MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NO MOR
62
/PMK.03/2015TENTANG
NILAI LAIN SEBAGAI DASAR PENGENAAN PAJAK DAN SAAT LAIN PEMBUATAN FAKTUR PAJAK ATAS PENYEI�Al-IAN
Menimbang
PUPUK TERTENTU UNTUK SEKTOR PERTANIAN
DENGAN RAHMAT TU-IAN YANG MAHA ESA
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
a. bahwa berlasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 75/PMK.03/2010 sebagaimana telah cliubah clengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 38/PMK.011/2013 cliatur ketentuan mengenai nilai lain sebagai lasar pengenaan pajak;
b. bahwa berlasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 238/PMK.03/2012 cliatur ketentuan mengenai saat lain sebagai saat pembuatan aktur pajak atas penyerahan barang kena pajak lengan karakteristik tertentu;
c. bahwa clalam rangka penyeclerhanaan mekanisme pemungutan Pajak Pertambahan Nilai atas penyerahan pupuk tertentu untuk sektor pertanian, lan memberikan kepastian hukum atas penyerahan pupuk tertentu untuk sektor pertanian, perlu mengatur secara tersencliri penetapan nilai lain sebagai Dasar Pengenaan Pajak clan saat lain pembuatan faktur pajak atas penyerahan pupuk tertentu untuk sektor pertanian clalam Peraturan Menteri Keuangan;
Mengingat
MENTER! l<EUANGAN REPUBLl< INDONESIA
-2-Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajal( Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pjak Penjualan atas Barang Mewah (Le111baran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia· Nomor 3264) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang Undang Nomor 42 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahui 2009 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 50o9);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan: PERATURAN MENTER! KEUANGAN TENTANG NILAI LAIN SEBAGAI DASAR PENGENAAN PAJAK DAN SAAT LAIN PEMBUATAN FAKTUR . PAJAK ATAS PENYEAHAN PUPUK TERTENTU UNTUK SE.TOR
PERTANIAN.
Pasal 1
Dalam Peraturan Mentei-i ini yang dimaksud dengan:
1. Dasar.Pengenaan Pajak adalah jumlah Harga Jual, Penggantian,
Nilai Inpor, Nilai Ekspor, atau nilai lain yang dipakai sebagai dasar untuk menghitung pajak yang terutang.
2. Nilai Lain adalah nilai berupa uang yang ditetapkan sebagai Dasar Pengenaan Pajak
3. K1asa Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disingkat KPA, adalah pejabat yang memperoleh kewenangan lan tanggung j awab dari · Pengguna Anggaran un tuk menggunakan anggaran yang dikuasakan kepadanya.
4. Surat Perintah Membayar, yang selanjutnya disingkat SPM,
adalah dokumen yang diterbitkan/digunakan oleh PA/Kuasa PA/Pejabat Penandatangan SPM untuk mencairkan alokasi dana yang sumber dananya dari DIPA atau dokumen lain yang di persamakan.
Pasal 2
(1)
Atas penyerahan pupuk tertentu untuk sektor pertanian dikenai Pajak Pertambahan NilaLMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INQONESIA
-3-(3)
Pengenaan Pjak Pertambahan Nilai atas penyerahan pupuk tertentu untuk sektor pertanian sebagaimana limaksul pada· ayat (1) berlaku ketentuai sebagai berikut:
a. Pajak Pertambahan Nilai atas penyerahan pupuk tertentu - yang bagian harganya lisubsidi termasuk Pajak
Pertambahan Nilai, libayar oleh Pemerintah; lan
b. Pajak Pertambahan Nilai atas penyerahan pupuk tertentu yang bagian harganya tidak disubsidi, dibayar oleh pembeli.
