• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAMPIRAN. di panaskan. dan selama 15 menit. dituangkan dalam tabung reaksi. didiamkan dalam posisi miring hingga beku. inkubator

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAMPIRAN. di panaskan. dan selama 15 menit. dituangkan dalam tabung reaksi. didiamkan dalam posisi miring hingga beku. inkubator"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN Lampiran 1.

Skema 1. Pembuatan Biakan A. xylinum Pada Media Agar

diencerkan dengan 100 ml akuades di panaskan

di sterilkan dalam autoklaf pada suhu 121o dan selama 15 menit

C

dituangkan dalam tabung reaksi

didiamkan dalam posisi miring hingga beku

diinokulasi dengan cara menggoresbakteri A.xylinum

diinkubasi selama 7 sampai 10 hari dalam inkubator

Media Agar

Media agar miring 2,3 g nutrien agar

(2)

Skema 2. Pembuatan Starter Air Kelapa

Disaring

ditambah 5.0 g glukosa

ditambah 2,5 g urea

ditambah bufer asetat pH 4

dipanaskan

diinokulasi dengan bakteri

A. xylinum dari stok kultur

difermentasi selama 14 hari Larutan asam bergula

Starter air kelapa

Pengotor Filtrat

(3)

Skema 3. Pembuatan Selulosa Bakteri dengan Penambahan Asam Askorbat.

disaring

ditambahkan 5 g gula pasir ditambahkan 0,25 g urea

dipanaskan hingga mendidih sambil diaduk

ditambahkan larutan buffer pH 4

didinginkan

ditambahkan asam askorbat dengan variasi 0 g, 0,5 g, 1 g, 1,5 g, 2 g diinokulasi dengan A xylinum 5 ml difermentasi selama 14 hari.

dianalisa 50 ml air kelapa

Pengotor Filtrat

Larutan asam bergula.

Selulosa bakteri – asam askorbat

Ketebalan Kadar Abu Kadar

Air Kadar Serat Kadar Vit.C Spektroskopi FTIR, SEM,

(4)

Skema 4. Penentuan Kadar Air Selulosa Bakteri dengan Metodi Thermalgravimetri

Dimasukkan ke dalam cawan porselin yang telah diketahui beratnya

Dikeringkan dalam oven pada suhu 100-105o

Didinginkan dalam desikator selama 20 menit C selama 5 jam

Ditimbang

Dipanaskan, dinginkan dan ditimbang sampai berat konstan

Dihitung kadar airnya

Hasil 2 g selulosa bakteri 2 g selulosa bakteri 2 g selulosa bakteri 2 g selulosa bakteri Hasil 2 g selulosa bakteri

(5)

Skema 5. Penentuan Kadar Abu Selulosa Bakteri dengan Metode Gravimetri

Dimasukkan ke dalam cawan krus yang telah diketahui beratnya

Dipanaskan dalam tanur pada suhu 600o

Didinginkan di dalam desikator selama 20 menit C selam 5 jam sampai menjadi abu

Ditimbang sampai berat konstan Dihitung kadar abunya

2 g selulosa bakterial

(6)

Skema 6. Penentuan Kadar Serat dari Selulosa bakteri

diekstraksi dengan petroleum eter

dimasukkan dalam erlenmeyer,

ditambah Asam sulfat 1,25 %,

direfluks selama 30 menit

disaring dalam keadaan panas

dicuci dengan air panas, asam sulfat 1,25 % dan alkohol 96 %

Dikeringkan dalam oven pada suhu 105o

Dipijarkan pada suhu 600

C, o

Ditimbang hingga berat konstan

C, dinginkan dalam desikator lalu,pijarkan,dinginkan

2,5 g selulosa bakteri

Endapan

Hasil

(7)

