• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD DAN ASUPAN LEMAK PADA REMAJA PUTRI MENARCHE DINI DAN NORMAL DI SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERBEDAAN FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD DAN ASUPAN LEMAK PADA REMAJA PUTRI MENARCHE DINI DAN NORMAL DI SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERBEDAAN FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD DAN

ASUPAN LEMAK PADA REMAJA PUTRI MENARCHE DINI

DAN NORMAL DI SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Ilmu Gizi

Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh :

DINI GATI SARIYANA J310120061

PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

(2)
(3)
(4)
(5)

1

PERBEDAAN FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD DAN ASUPAN LEMAK DENGAN KEJADIAN MENARCHE PADA REMAJA PUTRI

DI SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

Abstrak

Pendahuluan : Menarche merupakan pendarahan pertama kali yang berasal dari uterus yang terjadi

pada remaja putri. Menarche berhubungan dengan beberapa faktor yang meliputi genetik, status gizi, sosial ekonomi, kebiasaan konsumsi fast food, konsumsi makanan tinggi lemak, keterpaparan media massa orang dewasa.

Tujuan : Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan frekuensi konsumsi fast food dan

asupan lemak pada remaja putri menarche dini dan normal di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta.

Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah penelitian observasional dengan pendekatan

cross-sectional. Jumlah sampel adalah 80 siswi dengan pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Pengumpulan data frekuensi konsumsi fast food dan asupan lemak (menarche dini dan normal) diperoleh dengan kuesioner FFQ semi kuantitatif. Analisis statistik yang digunakan adalah uji Mann Whitney dan uji Independent t-test.

Hasil : Penelitian ini menunjukkan bahwa frekuensi konsumsi fast food remaja putri sebagian besar

dalam kategori jarang (80% menarche dini dan 82,5% menarche normal). Asupan lemak remaja putri sebagian besar dalam kategori baik (67,5% menarche dini dan 60% menarche normal). Hasil uji perbedaan menunjukkan tidak ada perbedaan frekuensi konsumsi fast food (p= 0,745) dan asupan lemak (p= 0,789) pada remaja putri menarche dini dan normal.

Kesimpulan : Tidak ada perbedaan frekuensi konsumsi fast food dan asupan lemak pada remaja

putri menarche dini dan normal di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta.

Kata Kunci : frekuensi konsumsi fast food, asupan lemak, remaja putri, menarche. Abstract

Introduction: Menarche is the first hemorrhage from uterine which happens in female adolescents.

Menarche is related to several factors such as genetics, nutritional status, socio-economic, frequency of fast food consumption, high fat food consumptions and exposure to adult content media.

Objective: The aims of this study were to determine differences in the frequency of fast food

consumption and fat intake between early and normal menarche aldolescents at Muhammadiyah 1 Junior High School of Surakarta.

Method : This research was an observational research with cross-sectional approach. Number of

subject was 80 students which were recruited using simple random sampling method. The data collection on fast food consumption and fat intake were obtained using Semi-quantitative Food Frequency Questionnaire. Statistical analysis used Mann Whitney and Independent t-tests.

Result : Research showed that frequency of fast food consumption most of adolescents at the rare

category (80% in early menarche and 82,5% normal menarche). Most adolescents had a good fat intake (67,5% in early menarche and 60% normal menarche). The results of comparison tests showed p value= 0.745) in frequency of fast food consumption and p value= 0.789 in fat intake between early and normal menarche adolescents.

Conclusion : There were no differences in the frequency of fast food consumption and fat intake

between early and normal menarche adolescents at Muhammadiyah 1 Junior High School of Surakarta.

(6)

2 1. PENDAHULUAN

Menarche merupakan perdarahan pertama kali dari uterus yang terjadi pada wanita di masa pubertas (Manuaba, 2007). Usia menarche dapat dikatakan normal apabila terjadi pada usia 12-14 tahun (Susanti, 2012). Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi menarche yaitu genetik, sosial ekonomi, kebiasaan konsumsi fast food, konsumsi makanan tinggi lemak, status gizi, keterpaparan media massa orang dewasa (pornografi) dan keadaan lingkungan (Soetjiningsih, 2007).

Pola makan yang berlebihan seperti konsumsi makanan tinggi lemak mempengaruhi terjadinya menarche pertama kali. Konsumsi makanan tinggi lemak akan berakibat pada penumpukan lemak pada jaringan adiposa yang dapat mengakibatkan peningkatan kadar leptin. Leptin berpengaruh terhadap pengeluaran hormon Gonadotropin Releazing Hormone (GnRH) yang selanjutnya mempengaruhi pengeluaran Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) dalam merangsang pematangan sel telur dan pembentukan estrogen. Hormon estrogen akan bekerja sama dengan hormon FSH membentuk sel telur tumbuh dalam rahim. Sel telur yang telah dilepaskan dan tidak dibuahi maka oleh endometrium atau dinding rahim akan meluruh dan dikeluarkan melalui vagina dalam bentuk darah haid yang dinamakan menstruasi (Quennell, 2009).

