• Tidak ada hasil yang ditemukan

LIGHT SCATTERING LAYER PADA DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LIGHT SCATTERING LAYER PADA DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KARAKTERISTIK PASTA TIO

2

SUHU RENDAH DAN APLIKASI

LIGHT SCATTERING LAYER

PADA

DYE SENSITIZED SOLAR CELL

(DSSC)

M. Al Qibtiya

1)

, L. Muliani

2)

, A. Suhandi

1)

, J. Hidayat

2)

1Jurusan pendidikan Fisika, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

2Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi LIPI

Jl. Sangkuriang Komp.LIPI Gd.20 Bandung

mariya.al@student.upi.edu, liamuliani@gmail.com, a_bakrie@yahoo.com

ABSTRAK

KARAKTERISTIK PASTA TIO2 SUHU RENDAH DAN APLIKASI

LIGHT SCATTERING LAYER PADA DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC)

Tulisan ini menjelaskan aplikasi pasta TiO2 reflektor (atau elektroda kerja

dengan light scattering layer) pada sel surya berbasis dye-sensitized (DSSC). Preparasi pasta dilakukan menggunakan bahan komersial yaitu pasta T-Nanooxide D-L (Solaronix) dan serbuk pasta WER2-O (Dyesiol) sebagai bahan reflektor. Bahan tersebut dianalisis struktur kristalnya. Hasil karakterisasi X-Ray Diffraction (XRD) menunjukan bahwa bahan TiO2 serbuk yang digunakan adalah nanokristal dengan

struktur kristal anatase.

Pembuatan pasta dilakukan melalui pencampuran serbuk pasta menggunakan pelarut ethanol dan larutan HCl tanpa binder. Penambahan TiO2 reflektor sebagai light

scattering layer pada pasta dilakukan untuk melihat pengaruhnya terhadap

karakteristik sel surya yang dihasilkan. Pasta ini dideposisi di atas permukaan plastik dan kaca konduktif (ITO-PET dan FTO) dengan metode doctor blade. Proses sintering lapisan TiO2 dilakukan pada suhu 120˚C selama 4 jam. Lapisan TiO2 yang terbentuk

dianalisis morfologi permukaan menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM). Hasil SEM menunjukan bahwa dengan penambahan TiO2 scattering pada pasta ukuran

partikel yang lebih besar dapat teramati.

Lapisan TiO2 yang terbentuk diaplikasikan pada DSSC sebagai fotoelektroda.

Pewarnaan dengan larutan N-719 (Ruthenium Complex), lapisan elektroda kerja Platina dan larutan elektrolit iodine. Karakteristik kurva I-V dengan ukuran sel daerah aktif 1 cm2 diukur menggunakan sun simulator AM1,5 dengan sumber cahaya Xenon dan intensitas 50 mW/cm2. Hasil pengukuran menunjukkan penambahan serbuk TiO2

reflektor (serbuk scattering) dapat meningkatkan unjuk kerja sel surya yang dihasilkan. Karakteristik I-V yang terbaik dihasilkan oleh DSSC campuran pasta Solaronix dan bubuk TiO2 reflektor menghasilkan efisiensi mencapai 0.166% dan pada

substrat kaca mencapai efisiensi 0.167%

Kata kunci : dye sensitized solar cell, Pasta TiO2 suhu rendah, light scattering layer

(2)

ABSTRACT

CHARACTERIZATION OF LOW TEMPERATURE TiO2 PASTE AND THEIR

APPLICATIONS IN LIGHT SCATTERING LAYER OF DYE SENSITIZED SOLAR CELL ( DSSC )

