya sesuai dengan Prodiklat yang telah ditentukan Kapolri.

SPN Polda Jabar merancang Prolat membuka pelatihan selama 6 hari, menyusun materi, Metode Pelatihan, Waktu dan Tempat Prolat, Tahapan Pelatihan, Penyelenggaraan Pelatihan, Menyusun Anggaran, melakukan koordinasi, dan penutupan pelatihan.

Tahap (2) pengorganisasian/ organizing, SPN Polda Jabar

mengkoordinir semua sumber daya yang dimiliki mulai dari unsur manusia yaitu yang dituangkan dalam Renlat pada BAB II. Pokok-Pokok Penyelenggaraan Pelatihan angka 9 huruf a tentang Susunan dan Sprin penyelenggaraan pelatihan dan huruf b tentang susunan tugas (pejabat dan pesonil pelatihan). Tahap (3) pelaksanaan/ aktualisasi Prolat ini akan dilaksanakan selama enam hari yaitu dari pembukaan tanggal 06 Mei 2019 s.d. penutupan tanggal 11 Mei 2019, dengan pentahapan (a) Tahapan Pengantar: introduksi belajar, (b) Tahapan Pendalaman Materi, dan (b) Tahapan Pembulatan berupa materi praktek lapangan. Tahap (4) fungsi pengendalian/ kontrol, pada tahap pengendalian dengan mengawasi semua unsur pelaksanaan apakah sudah atau belum melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan mempedomani Renlat yang ditetapkan serta petunjuk dalam pedoman pendidikan serta Evaluasi dilaksanakan terhadap seluruh proses penyelenggaraan pelatihan.

d. Hasil Program Pelatihan

Sesuai tujuan penyelenggaraan program pelatihan Polri baik yang ditetapkan oleh pimpinan, organisasi, dan lembaga pendidikan adalah dalam rangka meningkatkan profesinalisme yaitu dengan dilakukan pelatihan-pelatihan secara terprogram, terarah, sistematis, dan berkelanjutan berdasarkan kebijakan dan strategi Kapolri.

Sejalan dengan pendapat ahli Henry Fayol (dalam bukunya General Industrial Management) bahwa manajemen adalah proses tertentu yang terdiri atas kegiatan

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan pengendalian dalam rangka mencapai tujuan.

Tujuan diselenggarakannya program pelatihan bagi anggota Polri adalah

(8)

guna meningkatkan profesionalisme kepolisian dalam setiap melaksanakan tugas umum kepolisian yang menjadi tuntutan jaman dan masyarakat yang aman, tentram dan nyaman. Profesionalisme menjadi suatu kewajiban yang harus dimiliki oleh semua pesonil kepolisian dalam menjalankan profesinya dibidang kepolisian.

Menurut Korten & Alfonso (1981) dikutip dari: https://www.pelajaran. co.id/2017 by simanis, profesionalisme adalah kecocokan (fitness) antara kemampuan yang dimiliki oleh birokrasi (beureacratic-competence) dengan kebutuhan (task-requirement). Polri sebagai sebuah institusi pemerintah aparatur negara birokrasi dibidang kepolisian merupakan salah satu unsur aparat yang harus memiliki bekal profesional / kemampuan sebagai profesi dan bertindak, bersikap, dan berperilaku dengan mengimplementasikan tugas pokoknya menjaga keamanan dan ketertiban umum dari segala gangguan serta ancaman kejahatan dengan mencerminkan profesionalismenya.

Dengan dilaksanakannya pelatihan fungsi kepolisian dikewilayahan jajaran Polda jabar diharapkan menghasilkan sosok personil kepolisian yang di samping profesional dan modern serta semakin dipercaya masyarakat dalam setiap langkah manajemen operasional Polri dalam memberi pelindungan, pengayoman, dan pelayanan prima serta profesional dalam menegakan hukum dan sistem pemeliharaan keamanan ketertiban masyarakat di jawa barat. e. Pelaporan Pelaksanaan Prolat Polri

(Akuntabilitas)

Sebagai bentuk pertanggung jawaban (akuntabilitas) dari pelaksanaan penyelenggaraan program pelatihan Ka SPN Polda Jabar membuat dan menyusun dalam bentuk buku / berkas laporan hasil pelaksanaan program pelatihan

fungsi kepolisian dikewilayahan jajaran Polda Jabar gelombang III tanggal 06 sd 11 Mei 2019.