Hasil laporan Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 diketahui bahwa 20,9% remaja perempuan di Indonesia telah mengalami menarche di usia kurang dari 12 tahun (Riskesdas, 2010). Berdasarkan hasil survei pendahuluan, pada bulan April 2016 dari 40 remaja putri kelas VII dan VIII di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta diketahui sebanyak 22,5% mengalami menarche pada usia <12 tahun dan jenis makanan fast food yang sering dikonsumsi responden adalah mie instan (92,5%) dan nugget (87,5%). Prevalensi menarche dini termasuk tinggi apabila dibandingkan dengan prevalensi hasil Riskesdas tahun 2010 sebesar 20,9%. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul perbedaan frekuensi konsumsi fast food dan asupan lemak pada remaja putri menarche dini dan normal di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta.

2. METODE

Penelitian ini menggunakan penelitian observasional dengan pendekatan cross-sectional. Lokasi penelitian di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta dilakukan selama bulan April hingga Oktober 2016. Populasi penelitian ini adalah remaja putri SMP Muhammadiyah 1 Surakarta kelas VII dan VIII yaitu sebanyak 214 siswi. Pengambilan sampel menggunakan simple ramdom sampling sebanyak 80 siswi (40 menarche dini dan 40 menarche normal).

Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel bebas yaitu frekuensi konsumsi fast food dan asupan lemak dan variabel terikat yaitu menarche dini dan normal. Instrumen yang

(7)

3

digunakan pada penelitian ini yaitu kuesioner identitas responden dan usia menarche, form frekuensi konsumsi fast food, Food Frequency Questionnaire (FFQ) semi kuantitatif. Uji perbedaan dari frekuensi konsumsi fast food pada remaja putri menarche dini dan normal menggunakan uji Mann Whitney dan asupan lemak pada remaja putri menarche dini dan normal menggunakan uji Independent T-test.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Gambaran Umum

SMP Muhammadiyah 1 Surakarta merupakan sekolah swasta yang beralamat di Jalan Flores No 1 Kampung Baru, Pasar Kliwon, Surakarta. Lokasi SMP Muhammadiyah 1 Surakarta yang strategis di tengah kota Surakarta dan dikelilingi oleh pusat perbelanjaan seperti Pasar Gede dan Luwes Loji Wetan, serta pusat makanan cepat saji dan restoran/kafe seperti Galabo dan Mc Donalds. SMP Muhammadiyah 1 Surakarta dilengkapi dengan adanya koperasi sekolah dan 2 kantin sekolah yang menyediakan berbagai makanan jajanan seperti gorengan (nugget, cireng, tahu dan tempe goreng) dan minuman. Banyak terdapat pedagang kaki lima di luar sekolah yang menjual bermacam-macam makanan cepat saji seperti burger, pempek, batagor, siomay, bakwan malang, bakso goreng, bakso bakar, sosis dan cakwe. Tersedianya makanan cepat saji di dalam maupun di luar sekolah membuat akses untuk menjangkau fast food menjadi lebih mudah.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Tabel 1.

Distribusi Responden Berdasarkan Umur

Umur Jumlah Persentase

N % 11 5 6,3 12 31 38,8 13 39 48,8 14 5 6,3 Total 80 100

Berdasarkan Tabel 1, umur responden dalam penelitian ini menunjukkan distribusi tertinggi yaitu usia 13 tahun sebanyak 48,8%, sedangkan yang terendah umur 11 dan 14 tahun sebanyak 6,3%.

(8)

4 Berdasarkan Status Gizi

Tabel 2.

Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi Status Gizi Usia Menarche Dini Normal N % N % Kurus 0 0 2 5 Baik 28 70 30 75 Gemuk 12 30 8 20 Total 40 100 40 100

Berdasarkan Tabel 2, menunjukkan bahwa persentase status gizi pada remaja putri menarche dini dan normal sebagian besar dalam kategori status gizi baik yaitu sebanyak 70% dan 75%. Persentase status gizi gemuk lebih banyak pada remaja putri menarche dini yaitu sebanyak 30%. Remaja putri dengan status gizi gemuk cenderung mengalami menarche dini, hal ini berkaitan dengan jumlah lemak yang berlebih di dalam tubuhnya. Penumpukan lemak pada jaringan adiposa dapat mengakibatkan meningkatnya sekresi kadar leptin di dalam darah dan mempercepat terjadinya menarche dini (Ganong, 2008).

