• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PLTU JAWA TENGAH 2 X MW

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PLTU JAWA TENGAH 2 X MW"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

PROGRAM TANGGUNG

JAWAB SOSIAL

PLTU JAWA TENGAH

DIBUAT BERDASARKAN

PENCAPAIAN TAHUN 2020

2 X 1.000 MW

(2)

Sejak awal berdirinya PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) pada 2011, BPI berkomitmen kuat untuk menjadi mitra yang baik bagi masyarakat serta bersama-sama pemerintah setempat mewujudkan pengembangan masyarakat yang berkelanjutan. Guna mewujudkan komitmen tersebut, BPI telah melaksanakan program

Corporate Social Responsibility (CSR) dan program

pelibatan masyarakat. BPI telah melaksanakan program CSR yang komprehensif berdasarkan ISO 26000 dan SDGs, dan melaksanakannya dengan prioritas tertinggi kepada Program Pemberdayaan Masyarakat.

Upaya-upaya yang kami lakukan telah menghasilkan pembangunan yang substansial pada program pelibatan masyarakat. Hingga Desember 2020, BPI telah membentuk 203 Kelompok Usaha Bersama (KUB) dengan jumlah anggota mencapai 2.900 orang yang tersebar di 14 desa. Dengan bertambahnya kelompok usaha dan anggotanya, ragam usaha yang dilakukan pun semakin variatif, meliputi jasa, konveksi, produksi barang, makanan ringan, hingga simpan pinjam. Tumbuhnya berbagai usaha mikro masyarakat / rumah tangga melalui program CSR BPI ini diharapkan dapat memberikan tambahan penghasilan alternatif untuk masyarakat setempat, selain mata pencaharian utama sebagai petani dan nelayan. Lebih jauh lagi, hal ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Sementara itu, program-program bidang pendidikan dan kesehatan juga terus digalakkan sebagai salah satu program utama. Kami menyadari bahwa saat ini akses informasi dan pendidikan yang baik adalah salah satu kunci kemajuan masyarakat. Karenanya, program CSR BPI secara aktif mendorong program literasi melalui Program Perpustakaan Desa yaitu 15 perpustakaan

desa dan 33 perpustakaan mini di 15 desa tengah beroperasi di bawah dukungan program pemerintah untuk meningkatkan literasi masyarakat. Tidak terbatas hanya buku, tetapi juga kemudahan akses informasi lainnya yang tersedia di perpustakaan seperti komputer dan internet. BPI berharap bahwa pembentukan perpustakaan di setiap sudut desa dapat menjadi sumber informasi bagi masyarakat.

Dalam bidang kesehatan, CSR BPI turut serta merevitalisasi Forum Kesehatan Desa (FKD) yang yang telah lama vakum. Dengan menggerakkan kembali FKD serta pemberian rangkaian pelatihan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan desa dan sumberdaya, diharapkan dapat mendukung peningkatan kualitas kesehatan masyarakat desa. Hidup “Sehat & Bersih” juga dipromosikan melalui dukungan ke program pemerintah “Stop Buang Air Besar Sembarangan” (BABS), gerakan kampanye & penyadartahuan hidup bersih & sehat, peningkatan kapasitas yang konsisten dan teratur bagi staf layanan medis dan peningkatan kualitas Posyandu. Kelancaran dan kesuksesan program CSR BPI tidak lepas dari kerjasama yang baik dengan stakeholder dan mitra BPI. Selain itu, bentuk kemitraan yang baik memungkinkan program dapat dijalankan optimal dengan melibatkan semua pemangku kepentingan. Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih dan apresiasi tertinggi kami sampaikan kepada seluruh warga Batang, khususnya warga desa terdampak sebagai penerima manfaat utama dari berbagai program CSR BPI. Melalui berbagai program CSR BPI yang telah dijalankan dan akan terus dikembangkan bersama masyarakat, BPI akan memberdayakan, mendukung pertumbuhan masyarakat yang berkelanjutan dan menciptakan kehidupan yang harmonis.

PENGANTAR

PRESIDEN DIREKTUR

(3)

DAFTAR

ISI

PROGRAM TANGGUNG

JAWAB SOSIAL

PERUSAHAAN (CSR)

03

01

02

PENGANTAR

PRESIDEN DIREKTUR

PROFIL BHIMASENA

POWER INDONESIA

PROFIL KABUPATEN

BATANG

A. PERENCANAAN PROGRAM CSR PT BPI 14

1. Latar Belakang 14

2. Definisi 14

3. Prinsip 14

4. Visi dan Misi 15

5. Tujuan 15

6. Road Map Program CSR 16

7. Ruang Lingkup 17

B. KAITAN DENGAN SDGs DAN ISO 26000 18

1. Konsep 18 2. Strategi 19 01 07 12 14

(4)

04

05

06

HASIL IMPLEMENTASI

PROGRAM CSR

MONITORING DAN

EVALUASI

PENGHARGAAN DAN

APRESIASI TERHADAP

PROGRAM CSR

A. PROGRAM PENGEMBANGAN EKONOMI 21 1. Pengembangan Kelompok Usaha Bersama (KUB) 21 2. Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) 30 3. Penciptaan Lapangan Kerja Sementara 35

4. Kompensasi Sosial 36

5. Lahan Pengganti 37

6. Penciptaan Wirausaha Baru 38 B. PROGRAM DUKUNGAN PENINGKATAN KUALITAS KESEHATAN 40 1. Dukungan Pelayanan Program Posyandu 40 2. Penguatan Kelembagaan Kesehatan Desa (Bima Sembada) 42 3. Dukungan Peningkatan Kesehatan Lingkungan 43 4. Gerakan Penanganan Darurat Pandemi COVID-19 46 C. PROGRAM DUKUNGAN PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN 53 1. Dukungan Program Sekolah Adiwiyata 53 2. Program Peningkatan Literasi 57 3. Pendidikan Non-Formal dan Pengembangan Sekolah 64 D. PROGRAM BANTUAN INFRASTRUKTUR SARANA UMUM 69 E. PROGRAM DUKUNGAN KEGIATAN SOSIAL, BUDAYA, DAN LINGKUNGAN 73 1. Penyadartahuan Kebersihan Lingkungan 73

2. Restorasi Ekosistem 75

3. Manajemen Sampah 80

4. PROKLIM (Program Kampung Iklim) 83

5. Program Sosial 86

A. LIVELIHOOD RESTORATION PLAN (LRP) 90

B. SURVEY MONITORING AMDAL (RKL-RPL) 92 C. MONITORING BIODIVERSITY 96 D. HASIL PENELITIAN STUDI TESIS & SKRIPSI PADA IMPLEMENTASI PROGRAM

CSR PT BPI 97

21 90

100

(5)

DAFTAR

GAMBAR

Gambar 1 Struktur proyek PLTU Jawa Tengah 2 x 1.000 MW 7 Gambar 2 Kabupaten Batang menjadi lokasi pembangunan PLTU Jawa Tengah 9 Gambar 3 Konsep pembangunan berkelanjutan 18 Gambar 4 Ilustrasi arah kontribusi program berkelanjutan 19 Gambar 5 Strategi implementasi program CSR PT BPI 19 Gambar 6 Strategi pelaksanaan pengembangan KUB 21 Gambar 7 Proses pembentukan Kelompok Usaha Bersama (KUB) 22 Gambar 8 Perkembangan KUB berdasarkan kategori usaha 22 Gambar 9 Perkembangan jumlah kumulatif KUB sejak 2013 (kelompok) 23 Gambar 10 Perkembangan jumlah kumulatif anggota KUB sejak 2013 (individu) 23 Gambar 11 Sebaran anggota KUB di desa-desa terdampak 23 Gambar 12 Ketegori peserta KUB Demobilisasi 24 Gambar 13 Anggota KUB yang secara kumulatif telah mengikuti ragam pelatihan

wirausaha 29

Gambar 14 Program pengembangan dan pendampingan Koperasi sejak 2013 31 Gambar 15 Pertumbuhan penyaluran pembiayaan di 3 KSP sejak 2013

(dalam miliar) 32

Gambar 16 Pertumbuhan kumulatif anggota di 3 KSP sejak 2013 32 Gambar 17 Pertumbuhan penerimaan simpanan masyarakat di 3 KSP sejak 2013

(dalam miliar) 32

Gambar 18 Pertumbuhan Sisa Hasil Usaha (SHU) 3 KSP sejak 2013 (dalam juta) 32 Gambar 19 Tahapan pembentukan kelompok di KOMIDA 34 Gambar 20 Pertumbuhan peminjam dan anggota KOMIDA cabang Batang 34 Gambar 21 Pertumbuhan penyaluran, pengembalian, dan piutang

pembiayaan (dalam miliar) 34 Gambar 22 Tahapan pelaksanaan program di bidang kesehatan. 40

Gambar 23 Rangkaian kegiatan program Bima Sembada 42 Gambar 24 Peserta pelatihan kesehatan lingkungan dari tahun ke tahun 42 Gambar 25 Tahapan kegiatan program adiwiyata sejak tahun 2016 54 Gambar 26 Tahapan proses pendirian dan pengembangan perpusdes 57 Gambar 27 Partisipasi warga dalam pemanfaatan layanan perpusdes di

15 desa 58

Gambar 28 Jumlah kegiatan dan peserta pada kegiatan pelibatan masyarakat di 15

perpusdes 60

Gambar 29 Prosedur pelaksanaan program CSR bidang infrastruktur 69 Gambar 30 Perkembangan peserta kegiatan penyadartahuan kebersihan

lingkungan 73

Gambar 31 Rangkaian kegiatan program rumah ikan sejak 2016 76 Gambar 32 Lokasi pemasangan rumah ikan 77 Gambar 33 Tahapan proses pendirian bank sampah di 14 desa 81 Gambar 34 Perkembangan hasil penimbangan sampah (Kg) 81

