1
Morfologi Paku Polypodiaceae di Kawasan Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
Pria Angjelina Pulungan1), Nery Sofiyanti2) 1)
Mahasiswa Program Studi S1 Biologi
2)
Dosen Bidang Botani Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru. 28293, Indonesia
Priaangelinapulungan23@gmail.com
ABSTRACT
Sultan Syarif Kasim Riau State Islamic University (UIN SUSKA) area is one the fern distribution arae in Riau Province. The aim of this study was to determine the diversity of ferns that belonged to Polypodiaceae Family at the area of Sultan Syarif Kasim Riau State Islamic University. This research was conducted fromNovember 2018 to - February 2019. Using the exploration method. Every Polypodiace species that was found in study site was documented, collected, and identified. The specimens were then prepared for herbarium. A total of 5 Polypodiaceae species were identified in this study. These ferns belonged to 2 genera, namely Pyrrosia and Phymatosorus. The species of Pyrrosia identified in this study were Phymatosorus scolopendria (Burm.f.) Pic.Serm, Pyrrosia
angustata (Sw.) Ching, Pyrrosia lanceolata (L.) Farw, Pyrrosia niphoboloides
M.G. Price, and Pyrrosia piloselloides (L.) M.G. Price
Key words: Fern, Polypodiaceae, Morphological characters, UIN SUSKA ABSTRAK
Kawasan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau (UIN SUSKA) memiliki keanekaragaman tumbuhan paku cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman tumbuhan paku dari famili Polypodiaceae di kawasan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau berdasarkan karakter morfologi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2018 – Februari 2019. Metode pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode eksplorasi. Setiap jenis yang dijumpai didokumentasikan, dibuat herbarium, diidentifikasi dan dideskripsi. Tumbuhan paku di kawasan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau dari famili Polypodiacaeae dijumpai sebanyak 5 jenis dari 2 genus dan telah teridentifikasi yaitu Pyrrosia dan Phymatosorus. Jenis-jenis Polypodiaceae yang ditemukan yaitu Phymatosorus scolopendria (Burm.f.) Pic.Serm, Pyrrosia angustata (Sw.) Ching, Pyrrosia lanceolata (L.) Farw,
Pyrrosia niphoboloides M.G. Price, dan Pyrrosia piloselloides (L.) M.G. Price.
2 PENDAHULUAN
Tumbuhan paku termasuk
tumbuhan tingkat rendah yang
menghasilkan spora dan mempunyai ciri khas daun muda menggulung (Sofiyanti et al. 2016). Berdasarkan cara hidupnya tumbuhan paku dibagi menjadi terestrial (Suwila 2015), epifit (Ulum et al. 2015) dan akuatik
karena merupakan tumbuhan
kormophyta berspora yang dapat hidup di berbagai macam habitat (Abotsi et al. 2015). Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman tumbuhan yang sangat tinggi. Salah satu kelompok tumbuhan yang banyak di
temukan di Indonesia adalah
tumbuhan paku (Pteridophyta).
Ranker et al. (2008) menyatakan jenis tumbuhan paku yang ada di permukaan bumi diperkirakan sekitar 13.600 spesies, sedangkan sekitar 3000 jenis tumbuhan paku ditemukan di wilayah indonesia dengan jenis yang beraneka ragam di beberapa lingkungan yang sesuai dengan habitat tumbuhan paku (Loveless 1999).
Polypodiaceae merupakan
paku yang banyak dijumpai sekitar 56 genus dengan jumlah berkisar 1.200 jenis (Silva & Schwartsburd
2016), karena Polypodiaceae
memiliki daya adaptasi yang sangat baik di dataran rendah maupun dataran tinggi (Mildawati et al. 2013). Polypodiaceae pada umumnya hidup epifit atau epilitik dan jarang dijumpai terestrial, dengan rhizome pendek atau panjang menjalar dan diselubungi sisik (Zhang et al. 2013; Sofiyanti et al. 2019), daun tunggal atau majemuk dengan tipe daun monomorfik atau dimorfik (Piggot 1998; Sofiyanti et al. 2015), serta sorus yang terletak di tepi atau di dekat tepi daun (Setyawan &
Sugiyarto 2001;Sofiyanti et al.
