PERSEPSI MASYARAKAT KELURAHAN BULUSIDOKARE
TERHADAP BANK SYARIAH
SKRIPSI
Oleh:
Achmad Badri Andry Sahrizal NIM: C04213001
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
SURABAYA
v ABSTRAK
Skripsi yang berjudul “Persepsi Masyarakat Kelurahan Bulusidokare terhadap Bank Syariah” ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan menjawab pertanyaan tentang bagaimana persepsi masyarakat kelurahan Bulusidokare terhadap bank syariah dan faktor-faktor yang mempengaruhiya. Metodologi penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode grounded theory. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dan dianalisis secara sistematis. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara secara langsung dengan informan dalam penelitian ini, yaitu masyarakat kelurahan Bulusidokare, baik yang menggunakan bank syariah maupun yang tidak menggunakan bank syariah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat yang tidak memilih bank syariah beranggapan bahwa bank syariah sama saja dengan bank konvensional. Hal ini dikarenakan tingkat pengetahuan masyarakat yang rendah mengingat kurangnya promosi yang dilakukan bank syariah, serta kurangnya daya tarik bank syariah, selain itu budaya kerja yang mengharuskan karyawannya menggunakan bank konvensional juga turut mempengaruhi persepsi masyarakat. Namun, beberapa dari masyarakat yang telah menggunakan bank syariah beranggapan lebih menguntungkan menabung di bank syariah karena tidak ada unsur bunga di dalamnya, mendapatkan bagi hasil yang lumayan, serta lebih tenang dalam mengelola keuangan. Faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap bank syariah diantaranya operasional bank syariah yang belum dimengerti masyarakat, sosialisasi dan promosi yang kurang, kualitas pelayanan yang kurang memuaskan dibandingkan bank konvensional, bagi hasil yang diperoleh sedikit, lokasi bank syariah yang masih jauh dari tempat tinggal masyarakat, dan terbatasnya ATM bank syariah.
viii DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM ... i
PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
PENGESAHAN ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah ... 8
C. Rumusan Masalah ... 9
D. Kajian Pustaka ... 9
E. Tujuan Penelitian ... 18
F. Kegunaan Hasil Penelitian ... 18
G. Definisi Konseptual ... 19
H. Metode Penelitian ... 20
I. Sistematika Pembahasan ... 25
BAB II TEORI PERILAKU KONSUMEN DAN BANK SYARIAH .. 27
A. Teori Perilaku Konsumen ... 27
B. Persepsi Konsumen ... 38
ix
D. Bank Syariah ... 42
BAB III PERSEPSI MASYARAKAT KELURAHAN BULUSIDOAKARE TERHADAP BANK SYARIAH ... 45
A. Gambaran Umum Kelurahan Bulusidokare ... 45
B. Persepsi Masyarakat Terhadap Bank Syariah ... 49
BAB IV ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI MASYARAKAT KELURAHAN BULUSIDOKARE TERHADAP BANK SYARIAH ... 59
A. Tahap Analisis Data ... 59
1. Open Coding (Pengkodean Terbuka) ... 59
2. Axial Coding (Pengkodean Berporos) ... 63
3. Selective Coding (Pengkodean Terpilih) ... 66
B. Persepsi Masyarakat Kelurahan Bulusidokare Terhadap Bank Syariah... 71
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi Masyarakat terhadap Bank Syariah ... 81
D. Exixting Model ... 87
BAB V PENUTUP ... 88
A. Kesimpulan ... 88
B. Saran-saran ... 90
DAFTAR PUSTAKA ... 92
x DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Perkembangan Total Aset, Jaringan Kantor dan Tenaga Kerja
Perbankan Syariah ... 5
1.2 Proses Pengembangan Grounded Theory ... 24
1.3 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional ... 43
3.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia ... 46
3.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Tenaga Kerja ... 46
3.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama ... 47
4.1 Open Coding ... 60
4.2 Axial Coding... 64
xi DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
4.1 Hubungan antara Kategori Utama dengan Kategori Utama
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masyarakat adalah sekumpulan orang atau individu yang tinggal dan
menetap di suatu wilayah tertentu. Jumlah masyarakat atau penduduk yang
tinggal di suatu daerah berbeda-beda. Di Kabupaten Sidoarjo misalnya, data per
Mei 2016 menyebutkan bahwa jumlah penduduk di Kabupaten Sidoarjo
berjumlah 2.187.022 jiwa dari 18 Kecamatan yang ada. Jumlah penduduk
Sidoarjo meningkat dengan pesat.1 Mereka berasal dari berbagai daerah,
misalnya Surabaya, Mojokerto hingga dari beberapa kota yang ada di Jawa
Tengah. Dari data tersebut jumlah penduduk tertinggi adalah Kecamatan Waru
sejumlah 237.780 jiwa disusul dengan Kecamatan Sidoarjo yang berjumlah
221.816 jiwa. Alasan tingginya pertumbuhan penduduk ini dipicu karena
beberapa hal, salah satunya adalah faktor pekerjaaan. Banyak penduduk yang
bekerja di Surabaya, tetapi sebetulnya mereka penduduk Sidoarjo. Umumnya
mereka memilih tempat tinggal di Sidoarjo karena harga tanah dan rumah lebih
murah dibandingkan Surabaya.
Kecamatan Sidoarjo sendiri memiliki 18 kelurahan yang tersebar di berbagai
wilayah, salah satunya adalah Kelurahan Bulusidokare. Jika dilihat dari sisi
religiusitas, mayoritas masyarakat Bulusidokare adalah muslim. Hal ini
dibuktikan dengan banyaknya masjid-masjid atau musholla yang ada di berbagai
1 Siti Aminati, “Kepala Bidang Kependudukan dan Catatan Sipil Sidoarjo” dalam https://www.
radarsurabaya.jawapos.com/read/2016/06/01/1608/seminggu-jumlah-penduduk-sidoarjo-bertam
2
desa. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Bulusidokare hidup dengan rukun
dan damai. Kondisi masyarakat di Kelurahan Bulusidokare bervariasi mulai dari
kalangan bawah, kalangan menengah, hinga kalangan menengah ke atas. Dari
latar belakang pendidikan pun juga bervariasi mulai dari lulusan SMP, SMA,
hingga S1. Namun mayoritas masyarakat di kelurahan Bulusidokare adalah
lulusan SMA. Banyak dari mereka tidak melanjutkan pendidikan karena faktor
ekonomi sehingga mereka lebih memilih bekerja daripada melanjutkan sekolah
ke perguruan tinggi. Faktor dari orang tua yang mengarahkan anaknya untuk
bekerja setelah lulus dari SMA juga tidak luput dari alasan mereka.
Jenis pekerjaan masyarakat kelurahan Bulusidokare pun juga beragam. Mulai
dari mahasiswa, pegawai pabrik, Pegawai Negeri Sipil (PNS), pegawai swasta,
hingga wiraswasta. Banyak dari mereka yang bekerja sebagai pegawai pabrik dan
pegawai swasta beralasan memilih pekerjaan tersebut karena mereka hanya
mempunyai ijazah SMA, sehingga tidak ada pilihan lain bagi mereka untuk
bekerja di tempat lain atau tempat yang menurut mereka nyaman. Dari segi
pendapatan ekonomi pun juga beragam sesuai dengan jenis pekerjaan yang
mereka jalani.
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat memiliki kebutuhan yang harus
dipenuhi untuk dapat bertahan hidup, baik itu kebutuhan primer, sekunder
maupun tersier. Namun ada kalanya masyarakat tidak memiliki cukup dana untuk
memenuhi kebutuhannya, sehingga seringkali mereka lebih memilih berhutang
kepada saudara atau tetangga yang dikenalnya. Ada juga yang berhutang / kredit
3
perkembangan perekonomian yang semakin lama semakin meningkat, maka
muncullah jasa pembiayaan yang ditawarkan oleh lembaga keuangan bank dan
lembaga keuangan non bank. Akan tetapi, di tengah perkembangan jumlah
penduduk yang sangat besar ini, khususnya masyarakat kelurahan Bulusidokare,
mereka masih belum begitu familiar dengan bank syariah. Masyarakat sendiri
bahkan tidak banyak yang mengetahui bank syariah. Kebanyakan mereka
menganggap bahwa bank syariah sama saja dengan bank-bank konvensional yang
sudah ada sebelumnya.
