• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VISUAL INTERAKTIF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VISUAL INTERAKTIF"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VISUAL INTERAKTIF

Oleh:

Alika Prasastia Ramadhani1, Teti Rostikawati2, Triasianingrum Afikani3 ABSTRACT

This is a Classroom Action Research. The subjects of the research were 38 students of X-2 SMA Mandiri Balaraja. The research aims at improving students’ learning outcomes on Biology subject by using the model of Think Pair Share with an interactive visual media. The research was started from April to May 2013 discussing the topic of “Ecosystem”. The research was conducted in two cycles. There were four steps in each cycle. There are planning, doing, observing, and reflecting. At the end of each cycle, the teacher administered a test which had been tested for its validity, reliability, level of difference, and level of difficulty. The research result shows that the implementation of TPS model with an interactive visual media is able to improve students’ learning outcomes on Biology subject. It can be seen from the average score of the students before the experiment which was 67 with the percentage of 47.36% which reached the minimum mastery criterion. In the first cycle, the score increased into 71.90 with the percentage of 68.42% and in the second cycle it became 79.21 with the percentage of 86.84%. Based on the result achieved, then it can be concluded that the use of TPS model with interactive visual media is able to improve the students’ learning outcomes on the topic of Ecosystem in X-2 of SMA Mandiri Balaraja Kabupaten Tangerang.

Key words: cooperative learning, think pair share, interactive visual media, and learning outcomes.

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, dengan subjek penelitian 38 siswa kelas X-2 SMA Mandiri Balaraja. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa dengan mengunakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan Media Visual Interaktif. Waktu penelitian di mulai bulan April sampai dengan Mei tahun 2013 dengan materi ”Ekosistem”. Proses penelitian dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus terdapat empat tahapan, antara lain: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Akhir siklus dilaksanakan tes dengan instrumen yang telah diuji validitas, reliabilitas, daya kesukaran, dan daya pembeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model TPS dengan Media Visual Interaktif dapat meningkatkan hasil belajar biologi. Terlihat dari rata-rata hasil belajar siswa sebelum dilaksanakan penelitian yaitu 67 dengan persentase 47,36% yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum. Pada siklus 1 menjadi 71,90 dengan persentase 68,42% dan pada siklus 2 menjadi 79,21 dengan persentase 86,84%. Berdasarkan hasil yang dicapai maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran TPS dengan Media Visual Interaktif dapat meningkatkan hasil belajar Biologi siswa pada materi Ekosistem di kelas X-2 di SMA Mandiri Balaraja Kabupaten Tangerang. Kata kunci: Pembelajaran kooperatif, Think Pair Share, Media Visual Interaktif, Hasil belajar

(2)

PENDAHULUAN

Hasil belajar siswa di sekolah sering diindikasi dengan permasalahan belajar. Hal tersebut dimungkinkan karena faktor belajar siswa yang kurang efektif, akibatnya dapat terlihat pada rendahnya hasil belajar para siswa.Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap guru bidang studi Biologi di SMA MANDIRI Balaraja hasilnya kurang memuaskan.Rata-rata ulangan hanya mencapai 67 pada tahun ajaran 2011/2012. dari jumlah siswa 38 orang yang mencapai KKM yaitu 18 orang (47,36%) dan 20 orang (52,63%) belum mencapai KKM.

Kurangnya pencapaian nilai rata-rata yang dicapai oleh siswa pada umumnya disebabkan karena dalam proses pembelajaran siswa lebih banyak mendengarkan penyampaian materi yang disampaikan oleh guru, siswa berada dalam tingkat keaktifan dan partisipasi yang rendah seperti keberanian dalam bertanya dan menjawab, model pembelajaran yang digunakan masih bersifat konvensional (ceramah dan tanya jawab) dan kurang variatif, serta penggunaan media pembelajaran kurang maksimal sehingga menimbulkan rasa jenuh dan bosan yang secara langsung dapat menurunkan semangat belajar siswa karena tidak terciptanya suasana belajar yang menyenangkan dan tidak melibatkan siswa aktif secara langsung pada proses pembelajaran.

Upaya yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah menciptakan proses pembelajaran yang kondusif agar dapat mendorong siswa lebih aktif bekerja sama dalam pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini memberi kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuan dengan kelompok yang heterogen. Model tersebut juga dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama mendiskusikan permasalahan, sehingga akan memotivasi dan tumbuh rasa ingin tahu pada diri siswa.