Aspek yang terkandung dalam pengertian akuntabilitas adalah bahwa publik (pimpinan) mempunyai hak untuk mengetahui kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pihak yang mereka beri kepercayaan. Media pertanggungjawaban dalam konsep akuntabilitas tidak terbatas pada laporan pertanggungjawaban saja, tetapi mencakup juga praktek-praktek kemudahan si pemberi mandat / pemberi perintah mendapatkan informasi, baik langsung maupun tidak langsung secara lisan maupun tulisan. Dengan demikian, akuntabilitas akan tumbuh subur pada lingkungan yang mengutamakan keterbukaan sebagai landasan penting dan dalam suasana yang transparan dan demokrasi serta kebebasan dalam mengemukakan pendapat. Akuntabilitas, sebagai salah satu prasyarat dari penyelenggaraan negara (prolat) yang baru, didasarkan pada konsep organisasi dalam manajemen, yang menyangkut: 1) Luas kewenangan dan rentang kendali

(spand of control) organisasi.

2) Faktor-faktor yang dapat dikendalikan (controllable) pada level manajemen atau tingkat kekuasaan tertentu.

Buku laporan hasil tersebut dikirimkan kepada Kalemdiklat Polri sebagai lembaga pengendali pusat (spand of control) di bidang penyelenggaraan prodiklat dan ditembuskan kepada Kapolda Jawa Barat sebagai pengendali prodiklat didaerah dan pengawas pendidikan dan pelatihan daerah dan kepada para pejabat utama Polda Jabar antara lain Wakapolda Jabar (ketua wandiklatda), Irwasda Polda Jabar, Karo Osp Polda Jabar, dan Karo SDM Polda Jabar.

(9)

2. Menurut Dasar Peraturan Perundangan-undangan dan Kebijakan Polri.

a. Dasar Program Pengembangan

Landasan pokok program pengembangan ini tertuang dalam Peraturan Kapolri No. 4 Tahun 2010 Tentang Sistem Pendidikan Kepolisian Negara Republik Indonesia pada hal. 9 bagian ketiga tentang Jenjang Pendidikan pasal 16 huruf b. Yang menyiratkan Pendidikan Pengembangan (Dikbang). Selanjutnya ditegaskan pada pasal 21 bahwa maksud Dikbang tersebut terdiri dari Dikbang Umum dan Dikbang Spesialisasi (Dikbangspes). Maksud dari Dikbangspes ini adalah merupakan pendidikan lanjutan untuk mengembangkan / meningkatkan pengetahuan dan keterampilan profesi fungsi kepolisian sesuai tingkatan kemampuan keahlian khusus.

Penyebutan / istilah pengembangan ini juga tertuang dalam peraturan kepolisian (Perpolri), yaitu Perpol No. 14 Tahun 2018 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Daerah.

Dalam struktur manajerial (SOTK) pengembangan Prolat Polri ini diawaki oleh personil Polda Jabar sub bagian selek Bagdalpers Ro SDM Polda Jabar yang tertuang dalam Perpolri hal. 102 LAMPIRAN V Peratutan Kepolisian nomor 14 Tahun 2018 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) Kepolisian Daerah yang bertugas melaksanakan kegiatan seleksi dan pendaftaran pendidikan pengembangan Polri. Tugas dimaksud adalah memberi bantuan dan pelayanan bagi anggota Polri dan ASN Polri yang akan mendaftar untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan.

Bagdalpers bertugas membina dan menyelenggarakan manajemen pengendalian personel, yang meliputi penyelenggaraan penyediaan, seleksi, pemisahan, dan penyaluran personel.

Dalam menyelenggarakan tugasnya, Bagdalpers menyelenggarakan fungsi: 1) Penyiapan rencana kegiatan seleksi

penerimaan pendidikan pembentukan Brigadir, PNS Polri, dan Perwira meliputi Akademi Kepolisian (Akpol) dan Perwira Polri Sumber Sarjana (PPSS), dan Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa);

2) penyelenggaraan kegiatan seleksi penerimaan pendidikan pengembangan, antara lain pendidikan Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Sespimmen), Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK), Sekolah Staf dan Pimpinan Pertama (Sespimma), serta pendaftaran Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (Sespimti) dan Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhannas);

3) pelaksanaan seleksi dan penerimaan Sekolah Alih Golongan (SAG); dan

4) pelayanan kegiatan proses administrasi penerimaan, pendidikan, dan pelatihan PNS Polri.

