• Tidak ada hasil yang ditemukan

isi STRATEGI PEMASARAN AGROINDUSTRI MINUMAN ROSELLA “SRI RAHAYU” DI KOTA PEKANBARU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "isi STRATEGI PEMASARAN AGROINDUSTRI MINUMAN ROSELLA “SRI RAHAYU” DI KOTA PEKANBARU"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Strategi pembangunan ekonomi nasional saat ini berkembang pada prinsip lokal dan kerakyatan. Hal ini ditandai dengan azas pemanfaatan sumberdaya lokal. Seiring dengan itu sistem kekuasaan yang bersifat sentralistis mengalami perubahan orientasi ke arah desentralisasi dengan menitikberatkan pada otonomi daerah. Dengan demikian, kelanjutannya menjadi satu rangkaian penerapan konsep ekonomi kerakyatan. Strategi ekonomi kerakyatan dilakukan dengan menciptakan iklim yang kondusif bagi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan wilayah dan mampu memanfaatkan secara optimal sumber daya yang dimiliki dalam rangka peningkatan kesejahteraan (Yasin dan Ahmad, 1996).

Pengembangan agroindustri dilakukan guna peningkatan pendapatan masyarakat dan devisa negara, perluasan kesempatan kerja serta keseimbangan struktur perekonomian di Riau. Ekonomi kerakyatan harus mendapat tempat dan perhatian yang baik. Tetapi tempat dan perhatian saja tidaklah cukup, yang diperlukan adalah bentuk tindakan yang nyata dari perhatian tersebut. Sistem ekonomi kerakyatan harus memberi kesempatan yang seluas-luasnya kepada usaha rakyat. Karena itu, untuk mengembangkan ekonomi rakyat, usaha industri rumah tangga (home industry) harus dikembangkan (Yasin, 2002).

(2)

berperan dalam menciptakan permintaan terhadap produk pertanian terutama terhadap permintaan bahan baku. Pengembangan agroindustri atas dasar bahan baku dan produksi pertanian mengalami kegagalan dalam mencapai tujuan usaha, jika produk tidak dikaitkan dengan subsistem lainnya, seperti usahatani, sarana produksi, sarana penunjang dan bahan penunjang lainnya. Dengan demikian agroindustri akan mendorong pertumbuhan diversifikasi produk pertanian dan meningkatkan nilai tambah.

Berbagai jenis agroindustri berkembang pada berbagai tingkat skala usaha, industri kecil umumnya produk makanan dan sirup yang bahan bakunya dari hasil pertanian, oleh sebab itu prospek sub sektor agroindustri tidak terlepas dari pertumbuhan dan perkembangan produksi tanaman pangan dan olahan dan usaha pengolahan yang terkait, salah satu industri pengolah yang semakin berkembang adalah industri sirup kesehatan.

(3)

Sirup rosella merupakan salah satu jenis sirup yang berkhasiat menyehatkan karena sirup rosella ini memiliki bahan baku utama dari tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) yang diperoleh dari hasil pertanian. Sehingga dapat memberikan peluang kerja dan berusaha bagi penduduk disekitar wilayah pembuatan agroindustri rosella. Sedangkan lokasi pembuatan sirup rosella dilaksanakan disekitar rumah pengusaha dengan tujuan agar mempermudah pengawasan didalam proses pembuatan sirup rosella. Keanekaragaman jenis usaha agroindustri diwarnai oleh potensi daerah yang terkait dengan kesesuaian iklim dan kondisi lahan dimana tanaman tumbuh dan berkembang. Selain itu keragaman agroindustri ini juga dapat ditentukan oleh tingkat selera dan permintaan konsumen terhadap suatu produk. Pengolahan rosella menjadi sirup ringan siap minum (ready to drink) memiliki potensi pasar yang sangat besar (Mardiah, dkk.2009).

Rosella sebagai bahan dasar pembuatan sirup ini memiliki berbagai keunggulan kesehatan yang secara ilmiah telah dibuktikan. Rosella mengandung dua antosianin dan zat lainnya yang berperan sebagai zat antioksidan, anti hipertensi, anti obesitas, serat pangan, asam amino esensial, serta beberapa vitamin dan mineral yang penting bagi tubuh. Selain itu secara tradisional rosella telah digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari pengobatan penyakit batuk, peningkat stamina, hingga pengobatan gangguan pencernaan. Selain manfaat kesehatannya, rasa dari sirup rosella pun sangat disukai karena kesegarannya (Maryani dan Lusi, 2009).

(4)

Pekanbaru secara keseluruhan. Pengolahan tanaman Rosella menjadi minuman berupa sirup adalah salah satu bentuk usaha yang dilakukan dalam meningkatkan nilai tambah dari bahan baku dan input lainnya yang digunakan dalam proses produksi. Dalam memproduksi sirup rosella pengrajin Sri Rahayu memproduksi dalam bentuk kemasan botol plastik. Untuk setiap ukuran sirup rosela memiliki ukuran yang berbeda-beda yaitu kemasan yang besar dengan ukuran 1.000 ml dan kemasan yang kecil berukuran 220 ml. Sedangkan kapasitas produksi yang dihasilkan oleh industri Sri Rahayu yakni sebanyak 40 botol/minggu untuk kemasan berukuran besar sedangkan untuk kemasan yang berukuran kecil sebanyak 60 botol/minggu.

Harga yang ditetapkan oleh pengrajin sirup rosella “ Sri Rahayu “ adalah dengan pendekatan berdasarkan pertimbangan biaya produksi yang dikeluarkan dan jumlah yang dibeli tanpa mengabaikan kemampuan daya beli konsumen. Harga sirup rosella yang berukuaran 220 ml sebesar Rp.8.500,- dan untuk sirup rosella yang berukuran 1.000 ml sebesar Rp.34.000,-. Harga itu berlaku untuk konsumen yang membeli produk sirup rosella langsung ketempat produksi sedangkan harga untuk sirup rosella yang diantar langsung ke toko-toko seperti di Hypermart sebesar Rp.9.000,- per botol untuk ukuran sirup rosella 220 ml sedangkan untuk sirup rosella yang berukuran 1000 ml sebesar Rp.35.000,- per botol.

(5)

dari jumlah permintaan beberapa konsumen rumah tangga dan toko-toko yang ada di Pekanbaru seperti Hypermart, Cik Puan, dan Foodmart. Selain itu, salah satu bukti dari meningkatnya permintaan terhadap produk sirup rosella oleh toko-toko yakni biasanya pengusaha sri rahayu melakukan pengisian produk sirup rosella dari 2 kali seminggu sekarang permintaan sirup rosella meningkat menjadi 1 kali dalam seminggu. Dengan adanya peningkatan produk sirup rosella tersebut dipasaran maka produk sirup rosella semakin dikenal dikalangan masyarakat khususnya para konsumen yang mengkonsumsi sirup rosella.

1.2. Perumusan Masalah

Dengan memperhatikan potensi pasar yang cukup besar dalam pengembangan agroindustri produk sirup rosella tersebut dan didukung lagi dengan perkembangan Kota Pekanbaru secara umum yang semakin pesat, memungkinkan agroindustri sirup rosella ini dapat dijadikan sebagai salah satu bentuk minuman yang bermutu dan bervariasi. Akan tetapi dalam usaha pengembangannya, agroindustri sirup rosella ini masih mempunyai beberapa kendala antara lain dari aspek teknis, dan pemasaran.

(6)

Sehubungan dengan hal itu perlu dilakukan kajian terhadap : (1) kondisi agroindustri sirup rosella meliputi : aspek teknis dan teknologi, aspek yuridis (hukum), aspek lingkungan, aspek pemasaran dan analisis nilai tambah (2) kajian pada kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang dihadapi (3) rekomendasi strategi.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi kondisi agroindustri sirup rosella dari aspek teknis dan teknologi, aspek yuridis (hukum), aspek lingkungan, aspek pemasaran dan analisis nilai tambah.

2. Mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang dihadapi oleh agroindustri sirup rosella Sri Rahayu.

3. Merekomendasikan alternatif strategi pemasaran.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi pemerintah (instansi terkait) hal ini diharapkan akan menjadi perhatian dalam upaya terus memberdayakan potensi industri-industri kecil yang berada di Riau umumnya dan Pekanbaru khususnya.

(7)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Agroindustri

Agroindustri sebagai bagian dari agribisnis berhubungan erat dengan kegiatan-kegiatan industri. Menurut Yasin (2002) agribisnis dapat diartikan sebagai semua aktivitas mulai dari pengadaan dan penyaluran sarana produksi sampai pemasaran produk-produk yang dihasilkan suatu usahatani dan agroindustri yang saling berkaitan dan merupakan satu kesatuan yang utuh. Agribisnis sebagai suatu subsistem terdiri dari empat subsistem meliputi: (1) subsistem sarana produksi; (2) subsistem agroindustri; (3) subsistem pemasaran dan (4) subsistem penunjang.

Salah satu subsistem dari agribisnis adalah agroindustri. Agroindustri adalah salah satu cabang industri yang mempunyai kaitan ke belakang (industri hulu) dan kaitan ke depan (industri hilir) yang mempunyai hubungan erat dan berkaitan langsung dengan pertanian. Industri hulu merupakan persyaratan awal dalam kegiatan pembudidayaan pertanian dengan menerapkan teknologi pertanian, terutama yang berkaitan dengan sarana produksi serta alat dan mesin pertanian. Industri hilir berhubungan dengan penanganan dan pengolahan hasil pertanian yang dibagi atas: (1) penanganan tanpa mengubah struktur asli (penyimpanan, pengawetan dan pembersihan); (2) pengolahan segera setelah dipanen; (3) pengolahan lebih lanjut dari produk pertanian tanpa mengubah sifat aslinya disebut Manufacturing. Pengembangan agroindustri sektor pertanian dan sektor industri harus dapat dilihat sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan (Soeharjo, 1999).

