• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Bank Lokal dengan Merger dalam Rangka Pemberdayaan Ekonomi Rakyat D 902006001 BAB VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Bank Lokal dengan Merger dalam Rangka Pemberdayaan Ekonomi Rakyat D 902006001 BAB VI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Pada bab 6, merupakan intisari dan rangkuman dari pembahasan hasil penelitian dan analisis yang telah diuraikan dalam Bab 4 dan Bab 5, yang disajikan dalam bentuk kesimpulan, implikasi teori dan implikasi kebijakan dari hasil penelitian tentang Pengembangan Bank Lokal dengan Merger Dalam Rangka Pemberdayaan Ekonomi Rakyat. Di samping itu terdapat beberapa saran yang terkait dengan hasil temuan dalam penelitian untuk penelitian mendatang.

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan perumusan permasalahan dan tujuan dalam penelitian ini, setelah dilakukan proses analisis, penulis merangkum hasil analisis serta menyimpulkannya sebagai berikut:

1. Motivasi merger BPR BKK karena lemahnya kualitas SDM, lemahnya permodalan, terjadinya inefisiensi, dan tidak efektifnya pengawasan.

2. Peran Stakeholder :

(2)

pemegang saham baik Kabupaten maupun Propinsi dapat berperan sebagaimana diatur dalam Perda Nomor 11 Tahun 2008. b. Peran Bank Indonesia, peran Bank Indonesia sangat menentukan sekali dalam proses merger, diantaranya melakukan pengawasan terhadap BPR BKK yang akan melakukan merger, harus dalam kondisi kecukupan modal, serta unsur-unsur kesehatan bank yang meliputi kualitas aktiva produktif, manajemen, kemampuan bank mendatangkan keuntungan (earning), dan likuiditas bank. Bank Indonesia berperan menjadi mediator antara pengurus BPR BKK Ungaran dengan pemegang saham agar ada pemahaman yang sama mengenai merger. Bank Indonesia selama enam bulan membimbing dalam menyelesaikan rancangan merger.

c. Peran Badan Pengawas, sebelum merger Badan Pengawas BPR BKK se Kabupaten Semarang perannya belum maksimal, lebih mengutamakan tugasnya sebagai birokrat (Kabag Perekonomian atau Camat). Dalam proses merger Badan Pengawas sebagai inisiator dalam penandatanganan rancangan merger. Setelah merger Badan Pengawas berperan aktif, dan dimonitor secara langsung oleh Bank Indonesia. Anggota Badan Pengawas yang tidak aktif akan terancam fit and proper test ulang. Badan Pengawas dibantu oleh direksi dan karyawan berperan dalam proses merger BPR BKK Ungaran, menandatangani rancangan merger dan pengumuman merger, serta melakukan konversi modal.

d. Peran direksi, sebelum merger direksi BPR BKK Ungaran hanya berperan memimpin bank secara mandiri di tingkat kecamatan, dalam proses merger mempunyai peran sebagai inisiator yang menanda tangani rancangan merger, pengumuman merger, dan setelah merger direksi berperan secara maksimal memimpin bank hasil merger.

e. Peran Karyawan, Karyawan BPR BKK mendukung pengurus dalam mempersiapkan merger, menyiapkan bussiness plan, mendukung kinerja dan pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan pemegang saham, serta meningkatkan pelayanan kepada para pemakai jasa bank dalam peningkatan operasional bank dan memperkuat lembaga.

(3)

3. Dalam proses merger ada beberapa proses yang harus ditempuh yang tidak bisa lepas dari dinamika yang terjadi,

a. Sebelum proses merger

Sebelum proses merger dalam tubuh BPR BKK se Kabupaten Semarang sudah terjadi dinamika kelembagaan mulai dari proyek percontohan Badan Kredit Kecamatan bernama BKK menjadi BUMD BKK dan mulai tahun 1992 menjadi BUMD BPR BKK. b. Proses merger

