• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unduh BRS Ini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Unduh BRS Ini"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

No. 70/12/16/Th.XVII, 1 Desember 2015

P

ERKEMBANGAN

N

ILAI

T

UKAR

P

ETANI

D

AN

I

NFLASI

/ D

EFLASI

P

EDESAAN

A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

*)

*) Nilai Tukar Petani (NTP) adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase.

1. Nilai Tukar Petani (NTP)*Sumatera Selatan pada bulan November 2015 sebesar 96,30 persen, menunjukkan bahwa secara umum daya beli petani pada bulan November 2015 masih mengalamipenurunan dibandingkan tahun dasar 2012. Namun bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, NTP November 2015 naikrelatif kecil yaitu sebesar 0,06 persen yang disebabkan indeks kenaikan harga yang diterima petani lebih inggidari pada kenaikan indeks harga yang dibayar petani.

2. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Sumatera Selatan pada bulan November 2015 sebesar 102,68 persen, menunjukkan bahwa secara umum daya beli petani pada bulan November 2015lebih baikdibandingkan tahun dasar 2012. Begitupula bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, NTUP November 2015naiksebesar 0,30 persen.

3. NTP Tanpa Sektor Perikanan Sumatera Selatan pada bulan November 2015 sebesar 96,20 persen, menunjukkan bahwa secara umum daya beli petani pada bulan November 2015 juga masih mengalami penurunan dibandingkan tahun dasar 2012. Namun sebaliknya bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, NTP tanpa perikanan November 2015naiksebesar 0,07 persen.

4. NTUP Tanpa Sektor Perikanan Sumatera Selatan pada bulan November 2015 sebesar 102,64 persen, menunjukkan bahwa secara umum daya beli petani pada bulan November 2015 lebihbaikdibandingkan tahun dasar 2012. Begitupula bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, NTUP November 2015 mengalamikenaikan

sebesar 0,32 persen.

5. Berdasarkan NTP dan NTUP sub sektor, pada bulan November 2015 sub sektor yang mengalami peningkatan dibandingkan bulan Oktober 2015 yaitu sub sektor tanaman pangan, dan sub sektor tanaman hortikultura Sedangkan sub sektor yang mengalami penurunan yaitu sub sektor tanaman perkebunan rakyat, dan sub sektor sub sektor perikanan. Selanjutnya sub sektor NTP mengalami penurunan sedangkan NTPUP mengalami kenaikan.

6.Inflasi/deflasi pedesaan ditunjukkan oleh perubahan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi rumahtangga petani. Pada bulan November 2015 wilayah pedesaan di Sumatera Selatan mengalami inflasi sebesar 0,46 persen. Hampir semua Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi, kecuali kelompok pengeluaran perumahan.

(2)

1. Nilai Tukar Petani (NTP)

NTP berasal dari perbandingan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) terhadap Indeks Harga yang

Dibayar Petani (Ib). Sedangkan NTUP diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It)

terhadap indeks yang dibayar petani (Ib), dimana kelompok Ib hanya terdiri dari biaya produksi dan

penambahan barang modal (BPPBM).

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di 83 kecamatan yang tersebar di 11 kabupaten di

Sumatera Selatan, NTP di Sumatera Selatan pada bulan November 2015 sebesar 96,30 persen, menunjukkan

daya beli petani secara umum masih menurun dibanding tahun dasar 2012. Namun bila di bandingkan dengan

bulan Oktober 2015, NTP November 2015 mengalami kenaikansebesar 0,06 persen. Begitupula Nilai Tukar

Usaha Pertanian (NTUP) Gabungan Sumatera Selatan pada bulan November 2015 mengalamikenaikansebesar

0,30 persen.

