• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TINJAUAN KASUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III TINJAUAN KASUS"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada tanggal 21 April 2010 1. Biodata

a. Identitas pasien

Nama : An. D

Umur : 3 bulan

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : islam

Alamat : Wonodri

Suku / bangsa : jawa, indonesia No. Register : 111.82.55

Diagnosa medis : Febris convulsive b. Penanggung jawab

Nama : Tn. H

Umur : 27 tahun

Alamat : Wonodri

Jenis kelamin : laki - laki

Agama : islam

Pekerjaan : swasta

(2)

Hubungan dengan klien : Ayah kandung 2. Riwayat kesehatan

a. Keluhan utama

Panas tinggi 38,70C ( 21/4/2010) dan kejang (20/4/2010) b. Riwayat kesehatan sekarang

± 2 hari sebelum masuk RS, klien demam, panas tidak turun – turun, batuk dan ada dahaknya, klien pilek, keluarga klien (nenek) mengatakan “ cucu sebelum masuk rumah sakit kejang “. Kejang berlangsung selama ±15 menit. Kemudian keluarga memutuskan untuk membawa klien ke Rumah Sakit Roemani Semarang untuk mendapat perawatan yang lebih baik. Kakek klien mengatakan “cucu saya sempat kejang sebentar saat setelah sampai disini (Ruang lukman)” kejang <5 menit.

c. Riwayat kesehatan masa lampau

1. Pre natal : selama hamil ibu klien rajin memeriksakan

kehamilannya secara teratur di rumah sakit, terkadang ke bidan. Selama kehamilan tidak ada keluhan. Imunisasi TT 2 kali.

2. Intranatal : anak lahir pada umur kehamilan 9 bulan, lahir

secara spontan di rumh sakit, BBL : 3000 gr daan PBL : 48 cm 3. Post natal : pemeriksaan bayi dan masa nifas dilakukan di

dokter, imunisasi wajib lengkap

4. Penyakit yang pernah diderita anak : anak tidak mempunyai

riwayat penyakit pernafasan (asma) 5. Hospitalisasi / tindakan operasi : anak sebelumnya belum

(3)

pernah dirawat atau dilakukan tindakan operasi sebelumnya

6. Alergi : klien tidak mempunyai riwayat alergi obat dan makanan

7. Kecelakaan : sebelumnya klien tidak pernah jatuh dari tempat tidur

8. Imunisasi : Imunisasi BCG 1 x pada umur 0 bulan Imunisasi DPT 1 x pada umur 2 bulan Imunisasi Polio 2 x pada umur 0 dan 2 bulan Imunisasi Hepatitis B 2 x pada umur 0 dan 1 bulan 9. Pengobatan : klien tidak sedang minum obat rutin dari dokter

lain d. Riwayat kesehatan keluarga

Keluarga tidak pernah ada yang menderita penyakit seperti pasien saat ini dan keluarga pasien tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit menular dan penyakit menahun.

(4)

Genogram Keterangan = pasien = perempuan = tinggal 1 rumah e. Riwayat perkembangan

1) Klien dapat tersenyum di usia 2 bulan 2) Klien dapat miring di usia 3 bulan 3) Klien dapat mengoceh di usia 3 bulan f. Riwayat pertumbuhan

1) BB : 6,3 kg 2) PB : 78 cm 3) LILA : 13 cm

3. Pengkajian pola kesehatan fungsional

(5)

Orang tua selalu memeriksakan kesehatan anaknya ke rumah sakit atau ke puskesmas. Bila anak sakit, biasanya orang tua membawa atau memeriksakan anank untuk mendapat obat ke puskesmas, terkadang ke dokter.

b. Pola nutrisi

Sebelum sakit : klien tidak mengalami perubahan nafsu makan. Klien minum ASI & susu formula ± 1200 ml/hari. BB : 6,3 kg.ibu klien mengatakan klien belum mendapat makanan tambah.