This paper describes the application of TiO2 paste reflector ( or working electrode

with a light scattering layer ) in dye - sensitized solar cell ( DSSC ) . Preparation of paste is done using commercial materials T - Nanooxide DL ( Solaronix ) and WER2 - O powder ( Dyesiol ) as a reflector . The crystal structure of the material was analyzed. Characterization of X - Ray Diffraction ( XRD ) showed that the material used is TiO2

nanocrystal powders with anatase crystalline structure. Making pasta is done by mixing the powder paste using ethanol solvent and HCl solution without binders . The addition of TiO2 reflector as light scattering layer on the pasta is done to see its effect on the

characteristics of the resulting solar cell . This paste is deposited on the surface of the plastic and conductive glass ( ITO - PET and FTO ) by the doctor blade method . TiO2 layer sintering process carried out at a temperature of 120 ˚ C for 4 hours . TiO2 layer

formed surface morphology was analyzed using Scanning Electron Microscopy ( SEM ) . SEM results showed that the addition of TiO2 paste scattering at larger particle sizes can

be observed . TiO2 layer formed as fotoelektroda applied in DSSC . Staining with a

solution of N - 719 ( Ruthenium Complex ) , a layer of platinum working electrode and electrolyte solution iodine . Characteristic IV curve with a cell size of 1 cm2 active area was measured using a sun simulator AM1 , 5 with Xenon light source and intensity of 50 mW/cm2 . The measurement results show the addition of TiO2 reflector powder ( powder

scattering ) can improve the performance of solar cells are produced . IV characteristics of DSSC are best produced by a mixture of paste and powder TiO2 Solaronix generate

efficiency reflectors reach 0.166 % on plastics and 0.167% on glass substrate.

Keywords : dye sensitized solar cell , low temperaure TiO2 paste, light scattering layer

Sel surya berbasis dye-sensitized (DSSC) bekerja berdasarkan

photoelectrochemical, dimana proses

absorbsi cahaya dilakukan oleh molekul dye dan proses pemisahan muatan oleh bahan inorganik semikonduktor yaitu TiO2. DSSC ini di pertama kali

diperkenalkan oleh Gratzel pada tahun 1991 yang menjadi alternatif menarik pada perkembangan fotovoltaik karena rendahnya harga produksi, macam-macam substrat yang bisa digunakan, dan ramah lingkungan dalam fabrikasinya. Titanium Dioksida (TiO2)

merupakan semikonduktor yang memiliki bandgap lebar dan umumnya besifat inert, non toxic, murah, dan memiliki karakteristik optik yang baik (M. Gratzel. 2003). TiO2 banyak dibuat

dalam variasi bentuk seperti serbuk nano, koloid, lapisan tipis, untuk aplikasi

llingkungan dari mulai deoderization hingga purifkasi udara dan air. Pada DSSC sifat film TiO2 bergantung dari

teknik preparasi pembuatan pasta karena pasta yang baik akan mempengaruhi unjuk kerja dari DSSC. Pada DSSC fleksibel pasta TiO2 dipreparasi untuk

proses fabrikasi temperatur rendah karena sesuai dengan substrat yang digunakan, sehingga untuk aplikasinya pasta harus menggunakan bahan bahan yang cocok pada temperatur rendah. Pasta TiO2 sudah banyak diproduksi oleh

beberapa pusat penelitian seperti Solaronix dan Dyesol yang khusus meneliti solar sel. Pasta TiO2 untuk

proses fabrikasi temperatur rendah harus dikarakterisasi untuk menghindari retaknya film karena gumpalan partikel yang besar yang diakibatkan dari kehilanganya binders organik (Hashita.

(3)

C. W, Fuzhi Huang, Yi-Bing Cheng. 2012). TiO2 nanopartikel yang

digunakan sebagai elektroda kerja pada DSSC adalah penghambur cahaya tampak yang sangat rendah, sehingga sebagian besar cahaya yang terkena DSSC bertransmisi melalui TiO2 tanpa

berinteraksi dengan dye sensitizer.

