PENGEMBANGAN
KREATIVITAS
PEMBELAJARAN
BERCERITA
Tujuan Pembelajaran
Kompetensi Dasar :
menguasai pengembangan kreativitas
pembelajaran dalam bercerita
Indikator keberhasilan diharapkan peserta
mampu;
menjelaskan hakikat bercerita
memahami pengembangan kreativitas
pembelajaran bercerita
metode komunikasi universal yang
sangat berpengaruh kepada jiwa
manusia dan metode ini sangat
efektif untuk mempengaruhi jiwa
anak-anak.
mendidik dan menasehati anak
melalui cerita adalah cara yang bijak
dan cerdas.
Mengapa metode cerita ini
efektif ?
1.
Cerita lebih berkesan daripada
nasehat murni, sehingga pada
umumnya cerita terekam jauh lebih
kuat dalam memori manusia.
2.
Melalui cerita anak belajar untuk
Seorang pendidik Taman
Kanak-Kanak
hendaknya memahami perkembangan anak
Bercerita penting bagi anak …
sangat mudah dicerna di samping
teladan yang dilihat anak setiap hari.
dapat diintegrasikan dengan dasar
ketrampilan lain, yakni berbicara,
membaca, menulis dan menyimak
mengembangkan kemampuan
memberi contoh pada anak bagaimana menyikapi
suatu permasalahan dengan baik, dan melakukan
pembicaraan yang baik.
barometer sosial pada anak, seperti patuh pada
perintah orang tua, mengalah pada adik, dan selalu
bersikap jujur.
memberikan ruang gerak pada anak, kapan sesuatu
Memberikan efek psikologis yang positif bagi
anak dan guru sebagai pencerita, seperti
kedekatan emosional sebagai pengganti figur
orang tua.
Membangkitkan rasa tahu anak akan peristiwa
atau cerita, alur, plot dan memberikan peluang
bagi anak untuk belajar menelaah
kejadian-kejadian di sekelilingnya.
Memberikan daya tarik bersekolah bagi anak
Tanpa itu, dongeng dan
cerita tidak akan
memberikan makna
apa-apa bagi anak.
Kemampuan gurulah sebenarnya yang
menjadi tolak ukur kebermaknaan
Manfaat Bercerita……..
Menanamkan kejujuran,
keberanian, kesetiaan,
keramahan, ketulusan, dan
sikap-sikap positif yang lain dalam
kehidupan lingkungan keluarga,
sekolah dan luar sekolah.
Untuk berlatih mendengarkan,
karena melalui mendengarkan
anak memperoleh
bermacam-macam informasi tentang
Lanjutan
…
Mengembangkan kemampuan
kognitif, afektif, maupun
psikomotor masing-masing anak
anak terlatih untuk
mendengarkan dengan baik,
maka ia akan terlatih untuk
menjadi pendengar yang kreatif
dan kritis.
memberikan pengalaman belajar
yang unik dan menarik, serta
dapat menggetarkan perasaan,
membangkitkan semangat, dan
menimbulkan keasyikan
Bukan hanya guru yang
mengungkapkan suatu cerita kepada
anak, tapi anak juga diberi
kesempatan untuk mengungkapkan
ceritanya sendiri.
Pengalaman demikian sangat penting
bagi anak untuk mengembangkan
kemampuan bercerita,
Bagaimana dengan anak yang
mengalami kesulitan untuk
Tujuan Bercerita
anak mampu mendengarkan dengan seksama
terhadap apa yang disampaikan orang lain, anak
dapat bertanya apabila tidak memahaminya, dan
anak dapat menjawab pertanyaan
anak dapat menceritakan dan mengekspresikan
apa yang didengarkan dan diceritakannya,
sehingga hikmah dari isi cerita dapat dipahami
dan lambat laun didengarkan, diperhatikan,
KARAKTERISTIK CERITA ANAK
Komponen yang perlu diperhatikan dalam
bercerita;
tema
latar
tokoh
Komponen-Komponen dalam
Bercerita
TEMA
Tema, dapat diklasifikasikan menjadi
tema tradisional dan tema non
tradisional.
Tema yang diangkat tidak boleh lepas
dari dunia anak dan harus disesuaikan
dengan pesan moral yang ingin
disampaikan oleh pencerita.
o
Latar
menunjuk pada pengertian tempat, hubungan waktu,
dan lingkungan sosial tempat terjadinya
peristiwa-peristiwa yang diceritakan.
o
Tokoh
sebagai pembawa pesan yang ingin disampaikan
kepada pembaca atau pendengar.
o
Alur Cerita
Prinsip Sederhana Bercerita dengan Baik
1. Milikilah keyakinan bahwa cerita anda patut
didengarkan
Tanyakan pada diri sendiri:
•
Mengapa cerita ini penting untuk di dengarkan?