Saat sakit : Ibu klien mengatakan klien minum : susu formula ± 800 – 1000 ml. klien terpasang infuse set dengan caiaran infuse yang masuk ± 200 ml (saat pengkajian) c. Pola eliminasi

Sebelum sakit : BAB klien tidak cair 2 x/hari dengan konsistensi lunak, warna kuning dan bau khas, dan BAK ± 6 – 8 x/hari, saat sakit klien BAB cair 2x, warna kuning dan bau khas (21/4/2010) dan BAK 6 – 7 x/hari dalam sehari.

d. Pola aktivitas dan latihan

Sebelum sakit : klien aktif, mengoceh, senyum,

Saat sakit (pengkajian) : klien kurang aktif, lemas terkadang rewel. Terkadang klien terlihat digendong oleh neneknya/ibunya, kakek klien mengatakan “Putri sempat kejang sebentar di ruang ini (Baitul Athfal)”. Kejang <5 menit.

e. Pola istirahat dan tidur

Sebelum sakit : klien tidur ± 7 – 10 jam

Saat sakit : klien rewel, mudah terbangun, klien tidur selama ± 5 – 6 jam, tidur siang ± 2 jam. Klien biasanya mudah terbangun, rewel jika udara ruangan panas.

(6)

Klien terkadang terlihat rewel, apalagi kalau didatangi perawat untuk dilakukan pemeriksaan/tindakan : pengukuran suhu. Orang tua/keluarga saat dilakukan pengkajian, tidak mengetahui sakit yang diderita klien : sebab, pengertian dan penatalaksanaan. Ibu klien mengatakan “ anak saya sakit panas tetapi sampai bisa kejang, saya tidak tahu kenapa bisa begitu, saat kejang langsung saya bawa ke RS “ g. Pola persepsi diri dan konsep diri

Saat pengkajian klien menangis dan terlihat digendong neneknya. Pihak keluarga dapat menerima penyakit yang diderita anaknya, ekspresi wajah keluarga sedih dan terlihat khawatir. Klien adalah anak laki-laki yang berumur 3,6 bulan.

h. Pola peran dan hubungan sosial

Klien tergantung pada keluarga (orang tua, nenek) untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari, seperti : makan, minum susu, mandi, BAB dan BAK. Klien adalah anak kedua dari orang tuanya, klien juga sebagai cucu dari kakek dan neneknya. Klien biasa digendong dan dioajak bermain oleh tetangganya.

i. Pola seksual dan reproduksi

Klien berjenis kelamin laki-laki, tidak mempunyai kelainan congenital, klien sangat disayang oleh keluarganya.

j. Pola koping dan toleransi stress

Stressor pada anak adalah udara ruangan yang panas (efek hospitalisasi) yang membuat klien menangis/rewel. Klien biasa digendong diberi susu atau diajak jalan – jalan ke luar ruangan ketika rewel.

(7)

k. Pola nilai dan kepercayaan

Klien adalah seorang muslim yang belum dapat menunaikan ibadah sesuai syariat karena belum cukup umur (baligh). Keluarga klien berharap agar klien dapat cepat sembuh. Nenek klien dan ibu klien mengatakan “semoga Allah cepat memberikan kesembuhan pada An.D”.

4. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum : klien terlihat kurang aktif, badan panas saat diraba

b. Tanda – tanda vital : T : 38,70C (21/4/2010) N : 110 x/menit

RR : 24 x/menit

c. Antropometri : BB : 6,3 kg, PB : 78 cm, LILA : 13 Cm d. Kepala : Mesocephal, tidak ada lesi, rambut hitam

lurus, tebal, bersih

e. Mata : tidak anemis, tidak ikterik, tidak cekung f. Hidung : bersih, tidak ada lesi, tidak ada polip, tidak

ada nafas cuping hidung

g. Mulut : tidak ada stomatitis, tidak sianosis, mukosa dan bibir kering, warna pucat.

h. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada distensi Vena Jugularis

i. Lidah : bersih, tidak ada lesi j. Thorak : simetris, tidak ada retraksi

(8)

k. Paru : simetris, tidak ada wheezing, tida ada ronchi

l. Jantung : BJ I – II murni, tidak ada gallop, tidak ada pembesaran jantung.

m. Abdomen : tidak ada distensi, datar super, BU (+) n. Genetalia : tidak ada kelainan congenital, tidak ada lesi

o. Ekstermitas :

- Atas : tangan kiri terpasang infuse set, tidak ada edema, tidak

ada lesi (selain tusukan infuse), CRT < 2 detik, tidak sianosis, tidak ada petekie.

- Bawah : tidak ada edema, tidak sianosis, CRT < 2 detik, tidak cacat.

p. Kulit : turgor kulit kurang, kulit kering, warna

kulit kuning langsat saat di palpasi terasa hangat. 5. Pemeriksaan penunjang Tanggal 22 April 2010 a. Pemeriksaan laboratorium HEMATOLOGI DARAH RUTIN Hemoglobin Leukosit Trombosit Hematokrit HITUNG JENIS HASIL 10,8 15,100 292,000 32,9 UNIT g/dl /mm3 /mm3 %

(9)

Eosinofil Basofil N. Segmen Limfosit Monosit

Laju Endap Darah Eritrosit MCV MCH MCHC 0,20 0,1 60,4 44,3 12,0 2 4,54 87,3 28,6 32,8 % % % % % Mm/jam /UL FL Pg %

Jenis pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

Salmonella typi O Salmonella paratypi AO Salmonella paratypi BO Salmonella paratypi CO Salmonella typi H Salmonella paratypi AH Salmonella typi OH Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif 1/60 (N : Negatif ) (N : Negatif ) (N : Negatif ) (N : Negatif ) (N : Negatif ) (N : Negatif ) (N : Negatif ) b. Therapy - 24 ¼ N 20 tpm - Injeksi : Sagestam 2x30 mg

(10)

Cortidex 3x1/4 ampul - Per os Vomerin 3x ¼ cth Promedex 3x ¼ cth Depalene 3x ¼ cth Pramuba cyrup 3x ¼ cth Luminal 3 x 3 gram c. Diit

Asi & susu formula

B. Pengelompokan Data

No Tanggal Data Fokus (DS dan DO) TT

1 21/4/2010 DS :

- keluarga (ibu klien) mengatakan, “anak saya sakit panas tetapi sampai bisa kejang, saya tidak tahu kenapa bisa begitu. Saat kejang langsung saya bawa ke RS”.

- Kakek klien mengatakan, “cucu saya sempat kejang lagi sebentar saat setelah sampai di ruang ini Lukman) = kejang 5 menit.

- Orang tua / keluarga saat dilakukan pengkajian

mengatakan tidak mengetahui sakit yang diderita klien : pengertian, sebab dan penatalaksanaan

- Ibu klien mengatakan Klien minum susu formula ± 800 – 1000 ml dan klien belum mendapat makanan tambahan

(11)

2 21/4/2010

apapun. DO :

- Klien panas tinggi 38,70C dan kejang

- Klien terpasang infuse set dengan cairan infuse 2 A ¼ N 20 tpm, cairan yang masuk ± 200 ml (saat pengkajian) - BAB klien cair 2 x dalam sehari (21/4/2010)

- Klien kurang aktif, lemas terkadang rewel

- Klien mudah terbangun, rewel jika udara ruangan panas - Klien terkadang terlihat rewel apalagi kalau didatangi

perawat untuk dilakukan pemeriksaan/tindakan :

pengukuran suhu.

TTV : Suhu : 38,70C, nadi 110 x/menit

- RR : 24 x/menit

- BB : 6,3 kg, PB : 78 cm, LILA : 13 cm - Mukosa bibir kering

- Kulit kering

- Saat dipalpasi kulit terasa hangat.

