• Tidak ada hasil yang ditemukan

Morfologi Paku Polypodiaceae di Kawasan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Morfologi Paku Polypodiaceae di Kawasan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

Morfologi Paku Polypodiaceae di Kawasan Universitas Islam

Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Pria Angjelina Pulungan1), Nery Sofiyanti2) 1)

Mahasiswa Program Studi S1 Biologi

2)

Dosen Bidang Botani Jurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru. 28293, Indonesia

Priaangelinapulungan23@gmail.com

ABSTRACT

Sultan Syarif Kasim Riau State Islamic University (UIN SUSKA) area is one the fern distribution arae in Riau Province. The aim of this study was to determine the diversity of ferns that belonged to Polypodiaceae Family at the area of Sultan Syarif Kasim Riau State Islamic University. This research was conducted fromNovember 2018 to - February 2019. Using the exploration method. Every Polypodiace species that was found in study site was documented, collected, and identified. The specimens were then prepared for herbarium. A total of 5 Polypodiaceae species were identified in this study. These ferns belonged to 2 genera, namely Pyrrosia and Phymatosorus. The species of Pyrrosia identified in this study were Phymatosorus scolopendria (Burm.f.) Pic.Serm, Pyrrosia

angustata (Sw.) Ching, Pyrrosia lanceolata (L.) Farw, Pyrrosia niphoboloides

M.G. Price, and Pyrrosia piloselloides (L.) M.G. Price

Key words: Fern, Polypodiaceae, Morphological characters, UIN SUSKA ABSTRAK

Kawasan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau (UIN SUSKA) memiliki keanekaragaman tumbuhan paku cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman tumbuhan paku dari famili Polypodiaceae di kawasan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau berdasarkan karakter morfologi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2018 – Februari 2019. Metode pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode eksplorasi. Setiap jenis yang dijumpai didokumentasikan, dibuat herbarium, diidentifikasi dan dideskripsi. Tumbuhan paku di kawasan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau dari famili Polypodiacaeae dijumpai sebanyak 5 jenis dari 2 genus dan telah teridentifikasi yaitu Pyrrosia dan Phymatosorus. Jenis-jenis Polypodiaceae yang ditemukan yaitu Phymatosorus scolopendria (Burm.f.) Pic.Serm, Pyrrosia angustata (Sw.) Ching, Pyrrosia lanceolata (L.) Farw,

Pyrrosia niphoboloides M.G. Price, dan Pyrrosia piloselloides (L.) M.G. Price.

(2)

2 PENDAHULUAN

Tumbuhan paku termasuk

tumbuhan tingkat rendah yang

menghasilkan spora dan mempunyai ciri khas daun muda menggulung (Sofiyanti et al. 2016). Berdasarkan cara hidupnya tumbuhan paku dibagi menjadi terestrial (Suwila 2015), epifit (Ulum et al. 2015) dan akuatik

karena merupakan tumbuhan

kormophyta berspora yang dapat hidup di berbagai macam habitat (Abotsi et al. 2015). Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman tumbuhan yang sangat tinggi. Salah satu kelompok tumbuhan yang banyak di

temukan di Indonesia adalah

tumbuhan paku (Pteridophyta).

Ranker et al. (2008) menyatakan jenis tumbuhan paku yang ada di permukaan bumi diperkirakan sekitar 13.600 spesies, sedangkan sekitar 3000 jenis tumbuhan paku ditemukan di wilayah indonesia dengan jenis yang beraneka ragam di beberapa lingkungan yang sesuai dengan habitat tumbuhan paku (Loveless 1999).

Polypodiaceae merupakan

paku yang banyak dijumpai sekitar 56 genus dengan jumlah berkisar 1.200 jenis (Silva & Schwartsburd

2016), karena Polypodiaceae

memiliki daya adaptasi yang sangat baik di dataran rendah maupun dataran tinggi (Mildawati et al. 2013). Polypodiaceae pada umumnya hidup epifit atau epilitik dan jarang dijumpai terestrial, dengan rhizome pendek atau panjang menjalar dan diselubungi sisik (Zhang et al. 2013; Sofiyanti et al. 2019), daun tunggal atau majemuk dengan tipe daun monomorfik atau dimorfik (Piggot 1998; Sofiyanti et al. 2015), serta sorus yang terletak di tepi atau di dekat tepi daun (Setyawan &

Sugiyarto 2001;Sofiyanti et al.