(8)

terutama para petani yang merupakan bagian terbesar dari rakyat Indonesia. Pembangunan ekonomi itu sendiri sangat berkaitan dengan pembangunan industri. Nasution (2002), mengungkapkan bahwa pengembangan agroindustri di Indonesia cukup berpeluang karena: (1) didukung oleh besarnya potensi sumberdaya yang dimiliki; (2) tuntutan (permintaan) pasar yang dari tahun ke tahun semakin meningkat, baik didalam negeri maupun luar negeri; (3) keanekaragaman produk pertanian merupakan potensi yang sangat besar untuk dikembangkan menjadi berbagai produk olahan (agroindustri) dan (4) tuntutan pasar dengan semakin meningkatnya permintaan terhadap bahan pangan olahan merupakan peluang untuk mengembangkan agroindustri di Indonesia.

Dalam upaya mencapai tujuan dan sasaran pembangunan pertanian di masa mendatang, pengembangan agribisnis dan agroindustri perlu ditumbuhkembangkan secara terpadu dan strategis. Menurut Soekartawi (2001) agroindustri dapat diartikan 2 hal yaitu: (1) agroindustri adalah yang berbahan baku utama dari produk pertanian; (2) agroindustri diartikan sebagai suatu tahapan pembangunan sebagai kelanjutan dari pembangunan pertanian, tetapi sebelum tahapan pembangunan tersebut mencapai tahapan pembangunan industri.

Pembangunan dan pengembangan agroindustri merupakan lanjutan dari pembangunan pertanian. Menurut Soekartawi (2002), bahwa agroindustri penting karena ada beberapa keuntungan yang diperoleh, yaitu: (1) dapat meningkatkan nilai tambah; (2) dapat meningkatkan kualitas hasil; (3) dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja; (4) dapat meningkatkan keterampilan produsen dan (5) dapat meningkatkan pendapatan produksi.

(9)

nilai tambah dari proses tersebut. Nilai tambah merupakan imbalan jasa dari alokasi tenaga kerja dan keuntungan pengrajin agroindustri. Besar kecilnya nilai tambah produksi agroindustri tergantung pada teknologi yang digunakan dalam proses pengolahan dan perlakuan lainnya terhadap produk tersebut (Soekartawi, 2001).

2.2. Rosella

Rosella adalah tumbuhan yang berasal dari India dan memiliki nama latin hibiscus sabdariffa L. Tumbuhan ini bermanfaatkan sebagai sirup yang menyehatkan. Rosela memiliki daya tarik yang luar biasa. Kelopaknya yang berwarna merah menyala membuat orang menjadi tertarik. Kelopak bunga rosela ini mempunyai banyak sekali manfaat untuk bidang kesehatan. Warna merah ini disebabkan rosella mengandung pigmen antosianin yang dapat berfungsi sebagai antioksidan. Kelopak bunga rosella juga memberikan sensasi bunga yang harum dan rasa asam yang menyegarkan.

Banyak industri yang memulai mencoba untuk membudidayakan dan mengolah rosella menjadi berbagai olahan makanan. Daun, bunga, dan biji rosella memiliki kandungan gizi yang cukup baik sehingga rosella tidak hanya berpotensial untuk bahan baku industri makanan, tetapi juga berpotensial digunakan sebagai bahan baku industri farmasi, sirup farmasi, pewarna alami, dan komestik.

(10)

hipertensi, dan sariawan. Penelitian tentang rosella terus berkembang, baik yang dilakukan oleh ahli biokimia, dokter, maupun ahli pangan. Penelitian tersebut diarahkan pada penelitian komponen-komponen kimia yang terkandung pada bagian-bagian tanaman rosella. Pemanfaatanya untuk berbagai produk pangan, serta efek kompoen kimia rosella terhadap berbagai penyakit (Mardiah, dkk, 2009).

Hasil penelitian membuktikan bahwa komponen-komponen kimia alami yang terdapat pada tanaman rosella memiliki khasiat untuk mencegah berbagai penyakit dan kaya akan kandungan antioksidan. Diantara banyak khasiatnya, rosella sebagai herba antikanker, antihipertensi, dan antidiabetes (Mardiah, dkk, 2009).

Untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan pengelolaan suatu usaha atau agroindustri secara menyeluruh yang pada akhirnya bertujuan untuk pengambilan keputusan atas kegiatan produksi dan pengembangan usaha dapat dilakukan antara lain : aspek teknis dan teknologi, aspek yuridis (Hukum), aspek lingkungan, dan aspek pemasaran.

2.2.1. Aspek Teknis dan Teknologi

(11)

lainnya pada saat dilakukan proses produksi dapat diperoleh secara kontiniu merupakan salah satu kunci penting untuk keberhasilan kegiatan agroindustri (Yasin, 2003).

Menurut Elza (2003), agroindustri amplang tenggiri sumber rezeki menggunakan teknologi sederhana dengan sifat produksi yang kontiniu. Evaluasi tentang aspek ini mempelajari kebutuhan-kebutuhan teknis proyek yang salah satunya adalah mengenai kapasitas produksi, dimana menurut Umar (1999), kapasitas adalah suatu kemampuan pembatas dari unit produksi untuk berproduksi dalam waktu tertentu yang dinyatakan dalam bentuk keluaran per satuan waktu. Selanjutnya menurut Soeharjo (1999), kapasitas produksi adalah batas atas beban yang dapat ditampung oleh suatu fasilitas hasil proyek. Suatu produk dapat diproses dengan lebih dari satu cara sehingga teknologi yang dipilihkan perlu ditentukan secara jelas. Kriteria yang digunakan untuk memilih teknologi yang tepat adalah: (1) kesesuaian dengan bahan mentah yang dipakai; (2) keberhasilan pemakaian teknologi ditempat lain; (3) kemampuan tenaga kerja dalam mengoperasikan teknologi dan (4) kemampuan antisipasi terhadap teknologi lanjutan.

2.2.2. Aspek Yuridis (Hukum)

(12)

beberapa sisi, yaitu : bentuk usaha, izin usaha, izin Depkes, izin penyuluhan, dan pemberian upah minimum regional.

2.2.3. Aspek Lingkungan

Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan tidak dapat dilepaskan dari lingkungan sekitarnya. Lingkungan ini dapat berpengaruh positif maupun negatif pada perusahaan. Untuk itu faktor lingkungan perlu mendapat perhatian perusahaan, dapat berupa jenis-jenis gangguan yang dapat ditimbulkan dari kegiatan usaha, baik untuk lingkungan maupun masyarakat disekitar kegiatan usaha.

Menurut Burhan (2004), masalah yang dijumpai oleh setiap perusahaan adalah perbaikan fisik lingkungannya. Saat ini terutama di kota besar dan pusat-pusat industri telah dirasakan oleh penduduk disekitar perusahaan. Tiga macam polusi yang dihadapi tersebut adalah : (1) Polusi air, kondisi air yang sangat buruk karena pencemaran oleh limbah rumah tangga dan perusahaan menyebabkan lingkungan sekitar (tanaman dan hewan) tidak dapat bertahan lama. (2) Polusi udara, berasal dari pabrik-pabrik dan kendaraan bermotor yang mengeluarkan asap karbon monoksida, sulfuroksida, hidrokarbon dan sebagainya. Polusi ini dapat membahayakan kesehatan dan juga merusak lingkungan alam. (3) Polusi tanah (sampah), merupakan masalah yang dihadapi oleh setiap penduduk kota. Sumber polusi sampah ini tidak hanya dari lingkungan penduduk saja tetapi juga dari kotoran binatang dan sampah-sampah industri.

2.2.4. Aspek Pemasaran

(13)

relatif bebas, usaha swasta diperkenankan bersaing di pasar, sehingga perusahaan yang akan berhasil harus berorientasi pada pasar. Artinya, barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan harus dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Perusahaan yang tidak berorientasi pada konsumen lambat laun akan menemui kegagalan.

Kotler dan Armstrong (2001), menjelaskan bahwa pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan, lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.

Evaluasi aspek pasar dan pemasaran sangat penting dilakukan karena tidak ada proyek bisnis yang berhasil tanpa adanya permintaan atas barang/jasa yang dihasilkan proyek tersebut (Umar, 1999). Pada dasarnya analisis pasar dan pemasaran bertujuan untuk mengetahui berapa luas pasar, pertumbuhan permintaan dan pangsa pasar, perusahaan pesaing dan strategi pemasaran. Permintaan dapat diartikan sebagai jumlah barang yang dibutuhkan konsumen yang mempunyai kemampuan untuk membeli pada berbagai tingkat harga. Penawaran dapat diartikan sebagai kuantitas dari berbagai barang yang ditawarkan di pasar pada berbagai tingkat harga.

Menurut Yasin (2003), ketidaktahuan dan ketidakpastian pemasaran terhadap produk agroindustri akan mempengaruhi ketidakstabilan proses produksi sehingga dapat terjadi keadaan tidak seimbangnya antara penawaran dan permintaan atas produk agroindustri. Terkait permintaan atas sirup rosella dipasaran saat ini masih stabil dan hanya pada saat-saat tertentu saja permintaan sirup ini mengalami peningkatan.

(14)

pasar dapat dipertahankan dan sekaligus ditingkatkan. Strategi pemasaran sangat berhubungan dengan pemilihan bauran pemasaran.

Bauran pemasaran adalah campuran dari variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan dan digunakan oleh suatu perusahaan. Variabel-variabel tersebut meliputi produk, harga, distribusi dan promosi yang perlu dikombinasikan dan dikoordinasikan seefektif mungkin dalam melakukan pemasarannya.

