• Tidak ada hasil yang ditemukan

19730 23771 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan " 19730 23771 1 PB"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA DALAM MEMECAHKAN SOAL MATEMATIKA OPEN-ENDED DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA

Hammadah Iffih Awot Sari Maenda

(S-1Pendidikan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya, e-mail: enikwahyudah123@gmail.com)

Raden Sulaiman

(Dosen Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya, e-mail: radensulaiman@unesa.ac.id)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan profil kemampuan koneksi matematika dalam memecahkan soal matematika open-ended yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang, dan rendah ditinjau dari kemampuan matematika. Kemampuan koneksi matematika dideskripsikan melalui hasil dari tes kemampuan matematika, tes koneksi matematika. Hasil pendeskripsian profil kemampuan koneksi matematika berupa lembar tes kemampuan matematika, tes koneksi matematika, dan lembar jawaban subjek.

Untuk mendapatkan instrumen yang baik, maka penulis mengambil dari soal UNAS tahun pelajaran 2013/2014 dan 2014/2015 dalam penyusunan tes kemampuan matematika dan membuat tes koneksi matematika yang telah disetujui oleh dosen pembimbing. Dari analisis data, subjek koneksi matematika berkemampuan tinggi sudah mencapai hasil yang baik dalam pemahaman masalah dan membuat perencanaan, tetapi terdapat beberapa kesalahan perhitungan sehingga hasil akhir subjek kurang tepat. Sedangkan subjek koneksi matematika berkemampuan sedang menunjukkan bahwa dalam menyelesaikan soal yang diberikan subjek cukup baik dalam pemahaman masalah, membuat perencanaan serta dalam melaksanakan rencana terdapat beberapa kendala. Subjek koneksi matematika berkemampuan rendah terdapat kendala dari tahapan membuat rencana, sehingga tidak mampu menyelesaikan permasalahan yang diberikan di salah satu soal.

Berdasarkan analisis data, dapat disimpulkan bahwa profil kemampuan koneksi matematika dalam memecahkan soal open-ended untuk siswa yang berkemampuan tinggi sudah baik, sedangkan untuk siswa yang berkemampuan sedang dan rendah perlu ada peningkatan.

Kata kunci: Koneksi matematika, open-ended, pemecahan soal, kemampuan matematika. Abstract

This study aims to describe the profile of mathematical connection ability in solving open-ended mathematics problems toward the subjects who has different stage of ability i.e high, medium, and low in terms of mathematical ability.

Mathematical connection ability described by the results of mathematical ability test and mathematical connection test. The described result of mathematical connection ability profile in the form of mathematical ability test sheet, mathematical connection test and subjects’ answer sheets.

In gaining a good instrument, researcher takes on the matter of National Final Examination period 2013/2014 and 2014/2015 to compose mathematical ability test and mathematical connection test that has been approved by the supervisor. From data analysis, the subject of high connection mathematical ability already achieved good results in understanding the problem and making plan, although there are some miscalculations that affect subject’s end result is less precise. While the subject of medium connection mathematical ability shows well enough in understanding the problem, making plan also to implement the plan although there are several obstacles. Subject of low connection mathematical ability faces several obstacles in the stage of making plans caused the subject is not able to solve one of the given problems.

Based on data analysis, it can be concluded that the profile of the mathematical connection ability in solving open-ended problems for high-ability student is already good, whereas for medium and low ability student still needs improvement.

(2)

PENDAHULUAN Penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang dinyatakan dalam peraturan pemerintah dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan

Pendidikan bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang: a) beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur; b) berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif; c) sehat, mandiri, dan percaya diri; dan d) toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab (Kemdikbud, 2013: 1). Tujuan yang telah ditetapkan tersebut menuntut siswa agar bisa memahami suatu permasalahan matematika dalam konteks kehidupan sehari-hari, dengan itu siswa bisa meningkatkan daya berpikir kreatif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan meningkatkan daya pengetahuan. Siswa memerlukan matematika untuk memenuhi kebutuhan dan memecahkan masalah kehidupan sehari-hari.

Pemberian soal terbuka menggali potensi siswa untuk mengingat dan menghubungkan lagi materi-materi yang telah didapat, sehingga dapat

mengetahui seberapa jauh tingkat kemampuan koneksi siswa, dalambelajar matematika hendaknya mengupayakan agar seseorang dapat memahami ide-ide atau konsep-konsep.

