GAMBARAN PERILAKU SISWA SMAN 1 PINTUPOHAN KECAMATAN PINTUPOHAN MERANTI KABUPATEN TOBA SAMOSIR
TENTANG SEKSUAL PRA NIKAH TAHUN 2011
SKRIPSI
Oleh :
BINTANG SITORUS NIM. 081000204
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
GAMBARAN PERILAKU SISWA SMAN 1 PINTUPOHAN KECAMATAN PINTUPOHAN MERANTI KABUPATEN TOBA SAMOSIR
TENTANG SEKSUAL PRA NIKAH TAHUN 2011
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh:
BINTANG SITORUS NIM. 081000204
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2011
HALAMAN PENGESAHAN Skripsi Dengan Judul
GAMBARAN PERILAKU SISWA SMAN 1 PINTUPOHAN KECAMATAN PINTUPOHAN MERANTI KABUPATEN TOBA SAMOSIR
TENTANG SEKSUAL PRA NIKAH TAHUN 2011
Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh : BINTANG SITORUS
NIM. 081000204
Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 27 Juni 2011 dan
Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima
Tim Penguji
Ketua Penguji Penguji I
Drs. Heru Santosa,MS, Ph.D dr. Yusniwarti Yusad, M.Si NIP. 19581110 198403 1 002 NIP. 19510520 198703 2 001
Penguji II Penguji III
dr. Ria Masniari Lubis, M.Si Maya Fitria, SKM, M.Kes NIP. 19531018 198203 2 001 NIP. 19761005 200912 2 003
Medan, September 2011 Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara Dekan,
ABSTRAK
Derasnya arus informasi dan perkembangan gaya hidup sangat mempengaruhi perkembangan seksualitas remaja yang sedang berada pada puncaknya. Di satu sisi remaja berada pada masa gejolak seks yang besar dan disisi lain diharuskan mampu menguasai gejolak tersebut tanpa tahu bagaimana mengelolanya. Kondisi ini tentu saja dapat menimbulkan keadaan yang rawan dan berbahaya dalam perilaku seksual remaja terutama dalam hubungan seksual pra nikah.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian survei deskripitif dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui gambaran perilaku siswa tentang seksual pra nikah. Populasi dari penelitian ini adalah semua siswa kelas X dan kelas XI SMAN 1 Pintupohan sebanyak 118 orang. Dengan sampel di ambil dengan metode sampel acak sederhana dengan besar sampel 73 orang.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa dari 73 orang siswa SMAN 1 Pintu pohan, siswa yang pengetahuannya baik tidak melakukan seksual pra nikah sebanyak 17 orang (40,5%) dan siswa yang pengetahuannya baik melakukan seksual pra nikah sebanyak 25 orang (59,5%), sikap siswa dalam kategori baik tidak melakukan seksual pra nikah sebanyak 20 orang (37,7%) dan sikap siswa dalam kategori baik yang melakukan seksual pra nikah 33 orang (62,3%)
Dari hasil penelitian ini diharapkan sekolah SMAN 1 Pintupohan membuat penyuluhan dan modul khusus tentang kesehatan reproduksi remaja agar remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab mengenai proses reproduksi.
Kata Kunci : Seksual Pra nikah, Siswa
ABSTRACT
The swift flow of information and development of lifestyle greatly influenced the development of adolescent sexuality that is at its peak. On the other hand, teenagers are on the sex of the turmoil and on the other hand are required to master the turmoil without knowing how to manage it. This condition can certainly cause a vulnerable and dangerous situation in the sexual behavior of adolescents, especially in pre-marital sexual relations.
This type of research conducted was deskripitif survey research using a questionnaire to find illustration students about premarital sexual behavior. The population of this study were all students in class X and class XI SMAN 1 Pintupohan as many as 118 people. With samples taken by simple random sampling method with a large sample of 73 people.
The results of this study was that of 73 students of SMAN 1 Pintupohan, students whose knowledge was either not doing pre-marital sex as many as 17 people (40.5%) and students whose knowledge wass both pre-marital sexual conduct as many as 25 people (59.5% ), the attitude of students in a category either no premarital sexual conduct as many as 20 people (37.7%) and the attitudes of students in both categories who do pre-marital sex 33 men (62.3%)
From the results of this study are expected school SMAN 1 Pintupohan make an illuminatif and special modules on adolescent reproductive health for adolescents to have the attitude and behavior are responsible for the reproductive process.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Bintang Sitorus
Tempat/tanggal lahir : Sei Belutu / 02 Nopember 1978
Agama : Kristen Protestan
Status Perkawinan : Kawin
Jumlah Anggota Keluarga : 6 Orang
Alamat Rumah : Jl. P.Siantar no.12 Kelurahan Patane III
Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir
Riwayat Pendidikan : SD Negeri 173633 Porsea (1985 - 1991)
SMP Negeri 2 Porsea (1991-1994)
SMA Negeri 1 Porsea (1994-1997)
DIII Statistika FMIPA USU ( 1997 - 2000)
Fakultas Kesehatan Masyarakat USU (2008-2011)
Riwayat Pekerjaan :
PT. Bumi Kaya Steel Jakarta (2000-2003)
Bimbingan Kumon Jakarta (2003 – 2004)
BKKBN Toba Samosir (2005 – Sekarang )
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala berkat dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Gambaran perilaku siswa SMAN 1 Pintupohan Kecamatan Pintupohan Meranti Kabupaten Toba Samosir tentang seksual Pra nikah Tahun 2011”
Dalam penulisan skripsi ini, banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak
baik secara moril maupun materil. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs Alam Bakti Kaloko, selaku dosen penasehat akademik.
3. Bapak Drs Heru Santosa, MS, Ph.D selaku Ketua Departemen Kependudukan dan
Biostatistika Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dan juga
sebagai Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan, ilmu,
motivasi serta dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu dr.Yusniwarti Yusad,M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, arahan, ilmu, motivasi dan masukan kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, M.Si dan Ibu Maya Fitria SKM, M.Kes selaku Dosen
Penguji yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan masukan dalam
6. Seluruh dosen dan staf Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
Utara yang telah banyak memberikan ilmu dan bantuan selama penulis menuntut
ilmu di fakultas.
7. Bapak Jelarwin Dabutar,S,Pd, M.Pd yang telah memberikan izin kepada penulis
untuk melakukan penelitian dan memperoleh data-data.
8. Kepada Ibu Sembiring selaku guru BP di SMAN I pintupohan yang telah banyak
membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.
9. Kepada Buah hatiku yang tercinta dan tersayang Ananda Joyce Bertha Saragi dan
kekasihku A.Hutasoit yang selalu mendoakan dan memotivasi dalam suka
maupun duka.
10. Kedua orang tuaku tercinta Ayahanda P.Sitorus, Ibunda L br Samosir yang selalu
mendoakan dan memberikan kasih sayangnya dalam membesarkan, mendidik,
juga selalu memberikan semangat dan dukungan.
11. Kepada nenek tercinta M br Manurung dan adik-adikku (Nita, Raden, Agus,
Maya) yang selalu memberikan kasih sayang nya dan doanya kepada penulis
12. Teman-teman peminatan Kependudukan dan Biostatistika dan rekan-rekan
stambuk 2008 dan sahabat-sahabat terbaikku ( Mampe, Yance, Lina, Sairama,
Ferry) serta semua pihak yang telah mendukung penulis dalam penyelesaian
skripsi ini.
13. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa
disebutkan satu persatu.
Semoga kebaikan semua pihak yang telah banyak membantu penulis mendapat
rahmat dan berkat dari Tuhan yang Maha Kuasa.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun diharapkan demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi
semua pihak.