2016). Kajian keanaekararagaman tumbuhan termasuk tumbuhan paku pada umumnya berdasarkan karakter morfologi. Morfologi merupakan karakter yang mudah diamati dan dapat dijadikan dasar identifikasi suatu taksa (Sofiyanti et al. 2015; 2016), Sehingga penelitian mengenai karakter morfologi perlu dilakukan untuk mengetahui keanekaragaman

jenis tumbuhan pada suatu

daerah.Beberapa penelitian mengenai karakter morfologi tumbuhan paku yang dilakukan di Riau antara lain

oleh Sofiyanti (2013) tentang

keanekaragaman jenis paku epifit

pada batang kelapa sawit di

Pekanbaru yang mendominasi daerah

penelitian adalah Polypodiaceae

sebanyak 5 jenis. Dijelaskan juga oleh Sofiyanti dan Handayani (2019)

bahwa famili Polypodiaceae

mendominasi di Kawasan

Universitas Riau yang ditemukan

sebanyak 7 jenis. Famili

Polypodiaceae juga mempunyai

jumlah jenis tertinggi dalam

penelitian Sofiyanti (2019)

Keanekaragaman Jenis Flora Epifit Di Hutan Kota Pekanbaru, Provinsi Riau sebanyak 9 jenis. Penelitian jenis Polypodiaceae di Pekanbaru telah dilakukan oleh Azwar (2005),

Penelitian mengenai jenis-jenis

Polypodiaceae di Hutan PT. CPI Rumbai Provinsi Riau Berdasarkan Karakter Morfologi oleh (Sofiyanti et

al. 2016), Kajian Morfologi dan

Mikromorfologi (Sisik serta

Trikoma) 4 Jenis Pyrrosia Mirb. (Polypodiaceae) Di Provinsi Riau oleh Sofiyanti (2019). Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui

keanekaragaman tumbuhan paku dari famili Polypodiaceae di kawasan UIN SUSKA berdasarkan karakter morfologi.

(3)

3 METODE PENELITIAN

Penelian ini dilaksanakan

pada November 2018 sampai

Februari 2019. Pengambilan sampel dilakukan di kawasan UIN SUSKA. Pembuatan herbarium, karakterisasi morfologi dan identifikasi dilakukan di Laboratorium Botani Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau. Pengambilan sampel dilakukan

dengan menggunakan teknik

eksplorasi yaitu menjelajahi seluruh wilayah penelitian dan mengambil seluruh jenis dari tumbuhan paku

yang ditemukan pada lokasi

penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Eksplorasi tumbuhan paku Famili Polypodiacae di kawasan UIN SUSKA mengidentifikasi 5 jenis tumbuhan paku Polypodiaceae dari 2

genus yaitu Pyrrosia dan

Phymatosorus. Jenis-jenis tumbuhan

paku yang termasuk dalam Famili Polypodiaceae di kawasan UIN SUSKA dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Jenis-jenis Polypodiaceae yang ditemukan di UIN SUSKA.

Polypodiaceae merupakan

famili dengan jumlah jenis yang tinggi (Almeida et al. 2017). Genus

yang termasuk dalam famili

Polypodiaceae yang ditemukan pada penelitian ini adalah Phymatosorus (1 jenis) dan Pyrrosia (4 jenis). Morfologi setiap jenis dari 2 genus

tersebut sangat bervariasi.

Phymatosorus scolopendria

merupakan jenis Polypodiaceae yang

mempunyai polimorfisme pada

karakter daun, karena pada satu individu dapat ditemukan variasi daun seperti daun tunggal, berlekuk 3, berlekuk 5 ataupun berlekuk banyak (Sofiyanti & Isda 2019). Jenis ini mempunyai karakteristik rhizom panjang, menjalar, berwarna hijau atau coklat kehijauan dengan sisik berwarna hitam serta sori

berbentuk hampir bulat atau oval dan tersebar pada permukaan bawah daun (Sofiyanti et al. 2019).

