ANALISIS STRATEGI PACKAGING KOPI MAHKOTA RAJA
PRODUKSI PONDOK PESANTREN MUKMIN MANDIRI
SIDOARJO DALAM MENARIK MINAT BELI KONSUMEN
SKRIPSI
Oleh : ANI RIZQIYATI NIM : C04213010
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
SURABAYA
ANALISIS STRATEGI PACKAGING KOPI MAHKOTA RAJA
PRODUKSI PONDOK PESANTREN MUKMIN MANDIRI
SIDOARJO DALAM MENARIK MINAT BELI KONSUMEN
SKRIPSI
Diajukan kepada
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu
Ilmu Ekonomi Syariah
Oleh :
ANI RIZQIYATI
NIM : C04213010
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
Program Studi Ekonomi Syariah
Surabaya
ABSTRAK
Skripsi yang berjudul “Analisis Strategi Packaging Kopi Mahkota Raja Produksi
Pondok Pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo dalam Menarik Minat Beli Konsumen” ini merupakan hasil penelitian kualitatif yang bertujuan menjawab pertanyaan tentang bagaimana strategi packaging Kopi Mahkota Raja produksi Pondok Pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo dan bagaimana analisis strategi packaging Kopi Mahkota Raja produksi Pondok Pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo dalam menarik minat beli konsumen.
Metodologi penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dan dianalisis secara sistematis. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Wawancara dilakukan secara langsung dengan informan dalam penelitian ini, yaitu KH. Muhammad Zakki selaku pengasuh Pondok Pesantren Mukmin Mandiri, Heri Cahyo selaku manager Pondok Pesantren Mukmin Mandiri, staff beserta santri Pondok Pesantren Mukmin Mandiri, dan konsumen yaitu masyarakat umum.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah strategi packaging Kopi Mahkota Raja produksi Pondok Pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo dalam menarik minat beli konsumen, meliputi: Proses pengemasan dengan mesin otomatis dan manual; Merek yang dipakai Kopi Mahkota Raja Blend Doa; Bentuk kemasan segiempat dan bahan kemasan yang dipakai adalah plastik dan kardus. Warna kemasan yang dipakai yaitu: warna hitam untuk kopi sachet 3 in 1, warna merah kopi sachet 4 in 1, warna kuning kombinasi merah untuk kopi premium bubuk dan biji, serta warna kuning untuk kopi bubuk dan biji kemasan plastik transparan; Tipografi/tulisan yang digunakan bernuansa religi, seperti 3 in 1 (kopi, gula, doa), 4 in 1 (kopi, gula, susu, doa), robusta arabica blend doa, nikmatnya keberkahan kopi doa, coffee blend doa, nikmatnya kopi murni dan Mahkota Raja coffee santri; Gambar/ilustrasi yang dipakai adalah gambar batik, biji kopi, cangkir kopi, dan mahkota; Label adalah label halal, export quality, cara penyajian, komposisi, masa kadaluarsa, nama perusahaan, brand quality, dan ijin produksi. Dari ketujuh strategi di atas yang mampu menarik perhatian konsumen adalah merek yaitu Kopi Mahkota Raja Blend Doa; Label yang dianggap menarik adalaha nama perusahaan yaitu Pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo, label halal, dan kualitas ekspor; sedangkan tipografi/tulisan yang mampu menarik perhatian adalah nikmatnya keberkahan kopi doa, kopi murni, dan kopi santri. Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konsumen tertarik dengan kemasan Kopi Mahkota Raja karena kemasannya bernuansa religi, seperti kata doa, santri, pesantren, dan keberkahan. Akan tetapi, terdapat pula konsumen yang tidak percaya dengan adanya doa pada kopi karena dalam kemasan tidak terdapat keterangan yang menjelaskan doa apa yang sudah dibaca untuk kopi ini.
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM... i
PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
PENGESAHAN... iv
MOTTO ... v
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TRANSLITERASI ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah ... 9
D. Kajian Pustaka ... 11
E. Tujuan Penelitian ... 14
F. Kegunaan Hasil penelitian ... 15
G. Definisi Operasional ... 15
H. Metode Penelitian ... 17
I. Sistematika Pembahasan ... 23
BAB II PEMASARAN, STRATEGI PEMASARAN, KEMASAN (PACKAGING), DAN MINAT BELI ... 25
A. Pemasaran ... 25
B. Strategi Pemasaran ... 27
C. Kemasan (Packaging) ... 32
D. Minat Beli ... 46
BAB III STRATEGI PACKAGING KOPI MAHKOTA RAJA PRODUKSI PONDOK PESANTREN MUKMIN MANDIRI SIDOARJO DALAM MENARIK MINAT BELI KONSUMEN ... 50
A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo ... 50
B. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo... 54
C. Macam-macam Produk Kopi Mahkota Raja ... 56
D. Manajemen Pemasaran ... 57
E. Strategi Packaging Kopi Mahkota Raja Produksi Pondok Pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo ... 60
BAB IV ANALISIS STRATEGI PACKAGING KOPI MAHKOTA RAJA PRODUKSI PONDOK PESANTREN MUKMIN MANDIRI
SIDOARJO DALAM MENARIK MINAT BELI KONSUMEN ... 74
A. Analisis Strategi Packaging Kopi Mahkota Raja Produksi Pondok Pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo ... 74
B. Analisis Strategi Packaging Kopi Mahkota Raja Produksi Pondok Pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo dalam Menarik Minat Beli Konsumen ... 86
BAB V PENUTUP ... 93
A. Kesimpulan ... 93
B. Saran ... 95
DAFTAR PUSTAKA ... 96
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Penelitian Terdahulu ... 11
2.1 Jumlah Santri Pondok Pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo Tahun 2017 55
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
DAFTAR TRANSLITERASI
Di dalam naskah skripsi ini banyak dijumpai nama dan istilah teknis
(technical term) yang berasal dari bahasa Arab ditulis dengan huruf Latin.
Pedoman transliterasi yang digunakan untuk penulisan tersebut adalah sebagai
berikut:
B. Vokal
1. Vokal Tunggal (monoftong)
Tanda dan Huruf Arab
Nama Indonesia
ــــــــ fath}ah A
ــــــــ Kasrah I
ــــــــ d}amah U
Catatan: Khusus untuk hamzah, penggunaan apostrof hanya berlaku jika
hamzah berh}arakat sukun atau didahului oleh huruf yang berh}arakat
sukun. Contoh: iqtid}a>’ (ءاضتقا)
2. Vokal Rangkap (diftong)
Tanda dan Huruf Arab
Nama Indonesia Ket.
ْ يــــ fath}ah dan ya’ ay a dan y
ْ وـــــ fath}ah dan wawu aw a dan w
Contoh : bayna ( نيب )
: mawd}u>‘ ( عوضوم )
3. Vokal Panjang (mad)
Tanda dan Huruf Arab
Nama Indonesia Keterangan
ــــ fath}ah dan alif a> a dan garis di atas
وــــ d}ammah dan wawu u> u dan garis di atas
Contoh : al-jama>‘ah ( ةعامجلا )
: takhyi>r ( رييخت )
: yadu>ru ( رودي )
C. Ta’ Marbut}ah
Transliterasi untuk ta>’ marbu>t}ah ada dua :
1. Jika hidup (menjadi mud}a>f) transliterasinya adalah t.
2. Jika mati atau sukun, transliterasinya adalah h.
Contoh : shari>‘at al-Isla>m (ماساا ةعيرش)
: shari>‘ah isla>mi>yah ( ةيماسإ ةعيرش)
D. Penulisan Huruf Kapital
Penulisan huruf besar dan kecil pada kata, phrase (ungkapan) atau
kalimat yang ditulis dengan translitersi Arab-Indonesia mengikuti ketentuan
penulisan yang berlaku dalam tulisan. Huruf awal (initial latter) untuk nama
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pemasaran dalam sebuah perusahaan adalah sesuatu yang tak dapat
dipisahkan karena pemasaran merupakan sebuah proses merencanakan dan
melaksanankan konsep, memberi harga, melakukan promosi, serta
mendistribusikan ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang
dapat memenuhi tujuan individu dan organisasi.1 Saat ini, banyak
perusahaan yang melakukan persaingan dalam mempromosikan produknya.