Dalam menyelenggarakan tugasnya, Bagdalpers dibantu oleh:

1) Subbagian Penyediaan Personel (Subbagdiapers), yang bertugas melaksanakan kegiatan seleksi penerimaan anggota dan PNS Polri; 2) Subbagian Seleksi (Subbaglek), yang

bertugas melaksanakan kegiatan seleksi dan pendaftaran pendidikan pengembangan Polri; dan

3) Subbagian Pemisahan Penyaluran (Subbagsahlur), yang bertugas melaksanakan kegiatan proses administrasi pengakhiran dinas baik bagi anggota dan PNS Polri.

Penyelenggaraan proses manajemen dimaksud adalah diawali dengan adanya penerimaan surat telegram (STR) dari Ka SPN Polda Jabar tentang pemberitahuan

(10)

akan diadakannya program pelatihan fungsi kepolisian (kewilayahan) daerah jawa barat. Selanjutnya kepala biro SDM membuat surat telegram yang ditujukan kepada para kepala satuan kerja baik ditingkat Polda Jabar dan jajaran kewilayahan Polda Jabar yaitu para Kapolres, Kapolrestabes dan Kapolresta, tentang usulan nama-nama personil yang akan menjadi peserta Prolat.

Para Kasatker dan Kasatwil selanjutnya melalui Bag Sumda dan Subag Renmin masing-masing Satker mendata dan mengirimkan nama-nama personil Polri dan atau ASN Polri untuk diusulkan menjadi peserta pelatihan Prolat Polri. Karo SDM Polda Jabar setelah menerima surat telegram kemudian menetapkan nama-nama usulan tersebut untuk mengikuti Prolat menjadi peserta pelatihan dan mengirimkan surat telegram kepada Ka SPN Polda Jabar di Cisarua Kabupaten Bandung Barat dengan ditembuskan kepada para Kasatker dan Kasatwil jajaran Polda Jabar.

b. Manajemen Prolat Polri Kewilayahan di SPN Polda Jabar.

Sekolah Polisi Negara Polda Jabar (SPN PJ) adalah lembaga penyelenggara pendidikan dan pelatihan ditingkat daerah dibawah Kapolda Jabar sebagai unsur pendukung Kapolda Jabar dalam manajemen operasional Polri merupakan lembaga pelaksana Diklat kepolisian. Tingkatan lembaga ini sejalan / sesuai dengan Peraturan Kapolri No. 19 Tahun 2010, Tentang Penyelenggaraan Pelatihan Kepolisian, tepatnya disebutan dalam pasal 25 ayat (2) yaitu Perencanaan pelatihan tingkat kewilayahan sebagaimana dalam pasal 24 huruf b, dilaksanakan oleh : a) Polda, b) Polwil/tabes, dan c) Polres / ta / Poltabes / Metro.

Sebagai unsur pendukung pimpinan

dan pelaksana penyelenggara Diklat Polri ditingkat kewilayahan maka SPN Polda Jabar mengelola program pelatihan fungsi kepolisian kewilayahan sesuai kedudukannya dalam Perpol No. 14 Tahun 2018 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Polda dibawah Kapolda Jabar dan peraturan UU Kepolian No. 2 / 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, Perkap N0. 11 / 2009 tentang Pokok-Pokok penyelenggaraan Diklat di SPN PJ, Skep Kalemdiklat Polri No. Skep/461/ XII/2007 tanggal 13 Desember 2007 tentang naskah sementara buku pedoman pelaksanaan pelatihan Polri, Kep/1974/ XII/2018, tanggal 21 Desember 2018 tentang Prolat Polri T.A 2019, dan ST Kapolda Jabar No.: ST/7582/IV/ DIK.2.6./2019 tanggal 18 April 2019 tentang pemanggilan peserta pelatihan Polri T.A 2019.