2016). Kajian keanaekararagaman tumbuhan termasuk tumbuhan paku pada umumnya berdasarkan karakter morfologi. Morfologi merupakan karakter yang mudah diamati dan dapat dijadikan dasar identifikasi suatu taksa (Sofiyanti et al. 2015; 2016), Sehingga penelitian mengenai karakter morfologi perlu dilakukan untuk mengetahui keanekaragaman
jenis tumbuhan pada suatu
daerah.Beberapa penelitian mengenai karakter morfologi tumbuhan paku yang dilakukan di Riau antara lain
oleh Sofiyanti (2013) tentang
keanekaragaman jenis paku epifit
pada batang kelapa sawit di
Pekanbaru yang mendominasi daerah
penelitian adalah Polypodiaceae
sebanyak 5 jenis. Dijelaskan juga oleh Sofiyanti dan Handayani (2019)
bahwa famili Polypodiaceae
mendominasi di Kawasan
Universitas Riau yang ditemukan
sebanyak 7 jenis. Famili
Polypodiaceae juga mempunyai
jumlah jenis tertinggi dalam
penelitian Sofiyanti (2019)
Keanekaragaman Jenis Flora Epifit Di Hutan Kota Pekanbaru, Provinsi Riau sebanyak 9 jenis. Penelitian jenis Polypodiaceae di Pekanbaru telah dilakukan oleh Azwar (2005),
Penelitian mengenai jenis-jenis
Polypodiaceae di Hutan PT. CPI Rumbai Provinsi Riau Berdasarkan Karakter Morfologi oleh (Sofiyanti et
al. 2016), Kajian Morfologi dan
Mikromorfologi (Sisik serta
Trikoma) 4 Jenis Pyrrosia Mirb. (Polypodiaceae) Di Provinsi Riau oleh Sofiyanti (2019). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui
keanekaragaman tumbuhan paku dari famili Polypodiaceae di kawasan UIN SUSKA berdasarkan karakter morfologi.
3 METODE PENELITIAN
Penelian ini dilaksanakan
pada November 2018 sampai
Februari 2019. Pengambilan sampel dilakukan di kawasan UIN SUSKA. Pembuatan herbarium, karakterisasi morfologi dan identifikasi dilakukan di Laboratorium Botani Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau. Pengambilan sampel dilakukan
dengan menggunakan teknik
eksplorasi yaitu menjelajahi seluruh wilayah penelitian dan mengambil seluruh jenis dari tumbuhan paku
yang ditemukan pada lokasi
penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN Eksplorasi tumbuhan paku Famili Polypodiacae di kawasan UIN SUSKA mengidentifikasi 5 jenis tumbuhan paku Polypodiaceae dari 2
genus yaitu Pyrrosia dan
Phymatosorus. Jenis-jenis tumbuhan
paku yang termasuk dalam Famili Polypodiaceae di kawasan UIN SUSKA dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Jenis-jenis Polypodiaceae yang ditemukan di UIN SUSKA.
Polypodiaceae merupakan
famili dengan jumlah jenis yang tinggi (Almeida et al. 2017). Genus
yang termasuk dalam famili
Polypodiaceae yang ditemukan pada penelitian ini adalah Phymatosorus (1 jenis) dan Pyrrosia (4 jenis). Morfologi setiap jenis dari 2 genus
tersebut sangat bervariasi.