Jangkauan pemasaran sangat luas, berbagai tahap kegiatan harus dilalui oleh barang dan jasa sebelum sampai ke tangan konsumen, sehingga ruang lingkup kegiatan yang luas itu disederhanakan menjadi empat kebijakan pemasaran yang lazim disebut sebagai bauran pemasaran (marketing mix) atau 4 P dalam pemasaran yang terdiri dari empat komponen, yaitu produk (product), harga (price), distribusi (place) dan promosi (promotion) (Umar, 2000).

Produk adalah sekumpulan atribut yang nyata (tangible) dan tidak nyata (intangible) yang didalamnya sudah tercakup warna, harga kemasan, mereknya dan pelayanan yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang dapat memuaskan keinginan (Swastha dan Sukotjo, 1999). Sedangkan harga adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk memperoleh produk (Kotler dan Armstrong, 2001).

Menurut Umar (2000), distribusi adalah berbagai kegiatan yang membuat produk terjangkau oleh konsumen sasaran. Saluran distribusi merupakan suatu jalur yang dilalui oleh arus barang dari produsen ke perantara akhirnya sampai kepada pemakai. Disamping itu distribusi juga dapat menjamin agar produk selalu tersedia bila sewaktu-waktu dibutuhkan konsumen.

(15)

adalah aktivitas mengkomunikasikan keunggulan produk serta membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya.

Keberhasilan perusahaan dibidang pemasaran didukung oleh keberhasilan dalam memilih produk yang tepat, harga yang layak, saluran distribusi yang baik dan promosi yang efektif. Konsep 4P membantu pengusaha mengoreksi kembali sejauh mana kegiatan pemasaran yang dijalankan selama ini sudah memadai. Setelah itu perusahaan dapat lebih bersiap diri dalam menghadapi pasar, agar tujuan perusahaan dapat tercapai (Sudarsono, 2001).

2.2.4.1. Strategi Produk

Sebuah produk adalah segala sesuatu yang memiliki nilai disuatu pasar sasaran dimana kemampuannya memberikan manfaat dan kepuasan termasuk benda, jasa, organisasi tempat, orang, dan ide.

Dalam strategi bauran pemasaran, yang perlu diperhatikan pertama kalinya adalah strategi produk. Hal ini penting karena tanpa adanya produk, strategi pemasaran lainnya tidak dapat dilakukan (Lingga, 2000).

Agar strategi produk dapat lebih efektif dalam rangka mempengaruhi konsumen untuk tertarik dan membeli serta adanya kepuasan yang dirasakan oleh konsumen terhadap produk tersebut, maka ada beberapa hal yang harus dipelajari tentang strategi ini yaitu: 1) konsep produk, 2) daur hidup produk, 3) jenis-jenis produk (Swashta dan Ibnu, 2001).

2.2.4.2. Strategi Harga

(16)

Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam penetapan harga yaitu memilih tujuan penetapan harga, menganalisis situasi penetapan harga, memilih strategi penetapan harga dan menentukan harga akhir serta adaptasi harga (Lingga, 2000).

Empat strategi penetapan harga yang mungkin dilakukan adalah: 1) strategi penetapan harga premium (premium pricing strategy). Penetapan strategi harga ini adalah membuat produk bermutu tinggi dan membebankan harga yang tinggi; 2) strategi penetapan harga ekonomis (economic pricing strategy) yaitu membuat produk bermutu cukup baik tetapi membebankan harga yang rendah; 3) strategi nilai baik (good-value strategy) dimana strategi ini menggambarkan suatu cara untuk menghadapi harga premium; 4) strategi harga tinggi (overcharging strategy) yaitu dimana perusahaan menetapkan harga yang cukup tinggi sehubungan dengan mutu produk tersebut (Kotler dan Amstrong, 2001).

2.2.4.3. Strategi Distribusi

Saluran distribusi adalah jaringan organisasi yang melakukan fungsi-fungsi yang menghubungkan produsen dengan pengguna akhir. Saluran distribusi terdiri dari berbagai lembaga atau badan yang saling tergantung dan saling berhubungan, yang berfungsi sebagai sistem atau jaringan, yang bersama-sama berusaha menghasilkan dan mendistribusikan sebuah produk kepada pengguna akhir.

Saluran distribusi untuk suatu barang adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai. Adapun lembaga-lembaga yang ikut mengambil bagian dalam penyaluran barang ini adalah produsen, perantara, dan konsumen akhir atau pemakai (Swastha dan Ibnu, 2001).

(17)

menginginkan agar barang mereka dijual berdekatan dengan produk pesaing agar konsumen bisa lebih leluasa dengan membandingkan.

2.2.4.4. Strategi Promosi

Promosi merupakan kegiatan yang menginformasikan kepada orang mengenai produk-produk dan meyakinkan para pembeli dalam pasar sasaran suatu perusahaan, organisasi saluran, dan masyarakat umum untuk membeli barang-barangnya. Komponen-komponen promosi mencakup periklanan, penjualan perorangan, promosi penjualan dan hubungan masyarakat.

(18)

2.2.5. Saluran Pemasaran

Saluran distribusi untuk suatu barang adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai ketangan konsumen atau pemakai industri. Adapun lembaga-lembaga yang ikut mengambil bagian dalam penyaluran barang adalah produsen, perantara dan konsumen atau pemakai industri. Suatu barang dapat berpindah melalui beberapa tangan sejak dari produsen sampai ke konsumen. Ada beberapa saluran distribusi yang dapat digunakan untuk menyalurkan barang baik melalui perantara ataupun tidak. Perantara adalah lembaga bisnis yang beroperasi diantara produsen dan konsumen atau pembeli industri. Adapun macam perantara itu adalah pedagang besar, pengecer dan agen. Perantara ini memiliki fungsi yang hampir sama, yang berbeda hanya status kepemilikan barng serta skala penjualan (Swashta, 2001).

2.2.6. Analisis Nilai Tambah

Pada umumnya yang termasuk dalam nilai tambah dalam suatu kegiatan produksi/jasa adalah berupa laba, upah/gaji, sewa tanah dan bunga uang yang dibayarkan (berupa bagian dari biaya), penyusutan dan pajak tidak langsung (Tarigan, 2005). Peran agroindustri di pedesaan dalam meningkatkan nilai tambah komoditas pertanian terwujud dalam penciptaan nilai tambah, penyerapan tenaga kerja, produktivitas tenaga kerja, dan keterkaitan dengan sektor lain. Menurut Hayami (1990 dalam Sudiyono 2002), ada dua cara untuk menghitung nilai tambah yaitu nilai tambah untuk pengolahan dan nilai tambah untuk pemasaran.

III. METODE PENELITIAN

(19)

Penelitian sirup Rosella ini berlokasi di Jalan Wonosari gg. Nasari No.6A Tangkerang Selatan Kota Pekanbaru yaitu pada agroindustri Sri Rahayu. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan mulai bulan Januari 2010 sampai bulan Juli 2010, meliputi kegiatan pengumpulan data, pengolahan data dan analisis data serta penyusunan skripsi. Pemilihan objek penelitian ini atas pertimbangan bahwa usaha “Sri Rahayu” ini masih kontinyu memproduksi sirup rosella sejak tahun 2000 sampai sekarang dan merupakan perintis usaha sirup rosella di Kota Pekanbaru.

3.2. Teknik Pengambilan Sampel dan Data

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus, yaitu pada pengusaha agroindustri sirup rosella “Sri Rahayu“di Kota Pekanbaru. Data yang diambil terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan pengusaha agroindustri sirup rosella dengan menggunakan daftar pertanyaan atau kuisioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu serta dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan.

(20)

Data sekunder diperoleh dari laporan bulanan usaha yang meliputi: keadaan umum usaha, sejarah singkat usaha ditambah juga dengan data lain yang menunjang penelitian ini baik dari instansi yang terkait maupun literatur lainnya.

3.3. Analisis Data

Analisis data dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian. Data yang diperoleh akan ditabulasikan dan kemudian dianalisis sebagai berikut :

3.3.1. Aspek Teknis dan Teknologi

Aspek teknis dan teknologi diuraikan secara deskriptif dengan melihat pada Ketersedian bahan baku, peralatan yang digunakan, proses produksi, biaya produksi dan kapasitas produksi.

3.3.2. Aspek Yuridis (Hukum)

Aspek yuridis dijelaskan secara deskriptif dengan melihat bentuk badan usaha, perizinan usaha, izin dari Dinas Kesehatan, izin dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan, sistem pengupahan karyawan, orang-orang yang terlibat dalam usaha, dan lokasi usaha.

3.3.3 Aspek Lingkungan

Aspek lingkungan juga dijelaskan secara deskriptif dengan melihat tempat pembuangan limbah industri dan dampak yang ditimbulkan oleh usaha agroindustri sirup rosella terhadap lingkungan dan masyarakat sekitarnya.

(21)

Aspek pemasaran juga dijelaskan secara deskriptif dengan menguraikan variabel dari marketing mix yaitu dari segi produk (product), harga (price), distribusi (place) dan promosi (promotion).

