• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANDANGAN ALAM PEDESAAN DATARAN TINGGI DIENG SEBAGAI OBJEK PENCIPTAAN LUKISAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMANDANGAN ALAM PEDESAAN DATARAN TINGGI DIENG SEBAGAI OBJEK PENCIPTAAN LUKISAN."

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

PEMAANDANGA

as Bahasa d i Yogyakart agian persya oleh Gelar an Seni Rup

(2)
(3)
(4)
(5)

v MOTTO

Yen mung rupo seng gawe atimu tresno, Banjur kepiye anggonmu tresno marang Gusti sing tanpo rupo”

(Semar)

Mencari APA yang benar bukan SIAPA yang benar sehingga tidak mudah merasa benar dan tidak mudah mengangggap yang lain salah”

(Emha Ainun Nadjib)

“Berkacalah dari sudut pandang, karena semua hanya tafsir kebenaran

dari kebenaran sejati milik ALLAH SWT”

(6)

vi

Karya ini saya persembahkan untuk kedua orang tua

saya, Alm. Bapak Sutamat dan Ibu Markin, kakak

saya, Lina Mastuti, Puji Antoro dan adik saya,

Johan prasetio serta teman- teman dan kerabat

yang telah banyak membantu saya menyelesaikan

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. Berkat rahmat dan hidayah-Nya akhirnya tugas akhir karya seni (TAKS) yang saya kerjakan dengan sungguh-sungguh akhirnya telah terselesaikan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana.

Penulisan makalah Tugas Akhir Karya Seni ini dapat selesai atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, saya sertakan ucapan terimakasih saya kepada Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, dan Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa yang telah memberikan kesempatan dan kemudahan bagi saya.

Dengan penuh rasa hormat, saya ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing saya, yaitu Drs. Djoko Maruto, M.Sn. yang dengan penuh rasa sabar dan kebijaksanaan telah membimbing, memberi motivasi, dan mendukung saya di tengah kesibukannya.

(8)
(9)

ix DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL………. i

PERSETUJUAN... ii

PENGESAHAN... iii

PERNYATAAN... iv

MOTTO... v

PERSEMBAHAN... vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR TABEL……… xiii

ABSTRAK... xiv

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah... C. Batasan Masalah... D. Rumusan Masalah... 6 6 7 E. Tujuan... 7

F. Manfaat... 7

BAB II KAJIAN SUMBER DAN METODE PENCIPTAAN... A. Kajian Sumber………. 9 9 1. Pengertian Seni Lukis Pemandangan (Landscape art)……... 9

2. Kajian Tentang Objek Lukisan……... 10

3. Tinjauan Tentang Seni Lukis... 11

(10)

x

b. Struktur seni Lukis………... 1) Ideoplastis………... a) Konsep Penciptaan….……….. b) Tema………... 2) Fisikoplastis………... a) Elemen-elemen Seni………

1) Garis ... b)Prinsip-Prinsip Penyusunan Elemen Seni Rupa... 1) Harmoni... 2) Kesatuan... 3) Keseimbangan...

4) Point of Interest………...

5) Prosorsi... 6) Kontras………... c) Bentuk Lukisan Realisme Impresionistik……..

13 3) Media dan Teknik Penciptaan...

a) Media... b) Teknik... B. Metode Penciptaan dan Pendekatan……… 1. Metode Penciptaan……….………

a. Observasi……….… b. Eksperimentasi………. c. Visualisasi………

(11)

xi

2. Pendekatan Realisme………...……….. a. Dullah………...……… b. John Constable……….………....

32 34 37 BAB III HASIL PENCIPTAAN DAN PEMBAHASAN... 41 A. Konsep dan Tema Penciptaan... 41 B. Proses Visualisasi... 43

1. Bahan……….

2. Alat dan Teknik... 43 43 C. Tahapan Visualisasi………... D. Bentuk Lukisan dan Pembahasan Karya……….

48 54 BAB IV PENUTUP... 96

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Karya Dullah “MSRK”... 35

Gambar 2 Karya John Constable “The Haywain”... 39

Gambar 3 Bahan………... 44

Gambar 4 Alat…... 46

Gambar 5 Proses Pembuatan Sketsa………... 48

Gambar 6 Perbandingan foto dengan hasil Lukisan………... 49

Gambar 7 Contoh pewarnaan………... 50

Gambar 8 Proses pendetailan..……… 53

Gambar 9 “Bang-Bang Wetan Sikunir”…..……… 55

Gambar10 “Pepohonan Di Tepi Telaga Warna”…….……… 60

Gambar 11 “Tepi Telaga Menjer”……… 65 Gambar 12

Gambar 13 Gambar 14 Gambar 15 Gambar 16 Gambar 17 Gambar 18 Gambar 19

“Padang Bulan”……… “Kawah Sikidang”……… “Telaga Warna #1”...………... “Bening”…………..……….

“The sun has down”………………....

“Telaga Menjer”………..………... “Jalanan Padas”………..……… “Telaga Warna #2”……….

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

(14)

xiv

PEMANDANGAN ALAM PEDESAAN DATARAN TINGGI DIENG SEBAGAI OBJEK PENCIPTAAN LUKISAN

Oleh: Iwan Sanusi 10206244025

ABSTRAK

Penulisan tugas akhir karya seni ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep penciptaan, proses visualisasi, tema, teknik dan bentuk lukisan dengan judul Pemandangan Alam Pedesaan Dataran Tinggi Dieng Sebagai Objek Penciptaan Lukisan.

Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan adalah metode observasi, eksperimentasi, dan visualisasi. Observasi yaitu pengamatan secara langsung keindahan pemandangan alam pedesaan dataran tinggi Dieng. Selanjutnya eksperimen dilakukan untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan teknis visual yang optimal menggunakan cat minyak dengan menggunakan teknik basah dan impasto. Selain untuk mencapai hasil visual yang baik, ekperimentasi dilakukan untuk menyesuaikan objek dengan gaya realis.

Setelah pembahasan dan proses visualisasi maka dapat disimpulkan bahwa:1. konsep penciptaan lukisan adalah kekaguman terhadap keindahan pemandangan alam pedesaan dataran tinggi Dieng dengan menyeleksi bagian-bagian yang tidak mendukung untuk divisualkan, serta diekspresikan ke dalam lukisan realistik menggunakan media cat minyak. 2. Tema dalam lukisan adalah gambaran tentang keindahan berbagaimacam pemandangan alam pedesaan yang terdapat di dataran tinggi Dieng. 3. Teknik penggambaran objek dikerjakan secara realistik dengan merespon objek nyata yang tetap disertai interpretasi dengan menambah dan mengurangi objek-objek yang tidak mendukung komposisi lukisan. Dalam proses visualisasi penulis berusaha menangkap kesan cahaya pada alam sesungguhnya serta memindahkanya ke atas bidang kanvas menggunakan cat minyak dengan memperhatikan setiap warna-warna natural yang terkandung dalam setiap objek. 4. Bentuk lukisan yang dihasilkan adalah lukisan representatif cat minyak di atas kanvas yang berjumlah sebelas buah dengan gaya Realisme. Kesebelas lukisan tersebut yaitu: “Bang-Bang Wetan Sikunir” (150cm x 100cm) 2014, “Pepohonan Di Tepi Telaga Warna” (140cm x 90cm) 2014,

“Tepi Telaga Menjer” (140cm x 90cm) 2014, “Padang Bulan” (120cm x

90cm) 2014, “Kawah Sikidang” (70cm x 50cm) 2015, “Telaga Warna #1” (100cm x 80cm) 2014, “Bening” (140cm x 90cm) 2014, “The Sun has

Down” (190cm x 120cm) 2014, “Telaga Menjer” (52cm x 32cm) 2015,

“Jalanan Padas” (140cm x 90cm) 2014, “Telaga Warna #2” (50cm x 48cm)

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penciptaan

Ketika membuka mata, manusia akan melihat apa itu yang disebut dunia yang meliputi seluruh alam semesta. Manusia akan melihat apa saja yang telah diciptakan Tuhan secara sempurna sesuai dengan fungsi dari keberadaanya. Alam sebagai karunia Tuhan bagi manusia, terdapat beraneka ragam hewan, tumbuhan dan pemandangan alam. Pemandangan merupakan suatu keadaan atau situasi yang terlihat oleh mata dengan nyata dalam berbagai macam kondisi.Sedangkan alam berarti lingkungan kehidupan atau tempat dimana kita hidup.Pada umumnya orang menyukai suatu pemandangan alam di suatu pegunungan, pedesaan ataupun pantai. Karena pemandangan alam tersebut akan membuat nyaman mata, hati, dan pikiran. Ketika membicarakan tentang pemandangan alam atau keadaan alam yang indah, sering diidentikkan dengan pegunungan, sungai, telaga, sawah, air terjun, dan lain lain.

Pemandangan bisa dijumpai di lingkungan alam pedesaan.Karena alam pedesaan menyuguhkan pemandangan yang masih alami.Pegunungan, sungai, persawahan, perkebunan merupakan pemandangan yang indah.Berbeda dengan perkotaan yang kondisi alamnya sudah mengalami banyak perubahan yaitu dengan jarangnya tumbuhan, sungai yang bersih dan semakin banyaknya pembagunan yang tentunya berpengaruh besar pada keaslian alam.