Lembaga keuangan bank atau perbankan merupakan salah satu aspek yang
diatur dalam syariah Islam, yakni muamalah sebagai bagian yang mengatur
tentang hubungan sesama manusia. Maka dari itu di zaman yang serba modern
ini keadaan perbankan sangatlah penting mengingat kebutuhan masyarakat yang
terus meningkat. Dalam UU No.7 pasal 1 ayat (1) Tahun 1992 tentang Perbankan
menyebutkan bahwa ada dua jenis bank, yaitu bank konvensional dan bank
syariah.
Bank konvensional dalam setiap transaksinya menerapkan konsep bunga.
Bunga dalam fiqih dikategorikan sebagai riba yang merupakan sesuatu yang
dilarang oleh syariah (haram). Hal ini secara tegas dinyatakan dalam al-Qur’an
yaitu dalam surat al-Baqarah ayat 278-279, yang berbunyi:
ٓ ي
4
jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.”2
Alasan inilah yang melatar belakangi lahirnya lembaga keuangan yang bebas
bunga, yaitu bank syariah. Bank syariah adalah bank atau lembaga keuangan
yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu
lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan
dengan prinsip syariah Islam.3 Menurut Syafi’i Antonio dan Kaenaen
Perwataatmadja bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip
syariah yang mengacu pada ketentuan-ketentuan al-Qur’an dan Hadith.4 Tujuan
didirikannya perbankan syariah adalah dalam rangka mempromosikan dan
mengembangkan penerapan prinsip-prinsip syariah Islam dan tradisinya. Dalam
beberapa hal, bank konvensional dan bank syariah memiliki persamaan, terutama
dalam sisi teknis penerimaan uang, mekanisme transfer, teknologi yang
digunakan, syarat-syarat umum memperoleh pembiayaan, dan sebagainya. Akan
tetapi terdapat banyak perbedaan mendasar diantara keduanya. Perbedaan itu
menyangkut aspek legal, struktur organisasi, usaha yang dibiayai, dan lingkungan
kerja.5
2 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Penerbit Diponegoro, 2008), 69.
3 Muhammad, Konstruksi Mudharabah Dalam Bisnis Syariah, (Yogyakarta: PSEI STIS, 2001) dalam https://muttaqinhasyim.wordpress.com/2009/05/15/konsep-dasar-bank-syariah/. Diakses pada 19 September 2016.
4 Kaenaen Perwataatmadja dan Syafi’i Antonio, Apa Dan Bagaimana Bank Islam. (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf, 1997), 1.
5
Perkembangan bank syariah di Indonesia dimulai pada tahun 1992. Bank
Muamalat merupakan pelopor perkembangan bank syariah di Indonesia.
Perkembangan Bank Muamalat pada tahun 1992 hingga 1998 tergolong stabil.
Namun, pada tahun 1998 ketika Indonesia dilanda krisis moneter mengakibatkan
banyak bank-bank konvensional mengalami collapse. Namun tidak demikian
pada bank Muamalat. Bank Muamalat tetap kokoh berdiri dan tidak terlalu
terkena dampak dari krisis moneter. Para bankir berpikir bahwa Bank Muamalat
adalah satu-satunya bank di Indonesia yang tahan terhadap krisis moneter yang
melanda. Dan mulai saat itulah perbankan syariah di Indonesia terus berkembang
pesat. Dan dalam waktu yang singkat, perbankan syariah di Indonesia telah
mampu memperlihatkan kemajuan yang sangat signifikan. Terbukti hingga
pertengahan 2016 ini bank syariah tetap menjaga eksistensinya dalam sistem
perekonomian.
Tabel 1.1
Perkembangan Total Aset, Jaringan Kantor dan Tenaga Kerja Perbankan Syariah
6
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan, Statistik Perbankan Syariah, Juni 2016
Hingga Juni 2016 terdapat 697 kantor cabang, 1.299 kantor cabang
pembantu, serta 396 kantor kas yang dioperasikan oleh 12 Bank Umum Syariah
(BUS) dengan 22 Unit Usaha Syariah (UUS) serta 263 Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah dengan total aset BUS dan UUS per Juni 2016 adalah 306.225 trilliun,
naik dibandingkan dengan Mei 2016 sebesar 297.935 trilliun.6 Meningkatnya
sistem keuangan syariah di Indonesia ini bukan semata-mata karena dukungan
regulasi pemerintah saja melainkan juga karena didukung oleh kualitas dan
pelayanan lembaga tersebut. Perbankan syariah dianggap sebagai alternatif bagi
masyarakat yang sudah jenuh dengan sistem ekonomi kapitaslis yang selalu
mengutamakan kekayaan pribadi sehingga berdampak pada ketidakmerataan
7
kekayaan yang mengakibatkan kesengsaraan dan kesenjangan sosial di kalangan
masyarakat.
Banyak persepsi masyarakat yang mengatakan bahwa bank syariah adalah
bank khusus untuk kaum muslim, bank syariah sama saja dan lebih mahal bila
dibandingkan dengan bank konvensional. Akan tetapi bila dicermati lebih dalam
lagi persepsi masyarakat tersebut salah karena sistem bagi hasil yang diterapkan
oleh bank syariah terbukti mampu bertahan melawan krisis moneter.
Pangsa pasar bank syariah di Jawa Timur cukup besar, terbukti hingga tahun
2016 ini terdapat 44 Kantor Cabang, 136 Kantor Cabang Pembantu, dan 18
Kantor Kas. Namun perkembangan ini tidak diimbangi dengan banyaknya minat
masyarakat yang menggunakan jasa bank syariah, khususnya masyarakat di
kelurahan Bulusidokare, Sidoarjo.
Masyarakat wilayah kelurahan Bulusidokare sendiri masih sedikit yang
menggunakan bank syariah. Berdasarkan hasil sampling yang dilakukan oleh
penulis berdasarkan pada jenis pekerjaan masyarakat, masih sedikit yang
memiliki rekening atau tabungan di bank syariah. Mereka tidak menggunakan
bank syariah sebagai tempat penyimpanan uang atau partner bagi mereka.
Kelurahan Bulusidokare merupakan salah satu bagian dari Kecamatan Sidoarjo
yamg memiliki 8 desa/dusun. Masyarakat yang mayoritas beragama Islam ini
seharusnya dapat memberikan peluang besar terhadap kemajuan bank syariah di
wilayah Kelurahan Bulusidokare.
Kelurahan Bulusidokare memiliki beberapa bank syariah yang beroperasi
8
Bank BRI Syariah (3) Bank BNI Syariah (4) Bank BTN Syariah (5) Bank Jatim
Syariah (6) Bank BCA Syariah. Namun, banyaknya jumlah bank syariah di
wilayah Bulusidokare ini tidak diimbangi pula dengan banyaknya masyarakat
yang menggunakan jasa bank syariah.
Oleh karena itu, maka penulis sangat tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul “Persepsi Masyarakat Kelurahan Bulusidokare Terhadap Bank
Syariah.” Penulis berharap bisa memberikan pencerahan yang begitu mendalam
sehingga apa yang menjadi sasaran dalam penelitian ini dapat memberikan hasil
yang memuaskan.
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Dari penjelasan latar belakang masalah di atas, penulis mengidentifikasi
masalah-masalah yang terkandung di dalamnya sebagai berikut:
a. Persepsi masyarakat kelurahan Bulusidokare.
b. Peran agama terhadap perkembangan bank syariah.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat kelurahan Bulusidokare
tidak menggunakan bank syariah.
2. Batasan Masalah
Penelitian ini terfokus pada masalah persepsi masyarakat kelurahan
9
persepsi masyarakat terhadap bank syariah. Sehingga output yang dihasilkan
lebih terarah.