3.3.5. Analisis Nilai Tambah

[image:21.595.115.512.313.603.2]

Analisis nilai tambah menggunakan metode Hayami. Menurut Hayami (1990 dalam Sudiyono 2002), ada dua cara untuk menghitung nilai tambah yaitu nilai tambah untuk pengolahan dan nilai tambah untuk pemasaran. Prosedur perhitungan nilai tambah menurut metode Hayami dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Format Analisis Nilai Tambah Pengolahan

No Output, Input, Harga Formula

1 Hasil produksi (botol/bulan) A

2 Bahan baku (kg/bulan) B

3 Tenaga kerja (HOK) C

4 Faktor konversi (1 / 2) A/B = M

5 Koefisien tenaga kerja (3 / 2) C/B = N

6 Harga produk (Rp / botol) D

7 Upah rerata (Rp / HOK) E

Pendapatan

8 Harga bahan baku (Rp / kg) F

9 Sumbangan input lain (Rp / kg)* G

10 Nilai produk (4x6) (Rp / kg) M X D = K

11 a. Nilai tambah (10-8-9) (Rp / kg) K – F – G = L

b. Rasio nilai tambah (11.a / 10) (%) (L / K) % = H% 12 a. Imbalan tenaga kerja (5x7) (Rp / botol) N X E = P

b. Bagian tenaga kerja (12.a. / 11.a.) (%) (P / L) % = Q%

13 a. Keuntungan (11.a. – 12.a) L – P = R

b. Tingkat keuntungan (13.a / 11.a) (%) (R / L) % = 0 % Balas Jasa Untuk Faktor Produksi

14 Margin (Rp / botol) K – F = S

* Pendapatan tenaga kerja langsung 12a / 14 ( 100%) P / S (100%) = T * Sumbangan input lain 9 / 14 (x 100%) G / S ( 100%) = U * Keuntungan perusahaan 13a / 14 (100%) R / S (100%) = V

3.3.6. Analisis SWOT

(22)
[image:22.595.107.518.187.432.2]

perusahaan sebaiknya menggunakan matrik SWOT. Matrik ini menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategis yaitu: 1) Strategi SO, 2) Strategi ST, 3) Strategi WO dan 4) Strategi WT. (Tabel 1)

Tabel 2. Matrik SWOT

STRENGHTS (S)

Susunan daftar kekuatan WEAKNESSES (W)Susunan daftar kelemahan

OPPORTUNITIES (O)

Susunan daftar peluang

STRATEGI S-O

Memakai kekuatan untuk memanfaatkan

peluang

STRATEGI W-O

Menangggulangi kelemahan dengan memanfaatkan peluang

THREATS (T)

Susunan daftar ancaman

STRATEGI S-T

Memakai kekuatan untuk mengatasi

ancaman

STRATEGI W-T

Memperkecil kelemahan dan menghindari ancaman Sumber : Rangkuti (2001)

Pemilihan strategi yang baik dapat dilakukan dengan menerapkan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Tentukan unsur-unsur SWOT yang ada.

2) Beri nilai untuk masing-masing faktor dengan memberi skala mulai dari 3 (sangat penting), 2 (penting) dan 1 (tidak penting).

3) Tentukan alternatif strategi berdasarkan kombinasi masing-masing yaitu alternatif strategi SO, ST, WO dan WT berdasarkan kombinasi faktor internal dan eksternal.

4) Tentukan keterkaitan alternatif strategi dengan unsur-unsur SWOT yang telah dibuat pada poin 1.

Faktor Intern

(23)

5) Hitung bobot masing-masing alternatif strategi berdasarkan penjumlahan nilai masing-masing unsur yang terkait dengan strategi itu.

6) Beri ranking terhadap masing-masing alternatif strategi berdasarkan bobot yang tertinggi dengan diberi ranking 1.

3.4. Konsep Operasional

Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penelitian, maka penulis memberikan batasan-batasan mengenai konsep maupun pengukuran serta perhitungan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu:

1. Agroindustri sirup rosella adalah suatu pengolahan hasil pertanian yang berupa bahan baku rosella menjadi sirup rosella dengan tujuan meningkatkan nilai tambah.

2. Produksi adalah jumlah sirup rosella yang dihasilkan dalam proses produksi.

3. Bahan baku utama merupakan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sirup rosella dan bahan lainnya untuk meningkatkan kualiatas rasa sirup rosella.

4. Bahan penunjang adalah bahan-bahan yang diperlukan untuk kelancaran proses produksi sirup rosella seperti kemasan, label, isolasi.

5. Aspek teknis dan teknologi diuraikan secara deskriptif dengan melihat pada Ketersedian bahan baku, peralatan yang digunakan, proses produksi, biaya produksi dan kapasitas produksi.

(24)

Departemen Perindustrian dan Perdagangan, sistem pengupahan karyawan, orang-orang yang terlibat dalam usaha, dan lokasi usaha.

7. Aspek lingkungan juga dijelaskan secara deskriptif dengan melihat tempat pembuangan limbah industri dan dampak yang ditimbulkan oleh usaha agroindustri sirup rosella terhadap lingkungan dan masyarakat sekitarnya. 8. Aspek pemasaran juga dijelaskan secara deskriptif dengan menguraikan

variabel dari marketing mix yaitu dari segi produk (product), harga (price), distribusi (place) dan promosi (promotion).

9. Nilai tambah adalah Tambahan Penerimaan yang diperoleh dengan mengubah bahan baku rosella serta bahan penunjang lainnya menjadi produk lanjutan sirup rosella.

10. Bauran pemasaran adalah campuran dari variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan dan digunakan oleh suatu perusahaan.

11. Strategi pemasaran adalah suatu rencana-rencana yang fundamental untuk mencapai tujuan perusahaan dibidang pemasaran.

12. Strategi produk adalah serangkaian kebijakan dalam proses produksi sehingga dihasilkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dan memperoleh keunggulan bersaing dengan kompetitornya

13. Strategi harga adalah suatu rencana yang fundamental yang dilakukan perusahaan dalam menetapkan harga.

(25)

15. Strategi promosi adalah perencanaan, implementasi dan pengendalian komunikasi dari suatu organisasi kepada para konsumen dan sasaran lainnya.

16. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor internal dan eksternal secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan.

17. Strenghts (S) atau kekuatan adalah situasi dan kemampuan internal yang bersifat positif, yang memungkinkan agroindustri sirup rosella memiliki keuntungan stratejik dalam mencapai sasarannya.

18. Weaknesses (W) atau kelemahan adalah situasi dan ketidakmampuan internal yang mengakibatkan sirup rosella tidak dapat mencapai tujuannya. 19. Opportunities (O) atau peluang adalah situasi dan faktor-faktor eksternal yang membantu agroindustri sirup rosella mencapai atau bahkan bisa melampaui pencapaian sasarannya.

20. Threats (T) atau ancaman adalah faktor-faktor eksternal yang menyebabkan agroindustri sirup rosella tidak dapat mencapai tujuannya. 21. Strategi SO dipakai untuk menarik keuntungan dengan memanfaatkan

seluruh kekuatan dari peluang yang tersedia dalam lingkungan eksternal. 22. Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan

memanfaatkan peluang dari lingkungan luar.

(26)
(27)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Profil Agroindustri Sirup Rosella “Sri Rahayu”

4.1.1. Sejarah dan Perkembangan Usaha

Usaha agroindustri sirup rosella “Sri Rahayu“ didirikan oleh ibu Sri pada tahun 2000 yang berlokasi di Kecamatan Tangkerang Selatan Kota Pekanbaru. Usaha ini merupakan salah satu usaha agroindustri rumah tangga yang bergerak dibidang pengolahan sirup rosella dari sekian banyak usaha yang ada disekitar daerah tersebut. Rosella sebagai bahan baku utama rosella bersumber dari kebun milik petani (Pekanbaru) yang telah menjalin kerjasama dengan pengusaha. Awal dari timbulnya ide pembuatan sirup rosella ini muncul ketika ibu Sri mengikuti acara seminar (pelatihan) tanaman obat yang diadakan oleh Romo Paulus di Jogjakarta. Romo Paulus menggunakan tanaman rosella untuk mengobati orang-orang yang kecanduan nakotika dan menjual sirup rosella.

Setelah kembali ke Pekanbaru, Ibu Sri memulai usahanya setelah melihat potensi pengembangan dari salah satu produk jadi dari tanaman rosella ini. Ibu Sri mendapatkan bantuan tanaman rosella dari Dinas Perkebunaan yang hasil pengolahan sirup yang pertama dibagi-bagikan ke tetangga sekitar dan responnya sangatlah baik. Semenjak itulah timbulah ide untuk membuat sirup rosella. Selain dari itu juga ibu Sri merupakan agen rosella kering yang ada di Riau. Beliau akhirnya merintis usahanya dan sekarang telah mendapatkan bantuan peralatan berupa mesin pengepakan dari Wali Kota Pekanbaru.

(28)

hanya memproduksi sekitar 20-30 botol per minggu. Hal ini dikarenakan usaha ini merupakan pemula sehingga pengusaha agak kesulitan untuk memasarkan sirup rosella dan pengusaha sangat sulit untuk meraih omset penjualan yang cukup untuk mengembangkan usahanya. Usaha agroindustri sirup rosella “ Sri Rahayu “ ini memiliki surat izin usaha yang dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru serta Dinas Kesehatan P-IRT nomor RI SP No. 490/04.01/09.

Usaha agroindustri ini pada awalnya terus melakukan pengembangan mulai dari penyediaan bahan baku, proses produksi hingga dalam tahap pengemasan. Namun tetap saja permasalahan modal selalu menjadi hambatan dalam meningkatkan usaha ini. Produksi sirup rosella “ Sri Rahayu “ mengalami fluktuasi dari bulan kebulan. Hal ini dapat karena permintaaan pasar, selain itu juga agroindustri yang sama banyak bermunculan yang dapat memberikan persaingan.

4.1.2. Tujuan Usaha

(29)

4.1.3. Identitas Pengusaha

Keberhasilan dari suatu usaha agroindustri dapat dilihat dari identitas pengusaha karena dengan mengetahui identitas pengusaha dapat memberikan gambaran secara umum mengenai kondisi dan kemampuan pengusaha dalam mengelola usahanya.

[image:29.595.115.518.331.391.2]

Menurut Simajuntak dalam Yasin (2003), umur produktif berkisar antara 15–54 tahun. Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa pengusaha tergolong kepada umur yang tidak produktif lagi, tapi memiliki motivasi yang masih tinggi. Tabel 3. Identitas Anggota Keluarga Pengusaha Agroindustri sirup rosella.