Dataran tinggi Dieng adalah salah satu alam pedesaan yang mempunyai pemandangan yang indah.Negeri di atas awan dan surga ersembunyi di pulau

(16)

Jawa, dua kalimat inilah yang sering di tujukan untuk menggambarkan bagaimana indahnya daerah dataran tinggi Dieng. Bagi para pecinta alam pemandangan di sanasudah bukan menjadi hal yang asing lagi ditelinga mereka. Karena banyak sekali pemandangan alam pedesaan yang indah disana. Keindahan pemandangan alam pedesaan Dieng memberikan inspirasi sebagai objek penciptaan lukisan realisme. Tempat tempat yang sering menjadi tujuan para wisatawan dan para pecinta alam meliputi, TelagaWarna,

Bukit Sikunir, Kawah Sikidang dan Telaga Menjer. Dari beberapa tempat

tujuan tersebut, penulis tertarik pada pemandangan alam Bukit Sikunir untuk visualisasi ke dalam sebuah lukisan. Perbukitan di sana merupakan salah satu tempat terbaik untuk melihat matahari terbit sunrise. Hamparan rumput yang luas terkena cahaya kekuningan matahari terbit dibalik gunung merupakan pemandangan yang menakjubkan.Banyaknya pecinta alam yang berdatangan dimusim kemarau, bahkan banyak yang merasa seperti pasar karena ramainya pengunjung, membuktikan betapa indahnya pemandangan alam disana. Penulis merasa merasa berada disuatu tempat yang tinggi diatas awan untuk menyaksikan sunrise dari balik gunung.

(17)

11.00 wib. Suasananya terasa nyaman berada ditempat tersebut karena udaranya yang sangat sejuk dan masih banyaknya pepohonan. Berbeda dengan di kota yang suasananya panas, sedikit pepohonan dan sebagainya. Cahaya terik matahari di siang hari yang menerobos dari sela sela pepohonan merupakan pemandangan alam pedesaan yang sangat menarik yang mungkin jarang ditemui dilingkungan perkotaan.

Pemandangan alam pedesaan lain yang tidak boleh dilewatkan adalah

Kawah Sikidang, karena merupakan salah satu kawah vulkanik yang masih

aktif sampai saat ini. Hijaunya alam Dieng serta-merta lenyap saat memasuki kawasan kawah tersebut, dan berganti dengan hamparan tanah yang tandus. Diujung kompleks terdapat sebuah kolam besar dengan air yang bercampur lumpur abu abu yang mendidih dan mengepulkan asap putih. Pagar bambu sebagai pengaman yang mengelilingi kawah tersebut menjadikan Kawah

Sikidang terlihat lebih estetik.

Selain itu penulis juga tertarik dengan Telaga Menjer yang memiliki keindahan tersendiri bagi penulis, walaupun kalah pamor dengan Telaga Warna. Hal itu bisa dilihat dari sepinya suasana tempat-tempat di sana karena masih jarangnya wisatawan atau para pecinta alam untuk mengunjunginya. Karena karakter penulis menyukai pemandangan alam yang tenang, membuat

Telaga Menjer cocok untuk visualisasi kedalam salah satu lukisannya.Airnya

(18)

pedesaan yang menarik selain indahnya daerah-daerah wisata tersebut.Misalnya sebuah jalan dengan tanah padas yang tidak jauh dari kompleks Kawah Sikidang dipadukan dengan hijaunya pepohonan yang tumbuh subur disekitarnya.Selain itu penulis juga mendapatkan objek-objek yang menarik untuk visualisasi selama menginap dirumah temannya di Dieng.Ada aliran sungai kecil yang jernih, jalan setapak diantara rumah-rumah warga dengan dipadukan sinar rembulan yang tampak remang-remang dan penulis juga mengabadikan waktu tenggelamnya matahari disungai dekat rumah-rumah warga, serta cahaya kekuningan dari tenggelamnya matahari

sunset menambah kesan estetik dari sungai di desa tersebut.

(19)

adalah “the first great naturalistic landscape painter of the nineteenth

century” karena ia adalah orang yang pertama menemukan atsmosfer dalam

lukisan-lukisannya sebagai elemen yang menarik. Panas matahari dapat dirasakan jika melihat lukisan pemandangan karyanya seolah-olah harus memakai payung.

Dullah dan John Constable adalah pelukis yang mempunyai ciri khas masing-masing dalam melukis pemandangan dan memiliki daya tarik tersendiri sehingga menginspirasi penulis dalam melukis pemandangan.Tetapi penulis mempunyai sedikit perbedaan tehnik dalam menggoreskan kuas, dimana goresan sedikit menyilang dan lebih pendek. Selain itu ada perbedaan lain dengan menggunakan pisau palet untuk mendasari canvas dengan menggunakan cat secara menyeluruh pada lukisan. Hal ini dilakukan bertujuan untuk memudahkan dalam menentukan komposisi.Pencampuran warna pada palet dengan cat yang kental sehingga gradasi warna pada cat mudah terlihat.Setelah itu, kuas digunakan untuk finishing untuk mengerjakan bagian-bagian yang lebih detail yang tidak terjangkau bila menggunakan pisau palet.

(20)

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat di identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Dataran tinggi Dieng yang banyak terdapat pemandangan alam pedesaan seperti pegunungan, sungai, kawah, dan pepohonan yang menarik untuk dijadikan objek dalam penciptaaan lukisan.

2. Banyak objek yang menarik untuk divisualkan dalam sebuah lukisan seperti jalan dengan tanah padas disekitar Kawah Sikidang.

3. Aliran sungai kecil yang jernih dengan batuan alam yang begitu alami yang mungkin tidak lagi ditemukan diperkotaan.

4. Matahari terbit dibalik gunung dengan cahaya yang kekuningan mengenai hamparan rumput cocok untuk dijadikan objek lukisan.

5. Pemandangan alam pada lukisan Dullah mempunyai cirri yang sama dengan pemandangan alam di dataran tinggi Dieng.

6. Warna kontras pada lukisan pemandangan di dataran tinggi Dieng memiliki kesamaan dengan lukisan pemandangan alam John Constable. C. Batasan Masalah

(21)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan permasalahan pokok dalam penciptaan karya seni lukis ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep dan tema penciptaan lukisan pemandangan alam pedesaan di dataran tinggi Dieng sebagai objek lukisan?

2. Bagaimana teknik dan bentuk penciptaan lukisan realistik objek pemandangan alam pedesaan di dataran tinggi Dieng?

E. Tujuan Penciptaan

Sesuai dengan rumusan masalah yang disampaikandi atas, maka tujuan lukisan ini selain visualisasi objek objek pemandangan alam pedesaan di dataran tinggi Dieng, maka tujuan secara umum dalam penciptaan karya seni lukis ini di antaranya adalah:

1. Mendeskripsikan konsep penciptaan lukisan yang terdiri dari objek pemandangan alam pedesaan di dataran tinggi Dieng dengan gaya realistik.

2. Mendeskripsikan tema, bentuk, dan teknik penciptaan lukisan realistik objek pemandangan alam pedesaan di dataran tinggi Dieng.

F. Manfaat Penciptaan

Melalui lukisan-lukisan representatif tentang objek pemandangan alam pedesaan di dataran tinggi Dieng ini, dapat diambil beberapa manfaat di antaranya sebagai berikut:

(22)

dengan gaya realisme impresionistik, sehingga dapat menghasilkan karya seni lukis yang semakin baik di kemudian hari.

2. Menjadi pengalaman dalam praktek melukis disamping memahami teori-teori dasar seni rupa khususnya seni lukis.

(23)

BAB II

KAJIAN SUMBER DAN METODE PENCIPTAAN A. Kajian Sumber

1. Pengertian SeniLukis Pemandangan(Landscape art)

Landscape secara umum memiliki makna yang hampir sama dengan istilah “bentang lahan” atau “fisiografis” dan “lingkungan”. Perbedaan diantara ketiganya terletak pada aspek interpretasinya. Bentang lahan yang didalamnya terdapat unit-unit bentuk lahan (landform) merupakan dasar lingkungan manusia dengan berbagai keseragaman (similaritas) maupun perbedaan (diversitas) unsur-unsurnya. Kondisi bentang lahan seperti ini memberikan gambaran fisiografis atas suatu wilayah yang memiliki karakteristik dalam bentuk lahan tanah vegetasi dan atribut (sifat) pengaruh manusia, yang secara kolektif ditunjukkan melalui kondisi fisiografi dikenal sebagai suatu lansekap.Landscape terdiri dari berbagai macam jenis, salah satunya

natural landscape yang diartikan sebagai bentang lahan alami sebagai

fenomena atau perwujudan dimuka bumi, misalnya gunung dan laut (Bintaro, 1991: 6).

Landscape secara khusus terdapat pada salah satu tipe lukisan.Salah satunya adalah seni pemandangan atau landscape art.Menurut Mikke Susanto (2011: 236), menyatakan bahwa:

Landscape art atau seni pemandangan berasal dari (Bld,),

landscape adalah sebuah tipe lukisan yang berisi gambaran

gunung, pohon, sungai, jurang dan hutan; langit dan iklim merupakan elemen yang juga membentuk komposisi.Sejak abad

(24)

ke-1 SM., fresko Romawi telah menggambarkan seni pemandangan yang diletakkan dalam gedung Pompeii dan Herculaneum.Secara tradisional, istilah ini berarti menggambarkan permukaan bumi, namun juga ada seni pemandangan yang lain seperti, moonscape (pemandangan bulan).Diawal abad ke -15 istilah ini telah menjadi genre lukisan yang mapan di Eropa.Istilah ini kemudian masuk dalam kamus Bahasa Inggris pada abad ke-17.

Pendapat lain dikemukakan Yuyung Abdi (2012: 19) yang menyatakan bahwa “landscape merupakan bagian dari pemandangan yang dilihat dari satu titik penglihatan”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa landscape merupakan jenis lukisan berisi bagian-bagian pemandangan yang diidentikkan dengan pegunungan, laut, tebing, sawah, pohon, maupun sungai.