C. Rumusan Masalah
Berdasakan latar belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah di atas,
maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana persepsi masyarakat kelurahan Bulusidokare terhadap bank
syariah?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi persepsi masyarakat kelurahan
Bulusidokare terhadap bank syariah?
D. Kajian Pustaka
Untuk menghindari kesalahpahaman dan untuk memperjelas permasalahan
yang peneliti angkat, maka diperlukan kajian pustaka untuk membedakan
penelitian ini dengan penelitian yang telah ada. Berikut penelitian sejenis yang
telah diteliti, yaitu:
Satriya Ismujati, dalam Tesisnya yang berjudul “Faktor-Faktor yang
Menyebabkan Masyarakat Tidak Memilih Bank Syariah Ditinjau Dari Aspek
Bauran Pemasaran (Studi di wilayah Kota Surabaya Timur)”.7 Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif kualitatif, memaparkan bahwa faktor yang
menyebabkan masyarakat Surabaya Timur tidak menggunakan bank syariah
adalah kurangnya pemahaman masyarakat akan perbankan syariah, daya tarik
7Satriya Ismujati, “Faktor-Faktor yang Menyebabkan Masyarakat Tidak Memilih Bank Syariah
10
bank syariah yang dirasa kurang, sistem yang kurang merakyat, promosi yang
kurang mengedukasi masyarakat hingga persepsi yang menyatakan bahwa bank
syariah sama dengan bank konvensional. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian yang dilakukan adalah objek penelitiannya, dimana dalam penelitian
ini objek penelitian dilakukan di wilayah kota Surabaya Timur, sedangkan
penelitian yang dilakukan objeknya berada di kelurahan Bulusidokare, Sidoarjo.
Selain itu metode penelitian yang digunakan pun berbeda jika penelitian ini
menggunakan metode deskriptif kualitatif, penulis menggunakan metode
grounded theory dalam penelitian yang dilakukan.
Mardalena, dalam Tesisnya yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor
Keputusan Masyarakat Dalam Menabung Pada Bank Syariah Di Medan”8.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari apakah pendidikan, pendapatan, usia
dan pengaruh jarak pada keputusan masyarakat atau pelanggan untuk menyimpan
uang mereka di bank Syariah di Medan. Analisis data yang digunakan adalah
regresi berganda dengan metode Ordinary Least Square (OLS). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan dan positif antara variabel
pendidikan, pendapatan, usia dan jarak untuk menyimpan uang mereka di Bank
Syariah di Medan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan
adalah objek/tempat penelitiannya serta metode penelitian yang digunakan,
dimana penelitian yang dilakukan penulis menggunakan pendekatan kualitatif
dengan metode Grounded theory.
11
Penelitian yang dilakukan oleh Jazim Hamidi, et al., yang berjudul “Persepsi
dan Sikap Masyarakat Santri Jawa Timur Terhadap Bank Syariah”9. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat muslim terhadap bank
syariah, cara mereka mengelola keuangan dan faktor-faktor yang mendorong dan
menyebabkan bank syariah yang dipilih atau tidak. Penelitian ini dilakukan
dengan pendekatan kualitatif menggambarkan fenomena kelompok Islam yang
telah menjadi nasabah bank syariah dan mereka yang tidak menjadi nasabah bank
syariah. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam kepada
informan untuk benar-benar mencapai tujuan penelitian. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa persepsi masyarakat Jawa Timur muslim adalah positif
terhadap prinsip dasar bank syariah. Pada manajemen keuangan, beberapa
pelanggan dari masyarakat muslim juga menggunakan lembaga keuangan lainnya
untuk tabungan, uang pinjaman dan layanan lainnya dari lembaga keuangan dan
perbankan. Alasan utama masyarakat muslim untuk memilih bank syariah karena
kesesuaian dengan syariah Islam (hukum), keamanan, dan kedekatan dengan
nafkah. Sedangkan faktor utama bank syariah tidak dipilih oleh masyarakat
muslim karena tidak tersedianya bank syariah di daerah masyarakat muslim,
lokasi yang kurang strategis dari lembaga keuangan lainnya, iklan dan hadiah
yang kurang menarik. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan
adalah dari objek yang diteliti, dimana pada penelitian ini objek yang diletiti
adalah santri, sedangkan penulis memilih objek masyarakat kelurahan
Bulusidokare.
9Jazim Hamidi, et al., “Persepsi dan Sikap Masyarakat Santri Jawa Timur Terhadap Bank
12
Penelitian yang dilakukan oleh Barathy Doraisamy, et al., yang berjudul “A
Study on Consumers: Preferences of Islamic Banking Product And Services In
Sungai Petani”.10 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui preferensi
konsumen pada produk dan jasa Perbankan Islam di Sungai Petani, Kedah. Lebih
khusus untuk memeriksa alasan konsumen untuk memilih jasa perbankan syariah
daripada layanan perbankan konvensional. Temuan menunjukkan bahwa
konsumen menyadari produk dan layanan perbankan Islam untuk tingkat tertentu
dan alasan untuk lebih memilih perbankan Islam karena profitabilitas dan
kualitas. Namun, kebanyakan dari mereka tidak memanfaatkan fasilitas Islam
sepenuhnya. Penelitian ini akan berguna untuk bankir terutama bankir Islam pada
preferensi konsumen terhadap produk dan layanan syariah sehingga dapat
meningkatkan efisiensi dalam pemasaran, inovasi produk dan operasional
perbankan Islam. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan
adalah metode pengumpulan data yang digunakan, dimana dalam penelitian ini
pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebar kuesioner, sedangkan pada
penelitian yang dilakukan pengumpulan data menggunakan metode wawancara
langsung dengan informan.
Penelitian yang dilakukan oleh Nain Tara, et al., yang berjudul “Factors
Influencing Adoption of Islamic Banking: A Study from Pakistan”11. Tujuan
utama dari penelitian ini adalah untuk meneliti kesadaran, persepsi agama, dan
10Barathy Doraisamy, et al., “A Study on Consumers: Preferences of Islamic Banking Product
And Services In Sungai Petani”, Academic Research International, No. 3 Vol. 1 (November 2011), 1.
11Nain Tara, et al., “Factors Influencing Adoption of Islamic Banking: A Study from Pakistan”
13
preferensi dalam hal reputasi dan jaringan di Perbankan Islam pada masyarakat
Pakistan. Oleh karena itu, survei dilakukan berdasarkan 150 responden, yang
mewakili komunitas Muslim dari daerah metropolitan serta pedesaan di seluruh
negeri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada kriteria adopsi dirasakan
signifikan tentang Bank Syariah. Kriteria meliputi faktor penting mulai dari yang
paling signifikan. Kesadaran mengenai ajaran keuangan Islam, Reputasi,
Networking dan Agama. Dengan demikian, hasilnya akan bermanfaat bagi sektor
perbankan Islam dalam memahami persepsi pelanggan dan preferensi mengenai
perbankan Islam, untuk merangsang secara strategis pihak perbankan Islam
dalam mempromosikan peraturan dan kebijakan yang melengkapi pangsa pasar
perbankan Islam tertentu. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang
dilakukan adalah jenis penelitiannya, jika pada penelitian ini menggunakan jenis
penelitian kuantitatif, sedangkan penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif.
Penelitian yang dilakukan oleh Abdul Aziz Abdullah, et al., yang berjudul
“Perception of Non-Muslims Customers Towards Islamic Banks in Malaysia”12.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji persepsi pelanggan non-Muslim tentang
produk dan jasa perbankan syariah di Malaysia. Analisis penelitian ini
melibatkan 152 responden, semuanya berbasis di Kuala Lumpur, Malaysia. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa layanan perbankan syariah membuat kemajuan di
kalangan non-Muslim di Kuala Lumpur. Meskipun menunjukkan tren positif,
perlu lebih banyak upaya untuk meningkatkan persepsi pelanggan non-Muslim
pada konsep perbankan syariah. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa
12 Abdul Aziz Abdullah, et al., “Perception of Non-Muslims Customers Towards Islamic Banks in
14
hubungan antara agama dan pendidikan tidak dapat ditentukan dengan persepsi
bahwa pembentukan perbankan syariah akan meningkatkan fasilitas perbankan
secara keseluruhan karena sebagian besar responden tidak yakin produk dan
layanan perbankan syariah mendapatkan popularitas di kalangan non-Muslim.