Tabel 1

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Petani dan Nilai Tukar Usaha Pertanian di Sumatera Selatan Oktober–November 2015

serta Persentase Perubahannya (2012=100)

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok Oktoberr’2015 November’2015 % November’15 thd Oktober’15

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 114,76 115,25 0,42

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 119,24 119,67 0,36

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 122,66 123,22 0,46

2.1.1. Bahan Makanan 129,53 130,71 0,92

2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 119,52 119,58 0,05

2.1.3. Perumahan 115,16 115,04 -0,10

2.1.4. Sandang 118,45 118,49 0,04

2.1.5. Kesehatan 111,73 111,77 0,03

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 112,22 112,65 0,38

2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 118,65 118,73 0,06

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 112,10 112,24 0,12

2.2.1. Bibit 112,55 112,63 0,07

2.2.2. Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 110,75 110,91 0,14

2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 105,80 105,92 0,11

2.2.4. Transportasi 128,27 128,57 0,24

2.2.5. Penambahan Barang Modal 109,09 109,28 0,18

2.2.6. Upah Buruh 111,20 111,28 0,07

(3)

Peningkatan NTP dan NTPUP bulan November 2015 tersebut terjadi karena kenaikan indeks harga

yang diterima petani lebih tinggi dibanding indeks harga yang dibayar petani, baik Ib umum maupun Ib

BPPBM. Pada bulan November 2015 indeks harga yang diterima petani sebesar 115,25 dari 114,76 bulan

Oktber 2015 persen atau naik 0,42 persen, sedangkan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) secara umum

pada bulan November 2015 juga mengalami kenaikan sebesar 0,36 persen. Kenaikan Ib terjadi pada kelompok

pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitunaik0,46 persen sedangkan kelompok BPPBMnaik0,12 persen.

Tabel 2

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Petani dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Tanpa Sektor Perikanan di Sumatera Selatan

Oktober-November 2015, serta Persentase Perubahannya (2012=100)

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok Oktoberr’201 November’2015 % November’15 thd Oktober’15

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 114,63 115,14 0,44

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 119,25 119,68 0,36

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 122,69 123,26 0,47

2.1.1. Bahan Makanan 129,68 130,88 0,93

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 112,14 112,59 0,40

2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 118,40 118,48 0,07

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang

Modal 112,05 112,18 0,12

2.2.1. Bibit 112,66 112,74 0,07

2.2.2. Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 110,77 110,89 0,11

2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 105,80 105,92 0,11

2.2.4. Transportasi 128,18 128,49 0,24

2.2.5. Penambahan Barang Modal 109,03 109,22 0,17

2.2.6. Upah Buruh 111,28 111,36 0,07

Nilai Tukar Petani (NTP) 96,13 96,20 0,07 Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 102,31 102,64 0,32

NTP Tanpa Sektor Perikanan di Sumatera Selatan pada bulan November 2015 sebesar 96,20 persen,

menunjukkan daya beli petani secara umum masih lebih rendah dibandingkan dengan daya beli pada tahun dasar

2012. Namun sebaliknya, bila dibandingkan dengan bulan Oktober 2015, NTP Tanpa Sektor Perikanan pada

bulan November 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,07 persen. Sedangkan NTPUP pada bulan November

(4)

Kenaikan NTP dan NTPUP tanpa perikanan pada bulan November 2015, disebabkan kenaikan indeks

harga yang diterima peani (It) lebih tinggi dibanding dengan kenaikan harga yang dibayar petani (Ib). Kenaikan

Ib terjadi pada kedua kelompok pengeluaran baik pada konsumsi rumahtangga maupun BPPBM.

It bulan November 2015 naik sebesar 0,44 persen yaitu dari 114,63 persen pada bulan Oktober 2015

menjadi 115,14 persen. Sedangkan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) secara umum pada bulan November

2015 naik 036 persen. Kenaikan terjadi pada kelompok konsumsi rumahtangga yaitu naik 0,47 persen, dan

kelompok BPPBMnaik0,12 persen.

2. Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan

Nilai tukar petani tanaman pangan merupakan indikator untuk menunjukkan kemampuan daya beli petani

padi dan palawija. Selain itu, nilai tukar petani tanaman pangan merupakan perbandingan antara indeks harga

yang diterima petani padi dan palawija terhadap indeks harga yang dibayar petani baik untuk konsumsi

rumahtangga dan biaya produksinya.

Perkembangan nilai tukar petani padi dan palawija cukup berfluktuasi, pada bulan November 2015 NTP

tanamana pangan mengalami kenaikan dibanding tahun dasar 2012. Hal ini ditunjukkan dengan besaran nilai

tukar petani tanaman pangan di atas 100. Bila dibandingkan bulan Oktober 2015 Nilai tukar petani padi dan

palawija bulan November 2015 juga mengalamikenaikan2,26 persen yaitu dari 101,36 persen menjadi 103,65

persen. Sejalan dengan NTP, Nilai tukar usaha pertanian (NTUP) sub sektor tanaman pangan pada bulan

November 2015 juga mengalami kenaikan sebesar 2,42 persen yaitu dari 106,48 persen bulan Oktober 2015

menjadi 109,05 persen pada bulan November 2015.

Kenaikan NTP dan NTUP sub sektor tanaman pangan pada bulan November 2015 disebabkan oleh

adanya kenaikan It secara umum yaitunaik 2,65 atau dari 122,49 persen menjadi 125,73 persen, sedangkan Ib

secara umum naik 0,38 persen. Kenaikan Ib secara umum didukung oleh adanya kenaikan pada kedua

kelompok pengeluaran yaitu konsumsi rumah tangga dan BPPBM yaitu masing-masing turun 0,43 persen dan

(5)

Tabel 3

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar,Nilai Tukar Petani, dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Tanaman Pangan Oktober -November 2015

serta Persentase Perubahannya (2012=100)

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok Oktoberr’201 November’2015 % November’15 thd Oktober’15

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 122,49 125,73 2,65

1.1. Padi 123,32 126,44 2,53

1.2. Palawija 116,51 120,65 3,56

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 120,85 121,31 0,38

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 122,95 123,48 0,43

2.1.1. Bahan Makanan 130,98 132,07 0,83

2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 119,25 119,30 0,04

2.1.3. Perumahan 115,37 115,50 0,11

2.1.4. Sandang 119,90 119,94 0,03

2.1.5. Kesehatan 111,58 111,58 0,00

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 111,13 112,37 1,11

2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 120,04 120,09 0,05

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 115,04 115,29 0,22

2.2.1. Bibit 112,81 112,81 0,00

2.2.2. Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 114,52 114,63 0,10

2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 108,29 108,68 0,37

2.2.4. Transportasi 145,18 146,23 0,73

2.2.5. Penambahan Barang Modal 115,32 115,62 0,26

2.2.6. Upah Buruh 112,25 112,47 0,20

Nilai Tukar Petani (NTP) 101,36 103,65 2,26 Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 106,48 109,05 2,42

3. Nilai Tukar Petani Hortikultura

NTP hortikultura merupakan indikator untuk menunjukkan kemampuan daya beli petani hortikultura.

Sama halnya dengan petani padi dan palawija, perkembangan nilai tukar petani hortikultura juga cukup

berfluktuasi. Indeks nilai tukar petani hortikultura pada bulan November 2015 sebesar 111,78 persen, lebih

tinggi dibanding bulan Oktober 2015 yaitu 110,79 persen atau mengalami kenaikan 0,89 persen. Begitu pula

dengan NTUP sektor hortikultura pada bulan November 2015 juga mengalami kenaikan sebesar 1,08 persen

atau dari 118,59 persen menjadi 119,87 persen. Peningkatan NTP dan NTUP sub sektor hortikultura disebabkan

kenaikan pada It lebih tinggi dari pada lb, baik Ib secara umum maupun Ib BPBM.