SPN Polda Jabar selanjutnya membuat dan menyusun rencana pelatihan (Renlat) dalam satu buku / bekas tentang Rencana Pelatihan Bintara Fungsi Kewilayahan Jajaran Polda Jabar Tanggal 06 SD 11 Mei 2019 per Gelombang . Adapun jenis pelatihannya dicantumkan misalnya Prolat golongan kepangkatan Bintara seperti Latba Alut Alsus Identifikasi, Lat Bhabinkamtibmas dan pelatihan – pelatihan lainnya sesuai dengan Prodiklat yang telah ditentukan Kapolri.

Kepala SPN Polda Jabar merancang Prolat membuka pelatihan selama 6 hari, menyusun materi, Metode Pelatihan, Waktu dan Tempat Prolat, Tahapan Pelatihan, Penyelenggaraan Pelatihan, Menyusun Anggaran, melakukan koordinasi, dan penutupan pelatihan. c. Hasil Program Pelatihan.

Sesuai tujuan penyelenggaraan program pelatihan Polri baik yang ditetapkan oleh pimpinan, organisasi, dan lembaga pendidikan adalah dalam

(11)

rangka meningkatkan profesinalisme dan sertifikasi pelatihan yaitu dengan dilakukan pelatihan-pelatihan secara terprogram, terarah, sistematis, dan berkelanjutan berdasarkan kebijakan dan strategi Kapolri.

Calon tunggal Kapolri Komjen Pol Tito Karnavian (kanan) bersiap mengikuti uji kelayakan dan kepatutan di ruang rapat Komisi III DPR. Antara Foto/Puspa Perwitasari. Oleh: Yuliana Ratnasari - 23 Juni 2016.

Komisaris Jenderal Pol Tito Karnavian mengungkapkan 11 program prioritas yang merupakan turunan dari delapan misinya sebagai calon Kepala Polri saat uji kelayakan di Jakarta, Kamis. tirto.id - Komisaris Jenderal Pol Tito Karnavian mengungkapkan 11 program prioritas yang merupakan turunan dari delapan misinya sebagai calon Kepala Polri saat uji kelayakan di Jakarta, Kamis.

“Ada 11 program prioritas untuk Polri modern, pertama reformasi internal Polri dengan pembenahan karir yang belum optimal,” katanya di Ruang Rapat Komisi III DPR. Reformasi internal Polri, ia menjelaskan, akan dilakukan dengan memperkuat soliditas internal lewat komunikasi yang lebih terbuka antara atasan dan bawahan.

Selain itu, dia akan menjalankan evaluasi karir dan penerapan rekam jejak dalam penempatan personel serta proses rekrutmen yang bersih, transparan, humanis dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme. “Mewujudkan anti korupsi dan menguatkan pakta integritas, disiplin, dan penegakan hukum,” ujarnya.

Program keduanya mewujudkan pelayanan publik yang lebih mudah diakses karena sampai sekarang keberadaan calon dan respons yang lambat membuat layanan publik kepolisian susah diakses. Tito

menyatakan akan memperbaiki layanan publik dengan menyederhanakan pelayanan dan memodernisasi sistem pelayanan publik. “Lalu agar mudah dan bebas calo misalnya pembuatan SIM secara online dan SKCK online,” katanya.

Ketiga, Tito akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Polri yang profesional dan ideal. Ia menjelaskan pula bahwa program peningkatan profesionalisme Polri antara lain akan dilakukan melalui peningkatan kualitas delapan standar pendidikan Polri, peningkatan pelatihan fungsi teknis pada satuan kewilayahan dan mengoptimalkan sistem manajemen kinerja. “Menyusun rumpun jabatan fungsional dan sertifikasi profesi dan modernisasi almatsus dan alpakam Polri,” ujarnya.

Sejalan dengan program kerja Kapolri dari 11 program prioritas kepolisian, mengenai peningkatan profesinalisme kepolisian ada pada urutan ke tiga dari 11 program prioritas Kapolri, beliau mengatakan hal itu saat sedang mengikuti kegiatan fit and profer test calon kepala kepolisian republik indonesia digedung DPR RI Jakarta.