2. Kajian Tentang Objek Lukisan

Dalam proses berkarya seni atau melukis, ada banyak faktor yang yang dibutuhkan, salah satunya adalah objek lukisan. Berdasarkan Kamus Bahasa Indonesia (2008:1013), objek adalah hal, perkara, atau orang yang menjadi pokok pembicaraan; 2Kim benda, hal, dsb yang dijadikan sasaran untuk diteliti dan diperhatikan.

Menurut Mikke Susanto (2011: 280), menyatakan bahwa:

(25)

Pendapat diatas, dapat disimpulakan bahwa objek lukisan merupakan material, hal, atau benda yang diteliti dan menjadi perhatian, kebenaran yang bersifat pasif yang diambil atau dipakai dalam penerapan pigmen di atas permukaan bidang datar dengan menggunakan alat dan bahan serta tehnik dalam melukis.

3. Tinjauan Tentang Seni Lukis a) Definisi Seni Lukis

Seni lukis merupakan salah satu cabang seni rupa dua dimensi yang mempunyai berbagai macam gaya, aliran, dan teknik pembuatan maupun bahan serta alat yang digunakan. Ada berbagai macam pengertian tentang seni lukis, Setiap orang memiliki pendapat masing-masing untuk mengartikannya. Namun pada dasarnya dari semua pengertian itu memiliki inti yang sama yaitu ungkapan perasaan yang diekspresikan melalui bidang dua dimensi, berikut definisi seni lukis menurut beberapa ahli.

(26)

Kemudian menurut Margono (2010:132), seni lukis merupakan “karya seni rupa berwujud dua dimensi yang dalam penciptaannya mengolah unsur titik, garis, bidang, tekstur, warna, gelap-terang, dan lain-lain melalui pertimbangan estetik”.

Sedangkan menurut Mikke Susanto (2011: 241), seni lukis merupakan“bahasa ungkap dari pengalaman artistik maupun ideologis yang menggunakan warna dan garis, guna mengungkapkan perasaan, mengekspresikan emosi, gerak, ilusi maupun ilustrasi dari kondisi subjektif seseorang”.Kemudian, menurut buku “Diksi Rupa” (Mikke Susanto, 2011:241)mengutip dari buku Underqstanding The

Art dari B.S. Myers, dijelaskan:

Secara teknik, seni lukis merupakan tebaran pigmen atau warna pada permukaan bidang datar (kanvas, panel, dinding, kertas) untuk menghasilkan sensasi atau ilusi keruangan, gerakan, tekstur, bentuk sama baiknya dengan yang dihasilkan kombinasi-kombinasi unsur-unsur tersebut, tentu saja hal itu dapat dimengerti, bahwa melalui alat teknis tersebut dapat mengekspresikan emosi, ekspresi, simbol, keberagaman dan nilai-nilai yang bersifat subjektif”

(27)

unsur-unsur visual berupa garis, warna, bentuk, tekstur, dan nilai-nilai lain sebagai pertimbangan estetik.

b) Struktur Seni Lukis

Seni lukis merupakan perpaduan antara ide, konsep dan tema yang bersifat rohani atau yang disebut ideoplastis dengan fisikoplastis berupa elemen atau unsur visual seperti garis, bidang, warna, ruang, tesktur serta penyusunan elemen atau unsur visual seperti kesatuan, keseimbangan, proporsi, dan kontras. Semua itu melebur membentuk satu kesatuan membentuk satu kesatuan menjadi lukisan.Untuk lebih jelasnya di bawah ini ditampilkan table tentang struktur seni lukis.

Tabel 1 Struktur Seni Lukis

Ideoplastis Fisikoplastis Konsep, tema, ide, imajinasi,

pengalaman, ilusi.

 Unsur-unsur visual seperti: garis, titik, bidang, warna, dan tekstur.

 Prinsip-prinsip

penyusunan seperti: irama, kesatuan,

keseimbangan,harmoni, repetisi danproporsi.  Bentuk

1. Representasional. 2. Non Representasional

/Abstrak 3. Alat dan Bahan 4. Teknik Seni Lukis

(28)

1) Ideoplastis

Selanjutnya untuk menjelaskan struktur seni lukis secara rinci mengenai faktor Ideoplastis yang berupa: konsep, tema, ide, pengalaman dan sebagainya, yang seluruhnya bersifat rohani tidak tampak mata, namun setelah kolaborasikan dengan yang bersifat fisik seperti unsur-unsur visual dan prinsip seni akan dapat dirasakan kehadirannya pada lukisan.

a) Konsep Penciptaan

Dalam penciptaan Lukisan ini tentunya terdapat konsep atau dasar pemikiran yang sangat penting.Konsep pada umumnya dapat datang sebelum atau bersamaan.Konsep juga bisa berperan sebagai pembatas berpikir kreator maupun penikmat seni.Berikut pembahasan mengenai pengertian konsep. Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2008:748), Konsep adalah idea tau pengertian yang diabstrakkan secara konkret.

Mikke Susanto (2011:227), mengatakan bahwa:

Konsep merupakan pokok pertama / utama yang mendasari keseluruhan pemikiran.Konsep biasanya hanya ada dalam pikiran atau kadang-kadang tertulis dengan singkat.Dalam penyusunan Ilmu Pengetahuan diperlukan kemampuan menyusun konsep-konsep dasar yang dapat diuraikan terus menerus. Pembentukan konsep merupakan konkretisasi indera, yaitu suatu proses pelik yang mencakup penerapan metode.

(29)

berkarya seni karena jika sebuah konsep berhasil, maka akan terjadi persepsi dan kerangka berpikir yang sejajar antara kreator dan penikmat.

b) Tema (Subject Matter)

Tema adalah unsur yang sangat penting yang juga menjadi dasar dari setiap penciptaan lukisan.Dalam sebuah karya seni hampir dapat dipastikan adanya tema, yaitu inti persoalan yang dihasilkan sebagai akibat adanya persoalan objek. Menurut Dharsono (2007:31), subject matter atau tema pokok ialah “rangsang cipta seniman dalam usahanya untuk menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan”. Bentuk Menyenangkan adalah bentuk yang dapat memberikan konsumsi batin manusia secara utuh, dan perasaan keindahan kita dapat menangkap harmoni bentuk yang disajikan serta mampu merasakan lewat sensitivitasnya.

Kemudian, menurut Mikke Susanto (2011:385), subject

matter atau tema pokok adalah “objek-objek atau ide-ide yang

(30)

2. Fisikoplastis

Selanjutnya untuk menjelaskan struktur seni lukis secara rinci faktor fisikoplastis, dapat dijabarkan sebagai berikut:

a) Elemen-elemen Seni 1) Garis

Garis merupakan unsur rupa yang paling elementer di bidang seni rupa dan sangat penting dalam tersusunnya sebuah bentuk lukisan.Garis dapat berupa goresan yang memiliki arah serta mewakili emosi tertentu.Menurut Mikke Susanto (2002:45) “garis memiliki dimensi memanjang dan punya arah, bisa pendek; panjang; halus; tebal; berombak; melengkung; lurus dan lain-lain”.

Menurut Dharsono (2004:40), pada dunia seni rupa sering kali kehadiran “garis” bukan hanya sebagai garis tetapi kadang sebagai simbol emosi yang diungkapakan lewat garis, atau lebih tepat disebut goresan.Menurut Sidik, F & Aming, P (1979:3), Garis adalah “goresan, coretan, guratan yang menghasilkan bekas”.

(31)

Dalam lukisan, garis yang ditimbulkan merupakan sebuah goresan cat dari pisau palet dan kuas di atas kanvas. Dari semua garis-garis yang ada, garis yang muncul dari warna-warna yang saling mengikat dalam mewujudkan kesan pada bentuk disetiap objek lebih banyak terlihat atau lebih dominan.

2) Titik

Unsur titik terkadang sulit untuk dinyatakan atau dilihat dalam sebuah lukisan.Namun, pada dasarnya titik hampir selalu ada dalam setiap lukisan.Titik atau point, merupakan unsur rupa terkecil yang terlihat oleh mata.Titik diyakini pula sebagai unsur yang menggabungkan elemen-elemen rupa menjadi garis atau bentuk. (Mikke Susanto, 2011: 402).

Pada karya penulis titik yang tampak juga berupa titik yang dihasilkan oleh cat sebagai upaya untuk mencapai detail dari karakter objek-objek tertentu yang digambarkan agar kesan cahaya lebih terlihat atau tampak.

3) Bidang

Adanya bidang bisa dipastikan tidak akan terlepas dari setiap unsur yang terdapat dalam lukisan.

(32)

Sedangkan menurut Margono (2010:142), Bidang merupakan “permukaan yang datar.Suatu garis yang dipertemukan ujung pangkalnya akan membentuk bidang, baik bidang geometrik (segitiga, persegi, dan persegi panjang) maupun bidang organik (lengkung bebas)”.

Dalam lukisan menampilkan unsur-unsur bidang dari yang geometrik seperti persegi panjang, persegi, lingkaran dan lain-lain hingga bidang organik seperti pada objek-objek alam misalnya daun, pohon batu dan lain sebagainya.

4) Warna

Warna merupakan salah satu unsur penting dalam proses penciptaan lukisan,

Hal ini dapat dikaitkan dengan upaya menyatakan gerak, jarak, tegangan (tension) deskripsi alam, ruangan, bentuk dan masih banyak lagi.Warna sebagai salah satu elemen atau medium seni rupa, merupakan unsur susun yang sangat penting, baik dibidang seni murni maupun seni terapan.Bahkan lebih jauh dari itu warna sangat berperan dalam segala aspek kehidupan manusia” (Dharsono, 2007:76).