Phymatosorus scolopendria
merupakan jenis Polypodiaceae yang
mempunyai polimorfisme pada
karakter daun, karena pada satu individu dapat ditemukan variasi daun seperti daun tunggal, berlekuk 3, berlekuk 5 ataupun berlekuk banyak (Sofiyanti & Isda 2019). Jenis ini mempunyai karakteristik rhizom panjang, menjalar, berwarna hijau atau coklat kehijauan dengan sisik berwarna hitam serta sori
berbentuk hampir bulat atau oval dan tersebar pada permukaan bawah daun (Sofiyanti et al. 2019).
Pada penelitian ini genus
Pyrrosia ditemukan jumlah yang
paling banyak dibandingkan genus
Phymatosorus. Secara Morfologi genus Pyrrosia memiliki kemiripan seperti mempunyai daun tunggal (Vascues et al. 2017;Sofiyanti et al. 2019), tebal, berdaging dan kaku (Sofiyanti et al. 2015). Rhizome
pada semua jenis Pyrrosia
menunjukan persamaan pola
pertumbuhan yaitu menjalar (Jhons 1996; Piggot 2018; Sofiyanti et al. 2019). Warna rhizome yang dijumpai pada genus Pyrrosia adalah coklat tua, sedangkan warna permukaan rambut akar yang dijumpai adalah
coklat tua kecuali pada jenis
Genus Jenis
Pyrrosia
1. Pyrrosia angustata (Sw.) Ching 2. P. lanceolata (L.) Farw.
3. P. niphoboloides M.G. Price 4. P. piloselloides (L.) M.G. Price
Phymatosorus 5. Phymatosorus scolopendria (Burm.f.)
4 Pyrrosia niphoboloides dan Pyrrosia
piloselloides berwarna coklat kehitaman dan coklat kekuningan. Karakteristik lainnya yang terdapat pada genus Pyrrosia adalah adanya sisik pada rhizome (Sofiyanti et al.
2019), serta mempunyai sori yang abaxial berbentuk membulat, oval dan kadang memanjang (Zhang et al. 2013).
Tabel 2. Menunjukkan perbandingan morfologi famili Polypodiaceae
KARAKTER MORFOLOGI Karakter morfologi diamati secara langsung di lapangan dan juga di Laboratorium Botani. Karakter masing-masing spesies disajikan di bawah ini berdasarkan pengamatan dalam penelitian.
1. Phymatosorus scolopendria Deskripsi : Epifit. Herba. Akar
serabut, berwarna coklat tua,
memiliki rambut akar dan besisik. Batang menyerupai rhizom, rhizom
menjalar, berbentuk bulat, arah tumbuh rhizom condong kesamping, permukaan rhizom bersisik berwarna coklat tua. Daun polimorfik, bentuk daun lanset, ujung dan pangkal daun meruncing, tulang daun menyirip, permukaan daun licin, tepi daun bergelombang, panjang daun ±26 cm, lebar daun ±12 cm. Sorus terdapat di bawah permukaan daun, berbentuk bulat, berwarna kuning-oranye, tersusun dua baris tidak beratura
No. Karakter P. angustata P.lanceolata P.
niphoboloides P.piloselloides
Phymatosorus scolopendria
1. Warna
rambut akar Coklat tua Coklat tua
Coklat kehitaman
Coklat
kekuningan Coklat tua
2. Permukaan Rimpang Coklat kehitaman Coklat kehitaman Coklat
kekuningan Coklat tua Coklat tua
3. Jenis daun Dimorfik Dimorfik Dimorfik Dimorfik Polimorfik
4. Bentuk daun
Steril Lanset Lanset Jorong Oblong Lanset
5. Pertulangan
daun Menyirip Menyirip Menjala Menjala Menyirip
6.