No HubunganKeluarga Umur (Tahun)

JenisKelamin (P/W)

Tingkat Pendidikan

Pekerjaan

1. Sri Rahayu 70 W S1 Wiraswasta

2. Ana 21 W D3 Mahasiswi

Menurut Soekartawi (2001), tingkat pendidikan akan sangat berpengaruh terhadap cara berpikir dan daya serap seseorang terhadap teknologi baru. Tingkat pendidikan yang diperoleh pengusaha adalah S1, hal ini sangat mempengaruhi seorang pengusaha dalam berpikir, bersikap dan bertindak terhadap keberlangsungan usahanya.

(30)

4.2. Analisis Usaha

4.2.1. Aspek Teknis Dan Teknologi 4.2.1.1. Bahan Baku Produksi

Bahan baku adalah faktor produksi selain penyusutan peralatan dan tenaga kerja yang digunakan dalam suatu proses produksi. Ketersediaan, kualitas dan jenis bahan baku akan mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan. Proses produksi sirup rosella menggunakan bahan baku yang terdiri dari bahan baku utama dan bahan baku penunjang.

Rosella merupakan bahan baku utama dalam proses pembuatan sirup rosella. Dalam melakukan proses produksi perlu diperhatikan ketersediaan bahan baku baik secara kualitas dan kuantitas agar tercipta kontinuitas. Rosella yang digunakan untuk pembuatan sirup rosella yaitu dalam bentuk kering. Harga untuk 1 kg rosella kering sebesar Rp. 50.000,- sedangkan harga untuk 1 kg rosella segar sebesar Rp. 4.000,-. Jika dibandingkan antara rosella kering dengan rosella basah maka pegusaha akan lebih menguntungkan jika memakai rosella basah karena rosella basah memiliki harga yang lebih murah. Untuk mendapatkan rosella kering maka pengusaha harus menyediakan 10 kg rosella basah untuk mendapatkan 1 kg rosella kering, karena 1 kg rosella basah menghasilkan 1 ons rosella kering, ditinjau dari harga maka jika pengusaha membuat rosella kering sendiri akan menghemat pengeluaran sebesar 10.000 tetapi pengematan ini akn berdampak terhadap bertambahnya pekerjaan yang dilakukan.

(31)

saat ini masih sedikit terdapat di kota Pekanbaru. Pengrajin Sri Rahayu memperoleh bahan baku langsung dari petani rosella yang ada di Rumbai, Pekanbaru. Selain itu, pengrajin Sri Rahayu juga memiliki langganan tetap dalam penyedian bahan baku rosella yaitu dengan pedagang pengumpul rosella yang ada di pasar Dupa Pekanbaru. Dengan tujuan agar tidak terputusnya ketersediaan bahan baku rosella untuk produksi sirup rosella.

Untuk memproduksi sirup rosella disamping memerlukan bahan baku utama juga perlu adanya bahan baku penunjang. Bahan baku penunjang untuk pembuatan sirup rosella adalah jahe, daun limau, gula, dan garam. Keempat bahan baku penunjang ini diperoleh dari pasar Dupa dan didalam pengadaannya pun tidak sulit karena bayak tersedia di pasar.

4.2.1.2. Peralatan (Teknologi)

Salah satu faktor produksi yang memegang peranan penting dan berpengaruh terhadap kelancaran proses produksi adalah peralatan. Peralatan yang digunakan memegang peranan penting dalam menentukan jumlah produksi. Peralatan digunakan untuk mengolah bahan baku utama dan bahan baku penunjang sehingga menjadi produk jadi atau setengah jadi. Teknologi (peralatan) yang digunakan dalam Agroindustri sirup rosella menggunakan peralatan sederhana (peralatan rumah tangga sehari-hari). Peralatan yang digunakan dalam proses produksi pembutan sirup rosella terdiri dari panci tempat pengrebusan, sendok pengaduk, kompor, saringan plastik, mangkok

4.2.1.3. Proses Produksi Sirup Rosella

(32)

rosella dan siap dipasarkan. Setiap proses produksi yang dilaksanakan akan memberikan hasil akhir berupa produksi. Produksi yang optimum akan memberikan pendapatan bagi pengusaha. Untuk proses pembuatan dapat dilihat pada Gambar 1.

Tahapan dalam pembuatan sirup rosella adalah sebagai berikut :

Adapun tahapan-tahapan pembuatan sirup Rosella adalah :

1. Pemilihan bahan baku rosella

Pemilihan bahan baku rosella (± 5 menit)

Campur rosella kering (± 5 menit)

Pemanasan ulang dan penambahan bahan penunjang (± 5 menit)

Pendinginan dan penyaringan (± 15 menit)

Rebus air (± 10 menit)

Dinginkan (± 5 menit)

Dimasukkan dalam botol (± 15 menit)

(33)

Rosella merah memiliki kualitas yang terbaik diantara tanamana rosella yang lainya. Rosella yang baik adalah rosella yang memiliki daun buah yang lebar dan cukup tua (matang) agar hasil produksi yang diperoleh baik.

2. Perebusan air

Air putih yang telah disiapkan kemudian direbus hingga mendidih sampai dengan 1000C. Ini dilakukan adalah untuk mempercepat keluarnya sari pada

bunga rosella.

3. Pencampurkan rosella kering

Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan sirup rosella adalah rosella kering, rosella kering yang telah disiapkan kemudian dimasukkan kedalam air yang telah mendidih dan kemudian barulah panci perebusan ditutup. Perebusan selesai jika air yang ada tadi telah berwarana merah dan agak mengental.

4. Pendinginan

Setelah perebusan selesai maka dilakukan pendinginan sampai hangat kuku, setelah itu barulah dilakukan penyaringan. Penyaringan ini bertujuan untuk memisahkan ampas bunga rosella dengan sarinya.

5. Pemanasan ulang

Setelah campuran tadi dipisahkan barulah kemudian dipanaskan lagi dengan memasukkan campuran bahan yang digunakan seperti: gula, garam, jahe dan daun limau. Tujuan dari penambahan bahan ini adalah untuk manambah cita rasa dari sirup rosella ini. Pemanasan selesai setelah semua bahan tercampur rata, garam dan gula telah larut.

6. Pendinginan

(34)

plastik tidak penyot. Setelah itu barulah sirup rosella dimasukkan ke dalam botol yang telah disterilkan.

7. Pembotolan

Proses terakhir dari pembuatan sirup rosella adalah pengepakan atau memasukan sirup rosella yang telah didinginkan ke dalam kemasan botol plastik dengan ukuran kemasan 1.000 ml dan 220 ml tujuan penggunaan botol plastik yang transparan agar memudahkan konsumen untuk melihat isi sirup rosella. Tapi sebelum itu botol diseterilkan dengan menggunakan air hangat kuku kemudian barulah dimasukkan ke dalam botol plastik sambil dikuncang-kuncang. Tahapan dalam proses pembuatan sirup rosella sampai pengemasan dalam botol plastik, dalam satu kali proses produksi dilakukan selama lebih kurang 2 jam atau 120 menit.

8. Pemberian Label

Pelabelan merupakan bagian dari pengemasan. Label memiliki beberapa fungsi seperti mengidentifikasi produk atau merek, menentukan kelas produk, menjelaskan tentang produk dan mempromosikan produk.

(35)

Pemberian label agroindustri rosella berupa komposisi, merek, no izin Departemen Kesehatan Republik Indonesia, CV. Srigryllus Latanza dan isi. Label komposisi rosella yaitu gula, air, kelopak bunga rosella dan tanpa pengawet. Label merek bertulisan Rosella, label isi tertera 1.000 ml dan 220 ml, label kadarluarsa juga dicantumkan sehingga konsumen dapat mengetahui seberapa lama penggunaan sirup rosella ini. Selain itu, pada label sirup rosella juga dicantumkan nomor handphone CV. Srigryllus Latansa yang bertujuan untuk mempermudah konsumen pemesanan produk serta memperoleh informasi lainnya yang berhubungan dengan produk sirup rosella.

4.2.2. Aspek Yuridis (Hukum)

Industri sirup rosella di Kecamatan Tangkerang Selatan adalah sebuah usaha yang berbentuk home industry yang langsung dipimpin oleh pengrajin. Bentuk usaha adalah sebuah usaha perorangan yang telah berbentuk CV dan memiliki badan hukum NO. 54/26/09/2001.

Untuk pelaksanaan bisnis, tinjauan aspek yuridis terhadap izin pelaksanaan bisnis menjadi penting. Semua izin haruslah dilengkapi terlebih dahulu. Demikian halnya dengan agroindustri sirup rosella “ Sri Rahayu “ ini telah memiliki izin yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Republik Indonesia dengan RI SP No.490/04.01/99.

(36)

4.2.3. Aspek Lingkungan

Pelaksanaan industri rumah tangga selalu memberikan dampak positif dan negatif terhadap lingkungan disekitarnya. Karena itu industri harus mengupayakan bagaimana pengaruh atau dampak negatifnya sehingga industri terus berjalan tanpa merusak dan mengganggu lingkungannya.

Pada usaha agroindustri sirup rosella “ Sri Rahayu “, limbah dari hasil proses produksi seperti limbah cair, sampah - sampah produksi.

A. Limbah Cair

Limbah cair yang dimaksud seperti sisa air sabun, deterjen pencuci alat-alat produksi dibuang disebuah selokan bergabung dengan saluran pembuangan limbah rumah tangga pengusaha. Limbah cair yang dibuang oleh agroindustri sirup rosella tidak mengganggu lingkungan, karena tidak mengandung bahan kimia beracun.