(33)

keindahanya serta digunakan untuk berbagai pengekspresian rasa secara psikologis.

Berdasarkan beberapa definisi diatas, warna merupakan pigmen primer berwarna biru, merah, kuning yang diolah sedemikian rupa sehingga dapat mewakili objek-objek dalam lukisan.

5) Tekstur

Sifat permukaan suatu benda mampu menonjolkan karakter dari benda tersebut.Misalnya, karakter kasar, halus, licin, atau bergelombang. Hal ini dapat dirasakan melalui indra peraba, yakni tangan manusia. Menurut Margono (2010:142), “tekstur adalah permukaan suatu benda, ada yang halus ada yang kasar.Tekstur disebut juga sebgai nilai raba dari suatu benda”.

Dalam penciptaan lukisan ini, tekstur pada pada lukisan adalah tekstur nyata atau tekstur yang memiliki nilai raba secara nyata (dapat dirasakan dengan indera peraba).Yang dihasilkan melalui teknik melukis yang menggunakan cat dengan tebal.

(34)

Mungkin karena kebiasaan ini lalu menjadi berpengaruh atas sapuan-sapuan dalam lukisan cat minyaknya yang berupa lelehan-lelehan dan sapuan-sapuan tipis transparan (Sudarmaji, 1988: 58).

Jadi, yang dimaksud dengan tekstur dalam lukisan penulis adalah tekstur nyata atau yang memiliki nilai raba yang dibentuk melalui ketebalan cat yang digoreskan dengan menggunakan pisau palet maupun kuas pada permukaan kanvas.

6) Bentuk

Shape atau bentuk adalah suatu bidang kecil yang

(35)

Bentuk juga seringkali didefinisikan dengan arti yang sederhana.Dalam hal ini Mike Susanto (2011:54), mendefinisikan “bentuk sebagai rupa atau wujud yang berkaitan dengan matra yang ada”.Dalam hal ini bentuk menurut Mikke Susanto dipersepsikan dengan unsur-unsur rupa yang tampak secara visual.

Jadi, Bentuk dalam lukisan penulis merupakan sebuah bentuk objek yang terbentuk oleh garis dan batas perbedaan warna. Misal, bentuk-bentuk objek pohon, gunung, batu, rumah dan sungai.

7) Ruang

(36)

perspektif dan kontras antara terang dan gelap”.Sedangkan Menurut Mikke Susanto (2011: 338), ruang merupakan:

Istilah yang dikaitkan dengan bidang dan keluasan, yang kemudian muncul istilah dwimatra dan trimatra. Dalam seni rupa orang sering mengaitkan ruang adalah bidang yang memiliki batas atau limit, walaupun kadang-kadang ruang bersifat tidak terbatas dan tidak terjamah. Ruang juga dapat diartikan secara fisik, yaitu rongga yang berbatas maupun yang tidak berbatas.Pada suatu waktu, dalam hal berkarya seni, ruang tidak lagi dianggap memiliki batas secara fisik.

Jadi, ruang dalam lukisan penulis adalah ilusi optis atau ruang semu yang tampak pada kanvas.Ruang semu tersebut tampak melalui kesan yang ditimbulkan dari penggambaran objek-objek realistik yang terdapat dalam lukisan.Semua objek yang ada dalam lukisan penulis mengesankan ruang yang timbul karena kombinasi dari bentuk-bentuk visual yang terletak berdasarkan sudut pandang tertentu.

b) Prinsip-prinsip Penyusunan Elemen Rupa

Dalam menciptakan lukisan seniman akan berusaha sebaik mungkin dalam mengolah karyanya. Untuk mencapai itu, diperlukan pengetahuan dan penguasaan mengolah prinsip-prinsip dalam seni lukis. Prinsip-prinsip seni lukis yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1) Harmoni (keselarasan)

(37)

kesan kesesuaian antara unsur yang satu dengan unsur yang lain dalam satu kesatuan susunan. Menurut Dharsono (2007:43), “harmoni atau selaras merupakan paduan unsur-unsur yang berbeda dekat”. Jika unsur-unsur-unsur-unsur estetika dipadu secara berdampingan maka akan timbul kombinasi tertentu dan timbul keselarasan (harmony).

Sedangkan menurut Mikke Susanto (2011:175), “harmoni adalah tatanan atau proporsi yang dianggap seimbang dan memiliki keselarasan.Juga merujuk pada pembedanya gunaide-ide dan potensi-potensi bahan dan teknik tertentu dengan berpedoman pada aturan-aturan ideal”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, harmoni adalah kesesuaian antara unsur-unsur dalam satu komposisi.Kesesuaian atau keselarasan itu didapat oleh perbedaan yang dekat oleh setiap unsur yang terpadu secara berdampingan dalam kombinasi tertentu.

2) Kesatuan (Unity)

(38)

Mikke Susanto (2011: 416) menyatakan bahwa:

Kesatuan merupakan salah satu unsur dan pedoman dalam berkarya seni (azas-azas desain).Unity

merupakan kesatuan yang diciptakan lewat sub-azaz

dominasi dan subdominasi (yang utama dan kurang utama) dan komponen dalam suatu komposisi karya seni.

Jadi, kesatuan merupakan keutuhan secara menyeluruh dalam komposisi yang memberikan kesan tanggapan terhadap setiap unsur pendukung menjadi sesuatu yang satu padu. Dengan kata lain karya yang memiliki kesatuan yang baik setiap unsur akan mewakili sifat unsur secara keseluruhan. Kemudian kesatuan merupakan salah satu pedoman pokok dalam berkarya seni.

3) Keseimbangan (Balance)

Menurut Mikke Susanto (2011:46) “keseimbangan, persesuaian materi-materi dari ukuran berat dan memberi tekanan pada stabilitas suatu komposisi karya seni”.

Keseimbangan adalah kesan yang dapat memberikan rasa mapan (tidak berat di salah satu sisi) sehingga tidak ada ketimpangan dalam penempatan unsur-unsur rupa (garis, bentuk, warna, dan lain- lain). (Margono& Abdul Aziz, 2010:143)

4) Point of Interest

(39)

penonton mengutamakan perhatiannya pada suatu karya seni”. Dalam hal ini seniman dapat memanfaatkan warna, bentuk, objek atau gelap terang maupun ide cerita / tema sebagi pusat perhatian.

5) Proporsi

Proporsi merupakan perbandingan antara bagian-bagian dalam satu bentuk yang serasi.Proporsi berhubungan erat dengan keseimbangan, ritme, dan kesatuan. Keragaman proporsi pada sebuah karya maka akan terlihat lebih dinamis, kreatif dan juga alternatif. Menurut Mikke Susanto (2011:320), “proporsi merupakan hubungan ukuran antar bagian dan bagian, serta bagian dan kesatuan/keseluruhannya. Selain itu proporsi berhubungan erat dengan keseimbangan (balance), irama (repetisi), harmoni, dan kesatuan (unity)”.

Sedangkan Dharsono (2007:87), menjelaskan bahwa “proporsi dan skala mengacu kapada hubungan antara bagian dari suatu desain dan bagian antara bagian dengan keseluruhan”.

6) Kontras

(40)

tegas antara elemen-elemen dalam sebuah tanda yang ada pada sebuah komposisi atau desain”.

Jadi, Kontras yang digunakan dalam lukisan penulis menggunakan warna dan bentuk yang berbeda mencolok misalnya, penggunaan warna gelap yang berdampingan secara langsung dengan warna yang sangat terang atau perbedaan ukuran bentuk-bentuk dalam lukisan.

c) Bentuk Lukisan /Visualisasi

Setelah konsep dan tema lukisan terususun dengan baik, maka selanjutnya adalah tahap visualisasi.Visualisasi merupakan tahap perwujudan konsep menjadi bentuk yang nyata.Hal ini berkaitan erat dengan pengertian bentuk secara fisik.

Pada dasarnya apa yang dimaksud dengan bentuk (form) adalah totalitas dari pada suatu karya seni. Bentuk merupakan organisasi atau satu kesatuan atau komposisi dari unsur-unsur pendukung karya. Ada dua macam bentuk: pertama visual form, yaitu bentuk fisik dari sebuah karya seni atau satu kesatuan dari unsur-unsur pendukung karya seni tersebut. Kedua special form, yaitu bentuk yang tercipta karena adanya hubungan timbal balik antara nilai-nilai yang dipancarkan oleh fenomena bentuk fisiknya terhadap tanggapan kesadaran emosionalnya. Bentuk fisik sebuah karya dapat diartikan sebagai kongkritisasi dari

subject matter tersebut dan bentuk psikis sebuah karya

merupakan susunan dari kesan hasil tanggapan. Hasil tanggapan yang terorganisir dari kekuatan proses imajinasi seorang penghayat itulah maka akan terjadilah sebuah bobot karya atau arti (isi) sebuah karya seni atau juga disebut makna (Dharsono, 2007:33).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada dua macam bentuk yaitu

(41)

merupakan satu kesatuan dari unsur-unsur pendukung karya seni hasil dari kongkritasi subject matter dan special form, yaitu bentuk yang tercipta karena hubungan antara nilai-nilai bentuk fisik terhadap tanggapan kesadaran emosional.

a) Realisme Impresionistik

Realisme di dalam seni lukis berarti usaha menampilkan subjek dalam suatu karya sebagaimana tampil dalam kehidupan sehari-hari tanpa tambahan embel-embel atau interpretasi tertentu.Maknanya bisa pula mengacu kepada usaha dalam seni rupa untuk memperlihatkan kebenaran, bahkan tanpa menyembunyikan hal yang buruk sekalipun. Menurut Soedarso SP (1987:80), “Realisme adalah suatu aliran yang ingin menangkap ini seperti adanya, tanpa ilusi dan tanpa bumbu apa-apa”.

