• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Masyarakat Terhadap Lokasi Pasar Di Desa Tibo Kecamatan Sindue Tombusabora | Irawan | GeoTadulako 5843 19390 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Persepsi Masyarakat Terhadap Lokasi Pasar Di Desa Tibo Kecamatan Sindue Tombusabora | Irawan | GeoTadulako 5843 19390 1 PB"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP LOKASI PASAR

DI DESA TIBO KECAMATAN SINDUE TOMBUSABORA

KABUPATEN DONGGALA

IRAWAN

JURNAL

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

ABSTRAK

Irawan. 2014. Persepsi Masyarakat Terhadap Lokasi Pasar Di Desa Tibo Kecamatan Sindue Tombusabora.Skripsi, Program Studi Pendidikan Geografi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Ssosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako, Pembimbing I: Zeffitni dan Pembimbing II: Widyastuti.

Pemindahan lokasi pasar Desa Tibo Kecamatan Sindue Tombusabora memberikan perubahan dan perbedaan pada lingkungan masyarakat sekitar,Perubahan tersebutmeliputi perubahan jarak tempuh masyarakat terhadap lokasi pasar dan terbentuknya jalan-jalan baru pada Desa Tibo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap lokasi pasar baru di Desa Tibo Kecamatan Sindue Tombusabora. Penelitianmenggunakan metodedeskriptif kualitatif, populasi dalam penelitian ini adalah penduduk Desa Tibo yang telah berumah tangga dengan jumlah 781 kepala keluarga (KK), dengansampel sebanyak 62 responden yang ditentukan dengan menggunakan teknikarea samplingdimana sampel diambil berdasarkan proporsi wilayah geografisnya. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan denganteknik angket, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan sebanyak 43 responden atau 69,35 % masyarakat menyatakan bangunan pasar dalam kondisi yang baik, namun kurang lengkap pada fasilitas penyedia air dan listrik yang dinyatakan oleh 35 responden atau 56,45 % masyarakat, pasar baru berada dekat dengan sungai yang diyatakan oleh 31 responden atau 50 % masyarakat, sihingga sangat berpotensi terkena banjir. Sebanyak 28 responden atau 45,16 % masyarakat mempersepsikan bahwa lokasi pasar telah tepat, dengan alasan pedagang dan pembeli lebih mudah mendapatkan air karena pasar berada di pinggiran sungai dan memiliki lahan pasar yang luas, persepsi masyarakat ini dipengaruhi oleh : (1) keadaan sosial masyarakat dengan pendapatan Rp. 500.000 - 1.000.000 sebanyak 35 responden atau 56,45 %, (2) pengalaman, masyarakat menyatakan kurang pernah memiliki pengalaman terhadap bahaya banjir sebanyak 32 responden atau 51,61 %, (3) harapan, masyarakat yang manyatakan mempunyai harapan terhadap pasar baru sebnayak 43 responden atau 69,35 %, (4) sesuatu yang baru, sebanyak 38 responden atau 61,29 %, dan (5) ukuran lahan, sebanyak 37 responden atau 59,68 % menyatakan bahwa pasar baru Desa Tibo memiliki lahan yang luas.

(3)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Keberadaan suatu bangunan dilingkungan masyarakat ditanggapi dengan berbagai persepsi masyarakat, persepsi itu terjadi karena adanya rangsangan dari lingkungan, rangsangan tersebut dapat berupa perubahan situasi lingkungan dari yang dahulunya dirasakan baik kemudian berubah menjadi tidak baik dan sebaliknya. Persepsi merupakan cara pandang seseorang atau sekelompok orang terhadap suatu objek yang dilihat atau dirasakan kemudian orang tersebut memberikan penilaian, melalui kesempatan mempersepsi orang dapat memberikan komentarnya baik positif maupun negati terhadap suatu objek yang diamati.

