• Tidak ada hasil yang ditemukan

J.D.I.H. - Dewan Perwakilan Rakyat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "J.D.I.H. - Dewan Perwakilan Rakyat"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1956

TENTANG

PENGADILAN DAN ACARA PIDANA KHUSUS UNTUK ANGGOTA KONSTITUANTE

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa perlu diadakan ketentuan tentang pengadilan dan acara pidana khusus untuk anggota Konstituante.

Mengingat : pasal 89, 102 dan 106 Undang-undang Dasar Sementara Republik Indonesia, dan Undang-undang No. 22 tahun 1951 (Lembaran-Negara tahun 1951 No. 117).

Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat;

Memutuskan:

Menetapkan : Undang-undang tentang pengadilan dan acara pidana khusus untuk anggota Konstituante.

Pasal 1.

(1) Anggota Konstituante diadili dalam tingkat pertama dan tertinggi juga oleh Mahkamah Agung, berhubung dengan kejahatan dan pelanggaran jabatan, serta kejahatan dan pelanggaran lain yang ditentukan dengan undang-undang dan yang dilakukannya dalam masa pekerjaannya.

(2) Undang-undang No. 22 tahun 1951 (Lembaran-Negara tahun 1951 No. 117) berlaku bagi anggota Konstituante.

Pasal 2.

Undang-undang No. 75 tahun 1954 (Lembaran-Negara tahun 1954 No. 150) tentang acara pidana khusus untuk anggota Dewan Perwakilan Rakyat berlaku untuk anggota Konstituante.

Pasal 3.

Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal 10 Nopember 1956.

(2)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

- 2 -

Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan undang-undang ini dengan penempatan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Disahkan di Jakarta.

pada tanggal 29 Nopember 1956, Presiden Republik Indonesia. ttd.

SOEKARNO

Diundangkan

pada tanggal 7 Desember 1956. Menteri Kehakiman,

ttd. MULJATNO

(3)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMORI PENJELASAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 1956 TENTANG

PENGADILAN DAN ACARA PIDANA KHUSUS UNTUK ANGGOTA KONSTITUANTE

Konstituante sebagai perwakilan pusat kedudukannya adalah sederajat dengan Dewan Perwakilan Rakyat pusat. Oleh karena itu Anggota-anggota Konstituante hendaknya juga diperlakukan sama dengan Anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat.

1. Dalam Undang-undang Dasar Sementara pasal 106 yang mengatur pengadilan forum, tidak disebut Ketua, Wakil Ketua dan Anggota Konstituante. Akan tetapi Undang-undang Dasar Sementara memberi kuasa kepada undang-undang untuk menunjuk pegawai-pegawai, anggota-anggota majelis-majelis tinggi dan pejabat-pejabat lain yang disebut dalam pasal 106 ayat 1 Undang-undang Dasar Sementara. Oleh karena itu maka dalam undang-undang ini ditentukan, bahwa Anggota (termasuk Ketua dan Wakil Ketua) Konstituante dalam tingkat pertama dan tingkat tertinggi diadili oleh Mahkamah Agung berhubung dengan kejahatan yang dilakukan dalam masa pekerjaannya.

Dengan ketentuan ini sesungguhnya anggota-anggota Konstituante dengan sendirinya juga akan diadili oleh Mahkamah Agung berhubung dengan kejahatan pelanggaran lain yang ditentukan dengan undang-undang sebagaimana yang disebut dalam pasal 106 ayat 1 Undang-undang Dasar Sementara.

Meskipun demikian untuk mencegah keragu-raguan, dalam undang-undang ini ditetapkan bahwa Undang-udang No.22 tahun, 1951 berlaku bagi Anggota Konstituante.

2. Untuk Anggota Dewan Perwakilan Rakyat diadakan aturan aturan khusus mengenai acara pidana yang dimuat dalam undang-undang No.75 tahun 1954 tentang acara pidana khusus untuk Anggota Dewan Perwakilan Rakyat.

Jaminan-jaminan terhadap Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dalam melaksanakan tugasnya itu hendaknya dilakukan juga terhadap Anggota Konstituante. Oleh karena itu maka dalam undang-undang ini ditentukan, bahwa Undang-undang No.75 tahun 1954 berlaku untuk anggota Konstituante.

Referensi

Dokumen terkait

Silakan Pak Syarif. Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Pimpinan yang saya hormati, Anggota-Anggota Komisi V, Para Sekjen dan seluruh jajaran. Pertama, ke

Dalam penyelesaian perkara di Mahkamah Agung ada yang bisa diperbaiki yaitu manajemen dari sistem manual ke sistem yang berbasis teknologi (IT), sedangkan yang belum

Pertama konsesi-konsesi tarip yang terlebih dahulu telah saling diberikan antara anggota-anggota GATT pada tahun 1947 di Jenewa dan pada tahun 1949 di Annecy seharusnya tidak

Bagian I (Pemerintah Agung dan Badan-badan Pemerintahan Tertinggi) dari anggaran Republik Indonesia untuk tahun-tahun dinas 1952 dan 1953 ditetapkan seperti

19 tahun 1950 tentang pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta, anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta, yang pertama terbentuk dengan Undang- undang

PENETAPAN BAGIAN I (PEMERINTAH AGUNG DAN BADAN-BADAN PEMERINTAHAN TERTINGGI) DARI ANGGARAN REPUBLIK INDONESIA.. UNTUK TAHUN

(1) Pada saat Undang-undang ini berlaku, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong-Royong Daerah Tingkat II Kapuas lama, tetap sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat

Tidak mengurangi ketentuan bahwa rapat anggauta merupakan kekuasaan tertinggi dalam koperasi, dan untuk menjamin adanya kesatuan dan keserasian antara tingkat-tingkat