Gambar 35 Perkembangan hasil penimbangan sampah (Rp) 81 Gambar 36 Perkembangan hasil penimbangan sampah (orang) 82 Gambar 37 Pola kemitraan program santunan sosial 87 Gambar 38 Indeks rata-rata SL menurut desa tempat tinggal 90 Gambar 39 Indeks SL rata-rata menurut kategori responden 91 Gambar 40 Penilaian kesediaan masyarakat mengikuti kegiatan peningkatan

keterampilan 92

Gambar 41 Penilaian terhadap program fasilitasi wirausaha baru 93 Gambar 42 Perubahan pendapatan usaha 94 Gambar 43 Dampak terhadap pendapatan petani penggarap 94 Gambar 44 Dampak terhadap pendapatan buruh tani 95

(6)

Tabel 1 Data perkembangan anggota KUB per 31 Desember 2020 22 Tabel 2 Total hasil produksi perakitan box sarung oleh anggota KUB 27 Tabel 3 Anggota KUB yang mengikuti proses seleksi karyawan di BAI 28 Tabel 4 Data kegiatan pelatihan wirausaha tahun 2020 29 Tabel 5 Perkembangan 3 KSP sejak 2013 31 Tabel 6 Perkembangan 3 KSP tahun 2020 32 Tabel 7 Perkembangan KOMIDA sejak 2013 34 Tabel 8 Hasil usaha simpan pinjam 14 kelompok kader untuk program PMT

di Posyandu 40

Tabel 9 Bantuan alat kesehatan CSR BPI sejak 2013 41 Tabel 10 Kegiatan peningkatan kapasitas tahun 2020 42 Tabel 11 Jumlah bantuan untuk kampanye stop BABS 44 Tabel 12 Sarana penanganan pandemi COVID-19 48 Tabel 13 Daftar sekolah peserta program adiwiyata 53 Tabel 14 Daftar perpusdes yang telah terbentuk dan beroperasi sejak 2015 58 Tabel 15 Daftar bantuan buku 58

DAFTAR

TABEL

Tabel 23 Data penerima manfaat program santunan sosial 87 Tabel 24 Peserta kegiatan donor darah 87 Tabel 25 Daftar perpustakaan desa yang melaksanakan aksi donor darah

tahun 2017-2020 89

Tabel 26 Ringkasan hasil penelitian 97

Tabel 16 Pemanfaatan layanan perpusdes 58 Tabel 17 Rekapitulasi kegiatan pelibatan masyarakat 60 Tabel 18 Daftar TPA/TPQ sekitar PLTU yang telah tersedia perpustakaan mini 62 Tabel 19 Daftar kumulatif jumlah bantuan infrastuktur sejak 2012 69 Tabel 20 Peserta kegiatan penyadartahuan kebersihan lingkungan 73 Tabel 21 Perkembangan hasil kegiatan operasional di 14 bank sampah 81 Tabel 22 Rekap data proklim di program CSR PT BPI 84

(7)
(8)

PT Bhimasena Power Indonesia (“BPI’’) merupakan perusahaan yang didirikan oleh tiga perusahaan konsorsium yang terdiri dari Electric Power Development Co., Ltd (J-Power) (34%), PT Adaro Power (34%) yang merupakan anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh Adaro Energy, dan Itochu Corporation (Itochu) (32%). BPI akan membangun, memiliki, mengoperasikan, dan menyerahkan (Built-Own-Operate-Transfer/BOOT) Pembangkit Listrik Tenaga Uap 2 x 1.000 MW (PLTU Jawa Tengah) yang akan mensuplai listrik untuk PLN (Persero). PLTU Jawa Tengah 2 x 1.000 MW merupakan proyek infrastruktur Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) pertama di Indonesia dan juga merupakan

PROFIL BHIMASENA

POWER INDONESIA

bagian dari Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), yang akan menjadi lokomotif untuk pertumbuhan koridor ekonomi di Jawa. Pada 6 Juni 2016, BPI mencapai Financial

Close. Total investasi proyek ini mencapai US$ 4,2 milliar

dengan total pendanaan yang diterima dari kreditur senilai US$ 3,4 milliar berasal dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC) dan sindikasi bank yang terdiri dari 10 (sepuluh) bank komersial terdiri dari Sumitomo Mitsui Banking Corporation, MUFG Bank Ltd, Mizuho Bank, DBS Bank, Oversea-Chinese Banking Corporation, Sumitomo Mitsui Trust Bank Ltd, Shinsei Bank, Norinchukin Bank, The Iyo Bank dan The Shizuoka Bank.

Gambar 1: Struktur proyek PLTU Jawa Tengah 2 x 1.000 MW

34%

34%

32%

Perjanjian

Pengadaan Batu bara

Perjanjian Penjaminan Pengadaan Peralatan; Konstruksi Pembiayaan Proyek Skema PPP PPA; 25 Th; BOOT 25 th Adaro Indonesia; KPC JBIC; 10 Pemberi Pinjaman Komersial Perjanjian Layanan Teknis

01

• MHPS • Sumitomo Corp.

(9)

VISI

MISI

PROYEK PLTU

Kami akan memenuhi

kebutuhan masyarakat

akan energi dan

mendukung

perkembangan

pembangunan nasional

dan masyarakat di

Indonesia

• Kami memiliki konsep yang jelas tentang masa depan yang akan kami wujudkan, dan melalui konsep tersebut kami akan mencapai masa depan yang lebih baik bagi sesama

• Kami akan berusaha menciptakan keselarasan dengan lingkungan, dan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat dimana kita hidup dan bekerja • Kami mengembangkan pengetahuan dan

teknologi secara berkelanjutan untuk membantu pembangunan negara ini

• Kami memandang profit sebagai sumber

pertumbuhan kami dan kami akan membagikan hal ini kepada masyarakat

• Kami akan terus melatih sumber daya manusia yang kami miliki, menyatukan beragam kepribadian dan semangat dalam satu kesatuan, serta bertekad untuk menciptakan hari esok yang lebih baik

Switch Station Jalan Akses Barat

(5,7Km) Wisata Pantai Jalan Pantai (5,5Km) Jalur Transmisi

PLTU Jawa Tengah

PLTU Jawa Tengah

Jalan Akses Timur

Makam Syeikh Maulana Maghribi Jalan Sultan Agung

(3,7Km)

(10)

LOKASI PLTU

Power Purchase

Agreement Skema BOOT (Build Own Operate Transfer) selama jangka waktu 25 tahun

Operasional &

Maintenance BPI

Penyediaan Batu Bara Sub-bitumen batu bara dari Kalimantan (dengan kapal tongkang 14.000 DWT)

Penanganan Abu Batu

Bara Diambil oleh perusahaan semen, sebagian dibuang ke ash pond power plant

Jalur Transmisi &

Switching Station Telah selesai dibangun dan diserahterimakan oleh BPI kepada PT PLN (Persero) pada Tanggal Penerimaan Sementara yaitu 9 Desember 2019.

Jenis PLTU

Ultra Super Critical Coal Fired Power Plant (24,12 Mpa, 566°C/593°C)

Kapasitas

2.000 MW (1.000 MW / Unit)

Penyelesaian

Pembangunan

Ditargetkan Tahun 2021

Kontraktor

1) Konstraktor Utama : Sumitomo Coporation a) Sub-kontraktor : MES, BVI, GE Grid Solutions 2) Pemasok Peralatan : GN Power & MHPS

Gambar 2: Kabupaten Batang menjadi lokasi pembangunan PLTU Jawa Tengah

± 350 km

Jakarta Pekalongan Lokasi Proyek (Kab. Batang)

± 90 km

Semarang PLTU

(11)

Konstruksi Fly Ash Silo

Tampilan konstruksi PLTU secara keseluruhan Pembangunan jembatan angkut batu bara

(12)
(13)

Kabupaten Batang terbagi menjadi 15 kecamatan. Luas wilayah Kabupaten Batang tercatat 78.864,16 Ha. Luas wilayah tersebut terdiri dari 62.333,98 hektar (79,04%) lahan pertanian dan 16.530,18 hektar (20,96%) lahan non pertanian. Dari Lahan pertanian tersebut terdapat

17.580,66 hektar berupa lahan sawah dan 44.753,32 hektare berupa lahan bukan sawah. Lahan bukan sawah terdiri dari tegal/kebun (50,96%), perkebunan (15,84%), hutan negara (27,94%), dan lainnya (5,26%).

(Sumber: Kabupaten Batang dalam Angka Tahun 2020).

Potensi

Kabupaten Batang memiliki potensi besar untuk pengembangan wisata alam, wisata budaya, dan wisata religi. Beberapa wisata pantai sangat berpotensi untuk dikembangkan. Industri dan berbagai komoditas unggulan saat ini juga menjadi skala prioritas Pemerintah Kabupaten Batang.

Alun-alun Kabupaten Batang

PROFIL

KABUPATEN BATANG

02

Kawasan Produksi Galangan Kapal Pelabuhan Batang Kawasan Wisata Perkebunan Teh Kembang Langit

(14)
(15)

PERENCANAAN PROGRAM CSR PT BPI

Latar Belakang

Program CSR dilaksanakan dalam rangka menjalankan amanat berikut: a. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas b. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal

c. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas

d. Perpres 59/2017 tentang Pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

e. Izin Lingkungan Pembangunan PLTU Jawa Tengah 2x1.000 MW di Kabupaten Batang Provinsi Jawa Tengah No. 660.1/37 tertanggal 21 Agustus 2013 sebagaimana diubah beberapa kali, terakhir dengan Izin Lingkungan oleh lembaga OSS tertanggal 14 November 2019

f. Environment Social Management Plan (ESMP) PT BPI No. BPI-ESMS-01-HSSE-01-R0, merupakan dokumen

kebijakan yang diadaptasi dari kewajiban-kewajiban perusahaan terhadap standar pelaporan (JBIC

Guidelines, Equator Principle III, International Finance Corporation Performance Standard, dan Environment Health Safety Guidelines)

Definisi

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate

Social Responsibility (CSR) adalah bentuk kegiatan

di sekitar perusahaan yang berdampak positif bagi masyarakat, lingkungan, dan perusahaan guna mewujudkan pembangunan berkelanjutan.