Frekuensi Konsumsi Fast Food

Tabel 3.

Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Konsumsi Fast Food Frekuensi Konsumsi Fast Food Usia Menarche Dini Normal N % N % Sagat jarang 0 0 0 0 Jarang 32 80 33 82,5 Sering 8 20 7 17,5 Total 40 100 40 100

Berdasarkan Tabel 3, menunjukkan bahwa persentase frekuensi konsumsi fast food pada remaja putri menarche dini dan normal sebagian besar dalam kategori jarang yaitu sebanyak 80% dan 82,5%. Persentase frekuensi konsumsi fast food kategori sering lebih banyak pada responden dengan menarche dini yaitu sebanyak 20%.

(9)

5 Asupan Lemak

Tabel 4.

Distribusi Responden Berdasarkan Asupan Lemak Asupan Lemak Usia Menarche Dini Normal N % N % Kurang 5 12,5 9 22,5 Baik 27 67,5 24 60 Lebih 8 20 7 17,5 Total 40 100 40 100

Berdasarkan Tabel 4, menunjukkan bahwa persentase asupan lemak pada remaja putri menarche dini dan normal sebagian besar dalam kategori asupan baik yaitu sebanyak 67,5% dan 60%. Persentase asupan lemak kategori lebih, lebih banyak pada responden dengan menarche dini yaitu sebanyak 20%.

c. Analisis Bivariat

Perbedaan Frekuensi Konsumsi Fast Food pada Remaja Putri Menarche Dini dan Normal

Hasil analisis perbedaan frekuensi konsumsi fast food pada remaja putri menarche dini dan normal di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta adalah sebagai berikut :

Tabel 5.

Analisis Perbedaan Frekuensi Konsumsi Fast Food pada Remaja Putri Menarche Dini dan Normal

Usia Menarche p* Dini Normal Minimal Maksimal Rata-rata Standar Deviasi 1,00 3,00 1,84 0,62 1,00 3,00 1,80 0,61 0,745

*Uji Mann Whitney

Berdasarkan Tabel 5, diketahui bahwa hasil uji statistik dihasilkan p-value adalah 0,732. Nilai p yang lebih besar dari 0,05 artinya adalah Ho diterima sehingga dapat disimpulkan tidak ada perbedaan frekuensi konsumsi fast food pada remaja putri menarche dini dan normal. Tidak terdapat perbedaan ini kemungkinan dikarenakan pola pemilihan makanan yang sama antara remaja putri menarche dini dan normal dan akses untuk mendapatkan makanan fast food juga sama sehingga dalam frekuensi konsumsi makanan fast food tidak terdapat perbedaan. Hasil penelitian Astuti (2014)

(10)

6

menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara frekuensi konsumsi fast food dengan usia menarche.

Usia menarche tidak hanya terjadi karena faktor konsumsi fast food yang berlebih saja tetapi karena ada faktor lain, seperti keterpaparan media massa orang dewasa. Hasil penelitian dari Putri dan Melaniani (2013), menunjukkan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi usia menarche dini selain frekuensi konsumsi fast food dan asupan lemak yaitu dapat berupa status gizi, faktor genetik, hormon dan keterpaparan media massa orang dewasa.

Keterpaparan media massa orang dewasa merupakan salah satu penyebab terjadinya menarche karena rangsangan-rangsangan kuat dari luar, baik media cetak atau elektronik. Media cetak dan elektronik yang menampilkan film-film orang dewasa, dapat meningkatkan reaksi-reaksi seksual sehingga mengakibatkan kematangan seksual yang lebih cepat (Putri, 2009). Penelitian yang dilakukan Barus (2007) menunjukkan bahwa remaja putri yang terpapar media elektronik untuk dewasa (55,9%) cenderung lebih cepat mengalami menarche daripada yang tidak terpapar (44,1%).

Penelitian Brown (2005) menyebutkan bahwa apabila media massa yang ada lebih banyak informasi mengenai seksualitas dan para remaja banyak yang tertarik untuk melihat dan membacanya, maka akan mempengaruhi kerja otak dimana terdapat hormon FSH di dalam otak sehingga akan mempercepat pubertas kemudian menarche. Hasil penelitian Aisyah (2003) menyatakan bahwa adanya hubungan yang bermakna antara keterpaparan media elektronik dengan status menarche. Informasi seksual akan memacu hipotalamus untuk mempengaruhi hipofisis dalam mensekresi FSH sehingga mempercepat datangnya menarche.