- Klien mengalami kejang selama ± 15 menit sebelum

masuk RS

- Ekspresi keluarga sedih dan terlihat khawatir

- Therapy : 2A ¼ N 20 tpm, injeksi : Sagestam 2 x 30 gr Cortidex 3 x ¼ A ; Per os : Cefad 90 mg, Dumin 40 mg Cellist 1/6 tab, promuba syrup 3 x ¼ cth,

(12)

C. Analisa Data

Data (DS dan DO) Masalah (P) Etiologi (E)

DS :

- keluarga (ibu klien) mengatakan, “anak saya sakit panas.

DO:

- Suhu :38,70C ( 21/4/2010) - Nadi :110 x/menit

- Pernapasan :24 x/menit

- Anak kurang aktif, lemah dan terkadang rewel

DS :

- Ibu klien mengatakan Klien minum : susu

formula ± 800 – 1000 ml, klien belum mendapat makanan tambahan apapun

DO :

- Klien terpasang infuse set dengan caiaran 2 A ¼ N 20 tpm. Saat pengkajian cairan infuse yang baru masuk ± 200 ml

- Klien kurang aktif, lemas dan terlihat rewel - TTV : Suhu : 38,70C (21/4/2010)

Nadi : 110 x/menit RR : 24 x/menit

- Mukosa bibir kering, kulit kering

Hipertermi Resiko kekurangan volume cairan Proses Peradangan Intake inadekuat output cair

(13)

- Keluarga (ibu klien) mengatakan, “anak saya sakit panas tetapi sampai bisa kejang.

DO

- Klien mengalami kejang selama ± 30 menit

sebelum masuk Rumah Sakit. - Klien rewel

DS :

- Kakek klien mengatakan, “ cucu saya sempat kejang lagi sebentar saat setelah sampai di ruang ini (R.Lukman)”. Kujang < 5 menit.

DO :

- Klien panas tinggi 38,70C dan kejang

- TTV

21/4/2010 : S : 38,70C N : 110 x/menit RR : 24 x/menit - Therapy : susu formula 3 x ¼ cth

DS:

- Orang tua / keluarga saat dilakukan pengkajian

mengatakan tidak mengetahui sakit yang

diderita klien : pengertian, sebab dan

penatalaksanaan

DO: ekspresi keluarga sedih dan terlihat khawatir

Resiko terjadinya kejang berulang Kurang pengetahuan Suhu tubuh tinggi (Hipertermi) Kurang informasi

(14)

D. Diagnosa Keperawatan

1. Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan

2. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan Intake inadekuat output cair 3. Resiko cidera berhubungan kejang

4. Resiko terjadinya kejang berulang berhubungan dengan Suhu tubuh tinggi (Hipertermi) 5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi

E. Intervensi Keperawatan No

Dx

Waktu Tujuan dan Kriteria

Hasil

Rencana keperawatan Rasional

1 Rabu 21/4/10 Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan hipertermi tidak terjadi Kriteria Hasil :

Suhu tubuh dan

tanda-tanda vital

dalam batas normal ( 360C-370C ),

Klien bebas dari

1. Beri kompres hangat.

2. Beri dan anjurkan

klien untuk banyak minum

3. anjurkan klien

istirahat dengan tirah baring

4. anjurkan klien untuk

- Dapat membantu

mengurangi demam

- Semakin banyak

minum akan dapat membantu

menurunkan demam

- Istirahat yang cukup

akan sedikit

membantu penyembuhan

(15)

demam, kooperatif dan tidak rewel.

memakai pakaian

tipis dan menyerap keringat

5. ciptakan suasana

yang nyaman ( atur ventilasi)