Hasil studi lapangan yang telah dilakukan peneliti pada SMPN 32 Surabaya menunjukkan bahwa materi yang mempunyai tipe soal dengan keterkaitan dengan materi lain atau dengan penerapan kehidupan sehari-hari yang masih rendah adalah materi teorema pythagoras, dan materi yang dikeluhkan siswa sebagai materi yang sulit adalah materi aljabar. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan koneksi matematika siswa masih belum optimal.

Dari uraian di atas penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan

kemampuan koneksi matematika siswa SMP dengan kemampuan tinggi, sedang, dan rendah yang ditinjau dari kemampuan matematika. koneksi matematika adalah keterkatitan antara topik matematika, keterkaitan antara matematika dengan disiplin ilmu lain dan keterkaitan matematika dengan dunia nyata atau dalam kehidupan sehari-hari.

Kemampuan koneksi matematis merupakan salah satu kemampuan berpikir

tingkat tinggi yang sangat penting dan harus dikembangkan karena dalam pembelajaran matematika setiap konsep berkaitan satu sama lain dengan konsep lainnya (Lestari, 2014: 37). Untuk mengelompokkan siswa ke dalam kategori tingkat kemampuan matematika siswa. Rentang nilai siswa untuk masing-masing kategori kemampuan matematika menurut Arikunto (dalam Anggraeni, 2014: 109) sebagai berikut:

Tabel 2.3 Kategori Tingkat Kemampuan Matematika

Tingkat Kemapuan matematika Tinggi

Sedang Rendah

METODE

Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini yaitu dari soal UNAS tahun 2013 dan 2014 dan soal kemampuan koneksi matematika yang dibuat oleh peneliti. Metode pengumpulan data yaitu dengan memberikan tes tertulis kepada siswa untuk mengetahui kemampuan matematika yang dimiliki, selanjutnya setelah didapat beberapa subjek dari hasil pemberian tes kemampuan matematika tersebut, tes koneksi matematika diberikan kepada subjek yang

telah dipilih. Metode pengumpulan data yang terakhir menggunakan tes wawancara sesuai dengan hasil pemecahan soal koneksi matematika yang telah dikerjakan subjek.

Adapun indikator yang akan digunakan peneliti adalah indikator yang diadopsi dari Apriyono (2015: 23) sebagai berikut:

Langkah pemecahan menurut Polya

Standar kemampuan

koneksi matematika

Memahami masalah

Mengenali dan menggunakan

koneksi antar ide-ide

matematika matematika yang Memahami

bagaimana ide-ide matematika

saling berhubungan dan membangun satu

sama lain

matematika yang

Mengenali dan menerapkan matematika di dalam konteks

luar matematika matematika yang

Membuat rencana

Mengenali dan menggunakan

koneksi antar ide-ide

matematika matematika yang Memahami

bagaimana ide-ide matematika

saling berhubungan dan membangun satu

sama lain

hubungan ide-ide

Mengenali dan menerapkan matematika di dalam dan diluar

konteks matematika

(3)

Melaksanakan rencana

Menggali dan menggunakan koneksi antar

ide-ide matematika Memahami bagaimana ide-ide matematika

saling berhubungan dan membangun satu

sama lain Mengenali dan

menerapkan matematika di dalam dan diluar

konteks matematika

Memeriksa kembali

Menggali dan menggunakan koneksi antar

ide-ide matematika

Memahami bagaimana ide-ide matematika

saling berhubungan dan membangun satu

sama lain

Mengenali dan menerapkan matematika di dalam dan diluar

konteks matematika

Tabel 3.2. Indikator kemampuan koneksi matematika menurut polya.

Analisis data merupakan upaya yang dilakukan dengan data, mengolah data, memilah-milah data, dan menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, serta memutuskan apa yang

dapat diceritakan kepada orang lain.

Proses analisis data dalam penelitian ini dlakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mentranskip data yang telah terkumpul,

yakni:mengumpulka n data hasil kinerja siswa dan mengubah hasil wawancara ke dalam bentuk tertulis.

2. Menelaah/

memeriksa seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara dan hasil kerja siswa berupa pemecahan masalah open-ended.

