• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAKIP DPD RI Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LAKIP DPD RI Tahun 2014"

Copied!
146
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014

i

KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD

RI) yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003 yang

telah diganti dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis

Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan

Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah merupakan aparatur pemerintah

yang diamanatkan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi

lembaga DPD RI.

Memasuki tahun ke-11, keberadaan Lembaga DPD RI dalam sistem

ketatanegaraan Indonesia telah membangkitkan harapan masyarakat agar peran

DPD RI dapat lebih optimal dalam menindaklanjuti aspirasi dan kepentingan

daerah pada tataran pembentukan kebijakan di tingkat pusat. Besarnya harapan

masyarakat tersebut dan adanya dinamika politik di parlemen serta pelaksanaan

tugas DPD RI yang semakin berkembang menuntut kesigapan Sekretariat

Jenderal DPD RI dalam memberikan dukungan teknis administratif dan keahlian

kepada DPD RI dengan menerapkan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan

yang baik (Good Governance).

Sejalan dengan penerapan prinsip akuntabilitas sebagai salah satu prinsip

Good Governance telah diterbitkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999

tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (AKIP) yang telah diganti

dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang mewajibkan setiap instansi pemerintah

termasuk Sekretariat Jenderal DPD RI untuk menyusun laporan akuntabilitas

kinerjanya.

Laporan ini merupakan pertanggungjawaban atas kinerja yang telah

dicapai dan penggunaan anggaran dalam rangka pencapaian sasaran strategis

baik yang tercantum dalam RPJMN maupun Rencana Strategis Lembaga dan

Sekretariat Jenderal DPD RI. Namun demikian Renstra Sekretariat Jenderal DPD

RI mengalami perubahan pada tahun 2014, sehingga Laporan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP) tahun 2014 menyajikan beberapa

(2)

Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014

ii

LAKIP tahun 2014 yang disusun oleh Sekretariat Jenderal DPD RI ini

menyajikan berbagai tingkat capaian keberhasilan maupun hambatan dalam

pelaksanaan tugas Sekretariat Jenderal DPD RI.

Dengan telah dilakukannya analisis dan evaluasi kinerja secara objektif

yang disajikan dalam LAKIP ini diharapkan ke depan dapat lebih meningkatkan

kinerja aparatur Sekretariat Jenderal DPD RI yang profesional, andal dan

akuntabel dalam memberikan dukungan kepada DPD RI, serta diharapkan

masyarakat dan para pemangku kepentingan dapat memperoleh gambaran

tentang kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI pada tahun 2014.

Jakarta, Februari 2015 Sekretaris Jenderal DPD RI,

(3)

Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014

A.

Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia ...

B.

Sistematika Penyajian

………

...

2

13

BAB II. PERENCANAAN KINERJA

...

16

A.

Revisi Rencana Strategis 2010-2014...

1.

Visi ...

2.

Misi ...

3.

Tujuan dan Sasaran ...

4.

Strategi ...

B.

Perjanjian Kinerja Tahun 2014...

16

A.

Capaian Kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI ...

1.

Sasaran

Strategis_1

Terwujudnya

dukungan

teknis

dan

substansi/materi persidangan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi

DPD RI

...

2.

Sasaran Strategis_2

Terwujudnya dukungan terhadap penguatan

kelembagaan DPD RI

...

3.

Sasaran Strategis_3

Terwujudnya Efektivitas Hubungan antara DPD

RI dengan Konstituen di Daerah

Pemilihan

...

4.

Sasaran Strategis _4

Terwujudnya Profesionalitas Kompetensi Dan

Integritas SDM Dalam Mendukung Pelaksanaan Tugas Dan Fungsi DPD

RI

...

5.

Sasaran Strategis_5

Terwujudnya layanan administrasi perkantoran

dan keuangan yang tertib dan akuntabel dalam mendukung

pelaksanaan

tugas

dan

fungsi

DPD

RI

...

6.

Sasaran Strategis_6

Terwujudnya akuntabilitas kinerja dan keuangan

Sekretariat Jenderal DPD RI yang transparan dan akuntabel dalam

mendukung

pelaksanaan

tugas

dan

fungsi

DPD

(4)

Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014

iv

7.

Sasaran Strategis _7

Meningkatnya Kualitas Layanan Sarana Dan

Prasarana Dalam Mendukung Pelaksanaan Tugas Dan Fungsi DPD

RI

...

8.

Sasaran Strategis_8

Terwujudnya Kapasitas Layanan Data dan

Informasi Sekretariat Jenderal DPD RI dalam Mendukung Pelaksanaan

Tugas dan Fungsi DPD RI ...

B.

Realisasi Anggaran ...

102

108

112

BAB IV. PENUTUP

...

115

LAMPIRAN

1.

Bagan struktur organisasi Setjen DPD RI sesuai Peraturan Sekretaris Jenderal

Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2012;

2.

Bagan organisasi dan tata kerja kantor DPD RI di Provinsi;

3.

Matriks (Revisi) Renstra Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2010-2014;

4.

a. Penetapan Kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014;

b.

Revisi I Penetapan Kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014;

c.

Revisi II Penetapan Kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014;

d.

Revisi Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014;

5.

Pengukuran Kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014;

(5)

Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014 v

No Judul Tabel Halaman

Tabel 1.1 : Jumlah Pegawai di Lingkungan Setjen DPD RI 9

Tabel 3.1 : Sasaran Strategis_1 Terwujudnya dukungan teknis dan

substansi/materi persidangan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI”

26

Tabel 3.2 : Target dan Realisasi Penyelenggaraan Rapat/Sidang Alat

Kelengkapan DPD RI Tahun 2014

32

Tabel 3.3 : Sasaran Strategis_2 Terwujudnya dukungan terhadap penguatan

kelembagaan DPD RI”

63

Tabel 3.4 : Sasaran Strategis_3 Terwujudnya Efektivitas Hubungan antara

DPD RI dengan Konstituen di Daerah Pemilihan”

76

Tabel 3.5 : Sasaran Strategis _4 Terwujudnya Profesionalitas Kompetensi

Dan Integritas SDM Dalam Mendukung Pelaksanaan Tugas Dan Fungsi DPD RI”

80

Tabel 3.6. : Sasaran Strategis_5 Terwujudnya layanan administrasi

perkantoran dan keuangan yang tertib dan akuntabel dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI”

89

Tabel 3.7. : Sasaran Strategis_6 Terwujudnya akuntabilitas kinerja dan

keuangan Sekretariat Jenderal DPD RI yang transparan dan akuntabel dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI”

95

Tabel 3.8. : Sasaran Strategis _7 Meningkatnya Kualitas Layanan Sarana Dan

Prasarana Dalam Mendukung Pelaksanaan Tugas Dan Fungsi DPD RI”

103

Tabel 3.9 : Sasaran Strategis_8 Terwujudnya Kapasitas Layanan Data dan

Informasi Sekretariat Jenderal DPD RI dalam Mendukung Pelaksanaan Tugas dan Fungsi DPD RI”

109

Tabel 3.10 : Realisasi Anggaran yang digunakan untuk mewujudkan sasaran

strategis Setjen DPD RI Tahun 2014

113

(6)

Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014

1

Pendayagunaan aparatur merupakan upaya pembinaan, penyempurnaan, dan

pengendalian manajemen secara terencana, sistematis, bertahap, dan berkelanjutan

untuk meningkatkan kinerja seluruh aparatur dalam rangka mewujudkan

good

governance

. Pendayagunaan aparatur mencakup aspek yang luas. Dimulai dari

peningkatan penataan fungsi kelembagaan yang efisien dan efektif dengan

tatalaksana yang jelas dan transparan, didukung oleh SDM aparatur yang profesional,

sampai kepada adanya pengawasan yang proporsional serta menghasilkan pelayanan

publik yang optimal.