Skema 7. Penetuan Kadar Vitamin C Selulosa Bakteri

Diamsukkan kedalam beaker glass

Ditambahkan air sebanyak 50 ml

Disonikasi selama 1 jam

diambil 1 ml larutan masukkan kedalam erlenmayer

ditambahakan indikator amilum 1%

dititrasi denganlarutan I2

dicatat volume I

0,01 N sampai terbentuk warna biru

2 yang terpakai

Perlakuan yang sama dilakukan pada media pertumbuhan dengan variasi temperatur 27, 37, 47, dan 57oC

Selulosa Bakteri

Residu Filtrat

(8)

Lampiran 2. Hasil Pengukuran parameter yang di analisa terhadap pembentukan selulosa bakteri

Untuk megukur ketebalan selulosa bakteri diambil 3 titik yang berbeda, melalui jangka sorong, kemudian dihitung rata-ratanya .Didapat hasil sebagai berikut.

Tabel 1. Hasil Analisa Ketebalan dari Selulosa Bakteri Penambahan

Vitamin C

Ketebalan Selulosa Bakteri (cm) Rata-Rata

I II III 0 g 0,703 0,708 0,750 0,705 0,5 g 0,811 0,805 0,801 0,805 1 g 0,909 0,945 0,950 0,935 1,5 g 0,633 0,645 0,613 0,630 2,0 g 0,534 0,520 0,519 0,524

(9)

Tabel 2 Hasil Analisa Kadar Abu dari Selulosa Bakteri Penambahan

Vitamin C

Kadar Abu Selulosa Bakteri (%) Rata-Rata % I II III 0 g 1,10 0,973 1,08 1,05 0,5 g 1,21 1,19 1,20 1,20 1 g 1,55 1,57 1,58 1,57 1,5 g 1,43 1,40 1,42 1,41 2,0 g 1,00 1,00 1,01 1,00

Penentuan kadar abu pada selulosa bakteri dapat dihitung dengan cara sebagai berikut.

Berat cawan = 14,5720 g

Berat sampel = 2,0321 g

Berat cawan + sampel basah = 16,6041 g Berat cawan + sampel kering = 16,5722 g

Berat air yang menguap = 0,0319 g

% 100 × = sampel Berat abu Berat abu Kadar % 100 0321 , 2 0319 , 0 × = = 1,57 %.

(10)

Tabel 3. Hasil Analisa Kadar Air dari Selulosa Bakteri Penambahan

Vitamin C

Kadar Air Selulosa Bakteri (%) Rata-Rata % I II III 0 g 86,30 85,70 86,00 86,00 0,5 g 85,92 86,00 85,96 85,96 1 g 86,70 86,93 86,54 86,73 1,5 g 85,80 85,77 85,80 85,79 2,0 g 85,47 85,51 85,49 85,49

Penentuan kadar air pada selulosa bakteri dapat dihitung dengan cara sebagai berikut.

Berat cawan = 0,6681 g

Berat sampel = 2,0321 g

Berat cawan + sampel basah = 2,7002 g Berat cawan + sampel kering = 0,9383 g

Berat air yang menguap = 1,7619 g

% 100 × = Sampel Berat Menguap Yang Air Berat Air Kadar % 100 0321 , 2 7619 , 1 × = = 86,73 %.

(11)

Tabel 4 . Pengukuran Kadar Serat Selulosa Bakteri Penambahan

Vitamin C

Kadar serat selulosa bakteri (%) Rata-Rata % I II III 0 g 3,00 3,12 3,08 3,06 0,5 g 3,21 3,24 3,25 3,23 1 g 3,55 3,61 3,50 3,55 1,5 g 2,81 2,79 2,87 2,82 2,0 g 1,90 1,80 1,85 1,85

Penetuan kadar serat selulosa bakteri dapat dihitung dengan cara sebagai berikut.