Medan, September 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Pengesahan……….... i
ABSTRAK ……… ii
ABSTRACT ……….. iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ………... iv
KATA PENGANTAR ………... v
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ………... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 5
1.3. Tujuan Penelitian ... 6
1.3.1.Tujuan Umum ... 6
1.3.2.Tujuan Khusus ... 6
1.4. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 7
2.1. Seksual pranikah ... 7
2.1.1. Pengertian ... 7
2.1.2. Bentuk-bentuk perilaku seksual pranikah pada remaja ... 8
2.1.3. Faktor menyebabkan remaja melakukan hubungan seksual Pranikah ……… 10
2.1.4. Faktor faktor mempengaruhi permasalahan seksual remaja . 11 2.2. Dampak dari melakukan hubungan seksual pranikah... 12
2.2.1. Aspek medis... 12
2.2.2. Aspek sosial psikologis ... 13
2.3. Remaja. . ... 14
2.3.1. Pengertian ... 14
2.3.2. Ciri-ciri perkembangan remaja... ... 15
2.3.3. Perubahan fisik pada remaja... 16
2.3.4. Perubahan kejiwaan pada remaja ...……. 16
2.3.5. Pengaruh buruk akibat terjadinya hubungan seksual pra nikah pada remaja ... 17
2.4. Defenisi perilaku ... 18
2.4.1. Pengetahuan ... 18
2.4.2. Sikap ... ...….. 20
2.4.3. Tindakan ... ... 21
2.5. Variabel Penelitian ... 22
BAB III METODE PENELITIAN ... 23
3.1. Jenis Penelitian ... 23
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23
3.2. 1. Lokasi Penelitian... 23
3.2.2. Waktu Penelitian... 23
3.3. Populasi dan Sampel... 23
3.3.1. Populasi... 23
3.3.2 Sampel... ... 24
3.4. Metode Pengumpulan Data... 25
3.5. Defenisi Operasional... 25
3.6. Aspek Pengukuran ... 25
3.7. Pengolahan dan analisis data ... 27
3.7.1 Pengolahan data...…… 27
3.7.2 Analisa data... 28
BAB IV HASIL PENELITIAN ……… 29
4.1. Gambaran Umum SMA Negeri 1 Pintupohan ……….. 29
4.2. Gambaran Karakteristik responden ………. 29
4.3. Pengetahuan siswa tentang seksual pra nikah ………... 32
4.4. Sikap siswa tentang seksual pra nikah ………... 35
4.5 Tindakan siswa tentang seksual pra nikah ……….. 40
BAB V PEMBAHASAN ……… 47
5.1. Pengetahuan siswa tentang perilaku seksual pra nikah……….. 47
5.2. Sikap siswa tentang perilaku seksual pra nikah ………. 48
5.3. Tindakan melakukan seksual pra nikah ……….. 49
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ...………. 52
6.1 Kesimpulan ………. 52
6.2. Saran ………... 52
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di SMAN 1 Pintupohan Tahun 2011……… 30 Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di
SMAN 1 Pintupohan Tahun 2011………... 30 Tabel 4.3 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Terakhir Orangtua di SMAN 1 PintuPohan Tahun 2011 ………. 31 Tabel 4.4 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Orangtua di SMAN 1 PintuPohan Tahun 2011 ………... 31 Tabel 4.5 Distribusi Pengetahuan Responden tentang Seksual Pra Nikah
Menurut Item pertanyaan di SMAN 1 Pintu Pohan Tahun 2011.... 32 Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Siswa tentang
Perilaku Seksual Pranikah di SMAN 1 Pintu Pohan Tahun 2011.. 36 Tabel 4.7 Distribusi Sikap Responden tentang Seksual Pra Nikah menurut
Item Pernyataan di SMAN 1 Pintu Pohan Tahun 2011 …………. 37 Tabel 4.8 Distribusi Berdasarkan Sikap Siswa tentang Perilaku Seksual
Pra nikah di SMAN 1 Pintu Pohan Tahun 2011 ……… 41 Tabel 4.9 Distribusi Tindakan Responden tentang Seksual Pra Nikah
Menurut Item Pernyataan di SMAN 1 Pintu Pohan Tahun 2011… 41 Tabel 4.10 Distribusi Berdasarkan Tindakan Siswa tentang Perilaku
Seksual Pra nikah di SMAN 1 Pintu Pohan Tahun 2011 ……….. 44 Tabel 4.11 Tabel Silang Pengetahuan dan Tindakan Siswa tentang Perilaku
Seksual Pra nikah di SMAN 1 Pintu Pohan Tahun 2011 ……….. 45 Tabel 4.12 Tabel Silang Sikap dan T indakan Responden tentang Perilaku
ABSTRAK
Derasnya arus informasi dan perkembangan gaya hidup sangat mempengaruhi perkembangan seksualitas remaja yang sedang berada pada puncaknya. Di satu sisi remaja berada pada masa gejolak seks yang besar dan disisi lain diharuskan mampu menguasai gejolak tersebut tanpa tahu bagaimana mengelolanya. Kondisi ini tentu saja dapat menimbulkan keadaan yang rawan dan berbahaya dalam perilaku seksual remaja terutama dalam hubungan seksual pra nikah.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian survei deskripitif dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui gambaran perilaku siswa tentang seksual pra nikah. Populasi dari penelitian ini adalah semua siswa kelas X dan kelas XI SMAN 1 Pintupohan sebanyak 118 orang. Dengan sampel di ambil dengan metode sampel acak sederhana dengan besar sampel 73 orang.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa dari 73 orang siswa SMAN 1 Pintu pohan, siswa yang pengetahuannya baik tidak melakukan seksual pra nikah sebanyak 17 orang (40,5%) dan siswa yang pengetahuannya baik melakukan seksual pra nikah sebanyak 25 orang (59,5%), sikap siswa dalam kategori baik tidak melakukan seksual pra nikah sebanyak 20 orang (37,7%) dan sikap siswa dalam kategori baik yang melakukan seksual pra nikah 33 orang (62,3%)
Dari hasil penelitian ini diharapkan sekolah SMAN 1 Pintupohan membuat penyuluhan dan modul khusus tentang kesehatan reproduksi remaja agar remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab mengenai proses reproduksi.
Kata Kunci : Seksual Pra nikah, Siswa
ABSTRACT
The swift flow of information and development of lifestyle greatly influenced the development of adolescent sexuality that is at its peak. On the other hand, teenagers are on the sex of the turmoil and on the other hand are required to master the turmoil without knowing how to manage it. This condition can certainly cause a vulnerable and dangerous situation in the sexual behavior of adolescents, especially in pre-marital sexual relations.
This type of research conducted was deskripitif survey research using a questionnaire to find illustration students about premarital sexual behavior. The population of this study were all students in class X and class XI SMAN 1 Pintupohan as many as 118 people. With samples taken by simple random sampling method with a large sample of 73 people.
The results of this study was that of 73 students of SMAN 1 Pintupohan, students whose knowledge was either not doing pre-marital sex as many as 17 people (40.5%) and students whose knowledge wass both pre-marital sexual conduct as many as 25 people (59.5% ), the attitude of students in a category either no premarital sexual conduct as many as 20 people (37.7%) and the attitudes of students in both categories who do pre-marital sex 33 men (62.3%)
From the results of this study are expected school SMAN 1 Pintupohan make an illuminatif and special modules on adolescent reproductive health for adolescents to have the attitude and behavior are responsible for the reproductive process.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang
Dalam siklus kehidupan, masa remaja merupakan masa keemasan. Pada masa
ini terjadi banyak perubahan dan masalah, yang jika tidak cepat ditangani akan menjadi
masalah yang berkepanjangan dan berdampak serius. Salah satu masalah remaja yang
memerlukan perhatian adalah masalah kesehatan, dimana kesehatan merupakan elemen
penting manusia untuk dapat hidup produktif. Remaja yang sehat adalah remaja yang
produktif sesuai dengan tingkat perkembangannya (Poltekkes Depkes, 2010).
Remaja adalah harapan bangsa, sehingga tak berlebihan jika dikatakan bahwa
masa depan bangsa yang akan datang akan ditentukan pada keadaan remaja saat ini.
Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian serius bagi orang tua, praktisi
pendidikan, ataupun remaja itu sendiri. Remaja yang sehat adalah remaja yang
produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya. Oleh karena itu
pemahaman terhadap tumbuh kembang remaja menjadi sangat penting untuk memulai
keadaan remaja (Poltekkes Depkes, 2010).
Penduduk dunia saat ini 6,3 milyar jiwa. Dari jumlah itu, penduduk remaja
mencapai lebih dari 1 milyar sedangkan jumlah remaja di Indonesia mencapai 62 juta
yang sedang memasuki perilaku reproduksi dan seksual yang dapat membahayakan atau
justru mengancam kehidupannya (Santoso, 2005).
Menurut Myles yang dikutip Iriani (2005), seksualitas merupakan sebuah proses
yang berlangsung secara terus menerus sejak seorang bayi lahir sampai meninggal,
sebuah proses yang memperlihatkan hubungan erat antara aspek fisik (sistem
reproduksi) dengan aspek psikis dan sosial yang muncul dalam bentuk perilaku serta
merupakan bagian integral dari kehidupan manusia. Namun saat ini telah terjadi
pengurangan makna dimana seksualitas disempitkan pemaknaan yang sekedar pada
aspek fisik hubungan seks. Akibatnya, seksualitas menjadi tabu dibicarakan terutama
didalam keluarga
Tidak heran bila seksualitas cenderung tidak diakui sebagai sesuatu yang
alamiah dan hanya sah dibicarakan dalam lembaga perkawinan padahal dengan
derasnya arus informasi perkembangan gaya hidup sangat mempengaruhi
perkembangan seksualitas remaja yang sedang berada pada puncaknya. Kenyataan
menunjukkan, disatu sisi remaja berada pada masa gejolak seks yang besar, sementara
disisi lain mereka diharuskan mampu menguasai gejolak tersebut tanpa keadaan yang
rawan dan berbahaya dalam perilaku seksual remaja dewasa ini (Iriani, 2005).