(42)

Sedangkan menurut Mikke Susanto (2011:327), Realisme adalah aliran/ gaya yang memandang dunia ini tanpa ilusi, apa adanya tanpa menambah atau mengurangi objek.

Berdasarkan beberapa definisi diatas, Realisme adalah aliran atau gaya yang melihat dunia dengan apa adanya dan didasari oleh pengamatan terhadap peristiwa-peristiwa sehari-hari serta bertema kekinian tanpa menambah atau mengurangi hasil pengamatan itu.

Impresionisme merupakan sebuah aliran atau paham yang melukiskan kesan atau pengaruh pada perasaan.Secara khusus kesan yang dilukiskan adalah kesan cahaya yang jatuh atau memantul pada suatu objek/benda yang kasat mata, terutama cahaya matahari karena memiliki kekayaan warna yang tidak terbatas (Mikke Susanto, 201: 191).

Margono(2010:169), mengatakan bahwa Para pelukis aliran impresionisme lebih mengutamakan kesan pencahayaan yang dibuat secara spontan dan singkat.

(43)

Berdasarkan penjelasan dan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Relisme Impresionistik adalah gaya melukis yang melihat dunia dengan apa adannya, tanpa ilusi dan didasari oleh pengamatan terhadap peristiwa-peristiwa sehari-hari serta bertema kekinian tanpa menambah atau mengurangi hasil pengamatan yang memiliki sifat dari gaya impesionisme yang didasarkan oleh hasil pengamatan objek nyata yang diekspresikan melalui warna-warna yang terang dan lebih mengutamakan kesan cahaya dengan goresan spontan.

3. Media dan Teknik Dalam Lukisan a) Media

Sebagai seorang seniman, harus mampu memahami dan mengenal penggunaan media yang digunakan dalam proses kerja kreatif. Menurut Mikke Susanto (2011:25), Menjelaskan bahwa “medium” merupakan bentuk tunggal dari kata “media” yang berarti perantara atau penengah. Biasa dipakai untukk menyebut berbagai hal yang berhubungan dengan bahan (termasuk alaat dan teknik) yang dipakai dalam karya seni.

b) Teknik

(44)

Hal ini karena ada hubungan yang erat sekali antara yang dirasakan perupa dan hasil yang didapatkannya. Berikut teknik-teknik yang digunakan dalam melukis:

1) Teknik Basah

Setiap perupa mempunyai teknik yang berbeda-beda dalam melukis, terdapat dua teknik pokok yang sangat mendasar yang erat hubungannya dengan medium yang digunakan. Kedua teknik tersebut adalah teknik kering dan basah. Menurut Mikke Susanto (2011:395), teknik basah adalah “sebuah teknik dalam menggambar atau melukis yang menggunakan medium yang bersifat basah atau memakai medium dan minyak cair, seperti cat air, cat minyak, tempera, dan tinta”.

2) Schildreren met olievert

Menurut Human Sahman (1993:72) Schildreren met

olievert adalah “melukis menggunakan cat minyak yang

(45)

3) Impasto

Dalam proses visualisasi lukisan, teknik yang digunakan adalah menggoreskan cat minyak dengan tebal di atas kanvas. Menurut Mikke Susanto (2011:191), mengatakan bahwa

impasto merupakan teknik melukis dengan menggunakan cat

yang tebal, berlapis-lapis, dan tidak rata untuk menonjolkan kesan goresan atau bekas-bekas goresan, sehingga menghasilkan tekstur kasar atau nyata”.

Pada lukisan penulis, teknik impasto yang digunakan adalah menggoreskan cat yang tidak dicampur dengan linseed oil di atas kanvas menggunakan pisau palet dan kuas. Dengan didasari cat menggunakan pisau palet secara global, dan di finishing menggunakan kuas, Teknik ini memunculkan goresan yang bertumpuk hingga tebal pada permukaan kanvas.Goresan yang bertumpuk pada kanvas tersebut menjadi sebuah tekstur nyata yang memiliki nilai raba.

B. Metode Penciptaan dan Pendekatan 1. Metode Penciptaan

a) Observasi

(46)

melakukan observasi, penulis menggunakan kamera untuk mengabadikan setiap objek-objek yang menarik dalam pemandangan alam pedesaan di dataran tinggi Dieng.

b) Eksperimentasi

Eksperimentasi atau percobaan merupakan suatu proses yang memberikan pertimbangan-pertimbangan awal dari persiapan melukis. Eksperimentasi bertujuan untuk mencapai hasil visual yang optimal melalui teknik-teknik cat minyak sehingga dapat mencapai visual yang terlihat hidup dan menyerupai kondisi objek pada alam sebagaimana mestinya.

c) Visualisasi (Eksekusi)

Tahapan ini dimulai dari pemindahan objek ke atas kanvas dengan perkiraan yang tepat. Kemudian dilanjutkan dengan proses pewarnaan dengan teknik impasto yang didasari cat menggunakan pisau palet secara menyeluruh, kemudian difinishing menggunakan kuas.

2. Pendekatan Realisme

(47)

bahwa realisme adalah suatu aliran yang ingin menangkap realitas ini apa adanya, tanpa ilusi dan tanpa bumbu apa-apa. Yang ingin dicari ialah kewajaran, tetapi menangkap kewajaran dan memindahkannya kedalam kanvas tidaklah mudah karena bagaimanapun sebuah lukisan adalah hasil interpretasi si seniman.Pelopor-pelopor pelukis realisme dalam dan luar negeri seperti Francisco de Goya, John Constable, Dullah, Basuki Abdullah dan sebagainya.

(48)

a) Dullah n ribu orang g Gedung A nan Budaya

Gambar 1 Cat Minyak d mber, http://a kan objek p n guru mel di atas kanv archive.ivaa

h seorang ya bersama Yogya) tah n pameran d n Utara sem 79 hingga 2 ang kecewa kisan potret

pemandanga lukis Dulla erbedaan m

melukis syarakat. D (HBS). Kem mpat pula je

2 Januari 1 a karena

alis yang j knya di Ge rya Dullah

. Sudjojono un begitu engan dua o

(49)

sanggar di Pejeng, Bali. Pada setiap pameran baik didalam atau diluar negeri, karya murid-muridnya ikut disertakan.

Dullah merupakan salah seorang pelukis realis, lukisan-lukisan pemandangan alam karya Dullah memiliki warna yang khas serta berpadu dengan komposisi yang indah telah memberi inspirasi penulis dalam melukis. Penguasaanya dalam menentukan dan mengkombinasikan objek dari alam sangat baik.Penulis menganalisa dan mempelajari kelebihan-kelebihan karya Dullah secara teknis seperti; pencahayaan, komposisi dan proporsi.Karya-karya Dullah memiliki tone yang kompleks di mana perpindahan dari warna gelap ke terang dibuat dengan begitu kaya warna, sehingga kontrasnya tidak terlihat seketika dari warna gelap ke terang atau bukan hanya sekedar menggelapkan dengan warna hitam dan menerangkannya dengan warna putih saja.Tone yang rumit dan kaya warna ini menghasilkan efek pencahayaan yang realistik.Selain itu, pencahayaan yang ada pada karya Dullah memiliki kekontrasan warna yang kuat. Dalam pemilihan objek pada lukisan pemandangan alam, Dullah lebih cenderung apa adanya.

(50)

“cara baru”, dengan model atau langsung dari alam (Sudarmaji, 1988: 9).

Pada gambar salah satu lukisan pemandangan alam Dullah di atas terlihat komposisi yang tenang dan seimbang. Danau yang menjadi objek utama dan ditambah penempatan objek gunung serta perbukitan yang berada sebelah kanan dengan diimbangi objek berupa dua pohon disebelah kiri sehingga memberi kesan bahwa objek keseluruhan tersebut terlihat balance yaitu tidak terlihat berat ke kanan atau ke kiri, ke atas atau ke bawah. Keseluruhan objek lukisan ini terlihat berada di bawah cakrawala yang membuatnya terlihat sepertilebih rendah dari mata yang melihat lukisan tersebut.

(51)

keseluruhan”.Suatu ruangan yang kecil dan sempit bila diisi dengan benda yang besar, massif; tidak akan kelihatan baik, beberapa objek dalam karya Dullah di atas tidak terlihat sesak memenuhi bidang lukisan karena proporsi antara objek diperhitungkan dengan baik.

Tema pemandangan alam pada lukisan penulis juga menunjukkan komposisi yang serupa dengan karya Dullah di atas, ditambah dengan sudut perspektif yang juga menempatkan objek lebih rendah dari mata.Pemilihan objek dari jarak dekat yang terdapat pada beberapa lukisan penulis, menjadikanya agak sedikit berbeda dengan kebanyakan lukisan pemandangan alam Dullah yang sebagian besar diambil dari jarak jauh(Sumber, http://archive.ivaa-online.org).

b) John constable

John Constable merupakan pelukis pemandangan berkebangsaan inggris yang lahir (11 juni 1776 – 31 maret 1837) di East Bergholt. Di masa mudanya, Constable memulai perjalanan sketsa amatir di sekitar pedesaan Suffolk yang menjadi objek sebagian besar skersanya. Suara air dari bendungan pabrik, papan tua, postingan yang rusak dan batu bata adalah objek2 yang disukainya dalam membuat sketsa. Sampai Constable menjadi pelukis pemandangan dari Inggris. Myers mengatakan bahwa Constable adalah“the first great naturalistic

landscape painter of the nineteenth century” karena dia adalah orang

(52)

elemen y a melihat lu suasana ya ngan karya erkarya. Ka ngi pelukis ” (1821).