Scattering layer berbagai struktur, termasuk pusat hamburan dan lapisan atas hamburan, sudah secara efektif digunakan untuk meningkatkan light

harvesting (mengumpulkan cahaya)

yang semua itu untuk meningkatkan efisiensi sel surya (S. Hore, C. Vetter, R. Kern, H. Smit, A. Hinsch, Sol. 2006). Sebagai fotoelektroda TiO2 harus

memiliki sifat optik yang baik dan luas permukaan yang baik untuk penyerapan

dye, tingkat energi material TiO2 harus

sesuai dengan dye yang tereksitasi, memiliki mobilitas pembawa muatan yang tinggi, harus mudah disintesis, stabil, murah, dan ramah lingkungan (Zhang 2011). Karakteristik material TiO2 seperti struktur, morfologi, serta

sifat optik dan listrik sebagai material semikonduktor sangat mempengaruhi karakteristik DSSC

Gambar 1. Skema DSSC dengan lapisan partikel TiO2 dan partikel reflektor

METODE

Preparasi Substrat pasta TiO2

Penamaan sampel pasta TiO2 bisa dilihat

pada Tabel 1.

Alur pembuatan pasta seperti pada Gambar 2.

Tabel 1. Penamaan pasta TiO2

Sampel Pasta

A TiO2 Solaronix

B TiO2 Solaronix + reflector

Gambar 2. Alur tahap pembuatan DSSC

A. Preparasi pasta TiO2

Pasta A sudah tersedia dalam bentuk pasta TiO2 maka preparasi pasta

pada pasta B dilakukan dengan melalui pencampuran serbuk pasta menggunakan pelarut ethanol dan larutan HCl tanpa

binder. Preparasi pasta TiO2

Deposisi TiO2 ke

ITO

Sintering TiO2 pada pada

suhu sinter 120˚C

Absorbsi larutan dye ke lapisan TiO2

Pembuatan struktur sandwich elektroda TiO2

dan counter elektroda

Pengisian elektrolit pada ruang antar 2 elektroda Preparasi larutan

dye

Sputtering counter elektroda Platina

Karaktrisasi Sel surya Preparasi Substrat

Karakterisasi Film TiO2

berhasil tidak

tidak

DSSC ya

(4)

B. Larutan dye

Jenis dye yang dipakai adalah jenis ruthenium complex Ruthenizer 535-bisTBA atau yang biasa dikenal N719 memiliki lebar band-gap semikonduktor oksida yang kepekaanya sangat efisien, seperti titanium dioksida, sampai dengan panjang gelombang 750 nm.

C. Preparasi counter elektroda platina Platina yang digunakan sebagai target dimasukan kedalam chamber sputtering yang setelah itu divakum kemudian dimasukan gas argon, ion argon menumbuk platina sehingga target mengeluarkan atom atom yang akan menuju ke substrat ITO-PET konduktif. Chamber sputtering disiapkan dengan sistem sputtering tekanan dasar 4,4 x 10

-3

torr dan tekanan gas argon 4 x 10-3 torr dengan daya 50 watt, waktu sputtering 20 menit.

D. Proses Assembly DSSC

Substrat plastik ITO-PET dipotong dengan ukuran 2 x 2 cm dicuci menggunkan aquades dan isopropanol (IPA) kemudian dibentuk tempat untuk deposisi TiO2 dengan bantuan Scotch

tape pada bagian konduktifnya sehingga

terbentuk area sebesar 1 x 1 cm kemudian pasta TiO2 dideposisikan di

atas daerah yang telah dibuat pada plastik konduktif dengan metode doctor

blade yang kemudian dipanaskan

dengan suhu sinter 120˚C kemudian direndam dengan larutan dye selama 24 jam.

Gambar 3. Proses pewarnaan dengan larutan dye

Counter elektroda platina kemudian diletakan di atas lapisan TiO2 dengan

struktur sandwich dan larutan elektrolit kemudian diteteskan kira-kira sebanyak 2 tetes kepada ruang antara kedua elektroda dan sel surya siap untuk dikarakterisasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis struktur kristal TiO2

Kurva karakteristik XRD ditunjukan pada Gambar 4. yang menunjukan TiO2 memiliki fase kristal

anatase sesuai dengan Joint Commitee

on Powder Diffraction Standards

(JCPDS) no 21-1272.

