• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL DAN MODEL ALTMAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL DAN MODEL ALTMAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL DAN MODEL ALTMAN

Lutfi Dwi Manfaluthy Lutfidwi1993@yahoo.co.id

Suwardi B. Hermanto

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT

The purpose of this research is to observe the measurement of banking financial analysis performance by using CAMEL method and Altman model at the banking companies which are listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) in period of 2007-2012.The research samples consist of 28 banking companies which are listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) with the total observation are 168 and it was selected by using purposive sampling. The data of audit financial report obtained from Indo-Exchange File (IDX). This research is using non-parametric statistic test to test the comparison between CAMEL method and Altman model in measuring the banking health. Crosstab is used to measure the CAMEL method and Altman model.The research result with non-parametric statistic test by using McNemar test shows that CAMEL method and Altman model give a different result in measuring the health of banking financial. Therefore, the CAMEL method has a tendency to give health predicate, while in the Altman model it has tendency to give bankruptcy or unhealthy predicate.

Keywords: CAMEL Method, Altman Model, The Health of Banking Financial Report.

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti analisis pengukuran kinerja keuangan perbankan menggunakan metode CAMEL dan model Altman pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2007-2012.Sampel penelitian ini terdiri dari 28 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan jumlah pengamatan sebesar 168 dan dipilih secara purposive sampling. Data laporan keuangan auditan diperoleh dari

Indo-Exchange File (IDX). Pengujian dalam penelitian ini menggunakan uji statistic

non-parametik untuk menguji perbandingan antara metode CAMEL dan model Altman dalam mengukur kesehatan perbankan. Dalam penelitian ini metode CAMEL dan model Altman diukur dengan crosstab.Hasil penelitian dengan uji statistik non-parametik dengan menggunakan uji McNemar menunjukkan bahwa metode CAMEL dan model Altman memberikan hasil yang berbeda dalam mengukur kesehatan laporan keuangan perbankan. Dimana pada metode CAMEL cenderung memberikan predikat sehat dengan hasil 127 laporan dikategorikan Sehat, sedangkan pada model Altman cenderung memberikan predikat bangkrut atau tidak sehat dengan hasil 160 laporan masuk dalam kategori tidak sehat.

Kata kunci: Metode CAMEL, Model Altman, Kesehatan Laporan Keuangan Perbankan.

PENDAHULUAN

Bank merupakan perusahaan jasa yang menyediakan jasa keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat, mempunyai fungsi sebagai lembaga intermediasi yaitu memberikan jasa

(2)

lalu lintas pembayaran, serta menjadi sarana dalam pelaksanaan kebijakan moneter, sehingga bank memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian suatu bangsa. Fungsi intermediasi berarti menghubungkan kepentingan pihak yang mempunyai kelebihan dana (surplusspending unit) dengan pihak yang membutuhkan dana (defisit spending unit). Dalam fungsinya sebagai perantara keuangan inilah bank harus memiliki kepercayaan dari masyarakat sebagai faktor utama dalam menjalankan bisnisnya.

Berdasarkan fungsi bank inilah setiap negara berupaya untuk selalu menjaga agar perusahaan perbankan tetap dalam kondisi yang sehat, stabil dan aman. Menurut Budisantoso dan Triandaru (2006:51) kesehatan bank merupakan kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik berdasarkan tata cara yang sesuai peraturan perbankan yang berlaku.

Menurut Dendawijaya (2009:158) sejarah mencatat bagaimana krisismoneter yang mengguncang Indonesia sejak Juli 1997 dan berlanjut menjadikrisis multidimensi, yang mengungkapkan masih rapuhnya perekonomian Indonesia. Permasalahan bank yang terjadi memberikan pelajaran berharga bahwa, berbagai permasalahan di sektor perbankan yang tidak terdeteksi secara dini dapat mengakibatkan runtuhnya kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan.

Menurut Gani (1998:2) krisis perekonomian Indonesia telah memberikan dampak yang sangat besar terhadap perbankan Indonesia. Salah satu dampak negatif yang diterima adalah penarikan dana secara besar-besaran (rush), yang mengakibatkan banyak Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) mengalami kesulitan likuiditas yang sangat parah dan sulit untuk diatasi. Salah satu cara yang dilakukan oleh bank ialah dengan terpaksa memberikan insentif bunga simpanan yang sangat tinggi untuk mempertahankan simpanan masyarakat, dan seringkali insentif tersebut jauh lebih besar dari kemampuan bank. Pendapatan yang relatif terbatas, struktur biaya bunga yang tinggi akan mengurangi rentabilitas bank (negative

spread) yang mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Kerugian tersebut baru dapat

diatasi dengan bantuan Bank Indonesia berupa bantuan BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia).

sektor perbankan pada akhirnya harus dirombak untuk menumbuhkan kembali citra perbankan dan meningkatkan kepercayaan masyarakat tehadap sektor perbankan, Meskipun tekanan terhadap kondisi perekonomian nasional ini dinilai kurang kondusif bagi dunia usaha dan perbankan. Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum menetapkan bank wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara triwulanan. Adapun yang menjadi tolok ukur dasar penilaian kesehatan bank umum adalah penilaian faktor CAMEL yaitu permodalan (capital), kualitas aset (asset quality), manajemen (management) rentabilitas (Earnings), likuiditas (liquidity).

Selain analisis CAMEL, analisis rasio keuangan lain juga dapat membantu para pelaku bisnis, pihak pemerintah dan para pemakai laporan keuangan lainnya menilai kondisi keuangan perusahaan, termasuk perusahaan perbankan. Rasio-rasio keuangan memberikan indikasi tentang kekuatan keuangan dari suatu perusahaan. Salah satu model yang dapat digunakan dalam memprediksi kebangkrutan dan menilai tingkat kesehatan bank selain rasio CAMEL adalah model Altman yang terdiri dari beberapa rasio keuangan, yaitu modal kerja terhadap total aktiva, laba ditahan terhadap total aktiva, EBIT terhadap total aktiva, nilai pasar saham tehadap nilai buku hutang, dan pendapatan terhadap total aktiva.

Sehingga apakah dalam pengukuran kesehatan perbankan menggunakan metode CAMEL dengan model Altman dapat diperoleh hasil dengan predikat yang sama, dan apakah akan sebaliknya yaitu terdapat perbedaan hasil predikat dari metode CAMEL dan model Altman.

(3)

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja keuangan perbankan dengan menggunakan metode CAMEL dan menggunakan model Altman. Dari hasil kedua analisis tersebut akan dibandingkan apakah terdapat kesamaan hasil ataupun perbedaan dalam menilai tingkat kesehatan perbankan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun periode 2007-2012. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang hanya mengambil beberapa sampel perusahaan perbankan dengan periode 2007-2009. Penambahan periode serta jumlah sampel bank dimaksudkan untuk memperoleh hasil data yang lebih banyak, dan diharapkan dapat memperoleh hasil yang lebih baik.

TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Kesehatan Bank

Hal yang sangat penting bagi para pengguna jasa perbankan adalah kesehatan bank. Kesehatan bank membantu para pengguna untuk mengambil keputusan untuk menggunakan jasa dari bank tersebut. Adapun beberapa definisi kesehatan bank (1) Abdullah (2004:198) mengartikan Tingkat kesehatan bank adalah kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. (2) Budisantoso dan Triandaru (2006:51) mengartikan kesehatan bank merupakan kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peratuaran perbankan yang berlaku.

Peraturan kesehatan Bank. berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998

tentang perbankan, pembinaan, dan pengawasan bank dilakukan oleh Bank Indonesia, menetapkan bahwa bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan kecukupan usaha bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian, modal, kualitas asset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan.

Bank wajib menyampaikan kepada Bank Indonesia segala keterangan dan penjelasan mengenai usahanya menurut tata cara yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, dan Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap bank, baik secara berkala maupun setiap waktu apabila diperlukan. Bank wajib untuk menyampaikan kepada Bank Indonesia neraca, perhitungan laba rugi tahunan dan penjelasannya, serta laporan berkala lainnya, dalam waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Neraca dan laporan laba rugi tahunan tersebut wajib terlebih dahulu diaudit oleh akuntan publik.

Tingkat Penilaian Kesehatan Bank. Tingkat kesehatan perbankan penting artinya

untuk meningkatkan efisiensi dalam menjalankan usahanya, sehingga mampu menghindari adanya potensi kebangkrutan. Tingkat kesehatan bank merupakan hasil penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian faktor permodalan, kualitas asset, manajemen, rentabilitas, dan likuiditas. Penilaian terhadap faktor-faktor tersebut dilakukan melalui penilaian kuantitatif dan atau kualitatif setelah mempertimbangkan unsur yang didasarkan atas materialitas dan signifikan dari faktor-faktor penilaian serta pengaruh dari faktor lainnya seperti kondisi industri perbankan dan perekonomian nasional.

Metode CAMEL

Metode CAMEL merupakan aspek yang paling banyak berpengaruh terhadap kondisi keuangan bank, yang mempengaruhi pula tingkat kesehatan bank. CAMEL terdiri atas lima kriteria yaitu modal, aktiva, manajemen, rentabilitas, dan likuiditas. Dalam

(4)

pengukuran menggunakan metode CAMEL, Nilai CAMEL dibawah 81 menunjukkan indikasi bahwa bank tersebut memperlihatkan kondisi keuangan yeng lemah ditunjukkan oleh neraca bank. Sedangkan Nilai CAMEL diatas 81 menunjukkan indikasi bahwa bank tersebut mampu mengelola keuangan dengan baik, sehingga resiko kredit terhadap total aktiva dapat diatasi sehingga tidak mengganggu kelangsungan usaha bank. Menurut Riyadi (2006 : 150) salah satu alat untuk mengukur kesehatan bank adalah dengan analisis CAMEL. Unsur-unsur penilaian dalam analisis CAMEL antara lain :

Faktor Permodalan. Setiap bank yang beroperasi di Indonesia diwajibkan untuk

memelihara Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) sekurang-kurangnya 8%. Minimum Capital Adequacy Ratio sebesar 8% ini, dari waktu ke waktu akan disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan perbankan yang terjadi, dengan tetap mengacu pada standar internasional. Tinggi rendahnya faktor permodalan dipengaruhi oleh besarnya modal yang dimiliki bank dan jumlah Aktiva Tertimbang Menurut Resiko. Jika nilai dari faktor Permodalan berdasarkan nilai CAR semakin besar, maka suatu perusahaan akan memperkecil kemungkinan kerugian di dalam kegiatan perkreditan.

Faktor Aset. Faktor ini merupakan penilaian terhadap faktor Kualitas Aktiva

Produktif (KAP). Faktor aset memiliki peran utama dalam menilai kondisi sekarang dalam kelangsungan perusahaan dimasa yang akan datang. Dimana jika presentase yang dihasilkan semakin besar, akan mengakibatkan kondisi bank yang semakin sehat.

Faktor Manajemen. menunjukkan kemampuan manajemen bank untuk

mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengontrol risiko-risiko yang timbul melalui kebijakan-kebijakan dan strategi bisnisnya untuk mencapai target. Keberhasilan dari manajemen bank didasarkan pada penilaian kualitatif terhadap manajemen yang mencakup beberapa komponen. Jika bank mempunyai suatu manajemen yang baik akan membuat kondisi bank semakin sehat. Kemampuan manajemen semakin tinggi menghasilkan laba, kinerja manajemen akan dinilai semakin baik.

Faktor Rentabilitas. Faktor ini digunakan untuk mengetahui kemampuan bank

dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, dan untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaan. Semakin tinggi nialai yang dihasilkan, maka semakin besar pula tingkat pengembalian yang dimiliki bank tersebut yang mengakibatkan bank dalam kondisi sehat.

Faktor Likuiditas. Menunjukkan kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban

jangka pendek perusahaan serta mempertahankan solvabilitas perusahaan. Semakin besar hasil yang di dapat, menunjukkan bahwa pemberiian kredit yang diberikan meningkat sehingga akan meningkatkan resiko adanya kredit macet, sehingga mengakibatkan kondisi bank menjadi tidak sehat.

Setelah dilakukan perhitungan pada masing-masing faktor, selanjutnya pada perhitungan metode CAMEL Bila nilai perhitungan rasio dari suatu bank berkisar antara 81 hingga 100, mengindikasikan bahwa bank tersebut dalam kategori sehat. Bila nilai perhitungan yang di peroleh berkisar antara 66 hingga 81, mengindikasikan bahwa bank tersebut dalam kategori cukup sehat. Bila nilai perhitungan yang diperoleh berkisar antara 51 hingga 66, mengindikasikan bahwa bank tersebut dalam kategori kurang sehat. Bila nilai perhitungan yang diperoleh berkisar antara 0 hingga 51, mengindikasikan bahwa bank tersebut dalam kategori tidak sehat. Dari pengelompokan diatas dapat diketahui kondisi bank berdasarkan nilai yang diperoleh.

Model Altman

Altman (1968) adalah orang yang pertama yang menerapkan Multiple Discriminant

Analysis, yang mengidentifikasikan beberapa macam rasio keuangan yang dianggap

(5)

mengembangkannya dalam suatu model dengan maksud untuk memudahkan menarik kesimpulan dari suatu kejadian. Analisa diskriminan ini kemudian menghasilkan suatu pengelompokan yang bersifat apriori atau mendasarkan teori dari kenyataan yang sebenarnya. Dasar pemikiran Altman menggunakan analisa diskriminan bermula dari keterbatasan analisa rasio yaitu metodologinya pada dasarnya bersifat suatu penyimpangan yang artinya setiap rasio diuji secara terpisah sehingga pengaruh kombinasi dari beberapa rasio hanya didasarkan pada pertimbangan para analis keuangan. Oleh karena itu untuk mengatasi kekurangan dari analisa rasio maka perlu kombinasikan berbagai rasio agar menjadi suatu model prediksi yang berarti.