Remaja Indonesia saat ini sedang mengalami perubahan sosial yang cepat dari
masyarakat tradisional menuju masyarakat modern yang juga mengubah gaya hidup
mereka.Remaja yang dahulu terjaga secara kuat oleh sistem keluarga, adat budaya serta
budaya-budaya tradisional yang ada telah mengalami pengikisan yang disebabkan
revolusi media yang terbuka bagi keragaman gaya hidup (Makara kesehatan, 2006).
Hasil survei pada 24 negara di Amerika Utara dan Eropa menunjukkan bahwa
perilaku seksual remaja sudah dimulai sejak usia 15 tahun. Survei dilakukan kepada
33.943 di 24 negara dan dikerjakan Service Medical du Rectorat de Toulouse tersebut,
menunjukkan 13,2% remaja berperilaku seksual aktif semenjak usia 15 tahun dan tidak
Survei yang dilakukan oleh Departemen Sosial dan Ekonomi International pada
tahun 2005 di beberapa negara barat seperti Belgia, Kanada, Jerman, Hongaria,
Norwegia, Inggris dan Amerika menunjukkan bahwa 2/3 remaja wanita berusia 19
tahun telah melakukan hubungan seksual pranikah.
Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2004 dan tahun
2005 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), 57,5% laki-laki berusia 20-24
tahun belum menikah telah melakukan hubungan seksual dan yang berusia 15-19 tahun
sebanyak 43,8%. Sedangkan perempuan berusia 20-24 tahun belum menikah 63% telah
melakukan hubungan seksual dan yang berusia 15-19 tahun sebanyak 42,3%. Sekitar
29,6% laki-laki berusia 15-24 tahun belum menikah setuju dengan hubungan seksual
pranikah, mereka menyatakan bahwa perilaku tersebut boleh dilakukan jika pasangan
tersebut akan menikah dan 26,5% menyatakan bahwa perilaku tersebut boleh dilakukan
jika pasangan tersebut saling mencintai (Mazdea, 2010).
Penelitian-penelitian mengenai kaum remaja di Indonesia pada umumnya
menyimpulkan bahwa nilai hidup kaum remaja sedang dalam proses perubahan. Remaja
Indonesia dewasa ini nampak lebih bertoleransi pada gaya hidup seksual pranikah.
Berdasarkan penelitian dari institusi Indonesia, dari tahun 1993-2002, menemukan
bahwa 5-10% perempuan dan 18-38% laki-laki muda berusia 16-24 tahun telah
melakukan hubungan seksual pranikah dengan pasangan yang seusia mereka
(Suryaputra, 2006).
Menurut Iskandar (1998) yang dikutip citra puspita sari (2009) dari beberapa
hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan batas usia hubungan seksual pertama
kali. 18% responden di Jakarta melakukan hubungan seksual pertama kali dibawah usia
18 tahun dan usia termuda 13 tahun. Di Menado yang sudah aktif melakukan hubungan
seksual melakukan hubungan seksual pertama kali pada usia dibawah 16 tahun.
Hasil Riset yang telah dilakukan oleh BKKBN tahun 2002-2006, dari 2880
remaja 40% menyatakan telah mempraktekkan hubungan seksual. Di kota Medan tahun
2005-2006 47,54% remaja mengaku telah melakukan hubungan seksual pranikah dan
meningkat menjadi 63% tahun 2008 (BKKBN, 2008).
Seksualitas bukan merupakan pembicaraan yang baru lagi dimasyarakat
khususnya dikalangan para remaja.Pada zaman sekarang ini, kehidupan seksual
dikalangan remaja sudah lebih bebas dibandingkan dahulu.Dulu orang menganggap
kalau seks dilakukan setelah menikah, sekarang perilaku seks pranikah terkesan sebagai
suatu yang lumrah.
Dilihat dari beberapa alasan remaja melakukan hubungan seks pranikah
kebanyakan mengatakan ingin menunjukkan rasa cinta, takut ditinggalkan, Dipaksa
oleh pacar, agar dicintai. Selain alasan tersebut ada beberapa faktor lain yang
mendorong remaja melakukan hubungan seksual pranikah diantaranya pergaulan bebas,
lingkungan dan keluarga serta pengaruh perkembangan media massa baik berupa
majalah, surat kabar, tabloid dan juga dari media elektronik seperti Internet, VCD.
Hasil survei pendahuluan ke SMA Negeri 1 Pintupohan Kecamatan Pintupohan
meranti Kabupaten Toba Samosir dari 118 siswa SMAN 1 Pintupohan ada beberapa
siswa SMA negeri 1 Pintupohan yang dikeluarkan sekolah dan keluar sendiri dari
sekolah karena kasus hubungan seksual diluar nikah. Dari hasil hubungan seksual
pranikah tersebut ada sebagian yang hamil dan sebagian lagi tidak. Dari informasi
ada 6 orang siswi keluar dari sekolah karena ingin menikah dan juga karena tidak
pernah hadir lagi ke sekolah. Satu orang ketangkap basah melakukan hubungan seksual
dengan pacarnya sendiri. Berdasarkan hal tersebut, Peneliti Sebagai anak daerah
Kabupaten Toba samosir dan bekerja di Kecamatan Pintupohan Meranti ingin
mengetahui bagaimana gambaran perilaku siswa SMAN 1 Pintupohan tentang seksual
pranikah.
1.2 Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini yaitu dengan adanya 6
kasus siswi yang telah melakukan hubungan seksual dan dikeluarkan dari sekolah
sehingga ingin diteliti bagaimana gambaran perilaku siswa SMAN 1 Pintupohan
Kecamatan Pintupohan Meranti Kabupaten Toba Samosir tentang seksual pranikah
tahun 2011.
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran perilaku siswa SMAN 1 Pintupohan Kecamatan
Pintupohan Meranti Kabupaten Toba Samosir tentang seksual pra nikah tahun 2011.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan siswa SMAN 1 Pintupohan Kecamatan
Pintupohan Meranti Kabupaten Toba Samosir tentang seksual pra nikah tahun
2011.
2. Untuk mengetahui gambaran sikap siswa SMAN 1 Pintupohan Kecamatan
Pintupohan Meranti Kabupaten Toba Samosir tentang seksual pra nikah tahun 2011.
3. Untuk mengetahui gambaran tindakan siswa SMAN 1 Pintupohan Kecamatan
Pintupohan Meranti Kabupaten Toba Samosir tentang seksual pranikah tahun 2011.
1.4. Manfaat penelitian
Dengan diketahuinya gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan siswa SMAN 1
Pintupohan Kecamatan Pintupohan Meranti Kabupaten Toba Samosir tentang seksual
pranikah maka dapat ditindaklanjuti agar seminimal mungkin tidak terjadi lagi kasus
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Seksual pra nikah
2.1.1. Pengertian
Pengertian seksual secara umum adalah sesuatu yang berkaitan dengan alat
kelamin atau hal-hal yang berhubungan dengan perkara hubungan intim antara laki-laki
dan perempuan (Poltekkes Depkes, 2010). Hubungan seksual adalah perilaku yang
dilakukan sepasang invidu karena adanya dorongan seksual dalam bentuk penetrasi
penis ke dalam vagina. Perilaku yang dimaksud Intercourse/senggama, tetapi ada juga
penetrasi ke mulut (oral) atau ke anus. Sedangkan hubungan seksual pranikah
merupakan tindakan seksual tanpa melalui proses pernikahan yang resmi menurut
hukum maupun menurut agama dan kepercayaan masing-masing individu (Anonim,
2002).
Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual,
baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini dapat
beraneka ragam, mulai dari perasaan tertarik hingga tingkah laku berkencan, bercumbu,
dan bersenggama (Sarwono, 2005). Sedangkan menurut Purnomowardani dan
Koentjoro, 2000 Perilaku seksual adalah manifestasi dari adanya dorongan seksual yang
dapat diamati secara langsung melalui perbuatan yang tercermin dalam tahap-tahap
perilaku seksual dari tahap yang paling ringan hingga tahap yang paling berat.
Perilaku seksual pranikah adalah kegiatan seksual yang melibatkan dua orang
yang saling menyukai atau saling mencintai, yang dilakukan sebelum perkawinan
(Indrijati, 2001).