Prinsip

Program CSR dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip berikut:

• Sesuai kebutuhan, kondisi sosial-budaya setempat, berbasis potensi wilayah dan mendukung kebijakan pemerintah

• Dilakukan dengan transparan, akuntabel, terdokumentasi dan berkelanjutan, serta mengutamakan pendekatan partisipatif

• Berdasarkan kesesuaian dengan program pemerintah, prioritas yang mendesak, strategis, kemitraan dan berbagi sumberdaya

PROGRAM TANGGUNG

JAWAB SOSIAL

PERUSAHAAN (CSR)

(16)

Visi dan Misi

• KEBUTUHAN • POTENSI WILAYAH/ PASAR • SITUASI SOSIAL BUDAYA • KEBIJAKAN PEMERINTAH • BERSAMA MASYARAKAT • PROGRAM PEMDA SETEMPAT • PRIORITAS MENDESAK • STRATEGIS • KEMITRAAN • BERBAGI SUMBER DAYA DIMONITOR DAN DIEVALUASI SECARA BERKALA MENUMBUHKAN SIKAP KEMANDIRIAN

SISTEMATIS, TRANSPARAN, AKUNTABEL, TERDOKUMENTASI, BERKELANJUTAN, DAN MENGUTAMAKAN PENDEKATAN PARTISIPATIF

PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BPI

Tujuan

Guna mewujudkan pembangunan berkelanjutan, program CSR memiliki tujuan membentuk masyarakat mandiri dengan karakteristik sebagai berikut:

• Berdaya secara ekonomi agar mampu memenuhi kebutuhan dasar keluarga, tanpa tergantung dari pihak lain

• Memiliki kemampuan intelektual yang memadai agar mampu mengatasi permasalahan keluarga/ masyarakat-nya secara mandiri

• Memiliki sumberdaya yang optimal agar mampu bersaing dan bekerjasama dengan kelompok masyarakat lainnya

• Mengidentifikasi kebutuhan, potensi, dan kelayakan program melalui kemitraan multipihak dan selaras dengan program pemerintah

• Menumbuhkembangkan kelembagaan masyarakat lokal yang berdaya dan memberdayakan melalui pelibatan local leader

• Mendukung pembangunan berkelanjutan melalui tata kelola program yang baik (transparan, akuntabel, terdokumentasi, dan partisipatif)

Visi

Berperan aktif mewujudkan masyarakat mandiri di sekitar perusahaan

Misi

(17)

Road Map Program CSR

2012 - 2016 PRA KONSTRUKSI

INTRODUKSI

FASE BPI FASE PROGRAM CSR TUJU AN PROGRAM CSR 2016 -2020 KONSTRUKSI

PENGEMBANGAN

2020 - 2045 OPERASIONAL

PENGUATAN

2045 - PASCA OPERASIONAL

KEMANDIRIAN

• Mengelola risiko dan

dampak fase operasional • Melaksanakan CSR

berbasis ISO 26000 dan berkontribusi pada SDGs • Mendorong penerapan

CSR pada rantai nilai • Menguatkan kapasitas

masyarakat dan organisasi untuk mandiri dan berkontribusi pada SDGs

• Menjaga reputasi sebagai perusahaan yang: - mampu berperan aktif mewujudkan masyarakat mandiri di sekitar perusahaan - berkontribusi pada SDGs Program-program pemberdayaan masyarakat dikelola secara mandiri oleh lembaga masyarakat lokal yang telah memiliki kemampuan : • Merencanakan • Memobilisasi sumber daya • Mengimplementasikan • Memonitor dan mengevaluasi • Continuous Improvement

• Memitigasi risiko & dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan pada fase konstruksi & operasional

• Mengembangkan kerjasama strategis dengan pemerintah daerah dan organisasi setempat untuk mencapai Sustainable

Development Goals (SDGs) • Comdev untuk menguatkan

pondasi sosial dan ekonomi masyarakat

• Merancang dan mulai menerapkan CSR berbasis ISO 26000 (Guidance on Sosial

Responsibility) dan SDGs

• Menjaga reputasi sebagai perusahaan yang komitmen dan bertanggung jawab terhadap lingkungan & masyarakat di sekitar perusahaan • Mengenali dan identifikasi

risiko & dampak sosial, ekonomi dan lingkungan • Memahami sosial dan

budaya kemasyarakatan di wilayah terdampak • Memperkenalkan

dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap proyek PLTU dan program pemberdayaan masyarakat • Merancang & melaksanakan program pemberdayaan masyarakat (comdev)

• Menjalin hubungan baik dengan masyarakat dan pemerintah setempat 2012 - 2016 PRA KONSTRUKSI TEM ATIK PROGRAM CSR AKTIVI TAS PROGRAM 2016 -2020 KONSTRUKSI 2020 - 2045 OPERASIONAL 2045 - PASCA OPERASIONAL

• Pengelolaan risiko dan dampak perusahaan melalui program kesehatan, lingkungan, pendidikan, ekonomi, infrastruktur, sosial dan budaya

• Pelibatan stakeholder eksternal dan internal dalam CSR

• Penyiapan kemandirian masyarakat dan mitra lokal

• Pengukuran dampak sosial dan kontribusi ke SDGs

• Memastikan semua rekomendasi studi AMDAL terlaksana

Monitoring dan evaluasi kemandirian masyarakat; dampak sosial, lingkungan dan ekonomi; serta kontribusi untuk pembangunan berkelanjutan

Studi sosial (assessment,

identifikasi & seleksi program) Penguatan & pemandirian kelembagaan masyarakat

Phasing out melalui Yayasan, Trust Fund atau pelibatan

pemerintah Pengembangan ‘local leader’

pembentukan & pengembangan kelembagaan lokal

Implementasi program

Pemberdayaan Masyarakat Penyusunan sistem manajemen dan tata kelola sustainabilitas Pengukuran dampak dan kualitas kinerja sosial Sosialisasi, komunikasi &

edukasi mengenai PLTU dan program pemberdayaan

masyarakat

Kemitraan & sinergi program antar lembaga masyarakat

Monitoring dan evaluasi program kerja kelembagaan

masyarakat mandiri Kemitraan multi pihak

• Implementasi program yang direkomendasikan oleh studi AMDAL

• Pengembangan kerjasama strategi dengan pemda dan organisasi lokal

• Pelibatan & penguatan local

leader dan mitra program

• Revitalisasi, pembentukan, dan pengembangan kelembagaan lokal

• Implementasi program padat karya

• Membangun dan menyusun program sustainabilitas berbasis ISO 26000 beserta sistem tata kelola dan sistem manajemen

• Pelaporan pelaksanaan CSR kepada lenders, pemerintah daerah, dan eksternal stakeholder lainnya • Pemetaan sosial,

pemetaan pemangku kepentingan, & pengkajian kebutuhan • Sosialisasi dan komunikasi, kepada masyarakat dan pemerintah daerah • Pendirian Kelompok

Usaha Bersama (KUB) dan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) sebagai landasan pemberdayaan ekonomi masyarakat

• Revitalisasi fasilitas umum dan sosial

• Pelibatan masyarakat dalam program peningkatan kualitas kesehatan, pendidikan, lingkungan hidup, sosial dan budaya

(18)

Ruang Lingkup

Selama ini, ruang lingkup program CSR dilaksanakan dalam 5 kegiatan utama:

a. Pengembangan Ekonomi

• Pengembangan Kelompok Usaha Bersama (KUB) • Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) • Penciptaan Lapangan Kerja Sementara

• Kompensasi Sosial • Lahan Pengganti

• Penciptaan Wirausaha Baru

b. Program Dukungan Peningkatan Kualitas Kesehatan • Dukungan Pelayanan Program Posyandu

• Penguatan Kelembagaan Kesehatan Desa (Bima Sembada)

• Dukungan Peningkatan Kesehatan Lingkungan • Gerakan Penanganan Darurat Pandemi COVID-19

c. Program Dukungan Peningkatan Kualitas Pendidikan • Dukungan Sekolah Adiwiyata

• Peningkatan Literasi

• Pendidikan Non-Formal dan Pengembangan Sekolah

d. Program Bantuan Infrastruktur Sarana Umum • Bantuan Instalasi Air Bersih dan Sanitasi • Bantuan Renovasi Sarana Publik Lainnya

e. Program Dukungan Kegiatan Sosial, Budaya, dan Lingkungan

• Penyadartahuan Kebersihan Lingkungan • Restorasi Ekosistem

• Manajemen Sampah

• PROKLIM (Program Kampung Iklim) • Program Sosial

Sosial Budaya dan Lingkungan Insfrastruktur Kesehatan Ekonomi Pendidikan 2012 - 2016 PRA KONSTRUKSI COMMUNITY DEVELOPMENT PORSI PROGRAM CSR SIF AT PROGRAM CSR 2016 -2020 KONSTRUKSI SOCIAL RESPONSIBILITY 2020 - 2045 OPERASIONAL BUSINESS SUSTAINABILITY 2045 - PASCA OPERASIONAL SUSTAINABLE DEVELOPMENT

