• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Pengembangan Profesionalisme Guru Melalui KKG di Gugus Imam Bonjol Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga T2 942010038 BAB V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Pengembangan Profesionalisme Guru Melalui KKG di Gugus Imam Bonjol Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga T2 942010038 BAB V"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

89

BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

a. Standar kinerja yang digunakan KKG Gugus Imam Bonjol adalah program KKG tahun sebelumnya, program kerja KKKS, dan kalender pendidikan, sedangkan standar kinerja pengembangan KKG yang berasal dari Direktorat belum digunakan karena ketidaktahuan dari pengurus, Kepala Sekolah dan UPT. Berdasarkan ketiga hal di atas, KKG Gugus Imam

Bonjol membuat perencanaan sederhana yang

digunakan sebagai standar dalam melaksanakan program.

b. Program-program peningkatan profesionalitas

guru yang dilakukan di Gugus Imam Bonjol,

Kecamatan Sidorejo Lor, Kota Salatiga, pada tahun pelajaran 2010/2011 s/d 2012/2013 meliputi program rutin dan program pengembangan, namun tampak bahwa program rutin lebih dominan daripada program pengembangan. Tampak juga bahwa dari sekian program KKG yang direncanakan, baik program rutin

maupun program pengembangan, tidak dapat

terlaksana sepenuhnya. Pada tahun pelajaran

(2)

90 terlaksana 46,15 %. Sementara itu, pada tahun pelajaran 2011/2012, yang terlaksana adalah 38,46 % baik semester 1 maupun 2, sedangkan yang tidak terlaksana sebesar 61,54 %. Untuk tahun pelajaran 2012/2013, yang terlaksana pada semester 1 sebesar 70%, pada semester 2 sebesar 81,82 %, sedangkan yang tidak terlaksana pada semester 1 sebesar 30%, dan semester 2 sebesar 18,18%. Jadi, tampak ada pasang surut mengenai pelaksanaan program KKG dalam tiga tahun pelajaran tersebut. Pasang surut ini

berkenaan dengan sejumlah faktor yang

mempengaruhi.

c. Ada kesenjangan antara standar kinerja KKG dengan program yang dibuat dan kesenjangan dengan

implementasinya.Kesenjangan tersebut secara

keseluruhan dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 5.1

Kesenjangan antara Standar Kinerja dengan Implementasi Program

(3)

91 Kesenjangan antara ”standar kinerja KKG” dengan ”implementasinya”, dari kelompok Kepala Sekolah dan UPT sebesar 33.43%, kelompok pengurus sebesar 42.87 % dan anggota KKG sebesar 45.29%. Kriteria kesenjangan Kepala Sekolah dan UPT termasuk dalam kategori sedang, yaitu antara 21 – 40%, sedangkan untuk pengurus dan anggota KKG termasuk dalam kriteria tinggi, yaitu 41 – 60%.

d.Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya

kesenjangan antara ”standar kinerja KKG” dengan ”program yang dibuat” dan dengan ”implementasinya” mencakup dan berkenaan dengan banyak faktor, yakni: komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi. Keempat faktor tersebut saling berhubungan satu sama lain. Faktor komunikasi, antara lain: Kepala sekolah, Ka-UPT dan pengurus KKG belum tahu adanya standar pengembangan KKG dari direktorat, sehingga standar KKG yang digunakan selama ini hanya mengacu pada kinerja KKKS dan program KKG tahun sebelumnya. Faktor sumber daya, ada empat

faktor yang mempengaruhi: pengurus belum

(4)

92

mempengaruhi, aparat birokrasi cenderung

mendominasi kegiatan-kegiatan KKG. KKG lebih

banyak diisi dengan pembinaan dari birokrasi, sehingga

program pengembangan profesionalitas guru

terabaikan. Pelaksanaan program KKG sering

tersisihkan oleh kegiatan pembinaan oleh birokrasi yang tidak terencana.

5.2 Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, disarankan beberapa hal sebagai berikut.

1.KKG Gugus Imam Bonjol perlu menggunakan

standar kinerja pengembangan KKG yang berasal dari Direktorat sebagai acuan dalam membuat program-program KKG dan implementasinya.

2.Standar kinerja pengembangan KKG yang berasal dari Direktorat perlu disosialisasikan secara intensif kepada para stakeholders yang terkait (melibatkan pengurus KKG, Kepala Sekolah, kepala Dinas dan UPT, serta anggota para guru) sehingga mereka memiliki pemahaman dan persepsi yang sama tentang KKG, serta dapat membuat program-program KKG dan mendukung implementasinya sesuai dengan standar kinerja pengembangan KKG tersebut. 3.Program-program peningkatan profesionalitas guru yang dilakukan di gugus Imam Bonjol, perlu mengacu pada standar pengembangan KKG yang berasal dari Direktorat yang meliputi program rutin

dan program pengembangan. Program rutin

(5)

93 permasalahan pembelajaran, penyusunan silabus,

program semester, dan rencana program

pembelajaran, analisis kurikulum, penyusunan

instrumen evaluasi pembelajaran, pembahasan

materi dan pemantapan menghadapi ujian nasional.

4.Perlu dilakukan evaluasi program dan

implementasinya secara rutin dan berkala, sehingga program dan implementasi program KKG yang kemudian selalu didasarkan pada hasil evaluasi dan merupakan perbaikan dan peningkatan atas program dan implementasi program KKG sebelumnya.

5.Perlu diupayakan agar program KKG yang dibuat dan

implementasinya semakin sesuai atau bahkan melebihi standar kinerja pengembangan KKG dari Direktorat, sehingga kesenjangan yang ada antara ”standar kinerja KKG” dengan ”program yang dibuat” dan dengan ”implementasinya” dapat semakin diatasi. Selain itu, faktor-faktor yang menyebabkan adanya kesenjangan persepsi antar pengurus KKG, Ka-UPT, Kepala Sekolah dan para guru dalam hal standar, program dan implementasi program KKG juga semakin terpecahkan.

6.Perlunya pemberdayaan KKG yang dapat digunakan

sebagai wadah guru-guru selaku pelaksana

Gambar

Tabel 5.1 Kesenjangan antara Standar Kinerja dengan

Referensi

Dokumen terkait

Picture Stories to Develop the English Speaking Ability for the Second Semester Students of the English Department, Teacher Training Faculty, Widya. Mandala

SurfaceInterpolationType (10.5.12.3) such that both become extendable codelists in either of the two ways specified in E.2.4.9 to allow the use of other values than the

Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk kasus data kemiskinan provinsi di Indonesia tahun 2009, Regresi Generalized Poisson merupakan salah satu solusi yang

Biaya yang diperlukan dengan adanla keputusan iri dibebankan pada anggaran DIPA Universitas Negeri Yogyakarta Tahun 2014, dengan ketentuan Hoiorafium Pembimbing penulisan

Pada Hari ini Selasa Tanggal Dua Puluh Enam Bulan Agustus Tahun Dua Ribu Empat Belas (26-08-2014), kami yang bertanda tangan dibawah ini Kelompok Kerja VIII Unit Layanan Pengadaan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Kcuangan Daerah sebagairnana telah diubah derrgan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21

Akibat pengaruh yang ditimbulkan dari tingkat investasi dan tenaga kerja akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banyuwangi.. Dalam tahun per tahun jumlah tenaga

Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi stakeholder baik internal maupun eksternal terhadap akuntabilitas keuangan dan non keuangan BMT,