Pada bulan November 2015 It sub sektor hortikulturanaik sebesar 1,30 persen, kenaikan It terjadi pada

semua kelompok hortikultura. Kenaikan harga tertinggi untuk kelompok sayur-sayuran yaitu tomat, pada

(6)

Sedangkan Indeks yang dibayar petani (Ib) secara umum pada bulan November 2015 naik 0,41 persen

dari 119,55 persen bulan Oktober 2015 menjadi 120,03 persen bulan November 2015. Kenaikan Ib terjadi pada

kelompok pengeluaran konsumsi rumahtangga yaitunaik0,47 persen dan Ib BPPBM naik 0,22 persen.

Tabel 4

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Petani, Dan Nilai Tukar Pertanian Hortikultura Oktober – November 2015 serta

Persentase Perubahannya (2012=100)

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok Oktober’2015 November’2015 % November’15 thd Oktober’15

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 132,45 134,17 1,30

1.1. Sayur-sayuran 129,95 131,95 1,54

1.2. Buah-buahan 134,39 135,90 1,12

1.3. Tanaman Obat 130,26 132,03 1,36

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 119,55 120,03 0,41

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 122,42 122,99 0,47

2.1.1. Bahan Makanan 128,31 129,49 0,92

2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 120,10 120,17 0,06

2.1.3. Perumahan 115,97 115,94 -0,02

2.1.4. Sandang 117,77 117,87 0,08

2.1.5. Kesehatan 111,58 111,63 0,04

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 112,83 112,78 -0,04

2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 117,07 117,14 0,06

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 111,68 111,93 0,22

2.2.1. Bibit 104,60 104,57 -0,02

2.2.2. Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 107,58 108,04 0,43

2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 108,88 109,26 0,35

2.2.4. Transportasi 118,39 118,44 0,04

2.2.5. Penambahan Barang Modal 116,15 116,35 0,18

2.2.6. Upah Buruh 111,52 111,73 0,18

Nilai Tukar Petani (NTP) 110,79 111,78 0,89 Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 118,59 119,87 1,08

4. Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (Pekebun)

Pada bulan November 2015, Indeks NTP Sub Sektor Perkebunan Rakyat di Sumatera Selatan sebesar

86,71 persen, lebih rendah dibanding bulan Oktober 2015 yaitu 88,02 persen atau turun 1,49 persen. Indeks

NTUP Sub Sektor Perkebunan Rakyat juga turun dari 94,45 persen bulan November 2015 persen menjadi

(7)

Penurunan NTP dan NTUP sub sektor perkebunan rakyat pada bulan November 2015 disebabkan adanya

penurunan pada indeks harga yang diterima petani (It) yaitu turun sebesar 1,10 persen. Penurunan It secara

umum dipengaruhi oleh penurunan harga pada hampir semua komoditi perkebunan rakyat yaitu karet, kakao,

kelapa sawit, kopi, dan lada/merica. . Selanjutnya Ib secara umum naik 0,40 persen. Kenaikan Ib terjadi pada

kelompok pengeluaran konsumsi rumahtangga maupun BPPBM yaitu masing-masing naik 0,51 persen dan 0,06

persen. Kenaikan harga tertinggi pada kelompok pengeluaran konsumsi rumahtangga terjadi pada sub

kelompok bahan makanan, sedangkan Ib BPPBM kenaikan harga tertinggi terjadi pada sub kelompok pupuk,

obat-obatan, dan pakan.

Tabel 5

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Pekebun, Dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Sektor Perkebunan Rakyat Oktober – November 2015 serta

Persentase Perubahannya (2012=100)

5. Nilai Tukar Peternak

Sub sektor Peternakan terdiri atas ternak besar, ternak kecil, unggas dan hasil ternak. Kemampuan daya

beli peternak dapat dilihat dari nilai tukar peternak, yang merupakan perbandingan antara indeks harga yang

diterima peternak terhadap indeks harga yang dibayar peternak. NTP Sub sektor peternakan pada bulan

November 2015 mengalamipenurunansebesar 0,03 persen, sedangkan NTUPnaiksebesar 0,13 persen.