Dengan dilaksanakannya pelatihan fungsi kepolisian dikewilayahan jajaran Polda Jabar diharapkan menghasilkan sosok personil kepolisian yang disamping memiliki kemampuan / profesionalisme juga profesional dan modern serta semakin dipercaya masyarakat dalam setiap langkah manajemen operasional Polri dalam memberi pelindungan, pengayoman, dan pelayanan prima serta profesional dalam menegakan hukum dan sistem pemeliharaan keamanan ketertiban masyarakat di jawa barat. d. Pelaporan Pelaksanaan Prolat Polri

(Akuntabilitas)

Sebagai bentuk pertanggung jawaban (akuntabilitas) dari pelaksanaan

(12)

penyelenggaraan program pelatihan Ka SPN Polda Jabar membuat dan menyusun dalam bentuk buku / berkas laporan hasil pelaksanaan program pelatihan fungsi kepolisian dikewilayahan jajaran Polda Jabar gelombang III tanggal 06 sd 11 Mei 2019.

Buku laporan hasil tersebut dikirimkan kepada Kalemdiklat Polri sebagai lembaga pengendali pusat dan ditembuskan kepada Kapolda Jawa Barat sebagai pengendali dan pengawas pendidikan dan pelatihan daerah serta kepada para pejabat utama Polda Jabar antara Wakapolda Jabar (ketua wandiklatda), Irwasda Polda Jabar, Karo Osp Polda Jabar, dan Karo SDM Polda Jabar.

Pertanggung jawaban (akuntabilitas) kegiatan ini sejalan dengan Peraturan Kapolri No. 19 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan Pelatihan Kepolisian pasal 3 mengenai prinsip-prinsip dalam penyelenggaraan pelatihan yang meliputi: a) Prinsip Legalitas b) Prinsip Akuntabilitas c) Prinsip Transparansi d) Prinsip Humanis e) Bertingkat f) Bertahap, dan g) Berkelanjutan

Pada ayat b) disebutkan bahwa dalam penyelenggaraan pelatihan mengandung prinsip akuntabilitas maksudnya adalah bahwa dalam setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan pelatihan harus dapat dipertanggung jawabkan kepada masyarakat atau publik sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan kepada pimpinan Polri pemberi perintah kegiatan pelatihan.

SIMPULAN

Pertama, Proses manajemen pengembangan Prolat Polri Ro SDM sebagai leading sector mengacu pada dasar program pengembangan personil Polri berdasarkan Perpol No. 14/2018 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Polda bidang SDM, mengkoordinir semua sumber daya dan kekuatan personel jajaran Polda Jabar dengan mengorganisir dan bekerja sama secara lintas sektoral dengan Satker ditingkat Polda dan Satker kewilayahan jajaran serta SPN Polda Jabar sebagai unsur pendukung Polda Jabar dibidang Diklat Polri.

Kedua, Sekolah Polisi Negara Polda Jabar (SPN PJ) merupakan unsur/pihak yang mengelola penyelenggaraan Prodiklat Polri mengacu kepada perundang-undangan kebijakan pimpinan Polri.

Ketiga, SPN Polda Jabar memanajemen Prolat Polri dengan menyusun dan membuat rencana pelatihan fungsi kepolisian sesuai program pelatihan yang sudah ditetapkan oleh Kapolri. Pengakhiran kegiatan Prolat Polri SPN Polda Jabar dengan membuat laporan hasil kegiatan sebagai bentuk pertanggung jawaban kepada publik dan pimpinan Polri dalam buku Laporan Hasil Pelaksanaan Program Pelatihan Fungsi Kewilayahan Jajaran Polda Jabar sesuai Prolat yang ditetapkan Kapolri.

Keempat, Tujuan diselenggarakannya / hasil yang diharapkan Prolat Polri ini adalah untuk meningkatkan kemampuan profesionalisme, modern, dan terpercaya (Promoter) anggota Kepolisian daerah jawa barat dalam mendukung operasional kepolisian umum melayani, melindungi, mengayomi, dan dalam menegakkan hukum diwilayah republik Indonesia serta pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat.