Model pembelajaran kooperatif yang perlu diterapkan adalah model tipe Think

Pair Share (TPS) dengan Media Visual Interaktif. Model pembelajaran kooperatif

ini membantu siswa mempelajari isi materi pelajaran yang sedang dibahas. Adanya pembagian anggota kelompok secara heterogen menghindari kemungkinan siswa mendapat nilai rendah, karena pada saat memahami materi dengan berpikir secara individu, kemudian berbicara atau bertukar pendapat dengan teman kelompoknya lalu mempresentasikannya didepan kelas siswa dibantu dengan teman kelompoknya. Interaksi yang terjadi tidak hanya antara siswa di dalam kelompoknya tetapi juga dengan guru yang pembelajarannya menggunakan media visual interaktif, siswa belajar untuk mengemukakan pendapat kepada siswa lain, menghargai pendapat serta siswa dapat meningkatkan suasana saling tolong menolong, kerja sama, keakraban antar siswa tanpa adanya perbedaan dan hubungan persahabatan.

Berdasarkan uraian tersebut maka diadakan penelitian tindakan kelas (PTK) mengenai penerapan model pembelajaran TPS dengan media Visual Interaktif untuk meningkatkan hasil belajar Biologi. Rumusan masalah yang diajukan adalah sebagai berikut: 1)Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan Media Visual Interaktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa?2) Bagaimana penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan Media Visual

Interaktif dapat meningkatkan hasil belajar

siswa?.

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk Mengetahui penggunaan model pembelajaran TPS dengan media Visual Interaktif dalam meningkatkan hasil belajar biologi hingga memperoleh nilai rata-rata kelas di atas KKM yang ditentukan, yaitu 70 serta ketuntasan 75% siswa yang mencapai KKM.

Menurut Arsyad (2011) belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri setiap orang yang disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan atau sikap karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya.

Hasil belajar pada hakikatnya dapat diartikan sebagai kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran, karena proses penilaian hasil belajar dapat

(3)

memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan peserta didik dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran. Hasil belajar menurut Hakim (2009) yaitu meliputi pengetahuan dan pemahaman tentang konsep, kemampuan menerapkan konsep, kemampuan menjabarkan dan menarik kesimpulan serta menilai pemanfaatan suatu konsep, menyenangi dan memberi respons yang positif terhadap sesuatu yang dipelajari, dan diperoleh kecakapan melakukan suatu kegiatan tertentu.

Metode pembelajaran kooperatif ini menghasilkan suatu kondisi dimana siswa saling bekerja sama dan saling membantu dalam mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Pengertian pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) seperti yang dinyatakan oleh Hardini dan Puspitasari (2012) merupakan salah satu model pembelajaran kelompok yang memiliki aturan-aturan tertentu. Prinsip dasar pembelajaran ini adalah siswa membentuk kelompok kecil dan saling mengajar sesamanya untuk mencapai tujuan bersama.

Model pembelajaran cooperatif learning tipe Think-Pair-Share yang dikembangkan oleh Frank Lyman (1997) dalam Lie, Anita (2002) mengkombinasikan teknik tersebut menjadi teknik berpikir berpasangan berempat sebagai struktur pembelajaran kooperatif. Teknik ini memberikan kesempatan lebih banyak untuk mengekspresikan dirinya. Teknik ini digunakan dalam semua mata pelajaran dan tingkatan usia anak didik.

Menurut Arsyad (2002) media Visual Interaktif adalah suatu sistem penyampaian pengajaran yang menyajikan materi berupa gambar dan teks dengan pengendalian komputer kepada penonton (siswa) yang tidak hanya melihat gambar dan teks, tetapi juga memberikan respon yang aktif, dan respon itu yang menentukan kecepatan dan sekuensi penyajian.

Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat meningkatkan semangat belajar biologi siswa dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki sehingga secara langsung berdampak pada peningkatan hasil belajar biologi siswa. Selain itu penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat membantu guru, khususnya guru biologi agar dapat meningkatkan kteativitas guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.

METODE PENELITIAN

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas X-2 SMA Mandiri Balaraja Kabupaten Tangerang tahun ajaran 2012-2013 dengan jumlah siswa 38 orang dengan karakteristik yang berbeda-beda. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2013.

PTK ini dilaksanakan secara kolaboratif antara guru mata pelajaran sebagai pelaksana model, observer, dan peneliti. Proses penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus. Rencana tindakan pada masing-masing siklus dalam penelitian ini dibagi menjadi 4 tahapan yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi dan evalusi, serta (4) analisis dan refleksi.