Persaingan tersebut dimaksudkan agar produknya bisa laku dan mampu
bertahan di pasar. Oleh karena itu, dibutuhkannya sebuah strategi pemasaran
yang baik agar perusahaan mampu bersaing dan dapat mencapai
tujuan-tujuannya.
Strategi pemasaran adalah suatu wujud rencana yang terurai di
bidang pemasaran. Untuk memperoleh hasil yang optimal, strategi
pemasaran mempunyai ruang lingkup yang luas, seperti strategi menghadapi
persaingan, strategi harga, strategi produk, strategi pelayanan dan lain
sebagainya.2 Salah satu strategi pemasaran yang penting adalah strategi
produk karena produk merupakan unsur pertama yang harus direncanakan
oleh perusahaan saat memulai sebuah bisnis.
1 Carl Mc Daniel, Riset Pemasaran Kontemporer (Jakarta: Salemba Empat, 2001), 4.
2
Produk menurut Kotler adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan
produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau
dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang
bersangkutan.3 Sedangkan, arti produk sendiri dalam Al-Qur’an dinyatakan
dalam dua istilah, yaitu al-tayyibat dan al-rizq. Kata al-tayyibat merujuk
pada suatu yang baik (halal) dan menyeluruh, serta makanan yang terbaik
dan al-rizq merujuk pada makanan yang diberkahi Tuhan, pemberian yang
menyenangkan dan ketetapan Tuhan, seperti yang dijelaskan Al-Qur’an
dalam surat An-Nahl: 694 sebagai berikut.
Artinya: “Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu) dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (QS. An-Nahl: 69)
Produk dalam Islam adalah materi yang dapat dikonsumsi,
bermanfaat, dan menghasilkan perbaikan secara material, moral, dan
spiritual bagi konsumen. Oleh karena itu, seorang produsen harus
memproduksi segala sesuatu yang baik, halal, dan memiliki nilai manfaat5
karena konsumen saat ini tidak hanya membeli produk maupun jasa saja,
3 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran (Yogyakarta: Andi Yogyakarta, 2008), 95.
4 Veithzal Rivai, et al., Islamic Business and Economic Ethics (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), 381-382.
3
tetapi juga membeli manfaat dan nilai dari produk yang ditawarkan. Nilai
sebuah produk ditetapkan oleh konsumen berdasarkan manfaat yang akan
diterima dari produk tersebut.6 Secara lebih rinci, konsep produk total
meliputi barang, kemasan (packaging), merek, label, pelayanan, dan jaminan
(garansi).7
Adapun persaingan saat ini bukanlah antara apa yang diproduksi oleh
berbagai perusahaan, tetapi antara apa yang ditambahkan pada produk
tersebut dalam bentuk packaging, pelayanan, iklan, konsultasi bagi
pelanggan, pendanaan, pengaturan pengiriman, pergudangan, dan hal-hal lain
yang dianggap bernilai.8 Misalkan saja pada produk fisik, packaging menjadi
unsur penting yang harus diperhatikan karena selain untuk melindungi
produk, packaging juga dapat dijadikan sebagai alat promosi yang efektif
bagi perusahaan.
Packaging menjadi unsur pertama yang akan dilihat oleh konsumen
pada produk fisik. “The product is package” yang berarti sebuah produk bisa
dinilai dari kemasannya merupakan budaya dasar pemasaran produk.
Packaging menjadi penentu utama penarik minat konsumen dalam
mengonsumsi sebuah produk. Keberhasilan daya tarik packaging ditentukan
oleh estetika yang menjadi bahan pertimbangan sejak awal perencanaan
bentuk packaging karena pada dasarnya nilai estetika harus terkandung
6 Ismail Nawawi Uha, Kewirausahaan Bisnis Kontemporer (Jakarta: VIV Press, 2013), 445-446. 7 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran…, 95.
4
dalam keserasian antara bentuk dan penataan desain grafis tanpa melupakan
kesan jenis, ciri, dan sifat produk yang diproduksi.9
Para pakar pemasaran menyebutkan bahwa desain packaging
berfungsi sebagai pesona produk (the product charm) sebab packaging
berada di tingkat akhir suatu proses alur produksi yang bukan hanya untuk
memikat mata (eye-cathing), tetapi juga untuk memikat pemakaian (usage
attractiveness).10 Oleh karena itu, banyak pakar pemasaran yang
menyebutkan pengemasan (packaging) sebagai P-kelima dari strategi
pemasaran yang bersamaan dengan harga (price), produk (product), tempat
(place), dan promosi (promotion).11
Packaging menggambarkan informasi dari sebuah produk yang
ditawarkan. Informasi tersebut meliputi cara menggunakan produk,
komposisi produk, informasi khusus, dan informasi lainnya berupa segel atau
simbol bahwa produk tersebut halal dan telah lulus pengujian oleh instansi
pemerintah yang berwenang. Informasi itu digunakan konsumen sebagai
pedoman dalam membeli suatu produk.12
Indonesia merupakan negara sebagai penghasil kopi yang menempati
urutan ketiga dunia setelah negara Brazil dan Colombia. Tanaman yang pada
umumnya di manfaatkan sebagai minuman penyegar ini sudah ada di
Indonesia sejak akhir abad ke-17. Produksi kopi Indonesia sebagian besar
9Iffan Maflahah, “Desain Kemasan Makanan Tradisional Madura dalam Rangka Pengembangan
IKM”, Jurnal Agrointek, No. 2, Vol. 6 (Agustus 2012), 118. 10 Anita,
“Desain Packaging Menentukan Nilai Produk”, dalam
http://ikm.kemenperin.go.id/PUBLIKASI/bKumpulanArtikelb/tabid/67/articleType/ArticleView/ articleId/5/Desain-Kemasan-Menentukan-Nilai- Produk.aspx, diakses pada 16 Desember 2016. 11 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran…, 76.
5
80% diekspor. Kopi yang diekspor berbentuk dua macam, berupa kopi biji
dan kopi bubuk. Selain itu, jika dilihat dari jenisnya ada dua jenis kopi yang
diminati oleh konsumen yakni kopi arabika dan kopi robusta. Indonesia
merupakan negara pemasok kopi robusta terbesar di dunia.13
Data Kemenperin mencatat ekspor produk kopi olahan tahun 2015
mencapai 356,79 juta dollar AS atau meningkat sekitar 8 persen
dibandingkan tahun 2014. Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin
mengatakan peluang pengembangan industri pengolahan kopi di dalam
negeri masih cukup besar karena seiring tingginya potensi konsumsi kopi dan
permintaan kopi dunia yang terus menanjak.14 Peluang ini tentu memicu
persaingan antar produsen kopi. Saat ini, persaingan industri kopi bukan
hanya sekedar kualitas dari kopi saja, melainkan packaging (kemasan) kopi
juga mengambil peran penting untuk meningkatkan daya tarik dan
menambah nilai jual kopi.
Ada berbagai bentuk packaging kopi yang ada di pasaran saat ini.
Kopi dikemas dalam bentuk plastik, kertas, kaleng, kardus maupun kaca.
Kemasan-kemasan tersebut memiliki sifat berbeda yang akan berpengaruh
terhadap proses perubahan kualitas produk. Kualitas produk yang berubah
bisa jadi disebabkan oleh cara packaging yang kurang baik dan masih
tradisional. Misalkan kopi yang dikemas dengan plastik biasa akan mudah
rusak, robek, serta dapat menimbulkan kebocoran sehingga menyebabkan
13 Dumairy, Perekonomian Indonesia, Cet. 5 (Jakarta: Erlangga, 1996), 216.
6
ukuran kopi menjadi tidak seragam maka dibutuhkannya cara packaging kopi
yang baik.