•
Hal apa yang sangat menarik dalam cerita ini?
•
Bagian mana dari cerita ini yang dapat menarik
perhatian?
2. Siapkan cerita dan berlatihlah bercerita!
Empat langkah untuk mempersiapkan dalam
bercerita
:
•
Identifikasi cerita (perlu mengetahui dengan jelas
tujuan cerita anda)
•
Membuat garis besar cerita.
•
Review fakta-fakta dalam cerita.
•
Berlatihlah bercerita dengan suara keras sesui
dengan garis besar cerita yang telah anda buat. Anda
dapat berlatih di depan anggota keluarga, di depan
cermin, atau dengan merekamnya.
3
. Tangkaplah Perhatian Anak sejak dari Awal
Awali dengan menanyakan pengalaman-pengalaman
menarik yang mereka alami, misalnya:
Pertanyaan tentang sesuatu yang pernah dilihat dan
dikerjakan anak-anak
Berikan ilustrasi yang jelas untuk memulai cerita, dapat
berupa kejadian yang anda alami atau dari sesuatu
yang pernah anda baca.
Libatkan anak-anak dalam aktivitas yang anda
4
.
Identifikasi tingkat
pengenalan/pemahamanan
terhadap cerita
Jelaskan terle
bih dulu bagian-bagian yang
kemungkinan besar tidak mudah dipahami oleh
anak-anak yang belum pernah mendengar cerita
itu.
Kedua, tunjukkan bahwa anda tahu ada
beberapa anak yang sudah pernah mendengar
cerita tersebut tapi jelaskan nilai pentingnya
5. Fokuskan Cerita Anda
Tujuan cerita harus jelas, jangan
bertele-tele dalam bercerita dan jadikan tujuan itu
sebagai fokus cerita.
Jika tujuan utamanya lebih dari satu maka
pilih salah satu dan ceritakan dengan
jelas.
6. Libatkan Anak-anak …
Kepiawaian guru dalam melibatkan anak bukan saja
membuat anak antusias menyimak cerita, tetapi juga
membuat mereka merasa dihargai.
Penyebutan nama, pemberian pertanyaan, teguran, dan
Materi Pokok 2
Pengembangan
Kreativitas
Langkah-langkah dalam
Bercerita
1. Memilah dan Memilih Materi Cerita
Pertama memilih judul yang menarik dan mudah
diingat, baru kemudian materi cerita yang unik
dengan cara sbb:
•
Mencari sumber cerita yang sebanyak-banyaknya
•Catat dan urutkan cerita-cerita tersebut dalam
sebuah
file
cerita
•
Pilahlah dongeng untuk usia berapa cerita tersebut
•Identifikasikan materi pendukung (boneka, musik
2. Memilih Tokoh Cerita
Kekuatan sebuah cerita antara lain terletak
pada bagaimana
karakter tokoh
dimunculkan di dalamnya
Menghayati karakter tokoh juga berarti
menghayati hal-hal yang dirasakan, dipikirkan,
dan diinginkan tokoh-tokoh tersebut
Emosi, perasaan, dan perilaku tokoh
terekspresikan
dalam nada, volume,
Karakter tokoh ada beberapa
kategori
kelamin
usia
sifat
Menirukan Bunyi dan Karakter Suara
gambaran sebuah peristiwa dan memberikan
informasi tokoh apa yang sedang berbicara.
Bunyi-bunyian itu harus dihadirkan dalam cerita,
Bandingkan contoh berikut!!
Cerita tanpa unsur bunyi
……Anak ayam mencari induknya. Semakin lama, semakin
jauh ke hutan. Tiba-tiba datanglah pak harimau….
Cerita dengan unsur bunyi
“tek…kotek….kotek”, anak ayam mencari induknya.
Semakin lama, semakin masuk ke hutan. Tiba-tiba ….
“Krusek..krusek…haummmm…haummm”, datanglah pak
harimau.
Manakah dari 2 unsur tersebut yang lebih memberikan gambaran peristiwa yang terjadi?
Bunyi suara binatang yang minimal harus dapat
diperagakan guru, antara lain adalah:
Bunyi cicit tikus (cit..cit..cit)
Bunyi kokok ayam jantan (kukuruyuk, kongkorongok,
dsb)
Bunyi kotek anak ayam (pepetek, kokotek,
tek-tek, dsb)
Bunyi ringkik kuda (hikk…hikk…hikk)
Bunyi desis ular (zzzzz….zzzzz)
Bunyi embik kambing (embek….embek…)
Bunyi salak anjing (guk…guk…guk!)