Pasal3
(1)
Dasar Pengenaan Pajak u1ituk menghitung Pajak Pertambahan Nilai yang terutang atas penyerahan pupuk tertentu untuk sektor pertaniai1 se bagaimana dimaksud dalam Pasal 2 adalah Nilai Lain.(2) Nilai Lain sebagaimana dimaksud pada ayat
(1)
atas bagian harga pupuk tertentu yang disubsidi termasuk Pajak Pertambahan Nilai sebagaimana dimaksul dalam Pasal 2 ayat(3)
huruf a adalah nilai berupa uang yang dihitung lengan ormula 10 0/ 110 (seratus per seratus sepuluh) dari jumlah pe1bayaran subsidi.(3) Nilai Lain sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) atas bagian h arga pupuk · tertentu yang bagian harganya tilak lisubsili
.sebagaimana limal{sul lalam Pasal 2 ayat (3) huruf b alalah nilai berupa uang yang dihitung dengan ormula 100 / 1 10
( seratus per seratus sepuluh) lari harga eceran tertinggi (HET).
(4) Harga eceran tertinggi (HET) sebagaimana limaksul pala ayat (3).111erupakan harga tertinggi pupuk bersubsili dalam kemasan tertentu sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerin tahai1 di bi lang pertanian lan di lini tertentu libeli oleh kelomp6k tani lan/ atau petani sesuai lengan ketentuan yang litetapkan oleh menteri yang
inenyelenggarakan · urusan pemerintahan di bidang
perlagangan.
Pasal4
MENTER! l<EUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-4-Pasal 5
( 1) Atas penyerahan pupuk tertentu untuk sektor pertanian mulai dlri tingkat produsen, distributor, pengecer hingga ke kelompok tani lan/ atau petani dilakukan pemungutan Pajak Pertambahan Nilai satu kali pada tingkat produsen.
(2 ) Produsen, distributor, pei.gecer, kelompok tani lan/ a tau petani sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan prolusen, distributor, pengecer, kelompok tani lan/ atau petani sesuai ketentuan yang mengatur mengei.ai pengalaan clan penyaluran pupuk bersubsili untuk sektor pertanian yang litetapkan oleh mei.teri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bilang perlagangan.
(3)
Pemungutan Pjak Pertambahan Nilai dari Dasar Pengenaan Pajak sebagaimana dimaksud · lalam Pasal 4 dengan menggunakan Nilai Lain sebagaimana dimaksul lalam Pasal 3ayat (2) lilakukan oleh KPA pala saat · pembayaran subsili dengan cara pemotongan langsung dari tagihan produsen pala SPM yang berkenaan.
(4) Pemunguta1 Pajak Pertambahan Nilai lari Dasar Pengenaan
Pajak sebagaimana dimaksul dalam Pasal 4 dengan
menggunakan N ilai Lain se bagaimana climaksud dalam Pasal 3 ayat (3) dilakukan oleh produsen pala saat prolusen menyerahkan pupuk · tertentu untuk sektor pertanian kepala
distributor, atau pala saat pembayaran dalam hal pembayaran dilakukan mendahului penyerahan.
Pasal
6
( 1) Pajak Pertambahan Nilai yang terutang sebagaimana limaksul lalam Pasal 5 ayat (3) libuat Faktur Pajak pala saat prolusen menyampaikan pe1rmintaan pembayaran atau tagihan subsili pupuk tertentu untuk sektor pertanian kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) melalui KPA.
(2 ) Faktur Pajak sebagaimana limaksud pala ayat (1) libuat lalam rangkap 4 (empat) yang masing-masing diperuntukkan sebagai berikut:
a. lembar ke-1 untuk KPA; b. lembar ke-2 untuk produsen;
MENTER! l:EUANGAN REPUBLIK INDO\JESIA
-5-d. lembar ke-4 untuk Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).
(3) Tata cara pengisian Faktur Pajak sebagaiana di.aksud pala ayat (1) adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran I, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(4) Pajak Pertambahan Nilai' yang terutang sebagaimana dimaksul lalan Pasal 5 ayat (4) dibuat Faktur Pjak pala saat prolusen mei1yerahkan pupuk tertentu untuk sektor pertanian kepada distributor, atau pada saat pembayaran lalam hal pembayaran lilakukan menlahului penyerahan.
(5) Faktur Pajak sebagaimana dimaksul pada ayat (4) dibuat sesuai lengan ketentuan peraturan perunlaig-unlangan di bilang pei·pj akan.