3. Mereduksi data yang diperoleh yaitu mengacu pada proses penyelesaian, penyederhanaan, dan pemfokusan data. 4. Pemaparan data

yang meliputi pengklasifikasian dan identifikasi data, yaitu menuliskan kumpulan data yang terorganisir dan terkategori dengan baik.

5. Menganalisis profil koneksi matematika dalam memecahkan masalah open-ended pada materi theorema phytagoras di kelas VIII SMP berdasarkan langkah pemecahan masalah menurut Polya. 6. Menarik

kesimpulan.

PEMBAHASAN

Hasil analisis dari wawancara dan tes tertulis yang sudah diberikan kepada siswa menunjukkan bahwa kemampuan koneksi matematika yang dimiliki tiap siswa dalam memecahkan masalah teorema pythagoras berbeda-beda. Hal ini tergantung pada kemampuan matematika siswa. Kemampuan matematika adalah kemampuan untuk menghadapi

permasalahan, baik dalam matematika maupun kehidupan nyata, dari pernyataan tersebut, terlihat bahwa kemampuan matematika akan mempengaruhi siswa dalam menjawab permasalahan matematika. Hal ini terbukti dari hasil penelitian kemampuan koneksi matematika pada SMPN 32 Surabaya menjunjukkan hasil yang berbeda-beda.

Setiap

permasalahan matematika terdapat ide-ide, konsep-konsep yang saling berkaitan, bisa dilihat pada hasil penelitian pada ketiga subjek terdapat perbedaan dalam mengaitkan ide-ide yang diperoleh subjek. Ide-ide tersebut meliputi konsep, rumus, metode, dan prisedur.

1. Profil Kemampuan Koneksi

Matematika Siswa dengan

Kemampuan Matematika Tinggi

dalam Memecahkan Masalah

(4)

masalah. Namun pada tahapan

melaksanakan rencana siswa berkemampuan tinggi mengalami kendala dalam mencari jarak rumah Rina dan Dini, sehingga berdampak pada jawaban akhir yang diberikan. Siswa dalam

mengkoneksikan ide sudah memenuhi untuk pemecahan masalah. Kemampuan koneksi matematika dengan

menghubungkan antar materi dan kehidupan sehari-hari dapat diketahui dari pemecahan masalah

1. Siswa

berkemampuan tinggi menghubungkan masalah pada bidang ilmu lain (fisika) dengan matematika. siswa

menggambarkan jarak yang dilalui ke timur dan ke utara untuk menemukan nilai jarak jalan pintas yang ditanyakan dan menuliskan waktu yang ditempuh untuk mencari kecepatan dengan menggunakan rumus fisika. Siswa mampu

menghubungkan hasil penyelesaian dengan masalah yang diberikan. Siswa berkemampuan tinggi berhasil dalam memecahkan soal koneksi matematika dengan baik dan menggunakan rumus serta menghubungkan

konsep yang ditemukan dalam masalah tersebut. Namun, terdapat beberapa kesalahan dalam langkah penyelesaian

sehingga tidak memenuhi jawaban akhir dengan tepat.

2. Profil Kemampuan Koneksi

Matematika Siswa dengan

Kemampuan Matematika Sedang dalam Memecahkan Masalah

Siswa berkemampuan sedang menggunakan konsep pythagoras dan aljabar dalam menyelesaikan masalah 1 sesuai tahapan memahami masalah sudah menggunakan strategi yang tepat untuk pemecahan masalah. Dalam tahapan menyusun rencana siswa mampu mengkoneksikan ide-ide yang dimiliki sesuai dengan pemecahan masalah yang diberikan. Namun siswa berkemampuan sedang mengalami kesalahan

perhitungan sehingga dalam tahap melaksanakan rencana siswa kurang teliti dalam mengenali dan menerapkan konsep yang sudah dimiliki untuk penyelesaian masalah yang

diberikan pada soal 1. Siswa berkemampuan sedang menggambar denah sesuai petunjuk masalah kemudian mencari nilai jarak yang belum diketahui, setelah mendapatkan nilai jarak tersebut, siswa menuliskan rute yang dipilih. Siswa berkemampuan sedang berhasil menggunakan koneksi antar-ide matematika meliputi konsep, rumus, prosedur, serta operasinya. Siswa menggunakan konsep pythagoras untuk menggambar denah lokasi yang diketahui pada masalah 1. Selain itu, siswa menggunakan rumus pythagoras yang perhitungannya menggunakan operasi aljabar untuk mencari jarak yang belum diketahui pada masalah. Namun terdapat beberapa kendala dalam menggambar denah dan menemukan letak denah rumah yang tidak dituliskan petunjuk arahnya pada masalah tersebut. Dalam tahapan

melaksanakan rencana, siswa berkemampuan sedang kurang memahami konsep materi dan menghubungkan konsep tersebut yang terdapat pada masalah