Bunyi meongan kucing (meong…meong..)
Bunyi kerik jengkering (krik-krik-krik….)
Bunyi lenguh sapi (emoooh…atau moooh)
3.
Memilih dan Mempersiapkan Tempat
Untuk menyajikan cerita menarik, diperlukan penyiapan
tempat, alat peraga, hingga penyajian cerita.
teknik penyajian cerita, yakni cara dan alat yang
digunakan guru dalam menyampaikan cerita.
Aktivitas bercerita tidak harus di dalam kelas, tetapi
dapat dilakukan di manapun asal memenuhi kriteria
kebersihan, keamanan dan kenyamanan.
Jika jumlah anak sedikit, bercerita dapat dilakukan di
halaman, di bawah pohon, di ruang tamu, di kebun
lanjutan
…
Tempat yang dipilih harus ditata
sehingga semua anak dapat melihat
kepada guru mereka.
Jika jumlah anak tidak terlalu banyak,
penataan dapat dilakukan dengan
melingkar, mengelilingi guru.
Biarkan anak pada posisi yang mereka
sukai dan mereka nikmati karena hal itu
akan membantu mereka mencerna cerita
secara optimal
Saat yang terbaik untuk bercerita
adalah ketika anak menghendaki guru
bercerita, karena pada saat itulah
anak-anak memiliki kesiapan untuk
Materi Pokok 3
Rancangan dan
Pelaksanaan
1
.
Menyusun Rencana Kegiatan Bercerita
Menetapkan Tujuan dan Tema yang Dipilih
Menetapkan Rancangan Kegiatan Bentuk Bercerita yang Dipilih
Menetapkan Bahan dan Alat yang Diperlukan
Menetapkan Rancangan Langkah-langkah Kegiatan
2. Melaksanakan Kegiatan Bercerita
Mengkondisikan Anak
Teknik Membuka Cerita
Teknik-Teknik yang dapat digunakan dalam
bercerita…
1.Membaca langsung dari buku cerita
2.Bercerita dengan menggunakan ilustrasi
gambar dari buku
3.Menceritakan dongeng
Membaca langsung dari buku
cerita
Cara ini dapat dilakukan jika guru memiliki
buku cerita yang sesuai dengan anak,
terutama dikaitkan dengan pesan-pesan yang
tersirat dalam cerita tersebut.
Teknik bercerita ini perlu memperhatikan pula
teknik membaca, supaya cerita yang
Bercerita dengan
menggunakan ilustrasi gambar
dari buku
Teknik ini dapat dipilih guru jika cerita yang akan
disampaikan pada anak terlalu panjang dan terinci.
Penggunaan ilustrasi gambar dapat menarik
perhatian anak, karena mendengarkan cerita tanpa
ilustrasi gambar menuntut konsentrasi/pemusatan
perhatian yang lebih besar dibandingkan apabila
anak mendengarkan cerita dari buku bergambar.
Hendaknya ilustrasi gambar cukup besar sehingga
Contoh Bercerita
Bercerita dengan menggunakan
papan flanel
Papan
flannel
adalah suatu alat peraga
yang efektif untuk menstimulasi anak
dalam pembelajaran aspek menyimak dan
berbicara
Tahapan dalam menggunakan
papan flanel
Beberapa potongan gambar sesuai dengan isi cerita; dan judul cerita cerita singkat dan sarat dengan nilai-nilai kehidupan, sosialisasi dan
lingkungan anak ;
potongan gambar dibuat dan dibentuk sesuai dengan tokoh atau
suasana cerita;
ukuran gambar relatif paling kecil 10 x 15 cm ;
gambar diberi warna menarik dan tidak mengaburkan imajinasi anak; gambar dapat berupa satu gambar tanpa suasana yang mendukung,
dapat pula dilengkapi dengan suasana yang mendukung;
potongan gambar sebanyak-banyaknya 8 potong gambar;
gambar satu dan lainya berkaitan dan menunjukkan satu kesatuan
cerita;
Contoh Bercerita
dengan media Papan
Bercerita dengan menggunakan media
boneka
Boneka yang digunakan akan mewakili
tokoh-tokoh cerita yang disampaikan.
Dapat merupakan anggota keluarga seperti ayah,
ibu, anak laki dan anak perempuan, kakek nenek.
Selain itu bisa mewakili tokoh-tokoh satwa dalam
sebuah fabel seperti kancil, buaya, kura-kura dll.
Boneka yang dibuat mempunyai sifat
Bercerita dengan boneka jari
Teknik ini memungkinkan guru berkreasi
dengan boneka jarinya, serta dapat
menciptakan bermacam-macam cerita
sesuai dengan tokoh yang dimainkan.