Ujung daun
Steril Tumpul Runcing Membundar Membundar Meruncing
7. Permukaan
atas daun Licin Bertrikoma Bertrikoma Bertrikoma Licin
8. Permukaan
bawah daun Bertrikoma Bertrikoma Bertrikoma Bertrikoma Licin
9. Posisi sorus Terletak di tepi daun dari bagian tengah daun hingga ke ujung daun Susunan sorus tersebar rapat di bawah daun di tepi daun 4/5 dari lamina Susunan sorus memanjang di sepanjang tepi daun Tersusun dua baris tidak beraturan pada permukaan bawah daun 10. Bentuk sorus Berbentuk
lonjong Berbentuk bulat Berbentuk garis Berbentuk garis Berbentuk bulat
5 2. Pyrrosia angustata
Deskripsi : Epifit. Herba. Akar serabut, berwarna coklat tua, terdapat rambut akar berwarna coklat tua. Rhizom menjalar, berbentuk bulat, arah tumbuh condong kesamping,
rhizom bercabang, permukaan
rhizom bersisik berwarna coklat kehitaman, rhizom muda berwarna
coklat kehijauan, rhizom tua
berwarna coklat kehitaman. Daun dimorfik, tipe daun tunggal, daun steril berbentuk lanset, daun steril berbentuk lanset, ujung daun tumpul, pangkal daun meruncing, tepi daun rata, permukaan atas daun licin, pertulangan daun menyirip, warna daun muda hijau muda dan warna daun tua hijau tua, memiliki tangkai daun berwarna hijau tua, panjang daun steril ±9 cm, lebar daun ±2 cm. Daun fertil berbentuk garis, ujung
dan pangkal daun meruncing,
permukaan atas dan bawah daun licin, tepi daun rata, pertulangan daun menyirip, memiliki tangkai daun berwarna hijau kecoklatan, panjang daun fertil ±29 cm, lebar daun fertil ±1 cm. Sorus terletak ditepi daun, berbentuk lonjong,
berwarna coklat muda, sorus
tersusun rata, tidak memiliki
indusium.
3. Pyrrosia lanceolata
Deskripsi : Epifit. Herba, Akar menyerupai serabut, berwarna coklat tua, memiliki rambut akar berwarna coklat tua. Batang berbentuk bulat, menjalar, batang bercabang dengan arah tumbuh condong ke samping, permukaan batang bersisik. Daun
dimorfik, tipe daun tunggal, duduk daun berseling, tepi daun rata, pertulangan daun menyirip, daun steril berbentuk lanset, permukaan atas dan bawah daun bertrikoma, ujung dan pangkal daun meruncing, panjang daun ±4 cm, lebar daun ±1 cm. Daun fertil berbentuk lanset, ujung daun steril tumpul, pangkal daun fertil meruncing, permukaan
atas dan bawah daun fertil
bertrikoma, panjang daun fertil ±10 cm, lebar daun fertil ±2 cm. Sorus terletak di ujung daun sampai ¾ bagian pangkal daun, sorus tersebar rapat di bawah daun, berbentuk bulat, berwarna coklat tua, tidak memiliki indusium. memperlihatkan
perbandingan morfologi akar
tumbuhan paku famili
Polypodiaceae.
4. Pyrrosia niphoboloides
Deskripsi : Epifit. Herba. Akar menyerupai serabut, berwarna coklat tua, memiliki rambut akar berwarna coklat kehitaman. Batang berbentuk bulat, menjalar, batang bercabang dengan arah tumbuh condong ke samping, batang ditutupi oleh sisik berwarna coklat kekuningan, batang muda berwarna hijau muda, batang tua berwarna coklat muda. Daun dimorfik, tipe daun tunggal, daun
berbentuk jorong, ujung daun
membundar, pangkal daun tumpul, tepi daun rata, permukaan aras dan bawah daun bertrikoma, pertulangan daun menjala, memiliki tangkai daun berwarna hijau tua, panjang daun ±1,5 cm, lebar daun ±0,78 cm, daun tua dan daun hijau muda berwarna hijau muda.