B. Sampah-sampah Industri

Bagian yang tergolong dalam sampah-sampah industri sirup rosella “ Sri Rahayu “ adalah : Rosella yang telah digunakan (direbus) tadi tidak menimbulkan pencemaran lingkungan karena langsung dibuang ke TPU yang terletak disekitar rumah dan kemudian diangkut oleh truk sampah dari dinas kebersihan yang ada di tempat produksi.

Lokasi usaha agroindustri sirup rosella tidak mengganggu masyarakat dan lingkungan sekitarnya karena sirup rosella di produksi diligkungan sekitar rumah pengrajin. Selama pendirian usaha ini belum pernah mendapat keluhan dari masyarakat sekitarnya bahkan mereka mengaku merasa beruntung karena mereka tidak perlu jauh-jauh ke tokoatau swalayan untuk membeli sirup rosella.

4.2.4. Aspek Pemasaran

(37)

harus diperhatikan oleh pemilik usaha agar diperoleh pendapatan optimal sesuai dengan yang diinginkan. Pemasaran sendiri dapat diartikan sebagai suatu kegiatan bisnis yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan manusia baik itu pengusaha sebagai produsen maupun konsumen dari produk tersebut.

Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam pemasaran produknya adalah mengenai strategi pemasaran yang diketahui memiliki empat variabel yakni produk, harga, distribusi dan promosi.

4.2.4.1. Produk

Produk adalah apa saja yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Klasifikasi produk dapat dibagi dua yaitu produk konsumen berupa produk sehari-hari dan produk industri. Menurut Umar (2000), pengembangan sebuah produk mengharuskan perusahaan menetapkan manfaat-manfaat apa saja yang akan dibentuk oleh produk itu. Untuk produk barang misalnya dalam bentuk seperti ciri-ciri, mutu dan desain. Mutu produk menunjukkan kemampuan sebuah produk untuk menjalankan fungsinya, ciri produk merupakan sarana kompetitif untuk membedakan produk perusahaan dengan produk pesaing. Produk barang tidak hanya memperhatikan penampilan, tetapi juga hendaknya berupa produk yang simpel, aman, tidak mahal, sederhana dan ekonomis dalam proses produksi dan distribusinya.

(38)

Rahayu “ ini terus berkembang sampai sekarang ini. Menurut konsumen yang telah mencoba sirup rosella ini menyatakan bahwa rasa dari sirup rosella ini enak, tidak terlalu manis dan yang paling penting harganya terjangkau oleh dari semua kalangan masyarakat. Harga dipasaran berkisar antara Rp.10.000,- untuk sirup dengan kemasan 220 ml per botol sedangkan untuk sirup yang berukuran 1.000 ml dengan harga Rp.40.000,- per botol.

[image:38.595.157.469.439.604.2]

Untuk semakin memperindah penampilannya sebelum dipasarkan sirup rosella dikemas dahulu dengan menggunakan kemasan botol yang diberi label, pada label tercantum merk dagang yaitu CV. Srigryllus Latansa, komposisi bahan, alamat tempat proses produksi dan tulisan yang menyatakan bahwa sirup rosella ini tidak menggunakan bahan yang berbahaya (pengawet) yang berbahaya bagi kesehatan karena sirup ini telah mendapatkan izin dari Depkes dengan nomor izin Dinas Kesehatan RI SP No.490/04.01/99.

Gambar 3. Produk Sirup Rosella

4.2.4.2. Harga

(39)

produk atau jasa tersebut. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi keputusan penetapan harga adalah pasar (Kotler dan Amstrong, 2001).

Penetapan harga merupakan satu keputusan penting, karena harga merupakan satu-satunya variabel dari marketing mix yang langsung berhubungan dengan pendapatan serta keuntungan yang diperoleh dari perusahaan. Harga yang ditetapkan harus dapat menutup semua biaya yang dikeluarkan perusahaan bahkan lebih dari itu yaitu untuk mendapatkan laba. Demikian juga halnya dengan usaha agroindustri sirup rosella yang menetapkan harga jual sesuai dengan kondisi pasar dan biaya yang dikeluarkan. Untuk ukuran 220 ml dijual dengan harga Rp.10.000,-/ botol sedangkan untuk ukuran 1.000 ml dengan harga Rp.40.000,-/botol.

4.2.4.3. Distribusi

Distribusi adalah berbagai kegiatan yang membuat produk terjangkau oleh konsumen. Kegiatan pemasaran suatu produk memerlukan suatu saluran distribusi. Saluran distribusi adalah sekelompok organisasi yang saling tergantung dalam keterlibatan mereka dalam proses yang memungkinkan suatu produk tersedia bagi konsumen. Saluran distribusi membentuk tingkatan saluran untuk menentukan panjangnya saluran distribusi (Umar, 2003).

(40)

dan Food Mart, dan pasar tradisional yaitu ke pasar Cik Puan. Pedagang perantara lebih senang menjual kemasan botol plastik karena masyarakat atau konsumen lebih suka membeli kemasan botol plastik.

Dari kedua saluran pemasaran tersebut, saluran kedua memiliki lebih banyak permintaan produk dibandingkan saluran satu. Berdasarkan survei pasar tradisional (Cik Puan) dan Exspo yang pernah diikuti, sirup rosella dengan kemasan 1.000 ml lebih diminati oleh pedagang dan konsumen dari pada sirup rosella dengan kemasan 220 ml karena sirup rosella dengan kemasan 1.000 ml lebih menguntungkan dari segi isi dan biaya dibandingkan dengan sirup rosella kemasan 220 ml.

Dalam sistem pemasaran pembiayaan merupakan hal yang harus diperhatikan karena tinggi rendahnya biaya pemasaran akan mempengaruhi harga -ditingkat konsumen akhir dan pada tingkat produsen. Gambar saluran pemasaran sirup rosella dapat dilihat pada Gambar 4.

Saluran I Saluran II

[image:40.595.116.511.479.554.2]

Gambar 4. Saluran Pemasaran sirup rosella

Dari Gambar 4 diatas dapat dilihat bahwa terdapat 2 saluran pemasaran yang dilewati oleh sirup rosella ini. Saluran pertama pengrajin menjual lansung ke konsumen dan biasanya ini hanya untuk lingkungan sekitarnya saja. Saluran dua yakni dari pengrajin ke pedagang pengecer kemudian ke konsumen. Semakin panjang mata rantai yang dilalui suatu produk maka akan semakin mahal pula harga dari produk itu sendiri karena setiap lembaga-lembaga yang dilewati akan

Pengrajin

(41)
[image:41.595.114.483.168.254.2]

mengambil keuntungan masing-masing dan berakibat terhadap tingginya harga jual ke konsumen.

Tabel 4. Jumlah produk yang di jual agroindustri sirup rosella Sri Rahayu untuk botol kecil

Nama Toko Sirup Rosella Botol Kecil Jumlah Persentase

Hypermart 10 Botol 25 Botol 10 %

Foodmart 15 Botol 25 Botol 15 %

Cik puan 15 Botol 25 Botol 15 %

Rumah tangga 20 Botol 25 Botol 20 %

Jumlah 60 botol 100 Botol 60 %

Tabel 5. Jumlah produk yang di jual agroindustri sirup rosella Sri Rahayu untuk botol besar

Nama Toko Sirup Rosella Botol Besar Jumlah Persentase

Hypermart 15 Botol 25 Botol 15 %

Foodmart 10 Botol 25 Botol 10 %

Cik puan 10 Botol 25 Botol 10 %

Rumah tangga 5 Botol 25 Botol 5 %

Jumlah 40 botol 100 Botol 40 %

Dua tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dalam proses penjualan produksi minuman rosella yang banyak di salurkan adalah produk yang memiliki ukuran botol yang kecil. Jika ditinjau dari segi konsumen maka produk yang banyak diminati adalah produk yang berukuran botol kecil karena produk dengan ukuran botol kecil ini memiliki harga yang bisa terjangkau oleh kalangan masyarakat bawah. Di tinjau dari segi produsen maka produsen akan banyak mendapatkan keuntungan jika produk yang laku adalah produk yang merukuran botol besar karena produk yang berukuran botl besar memiliki harga jual yang tinggi. Jika dibandingkan dengan harga beli botol antara botol kecil dengan botol besar maka produsen akan lebih untung memproduksi menggunakan botol besar karena jumlah penggunaan botol akan berpengaruh terhadap biaya produksi.

[image:41.595.114.488.296.383.2]
(42)

Pemasaran tidak hanya membicarakan produk, tetapi juga mempromosikan produk ini kepada masyarakat agar produk itu dikenal dan akhirnya akan dibeli. Untuk mempromosikan produk perlu disusun suatu strategi. Strategi promosi adalah tindakan perencanaan, implementasi dan pengendalian komunikasi dari organisasi kepada pelanggan dan audience sasaran (target audience). Strategi yang seiring dengan strategi bauran pemasaran (advertising), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat (public relation) dan penjualan perorangan (personal selling) (Umar, 2002).

Promosi mengacu kepada setiap insentief yang digunakan oleh produsen untuk mermicu transaksi dan atau konsumen untuk membeli suatu merek serta mendorong tenaga penjualan untuk secara agresief menjualnya (Trence, 2002).

Berdasarkan penelitian pengusaha hanya melakukan promosi penjualan (sales promotion) karena promosi merupakan elemen yang penting dan harus diperhatikan dalam pemasaran produknya karena tanpa adanya promosi maka produk akan sulit dikenal oleh masyarakat dan tentu saja akan berpengaruh pada tingkat penjualan, pendapatan dan pengembangan usaha.

Untuk promosi pengusaha juga dibantu oleh Disperindag Propinsi Riau, Departemen Koperasi, karena itu pengusaha telah melakukan beberapa upaya promosi dalam rangka memperkenalkan produknya, adapun promosi dan pelatihan yang telah dilakukan oleh pengusaha antara lain:.