Hal ini dap al” yang k duh, di sana

a yang dik Cat Minyak d

umber, ww

matahari seo andangan ha

sehingga a y kita ber pat disaksik kapan saat a ada cahay

katakan seb enar-benar 2000 : 40

e memberik able yang s

ancis, khusu

n Constable di Atas Kan ww.john-con

apat kita ras ya, dan dem mulut usil kalau mem ya pada kary

nya seperti nya berman -sifat seni ada karya-k mewaan lu

asi bagi pe uler dan p croix, ialah

(53)

Dari gambar salah satu lukisan karya John Constable yang berjudul “The Haywain” di atas ada beberapa poin penting yang membuat penulis terinspirasi sehingga memilihnya sebagai salah satu acuan yang berpengaruh dalam proses berkarya. Sapuan kuasnya yang segar telah menghasilkan warna-warna yang cemerlang. Khususnya warna hijaunya yang penuh nuansa amat dikagumi Delacroix.Pengaturan kontras yang sempurna, menjadikan lukisan constable terlihat berkilauan.Hal itu tidak lepas dari variasi perpindahan warna gelap ke terang (value) dan jernih suram atau kusamnya warna (intensity).Lukisan constable pada gambar di atas menunjukkan value warna yang beragam mulai dari white, high

light, light, low light, middle, high dark, low dark, dark hingga

black.Intensity dapat dilihat dari perpidahan warna kusam ke jernih.

Lukisan pemandangan John Constable memiliki informal

balance yang sempurna. Constable mengkomposisikan objek-objek

(54)

saat dilihat. Sejalan dengan hal yang disebutkan di atas Dharsono (2007:46) menyatakan bahwa, keseimbangan informal ini lebih rumit, tetapi lebih menarik perhatian karena memiliki kesan dinamika yang memberi kemungkinan variasi lebih banyak.

Dalam melukis, teknik pewarnaan objek alam, pemahaman anatomi tumbuhan seperti pepohonan, rumput dan air serta tekniknya tentang bagaimana melukis langit dengan kesan yang tepat serta

informal balance yang dimiliki lukisan-lukisan John Constable

(55)

BAB III

HASIL PENCIPTAAN DAN PEMBAHASAN

A. Konsep dan Tema Penciptaan 1. Konsep Penciptaan

Konsep penciptaan lukisan adalah kekaguman terhadap keindahan alam dan objek di dataran tinggi Dieng yang diekspresikan kedalam lukisan realistik menggunakan media cat minyak. Pada proses visualisasi, penulis menggunakan tehnik pencahayaan yang kontras, sehingga menjadikan objek pada lukisan terlihat lebih nyata. Untuk mendapatkan kesan cahaya yang kontras, banyak lukisan yang menunjukkan suasana atau waktu siang, pagi dan sore hari, dimana pada waktu-waktu tersebut cahaya kontras begitu kuat.Dari keseluruhan lukisan di dominasi warna yang menunjukkan cahaya gelap kecoklatan namun, pada kondisi tertentu ada beberapa lukisan yang cenderung lebih terang.

Untuk pengambilan objek tergantung pada menarik atau tidaknya objek secara keseluruhan ataupun objek-objek tertentu. Misalkan penulis tertarik pada pepohonan di tepi Telaga Warna, yang dijadikan objek utama pada lukisan adalah pepohonan tersebut, dan ketika objek pemandangan alam Telaga Warna secara keseluruhan menarik, penulis akan visualisasi objek-objek tersebut kedalam sebuah lukisan.

2. Tema Penciptaan

Tema penciptaan lukisan adalah gambaran tentang keindahan berbagaimacam pemandangan alam yang terdapat di dataran tinggi Dieng

(56)

seperti: keindahan pemandangan alam di Bukit Sikunir, Telaga Warna, Telaga Menjer, sungai-sungai dan perkampungan di Dieng, Kawah Sikidang dan lain-lain. Dari berbagaimacam pemandangan alam yang ada di dataran tinggi Dieng, terdapat objek-objek dan keindahan alam yang menarik untuk divisualisasikan kedalam lukisan realistik.Salah satu tempat yang menarik karena keindahanya yaitu Bukit Sikunir. Perbukitan di sana merupakan salah satu tempat terbaik untuk melihat matahari terbit (sunrise). Hamparan rumput yang luas terkena cahaya kekuningan matahari terbit dibalik gunung merupakan pemandangan yang menakjubkan.Banyaknya pecinta alam yang berdatangan dimusim kemarau, bahkan banyak yang merasa seperti pasar karena ramainya pengunjung, membuktikan betapa indahnya pemandangan alam disana.Penulis merasa merasa berada disuatu tempat yang tinggi diatas awan untuk menyaksikan (sunrise) dari balik gunung.

(57)

dengan di kota yang suasananya panas, sedikit pepohonan dan sebagainya. Cahaya terik matahari di siang hari yang menerobos dari sela sela pepohonan merupakan pemandangan alam pedesaan yang sangat menarik yang mungkin jarang ditemui dilingkungan perkotaan.Masih banyak lagi objek dan pemandangan alam yang menarik di dataran tinggi Dieng seperti, Telga Menjer, Kawah Sikidang, sungai-sungai dan perkampungan dan lain-lain.

Penulis menggunakan tehnik impastoyang didasari cat menggunakan pisau palet secara menyeluruh, kemudian difinishing menggunakan kuas.Pengunaan kuas untuk finishing dilakukan untuk menjangkau bagian-bagian objek pada lukisan yang tidak terjangkau dengan menggunakan pisau palet.Hal itu dilakukan karena ada beberapa bagian dari lukisan yang yang dikerjakan dengan halus.

B. Proses Visualisasi

1. Bahan, Alat dan Teknik

Di dalam proses penciptaan lukisan, pemilihan alat dan bahan serta teknik yang baik adalah kunci bagi banyak pelukis untuk mencapai hasil yang memuaskan secara teknis. Berikut bahan dan alat serta teknik yang penulis gunakan dalam penciptaan lukisan.

a. Bahan 1) Kanvas

(58)

di pas s, penulis m

dasar kain halus. Kanv dan bahan d

Penulis m apa jenis m h cat min erdam dan u dengan se ed oil

Dalam pen ngsi untuk m hasil yang di

agian tertent

elah banyak memilih ka

berwarna vas jadi me dasar kainny

enggunakan merek Cat m

nyak mere Winston.Di edikit cat m

ggarapan lu mengencerk

idapatkan le tu yang men

Gam (Sumbe

k mencoba anvas jadi m

cokelat kem kan cat san

ebih pekat nggunakan l

mbar 3: Bah er: Isanusi,

a berbagai merek “ Ba

nggunaan l gat jarang dan berteks linseed oil.

han 2014)

macam m andung” de rlapiskan p liki tekstur

m melukis an, di antar dt, Van G ntu pada lu

(59)

b. Alat 1) Kuas

Untuk memperoleh hasil goresan yang variatif dibutuhkan berbagai macam bentuk dan ukuran kuas yang digunakan. Beberapa jenis dan merek kuas berbeda-beda yang digunakan untuk menyesuaikan kebutuhan dalam melukis di antaranya : Eterna (original) No. 8,9,10,18 Expressions No. 8,9 dan 10 serta 1, Set Kuas V-tech semua ukuran dari No.1 sampai dengan No.13. 2) Palet

Palet merupakan alat yang penting dalam proses visualisasi lukisan. Ada dua jenis palet yakni, palet warna dan pisau palet.Palet warna digunakan sebagai tempat mencampur cat.Palet warna yang baik adalah yang memiliki daya serap cairan yang rendah.Penulis menggunakan palet warna berupa papan triplek dengan lapisan melamin ukuran 50x60 cm sebanyak 4 buah.Selain itu penulis juga menggunakan kaca untuk paletwarna. Sedangkan pisau palet digunakan untuk mencampur warna cat pada palet warna dan juga digunakan untuk mendasari lukisan dalam proses visualisasi.

3) Staples Tembak

(60)

pada akan untuk m Lap

a sifatnya y han. n

Bensin digu Kuas yang sa cat yang uat kuas kak

. Untuk it melekatkan

merupakan p melukis kare

nggu saat m

unakan pad kan pensil an cat seca yang yang

unakan unt bersih akan masih men ku dan rusa

Ga (Sumbe

tu, staples n kanvas pad

perangkat y ena sisa ca enggunakan n lebih awe nempel pada ak apabila ti

ambar 4: Al er: Isanusi,

tembak ad da sepan ram

ang tidak b at yang be n warna yan

embuatan ghemat wak ng pada per n dapat diha

ersihkan sis et untuk di a kuas akan idak dibersih

lat 2014)

dalah alat m.

bisa ditingg erada pada ng baru.

sketsa.Mem ktu dibandin

rmukaan ka apus jika te

sa-sisa cat gunakan, k n kering seh

(61)

c. Teknik Penciptaan

Teknik merupakan bagian atau cara kerja dengan mempraktikkan segala bentuk kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki atau dikuasai dalam memvisualisasikankan ide dan gagasan. Adapun dalam teknik penciptaan, dengan menerapkan beberapa hal yang menjadi tenik pembuatan serta proses penciptaan karya penulis, diantaranya adalah:

1) Menentukan objek dari beberapa hasil pilihan foto pemandangan alam pedesaan di dataran tinggi Dieng yang menarik untuk dilukiskan di atas kanvas.

2) Menyiapkan alat dan bahan.

3) Membuat sketsa obyek pada kanvas dengan pensil, maupun langsung dengan pisau palet atau kuas.

4) Memberikan warna-warna dasar menggunakan pisau palet berdasarkan bagian paling gelap, setengah gelap hingga yang paling terang (tingkatan value-nya).