Pasal 7
(1) Produsen membuat Surat Setoran Pajak {SSP) sesuai lengan jumlah subsidi berdasarkan basil veriikasi lan menyampaikan
kepada KPA.
(2)
Surat Setoran Pajak (SSP) sebagaimana dimaksul pacla ayat ( 1) libuat dalam rangkap 4 (em pat) yang masmg-masing liperuntukkan sebagai berikut:a. lembar ke-1 untuk prolusen;
b. lembar ke-2 untuk Kantor Pelayanan Pjak (KPP) melalui -Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN);
c. lembar ke-3 untuk produsen lilampirkan pada Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN);
l. lembar ke-4 untuk pertinggal Kantor Pelayanan
Perbenlaharaan Negara (KPPN).
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-6-(4)
Tata cara pengisian Surat Setoran Pajak (SSP) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagaimana tercantum lalam · Lampiran II, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dariPeraturan Meiteri ini.
Pasal 8
(1) Pjak Masukan atas pe1�olehan pupuk tertentu untuk sektor pertanian sehubungan lengan penyerahan pupuk tertentu untuk sektor pertanian antar produsen, dapat likrelitkan.
(2 ) Pajak Masukan atas perolehan Barang Kena Pjak lan/ atau Jasa Ke:na Pajak sehubungan dengan penyerahan pupuk tertentu untik sektor pertanian yang lilakukan oleh distributor maupun pengecer tidak clapat dikrelitkan.
Pasal 9
(1) Atas penyerahan pup.lk tertentu untuk sektor pertanian oleh · distributor lan pengecer tidak perlu lilakukan pemungutan Pjak Pertambahan Nilai.
(2 ) Distributor ·lan pengecer yang lalam usahanya semata-mata melakukan penyerahan pupuk tertentu untuk sektor pertanian, tidak perlu likukuhkan menjali Pengusaha Kena Pajak (PKP).
(3) Pengusaha yang clalam usahanya selain menyerahkan pupuk tertentu untuk sektor pertanian juga menyerahkan Barang Kena Pajak/jasa Kena Pajak lainnya, berlaku ketentuan mengenai pengukuhan sebagai Pengusaha Kena Pjak (PKP) sesuai lengan peraturan perunclang-undangan.
Pasal 10
Pala saat Peraturan Menteri 111 berlaku, Keputusan Menteri Ke,1angan Nomor 579/KMK.04/1996 tentang Penunjukan Direktorat Jenleral Anggaran Sebagai Pemungut Pjak ·Pertambahan Nilai, licabut lan liiyatakan tidak berlaku.
Pasal lE
MENTEm KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-7-Ag
�
r s _ etiap. orai
�
�
. i�
1engetahuinya, memerintahkan pengunclangan Pei atu1 an Men te1 I in clengan penem1Jatannya clalam Bei·i· la N. .,. R 1 1·1 l ·c ega1 t epu J I< Inc onesia.
Diundangkan di Jakarta Pada tanggal 26
Maret
2015Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 26
Maret
2015MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, ttd.
BAMBANG P. S. BRODJONEGORO
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
YASONNA H. LAOLY
MENTERIKEUANGAN .EPUBIK INDONESIA
LAMPIAN I
PERATURl\N MENTER! KEU\NG\N R:PUBLIK INDON:SI\ NOMOR 62/PMK.03/2015
;NTANG
NILA! L\IN S:BAGAI DASAR PEN!;NA\N P\J\I( \T\S
PENY:RAl-IAN PUPUK TER'nNTU . UNTUK SI:KTOI<
PERT\Nl\N DAN SA\T L\IN PEMI3Ul\TAN FAKTUI� PA.JAi\
ATAS PENYERAHAN PUPU!( TERTENTU UNTUK Sl:KTOI�
PERTANl\N
.
�
fATA CARA PENGISIAN KETERANGAN PADA FAKTU� PAJAK1. Kole dan Nomor Seri Faktur Pjak: Pjak Prolus�n yang melakukan penyerahan JenisPupuk Bersubsili.
3. Pembeli Barang Kena Pjak clan/atau Penerima Jasa Kena Pajak:
- Nama dan alamat cliisi dengan nama clan alamat Direktur Jenderal
Anggaran;
- Nomor Pokok Wjib Pajak (NPWP) tidak perlu cliisi.