Gambar 4. Pola XRD pasta TiO2

reflektor dan TiO2 soalronix

Dari Gambar 4. dapat diamati terdapatnya puncak-puncak yang bersesuaian untuk fase anatase pada ketiga sampel, yaitu pada sudut 2θ di sekitar 25˚, 37˚, 48˚, 54˚, 62˚. Puncak-puncak tersebut bersesuaian dengan orientasi kristal pada (101), (104), (200), (105), (204). Puncak tertinggi dimiliki oleh bidang orientasi (101) yang akan diukur besar kristal dari hasil XRD masing-masing sampel. Ukuran kristal dapat dihitung secara kuantitatif menggunakan metode Scheerer melalui persamaan (Han. H, Zan. L, Zhong. J, Zhang. L, Zhao. X. 2004) ( Abdullah. M, 2009).

.

(5)

Dengan k adalah konstanta sebesar 0,89; λ adalah panjang gelombang sumber sinar-X; dan β adalah lebar penuh setengah tinggi maksimum puncak difraksi (dalam satuan radian). Nilai β yang digunakan adalah nilai puncak anatase pada orientasi bidang (101) dan didapatkan hasil ukuran kristal yang diperlihatkan pada Tabel 2.

Table 2 Data perhitungan ukuran kristal TiO2

k ( (˚) (rad) 2 D (nm)

0,89 0,76 0,01326 0,974 10,92

0,89 0,16 0,00279 25,295 12,647 0,976 53,14

Dari Tabel diatas dapat diamati ukuran kristal Solaronix lebih kecil dan ukuran paling besar dimiliki oleh TiO2

Reflektor. hal ini merupakan hasil yang positif karena diharapkan dengan ukuran kristal yang semakin kecil menghasilkan ukuran partikel yang lebih kecil pula yang baik untuk diaplikasikan sebagai material DSSC (Timuda. G. E, Maddu. A, Irmansyah, Widiyatmoko. B. 2010). TiO2

yang digunakan cocok untuk diaplikasikan pada DSSC karena mempunyai fasa kristal anatase yang mempunyai kemampuan fotoaktif yang tinggi.

2. Karakteristik morfologi lapisan TiO2

Citra SEM dapat dilihat dari Gambar 5. yang merupakan gambar dari deposisi film TiO2 pasta A dan pasta B dapat

diamati bahwa secara umum partikel yang dihasilkan memiliki morfologi

mesoporous (berpori) dan berada pada

ukuran skala nanometer.

Gambar 5. Figure SEM hasil deposisi TiO2

(a) pasta A; (b) pasta B (Retnaningsih. L, Muliani. L,.Wiranto. G. 2013); (c) campuran pasta A dan pasta B

Sampel A jenis Solaronix memiliki ukuran partikel sangat kecil mencapai >100 nm terlihat pada gambar distribusi ini mengakibatkan terjadinya aglomerasi (gumpalan) dan dapat teramati adanya bongkahan-bongkahan besar yang merupakan hasil penggumpalan. Ukuran partikel yang kecil umumnya lebih tidak stabil dibanding partikel yang lebih besar oleh karenanya kemungkinan terjadinya gumpalan satu sama lain juga tinggi, distribusi ukuran partikel tampak tidak seragam pada Gambar 5.(a) yang diakibatkan terjadinya penggumpalan dan juga butiran-butiran kecil yang teramati secara bersamaan. Penambahan TiO2

reflektor sebagai penghambur cahaya dapat dilihat morfologi yang ditunjukan pada gambar 5.(c). Perbedaan fisik sangat terlihat dari butiran sampel B dibandingkan dengan sampel B. Gambar 5. (c) menunjukan ukuran partikel dari campuran sampel A dengan TiO2 reflektor, ukuran partikel

terlihat lebih besar ini membuktikan bahwa TiO2 reflektor merupakan pasta dengan

ukuran partikel yang besar. Hal ini membuktikan bahwa ukuran partikel TiO2

reflektor lebih besar dibanding ukuran partikel sampel A. Dari Gambar 7 yang memperlihatkan keadaan morfologi TiO2

reflektor dengan pembesaran 40000x tampak jelas ukuran partikel yang berukuran besar. Dengan penambahan TiO2 reflektor

mengakibatkan cahaya yang datang ke dyes menjadi terhambur sehingga daya serap dyes semakin banyak.