Dengan berdasarkan penelitian analisa diskriminan, Altman melakukan penelitian untuk mengembangkan model baru untuk memprediksikan kebangkrutan perusahaan. Model yang dinamakan z-score dalam bentuk aslinya adalah model linier dengan rasio keuangan yang diberi bobot untuk memaksimalkan kemampuan model tersebut dalam memprediksi. Model ini pada dasarnya hendak mencari nilai “Z” yaitu nilai yang menunjukkan kondisi perusahaan, apakah dalam keadaan sehat atau tidak dan menunjukkan kinerja perusahaan yang sekaligus merefleksikan prospek perusahaan dimasa mendatang. Dalam penelitiannya altman mengembangkan analisis diskriminannya, karena model Altman sebagai salah satu pengukuran kinerja kebangkrutan tidak bersifat tetap melainkan berkembang dari waktu ke waktu, dimana pengujian dan penemuan model terus diperluas oleh Altman hingga penerapannya tidak hanya pada perusahaan manufaktur publik saja tapi sudah mencakup perusahaan manufaktur non publik, dan perusahaan non manufaktur. Pada pnelitian ini model Altman yang digunakan adalah Altman model modifikasi dimana model ini dapat diterapkan pada semua perusahaan. Berikut penjelasan dari model Altman model modifikasi.

Working Capital to Total Aset. Merupakan rasio yang digunakan untuk mendeteksi

likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja.dimana rasio tersebut digunakan untuk mendeteksi adanya masalah pada tingkat likuiditas perusahaan.

Retained Earning to Total Asset. Merupakan rasio profitabilitas yang mendeteksi

kemampuan perusahaan dalam meghasilkan keuntungan ditinjau dari kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dari hasil penjualannya.

Earning Before Interest and Taxes to Total Aset. Merupakan rasio yang mengukur

kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor termasuk pemegang saham dan obligasi. Tetapi masalah dialami perusahaan pada umumnya mengenai kesediaan member kredit pada konsumen yang tidak dapat membayar pada waktu yang diterapkan. Sehingga dapat menghambat tingkat keuntungan perusahaan.

Book Value Of Equity to Book Value of Total Debt. Rasio ini mengukur kemampuan

perusahaan dalam memberikan jaminan kepada setiap utangnya melalui modal sendiri. Setelah di lakukan perhitungan, langkah selanjutnya yaitu mengukur nilai yang dihasilkan. pada perhitungan menggunakan model Altman bila perhitungan yang dihasilkan Z> 2,60, maka kondisi bank tersebut masuk dalam predikat tidak bangkrut atau sehat. Bila perhitungan yang dihasilkan Z<1,10, maka kondisi bank tersebut masuk dalam predikat bangkrut atau tidak sehat. Bila nilai “Z” yang dihasilkan berkisar antara 1,10 hingga 2,60, maka kondisi bank tersebut masuk dalam predikat Grey Area.

Penelitian Terdahulu

Nur Hidayah (2005). Meneliti tentang analisa kinerja perbankan dengan menggunakan metode CAMEL dan model Z-Score Altman pada bank yang terdaftar di BEJ periode 2001-2004. penelitian tersebut menunjukkan bahwa hasil pada rasio-rasio CAMEL

(6)

memberikan penilaian sehat dan hasil pada rasio-rasio Z-Score memberikan penilaian yang berbeda yaitu semuanya bangkrut.

Zumrotul Fauziah (2013). Meneliti tentang analisa kinerja dengan menggunakan metode CAMEL dan metode Altman (model Z-Score) pada perusahaan perbankan studi kasus pada perusahaan perbankan milik pemerintah. Dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa metode CAMEL menghasilkan penilaian yang sehat, sedangkan metode Altman memberikan penilaian yang berbeda yaitu semua bangkrut.

Arief Anshari (2013). Meneliti analisis rasio CAMEL dan model Z-score untuk menilai kesehatan bank pada Bank Central Asia Tbk, Bank Internasional Indonesia Tbk, dan Bank Artha Graha Tbk, tahun 2007-2009 Dari penelitiannya menghasilkan bahwa rasio CAMEL menghasilkan penilaian sehat, sedangkan Z-score menghasilkan penilaian yang berbeda yaitu hampir semua menghasilkan penilaian bangkrut.

Pada penelitian ini peneliti menganalisa kinerja keuangan menggunakan metode CAMEL dengan model Altman pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2012. Penambahan sampel serta periode pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang berbeda dari penelitian sebelumnya.

Rerangka Pemikiran Gambar 1 Kerangka Pemikiran Perusahaan Perbankan Yang Go Publik Laporan Keuangan Kinerja Keuangan Metode : CAMEL 1. Capital : CAR 2. Asset : K A P 3. Management : N P M 4. Earnings : - ROA - BOPO 5. Liquidity : LDR Model : Altman Z-score = 6,56X1+3,26X2+6,72X3+1,05X4 1. X1 : Working capital to total assets 2. X2 : Retained Earnings to total assets 3. X3 : EBIT to total assets

4. X4 : Book value of equity to book value of total

debt Hasil Perhitungan Kondisi Perusahaan Bermasalah Kondisi Perusahaan Sehat

(7)

Pada dasarnya model Altman biasanya digunakan untuk perusahaan manufaktur, tetapi pada penelitian ini model tersebut digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan perbankan.

Penggunaan model Altman sebagai salah satu pengukuran kinerja

kebangkrutan tidak bersifat tetap atau stagnan melainkan berkembang dari waktu kewaktu,

dimana pengujian dan penemuan model terus diperluas oleh Altman hingga penerapannya

tidak hanya pada perusahaan manufaktur publik saja tapi sudah mencakup perusahaan

manufaktur non publik, perusahaan non manufaktur, dan perusahaan obligasi korporasi.

Seiring dengan berjalannnya waktu dan penyesuaian terhadap berbagai jenis

perusahaan. Altman kemudian memodifikasi modelnya supaya dapat diterapkan pada semua

perusahaan, sepeti manufaktur, non manufaktur, dan perusahaan penerbit obligasi di negara

berkembang (emerging market). Dalam Z-score modifikasi ini Altman mengeliminasi

variable X5 (sales/total asset.) karena rasio ini sangat bervariatif pada industri dengan ukuran

asset yang berbeda-beda. Oleh karena itu peneliti menggunakan Altman model modifikasi,

dimana pada model ini bisa digunakan untuk perusahaan non manufaktur.

Perumusan Hipotesis

Pengukuran Metode CAMEL dan Model Altman terhadap Kesehatan Perbankan

Pengukuran Kinerja Keuangan Perbankan untuk mengetahui kesehatan perbankan pada dasarnya dapat dilakukan dengan penggunaan metode CAMEL dengan rasio CAMEL terdiri dari Capital, Asset, Management, Earnings, dan Liquidity. Ukuran untuk penilaian kesehatan bank telah ditentukan oleh Bank Indonesia melalui Surat Edaran No. 26/5/BPPP tanggal 29 Mei 1993 yang mengatur tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan bank. Metode penilaian tingkat kesehatan bank tersebut diatas kemudian dikenal dengan metode CAMEL. Dengan menyadari arti pentingnya tingkat kesehatan bank bagi pembentukan kepercayaan dalam dunia perbankan.