(62)

C. Tahap 1. Sk

me me keo

pan Visuali ketsa

Dalam p enambah, s eningkatkan

originalitas isasi

Gam (Su proses ini p serta meng n rasa da

objek yang

mbar 5: Pro umber: Isanu penulis men gurangi ob an kualitas g ada pada k

oses sketsa usi, 2014) ngatur prop bjek-objek

s lukisan kenyataan.

porsi dan m yang ada

namun,

mengkoposis di foto tanpa mer

(63)

kes seluruhan p rubahan ya dikit perub bawah kare bandingkan ng paling s as pada gam

Kemudi gian tertentu n harmoni.M rang tampa

bar 6: Perba (Su

arkan gamba pada foto ang banyak bahan dibag ena dari kes

pada foto. eimbang.Se mbar lukisan ian penulis j

u, menguran Misalnya, m ak jelas pad

andingan fo umber: Isanu

ar di atas da terutama p

karena ko gian objek eluruhan bi Hal itu dila elain itu obj n diatas dibu juga merub ngi objek-o menghilangk

da foto, me

oto dengan h usi, 2014)

apat dianali pada objek omposisi su k rumput y

idang pada akukan untu

jek langit y uat lebih leb bah kontras objek yang t kan objek b engurangi j

hasil Lukisa

isa bahwa k k utama ti

dikit lebih se atkan komp a di posisi k

(64)

dau da tahap ak ngkatan valu

Dalam maksimal

mandangan edium pigm

da pohon ag

rnaan pewarnaan rna yang te khir. Pewa men dengan

gar terlihat

dasar mer pat dari aw rnaan dasar wal akan men r berorienta

ontoh Pewa Isanusi, 201 mengutamak haya yang nulis tiru an warna ya

oni dan tida

oses yang nentukan pe asi pada ge

arnaan

ak terkesan

(65)

contoh pantulan objek pohon di air pada gambar lukisan diatas mempunyai point tersendiri untuk membuat lukisan terkesan lebih nyata.Bayangan pohon pantulan dari air terlihat simpel dan terlihat hanya berwarna hitam, namun penulis berusaha mengamati ternyata bayangan pohon pantulan dari air tidak hanya berwarna hitam, melainkan ada berbagi macam warna yang didominasi warna hijau, yaitu warna natural pohon. Di dalam melukis, penulis jarang sekali menggunakan pigmen cat warna hitam, walaupun ada bagian-bagian yang diperlukan penggunaanya. Pada gambar lukisan di atas, yang didominasi objek pohon atau tumbuhan menjadikan keseluruhan lukisan tampak kehijauan.Untuk itu, penulis menggunakan

sap green sebagai warna dasar untuk campuran warna-warna lain seperti

phthalo green, yellow ochre, burn sienna, dan lain-lain.Sedangkan objek-objek yang tampak dari jauh penulis menambahkan campuran ultramarine

blue dan sedikit prussion blue untuk menguatkan kesan dari pantulan sinar

matahari.Demikian pula penulis memberi perlakuan serupa pada semua objek yang mendapatkan pengaruh cahaya dari langit.

(66)

lukisan.Salah satu yang paling mendasar adalah tanpa digunakannya warna hitam dalam lukisan-lukisan mereka.

Penulis juga memperhatikan kontras yang terjadi pada lingkungan objek pada gambar di atas, yaitu kondisi pagi hari, dimana masih terdapat kabut yang menjadikan sinar matahari tidak langsung dan terlihat redup.Hal itu mengakibatkan perpindahan dari warna gelap ke terang tidak terlihat mencolok.

3. Pengerjaan Background

Tahap selanjutnya adalah pengerjaan latar belakang atau

background.Background dikerjakan dengan lengkap dan bukan hanya

sekedar latar kosong dengan warna tertentu melainkan digarap sesuai dengan background yang sesungguhnya berdasarkan foto.Penulis terlebih dahulu mendasari cat pada background dengan menggunakan pisau palet. 4. Finishing (Penyelesaian)

Finishing atau penyelesaian yaitu tahap pengerjaan secara mendetail

pada obyek dengan menambahkan atau menumpukkan warna-warna dengan lebih kompleks dan jeli berdasarkan sifat benda, gelap terang serta pencahayaan beserta bayangan yang ada pada objek.Sehingga setiap objek mempunyai kekayaan warna yang berbeda-beda tetap memperhitungkan keharmonisan keseluruhan warna pada objek.

(67)

me arna (intensi

bagian-bag n lukisan be p bagian an warna s

ity).

Ga

gian yang te erada pada terkecil di g sensitif. D

dengan s rkan jernih

(68)

5. Bentuk

Bentuk visual yang ada pada karya lukis menggunakan pemandangan alam pedesaan di Dataran tinggi Dieng yang menarik sebagai objeknya.Bentuk penggambaran objek secara realistik dengan pusat perhatian pada objek utama dan didukung oleh objek lainnya. Objek utama dari sebagian besar lukisan-luksian adalah berbagai macam komponen yang terdapat pada pemandangan alam pedesaan itu sendiri meliputi, gunung, sungai, pohon, dan lain lain.

D. Bentuk Lukisan dan Pembahasan Karya

Dalam mendeskripsikan karya-karya lukisan ini, penulis menggunakan beberapa tahapan di antaranya deskripsi yaitu tahapan yang berisi menggambarkan setiap bagian-bagian yang terlihat oleh mata pada lukisan.Kemudian analisis, yang berisikan pengkajian dan pembahasan tiap-tiap bagian yang yang meliputi tehnik pembuatan yang telah diidentifikasi.Tehnik yang digunakan adalah menggoreskan cat dengan tebal

(impasto) dengan menggunakan pisau palet dan kuas sehingga sehingga

(69)

1. Ba kisan di ata aktu fajar a kunir send

penulis di a as menggam atau pagi h diri menjad rutama par a menggam na penulis m

Bukit Siku g menjadi o Gunung Mer

unir

r 9 :Bang-Ba inyak di ata

150x10 atas berjudu mbarkan ke hari, diman di tempat

ra pendaki mbarkan pe

menjadikan unir itulah objek pend rbabu dan

ang Wetan as Kanvas (2 00 cm

ul Bang-Ba

adaan atau na saat mat

wisata ya gunung.Pa emandangan Bukit Sikun

akan terli dukung dari Merapi aka ang paling

ada gambar n alam yan

nir itu send ihat Gunun

lukisan. B an tampak

Sikunir.Ga

kit Sikunir t (sunrise).B

digemari r lukisan d ng ada di B diri sebagai

ng Sindoro Bahkan pada jelas dari B

(70)

Penulis berusaha menampilkan kesan cahaya matahari terbit di Bukit Sikunir yang terkenal dengan keindahanya yang dapat dilihat dari keseluruhan warna yang didominasi warna kuning atau Yellow Ochre, Azo

Red Deep atau merahdan hijauyang berusaha menampilkan kesan cahaya

pada waktu fajar atau pagi hari. Keindahan itu seakan dapat dirasakan dengan penggambaran kesan cahaya sinar matahari terbit dari balik sebelah kiri Gunung Sindoro.Selain itu rumput-rumput yang terdapat di Bukit Sikunir tampak kekunin-kuningan yang terkena sinar matahari tersebut.

Jenis garis yang terdapat pada lukisan ini adalah garis lengkung.Lukisan ini sebagian besar terdiri dari garis-garis lengkung seperti yang terdapat pada permukaan bentuk pegunungan dan Bukit Sikunir.Garis-garis lengkung yang terdapat pada permukaan bentuk pegunungan dan perbukitan Bukit Sikunir menunjukkan adanya repetisi atau pengulangan.Dengan repetisi atau irama, menunjukkan adanya interval ruang atau kekosongan atau jarak antar objek.Hal itu dapat dilihat antara Bukit Sikunir dengan Gunung Sindoro mempunyai interval ruang dan jarak antar objek.

(71)

tingkat kekontrasan yang cukup kuat.Kekontrasan warna kuat disebabkan oleh kondisi waktu yaitu perpindahan dari malam menjadi siang dengan adanya sinar matahari terbit. Dimana objek yang berada pada arah datangnya cahaya matahari akan terkena langsung cahaya matahari. Sedangkan objek yang ada dibalik atau pada arah berlawanan datangnya cahaya matahari, hanya sedikit mendapat cahaya matahari.Hal inilah yang menjadikan kontras yang kuat pada lukisan ini.

Rumput-rumput yang ada di Bukit Sikunir cenderung berwarna dasar hijau yaitu campuran Phthalo Green, Sap Green, Yellow Ochre,

CadmiumYellow Lemon dan Titanium White untuk bagian rumput yang

langsung terkena sinar matahari. Sedangkan bagian rumput yang berada dibalik arah datangnya cahaya berwarna dasar hijau gelap yaitu campuran

Phthalo Green, Sap Green, Burnt Sienna, Burnt Umber, Raw Umber, dan

Ultramarine.Pada bagian Gunung Sindoro kurang lebih sama untuk

warna-warnanya dengan Bukit Sikunir. Pada bagian objek selanjutnya yaitu langit penulis menggunakan warna Titanium White, Cadmium Yellow

Lemon, Yellow Ochre, Azo red Deep, Sap Green dan sedikit Ultramarine

untuk bagian yang lebih dekat dengan cahaya matahari. Sedangkan bagian langit yang jauh dari matahari cenderung berwarna hijau kebiruan yaitu campuran dari warna Ultramarine, Cobalt Blue, Sap Green, Yellow Ochre dan sedikit Burnt Sienna. Pada bagian matahari terdiri dari warna Titanium

White, Cadmium Yellow Lemon, Yellow Ochre dan Azo Red Deep untuk

(72)

berbeda-beda intensity, dan value-nya. Misal, untuk bagian matahari yang merupakan high light warna Cadmium Yellow Lemon dan Yellow Ochre dicampur dengan sangat banyak Titanium White, dan langit yg dekat matahari bagian yang merupakan light dicampur dengan lebih sedikit

Titanium White, bagian yang merupakan low light sedikit dicampur atau

tidak dicampur samasekali dengan titanium White. Begitu dan seterusnya untuk membedakan value di setiap bagian objek.Teknik pewaranaan dimana kesan cahaya dihasilkan oleh perbedaan value dan intensity.