1, tetapi pada penyelesaian masalah 2 sudah terselesaikan. Kemampuan koneksi matematika dengan menghubungkan antar materi dan kehidupan sehari-hari dapat diketahui dari pemecahan masalah 1. Sedangkan kemampuan koneksi matematika yang menghubungkan matematika dengan ilmu lain dapat dilihat pada penyelesaian masalah 2. Pada masalah 2 tersebut, siswa terlihat mampu menyelesaikan masalah dengan jawaban yang benar dan menghubungkan antar konsep yang diketahui, namun siswa tidak mengetahui nama materi fisika yang terdapat pada masalah 2 tetapi mengetahui rumus yang digunakannya. Siswa berkemampuan sedang terlihat kurang menguasai konsep materi yang terdapat pada tes koneksi tersebut sehingga terdapat beberapa kesalahan

(5)

dalam melaksanakan rencana.

3. Profil Kemampuan Koneksi

Matematika Siswa dengan

Kemampuan Matematika Rendah dalam Memecahkan Masalah

Siswa berkemampuan rendah dalam tahapan memahami masalah dengan menjelaskan ide-ide yang diketahui dalam menghubungkan konsep dan ide-ide yang dimiliki siswa berkemampuan sedang kurang dalam menemukan nilai jarak yang belum diketahui pada masalah 1, siswa mengalami kesulitan untuk menemukan denah rumah Rina yang berhubungan dengan denah rumah Dini. Membuat rencana dan melaksanakan rencana siswa mengalami kenndala dalam pengoperasian dan menerapkan konsep yang digunakan dalam memecahkan

masalah, siswa mengatakan bahwa untuk mencari rumah Rina tersebut tidak menggunakan rumus dan tidak dapat meneruskan

perhitungan sampai menemukan jawaban akhir dari penyelesaian masalah

1. Langkah yang diambil adalah menggambar denah lokasi sesai petunjuk yang terdapat pada masalah yang diberikan, namun siswa mengalami kesalahan ketika menggunakan rumus pythagoras yang perhitungannya menggunakan konsep aljabar. Siswa berkemampuan rendah kurang dapat menerapkan konsep dan menghubungkan ide langkah penyelesaian

sehingga tidak mencapai tahapan memeriksa kembali.

4. Persamaan dan Perbedaan Profil Kemampuan Koneksi

Matematika Siswa dalam

Menyelesaikan Masalah

Berdasarkan hasil analisis yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, diperoleh bahwa terdapat beberapa kesamaan dan perbedaan yang ditunjukkan ketiga subjek yang akan dipaparkan sebagai berikut.

a. Siswa

berkemampuan tinggi dan siswa berkemampuan sedang berhasil dalam

mengidentifikasi ide-ide yang digunakan dalam

menyelesaikan masalah 1. b. Siswa

berkemampuan tinggi dan Siswa berkemampuan rendah

menemukan jawaban akhir dengan benar pada masalah 2.

PENUTUP Simpulan

1. Profil Kemampuan Koneksi Matematika Siswa Kemampuan Tinggi

Siswa berkemampuan tinggi dalam menyelesaikan soal 1 menuliskan informasi yang diketahui dari soal tersebut, yakni menuliskan jarak yang diketahui pada soal. Siswa berkemampuan tinggi mengubah soal cerita tersebut ke dalam gambar untuk

mempermudah menyelesaikan soal 1. Siswa mencari nilai jarak yang belum diketahui menggunakan konsep materi aljabar dan menuliskan arah rute yang dipilih dari soal 1, dari soal tersebut siswa berkemampuan tinggi

menjumlahkan nilai jarak yang telah diketahui sesuai arah rute. Sedangkan

pada soal 2, siswa menuliskan

informasi yang diketahui pada soal dan mengubah soal tersebut ke dalam bentuk matematika untuk

mempermudah perhitungan, siswa berkemampuan tinggi menggunakan konsep teorema pythagoras dan gerak lurus beraturan untuk mencari nilai kecepatan pada materi fisika. 2. Profil Kemampuan