Upaya tersebut sejalan dengan asas akuntabilitas yang harus dimiliki oleh

penyelenggara negara sebagaimana terdapat dalam pasal 3 Undang-undang Nomor

28 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas KKN yang

kemudian ditindaklanjuti oleh Presiden dengan menerbitkan Peraturan Presiden

Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(SAKIP) sebagai pengganti dari Intruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

SAKIP merupakan salah satu bentuk reformasi administrasi publik khususnya di

bidang manajemen sektor publik yang diharapkan mampu meningkatkan efektivitas

manajemen dan transparansi serta akuntabilitas sektor publik. Implementasi dari

SAKIP bagi intansi pemerintah adalah dengan membuat laporan kinerja instansi

pemerintah (LAK) sebagai bentuk akuntabilitas atau pertanggungjawaban atas

pelaksanaan tugas suatu lembaga atau instansi, sehingga terwujud pemerintahan

yang berorientasi kepada hasil (

result oriented government

).

Dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban tersebut, ditetapkan Peraturan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia

Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja

Dan Tata Cara Review Atas Laporan Kinerja agar setiap instansi pemerintah dari

BAB I

(7)

Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014

2

eselon I sampai dengan eselon II secara periodik wajib mengkomunikasikan

pencapaian tujuan dan sasaran strategis organisasi kepada

stakeholders

dengan

menyusun perjanjian kinerja dan laporan kinerja.

Sejalan dengan itu, Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik

Indonesia (Setjen DPD RI) menyusun Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal

DPD RI tahun 2014 dan menerbitkan Peraturan Sekretaris Jenderal DPD RI sebagai

bentuk akuntabilitas dan laporan capaian atas kinerja yang telah ditetapkan dalam

Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia

Tahun 2010-2014 dan Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan

Daerah Republik Indonesia tahun 2014.

A.

Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia

Keberadaan DPD RI dimaksudkan untuk memperkuat ikatan

daerah-daerah dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia, memperteguh

persatuan daerah; mengakomodasi aspirasi dan kepentingan

daerah-daerah dalam perumusan kebijakan nasional yang berkaitan dengan daerah-daerah;

serta mendorong percepatan demokrasi, pembangunan dan kemajuan daerah.

Selain itu keberadaan DPD RI dalam rangka memperkuat lembaga legislastif di

tingkat nasional untuk memperjuangkan aspirasi dan kepentingan masyarakat

daerah.

Oleh karena itu, lembaga DPD RI memiliki arti penting dan memegang

peran strategis dalam perkembangan ketatanegaraan sebagai kamar kedua

dalam sistem parlemen Indonesia. Keberadaan DPD RI diharapkan dapat

berperan dalam proses pengambilan keputusan nasional sehingga dapat

menyerap dan mengakomodasikan kepentingan masyarakat dan daerah secara

luas.

Konstitusi dan UU Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan

DPRD (UU MD3) menempatkan DPD RI sebagai lembaga yang memiliki peran

(8)

Undang-Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014

3

Undang (RUU) yang dilakukan oleh DPR RI. Kewenangannya terbatas pada

isu-isu yang terkait dengan kepentingan daerah; hubungan antara pusat dan daerah;

pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah; pengelolaan sumber

daya alam; perimbangan keuangan pusat dan daerah; dan hal-hal lain yang

berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi.

Selain itu, DPD RI juga memiliki kewenangan mengawasi (

oversight

) di

bidang-bidang ini, dan juga terhadap APBN serta RUU yang berkaitan dengan pajak,

pendidikan, dan agama yang hasilnya disampaikan ke DPR RI.

Selama 2 (dua) periode keanggotaan, dari tahun 2004 sampai dengan

2014, banyak yang telah di lakukan oleh DPD RI baik berupa usul inisiatif RUU

tertentu, ikut membahas RUU Tertentu, memberikan pertimbangan RUU terkait

dengan pajak, pendidikan, agama dan RAPBN serta pertimbangan kepada DPR

dalam pemilihan anggota BPK. DPD RI dalam kurun waktu dari tahun 2004

sampai dengan tahun 2013 telah mengajukan 48 (empat puluh delapan) RUU,

202 (dua ratus dua) pandangan dan pendapat, 14 (empat belas) Pertimbangan,

dan 124 (seratus dua puluh empat) hasil pengawasan.

Dalam perkembangannya untuk mendudukkan fungsi legislasi DPD RI

sesuai UUD 1945, pada tanggal 14 September 2012, DPD RI telah

menyampaikan permohonan pengujian undang-undang (uji materi) atas UU MD3

dan UU Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (UU P3) terhadap UUD

1945 kepada Mahkamah Konstitusi (MK) dalam Perkara Nomor 92/PUU-X/2012.

Permohonan uji materi dimaksud dilakukan untuk memperoleh penafsiran yang

lebih tepat dan pasti bagi kepentingan bersama dalam sistem legislasi antara

DPR, DPD, dan Presiden. Pada hari Rabu, tanggal 27 Maret 2013, MK telah

memutus perkara tersebut dan dimuat dalam Berita Negara Republik Indonesia

Nomor 26 Tahun 2013. Putusan MK meneguhkan 5 (lima) hal, yaitu:

1. DPD terlibat dalam pembuatan program legislasi nasional (prolegnas);

2. DPD berhak mengajukan RUU yang dimaksud dalam Pasal 22D ayat (1)

(9)

Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014

4

Presiden, termasuk dalam pembentukan RUU Pencabutan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang;

3. DPD berhak membahas RUU secara penuh dalam konteks Pasal 22D ayat

(2) UUD 1945;

4. Pembahasan UU dalam konteks Pasal 22D ayat (2) bersifat tiga pihak

(tripartit), yaitu antara DPR, DPD, dan Presiden; dan

5. MK menyatakan bahwa ketentuan dalam UU MD3 dan UU P3 yang tidak

sesuai dengan tafsir MK atas kewenangan DPD dengan sendirinya

bertentangan dengan UUD 1945, baik yang diminta maupun tidak.

Dengan adanya putusan MK ini maka memperkuat posisi DPD RI

melaksanakan tugas wewenangnya terutama dalam fungsi legislasi dan telah

mengubah paradigma proses pembuatan undang-undang (

law making process

)

yang semakin efisien. Kewenangan legislasi DPD RI yang selama ini

samar-samar baik secara praktik maupun pengaturan di dalam UU MD3 dan UU P3

menjadi lebih kuat. Ini semakin memperkuat lembaga DPD RI dan tentu akan

memperkuat NKRI, yang salah satu semangat terbentuknya DPD RI adalah

sebagai lembaga pemersatu daerah-daerah di Indonesia sebagaimana amanat

dan semangat dari pembentukan DPD RI dalam UUD 1945.

Setidaknya terdapat 8 (delapan) hal terkait kelembagaan yang diusung

dan diperjuangkan DPD RI.

Pertama

, Memperjuangkan penataan sistem

ketatanegaraan untuk memperkuat sistem

check and balances

melalui

perubahan tahap kelima Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

1945.

Kedua

, mengoptimalkan fungsi, tugas, dan wewenang DPD RI dalam

mengajukan usul, ikut membahas, memberikan pertimbangan undang-undang

tertentu, dan melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang.

Ketiga

,

memperjuangkan aspirasi masyarakat dan daerah untuk mewujudkan

pemerataan pembangunan bangsa yang bermartabat, sejahtera, berkeadilan,

dan berkesinambungan serta berwawasan lingkungan dalam wadah Negara

(10)

Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014

5

serta kerjasama Anggota DPD RI dengan para pemangku kepentingan untuk

efektifitas perjuangan aspirasi dan kepentingan daerah dalam kebijakan nasional.

Kelima

, mendorong pemerintah pusat untuk memberi perhatian yang lebih besar

terhadap isu-isu penting dan strategis di daerah.

Keenam

, mendorong

pemerintah daerah mengidentifikasi dan menyusun strategi dalam mengatasi

isu-isu dan persoalan penting di daerah.

Ketujuh

, meningkatkan kinerja politik

Anggota DPD RI melalui

institutional building, capacity building, dan image

building

, dan

kedelapan

, melakukan sosialisasi DPD RI melalui berbagai inovasi

yang terprogram namun tidak bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugas kelembagaannya, DPD RI memerlukan peran

dan tugas Sekretariat Jenderal sebagai sebuah institusi pendukung administratif

dan keahlian yang memiliki norma dan

ruh

birokrat pada lembaga legislatif yang

cukup berpengaruh pada format, prosedur dan kultur organisasi tertentu. Oleh

karenanya, sekretariat jenderal harus memiliki ciri birokrat profesional jajaran

sekretariat jenderal lembaga legislatif, yaitu : 1) menjaga dan meningkatkan

pelayanan legislator; 2) menjamin standar akurasi dan ketepatan yang tinggi

dalam

advise

prosedural; 3) mengembangkan keahlian konstitusi dan prosedural,

serta kelengkapannya; dan 4) mempublikasikan rangkaian hasil kerja dan

prosedur.