Packaging yang baik adalah packaging yang dapat mempertahankan
hasil produksi dalam keadaan bersih dan higienis, membantu memperpanjang
umur simpan, serta mempermudah pemasaran produk. Packaging yang
dilakukan dengan teknologi modern dapat meminimalisir terjadinya
kerusakan produk dan kebocoran. Selain itu, jika proses packaging kopi
dilakukan dengan teknologi modern maka akan diperoleh hasil packaging
yang menarik dan berkualitas.
Pondok Pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo merupakan sebuah
Lembaga Pendidikan Pondok Pesantren yang bergerak di bidang agrobisnis
dan agroindustri, yang didirikan oleh KH. Muhammad Zakki dengan misi
dan orientasi mendidik santri berwawasan entrepreneurship dan entrepreneur
yang berjiwa santri. Aktivitas santri di bidang agama adalah menghafal
Al-Qur’an, mengkaji kitab kuning, manāqib, dan khaul. Sedangkan, di bidang
kewirausahaan santri diajarkan produksi, pemasaran, dan pendistribusian
kopi.15
Produksi kopi di pesantren ini rata-rata tiap bulannya mencapai 30-35
ton. Sebuah angka yang cukup besar untuk skala pesantren yang baru saja
memulai bisnis kopi. Kopi yang dihasilkan dalam bentuk kopi goreng dan
kopi bubuk dengan merek ”Mahkota Raja Blend Doa” yang komposisinya
terdiri dari biji jenis kopi arabika dan robusta. Kopi ini merupakan kopi
7
murni tanpa campuran dan bahan pengawet (asen). Kemurnian kopi biji
menjadi ciri khas kopi santri. Selain itu, penyebutan kata “Blend Doa”
merupakan salah satu keunggulan yang tidak dimiliki oleh produk kopi
lain.16
Ada sebuah keyakinan di kalangan pesantren dan masyarakat umum,
bahwa setiap “sesuatu” yang didoakan dan dibuat melalui proses riyādhah
dan doa-doa akan menghasilkan sesuatu yang istimewa (keberkahan). Sama
seperti halnya dengan pencantuman “Blend Doa” dalam label packaging kopi
santri diharapkan menjadi keberkahan bagi orang yang meminum kopi santri
sebab disamping kopi ini memang diproses secara professional, juga melalui
proses spiritual. Kopi didoakan dengan bacaan manāqib dan khatmil Qur’an
oleh para kiai dan santri sebelum proses produksi. Kopi Mahkota Raja Blend
Do’a adalah sebuah produk yang langka di kalangan komunitas perkopian.
Bahkan, satu-satunya “Kopi Doa” yang diproduksi di Indonesia dengan
pencantuman “Blend Doa” dalam label packaging kopi santri menjadi
menarik dan marketable.17
Penjualan kopi ini telah sampai pada ekspor ke luar negeri, seperti:
Melbourne di Australia, Singapura, dan Malaysia. Hal ini menunjukkan
bahwa respon masyarakat sangat baik, di samping karena adanya unsur doa,
16 Kopi Doa, “Sekilas Kopi Doa”, dalam http://kopidoa.com/?page-id=2339, diakses pada 17 Desember 2016.
8
juga karena kualitas dan packaging kopi yang menarik.18 Demikian dapat
dikatakan bahwa pesantren ini sudah mampu membuktikan keberhasilannya
di bidang ekonomi dengan berbagai macam produk kopi yang dihasilkan
serta packaging kopi yang menarik dan berkualitas telah mampu menjadikan
merek Kopi Mahkota Raja sebagai salah satu produk pilihan konsumen. Oleh
karena itu, strategi pemasaran melalui packaging menjadi pertimbangan
tersendiri bagi pesantren.
Berdasarkan uraian di atas bahwa pencantuman kata “Doa” pada
packaging telah mampu menarik perhatian beberapa masyarakat yang sudah
mencoba dan percaya. Akan tetapi, bagaimana dengan masyarakat yang
belum pernah mengetahui kopi doa ini dan masyarakat yang memiliki
anggapan negatif mengenai kopi bahwa minum kopi adalah kebiasaan yang
tidak sehat serta dapat menimbulkan penyakit. Oleh karena itu, dengan
adanya inovasi produk pesantren yaitu kopi doa ini yang dapat memberikan
manfaat berupa keberkahan dan kesehatan apakah mampu menepis anggapan
negatif masyarakat mengenai minum kopi dan pada akhirnya dapat
menimbulkan minat masyarakat untuk membeli.
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Humam Abdulilah tahun
2016 bahwa pesantren ini memproduksi kopi murni tanpa perasa dan
pengawet. Kopi biji lebih tahan jika dibandingkan dengan kopi bubuk. Kopi
bubuk sangat sensitif apabila diletakan dekat benda yang berbau tajam,
9
misalnya dicampur dengan sabun, atau ditergent. Kopi bubuk kemasan
plastik transparan ini pernah mengalami kerusakan karena terkontaminasi
dengan bau sabun yang menyebabkan kopi tidak laku dan dikembalikan
(retur penjualan) oleh pelanggan.19 Oleh karena itu, peran packaging bagi
kopi bubuk menjadi sangat penting dan perlu diperhatikan lagi agar tidak
terjadi kerusakan produk karena fungsinya selain untuk melindungi kopi dari
benda-benda berbau tajam, packaging juga dapat membantu memperpanjang
umur simpan kopi.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik ingin melakukan
penelitian di Pondok Pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo dengan
mengambil judul skripsi: “Analisis Strategi Packaging Kopi Mahkota Raja
Produksi Pondok Pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo dalam Menarik Minat
Beli Konsumen.”
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
1. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dilakukan
identifikasi masalah yang akan diteliti yaitu, sebagai berikut:
a. Kualitas kopi yang baik dan tingkat produktivitas kopi yang cukup
tinggi dalam skala pondok pesantren.
10
b. Penjualan kopi sampai ekspor ke luar negeri dikarenakan adanya
unsur doa, kualitas kopi, dan packaging kopi yang menarik.
c. Packaging sebagai strategi pemasaran Kopi Mahkota Raja produksi
Pondok Pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo dalam menarik minat
beli konsumen.
2. Batasan masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka batasan masalah
dalam penelitian ini adalah strategi pemasaran produk yang dilakukan
Pondok Pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo melalui packaging Kopi
Mahkota Raja dan bagaimana packaging kopi tersebut dapat menarik
minat beli konsumen.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas sebagai berikut:
1. Bagaimana strategi packaging Kopi Mahkota Raja produksi Pondok
Pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo?
2. Bagaimana analisis strategi packaging Kopi Mahkota Raja produksi
Pondok Pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo dalam menarik minat beli
11
D. Kajian Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan informasi dasar atau rujukan yang
penulis gunakan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk menghindari
terjadinya plagiat, kesamaan dan pengulangan penelitian. Adapun beberapa
penelitian yang mempunyai relevansi dengan penelitian ini di antaranya
adalah sebagai berikut:
No Penelitian Kesimpulan Persamaan dan
Perbedaan
12
khasiat kegunaan, keterangan produk, alamat, dan sosial media.
Penelitian ini fokus mengkaji visual estetika (tipografi) yang digunakan pada kemasan chocodot produk oleh-oleh khas Kabupaten Garut yang menarik perhatian wisatawan dengan ciri kemasan yang menarik dan disesuaikan dengan keadaan perkembangan masyarakat serta potensi alam yang ada.
Hasil penelitian adalah tipografi yang digunakan pada kemasan ini didominasi oleh jenis huruf Sans Serif atau tanpa Serif yang berorientasi pada kemudahan konsumen untuk mendapatkan informasi dari produk. Gaya ilustrasi kartun, realis, dan dekoratif digunakan dalam pembuatan ilustrasi khususnya pada ikon kemasan. Pemilihan ikon pada ilustrasi disesuaikan dengan nama produk cokelat itu sendiri dan terispirasi dari keadaan masyarakat sekarang. Begitupun dengan layout kemasan edisi up to date yang fokus pada bagian nama produk. Perpaduan antara teks, ilustrasi, dan layout pada kemasan memperlihatkan kemiripan kemasan tersebut dengan kemasan produk kesehatan.