Proses merger BPR BKK se Kabupaten Semarang ke BPR BKK Ungaran melalui beberapa tahapan dimulai dari inisiatif merger, dilanjutkan dengan sosialisasi rencana merger, melakukan studi banding ke bank yang telah melakukan merger, pengumuman merger, pembuatan rancangan merger, pengajuan perijinan merger ke Bank Indonesia pusat, realisasi merger, selanjutnya membuat perubahan anggaran dasar bank, pengangkatan pengurus baru, penyusunan rencana kerja baru, konsolidasi neraca, konversi modal. Dalam proses merger disepakati pula oleh para pemegang saham bahwa hasil merger BPR BKK Ungaran tetap berbadan hukum Perusahaan Daerah sebagaimana diamanatkan dalam Perda nomor: 11 tahun 2008 dan berkantor pusat di kabupaten/kota setempat.

c. Kesepakatan Pemegang Saham

Dalam proses merger ada kesepakatan yang sama dari seluruh pemegang saham BPR BKK Ungaran yang dituangkan dalam RUPS. Menambah modal karena CAR nya kurang dari 8 persen, melakukan penataan status karyawan dan menyelesaikan hak dan kewajiban karyawan.

d. Dinamika Kepegawaian

Dalam proses merger terjadi beberapa dinamika diantaranya penolakan merger, dampak psikologis pejabat yang tidak terakomodasi, pemberhentian pegawai karena melakukan penyimpangan finansial, terjadinya peningkatan kinerja, dan perkembangan bank.

e. Dinamika Konversi Saham

(4)

ditetapkan dalam Perda, pasca penjualan saham milik BPD Jateng yang 7,5 persen terjadi dinamika pembagian saham antara pemerintah Kab.Semarang dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sebesar 51 persen dan Pemerintah Kabupaten Semarang sebesar 49 persen. Dalam RUPS pemerintah Provinsi Jawa Tengah menjadi pemegang kunci dalam mengambil keputusan tentang penempatan pengurus dan kebijakan yang lain, karena secara hirarki pemerintahan, pemerintah provinsi lebih tinggi dari pada pemerintah kabupaten/ kota. Dari aspek penguasaan saham pemerintah provinsi sebagai pemegang saham mayoritas.

4. Pada awal merger diketahui adanya penyelewengan di beberapa BPR BKK yang melakukan merger. Implikasinya kalau tadinya tingkat kesehatan gabungan sebelum merger dinyatakan sehat, setelah diteliti dan dihitung ulang pada awal merger masuk klasifikasi tidak sehat. Perkembangan bank pasca merger semakin meningkat, adapun indikator yang meningkat diantaranya asset bank, kredit yang diberikan, dana pihak ketiga dan laba. atau dapat dikatakan bahwa dengan merger bank berkembang semakin membaik.

5. Pasca merger semua unsur CAMEL bank semakin meningkat semakin sehat, atau dapat disimpulkan bahwa BPR BKK Ungaran sebelum merger tidak sehat dan setelah dilakukan merger menjadi sehat.

Perbandingan tingkat kesehatan dari semua unsur CAMEL setelah dilakukan penjumlahan nilai tingkat kesehatannya dapat disimpul-kan bahwa dengan merger BPR BKK Ungaran menjadi lebih sehat. Sedangkan untuk yang gabungan dari seluruh Jawa Tengah tingkat kesehatannya juga menjadi sehat, atau dapat disimpulkan bahwa merger antar BPR yang sehat akan menjadi bank sehat.

6. Tren perkembangan semua unsur CAMEL di BPR BKK Ungaran semakin berkembang dan menunjukkan tren tingkat kesehatan BPR BKK yang semakin sehat. Dibandingkan dengan angka gabungan BPR BKK Jawa Tengah lebih baik dibanding dengan BPR BKK Ungaran, kecuali untuk pertumbuhan kredit.

7. Kelemahan Merger BPR BKK Ungaran

(5)

Provinsi dan DPRD Kabupaten Semarang.

b. Adanya monopoli kebijakan yang dilakukan oleh direksi, sehingga kepentingan pribadi dapat ikut mempengaruhi keputusan. c. Penumpukan kredit bermasalah karena gabungan kredit yang

macet yang dapat meningkatkan angka NPL.

d. Tingkat kesehatan bank dihitung berdasarkan data konsolidasi, sehingga cabang yang baik akan menjadi korban dari cabang yang tidak baik.

e. Kewajiban pajak semakin besar karena pengaruh tarif progresif. f. Masih melekatnya citra lama BPR BKK yang kurang baik. Citra kurang baik diantaranya: pelayananan, lokasi dan suasana kantor yang tidak nyaman masih tetap dirasakan.