Pada penelitian ini genus

Pyrrosia ditemukan jumlah yang

paling banyak dibandingkan genus

Phymatosorus. Secara Morfologi genus Pyrrosia memiliki kemiripan seperti mempunyai daun tunggal (Vascues et al. 2017;Sofiyanti et al. 2019), tebal, berdaging dan kaku (Sofiyanti et al. 2015). Rhizome

pada semua jenis Pyrrosia

menunjukan persamaan pola

pertumbuhan yaitu menjalar (Jhons 1996; Piggot 2018; Sofiyanti et al. 2019). Warna rhizome yang dijumpai pada genus Pyrrosia adalah coklat tua, sedangkan warna permukaan rambut akar yang dijumpai adalah

coklat tua kecuali pada jenis

Genus Jenis

Pyrrosia

1. Pyrrosia angustata (Sw.) Ching 2. P. lanceolata (L.) Farw.

3. P. niphoboloides M.G. Price 4. P. piloselloides (L.) M.G. Price

Phymatosorus 5. Phymatosorus scolopendria (Burm.f.)

(4)

4 Pyrrosia niphoboloides dan Pyrrosia

piloselloides berwarna coklat kehitaman dan coklat kekuningan. Karakteristik lainnya yang terdapat pada genus Pyrrosia adalah adanya sisik pada rhizome (Sofiyanti et al.

2019), serta mempunyai sori yang abaxial berbentuk membulat, oval dan kadang memanjang (Zhang et al. 2013).

Tabel 2. Menunjukkan perbandingan morfologi famili Polypodiaceae

KARAKTER MORFOLOGI Karakter morfologi diamati secara langsung di lapangan dan juga di Laboratorium Botani. Karakter masing-masing spesies disajikan di bawah ini berdasarkan pengamatan dalam penelitian.

1. Phymatosorus scolopendria Deskripsi : Epifit. Herba. Akar

serabut, berwarna coklat tua,

memiliki rambut akar dan besisik. Batang menyerupai rhizom, rhizom

menjalar, berbentuk bulat, arah tumbuh rhizom condong kesamping, permukaan rhizom bersisik berwarna coklat tua. Daun polimorfik, bentuk daun lanset, ujung dan pangkal daun meruncing, tulang daun menyirip, permukaan daun licin, tepi daun bergelombang, panjang daun ±26 cm, lebar daun ±12 cm. Sorus terdapat di bawah permukaan daun, berbentuk bulat, berwarna kuning-oranye, tersusun dua baris tidak beratura

No. Karakter P. angustata P.lanceolata P.

niphoboloides P.piloselloides

Phymatosorus scolopendria

1. Warna

rambut akar Coklat tua Coklat tua

Coklat kehitaman

Coklat

kekuningan Coklat tua

2. Permukaan Rimpang Coklat kehitaman Coklat kehitaman Coklat

kekuningan Coklat tua Coklat tua

3. Jenis daun Dimorfik Dimorfik Dimorfik Dimorfik Polimorfik

4. Bentuk daun

Steril Lanset Lanset Jorong Oblong Lanset

5. Pertulangan

daun Menyirip Menyirip Menjala Menjala Menyirip

6.

Ujung daun

Steril Tumpul Runcing Membundar Membundar Meruncing

7. Permukaan

atas daun Licin Bertrikoma Bertrikoma Bertrikoma Licin

8. Permukaan

bawah daun Bertrikoma Bertrikoma Bertrikoma Bertrikoma Licin

9. Posisi sorus Terletak di tepi daun dari bagian tengah daun hingga ke ujung daun Susunan sorus tersebar rapat di bawah daun di tepi daun 4/5 dari lamina Susunan sorus memanjang di sepanjang tepi daun Tersusun dua baris tidak beraturan pada permukaan bawah daun 10. Bentuk sorus Berbentuk

lonjong Berbentuk bulat Berbentuk garis Berbentuk garis Berbentuk bulat

(5)