Sejalan dengan permasalahan perubahan lingkungan akibat sebuah pembangunan, peneliti ingin melakukan penelitian yang berlokasi di Desa Tibo. Desa Tibo merupakan Ibu Kota Kecamatan Sindue Tombusabora yang baru dimekarkan pada tahun 2007. Sampai saat ini Desa Tibo masih banyak melakukan pembangunan dan perubahan untuk menujang kegiatan pemerintahannya, perubahan yang paling menonjol di Desa Tibo yaitu perubahan lokasi pasar. Perubahan lokasi pasar Desa Tibo disebabkan oleh keadaan lokasi pasar lama yang tidak mampu lagi menampung jumlah pembeli dan pedagang, sehingga sebagian pedagang memilih berjualan di luar area pasar (jalan raya). Menanggapi masalah tersebut pihak pemerintah mengambil kebijakan memindahan pasar Desa Tibo dari lokasi pasar lama di dusun II ke lokasi pasar baru di pinggiran Dusun I. Pemindahan lokasi pasar ini menimbulkan situasi yang berbeda pada lingkungan Desa Tibo, dan menimbulkan berbagi persepsi masyarakat terhadap letak lokasi pasar baru.

Berdasarkan kondisi yang dipaparkan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang mendalam terhadap persepsi masyarakat terhadap lokasi pasar baru Desa Tibo.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana kondisi pasar baru di Desa Tibo Kecamatan Sindue Tombusabora?

2. Bagaimana persepsi masyarakat terhadap lokasi pasar Desa Tibo Kecamatan Sindue Tombusabora?

(4)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan pokok tersebut, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Memetakan kondisi pasar Desa Tibo Kecamatan Sindue Tombusabora.

2. Mendeskripsikan persepsi masyarakat terhadap lokasi pasar Desa Tibo Kecamatan Sindue Tombusabora.

3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap letak lokasi pasar Desa Tibo Kecamatan Sindue Tombusabora.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat:

1. Bagi masyarakat, sebagai bahan informasi tentang lokasi pasar Desa Tibo Kecamatan Sindue Tombusabora.

2. Bagi pemerintah, penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan penentuan lokasi pasar dan pengembangan pasar.

3. Bagi Perguruan Tinggi. Sebagai sumbangsi program studi geografi dalam mengaplikasikan mata kuliah Geografi Ekonomi dan mata kuliah Perencanaan Pengembangan Wilayah (PPW) dalam pembangunan pelayanan jasa, agar menghasilkan pembangunan yang tepat sesuai wilayahnya dan berguna secara berkelanjutan.

BAB II METODE PENELITIAN

2.1 JenisPenelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskripif bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai kondisi yang ada pada saat penelitian dilakukan dan melihat kaitannya dengan variabel-variabel yang diteliti.

2.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

2.2.1 Lokasi Penelitian

(5)

Donggala yang baru melakukan pemindahan pasar. c) Posisi lokasi pasar baru Desa Tibo menarik untuk diamati kerena berada di pinggiran pemukiman penduduk.

2.3 Populasi dan Sampel

2.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga (KK) yang bertempat tinggal (berdomisili) di Desa Tibo yang berjumlah 781 KK (data Kantor Desa Tibo tahun 2013).

2.3.2 Sampel

Penentuan sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan metode area sampling(sampling daerah), menurut Tika (2005:35)area samplingadalah teknik pengambilan sampel yang “biasanya dipakai pada daerah penelitian yang mempunyai populasi tersebar pada

suatu wilayah seperti negara, propinsi, kabupaten, kecamatan, wilayah aliran sungai, wilayah

pertanian dan sebagainya”.penelitian ini peneliti mengambil sampel sebanyak 62 KK dari 781

KK yang merupakan populasi penelitian.

2.4 Teknik Pengumpulan Data

2.4.1 Observasi

Usman dan Akbar (2001:54) menerangkan bahwa, observasi adalah “pengamatan dan

pencatatan yang sistematik terhadap gejala-gejala yang diteliti”. 2.4.2 Kuesioner

Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data melalui suatu daftar pertanyaan tertulis. Setiap responden dapat menentukan salah satu dari beberapa alternatif jawaban yang disediakan pada tiap-tiap pertanyaan.