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok Oktoberr’’2015 November’2015 % November’15 thd Oktober’15

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 105,30 104,15 -1,10

1.1. Tanaman Perkebunan Rakyat 105,30 104,15 -1,10

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 119,64 120,11 0,40

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 122,63 123,25 0,51

2.1.1. Bahan Makanan 129,37 130,65 0,99

2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 119,77 119,83 0,05

2.1.3. Perumahan 114,69 114,55 -0,12

2.1.4. Sandang 117,89 117,91 0,02

2.1.5. Kesehatan 110,80 110,84 0,04

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 112,90 113,17 0,24

2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 117,26 117,38 0,10

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 111,49 111,56 0,06

2.2.1. Bibit 115,54 115,54 0,00

2.2.2. Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 110,77 110,94 0,15

2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 102,97 102,97 0,00

2.2.4. Transportasi 123,27 123,31 0,03

2.2.5. Penambahan Barang Modal 105,09 105,24 0,14

2.2.6. Upah Buruh 110,50 110,50 0,00

(8)

Tabel 6

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar,Nilai Tukar Peternak Dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Sektor Peternak Oktober -November 2015 serta

Persentase Perubahannya (2012=100)

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok Oktoberr’’2015 November’2015 % November’15 thd Oktober’15

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 119,25 119,42 0,15

1.1. Ternak Besar 114,16 114,07 -0,07

1.2. Ternak Kecil 110,24 109,51 -0,67

1.3. Unggas 117,05 117,95 0,77

1.3. Hasil Ternak 137,92 138,11 0,14

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 114,43 114,64 0,18

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 122,56 123,03 0,38

2.1.1. Bahan Makanan 129,27 130,43 0,90

2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 118,76 118,81 0,04

2.1.3. Perumahan 115,48 114,96 -0,46

2.1.4. Sandang 118,82 118,88 0,05

2.1.5. Kesehatan 114,83 114,91 0,07

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 110,82 110,76 -0,06

2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 120,31 120,33 0,02

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 108,45 108,47 0,02

2.2.1. Bibit 108,12 108,74 0,57

2.2.2. Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 105,81 105,55 -0,24

2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 108,79 108,57 -0,21

2.2.4. Transportasi 120,07 120,10 0,03

2.2.5. Penambahan Barang Modal 105,38 105,49 0,11

2.2.6. Upah Buruh 112,01 112,01 0,00

Nilai Tukar Petani (NTP) 104,21 104,18 -0,03 Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 109,96 110,10 0,13

Penurunan NTP sebesar 0,03 persen, disebabkan indeks yang diterima (It) peternak naik sebesar 0,15

persen yaitu dari 119,25 persen bulan Oktober 2015 naik menjadi 119,42 persen bulan November 2015.

Sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sub sektor peternak secara umum pada bulan November 2015

juga naik 0,18 persen, lebih tinggi dari kenaikan It secara umum. Peningkatan Ib terjadi pada kelompok

konsumsi rumh tangga dan Ib BPPBM yaitu masing-masingnaik 0,38 persen dan 0,02 persen.

Kenaikan It terjadi pada kelompok unggas dan hasil ternak yaitu masing-masing naik 0,77 persen dan

0,14 persen. Sedangkan kelompok ternak besar dan ternak kecil mengalami penurunan, masing-masing turun

0,07 persen dan 0,67 persen. Kenaikan harga tertinggi pada komoditi unggas adalah ayam ras pedaging,

sedangkan hasil ternak adalah telur itik. Selanjutnya untuk ternak besar dan ternak kecil penurunan harga terjadi

(9)

Kenaikan Ib secara umum didukung oleh kenaikan yang terjadi pada kelompok konsumsi rumahtangga

terutama pada sub kelompok bahan makanan, sedangkan kenaikan Ib BPPBM didukung oleh kenaikan harga

pada semua sub kelompok kecuali pada sub kelompok bibit dan biaya sewa.