3. Karakterisasi I-V

Hasil karakterisasi I-V dilakukan untuk mengetahui sifat listrik dari DSSC yang telah siap diuji. Saat cahaya yang membawa energi foton mengenai DSSC, akan ada

(a) (b)

(6)

elektron dari dye yang mendesak elektron dari TiO2 tereksitasi dari pita konduksi ke

pita valensi dan menuju elektroda kerja sehingga tercipta arus dalam DSSC, kemudian mengalir diluar rangkaian kemudian diukur tegangan dan arus menggunakan sun simulator.

Gambar 6. Kurva I-V DSSC yang dibuat (a) dengan substrat plastik dan (b) substrat kaca

Kurva I-V menggunakan pasta A pada substrat plastik (gambar 6.a) menunjukan bentuk yang cenderung lurus tidak eksponensial, namun dengan penambahan TiO2 reflektor maka kurva yang dihasilkan

lebih baik dan mengikuti karakterisasi sel surya. Perbedaan konversi efisiensi menggunakan pasta juga ditunjukan pada tabel 3. dengan penambahan TiO2 reflektor

sebagai lapisan penghambur ternyata menaikan arus dan tegangan yang lebih baik, dan otomatis menaikan efisiensi. Dengan menggunakan pasta sampel A didapatkan efisiensi sebesar 0,037% dan dengan

penambahan TiO2 reflektor efisiensi naik

menjadi 0,166%.

Sedangkan kenaikan kurva juga terjadi pada DSSC dengan substrat kaca (gambar 6.b) efisiensi yang dihasilkan pasta A 0.074% dan setelah penambahan TiO2

reflektor naik mencapai 0.167%.

Dengan menggunakan TiO2 Reflektor

sebagai scattering layer yang akan menghamburkan cahaya yang datang ke permukaan dyes hal ini akan mempengaruhi daya serap dari dyes sehingga dyes yang terserap akan lebih banyak menyerap sinar matahari, yang mengakibatkan banyaknya elektron yang akan berdifusi pada TiO2

Tabel 3. Hasil pengukuran I-V

KESIMPULAN

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa hasil karakterisasi XRD terhadap bahan TiO2

yang membuktikan bahwa pasta ini mempunyai fase anatase ukuran kristalit yang cocok untuk apliaksi pada DSSC. Karakterisasi morfologi lapisan TiO2

juga dilakukan dengan Scaning Electron

Microscopy SEM yang menyatakan

keadaan morfologi dari film menyatakan partikel secara umum adalah mesoporos dengan ukuran partikel TiO2 reflektor

yang terbukti besar sebagai lapisan pengambur cahaya. Hasil karakterisasi I-V menghasilkan efisiensi B lebih besar dari pasta A. Setelah penambahan TiO2

ferlektor menjadi kebalikanya hal ini membuktikan bahwa dengan penambahan dari TiO2 reflektor tipe

WER2-O sebagai penghalang cahaya dapat menaikan efisiensi DSSC. Tidak adanya informasi tentang sifat optik dari

Sampel Voc (V) Isc (mA) Pm (W) Fill Factor Efisien si (%) plastic A 0,326 0,17 1,98 x 10 – 5 0,349 0,037 B 0,570 0,3 8,18 x 10 – 5 0,475 0,166 Glass A 0,489 0,13 3,64 x 10 – 5 0,56 0,074 B 0,509 0,3 8,23 x 10 – 5 0,564 0,167 (a) (b)