Sebagian besar responden sangat berpikir bahwa perbankan Islam akan
mendominasi perbankan konvensional di Malaysia, dalam waktu dekat.
Perbedaan penelitian ini dengan penliitian yang dilakukan adalah jenis penelitian
serta objek penelitian dimana penelitian yang dilakukan penulis mengambil objek
di kelurahan Bulusidokare, Sidoarjo.
Penelitian yang dilakukan oleh Salamah Wahyuni yang berjudul “Perilaku
Masyarakat Muslim Terhadap Bank Syariah: Peran Variabel Moderating
Terhadap Pengetahuan dan Harga”.13 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat muslim untuk
menggunakan layanan perbankan syariah di Surakarta. Pengumpulan data
dilakukan dengan menyebarkan kuesioner. Sebanyak 220 kuesioner di
distribusikan dan total 198 kuesioner kembali (tingkat kembali 90%). Analisis
yang dilakukan dengan metode regresi hirarki. Hasil analisis inferensial
menunjukkan bahwa sikap menunjukkan pengaruh yang sangat signifikan saja.
Pengaruh sosial yang signifikan pada tahap awal pengujian, tetapi kemudian
kalah di panggung, serta harga dan pengetahuan disertakan. Kedua variabel
diambil sebagai moderasi tidak bisa menjelaskan hubungan antara sikap dan
13 Salamah Wahyuni, “Perilaku Masyarakat Muslim Terhadap Bank Syariah: Peran Variabel
15
pengaruh sosial terhadap niat untuk menggunakan bank syariah. Variabel
pengetahuan menjadi variabel yang signifikan dalam mempengaruhi niat untuk
menggunakan bank syariah, untuk menggantikan pengaruh sosial sebagai
variabel bebas. Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan
adalah objek serta metode penelitian yang digunakan.
Penelitian yang dilakukan oleh Afiah Srianti, yang berjudul “Analisis
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah Menggunakan Jasa
Perbankan Syariah (studi Kasus pada Bank Muamalat Cabang Malang)”.14
Penelitian ini menggunakan metode Regresi Logistik yang memperoleh hasil
bahwa diantara keenam variabel yakni variabel pelayanan, promosi, keluarga,
lokasi/aksesbilitas, bagi hasil dan bunga ternyata tidak semua variabel yang
dijadikan faktor dalam penelitian ini berpengaruh secara stimulan terhadap
keputusan nasabah. Faktor pelayanan, keluarga dan bagi hasillah yang ternyata
berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan nasabah sedangkan faktor
promosi, lokasi/aksesbilitas dan bunga tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap keputusan nasabah dalam menggunakan jasa perbankan syariah.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian
serta metode penelitian yang digunakan. Jika pada penelitian ini menggunakan
jenis penelitian kuantitatif serta metode regresi logistik, sedangkan penulis
menggunakan jenis penelitian kualitatif serta metode grounded theory.
14Afiah Srianti “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah Menggunakan
Jasa Perbankan Syariah (studi Kasus pada Bank Muamalat Cabang Malang)” (Skripsi—
16
Penelitian yang dilakukan Ayu Retno Sari yang berjudul “Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Kurangnya Minat Masyarakat Muslim Menabung Di Bank
Syariah (Studi Kasus Masyarakat Muslim di Kabupaten Bantul, Yogyakarta)”
yang menggunakan metode Regresi Linier Berganda diperoleh hasil bahwa
variabel fasilitas pelayanan, pengetahuan dan promosi berpengaruh signifikan
dan positif terhadap kurangnya minat masyarakat muslim di Kabupaten Bantul
untuk menabung di bank syariah. Sedangkan variabel lokasi berpengaruh
signifikan dan negatif terhadap kurangnya minat masyarakat muslim di
Kabupaten Bantul untuk menabung di bank syariah. Perbedaan antara penelitian
ini dengan penelitian yang dilakukan adalah objek yang di teliti serta metode
penelitian yang digunakan.
Skripsi oleh Fitra Zuli Taufan Jasa, yang berjudul ”Faktor-faktor yang
Menyebabkan Mahasiswa Fakultas Agama Islam Program Studi Muamalat
(Syariah) Universitas Muhammadiyah Surakarta Tidak Menabung di Bank
Syariah”,15 menyebutkan bahwa tingkat pemahaman mahasiswa syariah Fakulas
Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta terhadap perbankan syariah
pada tingkat tinggi, adapun faktor yang menyebabkan kurang berminatnya
mahasiswa syariah untuk menabung di bank syariah adalah: Pertama, karena
lokasi kantor bank syariah yang kurang strategis dari pemukiman mahasiswa;
Kedua, belum percaya sepenuhnya terhadap perbankan syariah; Ketiga, karena
jumlah ATM (Anjungan Tunai Mandiri) yang disediakan oleh pihak bank syariah
15Fitra Zuli Taufan Jasa, ”Faktor-faktor yang Menyebabkan Mahasiswa Fakultas Agama Islam Program Studi Muamalat (Syariah) Universitas Muhammadiyah Surakarta Tidak Menabung di
17
kurang begitu banyak; Keempat, karena potongan pada bank syariah relatif lebih
tinggi; Kelima, karena pelayanan dari bank syariah dirasakan oleh nasabah
kurang memuaskan; Keenam, belum percaya sepenuhnya terhadap implementasi
sistem perbankan syariah yang benar-benar syariah. Penelitian ini menyarankan
perlu adanya sosialisasi terhadap perkembangan dan sistem perbankan syariah
bagi para mahasiswa Fakultas Syariah Universitas Muhammadiyah Surakarta
untuk lebih mendalami dan menghayati pentingnya keberadaan perbankan
syariah, agar dapat dijadikan alternatif untuk meninggalkan bank konvensional.
Dari beberapa kajian pustaka diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa
faktor-faktor yang menjadi alasan yang dipertimbangkan oleh seseorang untuk
menggunakan bank syariah cukup beragam. Yang menjadikan penelitian ini
sangat penting dan berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
adalah bahwa dengan penelitian ini penulis bermaksud untuk mengembangkan
variabel yang sebelumnya (penelitian sebelum ini) terbatas pada faktor-faktor
yang mempengaruhi persepsi masyarakat Kelurahan Bulusidokare terhadap bank
syariah.
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui persepsi masyarakat kelurahan Bulusidokare terhadap
bank syariah.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi persepsi masyarakat kelurahan Bulusidokare terhadap bank
18
F. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam dua aspek:
1. Secara Teoritis
a. Manfaat secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi dan sumber pengetahuan tentang persepsi masyarakat kelurahan
Bulusidokare terhadap bank syariah, serta memberikan informasi tentang
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi persepsi mereka terhadap bank
syariah.
2. Secara Praktis
a. Memberikan informasi kepada masyarakat khususnya di kelurahan
Bulusidokare tentang pentingnya untuk menggunakan jasa perbankan
syariah.
b. Diharapkan penelitian ini dapat memperluas khazanah keilmuan dan
keislaman terutama dalam kegiatan muamalah.
G. Definisi Konseptual
Agar memudahkan dalam memahami skripsi ini, maka perlu mendefinisikan
beberapa istilah yang berhubungan dengan judul penelitian, antara lain :
A.Persepsi
Persepsi adalah proses yang digunakan oleh indvidu untuk memilih,
19
menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.16 Jadi maknanya persepsi
masyarakat di kelurahan Bulusidokare terhadap bank syariah.
B.Masyarakat
Masyarakat adalah orang yang hidup bersama dan menghasilkan suatu
kebudayaan.17 Jadi maksud masyarakat di sini adalah orang yang tinggal di
sekitar kelurahan Bulusidokare.
C.Bank Syariah
Dalam UU No. 21 tahun 2008 pasal 1 (ayat) 1 disebutkan bahwa “Bank
adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan
atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.”18
Sedangkan kata “Syariah” adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan
suatu bentuk kegiatan yang dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip Islam.
H. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan
metode Grounded theory, yakni penelitian yang merujuk pada penemuan teori
yang dibangun secara induktif dari suatu kumpulan data. Karakter khusus
penelitian kualitatif adalah berupaya mengungkapkan keunikan individu,
kelompok, masyarakat dan atau organisasi dalam kehidupannya sehari-hari.
16 Kotler dan Keller, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Airlangga, 2007), 228.
17 Selo Soemardjan, dalam https://9wiki.net/pengertian-masyarakat. Diakses pada 21 September 2016.
20
Jika pada penelitian kuantitatif penelitian lebih mengarah kepada pengujian
atau verifikasi sebuah teori, tetapi dalam penelitian grounded, penelitian lebih
diarahkan untuk menemukan atau lebih tepat mengembangkan sebuah teori
yang berdasar data-data yang berkelanjutan.19
2. Data dan Sumber Data
a. Data
1) Data primer
Data primer dalam penelitian ini adalah data tentang persepsi
masyarakat mengenai bank syariah serta faktor yang mempengaruhi
persepsi masyarakat kelurahan Bulusidokare terhadap bank syariah.
2) Data sekunder
Data sekunder dari penelitian ini adalah data jumlah kantor-kantor
pelayanan bank syariah, penelitian terdahulu yang melengkapi penelitian
yang dilakukan, dokumen-dokumen UU perbankan syariah, serta statistik
perbankan syariah.
b. Sumber Data
1) Sumber data primer
Sumber data primer yakni sumber penelitian yang dijadikan sebagai
sumber informasi penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau
pengambilan data secara langsung atau yang dikenal dengan istilah
19Luluk Fikri Zuhriyah, Metode Penelitian Kualitatif, (Surabaya: Revka Putra Media, 2012), cet.
21
interview (wawancara).20 Dalam hal ini subjek penelitian yang dimaksud
adalah masyarakat kelurahan Bulusidokare yang menggunakan bank
syariah serta yang tidak menggunakan bank syariah.
2) Sumber data sekunder
Sumber data sekunder yaitu sumber data pendukung yang berasal dari
buku, maupun literatur lain yang meliputi:
a) Bank Syari’ah: dari Teori dan Praktek.
b) Manajemen Pemasaran.
c) Perilaku Konsumen.
d) Jurnal Internasional Tentang Perilaku Konsumen.
e) Statistik Perbankan Syariah, Juni 2016.
3. Informan dan Responden
Untuk mempersingkat waktu penelitian, penulis menggunakan teknik
snowball sampling, yakni dengan melakukan wawancara langsung kepada
masyarakat yang ada di kelurahan Bulusidokare. Penulis mengambil 4 orang
dari setiap desa/dusun di kelurahan Bulusidokare untuk dijadikan responden
sehingga terdapat 32 orang dari 8 desa/dusun yang ada di kelurahan
Bulusidokare. 32 responden tersebut adalah: Bapak Agus, Bapak Basuki,
Bapak Catur, Bapak Firdaus, Bapak Gatot, Bapak Hafid, H. Karim, Bapak
Husen, Bapak Munir, Bapak Novan, Bapak Nur Choliq, Bapak Rudi, Bapak
Samsul, Bapak Sholeh, Bapak Subhan, Bapak Sutaji, Ibu Arbainah, Ibu Dani,
Ibu Hana, Hj. Sunnah, Ibu Indah, Ibu Isa, Kurnia Dewi, Ibu Lilik, Ibu
20Luluk Fikri Zuhriyah, Metode Penelitian Kualitatif, (Surabaya: PT. Revka Petra Media, 2012),
22
Maisyaroh, Meylinda, Ibu Pipit, Ibu Sulastri, Ibu Tin, Ibu Umi, Ibu Yani, Ibu
Zubaidah.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi, yaitu mengadakan pengamatan terhadap pola perilaku
masyarakat kelurahan Bulusidokare.
b. Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab secara langsung dengan
masyarakat kelurahan Bulusidokare yang tidak menggunakan bank syariah
serta masyarakat yang juga mengerti tentang bank syariah.
c. Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data yang tidak langsung
ditujukan pada subjek penelitian, namun melalui dokumen-dokumen yang
berhubungan dengan persepsi masyarakat kelurahan Bulusidokare terhadap
bank syariah.
d. Studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan data dengan cara memperoleh dari
kepustakaan dimana penulis mendapatkan teori serta pendapat para ahli
serta beberapa buku referensi yang ada hubungannya dengan penelitian.
5. Teknik Pengolahan Data :
a. Reduksi data (data reduction), dalam tahap ini penulis melakukan pemilihan
dan pemusatan perhatian untuk penyederhanaan, abstraksi dan transformasi
kata dasar.21
b. Penyajian data (data display), penulis mengembagkan sebuah deskripsi
informasi tersusun untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Penyajian data yang lazim digunakan pada langkah ini adalah dalam bentuk
teks naratif.
23
c. Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing and verification),
penulis berusaha menarik kesimpulan dan melakukan verifikasi dengan
mencari makna setiap gejala yang diperoleh dari lapangan, mencatat
keteraturan dan konfigurasi yang mungkin ada, alur kausalitas dari
fenomena dan proposisi.22
6. Teknik Analisis Data
Dalam grounded theory, pengumpulan dan analisis data merupakan proses
yang saling berkaitan erat dan harus dilakukan secara bergantian karena hasil
analisis akan mengatur pengambilan data yang selanjutnya. Analisis data ini
diistilahkan sebagai pengkodean, yaitu proses penguraian data, pengkonsepan,
dan penyusunan kembali data dengan cara yang baru.23
Analisis dalam grounded theory terdiri dari tiga jenis pengkodean utama,
yaitu pengkodean terbuka (open coding), pengkodean berporos (axial coding),
dan pengkodean terpilih (selective coding). Open coding merupakan bagian
dari analisis dimana penulis melakukan identifikasi, penamaan, kategorisasi,
dan penguraian gejala yang ditemukan dalam data. Selanjutnya, terdapat
proses yang bertujuan menghubungkan antara berbagai kategori penelitian
dalam bentuk susunan properti-properti yang dilakukan dengan
menghubungkan kode-kode.24 Proses ini disebut axial coding, yaitu melalui
kombinasi cara berfikir induktif dan deduktif.
22 Ibid.
23Diah Ayu Rizka, “Akuntabilitas Pengelolaan Dana Coorporate Social Responsibility pada
BUMN Studi kasus PT. Angkasa Pura I Cabang Bandar Udara Juanda Surabaya” (Skripsi --Universitas Brawijaya Malang, 2008), 48.