Koneksi Matematika Siswa Kemampuan Sedang

Siswa berkemampuan sedang dalam menyelesaian soal 1 yang diberikan menggunakan langkah yang pertama menulis arah rute yang dipilih untuk menyelesaikan soal 1, siswa mengubah soal cerita tersebut ke dlam bentuk matematika dengan menggunakan konsep teorema pythagoras,

selanjutnya siswa mencari nilai jarak yang belum diketahui

menggunakan konsep aljabar, siswa

(6)

berkemampuan tinggi

mengoperasikan nilai jarak yang telah diketahui untuk mendapatkan jawaban akhir dari soal 1. Sedangkan pada soal 2 siswa secara langsung mengubah soal cerita yang diberikan ke dalam bentuk matematika dengan menggunakan konsep teorema pythagorasa, siswa berkemampuan sedang mencari jarak dengan konsep teori pythagoras tetapi tidak mendapatkan jawaban yang tepat, selanjutnya siswa berkemampuan sedang

menghubungkan konsep yang berhubungan dengan soal 2 untuk mendapatkan jawaban akhir. 3. Profil Kemampuan

Koneksi Matematika Siswa Kemampuan Rendah

Siswa berkemampuan rendah dalam menyelesaikan soal 1 menggunakan langkah mengubah soal cerita tersebut ke dalam bentuk matematika dengan menggunakan konsep teorema pythagoras,

kemudian siswa menghitung jarak yang belum diketahui, siswa

berkemampuan rendah tersebut menuliskan arah rute yang dipilih, setelah mencapai langkah tersebut siswa tidak melanjutkan

penyelesaiannya sehingga tidak memenuhi indikator kemampuan koneksi matematika secara keseluruahan.

Saran

Penelitian ini mempunyai beberapa kelemahan, sehingga untuk peneliti yang akan melakukan penelitian yang serupa terdapat beberapa saran yang ditulis oleh peneliti untuk menyempurnakan

penelitian yang akan dilakukan berikutnya. 1. Menggunakan

permasalahan matematika yang lebih luas untuk mewakili

permasalahan yang akan diteliti.

2.

Pertanyaan-pertanyaan yang digunakan

menggunakan permasalahan yang lebih luas dalam bidang matematika dan

pengapliasiannya dalam mengukur kemampuan koneksi matematika,

sehingga peneliti yang selanjutnya lebih dapat mendeskripsikan lebih dalam profil kemampuan koneksi matematika.

3. Pengambilan tes kemampuan

matematika

dilakukan lebih dari satu kali, sehingga pengambilan subjek subjek penelitian benar-benar berada pada tingkat kemampuan

matematika siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, I.S dan Khabibah, S. 2014. Profil Kemampuan Koneksi Matematika Siswa Dalam MenyelesaikanM asalah

Kontekstual Ditinjau Dari Kemampuan Matematika, dalam

http://ejurnal.une sa.ac.id diakses pada tanggal 25 Desember 2015 Apriyono, Fikri. 2015.

Profil Kemampuan Koneksi Matematika Siswa SMP dalam

Memecahkan Masalah Matematika Ditinjau dari Gender. Tesis tidak diterbitkan. Surabaya: PPs UNESA.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Dimyati, Mudjiono. 2009. Belajar dan Mengajar.

Jakarta: PT Rineka Cipta. Djamilah, B. W..

Menumbuhkan Keceriaan dan Antusiasme Siswa dalam Belajar

Matematika Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah

Emilya, Devi. 2010. Pengembangan Soal-soal Open-ended Materi Lingkaran Untuk Meningkatkan Penalaran Matematika Siswa Kelas VIII Sekolah

Menengah Pertama Negeri 10 Palembang, dalam

http://ejournal.un sri.ac.id diakses pada 17 Januari 2017

Faris, Irfan. 2014. Kemampuan Koneksi Matematika, dalam

http://www.acade mia.edu diakses pada 13 Januari 2016.

Frastica, Z.R. 2013. Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Melalui Pendekatan Open-ended pada Siswa SMP Ditinjau dari Perbedaan Gender, dalam http://ejournal.ui n-suka.ac.id pada 16 Desember 2015.