Bermula dari kemasan produk makanan ringan yang sangat sederhana, sehingga
peneliti tertarik untuk meredesain
kemasan agar kemasan itu terlihat menarik dan tidak mudah rusak. Hasil penelitian ini adalah tampilan packaging dengan warna yang color full dan bentuk yang baru menjadi terlihat lebih menarik. Packaging yang dibuat juga menawarkan bentuk yang baru dan warna yang berbeda dengan produsen lain. Kemasan terdiri dari beberapa bentuk seperti, mangkuk yang
Persamaan: sama-sama Chocodot Perusahaan Tama Chocolate Garut” (Skripsi--Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, 2013), 266-268.
22Dwi Arum Sri Lestari, “Redesain Kemasan Produk Makanan Ringan: Aneka Gorengan Super
13
memiliki masing-masing empat sisi dan enam sisi, yang selanjutnya seperti huruf
Selama ini, kelurahan Monjok dikenal sebagai sentra industri rumah tangga dari bahan aluminium dan seng. Namun kualitas produknya dari sisi penampilan baik label maupun kemasan masih tergolong tradisional sehingga dilakukan pelatihan dalam rangka meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Hasilnya menunjukkan bahwa pelabelan dilakukan dengan membuatkan identitas produk dalam sebuah kertas berukuran 15 cm x 20 cm yang memuat informasi berupa nama produk, harga jual, tempat produksi, dan nomor kontak. Sebelumnya produk yang dihasilkan tidak memiliki identitas sama sekali. Selain itu, pengemasan produk dilakukan dengan menggunakan plastik yang lebih tebal dan karton untuk melindungi produk serta menggunakan alat pemanas listrik dan plester sebagai alat perekat bungkus agar tidak mudah terbuka. Sebelumnya dilakukan dengan plastik transparan dan lilin atau lampu sebagai perekat. Sedangkan, strategi pemasaran dilakukan dengan dua cara yaitu penjualan di tempat produksi dan penjualan di pasar tradisional dan toko-toko.
Selama ini makanan tradisional dianggap makanan murahan. Untuk menarik minat konsumen, maka makanan tradisional dijadikan sebagai komoditas industri dan dikemas dengan menarik. Oleh karena itu, penelitian ini fokus mencari konsep desain kemasan yang cocok bagi makanan tradisional Madura. Hasilnya kemasan makanan rengginang, kripik tette, kacang ottok, dan kacang lorjuk menggunakan kemasan yang sama, model kemasan dalam bentuk tas kertas dan kemasan kotak karton, dan memilih gambar jembatan suramadu sebagai ikon Pulau Madura.
Adapun tujuan penelitian ini yang ingin dicapai adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui, mendeskripsikan, dan menganalisis strategi
packaging Kopi Mahkota Raja produksi Pondok Pesantren Mukmin
Mandiri Sidoarjo.
2. Untuk mengetahui, mendeskripsikan, dan menganalisis strategi
packaging Kopi Mahkota Raja produksi Pondok Pesantren Mukmin
Mandiri Sidoarjo dalam menarik minat beli konsumen.
24Iffan Maflahah, “Desain Kemasan Makanan Tradisional Madura dalam Rangka Pengembangan
15
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Kegunaan hasil penelitian ini memiliki dua manfaat, yaitu manfaat
akademis dan manfaat praktis, sebagai berikut:
1. Manfaat akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan khazanah
ilmu pengetahuan kepada para akademisi mengenai strategi packaging
produk produksi pondok pesantren. Selain itu, hasil penelitian ini
diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pada kajian
penelitian yang akan datang.
2. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
kepada Pondok Pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo dalam
merencanakan strategi pemasaran Kopi Mahkota Raja yang tepat,
khususnya pada aspek packaging produk.
G. Definisi Operasional
Dalam menghindari kesalahfahaman dari judul di atas, yaitu
“Analisis Strategi Packaging Kopi Mahkota Raja Produksi Pondok Pesantren
Mukmin Mandiri Sidoarjo dalam Menarik Minat Beli Konsumen” maka
perlu dijelaskan beberapa kata kunci dengan harapan dapat menjadi pijakan
awal untuk memahami uraian lebih lanjut dan dapat menepis
16
1. Analisis. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, analisis berarti
penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk
mengetahui keadaan yg sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya,
dsb).25Analisis dalam penelitian ini dilakukan pada implementasi strategi
packaging Kopi Mahkota Raja produksi Pondok Pesantren Mukmin
Mandiri Sidoarjo dalam menarik minat beli konsumen.
2. Strategi dalah suatu perencanaan yang cermat dari segala kegiatan yang
akan dilaksanakan agar dapat mencapai sasaran yang sesuai dengan yang
diharapkan.26
3. Packaging. Kemasan merupakan bagian dari strategi produk yang dapat
digunakan sebagai alat promosi artinya kemasan menjadi daya tarik
produk sehingga konsumen tertarik untuk membelinya. Packaging dalam
pemasaran merupakan sarana komunikasi sebuah produk. Kemasan
menjadi sarana terbaik dalam menarik konsumen untuk membeli sebuah
produk dan untuk membangun loyalitas konsumen terhadap produk.27
Strategi packaging yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah segala
sesuatu yang ada dalam kemasan produk Kopi Mahkota Raja, meliputi:
proses pengemasan, nama merek, warna, bentuk dan bahan, tipografi
(tulisan), ilustrasi (gambar), dan informasi produk (label).
25 KBBI, “Analisis”, dalam http://kamusbahasaindonesia.org/analisis, diakses pada 20 Januari 2017.
26 Iban Sofyan, Manajemen Strategi: Teknik Penyusunan serta Penerapannya untuk Pemerintah dan Usaha (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2015), 3.
17
4. Minat beli konsumen. Menurut Kotler dan Keller tahun 2003, minat beli
konsumen adalah sebuah perilaku konsumen dimana konsumen
mempunyai keinginan dalam membeli atau memilih suatu produk
berdasarkan pengalaman dalam memilih, menggunakan, dan
mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk.28
5. Kopi Mahkota Raja merupakan produk kopi hasil produksi Pondok
Pesantren Mukmin Mandiri di Sidoarjo.
6. Pondok Pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo adalah pesantren agrobisnis dan agroindustri yang tidak hanya bergerak pada sektor
keagamaan, melainkan diorientasikan pada pemberdayaan dan
kemandirian santri dalam berwirausaha. Dengan visi menjadikan santri
berwawasan wirausahawan dan wirausahawan yang berjiwa santri serta
misinya mendidik dan mencetak santri menjadi wirausahawan yang
saleh dan mandiri.
H. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif. Menurut
Bogdan dan Taylor mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa data-data
tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati.29
Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk
28 Philip Kotler dan Gary Armstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran (Jakarta: Erlangga, 2003), 181. 29
18
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial,
sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun
kelompok.30
Deskriptif kata tertulis dalam penelitian ini adalah berbentuk
lisan yang diperoleh dari wawancara. Dalam hal ini, penulis melakukan
penelitian dengan cara mengamati dan mengumpulkan data dan
kemudian data yang diperoleh, disusun dan dikembangkan dan
selanjutnya dikemukakan secara objektif kemudian dianalisis.
2. Sumber data
Data merupakan hasil pengamatan dan pengukuran empiris yang
mengungkapkan fakta tentang karakteristik dari suatu gejala tertentu.
Data merupakan fakta tentang karakteristik tertentu dari suatu
fenomena yang diperoleh melalui pengamatan.31 Penelitian ini
membutuhkan data primer dan data sekunder. Adapun sumber data yang
digunakan adalah sebagai berikut.
a. Sumber data primer
Sumber data primer adalah suatu obyek atau dokumen original
material mentah dari pelaku yang disebut first-hand information.
Data primer adalah data yang dikumpulkan dari situasi aktual ketika
peristiwa terjadi.32 Sumber data primer dalam penelitian ini adalah
subjek penelitian yang dijadikan sebagai sumber informasi penelitian
30 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), 60.