• Ekspansi dan replikasi

• Leveraging dan linkage

program • Berkelanjutan

• Program berorientasi proses dan penanganan isu jangka panjang

• Penguatan kemandirian mitra • Melibatkan stakeholder

eksternal dan internal • Dampak luas dan besar

• Exit strategy

• Supervisi • Melibatkan penerima manfaat

sesuai dengan kriteria dan kelayakan program • Program berorientasi proses

dan penanganan isu jangka menengah

• Sumberdaya relatif tinggi • Melibatkan mitra & sebanyak

mungkin stakeholder eksternal

• Memulai hubungan baik dengan masyarakat dan pemerintah daerah • Melibatkan sebanyak

mungkin penerima manfaat • Kegiatan jangka pendek,

mudah dilaksanakan & cepat terlihat hasilnya

(quick win)

• Dikerjakan tim internal

Kesehatan Pendidikan Infrastuktur Sosial Budaya & Lingkungan Ekonomi

(19)

KAITAN DENGAN SDGs DAN ISO 26000

Konsep

PT BPI mendukung dan berkontribusi bagi pembangunan berkelanjutan dengan konsep sebagai berikut:

Gambar 3: Konsep pembangunan berkelanjutan

Aktivitas:

Perusahaan berperan aktif dan berkontribusi bagi pembangunan berkelanjutan melalui aktivitas bisnis inti maupun inisiatif lain yang dikembangkan bersama komunitas. Inisiatif dikelompokkan ke dalam 5 bidang utama, yaitu: 1) pengembangan ekonomi, 2) infrastruktur, 3) pendidikan, 4) kesehatan, 5) sosial budaya dan lingkungan hidup.

Maksud:

kelima kategori kegiatan tersebut dilakukan dengan maksud: 1) mengelola risiko dan dampak, 2) meningkatkan perikehidupan masyarakat, 3) memberdayakan dan memandirikan komunitas

Tujuan:

tujuan akhir dari inisiatif-inisiatif di bidang ekonomi, sosial dan lingkungan tersebut adalah berkontribusi bagi pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Pencapaian tujuan akan diukur menggunakan indikator-indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Activity

Purpose

Strategy

Goal

• Mitigating risk & impact

• Restoring Livelihood • Empowering people

• Socially responsible behavior

• Encouraging local champions to empower others • Exploring & utilizing local resources & prospects

• Providing state-of-the art equipment and a wealth of technical know-how from the expert partners

• Collaboration with local government & other stakeholders

ISO26000 STANDARD

EDUCATION INFRASTRUCTURE

SOCIAL CULTURE

& ENVIRONMENTAL DEVELOPMENT ECONOMIC

(20)

Strategi

PT BPI menggunakan ISO 26000 Guidance for Social

Responsibility sebagai referensi dalam perencanaan,

pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan aspek keberlanjutan, dengan penekanan pada lima strategi: 1) berperilaku bertanggung jawab sosial, 2) bekerjasama dengan local champion untuk memberdayakan warga

Gambar 4: Ilustrasi arah kontribusi program berkelanjutan

Gambar 5: Strategi implementasi program CSR PT BPI

SOCIAL CULTURE & ENVIRONMENTAL ECONOMIC DEVELOPMENT EDUCATION INFRASTRUCTURE HEALTH

PROGRAM

CSR

Gerakan Masyarakat Institusi Lokal Pengembangan/ Revitalisasi Pendampingan Kemitraan Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Mitra Implementasi Local Leader

komunitas, 3) mengeksplorasi dan memanfaatkan prospek dan sumber daya lokal yang ada; 4) menyediakan perlengkapan canggih dan kekayaan pengetahuan teknis dari para mitra ahli; 5) berkolaborasi dengan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan.

(21)
(22)

PROGRAM PENGEMBANGAN EKONOMI

HASIL

IMPLEMENTASI

PROGRAM CSR

Program CSR dilaksanakan sejak 2012 hingga Desember 2020 dengan perkembangan sebagai berikut:

Guna meningkatkan tambahan penghasilan, sekelompok masyarakat membentuk kelompok untuk memulai atau mengembangkan usaha melalui progran KUB, dan untuk

memastikan peluang keberlanjutan usaha, program KUB ini dikembangkan berbasis kebutuhan lokal, ketersediaan akses pasar (off taker), dan kelayakan rantai pasoknya.

Gambar 6: Strategi pelaksanaan pengembangan KUB Masyarakat

Kelayakan Usaha Tidak layak

PT BPI Potensi Usaha

Monit oring & E valuasi Pelatihan Sarana Produksi Modal Kerja Akses Pasar Layak

Pengembangan Kelompok Usaha Bersama (KUB)

04

(23)

Pembentukan Kelompok

Berikut adalah gambaran proses pembentukan kelompok usaha:

Gambar 7: Proses pembentukan Kelompok Usaha Bersama (KUB)

• Masyarakat • Calon Pelaku Usaha • Minat usaha berkelompok • 5 Sesi/materi (Mengenal Program CSR, Dinamika Kelompok, Kewirausahaan, Perencanaan Usaha, Proposal Usaha) • 3-5 kali pertemuan • Warga asli kecamatan (Kandeman/Tulis) • Prospek dan Analisa Kelayakan Usaha • Pelatihan • Peralatan • Model Kerja • Pendampingan (Akses pasar, Offtaker, dsb) SOSIALISASI PEMBENTUKAN

PENILAIAN DUKUNGAN BPI

Jumlah KUB yang telah terbentuk hingga tahun 2020 sebanyak 203 kelompok dengan total anggota 2.900 dengan jenis usaha terdiri dari: peternakan, simpan pinjam, perikanan, jasa produksi, jasa, dan industri rumahan.

Tabel 1: Data perkembangan anggota KUB per 31 Desember 2020

Jenis Usaha 2013-2014 2015-2016 2017-2018 2019-2020 Total Anggota KUB Anggota KUB Anggota KUB Anggota KUB Anggota KUB

Simpan Pinjam 431 21 685 45 377 23 269 21 1.762 110 Jasa Produksi 70 5 255 17 200 19 85 8 610 49 Jasa 93 5 65 6 63 9 10 1 231 21 Industri Rumahan 88 6     88 6 Peternakan 142 12     142 12 Perikanan 67 5     67 5 Total 891 54 1.005 68 640 51 364 30 2.900 203

Gambar 8: Perkembangan KUB berdasarkan kategori usaha

Peternakan 5% Simpan Pinjam 55% Perikanan 3% Jasa Produksi 24% Jasa 10% Industri Rumahan 3%

(24)

2013 2013 33 516 54 891 85 1.416 122 1.896 155 2.277 173 2.536 199 203 2.849 2.900 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Gambar 9: Perkembangan jumlah kumulatif KUB sejak 2013 (kelompok) Gambar 10: Perkembangan jumlah kumulatif anggota KUB sejak 2013

(individu)

Kelompok yang telah terbentuk tersebar di berbagai wilayah desa terdampak dan mayoritas anggota berada di wilayah 3 desa utama, yaitu Ujungnegoro, Karanggeneng, dan Ponowareng.

Gambar 11:Sebaran anggota KUB di desa-desa terdampak

Kegiatan produksi tas rinjing desa Kedungsegog

Kegiatan KUB usaha konveksi desa Bakalan

Kegiatan KUB usaha laundry desa Kenconorejo Sembojo 1% Depok 3% Juragan 3% Bakalan 3% Wringingintung 2% Tulis 5% Beji 6% Simbangjati 4% Kenconerejo 5% Wonokerso 6% Ponowareng 12% Karanggeneng 16% Ujungnegoro 28% Kedungsegog 6%

(25)

KUB Demobilisasi

Sebagai bagian dari program Demobilisasi bagi eks pekerja konstruktsi PLTU Batang dalam rangka memenuhi kewajiban Amdal perusahaan untuk memfasilitasi wirausaha baru bagi Pekerjaan Lokal di 13 Desa sekitar

perusahaan yang mengalami demobilisasi pada masa konstruksi, CSR BPI melaksanakan serangkaian kegiatan pengembangan kewirausahaan sebagai berikut:

a. Pembentukan Kelompok Usaha

Total individu yang bergabung membentuk kelompok untuk merintis atau mengembangkan usahanya sebanyak 743 orang, terdiri dari 2 kategori anggota yaitu pekerja konstruksi lokal secara langsung dan kategori melalui kerabat terdekatnya dengan gambaran sebagai berikut:

Langsung

69

Kerabat Dekat

674

Gambar 12:Ketegori peserta KUB Demobilisasi

Pembentukan KUB di Desa Karanggeneng Pembentukan KUB di Desa Ponowareng b. Pelatihan Motivasi Kewirausahaan

Kegiatan Pelatihan dengan tema “Membangun Jiwa Kewirausahaan” dilaksanakan pada bulan Mei 2019 dalam dua materi pelatihan, yaitu Perubahan Paradigma dan Alternatif & Perencanaan Usaha. Kegiatan diikuti oleh 378 pekerja lokal di 21 kontraktor yang berasal dari 13 desa sekitar perusahaan.

(26)

Penyampaian Materi “Alternatif & Perencanaan Usaha” Penyampaian Materi “Perubahan Paradigma”

c. Pelatihan Teknis dan Pendampingan

Setelah pembentukan KUB dan pelatihan motivasi, kegiatan dilanjutkan dengan penguatan materi kewirausahaan setiap minggunya terdiri dari lima modul (motivasi kewirausahaan, membangun jiwa kewirausahaan, analisa usaha, tips memulai wirausaha, dan manajemen usaha mikro serta keuangan rumah tangga), kemudian program melakukan pendampingan dan monitoring usaha (membuat daftar impian, menyusun perencanaan usaha, mereview perkembangan usaha dan trouble shooting) baik kepada anggota yang merintis usaha baru, anggota yang mengembangkan usaha lamanya, atau kepada anggota yang telah mendapatkan pekerjaan baru, terkait keberlanjutan usaha/pekerjaannya.