(13)

Rekomendasi

1. Bagi Pihak Penyelenggara Program Studi Sekolah Pasca Sarjana Uninus.

Begitu pentingnya pelajaran tentang penelitian dan sejalan dengan konsep perintis perguruan tinggi poin kedua Tri Dharma Perguruan Tinggi (penelitian dan pengembangan), sehingga saya menyarankan kepada pengemban fungsi penyelenggara pendidikan ini secepatnya sudah mulai merencanakan bagian kurikulum yang lebih memprioritaskan/merevitalisasi mata kuliah tentang penelitian.

2. Pihak Para Pengajar (dosen) Mata Kuliah. Beda-beda teknik mengajar yang sudah baku ditetapkan oleh lembaga pendidikan akan mempengaruhi psikologi peserta didik, sehingga kenyamanan dalam belajar cukup terganggu, ibarat seorang pasien yang akan memeriksakan kesehatannya kepada dokter – dokter mendapatkan hasil diagnosa yang berbeda-beda padahal sakit yang diderita pasien tersebut tetap seperti itu.

Saya memberi saran agar para pengampu pembelajaran lebih terintegrasi dalam melaksanakan setiap proses belajar, hal ini penting dalam rangka menjaga kewibawaan personil, personalitas dan impersonalitas (organisasi pendidikan) dan tri darma pendidikan (perguruan tinggi) pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, dan pengabdian kepada masyarakat.

3. Pihak Kepolisian Daerah Jawa Barat a. Berdasarkan temuan dilapangan

penelitian dan pengalaman peneliti sendiri sebagai anggota aktif di kepolisian daerah jawa barat. Pertama saat pelaksanaan program pelatihan masih ditemukan adanya peserta pelatihan yang menjadi peserta bukan sebagai pengemban fungsi yang sesuai dengan jabatan dan tugas pokoknya sebagai anggota Polri yang dilatihkan. Kedua adanya peserta latihan yang tidak memenuhi persyaratan sebagai peserta pelatihan. Ketiga masih ditemukan beberapa peserta pelatihan yang sudah pernah mengikuti prolat yang sama / sejenis tapi masih diikut sertakan menjadi peserta pelatihan.

b. Atas dasar temuan tersebut diatas disarankan kepada pihak terkait dengan program pelatihan fungsi kepolisian terutama pengemban fungsi pembinaan pengembangan personel sumber daya (Bag Sumda) dikewilayahan dalam hal ini satker Polres/Polrestabes/Polresta jajaran Polda Jabar agar lebih selektif dengan mengedepankan profesionalitas dan prosedural yang sudah ditetapkan oleh Satker atas yaitu Mabes Polri dan Polda Jabar dengan berlandaskan pada Jukrah dan Telegram dari pimpinan Polri, agar tujuan program pelatihan fungsi tehnis kepolisian tepat guna dan tepat sasaran.

(14)

Daftar Pustaka:

James A.F. Stoner, Fungsi Manajemen jilid 1, edisi kedua terbitan bahasa Indonesia, Penerbit Prenhallindo Jakarta. Ditulis dari Unknow – 2012. Fungsi manajemen menurut James AF. Stoner. Makalah dikutip dari:https:// www.studimanajemen.com/2012/08/ fungsi-manajemen-

menurut-james-af- stoner.html

Ketetapan MPR – RI, Tap MPR RI Nomor VII Tahun 2000, tanggal 18 Agustus 2000Tentang Peran Tentara Nasional Indonesia dan Peran Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Undang-Undang Republik Indonesia, UURI Nomor 2 Tahun 2002, tanggal 08 Januari 2002 Tentang Kepolisian Negara Reblik Indonesia, Mabes Polri.

Peraturan Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Perkap Nomor 4 Tahun 20l0, tangal 1Pebruari 2010, Tentang Sistem Pendidikan Kepolisian Negara Republik Indonesia, Mabes Polri.

Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, Perkap Nomor 19 Tahun 2010, tanggal 28 Juli 2010, Tentang Penyelenggaraan Pelatihan Kepolisian Negara Republik Indonesia, Mabes Polri.

Rencana Pelatihan Bintara Fungsi Kewilayahan Jajaran Polda Jabar tanggal 06 sd 11 Mei 2019, SPN Polda Jabar, terbitan 6 mei 2019 SPN Polda Jabar jl. Kolonel Masturi No. 110 Cisarua Kab. Bandung Barat, Prov Jabar.