19
dengan interview atau wawancara. Dalam hal ini subjek dari
penelitian adalah sebagai berikut.
1) Wawancara dengan pengasuh pondok pesantren: KH. Muhammad
Zakki, manager pondok pesantren: Heri Cahyo Bagus Setiawan,
staff beserta santri-santri, dan konsumen yaitu masyarakat umum.
2) Kemasan Kopi Mahkota Raja.
b. Sumber data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan
oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah
ada baik dari perpustakaan atau dari laporan-laporan peneliti
terdahulu. Data sekunder disebut juga data tersedia.33 Sumber data
sekunder meliputi literatur yang digunakan dalam penelitian ini,
seperti buku pemasaran dan buku desain kemasan, media cetak dan
elektronik tentang berita seputar Kopi Mahkota Raja, jurnal, artikel,
dan skripsi terdahulu yang membahas tentang packaging produk.
3. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data ditinjau dari segi cara atau teknik
pengumpulannya dapat dilaksanakan dengan interview (wawancara),
observasi (pengamatan), dan bahan dokumenter atau gabungan dari
ketiga jenis tersebut.34
33 Masruhan, Metodologi Penelitian Hukum (Surabaya: Hilal Pustaka, 2013), 93-94.
34 Nur Indiantoro dan Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan
20
a. Wawancara
Wawancara yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab dengan bertatap muka antara si
penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden. Jadi
melalui wawancara, peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih
mendalam.35 Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan dengan cara
langsung baik secara struktur maupun bebas dengan
1) Pengasuh pondok pesantren: KH. Muhammad Zakki.
2) Manager pondok pesantren: Heri Cahyo Bagus Setiawan.
3) Staff beserta santri-santri.
4) Konsumen yaitu masyarakat umum.
b. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara
melakukan pengamatan langsung ke lapangan, pada obyek penelitian
(dengan melakukan pencatatan sistematis mengenai fenomena yang
diteliti).36 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi
partisipasi pasif yaitu peneliti datang ke tempat kegiatan orang yang
diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.37 Dalam
hal ini, penulis melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap
strategi-strategi pemasaran yang berhubungan dengan packaging
35 Mohammad Nasir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988),25.
36 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000), 204.
21
Kopi Mahkota Raja produksi Pondok Pesantren Mukmin Mandiri
Sidoarjo.
c. Dokumentasi
Dokumen dapat digunakan untuk menguji, menafsirkan dan
meramalkan. Dokumen dapat dibedakan atas dokumen resmi dan
dokumen pribadi. Dokumen resmi adalah informasi yang dikemas
dalam bentuk memo, pengumuman, instruksi, aturan organisasi,
risalah, surat keputusan, atau media massa seperti majalah, berita,
koran, dan lain-lain. Sedangkan dokumen peribadi adalah catatan
atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan,
pengalaman, dan kepercayaan, biasanya dalam bentuk buku harian,
surat pribadi dan autobiografi.38
Dokumen-dokumen tersebut meliputi: struktur organisasi,
foto kemasan Kopi Mahkota Raja, foto kegiatan pondok pesantren,
media cetak dan elektronik mengenai berita seputar Kopi Mahkota
Raja, serta jurnal, artikel, dan skripsi terdahulu yang membahas
tentang packaging produk.
4. Teknik pengolahan data
Setelah data berhasil dihimpun dari lapangan maka peneliti
menggunakan teknik-teknik pengolahan data sebagai berikut:
a. Organizing, yaitu menyusun kembali data yang telah didapat dalam
penelitian yang diperlukan dalam kerangka paparan yang sudah
22
direncanakan dengan rumusan masalah secara sistematis.39 Penulis
melakukan pengelompokan data yang dibutuhkan untuk dianalisis
dan menyusun data tersebut dengan sistematis untuk memudahkan
penulis dalam menganalisa data.
b. Editing, yaitu pemeriksaan kembali dari semua data yang diperoleh
terutama dari segi kelengkapannya, kejelasan makna, keselarasan
antara data yang ada dan relevansi dengan penelitian.40 Dalam hal ini
penulis akan mengambil data yang akan dianalisis dengan rumusan
masalah saja.
c. Penemuan hasil, yaitu dengan menganalisis data yang telah diperoleh
dari penelitian untuk memperoleh kesimpulan mengenai kebenaran
fakta yang ditemukan, yang akhirnya merupakan sebuah jawaban dari
rumusan masalah.41
5. Teknik analisis data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
data deskriptif kualitatif yaitu cara analisis yang cenderung
menggunakan kata-kata untuk menjelaskan fenomena atau data yang
diperoleh.42 Aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data
display, dan conclusion drawing or verification. Data-data yang sudah
dikumpulkan yaitu data collection akan di reduksi yaitu dilakukan
39 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif…, 243.
40 Ibid., 245. 41 Ibid., 246.
23
dengan cara mengurangi data yang tidak sesuai dengan fokus penelitian.
Setelah data di reduksi, data didisplay yaitu dibedakan berdasarkan jenis
klasifikasi yang telah ditentukan. Data yang sudah direduksi dan
didisplay, maka tahap selanjutnya adalah verification/mengkroscek data
yang ada dengan kebenarannya setalah itu penarikan kesimpulan.43
Pengujian keabsahan data peneliti menggunakan teknik
triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau perbandingan terhadap data.44 Peneliti melakukan
triangulasi data dengan cara cross check data antara hasil observasi
dengan data sekunder, hasil observasi dengan hasil wawancara dan data
sekunder dengan hasil wawancara.
I. Sistematika Pembahasan
Penulisan skripsi ini disusun secara sistematis agar mempermudah
pembahasan dalam penelitian ini, sistematika pembahasan dalam penelitian
ini akan dibahas dalam 5 bab, yakni sebagai berikut:
Bab pertama adalah pendahuluan. Bab ini memberikan gambaran
secara umum yang meliputi; Latar Belakang Masalah, Identifikasi dan
Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Kajian Pustaka, Tujuan Penelitian,
Kegunaan Hasil Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian, dan
Sistematika Pembahasan.
24
Bab kedua adalah kerangka teoritis. Pada bab ini membahas tentang
teori pemasaran, teori strategi pemasaran, teori kemasan (packaging)
meliputi: pengertian kemasan, fungsi kemasan, daya tarik kemasan, dan
unsur kemasan, serta teori minat beli.
Bab ketiga adalah data penelitian membahas tentang gambaran
umum Pondok Pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo, meliputi: sejarah
Pondok Pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo, visi dan misi, struktur
organisasi, macam-macam produk Kopi Mahkota Raja, serta manajemen
pemasaran Kopi Mahkota Raja. Strategi packaging Kopi Mahkota Raja
produksi Pondok Pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo. Strategi packaging
Kopi Mahkota Raja produksi Pondok Pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo
dalam menarik minat beli konsumen.
Bab keempat adalah analisis data. Pada bab ini adalah analisis data
dari hasil penelitian yang berkaitan dengan analisis strategi packaging Kopi
Mahkota Raja produksi Pondok Pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo dalam
menarik minat beli konsumen.
Bab kelima adalah penutup. Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran
yang merupakan upaya memahami jawaban-jawaban atas rumusan masalah
dan juga berisi tentang kata penutup dan daftar pustaka sebagai referensi
BAB II
PEMASARAN, STRATEGI PEMASARAN, KEMASAN (PACKAGING), DAN MINAT BELI
A. Pemasaran
1. Definisi pemasaran
Dewasa ini pemasaran telah berkembang demikian pesatnya dan
telah menjadi ujung tombak bagi setiap perusahaan dalam rangka
mencapai tujuan. Hal ini disebabkan karena ruang lingkup pemasaran
sangat luas yakni berhubungan sacara langsung dalam kegiatan ekonomi
mulai dari persiapan, penyediaan, bahan baku, proses produksi, sampai
pada saat akhir, yakni produk yang siap di konsumsi oleh konsumen.1
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa pemasaran melibatkan dua
pihak yang saling berkaitan yaitu produsen dan konsumen.
Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya mengenai definisi
pemasaran. Menurut American Marketing Association (AMA) seperti
yang dikutip oleh Rhenald Kasali mengemukakan bahwa pemasaran
adalah suatu proses perencanaan dan eksekusi mulai dari tahap konsepsi,
penetapan harga, promosi, hingga distribusi barang-barang, ide-ide dan
jasa, untuk melakukan pertukaran yang memuaskan individu dan
lembaga-lembaganya.2 Adapun definisi pemasaran menurut Philip
Kotler adalah proses sosial yang dengan mana individu dan kelompok
26
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk
dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.3 Menurut Kotler dan Keller
pemasaran terbagi atas 10 jenis entitas, yaitu: barang, jasa, pengalaman,
peristiwa, orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan gagasan.4
Penentuan sasaran perusahaan sangat penting untuk diketahui,
sehingga dapat disusun target yang akan dicapai melalui berbagai
strategi pemasaran yang diterapkan nantinya. Jika tujuan perusahaan
sudah diketahui, maka dapat disusun strategi pemasaran yang akan
dijalankan untuk mencapai tujuan tersebut. Strategi ini pun dapat
bersifat jangka pendek, menengah maupun untuk jangka panjang sesuai
dengan rencana yang telah disusun.
2. Tujuan pemasaran
Sebuah perusahaan yang didirikan mempunyai tujuan utama, yaitu
mencapai tingkat keuntungan tertentu, pertumbuhan perusahaan atau
peningkatan pangsa pasar. Dalam pandangan konsep pemasaran, tujuan
perusahaan ini dicapai melalui keputusan konsumen. Keputusan
konsumen diperoleh setelah kebutuhan dan keinginan konsumen
dipenuhi melalui kegiatan pemasaran yang terpadu.5
Kotler mengemukakan bahwa pemasaran mempunyai tujuan
membangun hubungan jangka panjang yang saling memuaskan dengan
3 Philip Kotler dan Gary Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran (Jakarta: Erlangga, 2002), 18. 4 Ibid., 20.
27
pihak-pihak yang memiliki kepentingan utama pelanggan, pemasok,
distributor dalam rangka mendapatkan serta mempertahankan referensi
dan kelangsungan bisnis jangka panjang mereka.6 Buchari Alma
mengemukakan tujuan pemasaran ada 2 macam, yaitu:7
a. Untuk mencari keseimbangan pasar, antara buyer's market dan seller's
market, mendistribusikan barang dan jasa dari daerah surplus ke
daerah minus, dan produsen ke konsumen, dari pemilik barang dan
jasa ke calon konsumen.
b. Tujuan pemasaran yang utama ialah memberi kepuasan kepada
konsumen. Tujuan pemasaran bukan komersial atau mencari laba,
akan tetapi tujuan utamanya ialah memberi kepuasan kepada
konsumen.
B. Strategi Pemasaran
1. Definisi strategi pemasaran
Istilah strategi berasal dari kata yunani “strategeia” (stratos =
militer, dan ag = memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi
seseorang jendral. Strategi juga bisa diartikan sebagai suatu rencana
untuk pembagian dan penggunaan kekuatan militer dan material pada
daerah-daerah tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.8 Dalam
pengertian strategi seringkali terkandung perencanaan merupakan proses
yang berlangsung secara terus-menerus dalam suatu perusahaan. Oleh
6 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Ed. Millenium…, 32.
28
karena itu, strategi pemasaran dari setiap perusahaan merupakan rencana
yang menyeluruh dimana perusahaan berharap mencapai sasaran yang
telah ditentukan, yang pada akhirnya untuk merealisasikan tujuan dari
perusahaan yang bersangkutan.9
Menurut Philip Kotler dalam Rachmat Ramli menyatakan bahwa
perencanaan strategis yang berorientasi pasar adalah proses manajerial
untuk mengembangkan dan menjaga agar tujuan, keahlian, dan sumber
daya organisasi sesuai dengan peluang pasar yang terus berubah dengan
tujuan membentuk dan menyempurnakan produk perusahaan sehingga
memenuhi target laba dan pertumbuhan.10 Sedangkan, pemasaran adalah
suatu konsep sosial dan manajerial yang di dalamnya individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai
dengan pihak lain.11
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok
yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang, dan
mendapatkan laba.12 Oleh karena itu, strategi pemasaran adalah
pendekatan pokok yang akan digunakan oleh unit bisnis dalam mencapai
9Lawrence R Jauch dan William Glueck F, Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan, Ed. 3 (Jakarta: Erlangga, 1999), 127.
10 Gary Armstrong dan Philip Kotler, Dasar-Dasar Pemasaran, Ed. 9 (Jakarta: PT INDEKS Kelompok Gramedia, 2003), 11.
11 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Hendra Teguh dan Ronny A. Rusli (Jakarta: Prenhallindo, 1997), 8.
29
sasaran yang telah ditetapkan lebih dahulu, di dalamnya tercamtum
keputusan-keputusan pokok mengenai target pasar, penempatan poduk
di pasar, bauran pemasaran (marketing mix) dan tingkat biaya
pemasaran yang diperlukan.13
2. Bauran pemasaran (Marketing mix)
Bauran pemasaran adalah suatu konsep utama dalam pemasaran
modern dengan serangkaian variabel pemasaran terkendali yang dipakai
oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang dikendalikan
perusahaan dari pasar sasarnnya. Bauran pemasaran terdiri dari beberapa
elemen variabel yaitu: product, price, place, dan promotion.14 Selain
pendapat di atas, ada pendapat lain yang mengatakan empat
kebijaksanaan bauran pemasaran dapat disebut 4P yaitu: product, price,
place, dan promotion.15
a. Produk (product)
Produk adalah kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan
perusahaan kepada pasar sasaran.16 Keputusan-keputusan tentang
produk ini mencakup penentuan bentuk penawaran secara fisik,
merek, pembukus, garansi dan servis sesudah penjualan. Produk jasa
merupakan suatu kinerja penampilan, tidak berwujud dan cepat
13 Philip Kotler, Marketing, Jilid 1 (Jakarta: Erlangga, 1996), 401.
14 Samsul Anam, et al., Manajemen Pemasaran (Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2013), 25. 15 Muhammad Murid, Manajemen Pemasaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 69.
30
hilang, lebih dapat dirasakan dari pada dimiliki, serta pelanggan lebih
dapat berpartisipasi aktif dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut.17
Strategi produk yang harus dilakukan untuk mengembangkan
suatu produk, yaitu: keputusan pemberian merek, keputusan
pemberian kemasan, dan keputusan pemberian label.18 Berikut
penjelasannya.
1) Keputusan pemberian merek. Produk memiliki beraneka ragam,
maka setiap jasa harus memiliki nama, tujuannya agar mudah
dikenal dan diingat.
2) Keputusan pemberian kemasan. Kemasan adalah kegiatan
merancang dan memproduksi wadah atau bungkus bagi sebuah
produk. Kemasan menjadi alat pemasaran yang penting, yang
dirancang cermat bisa menimbulkan nilai kecocokan bagi
konsumen dan nilai promosi bagi para produsen. Banyak faktor
telah meningkatkan penggunaan kemasan sebagai alat pemasaran.
3) Keputusan pemberian label. Label memberikan beberapa fungsi,
yaitu: label mempromosikan produk lewat grafis yang menarik,
label menyebutkan produk, label memberikan tingkatan produk,
label yang mengambarkan produk, dan label yang mempromosikan
produk tersebut.