Berdasarkan definisi yang telah diuraikan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
perilaku seksual pranikah adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual
dengan lawan jenisnya, melalui perbuatan yang tercermin dalam tahap-tahap perilaku
seksual dari tahap yang paling ringan hingga tahap yang paling berat yang dilakukan
sebelum pernikahan yang resmi menurut hukum maupun agama.
2.1.2. Bentuk-bentuk Perilaku Seksual pra nikah pada Remaja Bentuk-bentuk perilaku seksual pra nikah pada remaja antara lain :
1. Berpelukan
Perilaku seksual berpelukan akan membuat jantung berdegup lebih cepat dan
menimbulkan rangsangan seksual pada individu (Irawati, 2005).
2. Cium kering.
Perilaku seksual cium kering berupa sentuhan pipi dengan pipi dan pipi
dengan bibir (Ginting, 2008). Dampak dari cium pipi bisa mengakibatkan
imajinasi atau fantasi seksual menjadi berkembang disamping juga dapat
menimbulkan keinginan untuk melanjutkan ke bentuk aktifitas seksual
lainnya yang lebih dapat dinikmati (Irawati, 2005).
3. Cium basah
Aktifitas cium basah berupa sentuhan bibir dengan bibir (Irawati, 2005).
Dampak dari cium bibir dapat menimbulkan sensasi seksual yang kuat dan
menimbulkan dorongan seksual hingga tidak terkendali, dan apabila
dilakukan terus menerus akan menimbulkan perasaan ingin mengulangi nya
4. Meraba bagian tubuh yang sensitif
Merupakan suatu kegiatan meraba atau memegang bagian tubuh yang
sensitif seperti payudara, vagina dan penis (Ginting, 2008). Dampak dari
tersentuhnya bagian yang paling sensitif tersebut akan menimbulkan
rangsangan seksual sehingga melemahkan kontrol diri dan akal sehat,
akibatnya bisa melakukan aktifitas seksual selanjutnya seperti intercourse
(Irawati,2005).
5. Petting
Merupakan keseluruhan aktifitas seksual non intercourse (hingga menempel
kan alat kelamin), dampak dari petting yaitu timbulnya ketagihan (Ginting,
2008).
6. Oral seksual.
Oral seksual pada laki-laki adalah ketika seseorang menggunakan bibir, mulut
dan lidahnya pada penis dan sekitarnya, sedangkan pada wanita melibatkan
bagian di sekitar vulva yaitu labia, klitoris, dan bagian dalam vagina
(Ginting, 2008).
7. Intercource atau bersenggama
Merupakan aktifitas seksual dengan memasukan alat kelamin laki-laki ke
dalam alat kelamin perempuan.
2.1.3. Faktor menyebabkan remaja melakukan hubungan seksual pra nikah
Faktor yang menyebabkan remaja melakukan hubungan seksual pranikah
(Poltekkes Depkes, 2010 ) adalah :
1. Adanya dorongan biologis.
Dorongan biologis untuk melakukan hubungan seksual merupakan insting
alamiah dari berfungsinya organ sistem reproduksi dan kerja hormon.
2. Ketidakmampuan mengendalikan dorongan biologis.
Mengendalikan dorongan biologis dipengaruhi oleh nilai-nilai moral dan
keimanan seseorang. Remaja yang memiliki keimanan yang kuat tidak akan
melakukan hubungan seksual pranikah.
3. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi.
Kurangnya pengetahuan atau mempunyai konsep yang salah tentang kesehatan
reproduksi.
4. Adanya kesempatan untuk melakukan hubungan seksual pranikah.
Terbukanya kesempatan pada remaja untuk melakukan hubungan seksual
didukung oleh hal-hal sebagai berikut :
a. Kesibukan orang tua yang menyebabkan kurangnya perhatian pada anak.
b. Pemberian fasilitas (termasuk uang) pada remaja secara berlebihan.
Adanya uang yang berlebihan membuka peluang bagi remaja untuk membeli
fasilitas. Misalnya menginap di hotel.
c. Pergeseran nilai-nilai moral dan etika dimasyarakat dapat membuka peluang
yang mendukung hubungan seksual pranikah Misalnya dewasa ini pasangan
remaja yang menginap dihotel adalah hal yang biasa, sehingga tidak
ditanyakan akte nikah.
d. Kemiskinan.
Kemiskinan mendorong terbukanya kesempatan bagi remaja khususnya
2.1.4. Faktor faktor yang mempengaruhi permasalahan seksual remaja.
Menurut Sarlito W.Sarwono yang dikutip Poltekkes Depkes, 2010 ada beberapa
faktor yang dianggap berperan munculnya permasalahan seksual pada remaja yaitu :
1. Perubahan-perubahan hormonal yang meningkatkan hasrat seksual remaja.
Peningkatan hormon ini menyebabkan remaja membutuhkan penyaluran dalam
bentuk perilaku tertentu.
2. Penyaluran hasrat seksual remaja tidak dapat segera dilakukan karena
penundaan usia perkawinan dengan adanya UU perkawinan.
3. Penyebaran informasi dan rangsangan melalui media massa dengan teknologi
canggih. Misalnya Telepon genggam yang mudah mengakses internet seperti
video porno, gambar-gambar porno.
4. Orang tua
Karena ketidaktahuan maupun karena sikap orang tua yang masih mentabukan
pembicaraan mengenai seksual dengan anak, menjadikan orang tua tidak terbuka
pada anak dan cenderung membuat jarak dengan anak dalam masalah ini.
2.2. Dampak dari melakukan hubungan seksual pra nikah 2.2.1. Aspek Medis
Dari aspek medis melakukan hubungan seksual pranikah memiliki banyak
konsekuensi, sebagai berikut :
1. Kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) pada usia muda
Mudanya usia ditambah lagi minimnya informasi tentang ‘bagaimana seorang
perempuan bisa hamil’, mempertinggi kemungkinan terjadinya kasus kehamilan yang
tidak diinginkan. Menurut data PKBI, 37.700 perempuan mengalami kehamilan yang
tidak diinginkan. Dari jumlah itu, 30,0% adalah masih remaja, 27,0% belum menikah,
12,5% masih berstatus pelajar atau mahasiswa dan sisanya adalah ibu rumah tangga
(Anonim, 2003).
2. Aborsi
Dengan status mereka yang belum menikah maka besar kemungkinan kehamilan
tersebut tidak dikehendaki dan aborsi merupakan salah satu alternatif yang kerap
diambil oleh remaja.Setiap tahun terdapat sekitar 2,6 juta kasus aborsi Indonesia, yang
berarti setiap jam terjadi 300 tindakan pengguguran janin dengan resiko kematian ibu.
3. Meningkatkan resiko terkena kanker rahim
dr Boyke Dian Nugroho mengungkapkan bahwa hubungan seksual yang
dilakukan sebelum usia 17 tahun membuat resiko terkena penyakit kanker mulut rahim
menjadi empat hingga lima kali lipat lebih tinggi (Adiningsih, 2004).
4. Terjangkit Penyakit Menular Seksual (PMS)
Penyakit Menular Seksual adalah penyakit yang dapat ditularkan dari seseorang
kepada orang lain melalui hubungan seksual. Seseorang beresiko tinggi terkena PMS
bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina,
oral maupun anal. Bila tidak diobati dengan benar, penyakit ini dapat berakibat serius
bagi kesehatan reproduksi, seperti terjadinya kemandulan, kebutaan pada bayi yang
baru lahir bahkan kematian. Ada banyak macam penyakit yang bisa digolongkan
sebagai PMS. Di Indonesia yang banyak ditemukan saat ini adalah gonore (GO), sifilis
(raja singa), herpes kelamin, clamidia, trikomoniasis vagina, kutil kelamin hingga
2.2.2 Aspek Sosial-Psikologis
Dari aspek psikologis, melakukan hubungan seksual pranikah akan
menyebabkan remaja memiliki perasaan dan kecemasan tertentu, sehingga bisa
mempengaruhi kondisi kualitas sumber daya manusia (remaja) di masa yang akan
datang. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) remaja ini adalah :
1. Kualitas mentalis. Kualitas mentalis remaja perempuan dan laki-laki yang
terlibat perilaku seksual pranikah akan rendah bahkan cenderung memburuk.
Mereka tidak memiliki etos kerja dan disiplin yang tinggi, karena dibayangi
masa lalunya. Cepat menyerah pada nasib, tidak sanggup menghadapi
tantangan dan ancaman hidup, rendah diri dan tidak sanggup
berkompetisi.
2. Kualitas kesehatan reproduksi. Hal ini erat kaitannya dengan dampak medis
karena kondisi fisik perempuan khususnya. Sedangkan laki-laki akan
memiliki kesehatan yang rendah.