Pendampingan di KUB Megono desa Ujungnegoro

Pendampingan di KUB Manggis desa Depok

Pendampingan di KUB Delima desa Karanggeneng

Pendampingan di KUB Ceria desa Bakalan

(27)

d. Perkembangan Peserta Program

Setelah mendapatkan pelatihan teknis dan pendampingan, berikut adalah data capaian peserta berdasarkan tiga kategori: 1) 29 anggota telah merintis usaha baru, 2) 80 anggota telah meningkatkan usaha lamanya, dan 3) 161 anggota telah mendapatkan pekerjaan baru.

Penjual minuman Pedagang warungan Perakitan box sarung

Peternak kelinci Pedagang kaki lima Pedagang warungan

e. Pekerjaan Baru

1. Box Wadimor

Sejak bulan Juni 2020, program CSR PT BPI memfasilitasi kesempatan kerja berbasis rumahan bekerjasama dengan PT Sukorintex sebagai produsen sarung Wadimor. Jenis pekerjaan yang dapat dikerjakan oleh masyarakat sekitar PT BPI dari proses produksi tersebut yang tidak membutuhkan keterampilan khusus adalah melipat box kemasan sarung wadimor, masyarakat yang berminat mendapatkan pelatihan singkat langsung dapat bekerja dan menghasilkan pendapatan tambahan.

Pekerjaan baru yang sudah berjalan sejak Juni 2020 tersebut sudah melibatkan 101 anggota di 14 KUB dengan total hasil produksi hingga akhir tahun 2020 sebanyak 249.300 box.

(28)

Tabel 2: Total hasil produksi perakitan box sarung oleh anggota KUB

No Nama KUB Jenis KUB Desa Anggota Aktif Hasil Produksi per Desember

1 Telaga Rejeki Demob Ujungnegoro 8 55.000

2 Kripik Pisang Demob Ujungnegoro 8 16.800

3 Ramayana Demob Wonokerso 10 8.800

4 Langgeng Jaya Reguler Karanggeneng 8 16.300

5 Barokah Reguler Karanggeneng 8 14.300

6 Berkah Reguler Karanggeneng 8 18.500

7 Berkah Rejeki Demob Ujungnegoro 8 5.300

8 Lancar Rejeki Demob Ujungnegoro 5 26.100

9 Subur Makmur Reguler Ujungnegoro 5 26.000

10 Megono Demob Ujungnegoro 5 8.000

11 Maju Jaya Demob Karanggeneng 5 3.000

12 Melati Demob Wonokerso 10 50.000

13 Sumber Rejeki Demob Ujungnegoro 5 1.000

14 Sejahtera Demob Karanggeneng 8 200

Total 101 249.300

Dari total 249.300 box sarung Wadimor yang telah dirakit oleh anggota KUB hingga tahun 2020, telah

mendapatkan pendapatan sejumlah Rp. 37.395.000.

Diskusi program antara Senior Manager CSR PT. BPI dengan Manager HR/GA PT Sukorintex Batang

Pelatihan perakitan box sarung oleh staff PT Sukorintex Batang

Pengiriman material kardus box sarung dari

PT Sukorintex Batang Pekerjaan perakitan box sarung oleh anggota KUB

(29)

Pembayaran, pengambilan dan pengangkutan box sarung dari kelompok oleh PT Sukorintex

2. Karyawan Pabrik

Kabupaten Batang tengah membangun dua Kawasan industri terpadu, salah satunya adalah di wilayah kecamatan Tulis. Sebuah industri yang pada akhir tahun 2020 sudah siap memproduksi barang jadi tujuan ekspor adalah PT Batang Apparel Indonesia (BAI), sehingga membutuhkan banyak sekali tenaga kerja. Untuk kebutuhan penjahit terampil, perusahaan garmen ini membutuhkan sekitar 1.000 pekerja. Salah satu jenis usaha Kelompok Usaha Bersama (KUB) yang dikembangkan program CSR PT BPI adalah KUB Konveksi yang per tahun 2020 ini terdiri dari 394 anggota dan 33 Kelompok. Masyarakat yang tergabung menjadi anggota KUB bidang konveksi ini mendapatkan pelatihan, sarana produksi, modal kerja, dan off taker yang melatih sekaligus memberikan order jahit kepada para anggota KUB.

Adanya kesempatan bekerja di perusahaan garmen yang baru saja berdiri di Kabupatan Batang ini. CSR PT BPI menjalin kerjasama dengan BAI dalam rangka membantu menghubungkan masyarakat sekitar perusahaan yang memenuhi persyaratan dan memiliki kemampuan untuk mengikuti seleksi penerimaan karyawan melalui kegiatan sosialisasi menjaring peminat dari para anggota KUB bidang konveksi.

Secara umum, anggota KUB memiliki keminatan untuk mengambil peluang bekerja di BAI, namun sebagian besar terkendala pendidikan, usia, dan kegiatan rumah tangga karena mayoritas anggota KUB bidang usaha konveksi ada perempuan.

Berikut adalah anggota KUB yang berhasil mengikuti proses wawancara, tes keterampilan, dan lulus tes di BAI:

Tabel 3: Anggota KUB yang mengikuti proses seleksi karyawan di BAI

No Jenis KUB Jumlah

Pendaftar Test Tidak Lulus Tes Lulus Tes

1 KUB Demobilisasi 27 21 4 17

2 KUB Reguler 83 61 33 28

Total 110 82 37 45

(30)

Sosialisasi peluang pekerjaan jahit di KUB Arrohmah desa Bakalan Proses interview peserta oleh Manager HRD PT BAI

Suasana test admnistrasi Proses peserta sedang uji kompetensi

Bentuk Bantuan Perusahaan

Masyarakat sekitar perusahaan yang tergabung di KUB dapat menerima bantuan dari PT BPI berupa: pelatihan, modal kerja, sarana produksi, dan pendampingan teknis.

• Bantuan Pelatihan

Secara konsisten, perusahaan telah melaksanakan beragam kegiatan pelatihan bagi masyarakat anggota KUB sesuai dengan minat dan kebutuhannya masing-masing. Pada tahun 2020 total peserta yang mengikuti ragam pelatihan usaha sebanyak 198 orang. Total peserta secara kumulatif sejak tahun 2013 yang mengikuti pelatihan sebanyak 4.056 orang.

Berikut adalah kegiatan pelatihan yang diselenggarakan pada tahun 2020:

Tabel 4: Data kegiatan pelatihan wirausaha tahun 2020

No Nama Pelatihan Peserta

1 Pelatihan menjahit 13

2 Pelatihan membuat box kemasan sarung 185

Total 198

Gambar 13: Anggota KUB yang secara kumulatif telah mengikuti ragam pelatihan wirausaha

2013 172 267 1.018 1.298 2.409 3.345 3.858 4.056 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

(31)

Pelatihan menjahit KUB Delima desa Karanggeneng

Pelatihan perakitan box kemasan KUB Megono desa Ujungnegoro

• Bantuan Modal

Selain bantuan berupa pelatihan dan modal kerja, perusahaan juga memberikan bantuan dalam bentuk sarana produksi dan sarana pendukung usaha lainnya.

Bantuan paket mesin jahit kepada salah satu KUB Konveksi di desa Ponowareng

Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro (LKM)

Seiring dengan perkembangan program KUB serta guna mendukung pengembangan usaha masyarakat di sekitar perusahaan. PT BPI mendukung pendirian dan pengembangan LKM untuk memenuhi kebutuhan modal usaha sekaligus mendukung peningkatan budaya menabung. Program pengembangan LKM dimulai

sejak awal tahun 2013, terdiri dari dua program yaitu pengembangan 3 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dan kemitraan dengan KOMIDA (Model Grameen Bank). Keempat LKM tersebut hingga 2020 masih berjalan dan aktif beroperasi, berkelanjutan melayani jasa keuangan kepada masyarakat terdampak.

(32)

Sosialisasi dan pembentukan 2013 Pendampingan 2020 Infrastuktur Layanan Pembinaan Anggota Audit eksternal secara berkala Perizinan Peresmian dan Pelayanan Sertifikasi Manajer Sinergi Program Layanan Berbasis Android Pelatihan Lanjutan Pelatihan Dasar Magang & Studi

Banding

Gambar 14: Program pengembangan dan pendampingan Koperasi sejak 2013 Berikut adalah informasi perkembangan 3 KSP sejak 2013 hingga 2020:

Tabel 5: Perkembangan 3 KSP sejak 2013

Keterangan 2013-2014 2015-2016 2017-2018 2019 2020

Aset (Rp) 5.118.946.527 7.140.062.975 14.219.045.861 9.266.428.544 9.230.288.239

Penyaluran Pembiayaan (Rp) 7.464.404.938 8.266.542.885 14.761.558.000 9.789.000.000 7.289.250.000

Anggota (orang) 6.117 8.712 11.614 6.829 6.645

Simpanan Masyarakat (Rp) 9.678.058.912 13.231.579.912 21.646.518.927 15.049.259.422 12.036.665.461

SHU Sisa Hasil Usaha (Rp) 204.678.550 179.834.430 331.367.764 276.391.773 245.181.015

a. Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di 3 Desa

BPI mendukung pelaksanaan kegiatan pembentukan & operasional KSP di 3 desa yaitu desa Ujungnegoro, desa Karanggeneng, dan desa Ponowareng, mulai dari pra-pendirian, perijinan, peresmian, pelatihan dan pendampingan bekerjasama dengan Lembaga Diklat Profesi (KJK-LDP) Bina Mandiri Kabupaten Batang. Koperasi-koperasi tersebut (Ujungnegoro Makmur Sejahtera, Mitra Karya Karanggeneng, & Berkah Jaya Ponowareng) resmi berdiri sejak 2013 melalui tahapan proses sebagai berikut:

(33)

1. Perkembangan penyaluran pembiayaan

Gambar 15: Pertumbuhan penyaluran pembiayaan di 3 KSP sejak 2013 (dalam miliar)

2. Pertumbuhan anggota

Gambar 16: Pertumbuhan kumulatif anggota di 3 KSP sejak 2013

3. Penerimaan tabungan dari masyarakat (indikasi tingkat kepercayaan warga)

4. Perkembangan Sisa Hasil Usaha (SHU)

Keberadaan 3 KSP ini sejak tahun pertama beroperasi di 2013 mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi pengelola, memperoleh laba, dan memberikan manfaat ekonomi kepada anggota.