Pada tahun 2005 dibentuklah Setjen DPD RI berdasarkan Pasal 99 UU

Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD dan

DPRD. Berdasarkan UU tersebut telah ditetapkan Peraturan Presiden Nomor 51

Tahun 2005 tentang pembentukan Sekretariat Jenderal DPD RI, yang

ditindaklanjuti dengan Peraturan Sekretaris Jenderal DPD RI Nomor 1 Tahun

2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal DPD RI dengan

struktur Setjen DPD RI terdiri dari 6 (enam) Biro, 1 (satu) Pusat, 27 (dua puluh

tujuh) Bagian/Bidang dan 58 (lima puluh delapan) Subbagian/Subbidang.

Meningkatnya beban kerja dan perubahan mekanisme kegiatan DPD RI,

(11)

Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014

6

DPD RI yang ditetapkan dalam Peraturan Sekretaris Jenderal DPD RI Nomor 1

Tahun 2008, dengan Perubahan struktur unit kerja eselon II dari 6 (enam) Biro

dan 1 (satu) Pusat menjadi 6 (enam) Biro dan 3 (tiga) Pusat, sehingga

menambah unit kerja eselon III dan eselon IV dari 27 (dua puluh tujuh)

Bagian/Bidang menjadi 35 (tiga puluh lima) Bagian/Bidang dan dari 58 (lima

puluh delapan) Subbagian/Subbidang menjadi 79 (tujuh puluh sembilan)

Subbagian/Subbidang.

Pada awal periode 2009-2014 terjadi perubahan nomenklatur dan

tambahan alat kelengkapan dalam struktur kelembagaan DPD RI yang semula

Panitia Ad Hoc (PAH) menjadi Komite, Panitia Kerjasama Antar Lembaga

Perwakilan (PKALP) menjadi Panitia Hubungan Antar Lembaga (PHAL) dan

penambahan Panitia Akuntabilitas Publik (PAP).

Dengan adanya perubahan nomenklatur dan tambahan alat kelengkapan

tersebut serta dibentuknya struktur organisasi di ibu kota provinsi yang

memerlukan peningkatan fungsi pengawasan yang dilakukan oleh Bagian

Pengawasan Internal, maka dilakukan perubahan struktur organisasi dengan

penyesuaian nomenklatur dan penambahan kesekretariatan alat kelengkapan

serta peningkatan bagian pengawasan internal setingkat Eselon IIIa menjadi unit

Inspektorat setingkat Eselon IIa yang memiliki tugas dan fungsi pengawasan di

kantor DPD RI di ibu kota negara dan ibu kota provinsi.

Berdasarkan kondisi tersebut di atas dan persetujuan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor:

B/2008/M.PAN-RB/06/2012 tanggal 28 Juni 2012 ditetapkan Peraturan Sekretaris

Jenderal DPD RI Nomor 02 Tahun 2012 tentang Perubahan pertama Peraturan

Sekretaris Jenderal Nomor 1 Tahun 2008 dengan perubahan struktur Eselon II

dari 9 (sembilan) menjadi 10 (sepuluh) yang terdiri dari 6 (enam) Biro, 3 (tiga)

Pusat dan 1 (satu) Inspektorat. 35 (tiga puluh lima) Bagian/Bidang (perubahan

nomenklatur Panitia Ad Hoc menjadi Komite, PKALP menjadi PHAL, dan

penambahan unit bagian Sekretariat PAP serta penghapusan bagian

(12)

Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014

7

menjadi 80 (delapan puluh) Subbagian/Subbidang. Selain itu, melalui persetujuan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi melalui

suratnya nomor: B/2230/M.PAN-RB/09/2011 tanggal 21 September 2011 telah

disusun Peraturan Sekretaris Jenderal DPD RI Nomor 01 Tahun 2011 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kantor Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia

di Provinsi dengan jabatan kepala kantor Dewan Perwakilan Daerah Republik

Indonesia di Provinsi adalah setingkat eselon III.

Bagan struktur organisasi Setjen DPD RI sesuai Peraturan Sekretaris

Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2012,

tergambar pada Lampiran 1, serta Bagan organisasi dan tata kerja kantor DPD RI

di provinsi terdapat pada Lampiran 2.

Kesekretariatan DPD RI diatur dengan Pasal 413 sampai dengan Pasal

417 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MD3. Tugas dan fungsi

Sekretariat Jenderal DPD RI secara rinci diatur dalam Peraturan DPD RI Nomor

1 Tahun 2014 tentang Tata Tertib. Dalam Pasal 224 Tata Tertib DPD RI,

Sekretariat Jenderal mempunyai tugas:

a. memberi dukungan teknis, administratif, dan keahlian;

b. melaporkan secara tertulis pelaksanaan tugasnya selama tahun sidang

sebelumnya kepada pimpinan pada setiap permulaan tahun sidang dalam

Sidang Paripurna.

Dukungan teknis administratif meliputi:

a. penyelenggaraan administrasi dan keprotokolan lembaga dan hal-hal yang

berkaitan dengan dukungan kelembagaan, keanggotaan dan seluruh kegiatan

DPD;

b. perencanaan program dan anggaran untuk kegiatan DPD;

c. pelaksanaan pengelolaan anggaran DPD;

d. penyiapan seluruh dukungan dalam rangka kegiatan sidang dan rapat-rapat;

(13)

Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014

8

f. pemberian dukungan referensi dan jaringan kerja;

g. pengelolaan dan pemberian informasi sesuai kebutuhan masyarakat

berkenaan dengan informasi kegiatan DPD seperti hasil-hasil keputusan

DPD, penerimaan kunjungan anak sekolah, dan masyarakat yang ingin

mengetahui tentang DPD dan lain-lain yang relevan dalam ruang lingkup

tugas Sekretariat Jenderal;

h. penyiapan dukungan pelaksanaan tugas berupa fasilitas gedung, ruang rapat,

dan peralatan yang dikoordinasikan dengan Badan Pengelola Fasilitas

Parlemen;

i. penyiapan dukungan teknologi informasi;

j. penyiapan materi atau bahan bagi pimpinan dalam rangka koordinasi

pimpinan DPR, DPD dan MPR tentang gedung dan fasilitas fisik; dan

k. tugas lain-lain menurut kebutuhan pimpinan dan lembaga sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

Dukungan keahlian meliputi:

a. penampungan hasil diskusi, curah pendapat, atau penjelasan ide/gagasan

mengenai perlunya disusun rancangan undang-undang;

b. pengkajian dan penelusuran informasi yang diperlukan melalui diskusi,

seminar, aspirasi masyarakat, lokakarya, dan bentuk-bentuk pertemuan

lainnya;

c. penyusunan draft naskah/dokumen akademik;

d. penyusunan draf rancangan undang-undang sesuai dengan ide atau

gagasan dari pemrakarsa;

e. pemberian dukungan keahlian kepada Alat Kelengkapan pada saat

sidang-sidang atau rapat-rapat pembahasan di DPD dan DPR; dan

f. pelaksanaan tugas keahlian lainnya dalam rangka pelaksanaan tugas dan

(14)

Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014

9

Sampai dengan bulan Maret 2014, jumlah pegawai Setjen DPD RI tercatat

sebanyak 644 (enam ratus empat puluh empat) pegawai yang terdiri dari 463

(empat ratus enam puluh tiga) PNS dan 181 (Seratus Delapan Puluh Satu)

pegawai tidak tetap. Dari PNS yang bekerja pada Setjen DPD RI yang

menduduki jabatan struktural sebanyak 127 (Seratus Dua Puluh Tujuh) pegawai

dan yang menduduki posisi staf sebanyak 336 (tiga ratus tiga puluh enam)

pegawai. Data lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Jumlah Pegawai di Lingkungan Setjen DPD RI

