SAMBUTAN DEPUTI GUBERNUR BANK INDONESIA
PENANDATANGANAN PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN DAN BANK INDONESIA
JAKARTA, 26 AGUSTUS 2009
Yang Saya Hormati:
- Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan, Sdr. Martani Huseini,
- Pejabat di lingkungan Departemen Kelautan dan Perikanan - Para pimpinan perbankan
- Ketua Satuan Tugas KKMB sektor Kelautan dan Perikanan - Para KKMB, Hadirin yang berbahagia
Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh, dam salam sejahtera untuk kita semua
Pertama-tama marilah kita mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-Nya pada kesempatan ini kita dapat bersama-sama hadir untuk melaksanakan sebuah kegiatan yang penting, yakni penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan - Departemen Kelautan dan Perikanan dengan Bank Indonesia tentang Pengembangan Konsultan Keuangan/Pendamping Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Mitra Bank (KKMB) dan Penyusunan Buku Pola Pembiayaan Produk/Jasa Sektor Kelautan dan Perikanan. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut pelaksanaan Kesepakatan Bersama antara Departemen Kelautan dan Perikanan dengan Bank Indonesia yang telah ditandatangani tanggal 14 April 2009 yang lalu. Perjanjian kerjasama ini akan menjadi sebuah kerangka kerja yang akan menjaga agar upaya yang kita lakukan untuk mendukung UMKM berjalan secara terarah, efektif dan efisien.
Bapak-Ibu yang kami muliakan,
Pengembangan sektor UMKM merupakan pilihan alternative solusi jangka pendek yang diyakini efektif untuk menyediakan lapangan pekerjaan dan menjawab permasalahan tingginya tingkat pengangguran yang pada gilirannya diharapkan mampu menekan angka kemiskinan. Pengalaman bangsa ini membuktikan bahwa UMKM dengan berbagai karakterisitiknya yang khas, mampu berperan menjaga stabilitas sosial dan perekonomian dengan menjadi economic safety net di masa krisis tanpa harus diberikan subsidi oleh Pemerintah.
Data Biro Pusat Statistik (BPS) 2008 menunjukkan jumlah UMKM di Indonesia sebanyak 51,3 juta unit atau 99,9% dari total unit usaha yang ada di Indonesia, dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 90,9 juta tenaga kerja atau 97,04% dari total angkatan kerja. Kontribusi sektor ini pun dalam pembentukan PDB sangatlah signifikan yaitu mencapai lebih dari 55,6%. Besarnya perhatian kepada potensi UMKM akhir akhir ini juga telah dicermati oleh perbankan internasional, yang mulai melirik UMKM di Indonesia sebagai sektor potensial yang memiliki pangsa pasar besar dan belum banyak tergarap. Mereka secara agresif mulai mengembangkan dan melakukan penjajagan outlet micro financing sebagai upaya penetrasi pasar.
Bapak Ibu yang saya hormati,
Perkembangan pemberian kredit perbankan kepada UMKM, sampai dengan saat ini masih menunjukkan perkembangan meningkat dengan rasio pembiayaan setiap tahunnya berkisar antara 49 % - 51% dari total kredit perbankan atau mencapai Rp 700,8 trilun. Namun demikian, sekitar 52,8% kredit UMKM tersebut masih diberikan dalam bentuk kredit konsumsi. Sementara untuk modal usaha, UMKM ternyata masih mengandalkan modal sendiri atau bantuan kerabat dan belum banyak tersentuh oleh perbankan. Penyaluran kredit UMKM terbesar tertuju ke sektor perdagangan dengan pangsa mencapai 25,6%, sementara ke sektor Pertanian hanya mencapai 3,3%, dimana didalamnya telah termasuk subsektor perikanan yang pangsanya hanya sebesar 9%. Perkembangan ini menunjukkan masih rendah atau belum optimalnya pembiayaan ke Sektor Pertanian termasuk didalamnya sub-sektor Perikanan.