Laporan Hasil Pelaksanaan Program Pelatihan Fungsi Kewilayahan jajaran Polda Jabar Gelombang III tanggal 6 SD 11 mei 2019, terbitan 21 mei 2019 SPN Polda Jabar jl. Kolonel Masturi No. 110 Cisarua Kab. Bandung Barat, Prov Jabar.

Joko Ahmad Julifan, 2015 dalam Jurnal yang berjudul “Efektivitas Manajemen Pendidikan & Pelatihan Berbasis Kompetensi Bagi Guru”. Dikutip pada 2 Oktober 2015 : http://media.neliti. com > media PDF.

Fiana Ryzki Utami.2019. Modul Konsep Manajemen. Makalah dikutip dari:

https://docplayer.info/72146402-modul-konsep-manajemen.html

Pendekatan kualitatif / S..., 2019, Makalah dikutip dari : www.sarjanaku.com.(blog Pendidikan Indonesia).

Nila Marifani. 2013 (Website), Ciri-ciri Pokok Penelitian Kualitatif: dikutip dari :https://nilamarifani.wordpress.com>... By Embun Bening Diniari – 2019. Belajar

Mengolah dan Menganalisis data kualitatif. Makalah dikutip dari : http:// blog.ruanganguru.com> By Simanis, Pelajaran. co.id/2017/14penger tianprofesip r o f e s i o n a l tianprofesip r o f e s i n a l i s m e profesionalitasdan p r o f e s i o n a l i s a i -menurut-para-ahli.html, by s i m a n i s , dikutip dari : h t t p : / / w w w . pelajaran.co.id/

Muchlisin Radin – kamis 01 November 2012 – Dalam beranda Pendidikan, dikutif dari:kajianpustaka.com/2012/11/ pendidikan-dan-pelatihan.html: https:// www.kajianpustaka.com> Pendidikan Not secure / tugaseptikprofesionalisme.

blogspot.com : kamis, 26 Aplril 2012. – dikutip dari : tugaseptikprofesionalisme, 10 September 2019.

Jurnal :

Joko Ahmad Julifan, 2015 dalam Jurnal yang berjudul “Efektivitas Manajemen Pendidikan & Pelatihan Berbasis Kompetensi Bagi Guru”. Dikutip pada 2 Oktober 2015 : http://media.neliti. com > media PDF.

Thoriq Aziz, 2017 dalam jurnal : Manajemen Operasinal Kepolisian (MOP), dikutip Minggu, januari 2017, : https// thoriqaziz2015.blogspot.com.

Nuriah Miftahul Jannah – 2019 : dikutif dalam Academia Edu – September 2019: https://www.academia. edu > PROSEDUR PENELITIAN KUALITATIF.

Referensi

Dokumen terkait

PDAM Tirtanadi telah banyak mengalami perubahan-perubahan kemajuan, diantaranya selain melayani kebutuhan air bersih dikota Medan dan sekitarnya, juga melakukan kerja sama operasi

JUMLAH KURANG KETERANGAN REKENING SP2D TERKAIT 14 LPMK Kel.. Serengan (Tahap I ) Sutanto,

Penelitian menyimpulkan bahwa tradisi larangan kehadiran wali dalam majelis akad nikah dengan pasrah wali di Desa Jugo Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan telah

Hasil jadi batik lukis pada kain lycra ini ditinjau dari aspek daya serap warna dasar dengan menggunakan zat warna napthol menurut hasil analisis statistik,

Pola arus diperairan pantai Kendal pada bulan juli dipengaruhi oleh pasang suruh serta pola arus regional di laut Jawa yang bergerak sesuai dengan angin

Harry, Alfian, Wilya, Vera, Seli, Ka Yeri, Ka Nare, Martin, Ocha, Revan, Beatrix, Jelin, Hendra)terima kasih untuk doa dan dukungan kalian, terima kasih untuk tawa, canda,

Proses remastering dengan Sistem Operasi basis Ubuntu 9.10 Karmic Koala menghasilkan Distribusi Linux Linux turunan yaitu Sulolinuz yang mempunyai fungsi sebagai

Tahun 2012 Palestina kembali melakukan upaya memperoleh peningkatan status di PBB. Diakses dari <http://www. rencana Palestina mengajukan peningkatan statusnya di