Berat Kertasv Kering = 0,8009 g

Berat sampel = 2,0322 g

Berat kertas saring + sampel = 2,8331 g Beat kertas saring + sampel setelah pengeringan = 2,7610 g

Berat serat = 0,0721 g % 100 × = sampel Berat serat Berat serat Kadar % 100 55 , 3 0721 , 0 × = = 3,55 %

(12)

Tabel 5. Hasil Analisa Vitamin C terhadap Media Fermentasi Pembuatan Selulosa Bakteri dengan Penambahan 0 g Vitamin C ( Asam Askorbat) pada suhu berbeda, dan berat sampel = 38,3 g

Suhu (oC) Kadar Vitamin C (mg) Kadar Vitamin C

I II III mg %

27 0 0 0 0 0

37 0 0 0 0 0

47 0 0 0 0 0

57 0 0 0 0 0

Tabel 6.. Hasil Analisa Vitamin C terhadap Media Fermentasi Pembuatan Selulosa Bakteri dengan Penambahan 0,5 g Vitamin C ( Asam Askorbat) pada suhu berbeda. dan berat sampel = 38,3 g

Suhu (oC) Kadar vitamin C (mg) Kadar Vitamin C

I II III mg %

27 4,86 4,83 4,84 4,84 0,013

37 4,86 5,21 5,19 5,20 0,014

47 5,26 5,28 5,30 5,28 0,014

(13)

Tabel 7. Hasil Analisa Vitamin C terhadap Media Fermentasi Pembuatan Selulosa Bakteri dengan Penambahan 1,0 g Vitamin C ( Asam Askorbat) pada suhu berbeda dan berat sampel = 38,8 g

Suhu (oC) Kadar Vitamin C (mg) Kadar Vitamin C

I II III mg %

27 6,68 6,69 6,70 6,69 0,017

37 7,60 7,64 7,68 7,64 0,020

47 7,93 7,96 7,90 7,93 0,020

57 9,68 9,69 9,70 9,69 0,025

Tabel 8.Hasil Analisa Vitamin C terhadap Media Fermentasi Pembuatan Selulosa Bakteri dengan Penambahan 1,5 g Vitamin C ( Asam Askorbat) pada suhu berbeda. dan berat sampel 38,6 g

Suhu (oC) Kadar Vitamin C (mg) Kadar vitamin C

I II III mg %

27 11,80 11,82 11,81 11,81 0,031

37 13,09 13,07 13,08 13,08 0,034

47 19,09 19,07 19,11 19,09 0,049

(14)

Tabel 9. Hasil Analisa Vitamin C terhadap Media Fermentasi Pembuatan Selulosa Bakteri dengan Penambahan 2,0 g Vitamin C ( Asam Askorbat), pada suhu berbeda

Suhu (oC) Kadar Vitamin C (mg) Kadar vitamin C

I II III mg %

27 25,88 25,90 25,84 25,87 0,066

37 26,18 26,17 26,25 26,20 0,068

47 28,48 28,49 28,51 28,49 0,073

57 28,93 28,90 28,93 28,92 0,074

Tabel 10. Hasil Analisa terhadap Selulosa Bakteri Hasil Fermentasi dengan Penambahan 0 g Vitamin C ( Asam Askorbat) pada suhu berbeda dan berat sampel = 30,3 g

Suhu (oC) Kadar Vitamin C (mg) Kadar Vitamin C

I II III mg %

27 0 0 0 0 0

37 0 0 0 0 0

47 0 0 0 0 0

(15)

Tabel 11. Hasil Analisa terhadap Selulosa Bakteri Hasil Fermentasi dengan Penambahan 0,5 g Vitamin C ( Asam Askorbat) pada suhu berbeda dan berat sampel = 30,8 g

Suhu (oC) Kadar Vitamin C (mg) Kadar Vitamin C

I II III mg %

27 0,86 0,88 0,90 0,88 0,143

37 1,08 1,08 1,08 1,08 0,175

47 1,87 1,89 1,88 1,88 0,305

57 2,06 2,09 2,08 2,08 0,338

Tabel 12. Hasil Analisa terhadap Selulosa Bakteri Hasil Fermentasi dengan Penambahan 1,0 g Vitamin C ( Asam Askorbat) pada suhu berbeda dan berat sampel