NO

JABATAN

ESELON

STAFF NON

STRUKTURAL

NON

PNS

JML

I

II

III

IV

A B A

A A

B

A

B

1 SESJEN 1 - - - 1

2 WASESJEN - 1 - - - 1

3 BIRO RENKEU - - 1 - 4 - 9 - 43 4 61

4 BIRO SETPIM - - 1 - 4 - 9 - 27 7 48

5 BIRO SIDANG I - - 1 - 5 - 10 - 39 15 70

6 BIRO SIDANG II - - 1 - 6 - 13 - 47 16 83

7 BIRO ADMIN - - 1 - 3 - 8 - 46 11 69

8 BIRO UMUM - - 1 - 4 - 9 - 55 64 133

9 PUSDATIN - - 1 - 3 - 7 - 26 12 49

10 PUSJIDA - - 1 - 3 - 7 - 41 44 96

11 PUSJIJAKUM - - 1 - 3 - 7 - 9 3 23

12 INSPEKTORAT - - 1 - - 1 - 3 5 10

JUMLAH

1 1 10 - 35 -

80

-

336

181

644

Sumber : Biro Administrasi ,keadaan sampai dengan 1 Maret 2014

Dengan gambaran tersebut, maka peran kesetjenan DPD RI sangat

penting sebagai sistem pendukung bagi DPD RI sebagai lembaga legislatif.

Cukup banyak peluang penyempurnaan pelaksanaan tugas parlemen atau

lembaga legislatif yang bisa dipengaruhi oleh perbaikan sistem kerja di jajaran

Sekretariat Jenderal diantaranya melalui penyediaan tenaga ahli, narasumber,

data dan informasi tentang persoalan yang dibahas, penyediaan informasi

tentang sistem dan prosedur berpemerintahan dalam kaitan dengan persoalan

(15)

Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014

10

Keberhasilan manajemen dalam organisasi dapat terlihat dari kemampuan

organisasi beradaptasi terhadap perubahan yang semakin cepat. Oleh

karenanya, organisasi perlu melakukan analisis lingkungan strategis sehingga

dapat mengidentifikasi aspek strategis dan permasalahan yang dihadapi dan

dampaknya terhadap masa depan organisasi. Berikut ini hasil analisis lingkungan

strategis Sekretariat Jenderal DPD RI, yaitu :

1. Aspek Strategis

Aspek strategis merupakan aspek-aspek tertentu yang dapat mendukung

keberhasilan suatu organisasi. Aspek-aspek ini harus berjalan sesuai dengan

apa yang diinginkan oleh suatu organisasi, jika organisasi ingin menunjukkan

keberhasilan kinerjanya. Dengan demikian organisasi yang berhasil tidak hanya

bermanfaat bagi individu tetapi juga bagi organisasi itu sendiri. Aspek strategis

Sekretariat Jenderal DPD meliputi:

a. Dukungan Pimpinan dan Anggota;

b. Semangat dan motivasi kerja pegawai;

c. Pengalaman kerja;

d. Struktur organisasi;

e. Mekanisme dan prosedur kerja;

f. Kerjasama antar unit kerja;

g. Budaya dan etos kerja;

h. Hubungan kerja dengan instansi/organisasi terkait;

i. Teknologi informasi;

j. Sarana dan prasarana kerja;

k. Dukungan anggaran.

2. Permasalahan

Beberapa permasalahan pokok yang dihadapi oleh sekretariat Jenderal

(16)

Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014

11

a) Sebagai lembaga baru yang tumbuh sebagai konsekuensi konsensus

politik, maka format kerja DPD RI terus berkembang untuk mencapai

bentuknya. Keberadaan dan langkah-langkah kerja DPD RI berada dalam

ruang politik dengan berbagai friksi ide serta hampir seluruh sumberdaya

dukungan lembaga DPD RI sama sekali tidak ada dibawah kendali DPD

RI sendiri. Hal ini membawa konsekuensi pula untuk berbagai perubahan

yang mau tidak mau akan membagi konsentrasi pemikiran dan kerja

sekretariat jenderal DPD RI.

b) Masih jauhnya perangkat dukungan dari yang sebagaimana seharusnya

terutama apabila diambil referensi lembaga yang sama pada negara lain,

terdapat kelemahan dukungan staf sekretariat yang harus menyediakan

mekanisme kerja, administrasi, informasi dan jaringan kerja dengan unit

terkait/

stakeholders

. Secara agregat, kondisi nyatanya ialah kombinasi

antar staf ahli dan staf sekretariat pendukung masih jauh dari kebutuhan

untuk operasionalnya lembaga legislatif seperti DPD RI.

c) Kelemahan saat ini yang sangat mungkin paling dirasakan ialah terkait

dengan

feedback

atas agregasi aspirasi yang diserap oleh anggota DPD

RI dari lapangan. Yang terjadi dengan situasi ini ialah keadaan dimana

dalam kegiatannya di lapangan hampir tidak ada dukungan perangkat

kerja Setjen DPD RI untuk anggota DPD RI, karena konstruksi dukungan

perangkat daerah masih memerlukan pengaturan-pengaturan dalam

teknis pelaksanaannya.

d) Dengan ditetapkannya UU No. 17 Tahun 2014, maka terjadi perubahan

kedudukan, tugas, fungsi dan wewenang DPD RI. Aktivitas anggota DPD

RI tidak hanya dilakukan di Ibukota negara (Jakarta), juga dilakukan di

daerah masing-masing, di setiap Provinsi. Perubahan tugas, fungsi dan

wewenang DPD RI memberikan dampak pada peningkatan aktivitas

anggota DPD RI. Peningkatan aktivitas ini membawa konsekuensi pada

peningkatan kegiatan teknis administratif dan teknis subtantif. Dengan

(17)

Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014

12

merupakan aktivitas kesekretariatan. Berdasarkan kondisi objektif

tersebut, maka terhadap kelembagaan pendukung Sekretariat Jenderal

DPD RI perlu dilakukan penataan tugas, fungsi dan revitalisasi

organisasi.

Dengan demikian, amanat UU MD3 terhadap revitalisasi Sekretariat DPD

RI dan kelembagaan DPD RI berpangkal kepada sistem dan manajemen

Sekretariat DPD RI, dalam rangka mendukung proses dan tahapan

pengambilan putusan di DPD RI. Perkembangan sekarang dalam hal

reorganisasi Sekretariat Jenderal DPD RI temasuk untuk unit kerja DPD

RI di daerah masih dalam proses bersama Kementerian Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, sebagai otoritas pengaturan

organisasi lingkup kementerian dan lembaga.

e) Gedung kantor DPD RI berada di kawasan komplek parlemen (MPR,

DPR dan DPD). Pemanfaatan sarana dan prasarana di kawasan komplek

parlemen diatur dalam Pasal 392 ayat (4) UU MD3 bahwa Pimpinan

MPR, DPR dan DPD melalui alat kelengkapan melakukan koordinasi

dalam rangka pengelolaan sarana dan prasarana dalam kawasan gedung

perkantoran MPR, DPR dan DPD. Sebagai tindak lanjut, Pimpinan DPD

RI telah melaksanakan koordinasi bersama dengan Pimpinan MPR,

Pimpinan DPR, BURT DPR, dan Sekretariat Jenderal MPR, DPR, dan

DPD dalam rangka penataan seluruh kawasan komplek parlemen

termasuk dengan rencana pembangunan gedung baru DPD RI, namun

sampai saat ini belum terealisasi.

(18)

Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014

13

Gedung kantor sementara DPD RI di ibu kota provinsi saat ini masih menggunakan gedung kantor pinjam pakai dari Pemerintah Provinsi dan dengan cara sewa yang kondisinya kurang memadai dan belum representatif sebagai gedung kantor lembaga Negara. Untuk tahun anggaran 2014 telah dialokasikan pembangunan gedung kantor di 3 (tiga) provinsi yang diharapkan secara bertahap dalam waktu lima tahun mendatang dapat dibangun gedung kantor DPD RI di seluruh provinsi.

B. SISTEMATIKA PENYAJIAN

Pada dasarnya Laporan Kinerja (LAK) ini mengkomunikasikan pencapaian

kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI selama tahun 2014. Capaian kinerja

(

performance result)

2014 tersebut dibandingkan dengan perjanjian kinerja

(performance agreement)

2014 sebagai tolak ukur keberhasilan tahunan

organisasi. Analisis capaian kinerja terhadap perjanjian kinerja memungkinkan

diidentifikasi sejumlah celah kinerja

(performance gap)

bagi perbaikan kinerja di

masa datang.