Gambar 17: Pertumbuhan penerimaan simpanan masyarakat di 3 KSP sejak 2013 (dalam miliar)

Gambar 18: Pertumbuhan Sisa Hasil Usaha (SHU) 3 KSP sejak 2013 (dalam juta) 2013 2013 2013 2013 3,44 3,68 2.655 98,93 4,02 6,00 3.462 105,75 4,03 6,20 4.021 79,67 4,24 7,03 4.691 100,16 5,82 9,51 5.432 105,05 8,95 12,13 6.182 226,31 9,78 15,04 6.829 276,39 7,2 12,03 6.645 245,18 2014 2014 2014 2014 2015 2015 2015 2015 2016 2016 2016 2016 2017 2017 2017 2017 2018 2018 2018 2018 2019 2019 2019 2019 2020 2020 2020 2020

Berikut Pencapaian masing-masing KSP di tahun 2020 (data per 31 Desember 2020): Tabel 6: Perkembangan 3 KSP tahun 2020

Keterangan Pencapaian 3 KSP Total Ujungnegoro Karanggeneng Ponowareng

Aset (Rp) 2.475.956.820 3.419.732.492 3.334.598.927 9.230.288.239

Penyaluran Pembiayaan (Rp) 1.601.500.000 1.533.600.000 4.154.150.000 7.289.250.000

Anggota (orang) 2.494 1.272 2.879 6.645

Simpanan Masyarakat (Rp) 2.226.407.000 5.381.151.051 4.429.107.410 12.036.665.461

(34)

5. Peningkatan kapasitas secara berkesinambungan

Bagian terpenting dalam mengembangkan koperasi adalah peningkatan kapasitas pengelola dan para anggotanya. Tiga koperasi telah mendapatkan beragam rangkaian kegiatan peningkatan kapasitas dan bimbingan teknis sejak 2013 hingga Desember 2020 untuk pengembangan kapasitas mereka dalam mengelola koperasi.

Layanan operasional rutin di KSP Ujungnegoro

Rapat Anggota Tahunan (RAT) di Koperasi Ujungnegoro

Rapat Anggota Tahunan (RAT) di Koperasi Karanggeneng

Rapat Anggota Tahunan (RAT) di Koperasi Ponowareng

Kegiatan peningkatan kapasitas bagi tiga KSP desa terdampak bersama Disperindagkop

b. Kemitraan dengan Koperasi Mitra Dhuafa (KOMIDA) Sistem Grameen Bank

Melengkapi layanan lembaga keuangan mikro dari 3 KSP, PT BPI bermitra dengan KOMIDA. KOMIDA adalah Koperasi Mitra Dhuafa yang mereplikasi program Grameen Bank Prof. Muhammad Yunus (Bangladesh), pemenang hadiah Nobel tahun 2006.

PT BPI bekerjasama dengan KOMIDA sejak tahun 2013, mulai dari proses pembentukan cabang dan bantuan pembiayaan.

(35)

Survey Lapangan & Ijin Pemerintah Setempat

Pertemuan Umum & Pembentukan Kelompok

Uji Kelayakan & Latihan Wajib Kumpulan Pengesahan Kelompok & Center Meeting

01.

02.

03.

04.

Gambar 19: Tahapan pembentukan kelompok di KOMIDA Berikut adalah tahapan pembentukan kelompok di KOMIDA:

Berikut informasi perkembangan KOMIDA hingga 31 Desember 2020: Tabel 7: Perkembangan KOMIDA sejak 2013

KETERANGAN 2013-2014 2015-2016 2017-2018 2019 2020

Total Peminjam (orang) 2.475 8.018 18.414 9.832 11.012

Total Anggota 2.131 5.892 12.757 5.200 5.213

Total Kelompok Wanita 433 1.220 2.627 1.078 1.109

Total Center (lokasi) 162 456 1.035 485 527

Total Kumulatif Pembiayaan (Rp) 3.654.000.000 20.277.550.000 76.735.830.000 59.051.680.000 76.715.680.000

Total Pengembalian Pinjaman (Rp) 2.001.784.000 13.961.376.500 57.706.929.143 46.897.470.000 64.413.968.900

Total Piutang Pembiayaan (Rp) 1.652.216.000 6.316.173.500 19.028.900.857 12.154.210.000 12.301.711.100

Total Simpanan (Rp) 306.008.096 1.744.278.098 6.776.935.647 4.384.766.815 5.169.316.099

Kredit Bermasalah 0% 0% 0% 0% 3,73%

Jangkauan Wilayah (desa) 33 91 205 95 97

Sejak 2019 operasional KOMIDA di Batang berkembang menjadi 2 kantor cabang dan portofolio yang disampaikan disini tidak termasuk data perkembangan cabang yang baru.

1. Perkembangan layanan jasa keuangan per 31 Desember 2020

Gambar 20: Pertumbuhan peminjam dan anggota KOMIDA cabang Batang

Gambar 21: Pertumbuhan penyaluran, pengembalian, dan piutang pembiayaan (dalam miliar)

2013 2013 937 0,92 6,30 13,98 28,09 48,65 59 77 1.538 2.703 5.315 8.057 10.357 9.832 11.012 921 0,30 4,16 9,80 20,50 37,21 47 64 0,62 2,14 4,18 7,59 11,44 12,10 12,30 1.210 1.855 4.037 5.777 6.980 5.200 5.213 2014

TOTAL PINJAMAN TOTAL ANGGOTA KUMULATIF PEMBIAYAAN PENGEMBALIAN PINJAMAN PIUTANG PEMBIAYAAN

2014

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2015 2016 2017 2018 2019 2020

1,03

2,74

(36)

2. Pembinaan anggota

Selain memberikan layanan pembiayaan mikro, KOMIDA Batang juga memberikan pembinaan kepada para anggotanya melalui kegiatan penyuluhan dan pelatihan.

Center Meeting (CM) Pra Rapat Anggota Tahunan (RAT)

di Koperasi Mitra Dhuafa/KOMIDA

Penciptaan Lapangan Kerja

Sementara

Masyarakat sekitar perusahaan yang terkena dampak langsung pembebasan lahan adalah buruh tani & buruh petik melati. Oleh karena itu, selain perusahaan memberi kesempatan berwirausaha menjadi anggota KUB, perusahaan terus berupaya melibatkan mereka melalui beragam pekerjaan sipil dan pekerjaan lainnya yang tersedia, yang sifatnya sementara, manual, dan sederhana.

Selain itu PT BPI membantu usaha mikro dengan mengupayakan akses pasar agar buruh tani dan pemetik melati tersebut dapat memperoleh penghasilan tambahan, yang meliputi:

a. Pekerjaan di sekitar lokasi b. Pekerjaan pendukung lainnya c. Melalui kegiatan usaha mikro

d. Bentuk lapangan kerja sementara bersifat usaha kecil rumahan seperti tas rinjing, tong sampah, konveksi, makanan ringan, pembuatan box kemasan sarung, dll.

Produksi tong sampah terpilah oleh KUB Rinjing desa Ujungnegoro Pembuatan rangka tempat sampah terpilah oleh pengusaha lokal di desa Ujungnegoro

Produksi masker dari off taker

di desa Ujungnegoro Pembuatan mebeulair untuk Posyandu

(37)

Pengelolaan lahan kosong PT BPI

Pengelolaan lahan kosong PT BPI

Produksi suvenir (tas) oleh KUB konveksi desa Ponowareng

Pelatihan perakitan box kemasan sarung wadimor desa Karanggeneng dan Ujungnegoro

Kompensasi Sosial

Kompensasi sosial merupakan program pemberian dana tunai dengan jangka waktu tertentu dan terbatas bagi 718 petani terdampak. (Informasi program telah disampaikan pada laporan tahun-tahun sebelumnya)

(38)

Lahan pengganti area A Lahan pengganti area B1 & B2

Tanam kacang tanah Persiapan tanam

Panen padi Panen singkong

Lahan Pengganti

Program lahan pengganti (LP) merupakan rencana pengelolaan untuk memitigasi dampak perubahan pola mata pencaharian yang timbul dari adanya kegiatan pembebasan lahan untuk Proyek. Program ini ditujukan untuk menyediakan penghasilan tambahan baru bagi petani penggarap terdampak yang penghasilannya berkurang setelah BPI membebaskan lahan. (Informasi program telah disampaikan pada laporan tahun-tahun sebelumnya)

Isu Ketersediaan Air

Untuk meningkatkan air ke area program lahan pengganti. BPI telah memperbaiki saluran irigasi area A pada Februari – Maret 2020.