3. Kualitas keberfungsian keluarga. Seandainya mereka menikah dengan cara
terpaksa, akan mengakibatkan kurang dipahaminya peran-peran baru yang
disandangnya dalam membentuk keluarga yang sakinah.
4. Kualitas ekonomi keluarga. Kualitas ekonomi yang dibangun oleh keluarga yang
menikah karena terpaksa, tidak akan memiliki kesiapan dalam pemenuhan
kebutuhan ekonomi keluarga.
5. Kualitas pendidikan. Remaja yang terlibat perilaku seksual pranikah,
kemudian menikah, tentunya akan memiliki keterbatasan terhadap pendidikan
formal.
6. Kualitas partisipasi dalam pembangunan. Karena kondisi fisik, mental dan
sosial yang kurang baik, remaja yang terlibat perilaku seksual pranikah, tidak
dapat berpartisipasi dalam pembangunan (Iriani, 2005).
2.3. Remaja
2.3.1. Pengertian Remaja
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa anak-anak ke masa
dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia)
adalah 12 sampai 24 tahun. Namun jika pada usia remaja seseorang sudah menikah,
maka ia tergolong dalam dewasa atau bukan lagi remaja. Sebaliknya, jika usia sudah
bukan lagi remaja tetapi masih tergantung pada orang tua (tidak mandiri), maka
dimasukkan ke dalam kelompok remaja. Menurut Depkes RI batasan usia remaja 10-19
tahun, yang merupakan masa khusus dan penting, karena masa periode pematangan
organ reproduksi manusia yang sering disebut masa pubertas (Depkes RI, 2005).
Pada masa remaja terjadi perubahan fisik secara cepat, yang tidak seimbang
dengan perubahan kejiwaan (mental emosional). Perubahan yang cukup besar ini dapat
membingungkan remaja yang mengalaminya. Karena itu mereka memerlukan
pengertian, bimbingan dan dukungan lingkungan sekitarnya, agar tumbuh dan
2.3.2 Ciri-ciri Perkembangan Remaja
Menurut Depkes RI kerjasama dengan WHO (2005) dari ciri
perkembangannya, masa remaja dibagi menjadi 3 tahap yaitu:
1 .Masa remaja awal (10-12 tahun)
Ciri khas : Lebih dekat dengan teman sebaya, ingin bebas, lebih banyak
memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir abstrak.
2. Masa remaja tengah (13-15 tahun)
Ciri khas : mencari identitas diri, timbulnya keinginan untuk kencan,
mempunyai rasa cinta yang mendalam, mengembangkan kemampuan berpikir
abstrak, berkhayal tentang aktifitas seks.
3. Masa remaja akhir (16-19 tahun)
ciri khas : pengungkapan kebebasan diri, lebih selektif dalam mencari teman
sebaya, mempunyai citra jasmani dirinya, dapat mewujudkan rasa cinta, mampu
berpikir abstrak.
2.3.3 Perubahan fisik pada remaja
Menurut Depkes RI kerjasama dengan WHO (2005) perubahan fisik pada
remaja ditandai dengan munculnya :
1. Tanda-tanda seks primer, yaitu yang berhubungan langsung dengan organ seks.
Terjadinya haid pada remaja puteri (menarche) dan mimpi basah pada remaja
putera.
2. Tanda-tanda seks sekunder, yaitu pada remaja putera terjadi perubahan suara,
tumbuhnya jakun, penis dan buah zakar bertambah besar, terjadinya ereksi dan
ejakulasi,dada lebih lebar, badan berotot, tumbuhnya kumis, cambang dan
rambut disekitar kemaluan dan ketiak. Pada remaja puteri pinggul melebar,
pertumbuhan rahim dan vagina, payudara membesar, tumbuhnya rambut di
ketiak dan sekitar kemaluan (pubis).
2.3.4 Perubahan kejiwaan pada masa remaja.
Proses perubahan kejiwaan pada remaja berlangsung lebih lambat dibandingkan
perubahan fisik, yang meliputi :
1. Perubahan emosi, sehingga remaja menjadi:
Sensitif (mudah menangis, cemas, frustasi, dan tertawa)
Agresif dan mudah bereaksi terhadap rangsangan luar yang berpengaruh.
misalnya mudah berkelahi.
2. Perkembangan intelegensia, sehingga remaja menjadi:
Mampu berpikir abstrak, senang memberikan kritik.
Ingin mengetahui hal-hal yang baru, sehingga muncul perilaku ingin
mencoba-coba.
2.3.5. Pengaruh buruk akibat terjadinya hubungan seksual pra nikah bagi remaja
Menurut Depkes RI kerjasama dengan WHO (2005) ada beberapa pengaruh
buruk akibat hubungan seksual pra nikah bagi remaja :
1. bagi Remaja
b. Menambah risiko tertular PMS, seperti GO, Sifilis, herpes simpleks
(genitalis), clamidia, HIV/AIDS
c. Remaja puteri terancam kehamilan yang tidak diinginkan, pengguguran
kandungan yang tidak aman, infeksi organ-organ reproduksi, anemia,
kemandulan dan kematian karena perdarahan atau keracunan kehamilan.
d. Trauma kejiwaan (depresi, rendah diri, rasa berdosa, hilang harapan masa
depan.
e. Kemungkinan hilangnya kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dan
kesempatan bekerja.
f. Melahirkan bayi yang kurang/tidak sehat.
2. Bagi keluarga
a. Menimbulkan aib keluarga
b. Menambah beban ekonomi keluarga
c. Pengaruh kejiwaan bagi anak yang dilahirkan akibat tekanan masyarakat
dilingkungannya (ejekan).
3. Bagi Masyarakat.
a. Meningkatnya remaja putus sekolah, sehingga kualitas masyarakat menurun.
b. Meningkatnya angka kematian ibu dan bayi.
c. Menambah beban ekonomi masyarakat, sehingga derajat kesejahteraan
masyarakat menurun.
2.4. Defenisi Perilaku
Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Menurut Skiner (1938) yang
dikutip Notoatmodjo, perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap
stimulus (rangsangan dari luar) Secara teori perubahan perilaku atau seseorang
menerima atau mengadopsi perilaku baru dalam kehidupannya melalui 3 tahap yaiitu
pengetahuan, sikap dan tindakan/praktek.
2.4.1.Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” penginderaan manusia terhadap suatu
objek tertentu. Proses penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan melalui kulit.
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan
( Notoadmojo, 2005) :
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Misalnya, seorang remaja mengetahui
defenisi seksual pra nikah.
2. Memahami (Comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak
sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat
menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahuinya tersebut.
Misalnya : remaja memahami efek-efek yang ditimbulkan seorang pria dan
3. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah mengalami objek yang dimaksud
dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut
pada situasi yang lain. Misalnya, seorang remaja tidak akan mau melakukan
seksual pra nikah, karena tahu dampaknya yang dapat mengganggu kesehatan
reproduksinya.
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan menjabarkan materi atau objek ke dalam komponen
tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannnya satu sama
lain. Misalnya remaja mengetahui jika berpacaran terlalu intim dan tidak
diawasi oleh orang tua dapat mengakibatkan tindakan yang diinginkan seperti
melakukan seksual pra nikah.
5. Sintesis (synthesis)
Menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Misalnya remaja mengetahui jika seorang remaja hamil dan masih sekolah
pastilah ia akan menggugurkan kehamilannya (aborsi) karena takut
dikeluarkan dari sekolah.
6. Evaluasi (evaluation)
Berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu objek tertentu. Misalnya, remaja mengetahui
bahwa banyak faktor yang dapat menyebabkan remaja melakukan seksual
Pra nikah, salah satunya adalah menonton film porno.
2.4.2. Sikap (Attitude)
Sikap adalah reaksi respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu
stimulus atau objek. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sikap adalah tanggapan
atau persepsi seseorang terhadap apa yang diketahuinya. Jadi sikap tidak bisa langsung
dilihat secara nyata, tetapi hanya dapat ditafsirkan sebagai perilaku yang tertutup bukan
merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. (Notoadmojo, 2003)
Seperti halnya pengetahuan, sikap juga terdiri dari berbagai tingkatan:
1. Menerima (Receiving)
Diartikan orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan
2. Merespon ( Responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas
yang diberikan adalah suatu indikasi atau sikap
3. Menghargai (Valuting)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan/mendiskusikan suatu masalah.
4. Bertanggung jawab (Responsible)
Bertanggung jawab terhadap apa yang telah diyakininya
2.4.3 Tindakan atau praktek
Tindakan adalah penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui atau
disikapinya setelah mengetahui stimulus atau objek. Tindakan merupakan perilaku
terbuka yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat orang lain. Tindakan/praktek
mempunyai beberapa tingkatan :
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan
diambil. Ini merupakan praktek tingkat pertama.