Disinilah Konsultan Keuangan/Pendamping UMKM Mitra Bank (KKMB) dapat mengurangi informasi yang asimetri dengan menjadi “penghubung” antara UMKM dan perbankan. Pemberdayaan KKMB bidang Kelautan dan Perikanan, yang akan kita upayakan bersama melalui Perjanjian kerjasama ini, saya harapkan dapat menjembatani hubungan yang saling menguntungkan antara UMKM dan bank. Kami juga berharap agar KKMB yang telah dilatih, dapat segera membina UMKM di sektor kelautan dan perikanan, menjadikan mereka bankable, mampu memperoleh kredit perbankan yang dibutuhkannya serta menjaga kelancaran pengembaliannya.
Bapak, Ibu dan hadirin yang saya hormati
Komitmen Bank Indonesia dalam pengembangan dan pemberdayaan UMKM, sebagai salah satu prioritas penting, akan terus kami lakukan. Hampir semua bentuk perumusan wacana dan pemikiran yang dilakukan melalui diskusi, seminar, lokakarya, bahkan survey, riset dan penyediaan informasi telah dilakukan Bank Indonesia. Berbagai program yang langsung maupun tidak juga telah ditujukan kepada sektor UMKM, seperti: KKMB seperti sekarang ini, Linkage Program BPR dan Bank Umum, fasilitator bantuan pihak asing untuk pengembangan UMKM, Bazaar intermediasi perbankan-UMKM, serta fasilitasi pembentukan pilot project klaster UMKM dan Data Informasi Bisnis Indonesia (DIBI).
Sejalan dengan strategi pemberdayaan KKMB, Bank Indonesia, dalam kerangka Bantuan Teknis, sejak tahun 2003 telah memberikan pelatihan kepada KKMB dan pendirian beberapa pilot proyek lembaga pelatihan di Bandung, Surabaya, Jakarta, Semarang, Banjarmasin dan Makassar. Selain itu, Bank Indonesia menginisiasi pendirian Satgasda KKMB di berbagai provinsi yang beranggotakan Pemerintah Daerah, Perbankan dan Bank Indonesia setempat. Satgasda ini selain memberikan pelatihan juga menjadi sarana untuk memperkenalkan KKMB kepada perbankan setempat. Sejak tahun 2005 hingga semester I 2009, Bank Indonesia telah memberikan pelatihan kepada 3217 KKMB dengan akumulasi pencairan kredit melalui KKMB sebesar Rp.1,2triliun yang melibatkan 1.446 kantor bank dengan jumlah UMKM sebanyak 50.114.
perbankan diharapkan mau membuka diri untuk bekerjasama dengan KKMB dan tidak menganggap KKMB sebagai pesaing dari Account Officer bank. Pihak perbankan dapat memanfaatkan Satgasda KKMB sebagai sarana untuk menyeleksi KKMB yang memiliki kinerja baik dalam memulai kerjasama mereka.
Selain melalui pelatihan, pemberian bantuan teknis Bank Indonesia juga dilakukan melalui penyusunan pola pembiayaan (lending model) untuk komoditas unggulan. Sampai dengan tahun 2008, Bank Indonesia telah menyusun pola pembiayaan sebanyak 103 komoditi, termasuk 30 komoditi untuk sektor kelautan dan perikanan. Untuk mendukung perkembangan lembaga keuangan syariah yang makin pesat pada tahun-tahun terakhir ini, Bank Indonesia juga telah menerbitkan buku pola pembiayaan dengan sistem syariah termasuk usaha budi daya pendederan dan pembesaran ikan gurami.
Bapak Ibu dan Hadirin Sekalian,
Demikian yang dapat saya sampaikan. Sebelum menutup, ijinkanlah saya untuk menyitir kata-kata dari Prahalad dalam bukunya “Fortune at the Bottom of Pyramid: Eradicating Poverty Through Profits”: “If we stop thinking of the poor as victims or as a burden and start recognising them as resilient and creative entrepreneurs, a whole new world of opportunity will open up”. Pesan ini bukan hanya untuk para bankers, atau lembaga microfinance, tetapi mengingatkan kita semua, pemerintah, pengusaha, LSM, dan para pegiat UMKM, bahwa potensi di sektor “bottom of pyramid” ini sangatlah besar dan sangatlah signifikan bagi pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja. Dan untuk inilah Perjanjian Kerjasama ini dilakukan.
Demikian sambutan saya, semoga Allah SWT memberkahi langkah-langkah baik yang tengah dan akan kita ambil.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Jakarta, 26 Agustus 2009 Bank Indonesia