(39)

Sosialisasi Peraturan Desa dan Pemanfaatan Mobil Operasional

Untuk mengelola pemanfaatan lahan pengganti dan minibus yang disediakan. BPI bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Batang, Departemen Hukum Batang dan lembaga lainnya dalam menyiapkan, mensosialisasikan, dan menyelesaikan peraturan desa. (Informasi program telah disampaikan pada laporan tahun-tahun sebelumnya)

Perbaikan saluran irigasi Penyerahan bantuan & peningkatan pekerjaan saluran irigasi ke area A

Diskusi dengan staff pertanian dan staff irigasi Kabupaten Batang

Pembersihan sedimentasi dengan menggunakan excavator

Penciptaan Wirausaha Baru

Berdasarkan AMDAL: 1. Surat Kelayakan Lingkungan Hidup (Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 660.1/36 Tahun 2013 tanggal 21 Agustus 2013), 2. Surat Izin Lingkungan (Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 660.1/37 Tahun 2013 tanggal 21 Agustus 2013), 3. Surat Perubahan Izin Lingkungan (Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 660.1/9 Tahun 2015 tanggal 28 Mei 2015). PT BPI berkewajiban melaksanakan program mitigasi sosial dengan memprioritaskan Buruh Tani dan Petani Terdampak (DF/TF). (Informasi program telah disampaikan pada laporan tahun-tahun sebelumnya)

(40)
(41)

PROGRAM DUKUNGAN PENINGKATAN KUALITAS KESEHATAN

Program kesehatan dimulai sejak awal berdirinya

perusahaan, dimulai tahun 2012 melalui kegiatan pengobatan gratis, kemudian rangkaian program yang melibatkan para kader kesehatan desa melalui kegiatan

Pemberian Makanan Tambahan (PMT), bantuan alat kesehatan, peningkatan kapasitas, bantuan modal usaha, dan sejak tahun 2017 melalui program kemitraan merevitalisasi Forum Kesehatan Desa (FKD).

Program bidang kesehatan dilaksanakan dengan tahapan berikut ini:

Gambar 22: Tahapan pelaksanaan program di bidang kesehatan.

2012-2013 2014-2015 2016-2017 2018-2019 2020 • Pengobatan Gratis • Bantuan Sosial-Kesehatan • Bantuan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) • Dukungan infrastruktur • PMT Mandiri • Bantuan Modal Usaha • Bantuan Alat Kesehatan • Peningkatan Kesehatan • Kampanye Kebersihan

Lingkungan

• PMT Mandiri

• Bantuan Alat Kesehatan • Peningkatan Kapasitas • Penyadartahuan Kebersihan

Lingkungan

• Bantuan Sosial-Kesehatan • Pengembangan (FKD)

• Stop Open Defacation Free

(ODF)

• PMT Mandiri • Bantuan Modal Usaha • Bantuan Alat Kesehatan • Peningkatan Kapasitas • Penyadartahuan Kebersihan Lingkungan • Bantuan Sosial-Kesehatan • Revitalisasi Forum Kesehatan Desa (FKD) • Jambanisasi (ODF) • PMT Mandiri

• Bantuan Alat Kesehatan • Peningkatan Kapasitas • Penyadartahuan Kebersihan

Lingkungan

• Bantuan Sosial-Kesehatan

• Stop Open Defacation Free

(ODF)

• Pencegahan COVID 19

Dukungan Pelayanan Program Posyandu

a. Bantuan Pemberian Makanan Tambahan (PMT)

Pelaksanaan sejak 2013 diberikan kepada balita dan lansia di 57 Posyandu di 14 Desa terdampak yang diterima dengan program ini secara langsung & tidak langsung. Melalui upaya kemandirian dari kelompok kader, kebutuhan PMT dapat dipenuhi dari hasil usaha simpan pinjam kelompok kader kesehatan di desanya masing-masing.

Tabel 8: Hasil usaha simpan pinjam 14 kelompok kader untuk program PMT di Posyandu

No Nama KUB Kader Desa 2014 - 2015 2016 - 2017 2018 - 2019 2020

1 Arum Sari Ujungnegoro 7.230.000 19.100.000 19.680.000 9.840.000

2 Dahlia Karanggeneng 3.420.000 7.630.000 8.400.000 4.200.000

3 Sehat Mandiri Wonokerso 3.255.000 7.107.000 7.825.000 3.520.000

(42)

No Nama KUB Kader Desa 2014 - 2015 2016 - 2017 2018 - 2019 2020

5 Asy Syifa Kenconorejo 1.460.000 4.436.500 8.400.000 4.200.000

6 Mekar Jaya Beji 1.920.000 18.451.000 25.536.000 16.536.000

7 Srikandi Tulis 2.911.000 5.465.000 5.372.500 2.700.000

8 Kader Sejahtera Wringin Gintung 3.050.000 9.840.000 11.520.000 5.760.000

9 Bintang Terang Ponowareng - 1.485.000 2.932.500 1.530.000

10 Makmur Kedungsegog - 495.000 6.670.000 3.345.000 11 Barokah Sembojo - 935.000 8.740.000 3.849.000 12 Bahagia Juragan - 415.000 6.795.000 3.600.000 13 Melati Bakalan - 935.000 5.710.000 3.000.000 14 Melati Depok - 715.000 7.220.000 4.080.000 Total 24.429.950 84.817.000 132.721.000 70.110.000

Tabel 9: Bantuan alat kesehatan CSR BPI sejak 2013

Tahun/Paket

Total 2013 2015 2016 2017 2018 2019 2020

24 47 60 69 83 147 80 510

Pemanfaatan alat kesehatan di Posyandu Sembojo

Pemanfaatan alat kesehatan di Posyandu Bakalan

Pemanfaatan alat kesehatan di Posyandu Kenconorejo

Pemanfaatan alat kesehatan di Posyandu Ujungnegoro b. Bantuan Alat Kesehatan

Sejak tahun 2013, PT BPI telah memberikan 510 paket bantuan alat kesehatan kepada kelompok kader kesehatan dan bidan di 14 Desa untuk mengganti dan melengkapi alat kesehatan yang sudah tidak layak pakai.

Pelayanan program posyandu di desa Depok, Kecamatan Kandeman

(43)

Berikut adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan dalam program Bima Sembada:

Penguatan Kelembagaan Kesehatan Desa (Bima Sembada)

Untuk pelaksanaan program ini, PT BPI menjalin kemitraan dengan Perkumpulan Keluarga Berencana (PKBI) Jawa Tengah.

Bima Sembada singkatan dari Bersih, Makmur, Sehat, Masyarakat Berdaya. Program ini merupakan gerakan penguatan kesehatan berbasis desa yang berfokus pada penguatan kader kesehatan dan revitalisasi Forum Kesehatan Desa (FKD) melalui kegiatan peningkatan kapasitas dan pendampingan program jambanisasi (ODF) dan Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL), Tanaman Obat Keluarga (TOGA), serta penghijauan.

FKD adalah program pemerintah dengan tujuan mengembangkan kepedulian dan kesiapsiagaan masyarakat desa dalam mencegah dan mengatasi masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri untuk mewujudkan desa sehat.

Desa-desa di sekitar perusahaan telah memiliki FKD. Melalui program bersama PKBI ini, perusahaan membantu meningkatkan kapasitasnya agar FKD yang telah ada di desa dapat berkembang kemampuan mewujudkan tujuan keberadaannya.

• Stakeholder meeting • Diskusi program di tingkat kecamatan • Workshop forum kesehatan desa (FKD) • Peningkatan kapasitas kader & FKD • Pendampingan kegiatan FKD • Pendampingan penyusunan program kerja tahunan 14 FKD • 14 FKD memiliki program kerja tahunan • Penyusunan peraturan desa tentang desa siaga aktif

01.

02.

03.

04.

• 14 FKD memiliki program kerja tahunan • Peningkatan strata posyandu • Kampanye penyadartahunan kesehatan

05.

Gambar 23: Rangkaian kegiatan program Bima Sembada

PT BPI secara konsisten melaksanakan kegiatan peningkatan kapasitas sejak 2013, berikut adalah ragam kegiatan peningkatan kapasitas bagi tenaga kesehatan, kader, dan FKD selama tahun 2020:

Gambar 24: Peserta pelatihan kesehatan lingkungan dari tahun ke tahun

251 249 792 6.945 5.003 3.541 2016 2012-2015 2017 2018 2019 2020

Tabel 10: Kegiatan peningkatan kapasitas tahun 2020

No Uraian Jumlah

1 Peningkatan kapasitas bagi tenaga kesehatan 559

2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 776

3 Kesehatan reproduksi 114

4 Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) 356

5 Penghijauan 221

6 Pengelolaan sampah 49

7 Kesehatan lingkungan 508

8 Gizi seimbang 64

9 HIV/AIDS 86

10 Pencegahan pandemi COVID-19 808

(44)

Seminar kesehatan pencegahan stunting bagi 57 kader

posyandu di 14 desa

Kampanye germas cegah stunting di desa Juragan

Pelatihan pembuatan Ecobrick

desa Kedungsegog Penyuluhan gizi desa Kenconorejo

Penyuluhan HIV di desa Ponowareng

Pelatihan pengisian KMS bagi kader posyandu di desa Sembojo

Penguatan FKD tentang SMD (Survei Mawas Diri) dan MMD (Musyawarah Masyarakat Desa)

MMD (Musyawarah Masyarakat Desa) di desa Juragan

Pertemuan rutin Forum Kesehatan Desa Kegiatan Forum Kesehatan Desa (FKD)

Kegiatan revitalisasi FKD dilaksanakan di 14 desa terdampak. Kegiatan revitalisasi meliputi penyesuaian pengurus, penerbitan SK dari Kepala Desa, aneka workshop peningkatan kapasitas, dan penyusunan rencana kerja.

Dukungan Peningkatan Kesehatan Lingkungan

a. Kampanye Stop BABS

Program ini dilaksanakan untuk mendukung program pemerintah agar tidak ada lagi desa yang warganya masih Buang Air Besar Sembarangan (BABS) atau Open Defecation Free (ODF). Sejak 2017 hingga 2020, BPI telah mendukung 1.064 paket ditambah dukungan pihak lain sebanyak 295 paket di 14 desa di sekitar perusahaan sehingga 6 Desa dapat mencapai status Desa bebas ODF.