Dalam pengukuran kinerja keuangan perbankan untuk penelitian ini juga menggunakan model Altman untuk perbandingan pengukuran kesehatan. Pertama kali dalam penyusunan model Altman Z, Altman menggunakan sampel perusahaan manufaktur sebanyak 33 perusahaan yang bangkrut pada 1960 sampai 1965, dan perusahaan yang tidak bangkrut dengan lini industry dan sampel sama 33 perusahaan. Dengan menggunakan data laporan dengan periode 5 tahun sebelum kebangkrutan. Altman menyusun 22 rasio keuangan yang paling memungkinkan dan mengelompokannya dalam 5 kategori : likuiditas, profitabilitas, leverage, solvabilitas, dan kinerja. Penggunaan model Altman sebagai salah satu pengukuran kinerja kebangkrutan tidak bersifat tetap melainkan dari waktu ke waktu. Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ha : Terdapat perbedaan kesehatan perbankan jika diukur dengan metode CAMEL dan

model Altman.

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007-2012. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut : (1) Perusahaan perbankan yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007-2012. (2) Perusahaan perbankan yang mempublikasikan laporan keuangannya berturut-turut selama 6 periode dari 2007-2012.

(8)

Variabel dan Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau sekelompok dengan cara memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk

mengukur variabel tersebut (Indriantoro dan Supomo, 2009:69).Variabel yang digunakan

dalam penelitian ini merupakan variabel yang digunakan sebagai analisis metode CAMEL

dan variabel yang digunakan analisis model Altman.

Metode CAMEL. Metode CAMEL merupakan pedoman perhitungan rasio-rasio

untuk mengukur kinerja dan tingkatkesehatan bank, dengan variabel yang meliputi : (1)

capital, (2) asset, (3) management, (4) earnings dan (5) liquidity.

a. Capital

Rasio yang digunakan untuk kecukupan modal dalam suatu bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menimbulkan resiko. Penilaian tersebut didasarkan pada CAR (Capital Adequacy Ratio).

Total Modal

CAR = X 100%

Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR)

b. Asset

Rasio yang diukur dengan membandingkan antara aktiva produktif yang di klasifikasikan terhadap aktiva produktif. Memiliki peran utama dalam menilai kondisi sekarang dalam kelangsungan perusahaan dimasa yang akan datang. Penilaian Aset didasarkan pada perhitungan KAP (Kualitas Aktiva Produktif).

Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan

KAP = X 100%

Aktiva Produktif

c. Management

Rasio yang diukur dengan membandingkan antara net income dengan operating

income. Menilai kesehatan bank dalam aspek manajemen melalui kinerja manajemen dalam

menghasilkan laba. Untuk faktor Manajemen digunakan penilaian berdasarkan NPM (Net

Profit Margin).

Laba Bersih

NPM = X 100%

Pendapatan Operasional

d. Earning

Rasio yang diukur dengan menggunakan Return On Asset dan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional. Untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba dan mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaan. Untuk faktor Earning digunakan 2 penilaian berdasarkan ROA dan BOPO.

Laba sebelum pajak

ROA = X 100%

Total Aktiva

e. Liquidity

Rasio yang diukur menggunakan dan Loan to Deposit Ratio (LDR). Untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk memenuhi kemampuan jangka pendek serta mempertahankan solvabilitas perusahaan.

Kredit yang diberikan

LDR = X 100%

Simpanan yang diterima

Model Altman. Model Altman (1968) suatu model diskriminan Z-score untuk

(9)

beberapa rasio keuangan yang menjadi suatu metode peramalan yang berarti. Pada penelitian ini akan menggunakan model Altman modifikasi, dalam menghitung Z-score dengan 4(empat) variabel utama yang meliputi X1, X2, X3 dan X4, dan model persamaan nya adalah Z-score = 6,56X1 + 3,26X2 + 6,72X3 + 1,05X4

.

1. Rasio Modal Kerja Terhadap Total Aktiva (X1) Modal Kerja

X1 =

Total Aktiva

Rasio ini mengungkapkan tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban pendeknya, semakin kecil rasio ini menunjukkan kondisi likuiditas perusahaan yang semakin memburuk.

2. Rasio Laba Ditahan terhadap Total Aktiva (X2) Laba ditahan

X2 =

Total aktiva

Rasio ini berguna untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba pada beberapa tahun terakhir. Selain dapat memberikan indikasi gambaran tentang prestasi perusahaan pada tahun-tahun sebelumnya, rasio ini juga dapat memberikan indikasi tentang kondisi perusahaan pada tahun berjalan atau mendatang.

3. Rasio Laba sebelum bunga dan pajak terhadap total aktiva (X3) Laba sebelum bunga dan pajak

X3 =

Total aktiva

Rasio ini berguna untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba operasionalnya dengan memanfaatkan seluruh sumber daya. Rasio ini merupakan indikator yang sangat penting dalam menilai kelangsungan hidup perusahaan karena merupakan penyumbang terbesar dari model analisa ini.

4. Rasio Nilai buku total ekuitas terhadap nilai buku total hutang (X4) Nilai buku total ekuitas

X4 =

Nilai buku total hutang

Analisis Deskriptif Data

Analisis deskriptif data merupakan penyajian hasil penelitian dari perhitungan kesehatan perusahaan berdasarkan metode CAMEL dan model Altman, yang disajikan berdasarkan jumlah sampel dan data yang diperoleh dengan melakukan analisis setiap variabel minimum dan maksimum, standar baku dan rata-rata data yang diperoleh, serta memberikan analisis secara relatif perusahaan yang diprediksi sehat maupun bangkrut. 1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran distribusi data pada metode CAMEL dan model Altman yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perbankan. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai minimum, nilai

maximum, mean, dan standar deviasi.

2. Crosstab

Analisis crosstab merupakan metode untuk mentabulasikan beberapa variabel yang berbeda ke dalam suatu matriks. Tabel yang dianalisis di sini adalah hubungan antara variabel dalam baris dengan variabel dalam kolom, yaitu hubungan antara metode CAMEL dan model Altman.

Uji Statistik Non-Parametik. Uji statistik nonparametrik ialah suatu uji statistik yang

(10)

disebut juga sebagai statistik bebas sebaran (distribution free). Statistik nonparametrik tidak mensyaratkan bentuk sebaran parameter populasi berdistri busi normal. Statistik nonparametrik dapat digunakan untuk menganalisis data yang berskala nominal atau ordinal karena pada umumnya data berjenis nominal dan ordinal tidak menyebar normal. Dan untuk penelitian ini menggunakan uji statistic non-parametik dengan McNemar Test, dimana uji ini digunakan untuk penelitian yang membandingkan sebelum dan sesudah peristiwa. Uji ini dilakukan pada 2 sampel yang berhubungan, skala pengukurannya berjenis nominal (binary respons) dan untuk crostabulasi data 2 x 2. Uji ini dapat digunakan untuk menguji efektivitas suatu perlakuan tertentu.

Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian

Deskripsi data.