Dalam QS Al Baqarah ayat 173, Allah SWT menjelaskan mengenai jenis-jenis makanan yang diharamkan. Fast food menjadi haram untuk dikonsumsi apabila didalam kandungannya terdapat bahan-bahan yang diharamkan untuk dikonsumsi seperti bangkai, darah, daging babi dan produk olahannya, dan binatang yang disembelih disebut (nama) selain Allah SWT. Fast food yang telah dijamin kehalalannya atau yang telah mendapat sertifikat atau label halal diperbolehkan untuk dikonsumsi.

(11)

7

Perbedaan Asupan Lemak pada Remaja Putri Menarche Dini dan Normal

Hasil analisis perbedaan asupan lemak pada remaja putri menarche dini dan normal di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta adalah sebagai berikut :

Tabel 5.

Analisis Perbedaan Asupan Lemak pada Remaja Putri Menarche Dini dan Normal

Usia Menarche p* Dini Normal Minimal Maksimal Rata-rata Standar Deviasi 72,49 135,88 95,60 16,13 66,15 118,30 94,69 14,13 0,789

*Uji Independent T-Test

Berdasarkan Tabel 5, diketahui bahwa hasil uji Independent T-Test diperoleh tingkat signifikasi 0,789, maka dapat ditarik kesimpulan tidak ada perbedaan asupan lemak pada remaja putri menarche dini dan normal. Tidak adanya perbedaan asupan lemak pada remaja putri menarche dini dan normal dapat dipengaruhi oleh pola makan dan rata-rata asupan lemak yang tidak jauh berbeda.

Hasil penelitian Susanti (2012) menunjukkan bahwa asupan lemak berlebih memiliki hubungan yang tidak signifikan dengan usia menarche dini pada remaja putri di SMPN 30 Semarang. Asupan lemak berlebih dipengaruhi oleh keterbatasan pengetahuan remaja mengenai asupan makanan, sehingga para remaja cenderung lebih tertarik untuk mengkonsumsi makanan siap saji (fast food), makanan olahan, terutama makanan yang kaya akan lemak. Asupan lemak yang berlebih dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan terjadinya gizi lebih atau obesitas pada remaja.

Penelitian yang dilakukan oleh Prajawati (2013) di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta menunjukkan bahwa ada hubungan antara status gizi remaja putri dengan terjadinya usia menarche. Remaja putri dengan status gizi lebih dan atau obesitas cenderung mengalami menarche dini, hal ini berkaitan dengan jumlah lemak yang berlebih di dalam tubuhnya. Penumpukan lemak pada jaringan adiposa dapat mengakibatkan meningkatnya sekresi kadar leptin di dalam darah. Leptin pada sistem reproduksi berpengaruh terhadap metabolisme sistem syaraf GnRH. Pelepasan GnRH selanjutnya akan mempengaruhi pengeluaran FSH dan LH dalam merangsang pematangan sel telur dan pembentukan estrogen. Hormon estrogen akan bekerja sama dengan hormon FSH membentuk sel telur tumbuh dalam rahim. Sel telur yang telah

(12)

8

dilepaskan dan tidak dibuahi maka oleh endometrium atau dinding rahim akan meluruh dan dikeluarkan melalui vagina dalam bentuk darah haid yang dinamakan menstruasi atau menarche (Ganong, 2008). Penelitian yang dilakukan Aishah (2011), menyatakan bahwa remaja yang memiliki IMT yang lebih tinggi cenderung mendapatkan menstruasi pertamanya terlebih dahulu.

Asupan gizi seimbang merupakan salah satu faktor terpenting supaya kebutuhan zat gizi yang diperlukan tubuh terpenuhi. Di dalam QS Al-A’raf ayat 31. Allah telah mengatur tentang ukuran makanan yang benar yaitu harus cukup seimbang dan tidak berlebihan. Asupan makan yang berlebihan seperti konsumsi fast food yang mengandung lemak tinggi dapat menimbulkan gangguan kesehatan tubuh serta berpengaruh terhadap kematangan seksual pada remaja dan mempercepat terjadinya menarche dini.

4. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang perbedaan frekuensi konsumsi fast food dan asupan lemak pada remaja putri menarche dini da normal di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Frekuensi konsumsi fast food pada remaja putri dengan usia menarche dini dan usia menarche normal sebagian besar dalam kategori jarang yaitu sebanyak 81% dan 82,5%. 2. Asupan Lemak pada remaja putri dengan usia menarche dini dan menarche normal sebagian

besar dalam kategori asupan baik yaitu sebanyak 67,5% dan 60%.