6. Nilai Tukar Nelayan

Sub sektor terakhir adalah Perikanan, yang terdiri atas usaha penangkapan ikan dan usaha budidaya

perikanan. Perkembangan Nilai Tukar Nelayan (NTN) selama setahun ini cukup berfluktuasi dan sangat

dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan musim.

NTN pada bulan November 2015 sebesar 98,75 persen, sedangkan pada bulan sebelumnya sebesar 98,96

persen berarti NTN mengalami penurunan sebesar 0,21 persen. NTUP sub sektor perikanan juga turun 0,13

persen atau dari 103,93 persen pada bulan Oktober 2015 menjadi 103,79 persen pada bulan November 2015.

Tabel 7

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Nelayan, Dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Sektor Perikanan Oktober -November 2015 serta

Persentase Perubahannya (2012=100)

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok Oktoberr’’2015 November’2015 % November’15 thd Oktober’15

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 117,80 117,89 0,07

1.1. Tangkap 116,74 116,52 -0,19

1.2. Budidaya 118,85 119,24 0,33

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 119,04 119,38 0,28

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 122,07 122,46 0,32

2.1.1. Bahan Makanan 125,84 126,69 0,68

2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 119,36 119,39 0,03

2.1.3. Perumahan 116,18 115,83 -0,30

2.1.4. Sandang 116,30 116,43 0,11

2.1.5. Kesehatan 114,12 114,20 0,07

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 114,20 114,01 -0,16

2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 124,87 124,86 -0,01

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 113,35 113,58 0,21

2.2.1. Bibit 110,00 110,04 0,04

2.2.2. Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 110,44 111,24 0,72

2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 105,83 106,01 0,17

2.2.4. Transportasi 130,43 130,55 0,09

2.2.5. Penambahan Barang Modal 110,56 110,81 0,22

2.2.6. Upah Buruh 109,22 109,22 0,00

(10)

Penurunan NTP dan NTUP sektor perikanan pada bulan November 2015, disebabkan It secara umum

mengalami kenaikan sebesar 0,07persen. Penurunan It terjadi pada kelompok perikanan tangkap, sedangkan

kelompok perikanan budidaya mengalami peningkatan. Begitu pula Ib secara umum, pada bulan November

2015naiksebesar 0,28 persen, hal ini dipengaruhi oleh adanya kenaikan pada kelompok pengeluaran konsumsi

rumahtangga, terutama pada sub kelompok bahan makanan. Sedangkan Ib BPPBM pada bulan November 2015

naiksebesar 0,21 persen, kenaikan harga tertinggi terjadi pada sub kelompok pupuk obat-obatan, dan pakan.

7. Nilai Tukar Nelayan Usaha Penangkapan

Sub sektor Perikanan pada bulan November 2015 menambah ruang lingkup, yaitu dengan menyajikan

data Nilai Tukar Nelayan Usaha Penangkapan dan Usaha Budidaya. Sub sektor Perikanan Tangkap, terdiri atas

usaha penangkapan perairan umum dan usaha penangkapan laut.

Tabel 8

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Nelayan Usaha Penangkapan, Dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Sektor Perikanan Tangkap Oktober –November 2015

serta Persentase Perubahannya (2012=100)

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok Oktoberr’’2015 November’2015 % November’15 thd Oktober’15