2. Respon terpimpin (guided respon)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan
contoh . Ini merupakan praktek tingkat kedua.
3. Mekanisme (Mecanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis,
atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan . Ini merupakan praktek tingkat
ketiga.
4. Adopsi (adoption)
Suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya
tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
2.5 Variabel Penelitian
Berdasarkan latar belakang, masalah dan tujuan penelitian, maka yang menjadi
variabel dalam penelitian ini yaitu:
Pengetahuan siswa tentang seksual pra nikah
Sikap siswa tentang seksual pra nikah
Tindakan siswa tentang seksual pra nikah
BAB 3
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif. Survei
deskriptif adalah pemaparan terhadap hasil-hasil penelitian yang dilakukan dalam
bentuk gambaran sederhana sehingga setiap orang dapat lebih mudah mengerti dan
mendapatkan gambaran yang jelas mengenai hasil penelitian (Chandra, 1995)
3.2 Lokasi dan waktu penelitian 3.2.1 Lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Pintupohan Kecamatan Pintupohan
Meranti Kabupaten Toba samosir. Pemilihan Lokasi penelitian ini didasarkan atas
pertimbangan bahwa telah diketahuinya beberapa siswa yang telah melakukan
hubungan seksual pranikah, sekolah tersebut juga berada pada wilayah desa terpencil
dan sekolah ini belum pernah ada penelitian yang berhubungan dengan perilaku seksual
pra nikah.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di SMAN 1 Pintupohan dari Januari 2010 sampai dengan
Agustus 2011.Dimulai dari survei awal, pengumpulan data sampai penulisan laporan.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X dan kelas XI di
karena pada saat pembagian angket kuesioner siswa kelas XII telah selesai ujian
nasional .
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari seluruh siswa kelas X dan
kelas XI di SMAN 1 Pintupohan. Untuk menghitung jumlah sampel dengan rumus
yang dikembangkan oleh Snedecor dan Cochran (Eko Budiarto, SKM, 2004)
Dimana,
n = besarnya sampel
p = proporsi kejadian yang terjadi pada populasi = =0,05
q = 1 – p
Zα= simpangan rata-rata distribusi normal standar pada derajat kemaknaan
α 0,05 = 1,96
d = kesalahan sampling yang masih dapat ditoleransi (Kesalahan 5%).
Setelah sampel diketahui sebanyak 73 responden maka pengambilan sampel
dilakukan secara acak sederhana (simple random sampling). Pengambilan sampel secara
acak sederhana dengan cara mengundi nomor setiap anggota populasi. Dari nomor 1
sampai nomor 118 akan diundi sampai terpenuhinya 73 responden. Pengambilan sampel
secara acak sederhana mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai
sampel.
3.4. Cara Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan diambil dari data primer dan data sekunder
a. Data Primer diperoleh melalui angket dengan menggunakan kuesioner yang
telah disusun sebelumnya berdasarkan tujuan penelitian yang telah disiapkan.
b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari SMAN 1 Pintupohan ( Profil
SMAN 1 Pintupohan)
3.5. Defenisi Operasional
Variabel penelitian yang akan diteliti adalah sebagai berikut :
1. Pengetahuan siswa adalah segala sesuatu yang diketahui siswa tentang pengertian
seksual, pengertian hubungan seksual, pengertian seksual pranikah, faktor yang
menyebabkan seksual pra nikah dan pengaruh buruk akibat seksual pranikah,
2. Sikap siswa adalah respon /penilaian siswa terhadap segala sesuatu yang diketahui
tentang seksual pra nikah.
3. Tindakan seksual pranikah adalah suatu perbuatan nyata yang telah dilakukan
siswa dalam hal seksual pranikah. Seksual pranikah meliputi menonton film
3.6. Aspek Pengukuran 1. Pengetahuan siswa
Pengetahuan responden diukur melalui 10 pertanyaan, responden yang
menjawab benar akan diberi skor 3, yang mendekati benar diberi skor 2, sedangkan
yang menjawab tidak tahu diberi skor 1, sehinggga skor tertinggi yang dapat dicapai
oleh responden adalah 30.
Penentuan Interval nilai yang termasuk ke dalam kategori baik, sedang, kurang adalah
Range = nilai tertinggi – nilai terendah =30-10 =20
Interval = Range / Jumlah Kategori = 20/3 = 6,7=7
Dari perhitungan di dapat interval 7.
Skor penilaian pengetahuan : Baik, jika nilai jawaban 24-30
Sedang, jika nilai jawaban 17-23
Kurang baik, jika nilai jawaban 10-16
2. Sikap siswa
Sikap diukur melalui 10 pertanyaan dengan menggunakan skala Likert yang
terdiri dari 5 kategori yaitu SS ( Sangat Setuju), S (Setuju), N (Netral), TS (Tidak
Setuju) dan STS (Sangat Tidak Setuju) Sugiyono, 2007.
a. Untuk pernyataan negatif (pernyataan no. 1, 2, 3, 4, 5,6)
SS : Sangat Setuju, skornya 1
S : Setuju, skornya 2
N : Netral, skornya 3
TS : Tidak setuju, skornya 4
STS : Sangat Tidak Setuju, skornya 5
b. Untuk pernyataan positif (pernyataan no. 7, 8, 9, 10)
SS : Sangat Setuju, skornya 5
S : Setuju, skornya 4
N : Netral, skornya 3
TS : Tidak setuju, skornya 2
STS : Sangat Tidak Setuju, skornya 1
Penentuan interval nilai yaitu Range = nilai tertinggi –nilai terendah = 50 – 10 = 40
Interval = Range / Jumlah Kategori yaitu 40 / 3 = 13,33. Jadi didapat interval 13
Skor Penilaian sikap : Baik, jika nilai jawaban 37-50
Sedang , Jika nilai jawaban 23-36
Kurang baik, Jika nilai jawaban 10-22
3. Tindakan seksual pranikah
Tindakan seksual siswa diukur melalui kepernahan melakukan tindakan
tindakan yang masuk kategori perilaku menyimpang seksual melalui pengajuan
terhadap 10 tindakan .Tindakan seksual dibedakan ke dalam dua kategori:
Ya : Jika siswa pernah melakukan minimal 1 di antara 10 tindakan seksual yang
diajukan.
Tidak : Jika siswa sama sekali tidak pernah melakukan terhadap 10 tindakan seksual
yang diajukan
Pengolahan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Editing
Data yang dikumpulkan kemudian diperiksa. Bila terdapat kesalahan dalam
pengumpulan data, data diperbaiki (editing) dengan cara memeriksa kembali
jawaban yang kurang.
b. Coding
Teknik ini dilakukan dengan memberi tanda atau klasifikasi pada masing-masing
jawaban dengan kode berupa angka.
c. Tabulating
Untuk mempermudah pengolahan data serta pengambilan kesimpulan, data
dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi dan dianalisis dengan
menggunakan tabulasi silang.
3.7.2. Analisa Data
Data yang telah diolah akan dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi (tabulasi silang).
3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas
Sebelum penyebaran kuesioner pada sampel penelitian, butir-butir pertanyaan
pada kuesioner harus diuji. Validitas dan Reliabilitas sebagai alat ukur, maka terlebih
dahulu diuji pada 30 siswa SMA Negeri 1 Porsea Kabupaten Toba Samosir.
Uji validitas menunjukkan sejauh mana skor atau nilai ataupun usuran yang ingin
diukur. Uji validitas dilakukan dengan mengukur korelasi antara masing-masing item
pertanyaan dengan skor total variabel dengan nilai item corrected correlation pada
analisis reliability statistics. Jika nilai item correted correlation > rtabel(0,361), maka
nilainya dinyatakan valid.
Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana status alat
pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Uji reliabilitas digunakan untuk melihat
sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali
atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama.
Dalam penelitian ini tehnik untuk menghitung indeks realibilitas yaitu dengan
menggunakan metode Cronbach’s Alpha, yaitu menganalisis realibilitas alat ukur dari
satu kali pengukuran dengan ketentuan jika nilai r Cronbach’s Alpha > rtabel(0,361), maka
dinyatakan reliabel.
Setelah dilakukan pengujian ternyata didapat hasil bahwa nilai Cronbach’Alpha
untuk pengetahuan sebesar 0,690, untuk sikap sebesar 0,787 dan untuk tindakan
sebesar 0,756. Keseluruhan ítem-item pertanyaan sebagai pengukur pengetahuan, sikap
dan tindakan masing-masing menunjukkan nilai alfa cronbach diatas 0,65. Nilai ini
setelah dibandingkan dengan nilai kritik tabel korelasi (r) dengan d.f : 28 (30 kasus-2)
dan tingkat kepercayaan 5 % sebesar 0,361.Ini menunjukkan hasil yang lebih besar.