24Nasharuddin Mas, “Ketangguhan Pedagang di Pasar Tradisional dalam Menghadapi Kemajuan
24
Setelah axial coding, terdapat pula yang disebut selective coding, yaitu
proses memilih kategorisasi inti dan menghubungkan kategori-kategori lain
pada kategori inti. Tujuan dari metode ini adalah untuk menemukan teori baru
atau mengembangkan teori yang sudah ada yang didukung oleh data yang
valid, sehingga pemecahan persoalan atau solusi dapat diperoleh.25
Tabel 1.2
- Memberi batasan bagi variasi yang tidak
relevan
- Mempelajari gambaran umum kasus
- Menyusun perkiraan kebutuhan data
berdasarkan tujuan penelitian
- Menentukan metode pengumpulan data
yang akan digunakan
- Menyusun proposal dan rencana kasus
- Melakukan pengumpulan dan analisis
data secara bergantian dan tumpang tindih
- Melakukan content analysis
- Wawancara semi-terstruktur untuk
mempermudah penggalian data karena sifatnya lebih fleksibel dan optimis
c. Fase Penyusunan Data - Menyusun kembali data yang diperoleh
untuk mempermudah analisis d. Fase Analisis Data
1) Menganalisis data yang telah disusun
2) Pengembangan teori
3) Akhir penelitian
- Menentukan konsep dan kategori
berdasarkan data yang diperoleh
- Mengelompokkan data ke dalam konsep
dan kategori yang dibuat
- Mengintegrasikan konsep dan kategori
dengan memperkirakan hubungannya
- Mengkonfirmasi dan memverifikasi
hubungan yang diperkirakan dengan cara melakukan perbandingan-perbandingan
25
- Mengakhiri proses dengan
menyimpulkan hasil pengembangan teori e. Fase Perbandingan Literatur
1) Perbandingan teori grounded
dengan literatur yang berkaitan
- Membandingkan prinsip, kategori, atau
konsep yang selaras
- Membandingkan prinsip, kategori, atau
konsep yang bertentangan
Sumber : Agus Salim, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, 2001
Tabel 1.2 memberikan gambaran rinci mengenai fase dan langkah yang
ditempuh untuk membangun grounded theory dalam penelitian ini. Meski
terdiri dari lima fase dan sembilan langkah yang berbeda, namun sebenarnya
prosedur analisis yang merupakan dasar bagi proses pengkodean hanya terdiri
dari dua hal, yaitu pembuatan perbandingan dan pengajuan pertanyaan. Oleh
karena itu, grounded theory seringkali disebut dalam literatur-literatur sebagai
metode analisis melalui pembandingan terus-menerus.26
I. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan ini dipaparkan dengan tujuan untuk memudahkan
penulisan dan pemahaman. Oleh karena itu, penulisan skripsi ini dibagi dalam
berbagai bab, pada tiap – tiap bab terdiri atas beberapa sub bab, sehingga
pembaca dapat memahami dengan mudah. Adapun sistematika pembahasaanya
adalah:
Bab pertama adalah pendahuluan yang memuat uraian tentang latar
belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian
pustaka, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi konseptual, metode
penilitian (meliputi data yang dikumpulkan, sumber data, teknik pengumpulan
26
data, teknik pengolahan dan analisis data), dan sistematika pembahasan.
Bab kedua landasan teori yang memuat teori tentang perilaku konsumen,
serta teori tentang bank syariah, serta perbedaan antara bank syariah dan bank
konvensional.
Bab ketiga berisi data-data penelitian yang meliputi gambaran umum
mengenai masyarakat kelurahan Bulusidokare terkait persepsi masyarakat
terhadap bank syariah serta faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
masyarakat tersebut terhadap bank syariah.
Bab keempat adalah analisis persepsi masyarakat kelurahan Bulusidokare
terhadap bank syariah dan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat
tersebut.
Bab kelima merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dari hasil
27 BAB II
TEORI PERILAKU KONSUMEN DAN BANK SYARIAH
A. Teori Perilaku Konsumen
1. Pengertian Teori Perilaku Konsumen
Schiffman dan Kanuk mendefinisikan perilaku konsumen sebagai
berikut “The term consumer behavior refers to the beavior display in
searching for, purchashing, using, evaluating, and disposing of products and
services that they expect will satisfy their needs”. Yang artinya Istilah
perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen
dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan
produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka.1
Kotler dan Keller mendefinisikan perilaku konsumen sebagai “studi
tentang cara individu, kelompok, dan organisasi menyeleksi, membeli,
menggunakan, dan mendisposisikan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman
untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.”2 Menurut Ujang
Sumarwan, studi mengenai perilaku konsumen pada dasarnya adalah untuk
memahami mengapa konsumen melakukan hal yang mereka lakukan.
Menurutnya, “perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta
1 L. G Schiffman dan L. L Kanuk, Consumer Behavior 10th Ed.. diterjemahkan oleh Zoelkifli
Sakup dengan judul Perilaku Konsumen, Edisi Kesepuluh (New Jersey: Prentice Hall, 2010), 5.
28
proses psikologi yang mendorong suatu tindakan tersebut pada saat sebelum
membeli, ketika membeli, menggunakan, dan menghabiskan.”3
Dan American Marketing Association mendefinisikan perilaku
konsumen sebagai “dinamika interaksi antara pengaruh dan kesadaran,
perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran aspek-aspek
kehidupan.”4 Sehingga dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan
bahwa perilaku konsumen adalah perilaku yang ditunjukkan pada saat
konsumen melakukan kegiatan sebelum, pada saat, dan sesudah membeli
suatu produk barang atau jasa yang melibatkan pemikiran dan perasaan.
2. Manfaat Perilaku Konsumen
Dalam perkembangan konsep pemasaran modern, konsumen
ditempatkan sebagai sentral perhatian. Para praktisi maupun akademisi
berusaha mengkaji aspek-aspek konsumen dalam rangka mengembangkan
strategi pemasaran yang diharapkan mampu meraih pangsa pasar yang
tersedia. Setidaknya ada dua alasan mengapa perilaku konsumen perlu
dipelajari5, yaitu:
a. Perilaku konsumen penting dalam kehidupan sehari-hari
Setiap konsumen memiliki perilaku yang berbeda-beda dan selalu
berinteraksi dengan lingkungannya. maka secara otomatis perilaku itu
akan berubah-ubah bahkan dalam hitungan hari. Perilaku konsumen di
3 Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011),6.
4 J. Paul Peter dan Jerry C. Olson, Consumer Behavior and Marketing Strategy 9th ed,
diterjemahkan oleh Diah Tantri Dwiandani dengan judul Perilaku Konsumen dan Strategi
Pemasaran Edisi 9 Buku 1 (Jakarta: Salemba Empat, 2014), 6.
29
sini penting untuk memahami mengapa dan apa saja yang mempengaruhi
perubahan perilaku konsumen.
b. Perilaku konsumen penting untuk pengambilan keputusan.
Setiap keputusan yang diambil oleh konsumen pasti didasarkan pada
alasan-alasan tertentu, baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Proses pengambilan keputusan konsumen sangat terkait dengan faktor
internal dan faktor eksternal. Dengan memahami perilaku konsumen,
pemasar akan mudah untuk menggambarkan bagaimana proses keputusan
itu dibuat.
Selain dua alasan di atas, mempelajari perilaku konsumen
memberikan beberapa manfaat6, diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Membantu para manajer dalam pengambilan keputusan.
2) Memberikan pengetahuan dan teori-teori kepada para peneliti sehingga
dapat menganalisis perilaku konsumen dengan baik.
3) Membantu legislator dan regulator dan menciptakan hukum dan
peraturan dan undang-undang yang melindungi kepentingan konsumen.
4) Meningkatkan pemahaman mengenai berbagai faktor (yaitu faktor
psikologi, sosial, ekonomi, demografi, budaya dan lingkungan) yang
mempengaruhi perilaku manusia sebagai konsumen.
5) Membantu konsumen agar dapat membuat keputusan konsumen
dengan bijak.
30
3. Ruang Lingkup Perilaku Konsumen
Fokus dalam studi perilaku konsumen adalah pada cara individu
mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya yang tersedia
seperti waktu, uang dan usaha guna membeli produk yang akan dikonsumsi.
Fokus tersebut mencakup apa yang konsumen beli, mengapa mereka
membeli, kapan mereka membeli, di mana mereka membeli, seberapa sering
mereka membeli dan seberapa sering mereka menggunakannya. 7
Perilaku konsumen adalah cabang antar ilmu pengetahuan, dasarnya
ialah berbagai konsep mengenai orang yang kemudian dikembangkan oleh
para ilmuwan dalam disiplin ilmu yang sangat berbeda. Teori awal perilaku
konsumen didasarkan pada teori ekonomi, dengan asumsi bahwa individu
bertindak secara rasional untuk memaksimumkan keuntungan, kepuasan,
serta kekayaan mereka dalam membeli barang dan jasa.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
a. Faktor Internal :
1) Motivasi
Motivasi terjadi karena adanya kebutuhan, keinginan dan harapan
yang tidak terpenuhi yang menyebabkan timbunya ketegangan. Pada
tingkat tertentu, ketegangan ini akan berubah menjadi hasrat yang
mendorong individu melakukan suatu perilaku tertentu guna
31
memenuhi kebutuhan, keinginan dan hasratnya tersebut.8 Inilah yang
disebut sebagai motivasi. Motivasi adalah daya dorong yang muncul
dari seorang konsumen yang akan mempengaruhi proses keputusan
konsumen dalam membeli dan menggunakan barang dan jasa.9
2) Kepribadian
Kepribadian sering diartikan sebagai karakteristik individual yang
merupakan perpaduan dari sifat, tempramen, kemampuan umum dan
bakat yang dalam perkembangannya di pengaruhi oleh interaksi
individu dengan lingkungannya. Kepribadian juga diartikan sebagai
karakteristik yang ada dalam diri individu yang melibatkan berbagai
proses psikologis yang akan menentukan kecenderungan dan respon
seseorang terhadap lingkungan. Memahami kepribadian sangat penting
karena kepribadian berkaitan dengan perilaku konsumen. Perbedaan
dalam kepribadian konsumen akan mempengaruhi perilakunya dalam
memilih atau membeli produk karena konsumen akan membeli barang
yang sesuai dangan kepribadiannya.10
3) Konsep Diri
Hawkins and Mothersbaught menyatakan bahwa self-concept is
defined as the totality of the individual’s thoughts and feeling having
8Sciffman dan Kanuk dalam Tatik Suryani, Perilaku Konsumen: Implementasi pada Strategi
Pemasarani,(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), 27.