2.4.3 Wawancara

Wawancara dilakukan terutama untuk mengetahui pendapat atau opini responden atau informan secara lebih luas, atau menggali berbagai kemungkinan jawaban tentang bagaimana situasi/suatu fenomena dapat terjadi. Pada penelitian ini wawancara dilakukan berupa pertanyaan kepada informan yang menjadi sampel.

2.4.4 Dokumentasi

(6)

2.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif. Analisis ini digunakan untuk memberikan gambaran tentang persepsi masyarakat terhadap lokasi pasar di Desa Tibo. Pengukuran persepsi masyarakat pada penelitian ini, dilakukan dengan menggunakan skala likert. Menurut Noor (2012:128) skala likert

“merupakan teknik mengukur sikap dimana subjek diminta untuk mengidentifikasi tingkat

kesetujuan atau ketidak setujuan mereka terhadap masing-masing pertanyaan”. Jawaban yang telah diberikan responden pada angket selanjutnya dihitung dengan menggunakan rumus persentase (%) Sudijono (2003:40).

P= 100 %

Keterangan:

P = persentase yang akan di capai F = Jumlah jawaban benar

N = Jumlah sampel responden

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, kuesioner, wawancara dan dokumentasi. Intsrumen ini digunakan untuk memberi kemudahan kepada peneliti dalam melakukan penelitian.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada saat pelaksanaan penelitian, maka ada beberapa tanggapan responden dalam penelitian, sebagai berikut :

3.1 Kondisi Pasar Baru di Desa Tibo Kecamatan Sindue Tombusabora.

Tabel 10. menunjukkan bahwa bahwa kondisi bangunan pasar baru Desa Tibo dalam kondisi baik, hal ini merupakan tanggapan yang paling banyak, diberikan oleh 43 responden (69,35 %).

Tabel 11. menunjukkan bahwa fasilitas pasar baru kurang lengkap, hal ini merupakan tanggapan yang paling banyak, diberikan oleh 35 responden (56,45 %).

Tabel 12. menunjukkan bahwa kondisi pasar baru Desa Tibo kurang tertata, hal ini merupakan tanggapan yang paling banyak, diberikan oleh 24 responden (38,71 %).

(7)

Tabel 14 menunjukkan bahwa tingkat ketertiban kendaraan keluar masuk di area pasar baru Desa Tibo terbilang kurang tertib, hal ini merupakan tanggapan yang paling banyak, diberikan oleh 32 responden (51,61 %).

Tabel 15 menunjukkan bahwa kondisi jalan menuju pasar baru kurang lebar, hal ini merupakan tanggapan yang paling banyak, diberikan oleh 45 responden (72,58 %).

Tabel 16 menunjukkan bahwa jalan menuju pasar baru Desa Tibo dalam kondisi yang kurang lebar, hal ini merupakan tanggapan yang paling banyak, diberikan oleh 46 responden (74,19 %).

3.2 Persepsi masyarakat terhadap lokasi pasar Desa Tibo Kecamatan Sindue

Tombusabora.

Tabel 17 menunjukkan bahwa pasar baru berada pada posisi yang sangat tepat, hal ini merupakan tanggapan yang paling banyak, diberikan oleh 28 responden (45,16 %).

Tabel 18 menunjukkan bahwa letak lokasi pasar baru berada dekat dengan sungai, hal ini merupakan tanggapan yang paling banyak diberikan, olah 31 responden (50 %).

Tabel 19 menunjukkan bahwa lokasi pasar baru Desa Tibo kurang aman terhadap bahaya banjir, hal ini merupakan tanggapan yang paling banyak diberikan, oleh 37 responden (59,68 %).

Tabel 20 menunjukkan bahwa jarak pasar dengan pemukiman kurang dekat, hal ini merupakan tanggapan yang paling banyak diberikan, oleh 27 responden (43,55 %).