Selanjutnya, sistematika penyajian LAK Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun

2014 adalah sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini disajikan penjelasan umum Sekretariat Jenderal DPD RI, dengan

penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama

(strategic issued)

yang sedang dihadapi organisasi.

Bab II Perencanaan Kinerja

Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja Sekretariat Jenderal

DPD RI tahun 2014.

Bab III Akuntabilitas Kinerja

A. Capaian Kinerja Organisasi

Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan

(19)

Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014

14

pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran

strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut:

1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;

2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2014

dengan tahun 2013 dan beberapa tahun terakhir;

3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target

jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis

organisasi;

4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional);

5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan

kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan;

6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya;

7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun

kegagalan pencapaian pernyataan kinerja).

B. Realisasi Anggaran

Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah

digunakan untuk mewujudkan kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI sesuai

dengan dokumen Perjanjian Kinerja.

Bab IV Penutup

Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja Sekretariat Jenderal

DPD RI serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk

meningkatkan kinerjanya.

Lampiran:

1) Bagan struktur organisasi Setjen DPD RI sesuai Peraturan Sekretaris

(20)

Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014

15

2) Bagan organisasi dan tata kerja kantor DPD RI di provinsi;

3) Matriks (Revisi) Renstra Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2010-2014;

4) a. Penetapan Kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014;

b. Revisi I Penetapan Kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014;

c. Revisi II Penetapan Kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014;

d. Revisi Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014;

5) Pengukuran Kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014;

(21)

Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014

16 A. REVISI RENCANA STRATEGIS 2010-2014

Revisi Rencana strategis (Renstra) Sekretariat Jenderal (Setjen) DPD RI

tahun 2010-2014 dilaksanakan terkait dengan tujuan, sasaran strategis dan

indikator kinerja Setjen DPD RI yang merupakan penjabaran dan tolak ukur

kinerja Setjen DPD RI dalam pencapaian visi dan misi organisasi. Perubahan

tersebut telah diselaraskan dengan pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi

Setjen DPD RI dalam memberikan dukungan teknis, administratif, dan keahlian

kepada lembaga DPD RI. Renstra Setjen DPD RI Tahun 2010-2014 telah

mengalami 3 (tiga) kali revisi, yaitu pada bulan Maret 2012, Oktober 2013, dan

terakhir pada Oktober 2014.

Revisi Renstra Setjen DPD RI Tahun 2010-2014 pertama dilaksanakan

pada bulan Maret 2012 karena adanya evaluasi atas Laporan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Setjen DPD RI Tahun 2010 sehingga perlu

dilakukan perubahan Renstra terutama pada perumusan indikator kinerja dan

rumusan sasaran.

Pada bulan Oktober 2013 dilakukan revisi kedua terhadap Renstra

Setjen DPD RI tahun 2010-2014 karena terjadi pengembangan struktur

organisasi Setjen DPD RI, adanya penambahan unit kerja eselon I yaitu

inspektorat dan unit kerja eselon III yaitu Bagian Set.Panitia Akuntabilitas

Publik, sehingga diperlukan penyesuaian antara Renstra Setjen DPD RI tahun

2010-2014 dengan struktur yang baru.

Tahun 2014 merupukan tahun terakhir dalam penerapan Renstra Setjen

DPD RI Tahun 2010-2014, namun Renstra Setjen DPD RI Tahun 2010-2014

tetap dilaksanakan pada bulan Oktober 2014. Hal ini dilaksanakan karena

untuk menyesuaikan dengan perkembangan dinamika kelembagaan DPD RI,

adanya pergantian Pimpinan dan Anggota DPD RI untuk periode 2014-2019.

Revisi Renstra Setjen DPD RI Tahun 2010-2014 dilakukan terhadap tujuan, BAB II

(22)

Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014

17

indikator kinerja tujuan, sasaran strategis, dan indikator target kinerja Setjen

DPD RI yang diselaraskan dengan sasaran strategis DPD RI serta

pelaksanaan tugas dan fungsi Setjen DPD RI.

Renstra Setjen DPD RI Tahun 2010-2014 memuat visi, misi, tujuan,

indikator kinerja tujuan, sasaran, indikator kinerja sasaran, target kinerja jangka

menengah, target tahunan, program, dan kebijakan, serta telah menyajikan

Indikator Kinerja Utama (IKU) Setjen DPD RI. Matriks Perubahan Renstra

Setjen DPD RI Tahun 2010-2014 terdapat dalam Lampiran 3.

1. Visi

Penetapan visi dalam perencanaan strategis merupakan salah satu

langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi. Visi dinilai penting tidak

hanya dalam tahap perencanaan, melainkan juga dalam tahapan organisasi

selanjutnya. Substansi mendasar dalam pembentukan visi organisasi

adalah menggali gambaran konkrit melalui refleksi kritis mengenai masa

depan organisasi yang ingin diwujudkan. Visi merupakan komitmen dan

kristalisasi nilai-nilai yang dianut seluruh pemangku kepentingan dan

dilandasi oleh semangat mencapai tujuan.

Visi Setjen DPD RI memiliki peran penting dilihat dari sudut pandang

perspektif kelembagaan, Setjen DPD RI sebagai kesekretariatan lembaga

negara berfungsi sebagai sistem pendukung (supporting system) dan

merupakan integrasi dari berbagai unsur yang terdiri dari kelembagaan,

kepegawaian, dan ketatalaksanaan. Oleh karenanya, Setjen DPD RI

menetapkan visi yang mencerminkan gambaran keadaan dan kondisi yang

ingin diwujudkan pada tahun 2010-2014 sesuai dengan tugas dan fungsi

yang dimiliki oleh Setjen DPD RI, yaitu:

Profesional dan andal dalam memberikan dukungan administratif dan keahlian bagi pelaksanaan tugas konstitusional DPD RI

Terdapat dua kata kunci yang akan memberikan pemahaman tentang

(23)

Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014

18 a. Profesional

Istilah ’profesional’ dimaksudkan untuk menunjukkan kriteria pegawai memiliki kompetensi yang berdayaguna sesuai dengan persyaratan

suatu jabatan, bekerja dengan dedikasi yang tinggi, dan beorientasi

pada prestasi kerja. Artinya, setiap pegawai Setjen DPD RI memiliki

kompetensi (keahlian), kreatif, dan inovatif dalam menjaga dan

meningkatkan pelayanan kepada lembaga DPD; menjamin standar

akurasi dan ketepatan yang tinggi dalam kebijakan prosedural

(accurate and prompt); mengembangkan keahlian konstitusi dan

prosedural bagi lembaga DPD RI (constitutional and procedural

based); mempublikasikan rangkaian hasil kerja, prosedur, dan

sumber-sumber justifikasi kegiatan DPD RI; memfasilitasi program

dan informasi pendidikan yang efektif sebagai bentuk dukungan

fungsional legislasi; dan memaksimalkan serta menjaga akses dari

semua elemen pelayanan dan informasi.

b. Andal

Andal diartikan sebagai terciptanya kepercayaan (trust) dan kepuasan

(satisfied) dari Anggota DPD RI dan lembaga DPD RI terhadap

segenap unsur Setjen DPD RI dalam memberikan dukungan

administratif.

Profesional dan andal dalam memberikan dukungan teknis,

administratif dan keahlian serta sarana prasarana bagi pelaksanaan tugas

konstitutional DPD RI agar tercapai kinerja yang optimal merupakan

keinginan Setjen DPD RI pada Tahun 2010-2014 yang ingin dicapai sebagai

supporting system DPD RI.

2. Misi

Visi organisasi yang telah ditetapkan selanjutnya diwujudkan dengan

(24)

Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014

19

baik, menetapkan tujuan yang unik dan mendasar, dan menunjukkan

cakupan kegiatan yang ditawarkan serta pasar/konsumen yang dilayani.