Tujuan dari penyajian deskriptif data adalah untuk memberikan

gambaran tentang data yang akan digunakan dalam penelitian ini. Perusahaan yang dijadikan

objek penelitian dalam skripsi ini adalah kelompok perusahaan perbankan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia selama tahun 2007-2012. Dekriptif untuk penelitian ini menggunakan 2

deskriptif yaitu dengan menggunakan crosstab dan statistik deskriptif. Crosstab adalah suatu

metode analisis berbentuk tabel, dimana menampilkan tabulasi silang atau tabel kontingensi

yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengetahui apakah ada korelasi atau hubungan

antara satu variabel dengan variabel yang lain. Sedangkan Analisis deskriptif variabel

digunakan untuk menggambarkan distribusi data diantaranya nilai terendah, tertinggi,

rata-rata, dan standar deviasi dari sampel yang diteliti.

Deskriptif Nilai Crosstab berdasarkan metode CAMEL. pada tabel 1 menunjukkan

hasil Crosstab berdasarkan metode CAMEL

Tabel 1

Kategori kesehatan perbankan menurut metode CAMEL

Sumber : Data Diolah

Dari Tabel 1 diatas menunjukkan kategori CAMEL pada tahun 2007 terdapat 2 perusahaan yang dikategorikan tidak sehat, 7 kurang sehat, 19 cukup sehat, dan tidak ada perusahaan perbankan yang dinyatakan sehat pada tahun tersebut. Selanjutnya pada tahun 2008 dan tahun 2009 terdapat jumlah yang tidak berbeda dengan tahun 2007 jumlah perusahaan perbankan yang dikategorikan tidak sehat, kurang sehat, cukup sehat, dan sehat masing-masing berjumlah 2 perusahaan tidak sehat, 7 kurang sehat, 19 cukup sehat, dan

Kategori Kesehatan

Total

Tidak sehat Kurang sehat Cukup sehat Sehat

Tahun 2007 Count 2 7 19 0 28 % of Total 1.2% 4.2% 11.3% .0% 16.7% 2008 Count 2 7 19 0 28 % of Total 1.2% 4.2% 11.3% .0% 16.7% 2009 Count 2 7 19 0 28 % of Total 1.2% 4.2% 11.3% .0% 16.7% 2010 Count 1 5 21 1 28 % of Total .6% 3.0% 12.5% .6% 16.7% 2011 Count 2 2 23 1 28 % of Total 1.2% 1.2% 13.7% .6% 16.7% 2012 Count 1 3 23 1 28 % of Total .6% 1.8% 13.7% .6% 16.7% Total Count 10 31 124 3 168 % of Total 6.0% 18.5% 73.8% 1.8% 100.0%

(11)

tidak ada perusahaan perbankan tergolong sehat. Hasil yang berbeda diperoleh pada tahun 2010, perusahaan perbankan yang memperoleh kategori tidak sehat 1 perusahaan, kurang sehat 5 perusahaan, cukup sehat 21 perusahaan dan perusahaan yang sehat pada tahun 2010 ini ada 1 perusahaan. Hasil yang berbeda juga terjadi pada tahun 2011, dimana perusahaan perbankan yang dikategorikan tidak sehat meningkat menjadi 2 perusahaan, kurang sehat 2 perusahaan, cukup sehat 23 perusahaan, dan perusahaan perbankan sehat hanya 1 perusahaan, dan pada periode akhir tahun 2012 hampir sama dengan tahun 2011 dimana hanya 1 perusahaan yang dikategorikan tidak sehat, 3 perusahaan kurang sehat, 23 perusahaan cukup sehat, dan 1 perusahaan yang masih dikategorikan sehat.

Statistik Deskriptif Perusahaan Berdasarkan Metode CAMEL. pada tabel 2

menunjukkan statistik deskriptif berdasatkan metode CAMEL, dimana pada kategori metode CAMEL menunjukkan nilai minimum, maximum, mean, dan std.deviasinya

Tabel 2 Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Tidak Sehat 10 10.00 50.24 37.09 14.78

Kurang Sehat 31 52.00 65.62 58.48 3.97

Cukup Sehat 124 66.35 80.77 73.86 3.63

Sehat 3 81.29 82.29 81.83 .51

Total 168

Sumber : Data Diolah

Berdasarkan Tabel 2 Kategori Tidak Sehat memiliki nilai rata-rata sebesar 37,0990 serta nilainya berkisar antara 10,00 hingga 50,24. Nilai minimum kategori Tidak Sehat sebesar 10,00 terdapat pada PT.Bank Eksekutif Internasional Tbk pada tahun 2009, dan PT.Bank Mutiara Tbk pada tahun 2008. Untuk PT.Mutiara Tbk, (BCIC) nilai minimum 10,00 diperoleh dikarenakan pada tahun 2008 laporan keuangan yang digunakan untuk mengukur rasio CAMEL juga rendah. sedangkan nilai maximum kategori Tidak sehat sebesar 50,24 masih terdapat pada PT.Bank Eksekutif Internasional Tbk, pada tahun 2011.

Untuk kategori Kurang sehat memiliki nilai rata-rata 58,48 serta nilainya berkisar antara 52,00 hingga 65,62. Nilai minimum kategori kurang sehat sebesar 52,00 terdapat pada PT.Bank Negara Indonesia Tbk,pada tahun 2007. dan untuk nilai maximumnya sebesar 65,62 masih terdapat pada PT.Bank Negara Indonesia Tbk, pada tahun 2009.

untuk kategori Cukup Sehat nilai rata-raa sebesar 73,86 berkisar antara 66,35 hingga 80,77. Nilai minimum sebesar 66,35 kategori cukup sehat terdapat pada PT.Bank PAN Indonesia Tbk, pada tahun 2012. dan untuk nilai maximumnya sebesar 80,77 pada PT.Bank Central Asia Tbk, pada tahun 2008.

Sedangkan untuk kategori sehat nilai rata-ratanya sebesar 81,83 dengan nilai minimum sebesar 81,29 dan nilai maximum 82,29. Nilai minimum dan maximumnya terdapat pada PT.Bank Central Asia Tbk, tahun 2010 dan 2011.

Deskriptif Nilai Crosstab Berdasarkan Model Altman. Pada tabel 3 menunjuukan

(12)

Tabel 3

Kategori kesehatan perbankan menurut model Altman

Sumber : Data diolah

Dari tabel 3 dapat dapat dilihat bahwa kategori kesehatan pada perusahaan perbankan

ditahun 2007 terdapat 22 perusahaan yang distress (bangkrut), dan 6 perusahaan yang

dikategorikan (Grey area), sedangkan pada tahun ini tidak ada perusahaan yang mengalami

non distress (tidak bangkrut). Di tahun selanjutnya pada tahun 2008 terdapat penambahan

perusahaan yang bangkrut yakni dari 22 menjadi 23 perusahaan, kategori grey area menjadi 5

perusahaan dan perusahaan yang dikategorikan tidak bangkrut masih belum ada. Pada tahun

2009 perusahaan yang di kategorikan bangkrut mengalami kemajuan yakni turun menjadi 20

perusahaan, sedangkan grey area 8 perusahaan dan perusahaan yang dikategorikan tidak

bangkrut masih 0. Pada tahun 2010 kembali terjadi peningkatan pada kategori perusahaan

yang bangkrut yakni menjadi 15 perusahaan, dan perusahaan yang dikategorikan grey area

ikut meningkat dari 8 perusahaan sebelumnya menjadi 13 perusahaan, dan perusahaan

dikategorikan tidak bangkrut masih 0. Pada tahun 2011 terjadi perubahan pada perusahaan

perbankan yakni terdapat 1 perusahaan yang dikategorikan perusahaan tidak bangkrut,

sedangkan perusahaan yang dikategorikan bangkrut masih sama yakni 15 perusahaan dan

kategori grey area terdapat 12 perusahaan. Pada tahun 2012 kembali ke semula yakni tidak

ada perusahaan yang dikategorikan dalam perusahaan tidak bangkrut atau 0, dan perusahaan

yang dikategorikan bangkrut terdapat 15 perusahaan dan kategori grey area terdapat 13

perusahaan.