6. awasi suhu tubuh

7. kolaborasi pemberian

obat anti mikroba,

antipiretik dan

pemberian cairan

parenteral

akan memudahkan sirkulasi dalam dan luar tubuh

- Suhu ruangan harus

diubah untuk mempertahankan suhu mendekati normal - Suhu tubuh 38,90 C-41,10C Menunjukkan proses penyakit infeksius akut,pada demam dapat membantu dalam diagnosis - Digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi sentralnya pada hipotalamus, meskipun demam mungkin dapat berguna dalam

(16)

membatasi pertumbuhan organisme dan meningkatkan autodestruksi dari sel-sel yang terinfeksi 2 21/4/10 Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan kebutuhan cairan terpenuhi, tidak terjadi kekurangan volume cairan Kriteria Hasil : - TTV dalam batas normal ( suhu 360C-370C) Nadi 100x/menit, pernapasan 24x/menit ) 1. Kaji Tanda-tanda

vital, tanda dan

gejala dehidrasi dan hasil laboratorium 2. Berikan cairan oral

adekuat dan

parenteral sesuai indikasi

3. Pantau intake dan

output ( balance cairan ) 4. Anjurkan pada keluarga untuk memberikan minuman peroral adekuat secara bertahap - Menilai status hidrasi elektrolit dan keseimbangan asam basa - Upaya mengganti

cairan yang keluar

- Memberikan status keseimbangan cairan

- Memenuhi cairan

(17)

- Mukosa bibir lembab

- Turgor kulit baik

3 21/4/10 Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 30 menit diharapkan tidak terjadi cidera KH : - Keluarga menunjukan tindakan yang

aman bagi klien

- Tidak terjadi

keseleo (dislokasi)

1. Hindarkan anak dari

benda-benda yang

membahayakan

2. Gunakan alat

pengaman

3. Bila terjadi kejang pasang sudip lidah

4. Kolaborasi

pemberian obat anti kejang

- Tindakan ini dapat membantu

menurunkan injuri

- Dapat melindungi

klien dari bahaya injuri

- Agar lidah tidak

tergigit atau lidah

menutup jalan napas - Diharapkan dapat mempercepat proses penyembuhan dan juga dengan memantau efek

samping secara dini

(18)

4 Rabu 21/4/2010 Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x60 menit diharapkan kejang tidak terjadi Kriteria hasil: - Suhu tubuh menurun ( 370C ) - Klien tenang dan

tidak rewel

1. Pantau dan

observasi

tanda-tanda vital

2. Beri kompres

hangat pada klien

3. Beri dan anjurkan klien untuk banyak minum

4. anjurkan klien

istirahat dengan

tirah baring

5. anjurkan klien untuk

memakai pakaian

tipis dan menyerap keringa

6.kolaborasi pemberian

obat anti mikroba,

samping - Memberikan informasi tentang perubahan tanda-tanda vital - Dapat membantu mengurangi demam - Semakin banyak

minum akan dapat membantu

menurunkan demam

- Istirahat yang

cukup akan dapat

sedikit membantu

penyembuhan - Pakaian yang tipis

akan memudahkan sirkulasi dalam dan luar tubuh

- Digunakan untuk

(19)

5. Rabu 21/4/2010 Tujuan :setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x45 menit pengetahuan keluarga meningkat. Kriteria Hasil : - Klien mengetahui tentang pengertian kejang demam,penebab dan penatalaksanaannya dan antipiretik 1. kaji tingkat pendidikan klien atau keluarga 2. kaji tingkat pengetahuan keluarga atau klien

3. lakukan pendidikan kesehatan tentang kejang demam pada keluarga klien 4. beri kesempatan keluarga untuk bertanya 5. libatkan keluarga dalam setiap

dan dengan aksi

sentralnya pada hipotalamus - Mempengaruhi proses terhadap penerimaan materi pengetahuan - Menentukan pilihan intervensi yang tepat dalam menyampaian - Memberikan informasi yang adekuat, meningkatkan peran serta keluarga dalam perawatan klien - Mengetahui sejauh mana intervensi berhasil dilakukan. Masalah kesehatan pada anak