Dengan demikin maka tiap pertanyaan dari pengetahuan, sikap dan tindakan dalam
penelitian ini cukup valid dan reliabel untuk digunakan. Hasil output pengolahan
melalui paket program statistik “ uji skala : reliability analysis” dalam lampiran.
BAB IV
HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum SMA Negeri I Pintu pohan
SMA Negeri I Pintu pohan merupakan satu satunya sekolah negeri milik pemerintah
yang berada di kecamatan Pintu pohan meranti yang berdiri pada Bulan Juli Tahun
2007 diatas tanah milik pemerintah dengan luas bangunan 39.750 M2 berlokasi di dusun
aek rihit desa pintu pohan Kecamatan Pintu pohan meranti Kabupaten Toba Samosir.
Situasi Lingkungan sekolah SMA Negeri I Pintu pohan sangat strategis karena jauh dari
kebisingan.
Batas tanah sekolah SMA Negeri I Pintu Pohan yaitu
- Sebelah Utara Berbatasan : SMPN 1 Pintupohan
- Sebelah Selatan Berbatasan : Aek Jantar
- Sebelah Timur Berbatasan : Dusun Pintu pohan Pasar
- Sebelah Barat Berbatasan : Dusun Pasanggrahan
Tujuan sekolah : Memberikan Ilmu Pengetahuan pada peserta didik yang berkecakapan
hidup (life skil) serta membentuk kepribadian yang berakhlak mulia,
Visi SMAN 1 Pintu pohan : “Mewujudkan sumber daya manusia yang cerdas dan
bermoral “ Misi SMAN 1 Pintu pohan :
1. Melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada pembentukan kecerdasan
intelektual, spiritual dan berkarakter.
2. Menyiapkan anak didik yang memiliki keimanan yang kuat dan bermoral.
3. Menyiapkan anak didik yang cerdas dan mempunyai ketrampilan.
4. Menghasilkan anak didik berkompetensi ke jenjang yang lebih tinggi
4.2 Gambaran Karakteristik Siswa
Jumlah siswa tahun 2011 adalah 118 jiwa. Jumlah laki laki adalah 50 orang dan
perempuan 68 orang. Kelas X A sebanyak 31 orang, kelas X B sebanyak 29 orang,
kelas XI IPA sebanyak 27 orang, kelas XII IPS sebanyak 31 orang. Adapun gambaran
karakteristik responden SMA Negeri 1 Pintu Pohan Meranti meliputi jenis kelamin,
[image:45.612.95.518.295.403.2]umur, kelas, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, pendidikan ayah dan ibu.
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di SMAN 1 Pintu Pohan Tahun 2011
Jenis Kelamin Responden n %
Laki Laki 30 41,1
Perempuan 43 58,9
Jumlah 73 100,0
Berdasarkan Tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden
memiliki jenis kelamin perempuan sebanyak 43 orang (58,9%), dan sebagian kecil
responden memiliki jenis kelamin laki laki sebanyak 30 orang (41,1%)
Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di SMAN 1 Pintu Pohan Tahun 2011
Umur n %
15 Tahun 8 11,0
16 Tahun 30 41,0
17 Tahun 27 37,0
18 Tahun 8 11,0
[image:45.612.98.512.511.685.2]Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden di SMAN 1 Pintu
Pohan dilihat dari umur paling banyak berumur 16 tahun sebesar 30 orang (37,0%),
umur 17 tahun sebesar 27 orang (37,0%) dan umur 15 tahun dan 18 tahun masing
[image:46.612.101.536.213.376.2]masing sebesar 8 orang (11,0%).
Tabel 4.3 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Orangtua di SMAN 1 Pintu Pohan Tahun 2011
Pendidikan Ayah Ibu
n % n %
SD 24 32,9 24 32,9
SMP/Sederajat 21 28,8 26 35,6
SMA/Sederajat 28 38,4 22 30,1
Perguruan Tinggi 0 0 1 1,4
Jumlah 73 100,0 100 100,0
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat dari 73 responden, yang terbanyak tingkat
pendidikan Ayah adalah tamatan SMA/sederajat yaitu 28 orang (38,4%), dan paling
sedikit yaitu tamatan SMP sebanyak 21 orang. Untuk tingkat pendidikan ibu dari 73
responden yang terbanyak adalah tamatan SMP/Sederajat sebanyak 26 orang (35,6%)
dan paling sedikit yaitu tamatan Perguruan Tinggi 1 orang (1,4%)
Tabel 4.4 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Orangtua di SMAN 1 Pintu Pohan Tahun 2011
Pekerjaan Ayah Ibu
n % n %
Bertani 60 82,2 65 89,0
Wiraswasta 13 17,8 8 11,0
Jumlah 73 100,0 100 100,0
[image:46.612.100.511.537.686.2]Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar pekerjaan ayah
responden adalah bertani sebanyak 60 orang (82,2%), sedangkan sebagian kecil
pekerjaan responden adalah wiraswasta 13 orang (17,8%). Untuk pekerjaan ibu
diketahui bahwa sebagian besar pekerjaan ibu responden adalah bertani sebanyak 65
orang (89,0%), dan sebagian kecil wiraswasta 8 orang (11,0%)
4.3 Pengetahuan Siswa tentang Seksual Pra Nikah
Pengetahuan siswa tentang seksual pra nikah terkategori atas tiga yaitu baik, sedang dan
kurang. Pengetahuan meliputi Perilaku seksual, pengertian seksual, perubahan fisik
pada remaja puteri dan remaja putera, dampak hubungan seksual pra nikah. Secara rinci
dapat dilihat tingkat pengetahuannya sebagai berikut.
Tabel 4.5 Distribusi Pengetahuan Responden tentang Seksual Pra Nikah menurut Item pertanyaan di SMAN 1 Pintu Pohan Tahun 2011
Item Pertanyaan n %
Yang dimaksud dengan seksual adalah
a. Sesuatu yang berhubungan dengan alat kelamin atau hal hal yang berhubungan dengan perkara intim antara laki laki dan perempuan
b. Rangsangan atau dorongan yang timbul berhubungan seks
c. Tidak tahu
38
23
12
52,1
31,5
16,4
Apakah yang dimaksud dengan hubungan seksual a. Perilaku yang dilakukan sepasang individu karena
adanya dorongan seksual dalam bentuk penetrasi penis ke dalam vagina
b. Hubungan intim lawan jenis c. Tidak tahu
26
36 11
35,6
49,3 15,1
Yang dimaksud dengan perilaku seksual
a. Manifestasi dari adanya dorongan seksual yang dapat diamati secara langsung melalui perbuatan yang tercermin dalam tahap tahap perilaku seksual dari tahap paling ringan hingga tahap paling berat
Tabel 4.5 (Lanjutan)
b. Segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis
c. Tidak tahu
34
21
46,6
28,8 Yang dimaksud dengan perilaku seksual pra nikah
a. Segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual dengan lawan jenisnya, melalui perbuatan yang tercermin dalam tahap tahap perilaku seksual paling ringan hingga tahap paling berat yang dilakukan sebelum pernikahan yang resmi menurut hukum maupun menurut agama
b. Kegiatan seksual yang melibatkan dua orang yang saling menyukai atau mencintai, yang dilakukan sebelum pernikahan
c. Tidak tahu
24 23 26 32,9 31,5 35,6
Apakah pengaruh buruk akibat terjadinya seksual pranikah bagi remaja
a. Kemungkinan putus sekolah, trauma kejiwaan, risiko terkena penyakit menular seksual
b. Ketagihan c. Tidak tahu
55 8 10 75,3 11,0 13,7
Apakah pengaruh buruk terjadinya hubungan seksual pranikah remaja bagi keluarga
a. Menimbulkan aib keluarga, menambah beban ekonomi keluarga, ejekan
b. Menurunkan harkat dan martabat orang tua c. Tidak tahu
31 32 10 42,5 43,8 13,7
Faktor apakah yang menyebabkanremaja melakukan seksual pranikah
a. Adanya dorongan biologis, ketidak mampuan mengendalikan dorongan biologis, kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, adanya kesempatan untuk melakukan hubungan seksual pranikah
b. Penyebaran informasi dengan teknologi canggih c. Tidak tahu
38 25 10 52,1 34,2 13,7
[image:48.612.95.527.111.703.2]Tabel 4.5 (Lanjutan)
Apakah dampak dari melakukan hubungan seksual pranikah
a. Kehamilan yang tidak diinginkan (KTD), aborsi, risikoterkena kanker rahim
b. Terjangkit penyakit menular seksual seperti gonoroe, sifilis, HIV/AIDS
c. Tidak tahu
48
15
10
65,8
20,5
13,7