Statistik Deskriptif Perusahaan Berdasarkan Model Altman. Pada tabel 4

menunjukkan deskriptif data pada model Altman untuk mengetahui nilai minimum, maximum, mean, dan std.deviasi pada kategori bangkrut, Grey Area, dan tidak bangkrut.

Kategori kesehatan

Total

Distress Grey area Non Distress

Tahun 2007 Count 22 6 0 28 % of Total 13.1% 3.6% .0% 16.7% 2008 Count 23 5 0 28 % of Total 13.7% 3.0% .0% 16.7% 2009 Count 20 8 0 28 % of Total 11.9% 4.8% .0% 16.7% 2010 Count 15 13 0 28 % of Total 8.9% 7.7% .0% 16.7% 2011 Count 15 12 1 28 % of Total 8.9% 7.1% .6% 16.7% 2012 Count 15 13 0 28 % of Total 8.9% 7.7% .0% 16.7% Total Count 110 57 1 168 % of Total 65.5% 33.9% .6% 100.0%

(13)

Tabel 4 Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Bangkrut 110 -15.49 1.09 .44 1.65

Grey Area 57 1.11 1.94 1.41 .23

Tidak Bangkrut 1 2.65 2.65 2.65 .

Total 168

Sumber : Data Diolah

Berdasarkan Tabel 4 Predikat bangkrut memiliki nilai rata-rata sebesar 0,44 serta nilainya berkisar antara -15,49 hingga 1,09. Nilai minimum predikat bangkrut sebesar -15,49 terdapat pada PT.Bank Mutiara Tbk, pada tahun 2008. sedangkan nilai maximum predikat bangkrut sebesar 1,09 terdapat pada PT.Ekonomi Raharja Tbk, tahun 2009.

Untuk predikat Grey Area rata-rata sebesar 1.41 serta nilainya berkisar antara 1,11 hingga 1,94. Nilai minimum untuk Grey Area sebesar 1,11 terdapat pada PT.Bank OCBC NISP Tbk, tahun 2009. sedangkan nilai maximum untuk predikat Grey Area sebesar 1,94 terdapat pada PT.Bank Mandiri Tbk, tahun 2012.

Sedangkan untuk predikat Tidak bangkrut hanya terdapat pada 1 laporan perusahan di PT.QNB Kesawan Tbk, pada tahun 2011 yakni dengan nilai 2,65.

Deskriptif Nilai Menggunakan Cut-off Berdasarkan Metode CAMEL dan Model

Altman.

A. Cutoff Berdasarkan Metode CAMEL

Untuk perhitungan dengan cutoff scoresuatu perbankan yang memiliki nilai kesehatan menurut metode CAMEL, terdapat suatu pemecahan untuk menentukan nilai cutoff berapakah yang seimbang untuk metode CAMEL, namun sebelum itu referensi untuk kategori CAMEL berdasarkan kategorinya adalah sebagai berikut :

Tabel 5

Predikat Bank Sesuai dengan Nilai Kredit

Nilai Kredit Predikat Hasil

81 – 100 Sehat 3

66 - <81 Cukup sehat 124

51 - <66 Kurang sehat 31

0 - <51 Tidak sehat 10

Sumber : Data Diolah

Dengan ini kami membuat titik cutoff yaitu jika nilainya kurang dari 66 maka laporan keuangan perusahaan perbankan tersebut dikategorikan tidak sehat dan apabila nilai kesehatan suatu perbankan lebih dari 66 maka laporan keuangan perusahaan perbankan tersebut masuk dalam kategori sehat.

B. Cutoff Berdasarkan Model Altman

Pada perhitungan model Altman, sebelum menggunakan cutoff sama halnya dengan metode CAMEL sebelumnya akan terlebih dahulu menunjukkan predikat titik cutoff pada model Altman yaitu :

(14)

Tabel 6

Titik cutoff berdasarkan model Altman

Dengan nilai pasar Dengan nilai buku Hasil

Tidak bangkrut jika Zi > 2,65 2,60 1

Bangkrut jika Zi < 1,11 1,10 110

Daerah rawan 1,11 -2,65 1,10 - 2,60 57

Sumber : Data Diolah

Dengan adanya titik cutoff tersebut, maka kami akan menentukan cutoff menurut model Atlman, jika nilainya kurang dari 1,85 maka laporan keuangan perusahaan perbankan tersebut dikategorikan tidak sehat dan jika nilainya diatas 1,85 maka dikategorikan sehat.

Setelah diketahui titik cutoff untuk masing-masing metode CAMEL dan model Altman, maka berikut hasil cutoff dari keduanya :

Tabel 7

Hasil Cutoff Berdasarkan Metode CAMEL dan Model Altman

Sumber : Data Diolah

Dari Hasil cutoff diatas untuk metode CAMEL jumlah kategori Sehat yang diperoleh yaitu sebanyak 127 laporan, bank yang menghasilkan kategori sehat untuk semua laporannya selama 6 periode dari tahun 2007 hingga tahun 2012 adalah BBKP, BNBA, BACA, BBCA, BNGA, BDMN, BAEK, SDRA, BMRI, MEGA, BBNP, NISP, PNBN, BBRI, BTPN, BVIC, dan BSWD. Dari 28 sampel perusahaan 17 perusahaan tersebut 6 periode laporan keuangannya menghasilkan predikat sehat. Sedangkan kategori tidak sehat pada metode CAMEL sebanyak 41 laporan, dimana perusahaan yang 6 periode laporan keuangannya masuk dalam kategori tidak sehat yaitu BABP, BKSW, dan BEKS, 3 perusahaan tersebut menghasilkan kateori tidak sehat untuk semua laporan keuangannya selama 6 periode, sehingga untuk 8 perusahaan lainnya menghasilkan kategori sehat dan tidak sehat untuk masing-masing tahunnya. Yakni sisanya 25 laporan untuk kategori sehat dan 23 laporan untuk kategori tidak sehat.

Hasil cutoff berdasarkan model Altman yaitu total laporan yang masuk dalam kategori sehat sebanyak 8 laporan dan sisanya 160 laporan masuk dalam kategori tidak sehat. Bank yang menghasilkan kategori sehat yaitu BDMN pada tahun 2007, BMRI pada tahun 2011 dan 2012, MAYA pada tahun 2077, BKSW tahun 2011, dan BSWD pada tahun 2008 hingga tahun 2010.