5 2. Pyrrosia angustata

Deskripsi : Epifit. Herba. Akar serabut, berwarna coklat tua, terdapat rambut akar berwarna coklat tua. Rhizom menjalar, berbentuk bulat, arah tumbuh condong kesamping,

rhizom bercabang, permukaan

rhizom bersisik berwarna coklat kehitaman, rhizom muda berwarna

coklat kehijauan, rhizom tua

berwarna coklat kehitaman. Daun dimorfik, tipe daun tunggal, daun steril berbentuk lanset, daun steril berbentuk lanset, ujung daun tumpul, pangkal daun meruncing, tepi daun rata, permukaan atas daun licin, pertulangan daun menyirip, warna daun muda hijau muda dan warna daun tua hijau tua, memiliki tangkai daun berwarna hijau tua, panjang daun steril ±9 cm, lebar daun ±2 cm. Daun fertil berbentuk garis, ujung

dan pangkal daun meruncing,

permukaan atas dan bawah daun licin, tepi daun rata, pertulangan daun menyirip, memiliki tangkai daun berwarna hijau kecoklatan, panjang daun fertil ±29 cm, lebar daun fertil ±1 cm. Sorus terletak ditepi daun, berbentuk lonjong,

berwarna coklat muda, sorus

tersusun rata, tidak memiliki

indusium.

3. Pyrrosia lanceolata

Deskripsi : Epifit. Herba, Akar menyerupai serabut, berwarna coklat tua, memiliki rambut akar berwarna coklat tua. Batang berbentuk bulat, menjalar, batang bercabang dengan arah tumbuh condong ke samping, permukaan batang bersisik. Daun

dimorfik, tipe daun tunggal, duduk daun berseling, tepi daun rata, pertulangan daun menyirip, daun steril berbentuk lanset, permukaan atas dan bawah daun bertrikoma, ujung dan pangkal daun meruncing, panjang daun ±4 cm, lebar daun ±1 cm. Daun fertil berbentuk lanset, ujung daun steril tumpul, pangkal daun fertil meruncing, permukaan

atas dan bawah daun fertil

bertrikoma, panjang daun fertil ±10 cm, lebar daun fertil ±2 cm. Sorus terletak di ujung daun sampai ¾ bagian pangkal daun, sorus tersebar rapat di bawah daun, berbentuk bulat, berwarna coklat tua, tidak memiliki indusium. memperlihatkan

perbandingan morfologi akar

tumbuhan paku famili

Polypodiaceae.

4. Pyrrosia niphoboloides

Deskripsi : Epifit. Herba. Akar menyerupai serabut, berwarna coklat tua, memiliki rambut akar berwarna coklat kehitaman. Batang berbentuk bulat, menjalar, batang bercabang dengan arah tumbuh condong ke samping, batang ditutupi oleh sisik berwarna coklat kekuningan, batang muda berwarna hijau muda, batang tua berwarna coklat muda. Daun dimorfik, tipe daun tunggal, daun

berbentuk jorong, ujung daun

membundar, pangkal daun tumpul, tepi daun rata, permukaan aras dan bawah daun bertrikoma, pertulangan daun menjala, memiliki tangkai daun berwarna hijau tua, panjang daun ±1,5 cm, lebar daun ±0,78 cm, daun tua dan daun hijau muda berwarna hijau muda.

(6)

6 5. Pyrrosia piloseloides

Deskripsi : Epifit. Herba. Akar menyerupai serabut, berwarna coklat tua, memiliki rambut akar berwarna coklat kekuningan. Batang berupa rhizom, berbentuk bulat, menjalar,

batang bercabang dengan arah

tumbuh condong kesamping,

permukaan batang bersisik berwarna coklat tua, batang muda berwarna hijau muda, batang tua berwarna coklat kehitaman. Daun dimorfik,

duduk daun berseling, bertipe

tunggal, daun steril berbentuk

membulat seperti telur, ujung daun

membundar, pangkal daun

meruncing, tepi daun rata,

permukaan atas dan bawah daun

bertrikoma, pertulangan daun

menjala, panjang daun ±4 cm, lebar daun ±2, 13 cm. Daun fertil berbentuk garis, ujung daun fertil

membundar, pangkal daun

meruncing, tepi daun rata,

pertulangan daun menjala,

permukaan atas dan bawah daun licin, panjang daun fertil ±9 cm, lebar daun ±0,8 cm. Sorus terletak di

tepi daun, berbentuk garis

memanjang di sepanjang tepian daun

fertil, berwarna coklat, tidak

memiliki indusium.