6 5. Pyrrosia piloseloides
Deskripsi : Epifit. Herba. Akar menyerupai serabut, berwarna coklat tua, memiliki rambut akar berwarna coklat kekuningan. Batang berupa rhizom, berbentuk bulat, menjalar,
batang bercabang dengan arah
tumbuh condong kesamping,
permukaan batang bersisik berwarna coklat tua, batang muda berwarna hijau muda, batang tua berwarna coklat kehitaman. Daun dimorfik,
duduk daun berseling, bertipe
tunggal, daun steril berbentuk
membulat seperti telur, ujung daun
membundar, pangkal daun
meruncing, tepi daun rata,
permukaan atas dan bawah daun
bertrikoma, pertulangan daun
menjala, panjang daun ±4 cm, lebar daun ±2, 13 cm. Daun fertil berbentuk garis, ujung daun fertil
membundar, pangkal daun
meruncing, tepi daun rata,
pertulangan daun menjala,
permukaan atas dan bawah daun licin, panjang daun fertil ±9 cm, lebar daun ±0,8 cm. Sorus terletak di
tepi daun, berbentuk garis
memanjang di sepanjang tepian daun
fertil, berwarna coklat, tidak
memiliki indusium.
Gambar 1. Morfologi paku polypodiaceae yang ditemukan di UIN SUSKA A. Phymatosorus scolopendria, B. Pyrrosia piloselloides, C. Pyrrosia angustata, D. Pyrrosia niphoboloides (Bar 10 cm).
Kunci Identifikasi Tumbuhan Paku Famili Polypodiaceae
1. a. Tipe daun Polimorfik ... Phymatosorus
scolopendria
b. Tipe daun dimorfik... 2 2. a. Pertulangan daun menyirip... 3 b. Pertulangan daun menjala ... 4
3. a. Daun fertil berbentuk lanset, ujung daun tumpul ... Pyrrosia lanceolata
A B C
7 b. Daun fertil berbentuk garis,ujung daun runcing ... Pyrrosia angustata 4. a. Daun steril berbentuk jorong ... Pyrrosia niphoboloides
b. Daun steril berbentuk oblong ... Pyrrosia piloselloides KESIMPULAN
Hasil inventarisasi tumbuhan
paku famili Polypodiaceae di
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau (UIN SUSKA) dijumpai 5 jenis dari 2 genus, yaitu
Phymatosorus scolopendria, Pyrrosia angustata, Pyrrosia lanceolata, Pyrrosia niphoboloides
dan Pyrrosia piloselloides.
Perbedaan karakter yang dijumpai pada famili ini antara lain adalah warna rambut akar, permukaan rimpang, jenis daun, bentuk daun steril, pertulangan daun, ujung daun
steril, permukaan atas daun,
permukaan bawah daun, posisi sorus
dan bentuk sorus. Persamaan
morfologi kedua jenis ini adalah habitat epifit, warna akar, pola pertumbuhan rimpang dan tipe daun. DAFTAR PUSTAKA
Abotsi EK, Radji AR, Rouhan G, Dubuisson JY dan Kouami K. 2015. The Pteridaceae family diversity in Togo. Biodiversity
Data Journal 3: e5078. doi:
10.3897/BDJ.3.e5078
Almeida T, Alexandre S, Jean-Yves
D& Sabine H.2017.
Adetogramma
(Polypodiaceae), a new
monotypic fern genus
segregated from Polypodium. PhytoKey 78: 109-131.
Azwar A. 2005. Jenis-jenis
Polypodiaceae Epifit di Kota
Pekanbaru [skripsi].
Pekanbaru: Fakultas
Matematika daan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Riau.
Johns, R.J., 1996. An Introduction to the Ferns and Ferns Allies' Kew personal communication Loveless A.R. 1999. Prinsip –
prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropis. Ed ke-2.
PT. Gramedia. Jakarta
Mildawati, Ardinis A, Winda H. 2013. Tumbuhan paku Famili
Polypodiaceae di Gunung
Talang, Sumatera Barat.