9
Ujang Sumarwan, Perilaku...,11.
32
reference to himself or herself as an object.11 Definisi ini dengan tegas
mengatakan bahwa konsep diri menggambarkan bagaimana sikap
orang tersebut terhadap dirinya. Konsep diri seseorang adalah persepsi
atau perasaan seseorang terhadap dirinya. Konsep diri sangat terkait
dengan karakter atau sifat-sifat dari kepribadian seseorang. Persepsi
terhadap dirinya tersebut akan direfleksikan dengan perilaku
konsumsinya. Misalnya konsumen dapat memandang dirinya sebagai
orang yang modern dan mudah menerima inovasi, konsumen tersebut
akan mudah menerima dan membeli berbagai peralatan dan alat
komunikasi yang modern dan selalu tertarik membeli sesuatu yang
baru. Demikian pula seseorang yang memiliki persepsi bahwa dirinya
adalah orang yang sangat mudah bergaul dan sangat senang melakukan
kegiatan sosial. Orang yang memiliki persepsi seperti itu akan mudah
aktif mengikuti berbagai kegiatan sosial, akif berolahraga, dan
berbagai kegiatan lainnya yang menunjukkan bahwa dirinya adalah
pribadi yang aktif dan mudah bergaul.
4) Persepsi
Persepsi adalah tindakan menyusun, mengenali, dan menafsirkan
informasi sensoris guna memberikan gambaran dan pemahaman
tentang lingkungan. Persepsi merupakan sebuah proses di mana dalam
proses tersebut memilih, mengorganisasikan dan mengiterpretasikan
11 Hawkins and Mohersbaught dalam Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen. (Bogor: Ghalia
33
stimuli menjadi sesuatu yang lebih bermakna.12 Persepsi meliputi
semua hasil dari stimulasi dari organ pengindra. Stimulus bisa
bermacam-macam bentuknya, asal merupakan sesuatu yang langsung
mengenai indera kita, seperti segala sesuatu yang bisa dicium, segala
sesuatu yang bisa dilihat, segala sesuatu yang bisa didengar, segala
sesuatu yang bisa diraba.
5) Proses Belajar
Solomon mendefinisikan “Learning refers to a relatively
permenent chang in behavior that is caused by experience”, belajar
adalah perubahan perilaku yang relatif permanen yang diakibatkan oleh
pengalaman. Schiffman dan Kanuk menyatakan “From a marketing
perpective, however, consumer learning can be thought of as the proces
by which individual acquire the purchase and consumption knowledge
and experience that they apply to the future related behavior.”13 Dari
perspektif pemasaran, proses belajar konsumen dapat diartikan sebagai
sebuah proses dimana seseorang memperoleh pengetahuan dan
pengalaman pembelian dan konsumsi yang akan ia terapkan pada
perilaku yang terkait pada masa datang.
Dari definisi di atas dapat di simpulkan bahwa proses belajar
merupakan suatu proses yang menghasilkan perubahan pengetahuan
atau perilaku yang bersifat relatif permanen yang bersumberkan dari
12\ Sciffman dan Kanuk dalam Tatik Suryani, Perilaku Konsumen: Implementasi pada Strategi
Pemasarani,(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), 97.
34
pengalaman.14 Proses belajar bisa terjadi karena adanya empat unsur
yang mendorong proses belajar tersebut, yaitu motivasi, isyarat,
respons, dan pendorong atau penguatan.
6) Pengetahuan
Pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki
konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa, serta
pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk dan jasa tersebut, dan
informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen.
Pengetahuan konsumen akan mempengaruhi keputusan pembelian.
Pengetahuan konsumen terbagi ke dalam tiga macam (1) pengetahuan
produk, (2) pengetahuan pembelian, (3) pengetahuan pemakaian.
7) Sikap
Sikap (attitudes) konsumen adalah faktor penting yang akan
mempengaruhi keputusan konsumen. Konsep sikap sangat terkait
dengan konsep kepercayaan (belief) dan perilaku (behavior). Sikap
merupakan ungkapan perasaan konsumen tentang suatu objek apakah
disukai atau tidak, serta menggambarkan kepercayaan konsumen
terhadap berbagai atribut dan manfaat dari objek tersebut.15
Kepercayaan konsumen adalah pengetahuan konsumen mengenai suatu
objek, atributnya, dan manfaatnya. Kepercayaan, sikap, dan perilaku
juga terkait dengan konsep atribut produk (product atribute). Atribut
14 Ibid.,130.
35
produk adalah karakteristik dari suatu produk. Konsumen biasanya
memiliki kepercayaan terhadap atribut suatu produk.
8) Agama
Agama yaitu suatu sistem kepercayaan dan keyakinan tentang
hakikat adanya Tuhan Yang Maha Esa serta kepercayaan tentang
adanya kehidupan setelah kematian. Agama tersebut memberikan
pedoman apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan
oleh para pemeluknya. Ajaran-ajaran agama tersebut akan
mempengaruhi sikap, motivasi, persepsi dan perilaku konsumen dalam
mengkonsumsi barang dan jasa.16
b. Faktor Eksternal :
1) Budaya
Budaya adalah segala nilai, pemikiran, simbol yang mempengaruhi
perilaku, sikap, kepercayaan, dan kebiasaan seseorang dan masyarakat.
Budaya bukan hanya yang bersifat abstrak seperti nilai, pemikiran dan
kepercayaan, budaya juga bisa berbentuk objek material. Rumah,
kendaraan, peralatan elektronik, dan pakaian adalah contoh-contoh
produk yang bisa dianggap sebagai budaya suatu masyarakat. Dalam
konteks pemahaman budaya dan pengaruhnya terhadap perilaku
konsumen, budaya di definisikan sebagai keseluruhan dari keyakinan,
nilai dan kebiasaan yang dipelajari oleh suatu kelompok masyarakat
36
tertentu yang membantu mengarahkan perilku konsumen.17 Suatu
nilai-nilai bisa dianggap sebagai makna budaya (cuktural meaning) jika
semua orang dalam masyarakat memiliki pemahaman yang sama
terhadap nilai-nilai tersebut. Unsur-unsur budaya antara lain yaitu
nilai, norma, kebiasaan, larangan, mitos, dan simbol. Budaya akan
mempengaruhi sikap, persepsi, dan perilaku konsumen.18
2) Karakteristik Demografi, Sosial dan Ekonomi
Demografi akan menggambarkan karakteristik suatu penduduk.
Beberapa karakteristik demografi yang sangat penting untuk
memahami konsumen adalah usia, jenis kelamin, pekerjaan,
pendidikan, agama, suku bangsa, pendapatan, status pernikahan, dan
kelas sosial. Kelas sosial adalah bentuk lain dari pengelompokan
masyarakat ke dalam kelas atau kelompok yang berbeda. Kelas sosial
akan mempengaruhi jenis produk, jenis jasa, dan merek yang
dikonsumsi konsumen.