4. Pengisian ten tang Barang Kena Pajak/
!
asa Kena Pajak yang diserahkan:a. Nomor Urut liisi clengan nomor urut dari Jenis Pupuk Bersubsicli yang cliserahkan.
b. Nama Barang Kena Pajak/ Jasa Kena Pajak cliisi lengan nama Jenis Pupuk Bersubsidi yang dimintakan pembayaransubsiclinya.
c. -Iarga Jual/ Penggantian/Uang Muka/Termin cliisi clengan nilai subsicli harga Jenis Pupuk Bersubsicli yang climintakanpembayarannya.
5. Jumlah Iarga Jual/Penggantian/Uang Muka/Termin cliisi clengan
penjumlahan clari angka-angka clalam kolom IIarga Jual/ Penggantian/ Uang Muka/Termin.
6. Potongan larga cliisi clengan total nilai potongan harga Barang Kena Pajak clan/ a tau Jasa Kena Pajak yang cliserahkan,clalam hal terlapat potongan harga yang liberikan.
7. Uang Muka yang telah diterima liisi clengan nilai Uang Muka yang telah cliterina dari penyerahan Barang Kena Pajak clan/ atau Jasa Kena Pajak.
8. Dasar Pengenaan Pajak cliisi dengan jumlah I-Iarga Jual/Uang Muka likurangi clengan Potongan Harga danUang Muka yang telah diterima.
9. PPN = 10 % X Dasar Pengenaan Pajak, diisi dengan jumlah Pjak Pertambahan
Nilai yang terutang sebesar 10 % dari Dasar Pengenaan Pajak.
10 . Pjak Penjualan atas Barang Mewah diisi keterangan mengenai Pjak Penjualan atas Barang Mewah ticlak perlu liisi ..
1 . Tanggal ... ., diisi clengan tempat clan tanggal Faktur Poljak clibuat.
12. Nama clan Tandatangan, cliisi clengan nama clan tanclatangan pejabat yang
telah clitunjuk oleh Prolusen untuk menandatangani Faktur Pajak.
·
13. Untuk cap tancla tangan ticlak cliperkenankan libubuhkan pacla Faktur Pajak.
MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
L\MPIRAN II
PER\TUJ{\N MENTE!�! KIWANU\N Rl�l'Ul:lll. !N!XJNE;s11\
NOMOR 62/PMK.03/2015
-TENTANG
NILA! LAIN SEGAGAI DAS1\IZ PENUENAAN 1'1\.JAI( 1\TAS Pl�NYERAI-IAN PUPUK TEETENTU UNTUK Sl;K'/'U. PERTANIAN DAN SMT LAIN PEMBUATAN F\KTUR PA,IAI\
ATAS PENYERAll\N PUl'UK TERTENTU UNTUK Sl:KTOlZ PERTANIAN
Salinan sesqj d-enp aslinya
KEPALA BFRO 8M:I ' penyerahan pupuk bersubsidi
Diisi dengan memberi tan cl a silang pa cl a salah satu
kolom Mas a Pajak untuk 111asa pajak yang clibayar
ataudisetor. Pembayaran atau penyetoran untuk lebih
clari satu 11asa pajak clilakukan lengan
menggunakansatu SSP untuk setiap masa pajak
Diisi tahun terutangnya pajak
Diisi non1or ketetapan yang tercantun1 pad a surat
ketetapan pajak (SKPKB, SKPKBT) a tau Surat
TagihanPajak (STP) hanya apabila SSP ligunakan
untuk membayar a tau menyetor pjak yang
kurangdibayar/ clisetor berclasarkan surat ketetapan
pajak, STP atau putusan lain
Diisi clengan angka jumlah pajak yang clibayar a tau
lisetor clalam rupiah penuh
Diisi jumlah pajak yang clibayar atau clisetor lengan
huruf latin clan menggunakan bahasa Indonesia
Tilak perlu cliisi
-Diisi tempat clan tanggal penyetoran
Diisi clengan nama, NIP clan tanlatangan Pejabat
KPPN, serta cap/ stempel KPPN
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
ttl.