1. Mengikuti Pembinaan Pengusaha Kecil, Pelatihan oleh Dep. Koperasi dan Disperindag Kota Pekanbaru.

2. Mengikuti pameran MTQ yang diadakan di Pekanbaru dengan cara membuka stand.

3. Mengikut sertakan sirup rosella kedalam berbagai pameran yang diadakan di kota Pekanbaru dan yang terbaru akan mengikuti pameran di Malaysia dengan bantuan Indonesia, Malaisia, Thailand Growth Triangle (IMT-GT).

(43)

5. Bekerjasama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Riau dalam memasarkan produk misalnya dengan mengikuti pameran-pameran yang diadakan oleh pemerintah ( Riau Expo, stand dan pameran-pameran lainnya).

4.3. Analisis Nilai Tambah

Dalam analisis nilai tambah pada agroindustri minuman rosella digunakan data per bulan, dimana tiap bulan proses produksi dilakukan sebanyak 4 kali, dan Dengan analisis nilai tambah ini diharapkan diperoleh informasi mengenai perkiraan nilai tambah, imbalan tenaga kerja, imbalan bagi modal dan manajemen dari setiap kg rosella yang diolah menjadi minuman rosella.

Pada proses produksi minuman rosella diperlukan input agroindustri baik dari bahan baku dan bahan penunjang, serta tenaga kerja yang melakukan kegiatan produksi itu sendiri. Peralatan diperlukan untuk mentransformasikan input agroindustri ini menjadi output agroindustri. Besarnya nilai tambah karena proses pengolahan didapat dari pengurangan biaya bahan baku dan input lainnya terhadap nilai produk yang dihasilkan, tidak termasuk tenaga kerja. Perhitungan nilai tambah dapat dilihat pada Tabel 6.

(44)

No Output, Input, Harga Formula Nilai (Angka)

1 Hasil produksi (botol/bulan) A 400

2 Bahan baku (kg/bulan) B 6

3 Tenaga kerja (HOK) C 2

4 Faktor konversi (1 / 2) A/B = M 66,66

5 Koefisien tenaga kerja (3 / 2) C/B = N 0,33

6 Harga produk (Rp / botol) D 10.000

7 Upah rerata (Rp / HOK) E 50.000

Pendapatan

8 Harga bahan baku (Rp / kg) F 50.000

9 Sumbangan input lain (Rp / kg)* G 130.000

10 Nilai produk (4x6) (Rp / kg) M X D = K 666.600 11 a. Nilai tambah (10-8-9) (Rp / kg) K – F – G = L 480.000 b. Rasio nilai tambah (11.a / 10) (%) (L / K) % = H% 72.09 12 a. Imbalan tenaga kerja (5x7) (Rp / botol) N X E = P 16.500

b. Bagian tenaga kerja (12.a. / 11.a.) (%) (P / L) % = Q% 3.4 13 a. Keuntungan (11.a. – 12.a) L – P = R 464.100

b. Tingkat keuntungan (13.a / 11.a) (%) (R / L) % = 0 % 96,56

Balas Jasa Untuk Faktor Produksi

14 Margin (Rp / botol) K – F = S 616.600

* Pendapatan tenaga kerja langsung 12a / 14

( 100%) P / S (100%) = T 2,67

* Sumbangan input lain 9 / 14 (x 100%) G / S ( 100%) = U 21,08 * Keuntungan perusahaan 13a / 14 (100%) R / S (100%) = V 75,26

Dari data Tabel 6 terlihat bahwa dengan menggunakan bahan baku rosella kering sebanyak 6 kg dapat dihasilkan minuman rosella sebanyak 400 botol. Usaha ini mampu menyerap tenaga kerja sebesar 2 HOK. Apabila harga produk (output) sebesar Rp 10.000/botol dan faktor konversi sebesar sebesar 66,66 maka nilai produk sebesar Rp 480.000, nilai produksi ini dialokasikan untuk bahan baku yang berupa rosella kering sebesar Rp 50.000 per kilogram dan input-input agroindustri lainnya sebesar Rp. 130.000.

Dari analisis nilai tambah yang telah dilakukan diatas, maka dapat diperoleh beberapa informasi yang dapat berguna bagi peneliti, pengusaha dan pihak-pihak yang ada kaitannya dengan usaha agroindustri rosella.

Pertama, nilai tambah output agroindustri dipengaruhi oleh kemampuan pengolah menjual output agroindustri (harga output per unit), ketersediaan bahan

(45)

baku (harga bahan baku) dan struktur pasar input agroindustri (harga input lainnya). harga satu jenis output agroindustri yang sama antar pengolah bersifat heterogen. Hal ini disebabkan karena perbedaan usia usaha, kualitas produk, serta variasi harga bahan baku dan harga input lainnya. Variasi komposisi bahan baku dalam menciptakan output agroindustri ini dicerminkan oleh faktor konversi pada masing-masing pengolah agroindustri.

Kedua, pendapatan tenaga kerja dalam analisis nilai tambah ini dipengaruhi koefisien tenaga kerja dan upah tenaga kerja. Koefisien tenaga kerja ini menyatakan perbandingan antara input tenaga kerja dengan bahan baku rosella yang digunakan. Dalam penelitian ini dianalisis penggunaan tenaga kerja secara penghitungan Hari Orang Kerja (HOK).

Ketiga, keuntungan diperoleh produsen dari setiap bahan baku per kilogram rosella sama dengan nilai tambah dikurangi dengan imbalan tenaga kerja.

4.4. Analisis SWOT

Untuk mengetahui strategi pemasaran agroindustri sirup rosella, pengusaha dapat melakukan analisis SWOT. Analisis ini dilakukan untuk melihat produk dan pemasaran sirup rosella oleh usaha agroindustri sirup rosella dengan pendekatan analsisis internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) dalam menghadapi persaingan pemasaran sirup rosella. Berdasakan data yang diperoleh di lapangan, faktor internal dan eksternal yang dimiliki pengusaha serta strategi pemasaran yang dapat dilakukan pengusaha adalah sebagai berikut :

(46)

1. Kualitas produk terjamin

Kualitas dari suatu produk akan menentukan apakah produk ini layak untuk dipasarkan atau tidak, sirup rosella ini kualitasnya terjamin itu terlihat dengan adanya surat izin yang dikeluarkan Depkes.

2. Produk tidak menggunakan bahan pengawet

Sirup rosella dalam tahap pembuatanya tidak menggunakan bahan pengawet yang dapat mengganggu ataupun dapat menyebabkan penyakit (bahan pengawet) ini dapat dilihat dalam komposisi bahan yang digunakan dalam pembuatan sirup rosella.

3. Daya tahan produk 6 bulan

Mutu dari suatu produk akan menentukan daya tahan produk itu sendiri. Produk sirup rosella ini dapat tahan hingga 6 bulan disimpan. Hal ini karena proses pembuatan yang baik sehingga dapat menamabah daya tahan produk. Selain itu juga bahan yang dipergunakan bahan yang memiliki kualitas yang baik dikelasnya.

4. Harga jual lebih terjangkau dari produk saingan yang sejenis

Harga merupakan salah satu faktor penentu pendapatan dan penerimaan dari pengusaha selain itu juga harga menentukan apakah produk ini terjangkau oleh masyarakat banyak. Dan untuk harga satu botol sirup rosella dengan ukuran 220 ml adalah Rp.10.000,- sedangkan harga sirup rosella dengan ukuran 1.000 ml adalah Rp.40.000,-.

Kelemahan (Weaknesses)

(47)

Salah satu kelemahan dari agroindustri ini adalah kurangnya modal dalam menjalankan usahanya. Pengembangan usaha agak terbatas karena kurangnya modal yang dimiliki oleh pengrajin.

2. Kurangnya promosi

Untuk meningkatkan penjualan suatu produk, promosi yang gencar harus dilakukan agar masyarakat luas tahu akan produk yang diproduksi. Tetapi dalam perkembangan usaha sirup rosella ini masih kurang melakukan promosi hal ini disebabkan karena terbatasnya modal yang dimiliki oleh pengusaha. 3. Kemasan masih sederhana

Kemasan yang baik akan membuat konsumen tertarik untuk membeli akan produk itu sendiri. Dalam agroindustri sirup rosella kemasan yang dibuat kurang menarik jika dilihat oleh konsumen ini terbukti dengan penggunaan kemasan yang sangat sederhana.

4. Distribusi produk terbatas pada pedagang perantara

Dalam pendistribusian produk sirup rosella ini sangat terbatas hanya pada kalangan perantara saja, padahal jika dijual langsung kepada pedagang eceran atau konsumen maka akan meningkatkan pendapatan dari pengusaha.

5. Label kurang lengkap sehingga membuat label jadi kurang menarik

(48)

Peluang (Opportunities)

1. Peluang pasar luas

Permintaan akan sirup rosella dipasaran tergolong tinggi dan kurangnya persaingan dari produk yang sejenis sehingga peluang pasar dari sirup rosella ini cukup besar.

2. Kegiatan pameran dan pelatihan dari pemerintah dan swasta

Agroindustri rosella merupakan salah satu agroindustri binaaan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru. Dengan adanya pelatihan pemerintah maka diharapkan akan membuat kemajuan yang berarti dalam perkembangan agroindustri ini.