Profesional dan andal dalam memberikan dukungan administratif dan

keahlian bagi pelaksanaan tugas konstitusional DPD RI diwujudkan dengan

menetapkan dan melaksanakan misi Setjen DPD RI, yaitu :

1) Optimalisasi dukungan keahlian dan teknis persidangan DPD RI;

2) Membangun sumber daya manusia aparatur yang profesional,

kompeten, dan berintegritas;

3) Meningkatkan kapasitas organisasi Sekretariat Jenderal dan sarana

prasarana; dan

4) Membangun pemahaman masyarakat luas tentang keberadaan DPD

RI.

3. Tujuan dan Sasaran

Visi dan misi yang telah ditetapkan dirumuskan kedalam bentuk yang

lebih terarah dan operasional, yaitu tujuan dan sasaran organisasi. Tujuan

dan sasaran unit kerja eselon I harus berorientasi hasil dan terkait dengan

isu strategis organisasi.

Sekretariat Jenderal DPD RI telah menetapkan tujuan dan sasaran

strategis organisasi yang menggambarkan tugas dan fungsi organisasi

Setjen DPD RI. Tujuan ditetapkan untuk mempertajam pelaksanaan misi

Setjen DPD RI dan meletakkan prioritas serta memberikan arah program

dan kegiatan yang akan dilaksanakan. Sedangkan, sasaran strategis Setjen

DPD RI merupakan ukuran kinerja pencapaian misi sesuai dengan

tujuannya.

Sesuai dengan visi dan misi Setjen DPD RI, maka tujuan dan sasaran

yang ingin dicapai sampai dengan tahun 2014 adalah:

1) Tujuan: Terwujudnya dukungan teknis dan keahlian yang

(25)

Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014

20

Sasaran: 1) Terwujudnya dukungan teknis dan subatansi/materi

persidangan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi

DPD RI;

2) Terwujudnya dukungan terhadap penguatan

kelembagaan DPD RI;

3) Terwujudnya efektivitas hubungan antara DPD RI

dengan konstituen di daerah pemilihan;

4) Terwujudnya profesionalitas kompetensi dan

integritas sumber daya manusia dalam mendukung

pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI.

2) Tujuan: Terwujudnya dukungan administratif dan sarana

prasarana yang andal dalam pelaksanaan tugas dan

fungsi DPD RI

Sasaran: 1) Terwujudnya layanan administrasi perkantoran dan

keuangan yang tertib dan akuntabel dalam

mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI;

2) Terwujudnya akuntabilitas kinerja dan keuangan

Sekretariat jenderal yang transparan dan akuntabel

dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi

DPD RI;

3) Meningkatnya kualitas layanan sarana dan prasarana

dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi

DPD RI;

4) Terwujudnya kapasitas layanan data dan informasi

Sekretariat Jenderal DPD RI dalam mendukung

pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI.

4. Strategi

Untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan, maka

perlu dirumuskan strategi/cara Sekretariat Jenderal DPD RI dalam program

(26)

Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014

21

2014 Sekretariat Jenderal DPD RI memiliki 3 (tiga) program, yaitu (1)

program penguatan kelembagaan DPD dalam sistem demokrasi; (2)

program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas lainnya DPD RI;

dan (3) program peningkatan sarana dan prasarana aparatur DPD RI.

B. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2014

Perjanjian Kinerja adalah lembar atau dokumen yang berisikan

penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan intansi

yang lebih rendah untuk melaksanakan program atau kegiatan yang disertai

dengan sasaran strategis dan indikator kinerja pada awal tahun.

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,

Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah telah merubah beberapa ketentuan tentang perjanjian kinerja yang

awalnya merupakan penetapan kinerja. Salah satunya terkait dengan ruang

lingkup perjanjian kinerja yaitu dimuatnya perjanjian yang disepakati terhadap

kinerja yang terwujud akibat kegiatan tahun sebelumnya selain kinerja yang

dihasilkan atas kegiatan tahun bersangkutan.

Setelah menerima dokumen pelaksanaan anggaran tahun 2014,

Sekretariat Jenderal DPD RI menetapkan Penetapan Kinerja Sekretariat

Jenderal DPD RI Tahun 2014 yang memuat informasi tentang sasaran

strategis, indikator kinerja, target kinerja, dan jumlah anggaran yang akan

dialokasikan (terdapat pada lampiran 4A).

Dalam perjalanannya, Sekretariat Jenderal telah melakukan review

Penetapan Kinerja Tahun 2014 selama tahun 2014. Hal ini sesuai dengan

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 53 Tahun 2014 perjanjian kinerja dapat direvisi apabila terjadi

pergantian atau mutasi pejabat; perubahan dalam strategi yang mempengaruhi

pencapaian tujuan dan sasaran; dan/atau perubahan prioritas atau asumsi yang

(27)

Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014

22

Pelaksanaan review terhadap Penetapan Kinerja Sekretariat Jenderal

DPD RI Tahun 2014 dilaksanakan pertama pada bulan Juli 2014, terkait

dengan perubahan DIPA Setjen DPD RI (APBN-P) dimana terjadi penghematan

anggaran yang menyebabkan pengurangan target kinerja Setjen DPD RI

sehingga dilakukan revisi pada Penetapan Kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI

Tahun 2014 terkait dengan perubahan target kinerja (lampiran 4B). Review

kedua dilaksanakan pada Bulan Oktober 2014, terkait dengan pergantian

Pimpinan dan Anggota DPD RI periode 2014-2019 yang mempengaruhi

perubahan tujuan dan sasaran strategis Sekretariat Jenderal DPD RI dalam

Renstra Setjen DPD RI Tahun 2010-2014 sehingga perlu dilakukan revisi

kembali terhadap Penetapan Kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014

(lampiran 4C). Dan dengan terbitnya Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 pada tanggal

20 November 2014 terkait perubahan nomenklatur, maka Penetapan Kinerja

Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014 berubah menjadi Perjanjian Kinerja

Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014 (Lampiran 4D).

Perjanjian kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI yang telah ditetapkan

telah direview dan diukur untuk melihat keberhasilan atau kegagalan kinerja

Setjen DPD RI. Selain itu, mulai tahun 2014 Perjanjian Kinerja Sekretariat

Jenderal DPD RI telah dimanfaatkan dalam rencana kinerja individu oleh

pejabat eselon I yang diturunkan ke pejabat eselon II, eselon III, eselon IV,

sampai dengan staf yang dituangkan dalam Rencana Kerja Perorangan (SKP)

dan telah digunakan sebagai pedoman penyusunan Rencana Aksi Sekretariat

(28)

Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014

23

A. Capaian Kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI

Capaian kinerja Sekretariat Jenderal DPD RI pada tahun 2014

menggambarkan capaian sasaran strategis Sekretariat Jenderal DPD RI pada

tahun 2014 dengan melakukan analisis melalui (1) membandingkan antara

target dan realisasi kinerja tahun ini; (2) membandingkan antara realisasi

kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun

terakhir; (3) membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan

target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis

organisasi; (4) analisis penyebab keberhasilan atau kegagalan atau

peningkatan atau penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan;

(5) analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya; dan (6) analisis program

atau kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian

pernyataan kinerja.

Capaian sasaran diukur pada tingkat outcome dengan menggunakan

indikator-indikator sasaran yang jelas dan terukur untuk menetapkan penilaian

keberhasilan setiap sasaran. Data capaian diperoleh dari pengukuran melalui

pengumpulan dan perangkuman data dengan memperhatikan indikator kinerja

yang digunakan, frekuensi pengumpulan data, penanggung jawab, mekanisme

perhitungan, dan sumber data yang digunakan sehingga dapat diyakini validitas

datanya dan dapat diandalkan.

Capaian sasaran strategis Sekretariat Jenderal DPD RI sangat

dipengaruhi oleh dukungan kegiatan yang dilaksanakan oleh unit kerja di

lingkungan Setjen DPD RI. Berikut ini sasaran strategis Sekretariat Jenderal

DPD RI yang diukur capaiannya, yaitu :

1) Terwujudnya dukungan teknis dan substansi/materi persidangan dalam

pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI;

2) Terwujudnya dukungan terhadap penguatan kelembagaan DPD RI; BAB III

(29)

Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014

24

3) Terwujudnya efektivitas hubungan antara DPD RI dengan konstituen di

daerah pemilihan;

4) Terwujudnya profesionalitas kompetensi dan integritas SDM dalam

mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI;

5) Terwujudnya layanan administrasi perkantoran dan keuangan yang tertib

dan akuntabel dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI;

6) Terwujudnya akuntabilitas kinerja dan keuangan Sekretariat Jenderal DPD

RI yang transparan dan akuntabel dalam mendukung pelaksanaan tugas

dan fungsi DPD RI;

7) Meningkatnya kualitas layanan sarana dan prasarana dalam mendukung

pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI;

8) Terwujudnya kapasitas layanan data dan informasi Sekretariat Jenderal

DPD RI dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI.