ProsidingSeminar Nasional
MIPA dan PendidikanMIPA, FMIPA UNP.
Piggott AG. 1998. Fern of Malaysia
in Color. Tropical Press
Sdn.Bhd., Malaysia.
Ranker T.A dan Haufler C.H. 2008.
Biology and Evolution of Ferns and Lycophytes. Cambridge
University Press. New York Setyawan AD, Sugiyarto. 2001.
Keanekaragaman flora Hutan Jobolarangan Gunung Lawu: 1.
Cryptogamae. Biodiversitas
2(1): 115-122.
Silva, A. & Schwartsburd, P.B. 2016. Ferns of Viçosa, Minas Gerais State, Brazil: Polypodiaceae
(Polypodiales, Filicopsida,
Tracheophyta) Hoehnea 44(2): 251-268.
Sofiyanti, N. 2013. Keanekaragaman
Jenis Paku Epifit Yang
Tumbuh Pada Batang Kelapa
Sawit(Elaeis guineensis
Jacq.)Di Pekanbaru, Riau.
Jurnal Biologi XVII (2): 51-55.
Sofiyanti N, Iriani D, Fitmawati dan Roza AA. 2015. Stechnoclaena
riauensis (Blechnaceae), a new
8 Indonesia. Bangladesh J. Plant
Taxon. 22(2):137-141
Sofiyanti N, Iriani D, Fitmawati,
Marpaung AA. 2019.
Morphology, palynology, and stipe anatomy of four common ferns from Pekanbaru, Riau
Province, Indonesia.
BIODIVERSITAS Journal. 20
(1): 327-336.
Sofiyanti N, Isda MN. 2019. Jenis –
jenis Tumbuhan Paku
(Pteridofita) dari Hutan
Universitas Riau, Provinsi Riau
dan Pola Pita DNA
berdasarkan Penanda DNA
M13 Primer. Biospecies. Vol. 12 No. 1.
Sofiyanti, N. 2019. keanekaragaman Jenis Flora Epifit Di Hutan Kota Pekanbaru, Provinsi Riau dan Kajian Kekerabatannya.
Jurnal Biologi Universitas Andalas.7(1): 34-42
Sofiyanti N dan Handayani P.H. 2019. Inventarisasi dan Kajian
Palinologi Jenis-Jenis
Tumbuhan Paku (Pterodofita) Epifit di Kawasan Universitas Riau, Provinsi Riau. Jurnal
Biologi Tropis. 19 (2) : 214 –
220.
Suwila, MT. 2015. Identifikasi
Tumbuhan Epifit Berdasarkan
Ciri Morfologi dan Anatomi Batang di Hutan Perhutani Sub BKPH Kedunggalar, Sonde dan Natah. Jurnal Florea. Vol.2(1) : 47-50
Ulum, BF dan Setyati, D. 2015. Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
Epifit di Gunung Raung,
Banyuwangi, Jawa Timur,
Indonesia. Jurnal Ilmu Dasar. Vol.16 No.1 : 7-12
Vascues, D.T., Ebihara, A. & Ito, M. 2017. The felt Fern Genus
Pyrrosia Mirbel
(Polypodiaceae) : a new
subgeneric classification with
moleculer phylogenetic
analysis based on three plastid
markers. Acta Phytotax.
Geobot 68(2): 65 – 68.
Zhang, X.C., S. G. Lu, Y. X. Lin, X. P. Qi, S. Moore, F. W. Xing, F. G. Wang, P. H. Hovenkamp,
M. G. Gilbert, H. P.
Nooteboom, B. S. Parris, C. Haufler, M. Kato & A. R. Smith. 2013. Polypodiaceae. Pp. 758-850 in Z. Y. Wu, P. H. Raven & D. Y. Hong, eds., Flora of China, Vol. 2–3
(Pteridophytes). Beijing:
Science Press; St. Louis:
Missouri Botanical Garden