3) Keluarga
Keluarga adalah lingkungan mikro, yaitu lingkungan yang paling
dekat dengan konsumen. Keluarga adalah lingkungan dimana sebagian
besar konsumen tinggal dan berinteraksi dengan anggota-anggota
keluarga lainnya. Keluarga mempunyai peranan penting dalam perilaku
konsumen. Konsumen sebagai anggota keluarga yang sering
berinteraksi dengan anggota keluarga yang lain, perilakunya secara
17
Tatik Suryani, Perilaku...,285.
37
tidak langsung dipengaruhi oleh hasil interaksi tersebut. Keluarga
mempengaruhi proses pembelaran, sikap, persepsi dan perilaku
orang-orang yang ada di dalamnya. Oleh karena itu perilaku konsumen secara
langsung atau tidak langsung sangat dipengaruhi oleh keluarga.19
4) Kelompok Acuan
Sebuah kelompok (group) merupakan kumpulan dari dua atau
lebih orang-orang yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan yang
sama. Masing-masing kelompok dimana konsumen menjadi
anggotanya akan mempengaruhi perilaku pembelian dan konsumsi dari
konsumen tersebut. Kelompok acuan adalah seorang individu atau
sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku
seseorang. Kelompok acuan akan memberikan standar dan nilai yang
akan mempengaruhi perilaku seseorang.
5) Lingkungan
Peter dan Olson mengartikan lingkungan sebagai:
“The environment refers to all the physical and social characteristics of a consumer’s external world, including physical objects (products and stores), spatial relationships (loction of store and products in stores), and social behavior of other people (who is around and what they are doing)”.20
Lingkungan konsumen terbagi ke dalam dua macam, yaitu
lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Lingkungan sosial adalah
semua interaksi sosial yang terjadi antara konsumen dengan orang
19Tatik Suryani, Perilaku...,235.
20 Peter dan Olson dalam Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011),
38
sekelilingnya atau antara banyak orang. Lingkungan sosial adalah
orang-orang lain yang berada di sekeliling konsumen dan termasuk
perilaku dari orang-orang tersebut. Sedangkan lingkungan fisik adalah
segala sesuatu yang berbentuk fisik di sekeliling konsumen.21
B. Persepsi Konsumen
Hampir semua kejadian di dunia ini penuh dengan rangsangan. Suatu rangsangan (stimulus) adalah sebuah unit input yang merangsang satu atau lebih dari 5 pancaidra: penglihatan, penciuman, rasa, sentuh, dan pendengaran. Orang tidak dapat menerima seluruh rangsangan yang ada dilingkungan mereka. Oleh karena itu, mereka menggunakan keterbukaan yang selektif (selective exposure) untuk menentukan mana rangsangan yang harus diperhatikan dan mana yang harus diabaikan.22
Pengenalan atas suatu objek, jelas, gerakan, intensitas (seperti volume yang
meningkat), dan aroma sesuatu petunjuk yang mempengaruhi persepsi. Konsumen mengunakan petunjuk tersebut untuk mengidentifikasi produk dan merek. Persepsi merupakan suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi, dimana pengertian sensasi adalah aktivitas merasakan atau penyebab adanya emosi. Sensasi dapat didefinisikan juga sebagai tanggapan yang cepat dari indra penerima kita terhadap stimuli dasar seperti cahaya, warna, dan suara. Dengan adanya itu semua, maka akan timbul persepsi. Pengertian dari persepsi adalah
21 Ibid.,14.
22 Nugroho J. Setiadi, Perilaku Konsumen: Prespektif Kontemporer Pada Motif, Tujuan, dan
39
proses bagaimana stimuli-stimuli itu di seleksi, diorganisasikan dan diinterpretasikan.23
C. Proses Pengambilan Keputusan Konsumen
1. Pengertian Keputusan Konsumen
Menurut Kotler dan Keller proses keputusan pembelian merupakan
proses dimana konsumen melewati lima tahap yaitu : tahap pengenalan
masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian,
pasca pembelian dan perilaku pasca pembelian.24 lima tahapan konsumen
tersebut adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Proses Pembelian
Sumber: Kotler dan Keller
Proses pembelian dimulai ketika konsumen mengenali masalah atau
kebutuhan. Proses ini bisa dipengaruhi dari rangsangan internal maupun
eksternal konsumen. Konsumen yang telah mengenali kebutuhannya akan
melakukan pencarian informasi terkait produk yang mereka butuhkan dari
berbagai macam sumber. Lalu evaluasi alternatif dilakukan ketika informasi
yang didapatkan dirasa cukup untuk dikelola. Keputusan pembelian
dilakukan pada saat konsumen benar-benar membeli produk yang ia
butuhkan. Pada tahap perilaku pasca pembelian konsumen akan mengalami
23 Ibid.
24 Kotler dan Keller, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Airlangga, 2008), 227.
40
kesesuaian atau bahkan ketidaksesuaian terhadap produk yang ia beli.
Tindakan pasca pembelian jika konsumen puas, mungkin ingin membeli
produk itu kembali. Pelanggan yang puas juga cenderung mengatakan hal-hal
baik tentang mereka kepada orang lain.
2. Proses Pengambilan Keputusan
a. Pengenalan masalah
Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali masalah atau
kebutuhan, yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Rangsangan internal misalnya dorongan memenuhi rasa lapar dan haus yang mencapai ambang batas tertentu. Sedangkan rangsangan eksternal misalnya seseorang melewati toko kue dan melihat kue yang segar dan hangat sehingga terangsang rasa laparnya.
b. Pencarian informasi
Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk
mencari informasi yang lebih banyak. Sumber informasi konsumen yaitu: 1) Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga dan kenalan.
2) Sumber komersial: iklan, wiraniaga, agen, kemasan dan penjualan. 3) Sumber publik: media massa dan organisasi penilai konsumen.
41
c. Evaluasi alternatif
Konsumen memiliki sikap beragam dalam memandang atribut yang relevan dan penting menurut manfaat yang mereka cari. Kumpulan keyakinan atas merek tertentu membentuk citra merek, yang disaring melalui dampak persepsi selektif, distorsi selektif dan ingatan selektif. d. Keputusan pembelian
Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Faktor sikap orang lain dan situasi yang tidak dapat diantisipasi yang dapat mengubah niat pembelian termasuk faktor-faktor penghambat pembelian. Dalam melaksanakan niat pembelian, konsumen dapat membuat lima sub-keputusan pembelian, yaitu: sub-keputusan merek, sub-keputusan pemasok, keputusan kuantitas, keputusan waktu dan keputusan metode pembayaran. e. Perilaku pasca pembelian
42
tersebut. Sebaliknya, perasan yang tidak puas akan menyebabkan konsumen kecewa dan menghentikan pembelian kembali dan konsumsi produk tersebut.25
D. Bank Syariah
1. Pengertian Bank Syariah
Bank syariah adalah bank atau lembaga keuangan yang usaha pokoknya
memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran
serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip
syariah Islam.26 Menurut Syafi’i Antonio dan Kaenaen Perwataatmadja, bank
syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah yang
mengacu pada ketentuan-ketentuan al-Qur’an dan Hadist.27 Menurut UU No.
21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, dijelaskan bahwa perbankan
syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut bank syariah dan unit usaha
syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta tata cara dan proses di
dalam melaksanakan kegiatan usahanya.28
2. Landasan Hukum Bank Syariah
Ada beberapa landasan hukum tentang perbankan syariah, yaitu:
a. UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
b. UU No. 7 Tahun 1992 tentang Dual Banking Sistem.
25 Philip Kotler, Manajamen Pemasaran Jilid 1 dan 2, (Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia). 233
26 Muhammad, Konstruksi Mudharabah Dalam Bisnis Syariah, (Yogyakarta: PSEI STIS, 2001)
dalam https://muttaqinhasyim.wordpress.com/2009/05/15/konsep-dasar-bank-syariah/. Diakses
pada 19 September 2016.
27Kaenaen Perwataatmadja dan Syafi’i Antonio, Apa Dan Bagaimana Bank Islam. (Yogyakarta:
PT. Dana Bhakti Wakaf, 1997), 1.