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 116,74 116,52 -0,19

1.1. Penangkapan Perairan Umum 130,33 129,78 -0,42

1.1. Penangkapan Laut 107,44 107,44 0,00

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 120,13 120,45 0,26

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 121,95 122,32 0,30

2.1.1. Bahan Makanan 125,86 126,72 0,68

2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 119,40 119,43 0,03

2.1.3. Perumahan 116,18 115,83 -0,30

2.1.4. Sandang 116,16 116,29 0,11

2.1.5. Kesehatan 114,12 114,20 0,07

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 114,22 114,03 -0,16

2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 124,87 124,86 -0,01

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 116,48 116,67 0,16

2.2.1. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 103,87 104,16 0,28

2.2.2. Transportasi 132,17 132,16 -0,01

2.2.3. Penambahan Barang Modal 112,75 113,25 0,44

2.2.4. Upah Buruh 108,27 108,27 0,00

(11)

beli nelayan usaha penangkapan ikan lebih rendah dibanding tahun dasar 2012. Namun bila dibandingkan

dengan bulan Oktober 2015 NTN sub sektor usaha penangkapan ikanturun sebesar 0,45 persen, dan NTUP

jugaturun sebesar 0,35 persen pada bulan November 2015. Penurunan NTN dan NTPUP penangkapan ikan

pada bulan November 2015 disebabkan adanya penurunan It secara umum, sedangkan Ib, baik secara umum

maupun Ib BBBM mengalami kenaikan.

Pada bulan November 2015, It turun sebesar 0,19 persen, penurunan It terjadi pada penangkapan

perairan umum, yaitu terutama pada komoditi ikan gabus, sedangkan penangkapan laut, It tidak mengalami

perubahan Selanjutnya, Ib secara umum pada bulan November 2015 naik 0,26 persen. Kenaikan Ib terjadi

pada kelompok konsumsi rumah tangga, terutama pada sub kelompok bahan makanan, sedangkan Ib BPPBM

naik0,16 persen, kenaikan tertinggi terjadi pada sub kelompok penambahan barang modal.

8. Nilai Tukar Nelayan Usaha Budidaya

NTN Usaha Budidaya diperoleh dari perbandingan antara indeks harga yang diterima nelayan budidaya

(It) dengan indeks harga yang dibayar nelayan budidaya (Ib).

NTN Usaha Budidaya pada bulan November 2015 sebesar 100,78 persen, sedangkan pada bulan

sebelumnya sebesar 100,75 persen berarti NTN naik sebesar 0,03 persen.. Kenaikan NTN usaha budidaya

dipengaruhi oleh kenaikan Indeks harga yang diterima nelayan budidaya (It) pada bulan November 2015 lebih

tinggi dari kenaikan Ib secara umum.

Pada bulan November 2015 It naik sebesar 0,33 persen atau dari 118,85 persen menjadi 119,24 persen.

Peningkatan terjadi pada kelompok budidaya air tawar , kenaikan harga tertinggi dari usaha budidaya air tawar

adalah komoditiikan patin, sedangkan budidaya air payau tidak terjadi perubahan harga.

Sementara itu, Ib secara umum sub sektor perikanan budidaya pada bulan Oktober 2015 sebesar 117,96

menjadi 118,32 persen November 2015 atau naik 0,30. Kenaikan Ib terjadi pada kelompok pengeluaran

konsumsi rumahtangga sebesar 0,33 persen, sedangkan Ib BBBM naik 0,25 persen. Penurunan Ib tertinggi

pada bulan November 2015 untuk konsumsi rumahtangga adalah sub kelompok bahan makanan, sedangkan

(12)

Tabel 9.

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Nelayan Usaha Budidaya, Dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Sektor Perikanan Budidaya Oktober -November 2015 serta

Persentase Perubahannya (2012=100)

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok Oktoberr’’2015 November’2015 % November’15 thd Oktober’15