(20)

tindakan pada klien melibatkan peranan orang tua mempersiapkan perawatan klien ketika di rumah. F. Implementasi No Dx

Waktu Tindakan keperawatan Respon pasien TT

1 2 1&2 21/4/10 20.50 22/4/10 07.00

- Melakukan pengukuran suhu (suhu rectal)

- Memberikan adanya tanda dan gejala dehidrasi

- Melihat hasil lab : leukosit, HT, HB

- Menganjurkan ibu untuk

memberikan minum (susu)

sebanyak mungkin

S :

-O : T : 38,70C, klien rewel

S :

-O : mukosa bibir kering, kulit kering

S :

-O : leukosit : 15,100 , HT : 32,9%, HB : 10,8 (g/dl)

S : ibu klien mengatakan “iya”

O : ibu klien mengangguk

(21)

2 1 3 1&4 22/4/10 08.00 08.10 08.30

- Mengganti cairan infuse yang habis

- Memberikan injeksi obat

- Menghindarkan anak dari

benda-benda yang

membahayakan

- Menganjurkan ibu untuk

memberikan kompres hangat

dan meminumkan obat

pertanyaan perawat. S :

-O : infus fluid telah diganti 2A ¼ N 20 tpm

S :

-O : telah diinjeksikan obat sagostam 30 gram dan cortidex ¼ A

S : Ibu klien mengatakan

akan minyingkirkan

barang yang

membahayakan dan

memasang pengaman

tempat tidur.

O : Ibu klien tampak

memasang pengaman

tempat tidur dan

menjaga anaknya.

S : ibu klien mengatakan “ya, mba”.

O : ibu klien terlihat

mengangguk dan

(22)

5 1,2&4 1&4 2 2 09.00 09.10 10.00 11.00 12.00

penurunan panas jika anak

panas.

- Mengkaji tingkat pengetahuan keluarga klien tentang kejang demam

- Mengukur suhu badan klien

- Menganjurkan ibu klien untuk

memberikan obat penurun

panas

- Membenarkan infus yang

macet

perawat

S : ibu klien mengatakan “saya tahunya anak saya

Cuma demam, panas

badannnya terus sampai

kejang begitu, saat

kejang, langsung saya bawa ke RS.

O : ekspesi wajah ibu klien tegang

S :

-O : 380C suhu axial

S : ibu klien mengatakan, “baik mba”.

O : ibu klien terlihat

memberikan obat

penurun panas promula sirup ¼ cth

S :

-O : infus kembali lancer

S : nenek klien mengatakan, “ cucunya sudah tidak

(23)

1,2&4 1 5 2 1 12.15 22/4/10 12.00 23/4/10 22.00 23.00 24/4/10 05.00

- Mengkaji apakah ada tanda

dehidrasi dan menanyakan

keluhan

- Mengukur suhu badan klien

- Memberikan obat peroral

kepada klien

- Memberikan informasi tentang kejang demam

- Mengganti cairan infuse yang habis

BABnya sudah berampas.

O : mukosa bibir agak

lembab, kulit

berkeringat. S :

-O : 370C

S :

-O : telah diberikan obat peroral Cefad 90 mg, Dumin 40 mg, Luminal 3 gr

S : nenek klien mengatakan “ternyata suhunya tinggi

itu bisa membuat

kejang” O :

S :

-O : telah diganti cairan infuse 2A ¼ N 20 tpm

S :

-O : anak tidak rewel setelah Ac dinyalakan.

(24)

1,2&4 5 2 06.30 09.00 11.00

- Memberikan lingkungan yang tenang dan nyaman

- Mengukur suhu badan klien, nadi dan RR

- Memberikan pendidikan

kesehatan tentang kejang

demam

- Mengobservasi adanya tanda dan gejala dehidrasi

S :

-O : 36,50C, axilla,

100x/menit, 20 x/menit

S : ibu klien mengatakan “ jadi kejang demam itu jika suhunya lebih dari 380C”.