Uji Statistik Non-Parametik

Uji statistik non-parametik adalah ilmu statistika yang tidak mensyaratkan datanya dalam bentuk normal. Statistika non-parametrik biasanya digunakan untuk melakukan analisis pada data berjenis Nominal atau Ordinal. Data berjenis Nominal dan Ordinal tidak menyebar normal. Untuk penelitian ini uji yang digunakan dalam jenis-jenis yang ada pada uji statistic non-parametik adalah uji McNemar.

Uji McNemar digunakan untuk menentukan perubahan-perubahan dalam proporsi bagi sampel-sampel yang berhubungan. Uji ini sering digunakan dalam rancangan “sebelum dan sesudah “. Bilamana variabel dependen diukur dalam skala nominal atau ordinal.

Kategori

Cutoff

Metode CAMEL

Skor Cutoff

Model Altman

Skor

Sehat

>66

127

1

>1,85

8

1

Tidak Sehat

<66

41

0

<1,85

160

0

(15)

Dengan uji McNemar dapat dianalisis perubahan untuk mengetahui apakah perubahan dalam kedua arah berkemungkinan sama.

Pada penelitian ini uji yang digunakan dalam rancangan ialah bila termasuk dalam kategori Sehat, maka akan diberi skor 1. Dan jika termasuk dalam kategori tidak sehat, maka akan diberi skor 0. Berikut hasil dari pegujian menggunakan uji statistik non-parametik beserta test statistik dan hasil hipotesis :

H0 = Terdapat kesamaan mengukur kesehatan perbankan jika mengunakan metode

CAMEL dan model Altman.

Ha= Tidak terdapat kesamaan mengukur kesehatan perbankan jika menggunakan metode

CAMEL dan model Altman.

Berikut hasil dari pengujian statistik non-parametik dengan McNemar test :

Tabel 8

Hasil Uji McNemar Test

CAMEL &Altman CAMEL

Altman

Tidak Sehat Sehat

Tidak Sehat 39 2

Sehat 121 6

Sumber : Data Diolah

Tabel 9

Hasil test statistik

Test Statistics

CAMEL &Altman

N 168

Chi-Squarea 111.392

Asymp. Sig. .000

Sumber : Data Diolah

Hasil Altman dan CAMEL berdasarkan uji McNemar test diatas menunjukkan bahwa hasil yang sama dari Altman dengan skor 0 dan CAMEL juga dengan hasil 0 terdapat 39 laporan yang menunjukkan kesamaan metode CAMEL dan model Altman dengan predikat tidak sehat. Dan pada hasil yang sebaliknya pada model Altman dengan CAMEL yang sama sama memberikan hasil 1 terdapat 6 laporan yang menunjukkan bahwa terdapat 6 laporan berdasarkan metode CAMEL dan model Altman memberikan hasil sama-sama sehat. Pada perbandingan hasil antara metode CAMEL dan model Altman, terdapat 123 laporan, yaitu pada model Altman dengan skor 0 terdapat 121 laporan dan metode CAMEL dengan skor 1 juga terdapat 121 laporan, ini menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara metode CAMEL dan model Altman. Sedangkan sebaliknya terdapat 2 laporan menggunakan model Altman dengan skor 1 dan metode CAMEL dengan skor 0.

Hipotesis ini menguji apakah terdapat perbedaan atau tidak antara metode CAMEL dan model Altman dalam mengukur kesehatan perbankan, dimana dengan menggunakan uji statistik non-parametik dapat diperoleh hasil bahwa dengan signifikasi sebesar 0,000 dan nilai signifikasinya kebih kecil dari (α) = 5% atau 0,05, maka dapat menolak H0. Dan

menerima Ha yang menyatakan Tidak terdapat perbedaan mengukur kesehatan perbankan

jika menggunakan metode CAMEL dan model Altman.

Pembahasan

(16)

Pada perhitungan menggunakan Cutoff dapat diperoleh hasil yaitu terdapat 127 laporan keuangan perusahaan perbankan yang masuk dalam kategori sehat, dan 41 laporan masuk dalam kategori tidak sehat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jika menggunakan metode CAMEL secara keseluruhan hasil yang diperoleh memberikan penilaian sehat terhadap kesehatan perbankan.

Hasil yang menunjukkan predikat bank kurang sehat atau tidak sehat dipengaruhi oleh nilai dari rasio CAMEL tidak sesuai dengan penilaian tingkat kesehatan bank. Salah satunya pada PT.Bank Mutiara Tbk, Nilai CAMEL yang diperoleh sebesar 10, ini disebabkan pada rasio NPM mendapatkan hasil (-1081). hal ini dikarenakan tingkat efektivitas yang dicapai oleh usaha operasional bank sangat rendah dan bagaimana manajemen mengelola sumber-sumber atau alokasi dana tidak secara efisien.

Hasil pada kesimpulan dari penelitian ini mendukung dari penelitian Nur Hidayah

(2005), Zumrotul Fauziah (2013) dan Arief Anshari (2013) bahwa pada penelitian

sebelumnya memberikan hasil pada metode CAMEL yaitu semua sehat. Hasil CAMEL yang

menunjukkan kategori sehat Ini disebabkan indikator-indikator dalam CAMEL sudah di

kelola dengan cukup baik. Dan untuk penelitian yang saya lakukan, dengan pengujian

memberikan hasil bahwa secara keseluruhan, hasil yang diperoleh jika menggunakan metode

CAMEL memberikan penilaian sehat.

Analisis Model Altman terhadap Kesehatan Perbankan

Pada perhitungan menggunakan Cutoff dapat diperoleh hasil yaitu terdapat 8 laporan keuangan perusahaan perbankan yang masuk dalam kategori sehat, dan 160 laporan keuangan masuk dalam kategori tidak sehat. Meskipun masih terdapat laporan yang menghasilkan kategori sehat, tetapi secara keseluruhan model Altman menghasilkan kategori tidak sehat untuk perusahaan perbankan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jika menggunakan model Altman untuk mengukur kesehatan perbankan menghasilkan penilaian tidak sehat atau bangkrut.

Hasil dari kesimpulan diatas mendukung penelitian dari Nur Hidayah (2005), Zumrotul Fauziah (2013) dan Arief Anshari (2013). Dimana pada penelitian sebelumnya kesimpulan diperoleh bahwa jika menggunakan model Altman,hasil yang diperoleh adalah semua Hal ini disebabkan karena Rasio dalam model Altman tidak khusus digunakan untuk menghitung kesehatan laporan keuangan perbankan.

Perbandingan Analisis Menggunakan metode CAMEL dan Model Altman

perbandingan menggunakan metode CAMEL dan model Altman menghasilkan hasil yang berbeda, yakni pada penggunaan metode CAMEL lebih dominan memberikan hasil pada predikat sehat, sedangkan pada penggunaan model Altman lebih dominan memberikan hasil pada predikat bangkrut. Perbedaan hasil ini jelas terjadi dikarenakan pada perhitungannya model Altman digunakan untuk mengukur financial distress suatu perusahaan, dan pada penelitian ini model Altman digunakan untuk mengukur kinerja keuangan untuk melihat apakah model Altman dapat digunakan untuk mengukur kesehatan perbankan dengan periode lebih banyak 6 tahun.