Apakah perubahan fisik pada seorang remaja puteri
a. Menarche,pinggul melebar, payudara membesar, tumbuhnya rambut diketiak dan sekitar kemaluan b. Menarche dan payudara membesar
c. Tidak tahu
58
2 13
79,5
2,7 17,8
Apakah perubahan fisik pada seorang remaja putera
a. Mimpi basah, perubahan suara, tumbuhnya jakun, penis dan buah Zakar bertambah besar, terjadi ereksi dan ejakulasi, tumbuh rambut diketiak dan sekitar kemaluan
b. Mimpi basah, tumbuh kumis c. Tidak tahu
62
4 7
84,9
5,5 9,6
Dari tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa pengetahuan responden tentang seksual
pra nikah berdasarkan pengetahuan tentang pengertian seksual yang paling banyak yaitu
menjawab sesuatu yang berkaitan dengan alat kelamin atau hal hal yang berhubungan
dengan perkara intim antar laki laki dan perempuan sebanyak 38 orang (52,1%),
berdasarkan pengertian hubungan seksual paling banyak menjawab hubungan intim
lawan jenis sebanyak 36 orang (49,3%), berdasarkan pengertian perilaku seksual paling
banyak menjawab segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual , baik dengan
lawan jenis maupun sesama jenis sebanyak 34 orang (46,6%), berdasarkan pengertian
perilaku seksual pranikah paling banyak menjawab tidak tahu sebanyak 26 orang
[image:49.612.109.523.123.428.2]menjawab kemungkinan putus sekolah, trauma kejiwaan, risiko terkena Penyakit
Menular Seksual (PMS) sebanyak 55 orang (75,3%), berdasarkan pengaruh buruk
terjadinya hubungan seksual pranikah remaja bagi keluarga yang paling banyak
menjawab menurunkan harkat dan martabat keluarga sebanyak 32 orang (43,8%),
berdasarkan faktor yang menyebabkan remaja melakukan seksual pranikah paling
banyak menjawab adanya dorongan biologis, ketidak mampuan mengendalikan
dorongan biologis, kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi adanya
kesempatan untuk melakukan hubungan seksual pranikah sebanyak 38 orang (52,1%),
berdasarkan dampak melakukan hubungan seksual pranikah paling banyak menjawab
kehamilan yang tidak diinginkan (KTD), aborsi, risiko terkena kanker rahim sebanyak
48 orang (65,8%), berdasarkan perubahan fisik pada seorang remaja puteri paling
banyak menjawab menarche, pinggul lebar, payudara membesar, tumbuhnya rambut
diketiak dan sekitar kemaluan sebanyak 58 orang (79,5%), berdasarkan perubahan fisik
pada seorang remaja putera paling banyak menjawab mimpi basah, perubahan suara,
tumbuhnya jakun, penis dan buah zakar bertambah besar terjadi ereksi dan ejakulasi
[image:50.612.102.511.552.697.2]tumbuh rambut di ketiak dan sekitar kemaluan sebanyak 62 orang (84,9%).
Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Siswa tentang Perilaku Seksual Pra nikah di SMAN 1 Pintu Pohan Tahun 2011
Pengetahuan n %
Baik 42 57,5
Sedang 26 35,6
Kurang 5 6,8
Jumlah 73 100,0
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa dari 73 responden, pengetahuan
responden tentang seksual pra nikah paling banyak berada pada kategori pengetahuan
baik, yaitu sebanyak 42 orang (57,5%), pengetahuan sedang yaitu sebanyak 26 orang
(35,6%), dan paling sedikit kategori pengetahuan kurang sebanyak 5 orang (6,8%).
4.4 Sikap Siswa tentang Seksual Pra Nikah
Sikap siswa tentang seksual pra nikah terkategori atas lima yaitu sangat setuju, setuju,
netral, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Sikap meliputi pernyataan posif dan
pernyataan negative. Pernyataan positif diantaranya Melakukan hubungan seksual pra
nikah pada remaja dapat berpengaruh buruk terhadap kelanjutan pendidikan dan
kesempatan bekerja, remaja yang menjaga alat dan organ reproduksinya besar harapan
akan melahirkan anak yang sehat dan pernyataan negatif diantaranya perilaku seksual
pra nikah adalah hal yang wajar dilakukan remaja yang masih sekolah, Melakukan
seksual pra nikah karena rasa saling memiliki, Berpelukan dan cium bibir sudah dapat
dilakukan sepasang kekasih anak sekolah, Secara rinci dapat dilihat tingkat sikap nya
pada tabel 4.7 .
Tabel 4.7 Distribusi Sikap Responden tentang Seksual Pra Nikah menurut item Pernyataan di SMAN 1 Pintu Pohan Tahun 2011
Item Pernyataan n %
Perilaku seksual pra nikah adalah hal yang wajar dilakukan remaja yang masih sekolah
Sangat setuju Setuju Netral Tidak setuju Sangat tidak setuju
2 3 1 27 40
Hubungan seksual dengan pacar boleh dilakukan untuk membuktikan rasa cinta dan sayangnya
Sangat setuju Setuju Netral Tidak setuju Sangat tidak setuju
2 5 5 23 38 2,7 6,8 6,8 31,5 52,1
Melakukan seksual pra nikah karena rasa saling memiliki
Sangat setuju Setuju Netral Tidak setuju Sangat tidak setuju
3 7 4 31 28 4,1 9,6 5,5 42,5 38,4
Berpelukan dan cium bibir sudah dapat dilakukan sepasang kekasih anak sekolah
Sangat setuju Setuju Netral Tidak setuju Sangat tidak setuju
2 5 10 30 26 2,7 6,8 13,7 41,1 35,6
Menikah di usia muda sangat menguntungkan Sangat setuju
Setuju Netral Tidak setuju Sangat tidak setuju
2 2 6 26 37 2,7 2,7 8,2 35,6 50,7
Pendidikan seks belum pantas diberikan kepada remaja karena berdampak akan mencoba
Sangat setuju Setuju Netral Tidak setuju Sangat tidak setuju
14 18 11 15 15 19,2 24,7 15,1 20,5 20,5
Melakukan hubungan seksual pranikah pada remaja dapat berpengaruh buruk terhadap kelanjutan pendidikan dan kesempatan bekerja
Sangat setuju 20 6,8
Setuju Netral Tidak setuju Sangat tidak setuju
20 15 13 5 17,8 20,5 27,4 27,4
Remaja yang menjaga alat dan organ reproduksinya besar harapan akan melahirkan anak anak yang sehat
Sangat setuju Setuju Netral Tidak setuju Sangat tidak setuju
26 20 9 13 5 6,8 17,8 12,3 27,4 35,6
Untuk mencegah seksual pranikah, remaja perlu dibekali pengetahuan tentang seksual dan kesehatan reproduksi
Sangat setuju Setuju Netral Tidak setuju Sangat tidak setuju
32 19 6 6 10 13,7 8,2 8,2 26,0 43,8
Berhubungan seksual dengan lawan jenis tanpa ikatan pernikahan melanggar norma dan agama
Sangat setuju Setuju Netral Tidak setuju Sangat tidak setuju
48 8 7 4 6 8,2 5,5 9,6 11,0 65,8
Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa sikap tentang perilaku seksual pra nikah
adalah hal yang wajar dilakukan remaja yang masih sekolah paling banyak yaitu 40
orang (54,8%) responden menjawab sangat tidak setuju dan yang paling sedikit
berjumlah 1 orang (1,4%) menjawab netral.
Berdasarkan sikap tentang hubungan seksual dengan pacar boleh dilakukan
responden menjawab sangat tidak setuju dan yang paling sedikit 2 orang (2,7%)
menjawab sangat setuju.
Berdasarkan sikap tentang melakukan seksual pranikah karena rasa saling
memiliki paling banyak 28 orang (38,4%) responden menjawab sangat tidak setuju dan
yang paling sedikit 3 orang (4,1%) menjawab sangat setuju
Berdasarkan sikap siswa tentang berpelukan dan cium basah (cium bibir) sudah
harus dilakukan sepasang anak sekolah paling banyak 30 orang (41,1%) responden
menjawab tidak setuju dan paling sedikit 2 orang (2,7%) menjawab sangat setuju
Berdasarkan sikap tentang menikah di usia muda sangat menguntungkan paling
banyak 37 orang (50,7%) responden menjawab sangat tidak setuju dan paling sedikit 2
orang (2,7%) menjawab masing masing setuju dan sangat setuju.
Berdasarkan sikap tentang pendidikan seks belum pantas diberikan kepada
remaja karena akan berdampak untuk mencoba paling banyak 18 orang (24,7%)
responden menjawab s