Secara umum sasaran strategis Sekretariat Jenderal DPD RI telah

berhasil dicapai pada tahun 2014, namun demikian terdapat beberapa sasaran

strategis yang belum berhasil mencapai target yang telah ditetapkan. Terhadap

sasaran yang belum berhasil diwujudkan, Sekretariat Jenderal DPD RI telah

melakukan beberapa analisis dan evaluasi untuk melakukan perbaikan,

penanganan masalah dan peningkatan kinerja di masa mendatang.

Matriks pengukuran kinerja indikator sasaran strategis Sekretariat

Jenderal DPD RI tahun 2014 terdapat pada lampiran 5. Rincian analisis

capaian masing-masing sasaran strategis dengan indikator kinerjanya dapat

(30)

Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014

25

Terwujudnya dukungan teknis dan substansi/materi persidangan oleh

Sekretariat Jenderal dalam pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI merupakan

salah satu sasaran untuk mencapai tujuan terwujudnya dukungan teknis dan

keahlian yang profesional dalam pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI.

Sasaran dan tujuan ini menggambarkan tugas dan fungsi Sekretariat Jenderal

DPD RI sebagai supporting system dalam memberikan dukungan teknis dan

substansi/materi persidangan DPD RI yang merupakan core bussiness bagi

DPD RI dalam menghasilkan keputusan DPD RI terkait (1) RUU usul iniasiatif

DPD RI; (2) pertimbangan kepada DPR tentang RUU yang berkaitan dengan

APBN, pajak, pendidikan, dan agama; (3) hasil pengawasan terhadap

pelaksanaan atas UU tertentu; (4) pertimbangan terhadap hasil pemeriksaan

atas keuangan negara dari BPK; dan (5) pertimbangan dalam pemilihan

anggota BPK.

Capaian indikator kinerja sasaran strategis terwujudnya dukungan teknis

dan substansi/materi persidangan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI

pada tahun 2014 dengan membandingkan antara target dan realisasi kinerja,

serta perbandingan realiasasi kinerja dan capaian kinerja tahun 2014 dengan

tahun 2013, 2012, 2011, dan 2010 terdapat pada tabel 3.1 berikut :

Sasaran strategis_1 :

(31)

26

Tabel 3.1. sasaran strategis_1

“Terwujudnya dukungan teknis dan substansi/materi persidangan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI”

NO INDIKATOR KINERJA

2014 2013 2012 2011 2010

TARGET REALISASI CAPAIAN

(%) REALISASI CAPAIAN (%) REALISASI

(32)

Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014

27 NO INDIKATOR KINERJA

2014 2013 2012 2011 2010

TARGET REALISASI CAPAIAN

(%) REALISASI CAPAIAN (%) REALISASI Tugas dan Fungsi DPD RI yang digunakan

(33)

Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014

28

Dari tabel 3.1. sasaran strategis_1 “Terwujudnya dukungan teknis dan

substansi/materi persidangan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI”

dapat dilakukan analisis capaian terhadap masing-masing indikator kinerja

terkait dengan (a) capaian kinerja tahun 2014, (b) perbandingan capaian kinerja

tahun 2014 dengan tahun 2013, 2012, 2011, dan 2010, (c) perbandingan

capaian kinerja dengan target kinerja jangka menengah yang terdapat dalam

dokumen Renstra Sekretariat Jenderal tahun 2010-2014, (d) penyebab

keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta solusi yang

telah dilakukan, (e) efisiensi penggunaan sumber daya, dan

(f) program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan

capaian. Berikut ini analisis dari masing-masing indikator, yaitu :

1.1 Indikator Kinerja Tingkat kepuasan Anggota terhadap dukungan teknis dan substansi/materi persidangan

Tingkat kepuasan Anggota terhadap dukungan teknis dan

substansi/materi persidangan merupakan salah satu alat untuk mengukur

sasaran terwujudnya dukungan teknis dan substansi/materi persidangan

dalam pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI.

Capaian tingkat kepuasan anggota terhadap dukungan teknis dan

substansi/materi persidangan didapat dari perbandingan jumlah Anggota

yang tidak menyampaikan keluhan secara tertulis terhadap dukungan

teknis dan substansi/materi persidangan kepada Sekretariat Jenderal DPD

RI dengan jumlah seluruh Anggota DPD RI.

Pada tahun 2014 diketahui bahwa persentase kepuasan anggota

terhadap dukungan teknis dan substansi/materi persidangan telah memiliki

capaian 100% sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu 100%. Selama

tahun 2014, dari 132 orang Anggota DPD, semua Anggota DPD (132

orang) tidak menyampaikan keluhan secara tertulis kepada Sekretariat

Jenderal DPD terkait dukungan teknis dan substansi/materi persidangan

yang telah dilaksanakan. Namun demikian terdapat masukan-masukan

Anggota secara lisan terkait dukungan teknis persidangan yang langsung

(34)

Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014

29

tetapi untuk masukan yang terkait dengan keterbatasan ruang rapat karena

Sekretariat Jenderal DPD RI belum memiliki gedung sendiri di ibukota

negara tidak dapat segera ditindaklanjuti oleh Sekretariat Jenderal DPD RI

disebabkan di luar kewenangan Sekretariat dan Lembaga.

Selain itu, tingkat kepuasan Anggota DPD RI dapat diindikasikan

dengan adanya pernyataan terima kasih tertulis dari Pimpinan Alat

Kelengkapan DPD RI yang dibacakan pada saat Sidang Paripurna untuk

Sekretariat Jenderal DPD RI terhadap dukungan teknis dan

substansi/materi yang telah dilaksanakan.

Capaian target kinerja pada tahun 2014 tercapai karena tindak lanjut

permintaan alat kelengkapan DPD untuk melaksanakan kegiatan segera

ditindaklanjuti oleh Sekretariat Jenderal DPD RI dengan profesional, cepat,

tertib, andal dan tepat waktu sehingga tidak ada Anggota DPD yang

menyampaikan komplain secara tertulis kepada Sekretariat Jenderal

DPD RI. Pada tahun selanjutnya, dalam rangka peningkatan kinerja

Sekretariat Jenderal DPD RI yang lebih baik, akan dilakukan evaluasi

(survey) tingkat kepuasan Anggota DPD RI terhadap dukungan teknis dan

substansi/materi persidangan secara rutin dan berkala setiap 6 (enam)

bulan sekali secara proaktif.

Dukungan yang diberikan oleh Sekretariat Jenderal DPD RI dalam

bentuk dukungan teknis dan dukungan substansi/materi. Dukungan teknis

meliputi penyiapan seluruh operasional persidangan sebelum persidangan

dimulai seperti undangan persidangan yang informatif, penyediaan ruang

persidangan yang memadai, perlengkapan persidangan yang berfungsi

dengan baik, layanan jamuan persidangan yang baik, penggandaan materi

persidangan dan layanan pengamanan yang siaga, serta penyediaan

presensi persidangan yang transparan.

Sedangkan dukungan substansi/materi meliputi penyiapan materi

persidangan, pemberian dukungan keahlian pada saat sidang/rapat

pembahasan di DPD dan DPR, penyiapan penyusunan draft

(35)

undang-Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014

30

undang sesuai dengan ide atau gagasan dari pemrakarsa, penyusunan draf

pengantar rapat, penyusunan draf kerangka acuan untuk kunjungan kerja

dan Raker dengan Menteri, penyusunan draf jadwal, dan penyusunan draf

kesimpulan, serta penyusunan draf keputusan DPD RI/alat kelengkapan

DPD RI.