8. Bentuk dan Peran Trust Relation yang Mendukung Kinerja Bank Secara Financial dan Non Financial

a. Secara non finansial merger menimbulkan hubungan kepercayaan (trust relation) baru dari masyarakat untuk mendukung per-kembangan bank.

b. Secara finansial bank berkembang karena ada kepercayaan baru yang berdampak pada pertumbuhan dana dari masyarakat, meningkatnya kredit yang diberikan kepada masyarakat, dan meningkatnya jumlah laba. Merger dapat meningkatkan kredit yang disalurkan kepada masyarakat untuk mendorong investasi dan pemberdayaan ekonomi rakyat. Dengan merger meningkatnya laba yang berdampak positif pada setoran Pendapatan Asli Daerah (PAD), secara finansial bank menjadi semakin besar dan semakin sehat.

Setelah dilakukan merger perkembangan baki debet tumbuh semakin pesat atau dapat dikatakan bahwa pertumbuhan baki kredit pasca merger lebih baik dibanding sebelum merger. Dengan merger dana pihak ketiga tumbuh dengan baik, pert-umbuhan dana semakin meningkat berarti dengan merger BPR BKK Ungaran semakin dipercaya masyarakat.

(6)

6.2. Implikasi

1. Implikasi Teori

Implikasi teoritis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut, Motivasi melakukan merger BPR BKK Ungaran adalah untuk meningkatkan kualitas SDM dengan cara mengirim SDM ketempat pelatihan, menguatkan modal bank dengan cara mendorong pemegang saham untuk menyetorkan modal, melakukan efesiensi dengan cara penyederhanaan pengurus, dan pengefektifan pengawas dengan cara mengganti dan membubarkan badan pengawas dan badan Pembina yang tidak efektif.

Dalam proses merger terjadi beberapa dinamika kelembagaan, dinamika kepegawaian dan kompetisi penyetoran modal. Hal ini dilakukan dalam rangka merasang peran pemegang saham dan stakeholder yang lain aktif dan mendukung merger bank.

Trust relation berdampak positif dalam pengembangan bank dan kesehatan bank. Karena dengan hubungan kepercayaan bank semakin berkembang, semakin sehat, pelayanan modal kepada masyarakat semakin meningkat.

Secara singkat, pasca merger PD BPR BKK Ungaran menajdi makin menciptakan nilai bukan saja secara ekonomis dalam bentuk peningkatan laba karena tercipta sinergi 9 PD BPR BKK yang bergabung, peningkatan kesehatan bank, dan peningkatan aset bank, tetapi juga meningkatkan daya saing yang mempercepat pertumbuhan usaha PD BPR BKK Ungaran. Hal ini konsisten dengan temuan penelitian Healy (1992) yang menemukan bank yang beraset besar dan labanya meningkat secara signifikan, juga penelitian Sarwono (2007) tentang merger Bank Mandiri, telah meningkatkan laba bank dan pajak dari bank, serta kompilasi penelitian oleh Weston, Mitchell et al (2004), dampak merger kategori pertama dalam hal meningkatkan nilai dari perusahaan yang merger. Merger merupakan keputusan investasi yang berdampak jangka panjang yang merupakan strategi berkembang, seperti halnya yang ditemukan oleh Mahmud, Z (2010) dalam mencapai tujuan jangka panjang dengan cara mentranformasikan batas perusahaan perbankan.

(7)

meningkatkan kesehatan bank, meningkatkan transparansi bank, bank menjadi lebih strategis dan lebih sehat karena peran stakeholder serta meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap bank (trust relation-ship), dan pada akhirnya dapat membuktikan bahwa PD BPR BKK sebagai bank lokal makin meningkatkan daya saing.

2. Implikasi Kebijakan

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi di atas, maka dapat dirumuskan implikasi kebijakan dalam pembangunan dunia perbankan sebagai berikut.