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 118,85 119,24 0,33

1.1. Budidaya Air Tawar 118,86 119,26 0,34

1.2. Budidaya Air Payau 117,59 117,59 0,00

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 117,96 118,32 0,30

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 122,20 122,60 0,33

2.1.1. Bahan Makanan 125,81 126,67 0,68

2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 119,32 119,35 0,03

2.1.3. Perumahan 116,18 115,83 -0,30

2.1.4. Sandang 116,43 116,56 0,11

2.1.5. Kesehatan 114,12 114,20 0,07

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 114,18 113,99 -0,16

2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 124,87 124,86 -0,01

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 110,25 110,53 0,25

2.2.1. Bibit 110,00 110,04 0,04

2.2.2. Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 110,44 111,24 0,72

2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 107,78 107,84 0,06

2.2.4. Transportasi 128,71 128,95 0,19

2.2.5. Penambahan Barang Modal 108,40 108,40 0,00

2.2.6. Upah Buruh 110,16 110,16 0,00

Nilai Tukar Petani (NTP) 100,75 100,78 0,03 Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 107,80 107,88 0,08

B.

INFLASI/DEFLASI PEDESAAN

Indeks Harga Konsumen (IHK) pedesaan dapat ditunjukkan oleh Indeks Harga Konsumsi Rumahtangga

Petani yang merupakan kelompok dalam Indeks Harga yang Dibayar Petani. Sub kelompok IHK pedesaan

terdiri dari 7 (tujuh) kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi,

kelompok perumahan, kelompok sandang, kelompok kesehatan, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga,

serta kelompok transportasi dan komunikasi.

Inflasi/Deflasi pedesaan diperoleh dari persentase perubahan IHK bulan tertentu terhadap IHK bulan

(13)

sedangkan bulan sebelumnya 122,66 berarti terjadiinflasisebesar 0,46 persen. Inflasi terjadi pada hampir semua

sub kelompok pengeluaran kecuali pada sub kelompok perumahan. Secara berurut, sub kelompok bahan

makanan inflasi 0,92 persen, sub kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga mengalami inflasi 0,38 persen,

sub kelompok transportasi dan komunikasi 0,06 persen, sub kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan

tembakau inflasi 0,05 persen, sub kelompok sandang, inflasi 0,04 persen, dan sub kelompok kesehatan inflasi

sebesar 0,03 persen, Sebaliknya sub kelompok perumahan deflasi 0,10 persen.

Tabel 10

Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 119,52 119,58 0,61 0,05

Perumahan 115,16 115,04 -0,06 -0,10

Sandang 118,45 118,49 0,24 0,04

Kesehatan 111,73 111,77 0,16 0,03

Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 112,22 112,65 0,38 0,38

Gambar

Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
+6

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Mendahara (Lanj ut an) Kabupat en Tanj ung Jabung Timur Tahun Anggaran 2013, unt uk Paket Pekerj aan t ersebut diat as t el ah dil aksanakan Pembukaan Penawaran pada Tanggal

Sehubungan dengan Pemilihan Langsung Pekerjaan Pembangunan Jalan Lingkungan Kantor Kamat Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun Anggaran 2013, untuk Paket Pekerjaan tersebut

yang telah dibuat oleh siswa. Guru membagi kelompok,1 kelompok terdiri dari 5 peserta didik. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati dasar ragam gerak tari

Sehubungan dengan Pelelangan di atas, dengan ini diberitahukan bahwa setelah diadakan penelitian oleh Kelompok Kerja II Konstruksi ULP Barang dan Jasa Kabupaten

Sehubungan dengan Pel el angan Umum Pekerj aan Peningkat an Jal an Oprit Jembat an Muara Sabak sebel ah Timur (Lanj ut an) Kabupat en Tanj ung Jabung Timur Tahun Anggaran 2013, unt

Syarat yang perlu diperhatikan dalam langkah awal usaha penggemukan sapi potong adalah (1) keseragaman sapi, dalam hal ini menyangkut keseragaman tipe, umur dan besar tubuh;

The windmill motion of a fastpitch softball pitcher can send the ball to the batter at speeds equal to major league baseball pitchers.. Now its pretty clear why it is hard to hit

menjaring data aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian ini observasi merupakan alat bantu yang. digunakan peneliti mengumpulkan data melalui