3. Harga produk yang murah dan mampu bersaing dengan produk sejenis lainnya.

Harga yang ditawarkan untuk 220 ml sirup rosella adalah Rp. 10.000,- per botol dan untuk ukuran 1.000 ml adalah Rp.40.000,- per botol. Sedangkan harga minuman kesehatan lainnya lebih mahal dibandingkan dengan sirup rosella yang dijual oleh agroindustri sirup rosella ”Sri Rahayu”. Dengan harga murah akan membuat produk ini bisa bersaing dengan produk yang sejenis. 4. Permintaan konsumen yang tinggi

(49)

Ancaman (threats)

1. Adanya pesaing dari produk sejenis

Adanya produk yang sejenis dipasaran, akan dapat mengakibatkan adanya persaingan antara sesama produk dan ini akan menyebabkan persaingan dalam penjualan dari sirup rosella ini. Beberapa produk yang menjadi pesaing produk minuman rosella dalam negri khususnya produk rosella Srigryllus Latansa adalah minuman rosella yang datang dari luar negeri yakni minuman rosella dari negara Malaysia. Harga yang tawarkan untuk minuman rosella 100 ml adalah Rp. 10.000 per botol.

2. Fluktuasi harga bahan baku produksi

Bahan baku merupakan syarat pokok dalam membuat sirup rosella. Dengan berfluaktuasinya harga bahan baku akan dapat mengakibatkan ancaman pada agroindustri ini. Ancaman akan muncul jika harga bahan baku meningkat drastis maka dapat mengakibatkan rendahnya pendapatan dari pengusaha.

3. Sirup kesehatan agroindustri lain.

(50)
[image:50.595.199.425.85.203.2]

Gambar 5. Kemasan Teh Hitam

Berdasarkan uraian analisis SWOT diatas, maka dapat dijelaskan bahwa terdapat empat kelompok alternatif strategi dengan mengacu pada matriks SWOT (Lampiran 1). Empat kelompok alternatif tersebut terdiri dari kombinasi-kombinasi, yaitu SO (Kekuatan/Strengths dan Peluang/Opportunities), ST (Kekuatan/Strenghts dan Ancaman/Threats), WO (Kelemahan/Weaknesses dan Peluang/Opportunities) dan WT (Kelemahan/Weaknesses dan Ancaman/Treaths) yang dapat disajikan sebagai berikut:

Strategi SO

1. Menjaga hubungan yang baik dengan pedagang perantara yang ada dan terus merekrut banyak pedagang perantara untuk menciptakan jaringan pemasaran yang luas.

2. Selalu mengikuti pameran dan pelatihan dari berbagai instansi pemerintah ataupun swasta untuk meningkatkan promosi dan kualitas agroindustri. 3. Meningkatkan jumlah kapasitas produksi dan outlet pemasaran untuk

memenuhi permintaan konsumen yang tinggi.

4. Lebih gencar melakukan promosi akan harga produk yang murah dengan kualitas yang terjaga untuk menarik minat konsumen.

(51)

1. Mempertahankan harga produk yang kompetitif baik ketika permintaan konsumen tinggi ataupun rendah.

2. Melakukan diversifikasi produk baik dari segi rasa ataupun jenis produk. 3. Menjalin hubungan kerja sama yang kuat dengan pemasok bahan baku. 4. Menciptakan jaringan distribusi yang kuat baik di daerah-daerah maupun

pusat kota untuk terus memenuhi permintaan pasar.

Strategi WO

1. Menguatkan modal melalui pinjaman dari kredit lembaga perbankan untuk mengatasi kesulitan modal.

2. Selalu mengikuti pameran dari berbagai instansi untuk meningkatkan promosi guna memperkenalkan produk sirup rosella.

3. Menciptakan kemasan yang menarik dengan berbagai ukuran dan harga. 4. Menambah karyawan sehingga pemasaran produk lebih banyak dinikmati

masyarakat.

5. Melengkapi label dengan manfaat yang terkandung dalam sirup rosella.

Strategi WT

1. Meningkatkan promosi produk agar dapat bersaing dengan produk sejenis seperti memberikan bonus atau discount setiap pembelian dalam skala besar untuk menarik minat konsumen yang lebih tinggi.

2. Memaksimalkan pasokan bahan baku dari luar untuk ketersediaan bahan baku.

(52)
[image:52.595.112.513.268.459.2]

Dalam rangka memilih alternatif strategi yang menjadi prioritas dalam penetapan strategi pemasaran agroindustri sirup rosella, maka dilakukan penilaian terhadap komponen-komponen masing-masing unsur SWOT, dengan cara menyesuaikan beberapa pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi usaha agroindustri sirup rosella. Penilaian berdasarkan logika pemikiran dan informasi dari pengusaha. Penilaian tersebut dapat dilihat pada Tabel 7 sebagai berikut : Tabel 7. Distribusi nilai-nilai pada masing-masing komponen SWOT

Kekuatan (S) Kelemahan (W) Peluang (O) Ancaman (T)

S1 2 W1 2 O1 2 T1 2

S2 2 W2 2 O2 3 T2 3

S3 2 W3 3 O3 3 T3 3

S4 3 W4 3 O4 3 T4 2

Keterangan :

3 = Sangat Penting 2 = Penting

1 = Tidak Penting

Mengenai alternatif pemilihan strategi pemasaran yang menjadi prioritas pada agroindustri sirup rosella dapat dilihat pada Tabel 8 sebagai berikut :

Tabel 8. Alternatif Pemilihan Strategi Pemasaran Agroindustri sirup rosella

Unsur SWOT

(53)

SO1 SO2 SO3 SO4

S4, O1, O3, O4 S1, S2, O2

S3, S4, O1, O3, O4 S1, S2, S3, S4, O1,O3,O4

11 7 13 17 4 7 3 1 ST1 ST2 ST3 ST4

S4, T1, T5 S3, S4, T1, T5 S4, T2, T3 S4, T1, T4, T5

6 8 9 8 8 6 5 6 WO1 WO2 WO3

W4, O1, O4

W1, W3,O2, O3, O4 W2, W3, O2

8 14 9 6 2 5 WT1 WT2 WT3 WT4

W1, T1, T5 W3, T2, T3 W3, W4, T4 W3, T3 5 9 8 6 9 5 6 8 Berdasarkan nilai pembobotan yang telah dilakukan, maka dapat ditentukan alternatif strategi pemasaran yang dapat diterapkan oleh pengusaha agroindustri sirup rosella “Sri Rahayu“ sebagai berikut :

1. Lebih gencar melakukan promosi akan harga produk yang murah dengan kualitas yang terjaga untuk menarik hati konsumen.

2. Selalu mengikuti pameran dari berbagai instansi untuk meningkatkan promosi guna memperkenalkan produk sirup rosella.

3. Meningkatkan jumlah kapasitas produksi dan outlet pemasaran untuk memenuhi permintaan konsumen yang tinggi.

4. Menjaga hubungan yang baik dengan pedagang yang ada dan terus merekrut banyak pedagang perantara untuk menciptakan jaringan pemasaran yang luas.

5. Menciptakan kemasan yang menarik dengan berbagai ukuran dan harga.

V.KESIMPULAN DAN SARAN

(54)

1. Terkait aspek Teknis Dan Teknologi, teknologi (peralatan) yang digunakan dalam Agroindustri sirup rosella menggunakan peralatan sederhana (peralatan rumah tangga sehari-hari). Proses produksi dilaksanakan dalam 8 tahapan: Pemilihan bahan baku rosella, perebusan air, pencampurkan rosella kering, pendinginan, pemanasan ulang, pendinginan, pembotolan, dan pemberian label.

2. Dalam aspek Yuridis (Hukum), Industri sirup rosella di Kecamatan Tangkerang barat adalah sebuah usaha berbentuk Home Industri yang langsung dipimpin oleh pengusaha. Bentuk usaha adalah sebuah usaha perorangan berbentuk CV dan telah memiliki badan hukum NO. 54/26/09/2001. Selain itu juga telah memiliki izin dari Dinas Kesehatan Republik Indonesia dengan RI SP No.490/04.01/99.

3. Terkait aspek Lingkungan, Limbah dari proses produksi agroindustri sirup rosella “Sri Rahayu“ tidak mengganggu masyarakat disekitarnya karena limbah yang dihasilkan seperti limbah cair, sampah-sampah produksi langsung dikumpulkan lalu dibuang ke tempat pembuangan umum.

(55)

yang berukuran 1.000 ml sebesar Rp.34.000,- Harga itu belaku untuk konsumen yang membeli produk langsung ketempat produksi sedangk

Gambar

Tabel 1. Format Analisis Nilai Tambah Pengolahan
Tabel 2. Matrik SWOT
Tabel 3. Identitas Anggota Keluarga Pengusaha Agroindustri sirup rosella.
Gambar 3. Produk Sirup Rosella
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari penjelasan di atas tampak bahwa literasi matematika terkait dengan kemampuan siswa dalam menggunakan matematika untuk menghadapi masalah- masalah yang ada pada

Analisa Keseluruhan Dimensi Asosiasi Merek Dari Tabel 5 diatas, dapat dilihat bahwa Tunjungan Plaza menjadi shopping mall yang diasosiasikan paling positif oleh

Berdasarkan hasil pengujian black box dan pengujian beta, maka diperoleh kesimpulan sistem pengawasan dan pengendalian produksi yang dibangun sudah dapat membantu

Setelah diumumkannya Pemenang pengadaan ini, maka kepada Peserta/Penyedia barang/jasa berkeberatan atas pengumuman ini dapat menyampaikan sanggahan secara elektronik

KANTOR KESYAHBANDARAN DAN OTORITAS PELABUHAN KELAS II BENOA PEMBANGUNAN GAPURA CANDI BENTAR, PENGASPALAN JALAN MASUK PELABUHAN. (1.200 M2) DAN PENATAAN RUANG TUNGGU TAHUN

[r]

WIB bertempat di Panti Sosial Bina Grahita Nipotowe Palu telah melaksanakan rapat penjelasan untuk Pekerjaan. Pengadaan Peralatan dan

Demikian addendum dokumen pengadaan ini dibuat untuk dapat diper gunakan sebagaimana mestinya. Palu, 30