Tabel 21 menunjukkan bahwa jarak tempuh masyrakat dalam mencapai lokasi pasar baru Desa Tibo terbilang kurang dekat, hal ini merupakan tanggapan yang paling banyak, diberikan oleh 20 responden (32,26 %).

Tabel 22 menunjukkan bahwa waktu yang digunakan untuk mencapai lokasi pasar baru Desa Tibo terbilang kurang cepat, hal ini merupakan tanggapan yang paling banyak, diberikan oleh 23 responden (37,10 %).

Tabel 23 menunjukkan bahwa biaya untuk mencapai lokasi pasar baru Desa Tibo sangat tidak mahal, hal ini merupakan tanggapan yang paling banyak, diberikan oleh 26 responden (41,94 %).

(8)

Tabel 25 menunjukkan bahwa pemindahan pasar dusun I (pinggiran pemukiman) tidak berdampak terhadap kenaikan haraga barang, hal ini merupakan tanggapan yang paling banyak, diberikan oleh 34 responden (54,84 %).

Tabel 26 menunjukkan bahwa pemindahan pasar memberikan keuntungan bagi masyarakat, hal ini merupakan tanggapan yang paling banyak, diberikan oleh 32 responden (51,61 %).

3.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap letak lokasi pasar

Desa Tibo Kecamatan Sindue Tombusabora.

Tabel 27 menunjukkan bahwa pendidikan yang paling banyak dimiliki oleh responden yaitu tamat SMA sebanyak 25 responden (40,32 %).

Tabel 28 menunjukkan bahwa responden paling banyak melakukan pekerjaan sebagai wiraswasta dan petani, responden yang bekerja menjadi wiraswasta sebanyak 15 responden (24,19 %), dan responden yang bekerja menjadi petani sebanyak 15 responden (24,19 %).

Tabel 29 menunjukkan bahwa keseluruhan responden paling banyak memiliki kendaraan bermotor yaitu sebanyak 44 responden (70,97 %), selebihnya tidak memiliki kendaraan.

Tabel 30 menunjukkan bahwa responden lebih banyak memperoleh pendapatan sebesar Rp. 500.000-1.000.000 sebanyak 35 responden (56,45 %), pendapatan terbanyak kedua responden yaitu Rp. 1.000.000-1.500.000 sebanyak 30 responden (32,26 %).

Tabel 31 menunjukkan bahwa responden sangat suka terhadap bangunan pasar baru Desa Tibo, hal ini merupakan tanggapan yang paling banyak, diberikan olah 37 responden (59,68 %).

Tabel 32 menunjukkan bahwa responden kurang pernah mendapatkan pengalaman terhadap bangunan yang terkena banjir, jawaban ini merupakan jawaban terbanyak, diberikikan oleh 32 responden (51,61 %).

Tabel 33 menunjukkan bahwa masyarakat mempunyai harapan terhadap pembangunan pasar baru, hal ini merupakan jawaban terbanyak yang diperoleh dari 43 responden (69,35 %).

(9)

3.4 PEMBAHASAN

3.4.1 Kondisi Pasar Baru di Desa Tibo Kecamatan Sindue Tombusabora.

Pasar baru Desa Tibo masuk dalam jenis pasar tradisional,hal ini dapat dilhat dari bangunan yang terdapat dipasar baru Desa Tibo yaitu adanya bangunan los, kios, warung,dan tenda pedagang. Menurut Wujud barang pasar baru Desa Tibo mesuk dalam jenis pasar kongkret, dimana Penjual dan pembali serta barang yang diperjual balikan Di pasar baru DesaTibo benar-benar ada. Menurut luas Wilayah kegiatanya pasar baru Desa Tibo mesuk dalam jenis pasar lokal, merupakan pasar lokal yang melayani wilayah Desa Tibo dan desa tetangga yaitu Desa kaliburu dan Desa saloya, serta desa-desa lainya yang terdekat. Menurut organisasi antara penjual dan pembeli pasar baru Desa Tibo masuk dalam jenis pasar persaingan sempurna, terlihat dengan banyaknya penjual dan pembeli yang terdapat Di pasar baru Desa Tibo. Menurut waktu penyelenggaraannya pasar baru Desa Tibo masuk dalam jenis pasar mingguan, pasar baru Desa Tibo merupakan pasar yang dilaksanakan 2 kali seminggu yaitu pada hari senin dan kamis, dimana hari kamis merupakan hari utama pasar yang ramai didatangi oleh penjual dan pembali. Menurut sifat barang yang diperjual belikan pasar baru Desa Tibo masuk dalamjenis pasar barang konsumsi, dimana barang-barang yang diperjual belikan seluruhnya merupakan barang yang bisa langsung dikonsumsi.