3. Tidak terdapat perbedaan frekuensi konsumsi fast food pada remaja putri menarche dini dan normal di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta (nilai p= 0,745).

4. Tidak terdapat perbedaan asupan lemak pada remaja putri menarche dini dan normal di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta (nilai p= 0,789).

5. Fast food halal untuk dikonsumsi apabila didalam kandungannya tidak terdapat bahan-bahan yang diharamkan. Asupan makan yang berlebihan seperti konsumsi fast food yang mengandung lemak tinggi dapat menimbulkan gangguan kesehatan tubuh.

SARAN

1. Bagi Pihak SMP Muhammadiyah 1 Surakarta

Pihak sekolah diharapkan dapat bekerja sama dengan puskesmas untuk memberikan penyuluhan kepada para siswi mengenai makanan yang sehat dan bergizi serta informasi gizi tentang asupan makan yang baik.

(13)

9

2. Bagi Peneliti Lain

Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut dengan menambahkan faktor lain yang mempengaruhi menarche seperti genetik, status sosial ekonomi, dan aktivitas fisik.

DAFTAR PUSTAKA

Aishah, S. 2011. Hubungan antara Status Gizi dengan Usia Menarche pada Siswa Sekolah dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Shafiyyatul Amaliyah Medan Tahun 2011. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Aisyah, S. 2003. Hubungan Status Gizi, Stimulasi Psikis dengan Status Menarche Siswa SD Al-Azhar SYIFA Budi Kemang, Jakarta Selatan. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia. Jakarta.

Astusti, ND. 2014. Hubungan Frekuensi Konsumsi Fast Food dan Status Gizi dengan Usia Menarche Dini Pada Siswi Sekolah Dasar di Surakarta. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2010. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2010). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Barus, MD. 2007. Gambaran Usia Menarche, Status Gizi, Keterpaparan Media Massa (Elektronik dan Cetak), Usia Menarche Ibu dan Tingkat Sosial Ekonomi Pada Siswi Kelas 4, 5, 6 di SD Mardi Yuana Depok. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia. Jakarta.

Brown, JD. 2005. Mass Media as a sexual Super Peer for Early Maturing Girls. Journal of Adolescent Health Vol 36 : 420-427. United States of America.

Ganong, WF. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 22nd ed. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Manuaba, IGB. 2007. Pengantar Kulian Obsteri. EGC. Jakarta.

Prajawati, EP. 2013. Hubungan Status Gizi Remaja Putri dengan Usia Terjadinya Menarche pada Siswi SMP Muhammadiyah 1 Surakarta. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Putri, AK. 2009. Hubungan Antara Status Gizi, Status Menarche Ibu, Media Massa,dan Aktivitas Olahraga Dengan Status Menarche Siswi SMP Al-Azhar, Rawamangun, Jakarta Timur. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia. Jakarta.

Putri, RLD dan Melaniani S. 2013. Analisis Faktor Hubungan Usia Menarche Dini. Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Vol.2 No. 1 Juli: 42-50.

Quennell, JH. 2009. Leptin Indirectly Regulates Gonadotropin-Releadsing Hormone Neural Function. The Endocrine Society. Endojournals.

(14)

10

Susanti, AV. 2012. Faktor Resiko Kejadian Menarche Dini pada Remaja di SMP N 30 Semarang. Journal of Nutrition College. 1 (1) : 386-40.

Referensi

Dokumen terkait

contoh uji positif atau keduanya positif, hasil pemeriksaan ulang dahak tersebut.

poli aluminium klorida (PAC) dan Tawas dalam konsentrasi yang sama dan jumlah yang. sama pada saat diinjeksi ke

Tujuan penelitian ini adalah untuk menapis dan mengkarakterisasi beberapa isolat Pseudomonas sebagai agen biokontrol terhadap cendawan patogen tular tanah yaitu

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh Tata Kelola Ekonomi Daerah dan Keuangan Daerah terhadap Kinerja Perekonomian Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi

Pokja Pengadaan Barang/Jasa (Kontruksi) ULP Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Tahun 2012 akan melaksanakan Pelelangan Umum dengan Pascakualifikasi untuk

Solution: (a) Draw a sketch and count, or reason that there are 6 whole inches between the 1-inch mark and the 7-inch mark and each whole inch contains 2 of the small

Pendidikan merupakan sarana atau wahana yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia baik aspek kemampuan, maupun kewajiban sebagai warga Negara yang

yang dibutuhkan untuk mematikan bakteri (Jawetz , 2005). Metode dilusi padat atau cair pada prinsipnya adalah antibakteri diencerkan sampai diperoleh beberapa