Pada tahap perencanaan, peneliti membuat dan mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TPS dengan Media Visual Interaktif untuk dipelajari terlebih dahulu oleh pelaksana tindakan yaitu guru mata pelajaran, menyiapkan media pembelajaran, lembar kerjasiswa, evaluasi, membuat lembar observasi siswa dan aktivitas guru, dan membuat wawancara guru serta kuisioner siswa yang nantinya akan diberikan setiap akhir siklus.

Proses pembelajaran yang telah direncanakan dilaksanakan pada kelas X-2 SMA Mandiri Balaraja sesuai jadwal penelitian dan sesuai jadwal pelajaran biologi kelas X-2 dengan waktu 2x45 menit dan setiap siklus terdapat 3 kali pertemuan. Deskripsi tindakan yang dilakukan sesuai dengan langkah kerja dalam model pembelajaran TPS dengan media Visual Interaktif. Pengamatan pada penelitian tindakan kelas ini dilakukan oleh observer,langkah yang dilakukan antara lain: 1) observasi kegiatan pembelajaran dikelas yaitu aktivitas guru dan siswa, 2) wawancara dengan guru, 3) evaluasi yang diberikan setelah satu siklus, 4) pengamatan lapangan untuk mencatat kejadian-kejadian penting yang berhubungan dengan bahan penelitian, terutama pada waktu proses pembelajaran berlangsung baik berbentuk catatan atau foto.

Setelah didapat hasil pengamatan baik dari aktivitas guru maupun aktivitas siswa serta hasil belajar biologi, kemudian hasil

(4)

tersebut akan di evaluasi dan dijadikan landasan untuk melakukan tahap berikutnya yaitu refleksi.Hasil data yang dilaksanakan dalam tahap ini akan dipergunakan sebagai acuan untuk pelaksanaan siklus berikutnya.

Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini diperoleh dari data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil pembelajaran setelah dilakukan evaluasi. Keberhasilan pada hasil pembelajaran ditandai dengan jumlah siswa yang memiliki nilai sama atau lebih dari nilai KKM 70 mencapai kriteria keberhasilan sebesar 75% dari jumlah siswa. Kategori keberhasilan dapat dilihat dari penilaian sikap (aktivitas siswa), di mana di lihat dari kegiatan yang dilakukan pada saat proses pembelajarna yaitu On Task (kegiatan yang dilakukan sesuai dengan kegiatan pembelajaran) dan Off Task (kegiatan yang dilakukan di luar kegiatan pembelajaran).

HASIL PENELITIAN Siklus 1

Berdasarkan hasil pengamatan proses pembelajaran pada siklus 1 rata-rata hasil belajar siswa semakin meningkat, antusias belajar sisiwa dalam mengikuti pembelajaran pada siklus 1 sudah berjalan baik walaupun ada sebagian siswa yang belum antusias pada proses pembelajaran, aktivitas guru dalam melaksanakan model pembelajaran sudah cukup memuaskan. Hasil siklus 1 pada penelitian ini menunjukkan peningkatan rata-rata belajar siswa dibandingkan sebelum dilakukan penelitian, akan tetapi hasil rata-rata pada siklus 1 belum memenuhi kriteria keberhasilan yang diharapkan sehingga perlu dilakukan tindakan selanjutnya. Hasil tindakan siklus 1 dapat dilihat pada gambar 1,2 dan 3.

Gambar 1 Hasil belajar siswa pada siklus 1

Gambar 2 Hasil belajar siswa pada siklus 1 Berdasarkan gambar 1 dan 2 dapat terlihat peningkatan rata-rata hasil belajar siswa, sebelum dilakukan penelitian yaitu 67 dengan persentase 47,36% siswa mencapai KKM, setelah dilakukan penelitian siklus 1 yaitu menjadi 71 dengan persentase 68% siswa mencapai KKM.

Gambar 3 Antusias belajar siswa siklus 1 Gambar 3 menunjukkan peningkatan antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini dapat terlihat dari peningkatan On task 9% sedangkan Off task menurun 9%.

Siklus 2

Siklus 2 dilakukan setelah menganalisis siklus 1, kemudian dilakukan refleksi oleh peneliti secara kolabolator bersama observer dan pelaksana model untuk melakukan perbaikan-perbaikan kelemahan pada siklus 1 untuk merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada siklus 2. Pada siklus 2 rata-rata hasil belajar, antusias siswa, dan kegiatan guru dalam proses pembelajaran semakin meningkat. Hal ini dapat terlihat dari gambar 4,5 dan 6.