Gambar 1. Morfologi paku polypodiaceae yang ditemukan di UIN SUSKA A. Phymatosorus scolopendria, B. Pyrrosia piloselloides, C. Pyrrosia angustata, D. Pyrrosia niphoboloides (Bar 10 cm).

Kunci Identifikasi Tumbuhan Paku Famili Polypodiaceae

1. a. Tipe daun Polimorfik ... Phymatosorus

scolopendria

b. Tipe daun dimorfik... 2 2. a. Pertulangan daun menyirip... 3 b. Pertulangan daun menjala ... 4

3. a. Daun fertil berbentuk lanset, ujung daun tumpul ... Pyrrosia lanceolata

A B C

(7)

7 b. Daun fertil berbentuk garis,ujung daun runcing ... Pyrrosia angustata 4. a. Daun steril berbentuk jorong ... Pyrrosia niphoboloides

b. Daun steril berbentuk oblong ... Pyrrosia piloselloides KESIMPULAN

Hasil inventarisasi tumbuhan

paku famili Polypodiaceae di

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau (UIN SUSKA) dijumpai 5 jenis dari 2 genus, yaitu

Phymatosorus scolopendria, Pyrrosia angustata, Pyrrosia lanceolata, Pyrrosia niphoboloides

dan Pyrrosia piloselloides.

Perbedaan karakter yang dijumpai pada famili ini antara lain adalah warna rambut akar, permukaan rimpang, jenis daun, bentuk daun steril, pertulangan daun, ujung daun

steril, permukaan atas daun,

permukaan bawah daun, posisi sorus

dan bentuk sorus. Persamaan

morfologi kedua jenis ini adalah habitat epifit, warna akar, pola pertumbuhan rimpang dan tipe daun. DAFTAR PUSTAKA

Abotsi EK, Radji AR, Rouhan G, Dubuisson JY dan Kouami K. 2015. The Pteridaceae family diversity in Togo. Biodiversity

Data Journal 3: e5078. doi:

10.3897/BDJ.3.e5078

Almeida T, Alexandre S, Jean-Yves

D& Sabine H.2017.

Adetogramma

(Polypodiaceae), a new

monotypic fern genus

segregated from Polypodium. PhytoKey 78: 109-131.

Azwar A. 2005. Jenis-jenis

Polypodiaceae Epifit di Kota

Pekanbaru [skripsi].

Pekanbaru: Fakultas

Matematika daan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Riau.

Johns, R.J., 1996. An Introduction to the Ferns and Ferns Allies' Kew personal communication Loveless A.R. 1999. Prinsip –

prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropis. Ed ke-2.

PT. Gramedia. Jakarta

Mildawati, Ardinis A, Winda H. 2013. Tumbuhan paku Famili

Polypodiaceae di Gunung

Talang, Sumatera Barat.

ProsidingSeminar Nasional

MIPA dan PendidikanMIPA, FMIPA UNP.

Piggott AG. 1998. Fern of Malaysia

in Color. Tropical Press

Sdn.Bhd., Malaysia.

Ranker T.A dan Haufler C.H. 2008.

Biology and Evolution of Ferns and Lycophytes. Cambridge

University Press. New York Setyawan AD, Sugiyarto. 2001.

Keanekaragaman flora Hutan Jobolarangan Gunung Lawu: 1.

Cryptogamae. Biodiversitas

2(1): 115-122.

Silva, A. & Schwartsburd, P.B. 2016. Ferns of Viçosa, Minas Gerais State, Brazil: Polypodiaceae

(Polypodiales, Filicopsida,

Tracheophyta) Hoehnea 44(2): 251-268.

Sofiyanti, N. 2013. Keanekaragaman

Jenis Paku Epifit Yang

Tumbuh Pada Batang Kelapa

Sawit(Elaeis guineensis

Jacq.)Di Pekanbaru, Riau.

Jurnal Biologi XVII (2): 51-55.

Sofiyanti N, Iriani D, Fitmawati dan Roza AA. 2015. Stechnoclaena

riauensis (Blechnaceae), a new

(8)

8 Indonesia. Bangladesh J. Plant

Taxon. 22(2):137-141

Sofiyanti N, Iriani D, Fitmawati,

Marpaung AA. 2019.