Capaian tingkat kepuasan Anggota DPD RI terhadap dukungan teknis

dan substansi/materi persidangan pada tahun 2014 dibandingkan dengan

tahun 2013, 2012, 2011, dan 2010 tidak mengalami perubahan, yaitu

sebesar 100% dari target 100%. Hal ini dikarenakan dari tahun 2010

sampai dengan 2014 tidak ada keluhan tertulis dari Anggota DPD RI

terhadap dukungan teknis dan substansi/materi persidangan.

Program yang menunjang keberhasilan pencapaian target ini adalah:

a. program penguatan kelembagaan DPD dalam sistem Demokrasi,

dengan melaksanakan kegiatan :

1) kegiatan dukungan penyelenggaraan fungsi legislasi pertimbangan,

pengawasan DPD, dan pengembangan kerja sama; dan

2) kegiatan dukungan penyelenggaraan fungsi legislasi pertimbangan,

pengawasan DPD, dan fungsi badan kehormatan.

b. Program dukungan manajemen dalam pelaksanaan tugas lainnya

DPD RI, dengan melaksanakan kegiatan :

1) kegiatan pengelolaan dan pengkajian aspirasi masyarakat dan

daerah; dan

2) penyelenggaraan pengkajian kebijakan dan hukum.

Capaian tingkat kepuasan Anggota DPD RI terhadap dukungan teknis

dan substansi/materi persidangan dilaksanakan oleh pegawai Sekretariat

Jenderal DPD RI yang berhubungan langsung dengan persidangan

(36)

Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014

31

1.2 Indikator Kinerja Persentase penyelenggaraan rapat/sidang alat-alat kelengkapan

Persentase penyelenggaraan rapat/sidang alat-alat kelengkapan

merupakan salah satu alat untuk mengukur sasaran terwujudnya dukungan

teknis dan substansi/materi persidangan dalam pelaksanaan tugas dan

fungsi DPD RI.

Penyelenggaraan Rapat/sidang alat-alat kelengkapan merupakan salah

satu tugas utama (

core bussines

) Sekretariat Jenderal DPD RI sebagai

supporting system

DPD RI. Rapat/sidang DPD RI, yaitu (1) rapat internal

meliputi rapat pleno alat kelengkapan, rapat gabungan alat kelengkapan,

dan rapat tim kerja; (2) rapat eksternal meliputi rapat kerja, rapat

konsultasi, rapat koordinasi, rapat dengar pendapat, dan rapat dengar

pendapat umum; (3) rapat alat kelengkapan di daerah meliputi rapat

koordinasi, rapat dengar pendapat, rapat dengar pendapat umum, rapat

bersama DPRD, dan rapat bersama Pemerintah Daerah dan DPRD.

Capaian persentase penyelenggaraan rapat/sidang alat-alat

kelengkapan didapat dari persentase jumlah realisasi rapat/sidang yang

diselenggarakan oleh Sekretariat Jenderal DPD RI dibandingkan dengan

persentase jumlah rapat/sidang yang telah dijadwalkan.

Persentase realisasi jumlah rapat/sidang yang diselenggarakan oleh

Sekretariat Jenderal DPD RI didapat dari jumlah rapat yang

diselenggarakan dibandingkan dengan jumlah rapat/sidang yang

dijadwalkan.

Berikut ini data rapat/sidang alat kelengkapan yang diselenggarakan

(37)

Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014

32

Tabel 3.2 Target dan Realisasi Penyelenggaraan Rapat/Sidang Alat Kelengkapan DPD RI Tahun 2014

NO Alat

dijadwalkan oleh alat kelengkapan DPD RI sebanyak 261 (dua ratus enam

puluh satu) rapat/sidang, dan yang terselenggara sebanyak 261 (dua ratus

enam puluh satu) rapat/sidang, sehingga target indikator persentase

penyelenggaraan rapat/sidang alat-alat kelengkapan mencapai 100%.

Capaian persentase penyelenggaraan rapat/sidang alat-alat

kelengkapan pada tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013, 2012,

2011, dan 2010. Pada tahun 2013 dan 2014 memiliki capaian sebesar 95%

dari target 100% dikarenakan penyelenggaraan rapat/sidang melibatkan

pihak luar sebagai undangan seperti kementerian dan narasumber/pakar

yang menyebabkan jadwal penyelenggaraan rapat/sidang sering kali

diubah dalam waktu singkat mengikuti konfirmasi undangan dan substansi

yang akan dibahas. Upaya perbaikan yang dilakukan dalam mengatasi hal

tersebut adalah dengan melakukan koordinasi dan konfirmasi yang intensif

(38)

Laporan Kinerja (LAK) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2014

33

Program yang dilakukan untuk mencapai persentase

penyelenggaraan rapat/sidang alat-alat kelengkapan adalah program

penguatan kelembagaan DPD dalam sistem demokrasi melalui kegiatan

persidangan/rapat-rapat DPD RI.

Sumber daya yang digunakan dalam mencapai target indikator ini

adalah berupa anggaran dan pegawai yang melaksanakan kinerja ini.

Anggaran yang dikeluarkan yaitu sebesar Rp. 4.162.835.004,- atau sekitar

65,7% dari target anggaran yang telah ditetapkan. Apabila dibandingkan

antara capaian anggaran (65,7%) dengan capaian kinerja (100%) maka

dapat disimpulkan bahwa telah terjadi efisiensi anggaran dalam

pelaksanaan penyelenggaraan rapat/sidang alat-alat kelengkapan DPD RI.

Pegawai yang melaksanakan kinerja ini adalah pegawai Sekretariat

Jenderal DPD RI yang terkait langsung dengan penyelenggaraan

rapat/sidang alat-alat kelengkapan DPD RI.

1.3 Indikator Kinerja Persentase draf keputusan DPD RI terkait fungsi legislasi yang digunakan sebagai Keputusan DPD RI

Indikator persentase draf keputusan DPD RI terkait fungsi legislasi

yang digunakan sebagai keputusan DPD RI menggambarkan salah satu

tolak ukur pencapaian sasaran strategis terwujudnya dukungan teknis dan

substansi/materi persidangan dalam pelaksanaan fungsi dan tugas DPD RI.

Capaian persentase draf keputusan DPD RI terkait fungsi legislasi

yang digunakan sebagai Keputusan DPD RI didapat dari persentase jumlah

realisasi draf keputusan DPD RI yang digunakan dibandingkan dengan

persentase draf keputusan DPD RI yang telah ditargetkan.

Persentase realisasi draf keputusan DPD RI yang digunakan didapat

dari jumlah draf keputusan DPD RI yang digunakan dibandingkan dengan

jumlah seluruh draf keputusan DPD RI yang dihasilkan.

Draf keputusan DPD RI terkait fungsi legislasi meliputi naskah usul

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Pegawai di Lingkungan Setjen DPD RI
Tabel 3.1. sasaran strategis_1
Tabel 3.2 Target dan Realisasi Penyelenggaraan Rapat/Sidang Alat
Tabel 3.3. sasaran strategis_2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui cemaran bakteri patogen Escherichia coli, jumlah koloni bakteri, dan nilai pH pada daging

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2008 sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2007, dilaksanakan dengan berpedoman

“je pense donc de je suis” Cartesian—merupakan pemadatan teo- retik untuk optimisme relatif dokter rieux di depan absurditas. Caligula yang sewenang-wenang memerintahkan

Dalam peristilahan ‘terumbu karang’, “karang” yang dimaksud adalah koral, sekelompok hewan dari ordo Scleractinia yang menghasilkan kapur sebagai

Disesuaikan dengan banyaknya para pihak dan sesuai dengan radius domisili Pemohon Peninjauan Kembali dan Termohon Peninjauan Kembali, sudah termasuk hak-hak kepaniteraan yang

Pencegahan jatuh pada lansia dilakukan oleh keluarga berdasarkan faktor- faktor caring untuk mengurangi risiko jatuh yang memiliki akibat yang buruk bagi lansia dan

Perusahaan asuransi memberikan keuntungan atau santunan kematian sebesar nilai pertanggungan asuransi tersebut, apabila tertanggung dapat hidup sampai akhir masa

Pada minggu pertama jumlah imago betina yang terperangkap yaitu 31,0 ekor, jumlah ini lebih banyak dibandingkan imago jantan yang berjumlah 11,0 ekor, namun