(45)

Tabel 11: Jumlah bantuan untuk kampanye stop BABS

No Desa BABSData 2017*

Jumlah Bantuan Tahun 2017 - 2020 BPI

2017-2020 (Dinkes, Pemerintahan Desa, Warga Terkait)Kontribusi Pihak Lain BABS 2020Total Sisa Status ODF Keterangan

Kec. Tulis 1 Wringingintung 264 62 47 155 -2 Sembojo 137 88 49 ODF 2019 3 Beji 449 82 31 336 -4 Tulis 191 130 30 41 -5 Simbangjati 0 0 ODF 2016 6 Kedungsegog 301 62 10 229 -7 Kenconorejo 0 0 ODF 2017 8 Ponowareng 137 52 85 ODF 2018 Kec. Kandeman 9 Ujungnegoro 322 201 25 96 -10 Wonokerso 147 148 0 25 -11 Juragan 133 102 0 36 -12 Depok 197 75 0 122 -13 Bakalan 80 62 18 ODF 2019 14 Karanggeneng 0 0 ODF 2017 Total 2.358 1.064 295 1.040

Distribusi toilet kepada penerima manfaat program ODF

(46)

b. Pembuatan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)

Program STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) melalui pembuatan SPAL (Saluran Pembuangan Air Limbah) dimaksudkan untuk menanggulangi dan mengurangi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh air seperti air permukaan (sungai) dan air tanah (sumur gali/pompa) yang terkontaminasi karena tidak adanya saluran khusus pembuangan. (Informasi program telah disampaikan pada laporan tahun-tahun sebelumnya)

c. Pembuatan Demplot Tanaman Obat Keluarga (TOGA)

Salah satu pendukung terwujudnya keluarga sehat yaitu dengan tersedianya apotek hidup atau TOGA di sekitar rumah. (Informasi program telah disampaikan pada laporan tahun-tahun sebelumnya)

Penanaman tanaman obat keluarga di desa Ponowareng

d. Penghijauan

Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan dalam mewujudkan desa siaga aktif. 14 FKD sekitar perusahaan telah melakukan gerakan penghijauan melalui kegiatan penanaman di sepanjang jalan desa.

Program penghijauan di desa Bakalan Program penghijauan di desa Kenconorejo

(47)

Gerakan Penanganan Darurat Pandemi COVID-19

Adanya darurat pandemi COVID-19 membuat peran FKD di masyarakat menjadi sangat penting, karenanya FKD melaksanakan berbagai kegiatan dalam rangka menangani isu kesehatan di masyarakat sekitar perusahaan melalui kegiatan kampanye penyadartahuan,

capacity building, bantuan sarana kesehatan, dan

dukungan kelembagaan.

Tak hanya sisi kesehatan, adanya pandemi COVID-19 juga berdampak pada pada kondisi ekonomi masyarakat desa termasuk kelompok-kelompok usaha yang telah terbentuk melalui program CSR tersebut. Oleh karena itu CSR PT BPI untuk bidang ekonomi telah berupaya melaksanakan program lapangan kerja sementara atau membantu menyediakan alternatif sumber penghasilan.

a. Penanganan Isu Kesehatan

1. Kampanye Penyadartahuan

Kegiatan dilakukan dalam bentuk pencetakan dan pendistribusian poster penanggulangan pandemi COVID-19 sebanyak 2.936 lembar di 10 desa serta dipasang dilokasi-lokasi yang sering dilalui warga sekitar. Selain dalam bentuk fisik, kampanye penyadartahuan juga dilakukan melalu media sosial seperti di WhatsApp/WA grup baik berbentuk gambar maupun video serta kegiatan Sosialiasi Penerapan Disiplin dan Pelaksanaan Protokoler Kesehatan di 13 desa PLTU.

Serah terima dan pemasangan poster

www. promkes. kemkes.go.id

(48)

Sosialiasi penerapan disiplin dan pelaksanaan protokoler kesehatan sebagai upaya pencegahan dan penanganan pandemi COVID-19 di 14 desa PLTU

Pelatihan pembuatan hand sanitizer bagi Forum Kesehatan Desa/FKD di 10 desa PLTU 2. Capacity Building

Masyarakat perlu  melakukan pencegahan terkena infeksi virus sebagaimana yang disarankan oleh WHO yaitu dengan rajin membersihkan tangan menggunakan sabun atau penyanitasi tangan (hand sanitizer), melakukan disinfeksi dengan cairan disinfektan secara berkala ke benda-benda yang rentan terpapar virus.

Guna membantu masyarakat memiliki kemampuan membuat hand sanitizer secara mandiri program CSR PT BPI bersama FKD di 10 desa didukung oleh puskesmas setempat dan Dinas Kesehatan Kabupatan Batang melaksanakan kegiatan pelatihan pembuatan hand sanitizer.

(49)

3. Bantuan Sarana

Program CSR PT BPI membantu berbagai sarana dalam penanganan darurat pandemi COVID-19 sebagai berikut: Tabel 12: Sarana penanganan pandemi COVID-19

No Bentuk Bantuan Jumlah Satuan

1 Tempat cuci tangan 63 paket

2 Masker kain 15.048 pcs

3 Disinfektan cair 176 Liter

4 Disinfektan kemasan 200 botol

5 Hand sanitizer 750 botol

6 APD 17 paket

7 Poster kampanye pandemi COVID-19 2.936 lembar

Mendukung gerakan CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun)

(50)

Dukungan sembako bersama Forum Perpustakaan Bantuan paket APD bagi tenaga kesehatan puskesmas

4. Dukungan Kelembagaan

Program CSR PT BPI juga mendukung lembaga-lembaga formal terkait disekitar perusahaan dalam rangka melaksanakan kegiatan kedaruratan pandemi COVID-19 seperti pemerintahan desa, puskesmas, dan dinas kesehatan.

Bantuan kepada puskesmas untuk kegiatan penanganan darurat pandemi COVID-19

b. Penanganan Isu Ekonomi

Dampak ekonomi dari adanya pandemi COVID-19 membuat para kelompok usaha mikro berkurang pendapatannya karena pekerjaan-pekerjaan yang biasanya didapatkan secara lancar saat adanya pandemi COVID-19 tidak selancar biasanya bahkan untuk beberapa jenis usaha seperti konveksi terhenti, oleh karena itu program CSR PT BPI dalam rangka mendukung penanganan pandemi COVID-19 adalah menyediakan lapangan pekerjaan sementara.

1. Pembuatan Masker Kain oleh Kelompok Usaha Bersama (KUB)

Pekerjaan yang langsung terkait dengan kebutuhan penanganan darurat pandemi COVID-19 sekaligus dalam rangka membantu ekonomi kelompok usaha adalah pembuatan 13.500 masker oleh 14 KUB bidang usaha konveksi beranggotakan 70 orang kemudian masker hasilnya didistribusikan kepada masyarakat sekitar perusahaan melalui Puskesmas, Perpusdes dan FKD di 10 Desa.

(51)

2. Pekerjaan Konveksi Lainnya

Pekerjaan yang disediakan untuk alternatif sumber penghasilan lainnya bagi kelompok usaha bidang konveksi adalah pembuatan souvenir PT BPI yang dikerjakan oleh 20 anggota dari 4 KUB.

(52)

3. Infrastruktur dan Bentuk Pekerjaan Sementara Lainnya

Membantu ekonomi dengan melibatkan para pelaku usaha mikro dalam penyediaan sarana dan infrastruktur bagi program CSR lainnya seperti membuat tong sampah yang dibutuhkan untuk sekolah-sekolah berbudaya lingkungan dan meubeler untuk mendukung program pendidikan non formal disekitar perusahaan.

Hasil pekerjaan anggota KUB

(53)

Gambar

Gambar 4: Ilustrasi arah kontribusi program berkelanjutan
Gambar 7: Proses pembentukan Kelompok Usaha Bersama (KUB)
Gambar 9: Perkembangan jumlah kumulatif KUB sejak 2013 (kelompok) Gambar 10: Perkembangan jumlah kumulatif anggota KUB sejak 2013  (individu)
Tabel 2: Total hasil produksi perakitan box sarung oleh anggota KUB
+7

Referensi

Dokumen terkait

!arateristik kue kering yang renyah bisa dicapai (1) bila bahan cair yang digunakan sedikit (2) adonan kental (3) kandungan gula dan lemak tinggi () penguapan bahan cair waktu di

Body image yang positif atau sehat akan mempunyai sebuah persepsi yang baik akan ukuran dan bentuk tubuh mereka dan merasa nyaman dengan kondisi tubuhnya yang akan

Pada TB kongenital dapat terlihat segera setelah bayi kepustakaan lain dilaporkan sampai tahun 1989 lahir, tetapi biasanya muncul pada usia minggu terdapat 300

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aspek resiliensi adalah : kemampuan untuk tenang dari diri individu itu sendiri, mengendalikan keinginan, percaya bahwa

bahwa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan pegawai di lingkungan unit kerja yang melaksanakan tugas-tugas di bidang pelayanan pada Unit Pelayanan Terpadu Satu

1. Menguasai Konsep teoritis dasar kewirausahaan dan kepemimpinan yang berkaitan dengan perkembangan anak usia dini. Menguasai konsep, ide dan kreativitas dalam

18.11.2.2 Kecuali untuk dinding, komponen struktur dengan tegangan tekan rata-rata dalam beton, akibat gaya prategang efektif saja, sama dengan atau lebih besar dari 1,6 MPa,

dapat meliputi permasalahan pribadi. Teman adalah seseorang yang dikenal namun tidak membicarakan hal pribadi, sedangkan sahabat adalah seseorang yang dapat dipercaya