(5)

Gambar 4 Hasil belajar siswa siklus 2

Gambar 5 Hasil belajar siswa siklus 2 Berdasarkan gambar 4 dan 5 dapat terlihat peningkatan rata-rata hasil belajar siswa pada tiap siklus. Pada siklus 2 rata-rata hasil belajar siswa yaitu 79 dengan kriteria keberhasilan siswa mencapai KKM yaitu sebesar 86,84% yaitu 33 dari 38 orang jumlah siswa.

Gambar 6 Hasil pengamatan aktivitas siswa Berdasarkan gambar 6 dapat terlihat peningakatan aktivitas siswa pada setiap pertemuan dalam proses pembelajaran yang berdampak pada pencapaian kriteria keberhasilan siswa.

PEMBAHASAN

Penelitian tindakan ini menggunakan penggabungan model pembelajaran TPS dan media Visual Interaktif, hasil belajar siswa sebelum dilakukan penelitian (pra siklus) adalah sebesar 67 dengan persentase 47,36%. Pada siklus pertama, nilai rata-rata siswa adalah 71 dengan persentase 68,42%. Nilai rata-rata siswa ini sudah mencapai KKM yaitu sebesar 70 namun kriteria keberhasilannya belum tercapai dan dengan jumlah perolehan kriteria keberhasilan tersebut maka harus dilakukan siklus kedua dengan adanya refleksi dan upaya–upaya perbaikan dari kekurangan pada siklus pertama.Baik dari langkah guru mengajar, media maupun aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

Pada siklus kedua hasil belajar siswa telah mencapai nilai rata-rata 79 dengan persentase 86,84%, Nilai rata-rata siswa ini telah melewati nilai KKM yang telah ditentukan. Siswa yang mendapat nilai lebih dari 70 mengalami kenaikan, yaitu dicapai oleh 33 dari 38 orang siswa.

Selain perolehan peningkatan hasil belajar, aktivitas siswa siklus I dan II selama pembelajaran diperoleh hasil nilai On Task yang mengalami peningkatan dibandingkan dengan nilai Off Task selama kegiatan pembelajaran. Pada siklus I tindakan I, On

Task mencapai persentase 66,67% dan Off Task 33,33%, pada tindakan II aktivitas On Task siswa dengan persentase 75,73% dan Off Task 24,26%. Pada siklus II tindakan I

mengalami peningkatan aktivitas On Task yang mencapai persentase 82,45% dan Off

Task 20,17%, kemudian meningkat lagi pada

tindakan II dengan aktivitas On Task siswa mencapai persentase 86,25% dan Off Task 13,74%. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa menjadi lebih baik, sehingga tercipta kelas yang kondusif dan memungkinkan proses pembelajaran berjalan dengan baik. Aktivitas On Task dan

Off Task siswa didukung oleh aktivitas

secara individu dan kelompok setiap tindakan yang memperoleh peningkatan lebih baik dan sudah mencapai persentase yang diharapkan.

Keberhasilan ini tidak lepas dari peran guru yang sudah bisa lebih memotivasi, membimbing, serta mengarahkan siswa, sehingga siswa mampu mengemukakan ide,

(6)

pendapat, serta gagasannya dalam pembelajaran. Dengan demikian pada siklus II ini telah menunjukkan adanya perubahan hasil belajar siswa. Seperti yang dikatakan Hakim (2009) Hasil Belajar yaitu meliputi pengetahuan dan pemahaman tentang konsep, kemampuan menerapkan konsep, kemampuan menjabarkan dan menarik kesimpulan serta menilai pemanfaatan suatu konsep, menyenangi dan memberi respons yang positif terhadap sesuatu yang dipelajari, dan diperoleh kecakapan melakukan suatu kegiatan tertentu.

Model pembelajaran cooperatif learning tipe Think-Pair-Share yang dikembangkan oleh Frank Lyman (1997) dalam Lie, Anita (2002) mengkombinasikan teknik tersebut menjadi teknik berpikir berpasangan berempat sebagai struktur pembelajaran kooperatif. Teknik ini memberikan kesempatan lebih banyak untuk mengekspresikan dirinya. Teknik ini digunakan dalam semua mata pelajaran dan tingkatan usia anak didik. Sedangkan menurut Zain (2010) media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra pelinghatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film rangkai), slides (film bingkai) foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun.