Pemerintah Kabupaten dan Provinisi selaku pemegang saham PD BPR BKK merupakan investor yang makin rasional, dimana investor akan tertarik pada PD BPR BKK yang kinerja dan prospek yang bagus dan akan lebih mudah menambah setoran modal dengan harapan memperoleh dividen dan peningkatan pajak lebih besar, dan dapat lebih berbangga PD BPR BKK miliknya karena lebih memberdayakan masyarakatnya. Dengan kata lain, Pemda sebagai pemegang saham akan enggan menambah modal setor jika kinerja PD BPR BKK miliknya tidak baik. Dengan demikian, kebijakan terbaik adalah meningkatkan kinerja PD BPR BKK dengan mendorong tim manajemen (direksi) bekerja lebih profesional.

PD BPR BKK hasil merger terbukti mampu meningkatkan modal secara absolut yang lebih besar karena akumulasi laba ditahan dan jangkauan pelayanan lebih luas mendekati nasabah. Dengan makin luasnya layanan, masyarakat tidak harus pergi jauh untuk mencari bank yang besar, karena di daerah setempat sudah ada bank lokal (PD BPR BKK) hasil merger yang cukup besar. Makin besar bank lokal menunjukkan makin besar kepercayaan masyarakat. Dengan demikian, implikasi kebijakan adalah memperkuat kebijakan pertumbuhan bank lokal sebagai upaya makin memberdayakan ekonomi masyarakat seperti cita-cita awal pendirian BPR BKK tahun 1970.

(8)

mampu bersaing bukan saja dengan sesama lembaga keuangan mikro tetapi juga dengan bank umum yang telah rame rame memasuki segmen pasar keuangan mikro. Dengan tebentuknya badan hukum dan merger beranti PD BPR BKK telah menyesuaikan diri dengan peraturan perundangan yang beralku. Dengan demikan, Pemda Kabupaten dan Provinsi sebagai pemegang saham makin bisa menyaksikan PD BPR BKK sebagai lembaga keuangan yang makin dewasa dan mampu menjalankan good corporate (banking) governance.

6.3. Saran Untuk Penelitian Mendatang

Sebagaimana telah ditulis dalam bab 2, sudah banyak peneliti terdahulu melakukan kajian masalah merger bank. Penelitian ini telah memperkaya dan memberi sumbangan dari sisi pengembangan kelembagaan khususnya peningkatan peran lembaga keuangan mikro dalam memberdayakan ekonomi masyarakat bawah dan UMKM. Dalam proses merger dan pemberdayaan masyarakat, peneliti yang juga eksektif PD BPR BKK memiliki pengetahuan mendalam tentang dinamika PD BPR BKK dan masyarakat yang dilayani, namun demikian masih ada peluang untuk penelitian lebih lanjut.

Unsur hubungan relasional dan kepercayaan yang tinggi dari masyarakat (trust relation) dengan PD BPR BKK dapat diteliti lebih lanjut. Seperti halnya penelitian Sunarto, H.(2007) menekankan bahwa makin lama menciptakan relasi bank-nasabah, makin rendah biaya transaksi yang berarti menguntungkan nasabah dan bank, tetapi juga ada risiko nasabah berpindah karena persaingan. Persoalannya, adalah apakah PD BPR BKK setelah besar dalam arti kekuatan modal dan aset melalui merger mampu memelihara nasabahnya untuk tidak lari ke lembaga keuangan lainnya.

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu yang menjadi tugas penting bagian pengadaan adalah menciptakan hubungan yang proposional dengan supplier. Hubungan yang proposional yang dimaksud adalah

kesempatan kepada anak untuk belajar dgn cara yang dapat dikategorikan bermain, yaitu membuat pengalaman yang dirasakan dan dipersepsikan2. alami oleh anak sehingga

Sri Rumini, dkk (1993: 59) mengemukakan, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang relatif

[r]

Efforts to improve the health and hygiene practices through management of the school nurse program with three, namely eyes instill health knowledge and healthy living

Mata bor helix kecil ( Low helix drills ) : mata bor dengan sudut helix lebih kecil dari ukuran normal berguna untuk mencegah pahat bor terangkat ke atas

¾ Toolbar options include: Format Report, Pivot Chart, Hide/Show Details, Refresh, Field Settings, Pivot Table Fields List, Wizard ( and Layout), Grouping, Formulas ( or

There are also other essential aspects of an insurance contract justified by the Sunnah , such as the fact that an insurance policy originated from the ancient Arab custom of