17 Ismail Nawawi Uha, Isu-Isu Ekonomi Islam 4 Nalar Bisnis (Jakarta: VIV Press Jakarta, 2013), 681.
31
b. Harga (price)
Harga adalah uang (ditambah beberapa produk kalau
mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi
dari produk dan pelayanannya. Penentuan harga merupakan titik
kritis dalam bauran pemasaran barang dan jasa karena harga
menentukan pendapatan dari suatu usaha atau bisnis. Keputusan
penentuan harga sangat signifikan di dalam penentuan nilai atau
manfaat yang dapat diberikan pada pelanggan dan memainkan
peranan penting dalam gambaran kualitas jasa.19
c. Tempat (place)
Tempat adalah berbagai kegiatan yang membuat produk
terjangkau oleh konsumen sasaran.20 Untuk produk industri
manufaktur, tempat diartikan sebagai saluran distribusi, sedangkan
untuk produk industri jasa diartikan sebagai tempat pelayanan jasa.
d. Promosi (promotion)
Promosi adalah komunikasi yang persuasif, mengajak,
mendesak, membujuk, menyakinkan. Ciri dari komunikasi yang
persuasif (komunikasi) adalah ada komunikator yang secara terencana
mengatur berita dan penyampaiannya untuk mendapatkan akibat
tertentu dalam sikap dan tingkah laku penerima (target pendengar).21
Tujuan utama promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi, dan
19 Ismail Nawawi Uha, Isu-Isu Ekonomi Islam 4 Nalar Bisnis…, 687. 20 Samsul Anam, et al., Manajemen Pemasaran…, 26.
32
membujuk serta mengingkatkan pelanggan sasaran tentang
perusahaan dan bauran pemasarannya.22
C. Kemasan (Packaging)
1. Definisi kemasan (Packaging)
Menurut Kotler tahun 1997 mendefinisikan “Packaging involves
designing and producing the container or wrapper for a product” yang
artinya adalah proses pengemasan yang melibatkan kegiatan mendesain
dan memproduksi, fungsi utama dari kemasan sendiri yaitu untuk
melindungi produk agar produk tetap terjaga kualitasnya.23 Konsep
pengemasan mendefinisikan bagaimana bentuk atau fungsi dasar
kemasan yang akan dibuat untuk suatu produk. Dengan fungsi utamanya
yaitu memberikan perlindungan produk serta menjaga kualitas produk.
Selain itu, ada pula beberapa elemen kemasan yang perlu diperhatikana,
seperti: bahan, warna, tulisan, merek, dan sebagainya.
Menurut Tjiptono tahun 2010 pengemasan (packaging)
merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan
wadah atau pembungkus untuk suatu produk.24 Kemasan merupakan
kegiatan penempatan produk ke dalam wadah, tempat, isi, atau
sejenisnya yang terbuat dari timah, kayu, kertas, gelas, besi, plastik,
kain, karton, atau material lainnya yang dilakukan oleh produsen atau
22 Ismail Nawawi Uha, Isu-Isu Ekonomi Islam 4 Nalar Bisnis…, 690. 23 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran…, 77.
33
pemasar untuk disampaikan kepada konsumen.25 Kemasan tidak hanya
merupakan pelayanan tetapi juga sebagai salesman dan pembawa
kepercayaan, dimana suatu kemasan merupakan penglihatan akhir dari
konsumen yang dapat dipercaya.
Menurut Kotler dan Keller tahun 2012, Kemasan yang baik dapat
membangun ekuitas merek dan mendorong penjualan. Beberapa faktor
yang memiliki kontribusi penggunaan kemasan sebagai alat pemasaran,
yaitu:
a. Swalayan, kemasan yang efektif melaksanakan tugas dalam
penjualan: menarik perhatian, menggambarkan fitur produk,
menciptakan keyakinan konsumen, dan membuat kesan
menyenangkan.
b. Kekayaan konsumen. Peningkatan kekayaan konsumen membuat
mereka bersedia membayar lebih besar untuk kenyamanan,
penampilan, keandalan, dan gengsi kemasan yang lebih baik.
c. Perusahaan dan citra merek. Kemasan mempunyai peran terhadap
pengakuan segera atas perusahaan atau merek.
d. Peluang inovasi. Kemasan yang inovatif dapat membawa manfaat
besar bagi konsumen dan laba bagi para produsen.
Kemasan terdiri dari tiga hal, yaitu merek, kemasan itu sendiri,
dan label. Adapun tiga alasan utama untuk melakukan pengemasan
adalah pertama, kemasan memenuhi syarat keamanan dan kemanfaatan.
34
Kemasan melindungi produk dalam perjalanannya dari produsen ke
konsumen. Produk-produk yang dikemas biasanya lebih bersih, menarik,
dan tahan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh cuaca.
Kedua, kemasan dapat melaksanakan program pemasaran.
Melalui kemasan identifikasi produk menjadi lebih efektif dan dengan
sendirinya mencegah pertukaran oleh produk pesaing. Kemasan
merupakan satu-satunya cara perusahaan membedakan produknya.
Ketiga, kemasan merupakan suatu cara untuk meningkatkan laba
perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus membuat kemasan
semenarik mungkin agar dapat memikat dan menarik perhatian
konsumen. Selain itu, kemasan juga dapat mengurangi kemungkinan
kerusakan barang dan kemudahan dalam pengiriman.26
Wadah atau kemasan tersebut terdiri dari 3 tingkat bahan,
yaitu:27
a. Kemasan dasar (primary package), yaitu kemasan langsung dari
suatu produk atau kemasan yang pertama kali bersentuhan langsung
dengan isi produk.
b. Kemasan tambahan (secondary package), yaitu bahan yang
melindungi kemasan dasar dan dibuang bila produk tersebut akan
digunakan.
26
Fajar Laksana, Manajemen Pemasaran Pendekatan Praktis (Yogayakarta: Graha Ilmu, 2008), 83.
35
c. Kemasan pengiriman (shipping package), yaitu setiap kemasan yang
diperlukan waktu penyimpanan dan pengangkutan.
2. Fungsi kemasan (Packaging)
Menurut Hermawan Kartajaya, seorang pakar pemasar
menyimpulkan bahwa saat ini fungsi kemasan bukan lagi sebagai
pelindung atau wadah, tetapi juga sebagai alat promosi dari produk yang
dikemasnya.28 Perkembangan fungsional kemasan saat ini semakin luas,
kemasan juga sudah berfungsi sebagai media komunikasi, seperti
dicantumkannya nomor telepon. Selain itu, kemasan juga dapat
berfungsi untuk mengkomunikasikan suatu citra tertentu, misalkan
produk-produk makanan Jepang. Berikut terdapat beberapa fungsi
kemasan diantaranya, yaitu:29
a. Sebagai pelindung isi (protection), misalnya dari kerusakan,
kehilangan, berkurangnya kadar atau isi, dan sebagainya.
b. Untuk memberikan kemudahan dalam penggunaan (operating),
misalnya supaya tidak mudah tumpah, sebagai alat pemegang, dan
sebagainya.
c. Memberikan daya tarik (promotion) seperti aspek artistik, warna,
bentuk, maupun desainnya.
d. Bermanfaat dalam pemakaian ulang (reusable), misalnya untuk diisi
kembali atau untuk wadah lain.
28 Hermawan Kartajaya, Marketing plus 2000 Siasat Memenangkan Persaingan Global (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1996), 263.
36
e. Sebagai identitas (image) produk, misalnya berkesan kokoh atau
awet, lembut, dan mewah.
f. Sebagai distribusi (shipping), misalnya mudah disusun, dihitung,
dan ditangani.
g. Sebagai informasi (labelling), yaitu mengenai isi, pemakaian, dan
kualitas.
h. Sebagai cermin inovasi produk, berkaitan dengan kemajuan
teknologi dan daur ulang.
Menurut Berkowitz et al. tahun 1992 dalam Tjiptono, dapat
disimpulkan bahwa pemberian kemasan pada suatu produk bisa
memberikan tiga manfaat utama, yaitu manfaat komunikasi, manfaat
fungsional, dan manfaat perseptual.30
a. Manfaat komunikasi
Manfaat utama kemasan adalah sebagai media pengungkapan
informasi produk kepada konsumen. Informasi tersebut meliputi
cara menggunakan produk, komposisi produk, dan informasi khusus
(efek samping, frekuensi pemakaian yang optimal, dan sebagainya).