Dalam pengolahan prinsip-prinsip penyusunan elemen rupa dalam lukisan ini yang pertama menggunakan informal balance yang meletakkan objek gunung Sindoro lebih tinggi yang berada dibagian kanan, sedangkan perbukitan bagian kiri terlihat lebih rendah. Walaupun objek Gunung Sindoro terlihat lebih tinggi, lukisan akan tetap terlihat seimbang karena objek utama Bukit Sikunir yang juga tinggi berada diposisi bawah agak kebagian sebelah kiri.

Prinsip desain yang berikutnya adalah harmoni.Setiap objek yang ada dalam lukisan ini memiliki kedekatan secara sifat visualnya karena semua objek berhubungan dengan pemandangan alam seperti Bukit Sikunir, Gunung Sindoro, tumbuh-tubuhan, matahari dan langit.Warna dan goresan yang ada pada setiap objek juga memiliki kedekatan.Semua unsur-unsur tersebut menghasilkan keselarasan atau harmoni.

(73)

yang terlihat terpisah atau berdiri sendiri.Jadi, setiap unsur baik itu garis, bidang, warna dan lain-lain merupakan satu kesatuan yang utuh.

Dalam proses penciptaan lukisan di atas teknik yang digunakan adalah menggoreskan cat dengan tebal (impasto) agar hasil akhir yang didapat mencapai ketajaman warna yang optimal serta meninggalkan bekas goresan yang bertekstur nyata. Dalam mencampur warna cat terlebih dahulu dicampurkan pada palet warna.Jadi, bukan mencampurnya pada kanvas secara langsung. Setelah itu mendasari cat dengan menggunakan pisau palet pada keseluruhan objek sebelum sampai tahap finishing. Dengan teknik ini diharapkan dapat meminimalisir oksidasi kimia yang berakibat pada memudarnya kecermelangan warna asli dari cat minyak.Kuas yang digunakan adalah kuas dengan ukuran no.3 hingga ukuran no.12.Selain kuas, pisau palet juga digunakan untuk menghasilkan goresan-goresan yang impresif seperti yang ada pada background.

(74)

ma ban ma 2. Pe

atahari terb nyak orang atahari terbi epohonan D

bit (sunrise) g yang men it adalah di Di Tepi Tela

Gambar 10 Cat M

) memiliki nganggap v

Bukit Sikun aga Warna

0:Pepohona

Minyak di a 140cm

daya tarik iew yang p nir.

a

an Di Tepi T atas Kanvas m x 90cm

k yang beg paling bagu

Telaga War s (2014)

gitu kuat k us untuk m

rna

(75)

Lukisan yang berikutnya pada gambar di atas berjudul “Pepohonan Di Tepi Telaga Warna” merupakan gambaran terhadap situasi atau keadaan di pinggiran tepi Telaga Warna di Dataran tinggi Dieng.Penulis mengganggap pemandangan alam di pinggiran telaga warna menarik untuk divisualisasikan, dimana penulis merasakan sendiri keindahan tempat tersebut.Banyak pepohonan rindang yang meliputi pinggiran Telaga Warna dengan cahaya matahari yang masuk dari sela-sela dedaunan dan rimbunya ranting pohon.

Objek utama pada lukisan ini adalah pepohonan yang tumbuh subur dan berdiri tegak.Pada gambar lukisan di atas dapat dilihat ada empat pohon yang menjadi objek utama terlihat begitu kokoh berdiri tegak ditambah berkas-berkas cahaya yang mengenai daun dan batang pohon terlihat artistik, selain itu ada rumput sebagai objek selanjutnya yang mempunyai nilai estetik.Ada beberapa bagian rumput yang terkena cahaya matahari yang masuk dari celah-celah dedaunan dan ada pula rumput yang tidak terkena cahaya matahari secara langsung.

Tebing batu merupakan objek selanjutnya sebagai

background.Tebing batu tersebut terlihat lebih gelap dari objek-objek

(76)

Garis yang nampak berupa garis-garis lurus vertikal yang dapat dilihat pada objek utama yaitu pepohonan.Garis lurus vertikal pada pohon memberi kesan kokoh dan kuat.Sedangkan pada rumput dan bagian atas tebing terdapat garis lengkung horizontal.

Warna dalam karya lukisan ini didominasi oleh warna-warna hangat seperti: Yellow Ochre, Phthalo Green, Burnt umber. Pewarnaan yang kontras terjadi antara background dan objek utama di mana background adalah tebing batu yang berwarna cenderung gelap yatu campuran warna

Burnt Umber, Raw Umber, Buernt Sienna, Phthalo Green dan sedikit

Ultramarine.

Pada objek pohon terdapat warna-warna yang kontras yaitu antara pohon yang terkena langsung sinar matahari dan yang tidak.Value dan

intensity tampak jelas pada perpindahan dari bagian yang paling gelap

sampai yang paling terang.Pada pohon, daun, rumput yang paling terang

(high light) yaitu bagian yang terkena langsung sinar matahari

menggunakan campuran warna Cadmium Yellow Lemon, Naples Yellow

Light dan Titanium White.Sedangkan pada bagian-bagian yang tidak

terkena langsung sinar matahari (low light) menggunakan beberapa campuran warna Phthalo Green, Sap Green, Burnt sienna, Burnt Umber

dan Yellow Ochre.

Pada bagian tanah warna yang digunakan adalah campuran Naples

Yellow Red, Titanium White, Yellow Ochre dan sedikit Burnt

(77)

yang terkena langsung cahaya matahari yaitu dengan penggunaan warna yang jernih dan pada bagian yang tidak terkena langsung cahaya matahari yang menggunakan warna redup.Langit adalah objek terakhir yang didominasi warna Titanium White dengan sedikit campuran Naples Yellow

Red dan Cobalt Blue.

Dari penyusunan bentuk keseluruhan objek pada gambar lukisan diatas memiliki keseimbangan yang baik.Objek utama pohon berjejer dibagian tengah sampai kiri dan ada ruang kosong pada bagian objek tanah menjadikan lebih terlihat seimbang.Selain itu, pada objek langit dibuat lebih lebar atau luas dari objek nyata dalam foto yang bertujuan untuk mengimbangi objek rumput yang ada di posisi bawah lukisan.Objek rumput juga dibuat lebih pendek dari aslinya agar tidak terlalu terlihat berat dibagian bawah. Dengan pengurangan dan penambahan ukuran bentuk setiap objek akan menjadikan lukisan memiliki keseimbangan

(balance) yang baik.

Setiap objek di dalam lukisan memiliki keselarasan dalam bentuk, dan sifat objeknya di mana semua objek merupakan sesuatu yang berasal dari alam.Warna, bentuk dan goresan yang ada pada setiap objek menghasilkan kesatuan yang utuh. Warna-warna dasar yang digunakan pada bagian setiap objek cenderung sama.

(78)

Kuas yang digunakan beragam dari ukuran No.5 hingga ukuran No.18. Cat digoreskan dengan tebal dan kental tanpa linseed oil. Selain menghasilkan ketebalan cat, tanpa penggunaan linseed oil akan menghasilkan brush stroke yang lebih jelas dan kuat. Cat minyak dalam jenis tertentu (yang berkualitas baik) memiliki kandungan pigmen yang lebih banyak. Semakin banyak kandungan pigmennya maka akan semakin padat cat tersebut dan semakin kuat untuk memunculkan brush stroke yang diinginkan.

Gambar

Tabel 1 Struktur Seni Lukis
Gambar 1:Dullah, “MMSRK”
Gambar 10Cat M0:PepohonaMinyak di a140cman Di Tepi Tatas Kanvasm x 90cm Telaga Wars (2014) rna
Gambar 12G::
+2

Referensi

Dokumen terkait

Informan kunci pada penelitian ini yaitu Wakil Kepala Sekolah 3 (WKS 3) dan informan pendukung di peroleh melalui teknik snowball sampling yaitu Ketua Kompetensi Keahlian

lain, ternyata siswa sekolah dasar juga memerlukan layanan bimbingan karier,. utamanya pada pengenalan karier (Edi Purwanta, 1993) Masalah-masalah

Kondisi optimum yang didapatkan dengan menggunakan grafik surface 3D adalah pada diameter 5.724 mm ,berat 1.715 kg dengan kondisi optimum waktu jenuh

[r]

• Pada fase melayang kaki ayun diayun ke depan dan diluruskan saat mau menumpu, sedangkan kaki tumpu ditekuk dan diayun ke depan... PANJANG LANGKAH (JARAK ANTARA TUMPUAN KAKI KIRI

Dalam penelitian ini hipotesis yang digunakan adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara Inflasi, Tingkat Suku Bunga Deposito dan IHSG terhadap Expected Return.. Dalam

Obat anti hipertensi oral atau parenteral yang digunakan pada krisis hipertensi. tergantung dari apakah pasien dengan hipertensi emergensi

Jabatan : Kepala Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah B3 dan Peningkatan Kapasitas Alamat : Jl. Khatib Sulaiman no. 22 Padang Pejabat Pelaksana..