(7)

Permendikbud Nomor 65 Ttahun 2013 Tentang

Kerangka Dasar dan Struktur Kutikulum SMP/MTs. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Kms. Muhammad Amin

Fauzi, dkk. 2011. Peningkatan Kemampuan Koneksi

Matematis Dan Kemandirian Belajar Siswa Dengan

Pendekatan Pembelajaran Metakognitif di Sekolah

Menengah Pertama, dalam http://ejournal.un p.ac.id diakses pada tanggal 17 Januari 2016. Lestari, K.E. 2014.

Implementasi Brain-Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Dan Kemampuan Berpikir Kritis Serta Motivasi Belajar Siswa SMP, dalam http://ejournal.ui nska.ac.id diakses pada tanggal 5 April 2016.

Linto, R.L, dkk. 2012. Kemampuan Koneksi

Matematis Dan Metode

Pembelajaran QuantumTeachin g dengan Peta Pikiran, dalam http://ejournal.un p.ac.id diakses

pada tanggal 14 Januari 2016. Mufidah, D.R. 2015.

Profil Kemampuan Koneksi Matematika Siswa SMP dalam

Memecahkan Masalah Aljabar Ditinjau dari Kemampuan Matematika. Tesis tidak diterbitkan. Surabaya: PPs UNESA.

NCTM, 2000. Principles and Standards for School Mathematics. Dalam

http://www.nctm. org/standards diakses pada 26 Januari 2017. Robbins, S.P. 2006.

Perilaku

Organisasi ed 12, Jakarta: Salemba Empat.

Sanjaya, Wina. 2006: Strategi

Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Preneda Media Group. Satiti, Titis. 2014.

Analisis Dengan Prosedur

NewmanTerhada p Kesalahan Peserta Didik KelasVIIdalam Menyelesaikan Soal

PemecahanMasa lah Matematika. Diakses dari http//ejournal.unn es.ac.id pada 9 Januari 2016. Soedjadi, R. 2000. Kiat

Pendidikan

Matematika di Indonesia (Konstatasi Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan), Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas Soehardi. 2003. Esensi

Perilaku Organinasi. Yogyakarta: Lukman Offset. Soelaiman. 2007.

Manajemen Kinerja

(Langkah Efektif Untuk

Membangun, Mengendalikan dan Evaluasi Kerja). Jakarta: Intermedia Personalia Utama.

Sudjana, Nana. 2005. Metode Statistik edisi ke- 6. Bandung: Tarsito. Uhti. 2011. Pembelajaran

Kooperatif dengan Pendekatan Open-ended Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematis Siswa Sekolah

Menengah. Dalam

http://ejournal.un y.ac.id diakses pada tanggal 18 Januari 2017. Yulianti, Kartika. 2004.

Meningkatkan Koneksi

Matematis Siswa dengan

Pembelajaran Learning Cyrcle. Dalam

http://ejournal.up i.ac.id diakses

Gambar

Tabel  3.2.  Indikator

Referensi

Dokumen terkait

Dari beberapa definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwasanya poligami adalah perkawinan yang dilakukan oleh suami lebih dari seorang

Lampiran 3 Surat Keterangan Diterima Melaksanakan Penelitian Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan Lampiran 5 Dokumentasi Penelitian. Lampiran

Pengembangan Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa Sekolah Menengah Pertama

Dari hasil pengujian, menunjukkan bahwa F = 46,105 pada P < 0,05 , dengan demikian maka terdapat pengaruh antara nilai intrinsik pekerjaan, pertimbangan

Memimpin dan mengoordinasikan kegiatan Bagian Tata Usaha serta menyusunperencanaan dan mengelola keuangan, kepegawaian, persuratan, kearsipan, barang

pengorganisasian koleksi terhadap temu kembali pada Kantor Perpustakaan dan Arsip. Kabupaten

Bahwa dalam Produk tabungan dana haji pada Bank Panin dubai Syariah telah sesuai dengan Peraturan Menteri Agama No 24 tahun 2016 tentang perubahan atas Peraturan

Peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran keterampilan menulis teks negosiasi ditunjukkan dengan nilai rata-rata keaktifan siswa pada siklus I = 5,4 (Cukup) dan siklus II =