Morphology, palynology, and stipe anatomy of four common ferns from Pekanbaru, Riau

Province, Indonesia.

BIODIVERSITAS Journal. 20

(1): 327-336.

Sofiyanti N, Isda MN. 2019. Jenis –

jenis Tumbuhan Paku

(Pteridofita) dari Hutan

Universitas Riau, Provinsi Riau

dan Pola Pita DNA

berdasarkan Penanda DNA

M13 Primer. Biospecies. Vol. 12 No. 1.

Sofiyanti, N. 2019. keanekaragaman Jenis Flora Epifit Di Hutan Kota Pekanbaru, Provinsi Riau dan Kajian Kekerabatannya.

Jurnal Biologi Universitas Andalas.7(1): 34-42

Sofiyanti N dan Handayani P.H. 2019. Inventarisasi dan Kajian

Palinologi Jenis-Jenis

Tumbuhan Paku (Pterodofita) Epifit di Kawasan Universitas Riau, Provinsi Riau. Jurnal

Biologi Tropis. 19 (2) : 214 –

220.

Suwila, MT. 2015. Identifikasi

Tumbuhan Epifit Berdasarkan

Ciri Morfologi dan Anatomi Batang di Hutan Perhutani Sub BKPH Kedunggalar, Sonde dan Natah. Jurnal Florea. Vol.2(1) : 47-50

Ulum, BF dan Setyati, D. 2015. Tumbuhan Paku (Pteridophyta)

Epifit di Gunung Raung,

Banyuwangi, Jawa Timur,

Indonesia. Jurnal Ilmu Dasar. Vol.16 No.1 : 7-12

Vascues, D.T., Ebihara, A. & Ito, M. 2017. The felt Fern Genus

Pyrrosia Mirbel

(Polypodiaceae) : a new

subgeneric classification with

moleculer phylogenetic

analysis based on three plastid

markers. Acta Phytotax.

Geobot 68(2): 65 – 68.

Zhang, X.C., S. G. Lu, Y. X. Lin, X. P. Qi, S. Moore, F. W. Xing, F. G. Wang, P. H. Hovenkamp,

M. G. Gilbert, H. P.

Nooteboom, B. S. Parris, C. Haufler, M. Kato & A. R. Smith. 2013. Polypodiaceae. Pp. 758-850 in Z. Y. Wu, P. H. Raven & D. Y. Hong, eds., Flora of China, Vol. 2–3

(Pteridophytes). Beijing:

Science Press; St. Louis:

Missouri Botanical Garden

Gambar

Tabel 1. Jenis-jenis Polypodiaceae yang ditemukan di UIN SUSKA.
Tabel 2. Menunjukkan perbandingan morfologi famili Polypodiaceae
Gambar  1.  Morfologi  paku  polypodiaceae  yang  ditemukan  di  UIN  SUSKA  A. Phymatosorus scolopendria, B

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa dan Beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati,

2) Hubungkan modul PLC ke komputer menggunakan kabel SR2USB01. 3) Downloadkan diagram ladder yang telah anda buat ke modul PLC Smart Relay Zelio Logic. 4)

Ragi 15gr Dari gambar tersebut (a) pada kombinasi 25% kulit singkong dan 75% kulit nanas dengan penambahan massa ragi sebanyak 11 gram, terlihat jamur yang tumbuh

Sehingga menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dengan prokrastinasi muroja’ah

No 24 Tahun 1997 (2) UUPA sendiri merupakan hukum agraria nasional yang kehadirannya didasarkan pada hukum asli indonesia yang dikenal dengan sebutan hukum adat,

Latar belakang yang diuraikan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) sudah Latar belakang yang diuraikan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) sudah dapat menjawab, kenapa akhirnya

Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang akan diteliti adalah apakah pergantian manajemen, pertumbuhan perusahaan, reputasi auditor, kesulitan keuangan,

Salah satu upaya pengembangan pariwisata Kabupaten Cilacap yang dilakukan oleh bidang pengembangan objek wisata adalah program destinasi pengembangan sebagai kebijakan