(7)

pasta TiO2 dan untuk megoptimalkan

komposisi campuran pasta TiO2 reflektor

dengan TiO2 nanopartikel menjadi

penelitian yang harus ditelitit lebih lanjut untuk DSSC dengan performa yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Yulianto, B . (2011). Solar Cell Sumber Energi Terbarukan Masa Depan. diambil dari Artikel ESDM website: http/www.esdm.go.id/berita/artikel/ 56-artikel/4034-solar-cell-sumber-energiterbarukan-masa-depan-.html M. Gratzel. (2003). “Dye-sensitized

solar cell” Journal of Photochemistry and Photobiology C,4, 145.

Hashita. C. W, Fuzhi Huang, Yi-Bing Cheng. (2012). “Fabrication of Flexible Dye Sensitized Solar Cells on Plastic Substrates”. Journal Nano Energy, 2, 174-189.

S. Hore, C. Vetter, R. Kern, H. Smit, A. Hinsch, Sol. (2006). “Influence of scattering layers on efficiency of dye-sensitized solar cells. Solar

Energy Material and Solar Cells,

90, 1176-1188.

Wei Zhang (2011). “Fabrication of Dye Sensitized Solar Cells with Enhanced Energy Conversion Efficiency”. Thesis of M.Sci, National University of Singapore.

Han. H, Zan. L, Zhong. J, Zhang. L, Zhao. X. (2004). “The Preparation of High-Surface-Area Nanocrystalline TiO2 Films Using

Easy-Reggregration Particles in Solution. Material Science and

Engineering B, 110, 227-232.

Abdullah. M, (2009). Pengantar

Nanosains. Penerbit ITB:

Bandung.

Timuda. G. E, Maddu. A, Irmansyah, Widiyatmoko. B. (2010). “Sintesis Partikel Nanocrystalline TiO2

untuk Aplikasi Sel Surya

Menggunakan Metode

Sonokimia”. Prosiding Pertemuan

Ilmiah, XXIV, 104-109.

Retnaningsih. L, Muliani. L,.Wiranto. G. (2013). “Characterization of Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) which used TiO2 Scattering

Layer”. Jurnal Elektronika dan

Gambar

Gambar  1.  Skema  DSSC  dengan  lapisan  partikel TiO 2  dan partikel reflektor
Gambar  3.  Proses  pewarnaan  dengan larutan dye
Gambar  5.  Figure  SEM  hasil  deposisi  TiO 2
Gambar  6.  Kurva  I-V  DSSC  yang  dibuat  (a)  dengan  substrat  plastik  dan  (b)  substrat kaca

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran dengan Penggunaan Media Gambar Dari kegiatan observasi pelaksanaan pembelajaran kemudian dianalisisnya, diketahui bahwa nilai

Pengelompokan tersebut menempatkan TAP MPRS dan TAP MPR kedalam 6 (enam) kelompok yaitu: 1) TAP MPRS dan TAP MPR yang dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi

system or to implement controls to lower the risk to an acceptable level. 

Berdasarkan pemaparan di atas, manfaat ekonomi yang diperoleh klub dalam jumlah material tertentu, kemudian semua biaya yang timbul dan dikeluarkan untuk

Faktor diturunkannya suku bunga kali ini juga tidak berbeda dengan pemotongan bulan sebelumnya dimana Bank Indonesia melihat bahwa tingkat inflasi masih akan berada di level

Kemmis dan Mc Taggart mengatakan bahwa penelitian tindakan adalah suatu siklus spiral yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi)

Untuk memahami praktek perladangan berpindah yang dilakukan oleh Suku Wemale di Kabupaten Seram Bagian Barat dilakukan penelitian dengan tujuan mengetahui faktor-faktor

Hasil estimasi parameter model kebutuhan transportasi yang dihasilkan pada kondisi pemilihan rute keseimbangan (equilibrium assignment) dan pemilihan rute