Informasi lainnya berupa segel atau simbol bahwa produk tersebut
halal dan telah lulus pengujian atau disahkan oleh instansi
pemerintah yang berwenang.
37
b. Manfaat fungsional
Kemasan seringkali pula memastikan peranan fungsional yang
penting, seperti memberikan kemudahan, perlindungan, dan
penyimpanan. Contoh: pasta gigi Colgate mengubah kemasannya
menjadi pump dispensers untuk memudahkan penggunaannya.
c. Manfaat perseptual
Kemasan juga bermanfaat dalam menanamkan persepsi tertentu
dalam benak konsumen, misalnya air mineral Aqua diberi kemasan
yang berwarna biru muda untuk memberikan persepsi bahwa produk
Aqua segar dan sehat.
Persaingan pasar yang semakin ketat, mengharuskan perusahaan
membuat kemasan produk yang lebih menarik. Desain kemasan harus
menarik secara visual, merangsang minat dan kesadaran, dan
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dalam sekejap. Oleh
karena itu, tujuan desain kemasan adalah untuk memiliki fitur unik yang
membedakannya sebagai produk dari suatu merek atau produsen
tertentu.
Pemakaian warna, gaya tipografi, bentuk, dan elemen desain
lainnya menjadi indikasi kategori bagi konsumen. Menurut Iwan Wirya,
kemasan memiliki dua daya tarik yaitu daya tarik visual dan daya tarik
praktis.31
38
a. Daya tarik visual
Daya tarik visual adalah daya tarik yang mengarah pada
penampilan kemasan produk yang mencakup berbagai unsur grafis,
antara lain warna, ilustrasi, bentuk, merek atau logo, teks, dan
gambar. Semua unsur grafis tersebut dikombinasikan untuk
menciptakan suatu kesan sehingga dapat memberikan daya tarik
visual secara optimal. Daya tarik visual berhubungan dengan faktor
emosi dan psikologis yang terletak di alam bawah sadar manusia.
b. Daya tarik praktis
Daya tarik praktis merupakan efektifitas dan efisiensi suatu
kemasan yang ditujukan kepada konsumen, distributor meliputi
penyimpanan dan pemajangan. Beberapa daya tarik prakris yang
perlu dipertimbangkan antara lain:
1) Dapat melindungi produk.
2) Mudah dibuka atau ditutup kembali untuk disimpan.
3) Porsi yang sesuai untuk produk makanan dan minuman.
4) Dapat digunakan kembali (reusable)
5) Mudah dibawa, dijinjing atau dipegang.
6) Memudahkan pemakai untuk menghabiskan isinya dan mengisi
39
3. Unsur-unsur kemasan (Packaging)
Suatu kemasan yang menarik akan menimbulkan kesan yang
positif pada konsumennya. Adapun kemasan yang menarik memiliki
beberapa unsur diantaranya, yaitu:
a. Nama merek
Merek adalah suatu nama, istilah, tanda, lambang, atau
desain atau gabungan dari semuanya yang dimaksudkan untuk
mengidentifikasikannya dari barang atau jasa dari satu penjual atau
kelompok penjual dan membedakan barang atau jasa dari produk
pesaing. Sedangkan, nama merek adalah sebagian dari merek dan
dapat diucapkan.32
Kriteria merek yang tepat adalah sebagai berikut:33
1) Merek harus menggambarkan sesuatu mengenai manfaat produk.
2) Merek harus menggambarkan kualitas, warna, dan sebagainya.
3) Merek harus mudah diucapkan, dikenal, dan diingat.
4) Merek harus khas.
5) Merek harus dapat didaftarkan dan mendapatkan perlindungan
hukum.
b. Bentuk
Beberapa pertimbangan konkrit dalam menentukan bentuk
kemasan menurut Wirya adalah sebagai berikut:
1) Bentuk yang teratur atau konsisten memiliki daya tarik lebih.
40
2) Bentuk sederhana lebih disukai dan lebih terkesan berkelas
daripada bentuk yang rumit.
3) Desain universal yaitu mudah dimengerti oleh siapapun, mudah
dibuka, dan aman.
4) Kemasan muda dibawa, dibuka maupun ditutup, atau kemasan
yang tidak mengotori tangan.
c. Warna
Menurut Jill Morton dalam Marianne Rosner Klimchuk dan
Sandra A. Krasovec, menyatakan sebagai alat marketing, warna
dapat menjadi kekuatan persuasif bawah sadar. Sebagai suatu
komponen fungsional dari penglihatan manusia, warna dapat
menarik perhatian, menyejukan atau menyakitkan mata, dan
berkonstribusi pada kesuksesan suatu produk, jasa atau bahkan
suatu interior ruangan. Warna yang salah dapat menjadi kesalahan
yang mahal.34 Fungsi warna dalam tampilan desain kemasan, yaitu:
1) Identifikasi yang membedakan produk dengan produk pesaing.
2) Dapat menimbulkan pengaruh psikologis.
3) Menciptakan suatu citra tertentu.
4) Menghias suatu produk sehingga produk dapat tampil secara
akurat.
5) Menimbulkan keterbacaan yang maksimum dengan pemilihan
warna kontras untuk menonjolkan sesuatu.
41
6) Membangkitkan minat dalam mode. Warna dapat menunjukkan
trend yang sedang berlangsung.
Warna merupakan salah satu aspek yang paling berpengaruh
dari desain kemasan. Konsumen lebih mengidentifikasi warna
kemasan atau produk sebelum fitur visual lainnya. Berikut
macam-macam warna dan maknanya, yaitu:35
1) Merah. Warna yang hangat, diasosiasikan dengan matahari dan
panas, dan menggambarkan cinta, api, nafsu, agresi, sifat
impulsif, mendebarkan, berani, dan kuat. Warna merah yang
intens mengkomunikasikan kecanggihan, kesetiaan, keotentikan,
keseriusan, dan efektifitas. Dalam desain kemasan, warna merah
umumnya digunakan sebagai penarik perhatian.
2) Hitam. Warna hitam melambangkan keras kepala, dapat
diandalkan, konstan, dan kebijaksanaan, serta mengesankan
kekuatan. Sampai saat ini warna hitam menjadi pilihan yang
pasti bagi banyak desain produk karena mengimplikasikan
produk yang serius dan dapat diandalkan.
3) Coklat. Warna yang melambangkan tanah atau bumi, nyaman,
daya tahan, stabilitas, bobot, dan kestabilan. Selain itu, coklat
juga memberikan kesan “sophisticated” karena dekat dengan
warna emas. Coklat juga bisa memberikan nuansa dapat
diandalkan dan kuat.
35
42
4) Kuning. Warna yang melambangkan kehidupan, matahari,
kehangatan, idealisme, energi, dan sportif. Kuning adalah warna
positif dan digunakan untuk melambangkan harapan. Warna
kuning menjadi warna yang paling menarik perhatian.
d. Ilustrasi (gambar)
Ilustrasi adalah seni gambar yang dimanfaatkan untuk
memberi penjelasan atas suatu maksud atau tujuan secara visual.36
Ilustrasi merupakan salah satu unsur penting yang digunakan dalam
komunikasi sebuah kemasan karena sering dianggap sebagai bahasa
universal yang dapat menembus rintangan yang ditimbulkan oleh
perbedaan bahasa. Ilustrasi dalam hal ini termasuk fotografi yang
dapat mengungkapkan suatu hal secara lebih cepat dan efektif
daripada teks.
Pembubuhan ilustrasi dalam kemasan harus didasarkan pada
fungsinya yang khas. Suatu kemasan dipandang akan lebih berdaya
tarik bila dibubuhi ilustrasi, kecuali untuk kondisi tertentu mungkin
tidak diperlukan ilustrasi. Fungsi ilustrasi dalam kemasan adalah
menarik perhatian, menonjolkan salah satu keistimewaan produk,
memenangkan persaingan dalam menarik perhatian konsumen,
mendramatisasi pesan, merangsang minat membaca keseluruhan
pesan, menjelaskan suatu pernyataan, menciptakan suatu suasana
36