= 32,4 g

Suhu (oC) Kadar Vitamin C (mg) Kadar Vitamin C

I II III mg %

27 1,74 1,78 1,76 1,76 0,272

37 2,01 2,03 1,98 2,01 0,310

47 3,08 3,12 3,06 3,08 0,475

(16)

Tabel 13. Hasil Analisa terhadap Selulosa Bakteri Hasil Fermentasi dengan Penambahan 1,5 g Vitamin C ( Asam Askorbat) pada suhu berbeda dan berat sampel = 31,8 g

Suhu (oC) Kadar Vitamin C (mg) Kadar Vitamin C

I II III mg %

27 3,50 3,54 3,52 3,52 0,554

37 4,82 4,84 4,86 4,84 0,761

47 4,50 4,52 4,54 4,52 0,710

57 5,15 5,35 5,25 5,25 0,826

Tabel 14. Hasil Analisa terhadap Selulosa Bakteri Hasil Fermentasi dengan Penambahan 2,0 g Vitamin C ( Asam Askorbat) pada suhu berbeda dan berat sampel =30,6 g

Suhu (oC) Kadar Vitamin C (mg) Kadar Vitamin C

I II III mg %

27 4,02 4,04 4,86 4,04 0,660

37 4,38 4,40 4,42 4,40 0,719

47 6,60 6,60 6,60 6,60 1,078

(17)

Kadar asam askorbat pada selulosa bakteri dengan penambahan asam askorbat dapat dihitung cara sebagai berikut.

mg vitamin C (asam askorbat) = volume titran x N I 2

= 0,2/0 x 0,1 /0,09947 = 1,76 mg / 0,09947

Kadar vitamin C(asam askorbat) = mg vitamin C / Berat sampel x 100 % = 1,76 mg / 32400 mg x 100 %

= 0,00543 % x 50 (pengenceran) = 0,272 %.

(18)

Lampiran 3. Gambar Spektrum FTIR

(19)

Gambar 3 Spektrum FTIR selulosa bakteri 0,5 g

(20)

Gambar 5. Spektrum FTIR Selulosa Bakteri 1,5g

(21)

Lampiran 4 Gambar SEM dari Selulosa Bakteri

Gambar 1 Selulosa Bakteri penambahan 0 g asam askorbat

Gambar 2. Selulosa Bakteri penambahan 1 g asam askorbat

Gambar

Tabel 1. Hasil Analisa Ketebalan  dari Selulosa Bakteri   Penambahan
Tabel 2 Hasil Analisa  Kadar Abu dari  Selulosa Bakteri  Penambahan
Tabel 3. Hasil Analisa Kadar Air dari Selulosa Bakteri  Penambahan
Tabel  4 . Pengukuran Kadar Serat Selulosa Bakteri  Penambahan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember.. Fitoremediasi Sebagai Sebuah Teknologi Pemulihan Pencemaran, Khususnya

Sedangkan untuk persentase desa di kabupaten tertinggal yang memiliki kantor pemerintahan terendah terdapat di daerah tertinggal wilayah Sumatera yaitu sebesar 56,01%

Kelompok mencit yang diinfeksi MRSA ATCC 43300 dengan dosis 0,2 ml (10 7 cfu/ml) secara intraperitoneal dan diberi seftriakson dengan dosis 0,03 ml secara intraperitoneal.. sativa

Tidak terdapat pengaruh model PBL berbasis kontekstual terhadap hasil belajar mata kuliah mikrobiologi Prodi Pendidikan Biologi FKIP UNRIKA Batam.. Penggunaan model

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Beberapa cara yang dapat digunakan untuk menentukan bobot hidup ternak adalah menggunakan rumus Schoorl dan pita ukur.. Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok

Penelitian ini berjudul Peranan Taklim Muslimah dalam Meningkatkan Pemahaman Hak dan Kedudukan Wanita dalam Rumah Tangga (Studi pada Yayasan Markaz Imam Malik Kota

Dengan pembelajaran berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif diharapkan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran sejarah akan lebih mudah dan berhasil disampaikan karena p