O : keluarga klien dapat

mengulang apa yang

dijelaskan :

menyebutkan kembali

cara menangani kejang demam serta pengertian

S :

-O : mukosa bibir lembab, kulit lembab

(25)

G. Catatan Perkembangan No Dx Waktu Evaluasi TT 1 2 3 24/4/10 07.30 24/4/10 07.30 24/4/10 07.30

S : nenek klien mengatakan,”cucu saya panasnya sudah turun” O : suhu 370C, Nadi : 100 x/menit, RR : 24 x/menit, ANAK

Kooperatif dan tidak rewel A : masalah hipertermi sudah teratasi

P : motivasi keluarga untuk mengontrol panas klien atau mengukur suhu

S : nenek klien mengatakan “ cucu saya sudah mau minum banyak “

O : mukosa bibir lembab, kulit lembab, suhu tubuh 370C, nadi 100 x/menit, RR 24 x/menit, klien terlihat minum susu 120 ml.

A : masalah resiko kekurangan cairan teratasi

P : motivasi keluarga untuk memberikan banyak minum

S : ibu klien mengatakan “saya sudah menjauhkan benda-benda yang berbahaya

O : lingkungan sekitar tampak aman, aturan pengobatan dipertahankan oleh keluarga

A : masalah resiko cidera dapat teratasi

(26)

4 5 24/4/2010 07.30 24/4/2010 10.00 sekitar lingkungan

S : Ibu klien mengatakan anaknya sudah tidak panas lagi dan berharap tidak mengalami kejang

O : Klien terlihat tenang, tidak rewel, tidak terjadi kejang ulang, suhu tubuh 370C, Nadi 100x/menit, RR 24x/menit A : Masalah risiko terjadinya kejang berulang teratasi

P : Pantau kondisi umum dan anjurkan pada keluarga untuk mengawasi jika terjadi kejang dan lapor jika panas meningkat

S : Ibu klien mengatakan sudah mengetahui tentang kejang demam

O : Ibu klien dapat menyebutkan kembali pengertian kejang demam, penyebab dan cara menanganinya. ekspresi wajah tenang.

A : Masalah teratasi sebagian.

P : Berikan informasi tentang kejang demam dengan bahasa yang mudah dimengerti dan motivasi keluarga untuk mengikuti cara menangani kejang yang telah di ajarkan.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah mengkaji kelimpahan rekruitmen karang pada substrat keras di perairan yang terkena tsunami dengan kedalaman yang berbeda.. BAHAN

Penyakit paru obstruksi kronik adalah suatu penyakit yang menimbulkan Penyakit paru obstruksi kronik adalah suatu penyakit yang menimbulkan obstruksi saluran napas, termasuk

 Tenaga Honorer Kontrak adalah setiap warga Negara Republik Indonesia yang telah Tenaga Honorer Kontrak adalah setiap warga Negara Republik Indonesia yang

Dari regresi pengaruh jumlah obyek wisata, jumlah hotel, dan PDRB terhadap pendapatan retribusi 35 kabupaten / kota di Jawa Tengah tahun 2007 sampai tahun 2011

(2) Berdasarkan pertimbangan terhadap hal-hal sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) pembebanan biaya pelayanan publik dapat dilakukan pengurangan atau pembebasan sebagian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara perlakuan jenis varietas selada merah dan dosis PGPR berpengaruh nyata terhadap bobot segar total tanaman

Sementara untuk penerima dan sekaligus berfungsi sebagai server mini penyimpan data video juga digunakan Raspberry Pi 3 yang disambungkan dengan suatu SSD (solid state

Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yang terdiri dari profitabilitas, ukuran perusahaan, perputaran