Keunggulan model pembelajaran Think

Pair Share disertai dengan menggunakan

media Visual Interaktif merupakan model pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk memiliki kemampuan mempresentasikan ide/gagasan kepada rekan/ teman sebaya dalam pembelajaran di kelas dan melatih siswa menjadi lebih mandiri dan memberikan kemudahan untuk dapat berkomunikasi dengan teman lainnya dalam proses belajar mengajar yang dilakukan dengan cara

sharing pendapat antar siswa, dengan

bantuan media Visual Interaktif lebih memudahkan siswa untuk mengingat yang menurut siswa sukar menjadi lebih mudah diingat dalam proses belajar, sehingga tercipta suasana belajar yang efesien dan komunikatif baik antar sesama siswa ataupun antar siswa dan guru.

Model dan media ini apabila digabungkan maka akan menumbuhkan

peran aktif siswa dalam mengemukakan pendapat, ide atau gagasan-gagasan dalam kelompok yang akan menambah atau mandapatkan pengetahuan-pengetahuan baru yang akan berdampak pada nilai hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Wina dalam Hardini dan Puspitasari (2012). Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar menciptakan interaksi yang silih asah sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar, tetapi juga sesama siswa.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif Think Pair Share (TPS) dengan media Visual Interaktif dapat meningkatkan hasil belajar Biologi Ekosistem di SMA MANDIRI Balaraja. Rata-rata nilai hasil belajar siswa sebelum dilakukan PTK sebesar 67, setelah dilakukan PTK yaitu pada siklus I nilai rata-rata 71,90, dan pada siklus II rata-rata nilai 79,21. Dengan penentuan nilai KKM 70, pada siklus II terdapat 33 orang (86,84%) sudah mencapai KKM.

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe “Think Pair Share” dan media “Visual Interaktif” mampu meningkatkan hasil belajar karena model pembelajaran yang dilakukan dengan cara

sharing pendapat antar siswa sebagai umpan

balik materi yang diajarkan guru dan dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk memiliki kemampuan kerjasama atau diskusi dan mempresentasikan ide kepada teman. Dengan bantuan media dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk memudahkan siswa dalam memahami, mengingat, dan menghafal materi pelajaran. Guru dengan aktif memotivasi dan membimbing setiap kelompok pada saat berdiskusi untuk memecahkan suatu masalah dalam bentuk lembar diskusi siswa (LDS) sehingga terbentuk keterampilan kooperatif, kemudian hasil diskusi dipresentasikan, dengan aktif kelompok lain memberikan pertanyaan. Setiap wakil kelompok yang presentasi diberikan penilaian dan yang terbaik mendapatkan reward.

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran.

Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Hakiim, Lukmanul. 2009. Perencanaan

Pembelajaran. Bandung: CV Wacana

Prima.

Hardini, Isriani dan Puspitasari Dewi. 2012.

Strategi Pembelajaran Terpadu.

Familia; Yogyakarta.

Lie, Anita. 2002. ”Cooperative Learning :

Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas”. Jakarta : PT.

Gramedia.

Zain, Aswan. 2010. Strategi Belajar

Mengajar. Jakarta: PT. Rineka

Cipta.

BIODATA PENULIS

1. Alika Prasastia Ramadhani, dilahirkan di Subang, 30 Juni 1991. Lulusan Program S1 Jurusan

Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan Bogor Tahun 2013.

2. Teti Rostikawati, Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Pakuan.

3. Triasianingrum Afikani , Dosen

Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Pakuan

(8)

Gambar

Gambar 2 Hasil belajar siswa pada siklus 1
Gambar 4 Hasil belajar siswa siklus 2

Referensi

Dokumen terkait

Pada persamaan nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat, terlihat bahwa variabel neraca perdagangan Indonesia Amerika Serikat periode sebelumnya

Nilai rata-rata kisaran ammonia pada beberapa stasiun pengamatan masih berada dalam batas normal untuk kehidupan biota laut sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan oleh

Variabel bebas Variabel terikat Parameter Alginat memiliki sifat mukoadhesi f yang memberikan sifat sitoprotektif mukosa lambung dari zat-zat Untuk mengetahui efek

Adanya gugus asam yang terikat pada atom C nomor 6 pada alginate, karagenan maupun agrose akan menghalangi terbentuknya ester sehingga perlu dideaktivasi dengan cara

Tabel di atas menunjukan bahwa se- tiap item pertanyaan/pernyataan sikap suka terhadap bahasa Inggris, rata-rata kese- luruhan jawaban yang di dapat dari pejabat senior di

[r]

Penilaian adalah suatu usaha untuk mengumpulkan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh, tentang proses dan hasil belajar yang dicapai oleh

Apabila yang hadir bukan direktur atau penerima kuasa yang namanya tercantum pada akta pendirian atau perubahan, maka POKJA berhak menolak dan perusahaan saudara