(10)

sebanyak 74,19 % masyarakat menyatakan jalan menuju pasar baru masih kurang lebar, dimana ukuran lebar jalan menuju pasar baru ini hanya 3,5 meter saja, sehingga menyulitkan untuk dilalui oleh dua kendaraan roda empat yang bertemu. Dari segi kelengkapan fasilitas, sebanyak 56,45 % masyarakat menyatakan pasar baru Desa Tibo masih kurang lengkap, dimana pada area pasar belum terdapat fasilitas sumber air, listrik, serta mushola belum tersedia. Dari segi letak pasar baru, 50 % masayarakat menyatakan bahwa pasar baru Desa Tibo berada dekat dengan sungai, sehingga dapat dikatakan bahwa pasar baru kuarang aman dari bahaya banjir.

Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa kondisi pasar baru Desa Tibo masih banyak memiliki kekurangan dan teracam terkena bahaya banjir karena berada dekat dengan sungai.

3.4.2 Persepsi masyarakat terhadap lokasi pasar Desa Tibo.

Kebijakan pemerintah menempatakan pasar dipinggiran pemukiman yang dekat dengan sungai dinggap masyarakat tepat (32,26 % masyarakat menganggap tepat). Tetapi sebagian masyarakat berpendapat bahwa kondisi pasar baru yang dekat dengan sungai akan menjadi faktor yang mengancam keamanan bangunan pasar itu sendiri (59,68 % menganggap kurang aman dari banjir). Masyarakat Desa Tibo juga menganggap bahwa jarak pasar baru dengan pemukiman kurang dekat (43,55 % menganggap kuarng dekat) dan kurang cepat untuk mencapai lokasi pasar baru tersebut(37,10 % menganggap kurang cepat).

3.4.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap letak lokasi

pasar Desa Tibo.

(11)

responden (51,61 % ) menyatakan kurang pernah memiliki pengalaman terhadap bahaya banjir, sehingga sebagian besar dari responden mempersepsikan bahwa lokasi pasar dipinggiran sungai sudah tepat dan aman. (4) Harapan, sebagian besar responden mempunyai harapan terhadap pasar baru yaitu sebesar 43 responden (69,35 %), (5) Sesuatu yang baru, sebanyak 37 responden (59,68 %) menyatakan sangat suka dengan pasar baru, bangunan pasar dan lokasi pasar merupakan sesuatu yang baru setelah pasar direlokasikan (dipindahkan) ke wilayah dusun I. (6) Ukuran,sebayak 37 responden (37,10 %) menyatakan lahan pasar baru Desa Tibo luas, lahan pasar baru lebih luas dibanding dengan pasar lama, hal ini menjadi faktor mempengaruhi persepsi masyarakat sehingga pasar baru dikatakan responden berada pada posisi yang tepat, (7) Kedekatan,sebanyak 24 responden (38,71 %) menyatakan pasar baru sangat dekat dengan sungai sehingga masyarakat mempersepsikan lokasi pasar sangat tepat sebab penjual dan pembeli dapat dengan mudah mendapatkan air untuk keperluannya.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari beberapa masalah dan hasil penelitian yang telah analisis, peneliti merumuskan beberapa kesimpulan dan saran, antara lain:

1. Kondisi bangunan utama pasar baru Desa tibo terbilang baik, meliputi 7 unit los, 1 unit WC, 2 unit pos jaga dan pagar tembok keliling, namun masih banyak memiliki kekurangan fasilitas seperti jalan yang belum teraspal, belum tertatanya pedagang sayuran, belum tertibnya parkiran kendaraan. Selain itu pasar belum memiliki fasilitas penyedia air, listrik, serta mushola belum tersedia. Dari segi letak Lokasi, pasar baru Desa Tibo berada dipinggiran sungai dan belum memiliki bangunan pengaman bahaya banjir sehingga terancam terkena banjir.

2. Masyarakat Desa Tibo menganggap bahwa lokasi pasar baru berada pada posisi yang tepat, dengan alasan lahan yang dijadikan lokasi pasar sangat luas dibanding pasar lama, dan berada sangat dekat dengan pinggiran sungai yang bisa memudahkan pembeli dan penjual mendapatkan air.

(12)

4.2 SARAN

1. Penentuan lokasi fasilitas pelayanan masyarakat yang dilakukan oleh pemerintah, sebaiknya melakukan pertimbangan-pertimbangan yang dengan tujuan memudahkan masyarakat dalam mencapai lokasi fasilitas yang disediakan.

2. Untuk menghindari terjadinya gerusan banjir terhadap lahan pasar baru Desa Tibo, sebaiknya pemerintah dan masyarakat bekerja sama dalam membuat bangunan pengaman bahaya banjir seperti beronjong dan tanggul.

3. Perlunya diadakan peningkatan pelayanan pasar baru Desa Tibo khususnya pada fasilitas penerangan, sumber air, dan akses jalan menuju lokasi pasar baru, penertiban parkiaran kendaraan, menyediakan tempat sampah, dan mengatur jalur keluar masuk dilingkungan pasar.

DAFTAR PUSTAKA

Noor, Juliansyah. (2012). Metode Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, Dan Karya Ilmiah. Jakarta. Kencana.

Sudijono, Anas. (2003). Pengantar Statistik Pendidikan.(Cet ke-12). Jakarta. Raja Grafindo Persada.

Tika, Moh, Pabundu. (2005).Metode Penelitian Geografi.Jakarta. PT. Bumi Aksara.

Usman, Husaini dan Akbar, Purnomo Setiady. (2001). Metodologi Penelitian Sosial.

Referensi

Dokumen terkait

Hambatan lain yang ditemukan dalam melakukan dokumentasi adalah validitas data yang dituliskan masih berdasarkan rutinitas.Pelaksanaan asuhan keperawatan masih

Dengan demikian, pembaruan hukum pidana dalam konteks tindak pidana korupsi pada hakikatnya mengandung makna, suatu upaya untuk melakukan reorientasi dan reformasi

• Hasil karya foto dan e-book akan dipamerkan pada Pameran Kelas Inspirasi Bandung yang diinisiasi oleh relawan panitia Kelas Inspirasi Bandung dan relawan dokumentator Kelas

Tujuan dari perancangan ialah merancang sebuah asrama dengan pendekatan hemat energi pasif yang dapat menaungi interaksi yang baik antar mahasiswa serta menaungi

Hal yang menurut saya juga memegang peranan adalah bahwa cara-cara yang subtil, misalnya intonasi ketika orang Belanda menyatakan sesuatu sebagai serius atau hanya gurauan,

Salah satu contoh peran imunotoleransi terhadap produk virus hepatitis B dalam persistensi virus hepatitis B adalah mekanisme persistensi infeksi virus hepatitis

Hasil sidik ragam (Lampiran 10) menunjukkan bahwa pemberian pupuk P dan kapur serta interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap serapan P tanaman jagung,

Di dalam bab ini penulis akan menyajikan data-data yang diperoleh dari hasil penelitian dari responden, yaitu dari pegawai Dinas Pendapatan Daerah Kota