Pada perbandingan berdasarkan uji non-parametik juga menunjukkan perbedaan signifikan, dimana dalam hasil uji tersebut memberikan hasil berdasarkan metode CAMEL kategori sehat di peroleh sebanyak 127 laporan sedangkan jika menggunakan model Altman kategori sehat yang di peroleh sebanyak 8 laporan. Hal ini menunjukkan bahwa pengukuran kesehatan perbankan lebih baik jika menggunakan metode CAMEL. Hasil tersebut didukung dengan hasil test statistic uji McNemar dimana asymp.sig yang diperoleh 0,000

sehingga menolak H0 dan menerima Ha yaitu tidak terdapat kesamaan mengukur kesehatan

(17)

Dimana pada penelitian terdahulu Nur Hidayah (2005), Zumrotul Fauziah (2013) dan Arief Anshari (2013) juga melakukan penelitian dengan perbandingan antara metode CAMEL dan juga model Altman maupun Z-Score. dan hasilnya jika menggunakan metode CAMEL secara garis besar metode ini memberikan penilaian sehat, karena secara umum metode ini sering digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan bank. Sedangkan untuk model Altman, pada penelitian ini secara keseluruhan memberikan penilaian tidak sehat atau bangkrut, sehingga hasil ini juga mendukung penelitian sebelumnya. Perbedaan antara kedua variabel ini dikarenakan adanya perbedaan perhitungan, yakni dari masing-masing rasio yang digunakan berbeda antara model Altman dengan metode CAMEL.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Simpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Hasil penelitian mengukur kesehatan perbankan menggunakan metode CAMEL secara keseluruhan laporan perbankan yang dihasilkan masuk dalam kategori sehat. (2) Hasil penelitian mengukur kesehatan perbankan menggunakan model Altman hampir semua laporan perbankan bank yang dihasilkan masuk dalam kategori tidak sehat. (3) Hasil perbandingan untuk mengukur kesehatan perbankan antara metode CAMEL dan model Altman dapat disimpulkan bahwa terdapat hasil yang berbeda, metode CAMEL memberikan hasil sehat untuk secara keseluruhan laporan keuangan perbankan, sedangkan jika menggunakan model Altman dalam mengukur kesehatan perbankan, hasil yang diperoleh hampir semua laporan keuangan masuk dalam kategori tidak sehat. Ini disebabkan berbedanya rasio yang digunakan dalam dua analisis tersebut.

Saran

Dari kesimpulan diatas dapat diperoleh beberapa saran yaitu : (1) Sebaiknya jika akan melakukan penelitian dengan mengukur kesehatan perbankan, variabel yang digunakan merupakan variabel dengan rasio-rasio untuk menilai faktor-faktor yang mempunyai peranan penting dalam perusahaan perbankan. (2)Untuk penelitian selanjutnya diharapkan jika menggunakan perbandingan dengan metode CAMEL dan model Altman, agar menggunakan perusahaan selain perbankan, dikarenakan dalam penelitian ini telah memberikan hasil bahwa model Altman selalu memberikan hasil bangkrut terhadap perusahaan perbankan, sehingga model ini tidak bisa digunakan untuk menganalisis kesehatan pada perusahaan perbankan. (3) Untuk penelitian selanjutnya jika menggunakan variabel yang sama, yakni perbandingan metode CAMEL dan model Altman disarankan sebaiknya menggunakan analisis diskriminan, karena analisis tersebut lebih baik digunakan untuk perbandingan jika dibandingkan dengan menggunakan crosstab.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, F.M. 2004. Manajemen Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara.

Altman, E. 1968. Financial Ratios, Discriminant Analysis and the Prediction of Corporate Bankruptcy. Journal of Finance 23, September 1968, 589–609.

Anshari, A. 2013.Analisis Rasio Camel dan Model Z-score untuk Menilai Kesehatan Bank (Studi pada Bank Central Asia Tbk, Bank Internasional Indonesia Tbk, dan Bank Artha Graha Internasional Tbk). Skripsi. Program S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanudin. Makasar.

Budisantoso, T. dan S. Triandaru. 2006. Bank dan Lembaga KeuanganLain Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.9-51.

Dendawijaya, L, 2009. Manajemen Perbankan Cetakan Kedua. Jakarta:Penerbit Ghalia Indonesia. Fauziah,Z. 2013. Analisis kinerja dengan menggunakan rasio camel dan metode altman (model Z-score) pada perusahaan perbankan. Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Jember. Jember.

Gani, A. 1998. Restrukturisasi Perbankan dan Rehabilitasi Perekonomian Indonesia, Makalah dalam

SIESS 1998. Jakarta: STEKPI

Hidayah, N. 2005. Analisa Kinerja Perbankan Dengan Menggunakan Rasio CAMEL Dan Z-Score Altman (studi pada bank yang terdaftar di BEJ periode 2001-2004). Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Malang.

Kurniawan,

D.

2007.

Statistika

Parametik

dan

Statistika

nonparametik.

http://ineddeni.wordpress.co. 12 mei 2014 (16:37)

Peraturan Bank Indonesia Nomor 6 Tahun 2004 Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Umum. 12 April 2004.

Peraturan Bank Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Perbankan, Pembinaan, dan Pengawasan Bank. 10 November 1998.

Riyadi, S. 2006, Banking Assets and Liability Management Edisi ketiga. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

(19)

Gambar

Tabel 4  Statistik Deskriptif

Referensi

Dokumen terkait

Yakni salah satunya adalah dengan penerapan pendekatan saintifik/ ilmiyah ( Scientific approach). Pada dasarnya, ciri-ciri proses pembelajaran kurikulum 2013 adalah standar

Temuan penelitian ini menggambarkan ; (1) tujuan sosialisasi gender pada anak agar anak mengembangkan dirinya dan berperan sesuai dengan gendemya, (2) orang tua

Ruang lingkup pedoman ini meliputi persyaratan registrasi perusahaan fumigasi untuk dapat ditetapkan sebagai pelaksana perlakuan fumigasi dengan fosfin, mekanisme

Memperbandingkan hasil pengamatan spectrum unsure LiCoO2 Gambar 3(a), dan spectrum unsure nanopartikel LiCoO2, Gambar 3(b), tidak menunjukan perbedaan spectrum

Sifat benda yang sesuai untuk pasangan gambar di atas adalah ...1. (a) bentuk tetap, volume berubah (b) bentuk berubah,

dan buku namun penyampaiannya terkesan satu arah yang lebih menggunakan metode ceramah dan tidak memberikan pengalaman kepada siswa untuk lebih memperdalam materi

• Dasawarsa ini, sama ada kita sedar atau tidak, kita terlalu dihidangkan dengan pembangunan negara yang semakin gah di persada dunia2. Namun, di sebalik itu, kita acapkali

Hasil penelitian dengan menggunakan metode Expectancy Theory menunjukan bahwa karyawan yang bekerja pada motivasi rendah (46,67%), karyawan yang bekerja pada motivasi